SITUASI PENYAKIT MALARIA DI KOTA PALU TAHUN 2007- 20tt

SITUASI PENYAKIT MALARIA DI KOTA PALU
TAHUN 2007 - 20tt
Ketut Suarayasat
'Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Tadulako

This study was conducted in Palu -"1:,:*Tffif[rh is one oJ the malaria enclemic areas
in central Sulawesi with endemiciQ from low to moderate. This descriptive studlt was using
data from Palu Municipality Health Department that were analysed to gather infbrmation
about malaria situation in Palufor the last 5 years (2007-2011). The results showed that
malaria cases in Palu were Jluctuated in the last 5 years. In 2007 , I 080 malaria clinical cases
were reported with 94 cases were confirmed positivefor malaria. For 2008 and 2009, 900
malaria clinical cases (53 cases confirmed positive) and I I I9 malaria clinical cases (92 cases
con;firmed malaria) were reported. In 2010, 1114 clinical coses were reported with 95 cases
positive.for.falciparum, 22 cases positive for vivax, and 6 cases .for mix malaria (falciparum
and vivax). 695 malaria clinical cases were reported in 20lt with 6 cases positive for
.falciparum, l4 cases positit,efor vivax, and I casefor mix malaria.
Survey among malaria patients is needed in order to confirm the contact histotlt.
Therefore, malaria eliminatiorL ptngram in Palu Municipali4, can be plaruted.

Key words: clinical malaria, malaria positive, laboratory confirmation, Palu Municipality


PENDAHULUAN
Malaria masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat utama di
seluruh dunia. Daiam Buku The World
Malaria Report 2005, World Health
Organizatiorz (WHO), menggambarkan
walaupun berbagai upaya telah dilakukan,
hingga tahun 2005 malaria masih rnenjadi
masalah kesehatan utama di 107 negara di
dunia. Penyakit ini menyerang sedikitnya
350-500 juta orang setiap tahunn;va dan
menyebabkan kematian sekitar 1 juta
orang setiap tahunnya. Diperkirakan saat
ini masih sekitar 3,2 miliar orang hidup di
daerah endemis malada'"

Di Indonesia. malaiia

masih


merupakan salah satu penyakit ntenular
yang sampai saat ini menja,Ji ancaman dan
sering menimbuikan Kejadian Luar Biasa
(KLB) '''. Penyakit ini merupakan salah
satu masaiah kesehatan masyarakat yang
ikut mempengaruhi angka keinatian dan
-calita
kesakitan bayi, anaL
dan ibu
melahirkan serta dapat me lrnriinkan
produktivitas sumber daya manusia ".

20

Diperkirakan 60 % penduduk indonesia
tinggal didaerah endemis malaria yang
tingkat endemisitasnya beragam di JawaBali dan diluar Jawa-Bali, termasuk
wilayah Sulawesi Tengah u'. Diagnosis
malaria ditegakkan berdasarkan gejala
klinis, pemeriksaan laboratorium, dan


pemeriksaan penunjang t''. Diagnosa pasti
dibuat dengan ditemukannya parasit
malaria dalam pemeriksaan rnikroskopis
t *.
laboratorium

Di Sulawesi Tengah,

malaria

meruDakan penyakit rakyat yane telah
menl,ebar di seiuruh Kabupaten di
Suiawesi Tengah, bahkan di beberapa
tempat pernah meniinbulkan KLB. Kota
Pal,; sendiri merupakan daerah yang
tergolong endemis inalaria. dengan tingkat
endemisitas rendah dan menengah. Selain
itu ada beberapa wilayah di Kota Palu yang


tingkat endernisitasnya Zero
Int:itlencet'

Cu,se

.

