PAMEKASAN DALAM KACAMATA PENDIDIKAN
PAMEKASAN DALAM KACAMATA PENDIDIKAN NASIONAL
Oleh: SAMSUL AR
“Bangsa yang tidak memperhatikan pendidikan akan ketinggalan dalam kehidupan
global yang penuh persaingan dan kerjasama. Bangsa-bangsa yang maju karena
pendidikannya yang membebaskan dan mengembangkan daya kreativitas akan
menempatkan bangsa