Situasi kasus malaria di Kota Palu
dalarn 5 (liirra) tahun terakhir (2007-2011)
cenderung berfluktuasi, baik jumlah kasus

Situasi Penyakit Malaria di Kota Palu ............ (Ketut Suarayasa)

klinis maupun kasus yang telah di

analisa data.

konfirmasi dengan laboratorium. Yang
menarik adalah perbandingan jumlah
kasus klinis dari tahun ke tahun, terutarna

bila membandingkan jumlah kasus klinis
dari tahun 2007-2010 bila dibandingkan
dengan jumlah kasus klinis tahun 201L,

Buhun yang digunakan berup a alat
pengumpul data berupa buku catatan (note

dimana program Global Fund (GF) telah
mulai berjalan. Demikian halnya dengan

jumlah kasus yarg dikonfirmasi

laboratorium (mikroskopik) maupun
Rapid Diagnostic ksr (RDT). Meskipun
RDT merupakan paket untuk diagnosis
dalam rangka terapi Artemisinin-based
Combination Therapy (ACT), namun
hingga saat ini penelitian tentang
ketepatan dengan menggunakan diagnosis
RDT masih minim dibandingkan dengan

mikroskopis'0.
Sedangkan untuk terapi malaia dengan
menggunakan ACI data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2010

menunjukkan cakupan pengobatan
malaia yang efektif dengan ACT untuk

semua umur adalah 33,7 persen. Hal ini
bisa terjadi karena beberapa hal seperti

kesulitan minum obat, kurangnya

kesadaran orang tua memberi obat dan
sebagainya ".

Penelitian

ini bertujuan


untuk

memperoleh gambaran situasi malaria di
Kota Palu pada 5 (lima) tahun terakhir,
yakni sejak tahun 2007 sampai dengan
tahun 2017, setelah adanyaintervensi dari
Global Fund (GF) dalam pengendalian
penyakit malaria di Sulawesi Tengah,
khususnyaKotaPalu.

BAHANDANMETODE
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif untuk menggambarkan situasi
malaiadi KotaPalu selama 5 (lima) tahun
terakhir (2001-20TT). Penelitian ini
dilaksanakan di Kota Palu pada tahun
2011. Data diperoleh dari laporanprogram
pengendalian penyakit malaria Dinas
Kesehatan Kota Palu tahun 20ll (data

sekunder), untuk kemudian dilakukan

'

book) dan data diolah dengan

menggunakankomputer.

HASIL
Kota Palu adalah Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Tengah, dengan luas wilayah
39.506 W, 4 kecamatan, 43 kelurahan
dan jumlah penduduk 348.816 jiwa. Kota
Palu termasuk ke dalam daerah
khatulistiwa karena dilewati oleh garis
equator, sehingga musim panas lebih
panj ang dafi pada musim huj an. Topografi
terdiri atas darutan, pegunungan dan teluk.

Kota Palu merupakan daerah yang

tergolong endemis malaria dengan tingkat
endemisitas rendah dan menengah.
Bahkan ada beberapa wilayah di Kota Palu
yang tingkat endemisitasnya Zero Case
Incidence.

Situasi Kasus Malaria Tahun 20A7 -

20tt

Situasi kasus malaia di Kota Palu
pada 5 (lima) tahun terakhir cenderung
berfluktuasi. Tahun 2007 sebanyak 1.080
kasus klinis dengan 622 kasus konfirmasi
pemeriksaan laboratorium dan 94 kasus
malanapositif. Tahun 2008 sebanyak 900
kasus klinis dengan 587 kasus konfirmasi
pemeriksaan laboratorium dan 63 kasus
malaria positif. Tahun 2009 sebanyak
1.119 kasus klinis dengan 762 kasus

konfirmasi pemeriksaan laboratorium dan
92 kasus malaia positif. Kasus malaria
tahun 2010 yaitu jumlah total penemuan
penderita malaia sebanyak Lll4, tanpa
pemeriksaan sediaan darah sebayak I24

kasus, konfirmasi pemeriksaan

laboratorium 986 kasus, konfirmasi

pemeriksaan RDT 4 kasus dan positif
malaria sebanyak 123 kasus (58 laki-laki

dan 65 perempuan), dengan 95 P.
falciparum, 22 P. vivax, dan 6 mix
(falciparum dan vivax). Sedangkan pada
tahun 20ll sebanyak 695, semua

2T


Jurnal Vektor Penyakit, Vol. VI No. 2,\OLZ :20 - 28

falciparum, 14 P.vivax dan I mix

terkonfirmasi laboratorium dengan 569
pemeriksaan mikroskopis dan 126 RDT,
positifmalaria sebanyak 2 1 kasus (14 laki-

laki dan 7

perempuan), dengan

6

(falciparum dan vivax). Hal ini bisa dilihat
pada grafik 1 dantabel l dibawah ini :

P

1200

1000

800

600

400

200

0

2008

20to

2009

Grafik

20tL

1

Jumlah Pemeriksaan Malaria Klinis, Sediaan Darah (SD)
Diperiksa dan SD Positif Malaria di Kota Paiu Tahun 2007 sid 2011

Tabel

1

Data Annual Parasite Incidence (API) Kota Palu Tahun 2007 sid 2011

Pemeriksaan Sediaan Darah
Tahun

Malaria
Klinis

API

Sediaan Sediaan Slide
Darah PositiJ
Darah
(SD)
(SD)
Rate

Diperiksa Positif
r

2008

900

o,2t

%o

587

2009

1119

0,30

%oo

762

2010

1.1t4

0,39

u/o,

990

695

0,06

%oo

695

201

22

622

080

2007

1

94
63
92
123
21

(SPR)
(:%)
15,1

10,73
12.07
12,42

3,02

Situasi Penyakit Malaria di Kota Palu ............ (Ketut Suarayasa)

Sedangkan peta stratifikasi malaria dari tahun

berikut

2007

2011 di Kota Palu adalah sebagai

:

PETA API MALARIA PERPI.JSKESMAS
DI KOTA PALU TAHUN 2OO7

wkp. shp

t:]

LCt
MCr

TIDAK ADA

Gambar 1. Peta Stratifikasi Malaria menurut Kelurahan di Kota Palu Tahun 2007
Berdasarkan peta stratifikasi malaria
dengan menggunakan angka API pada
gambar 1 terlihat ada 4 Puskesmas yang
berada pada strata medium (Moderate

Insidence Area/MIA) yakni : Puskesmas

Tawaeli, Puskesmas Mamboro,

Puskesmas Kawatuna dan satu kelurahan
di wilayah Puskesmas Singgani.

PETA TAHUNAN STRATIFIKASI MALARIA
KOTA PALU TAHUN 2OO8

STATUS KELURAHAN
f__l BEBAS

m3

I

LrA

lMrA

tr+,
N

Gambar

2.

S

Peta Tahunan Stratif,rkasi Malaria Kota Palu Tahun 2008

23

Jurnal Vektor Penyakit, Vol. VI No. 2, 2012 :20 - 28

Peta stratifikasi pada gambar

2

memperlihatkan bahwa 4 kelurahan di
wilayah Puskesmas Tawaeli masih berada
pada strata MIA, bersama-sama dengan
Puskesmas Kawatuna dan Puskesmas
Tipo. Bila dibandingkan peta tahun 2007,
jumlah Puskesmas yang masuk strata MIA
mengalamipenurunan.

Untuk peta stratifikasi malaria tahun

2009 pada gambar 3, terlihat bahwa
wilayah Puskesmas yang berada pada
strata MIA mengalami pergeseran ke
Puskesmas Kawatuna, Puskesmas Talise
danPuskesmas Kamonji.

Gambar. 3 Peta Stratiflrkasi Malaria menurut Kelurahan di Kota Palu Tahun 2009

Pergeseran wilayah Puskesmas yang

masuk dalam strata low (Low Case
Insidence/LCl) dan medium/moderate

pada peta stratifikasi Malaria tahun 2010
dan tahun 2}ll,sebagaimana terlihat pada
gambar4 dangambar5.

(Moderate Case Insidence/MCl) terlihat

PETA STRATIFI}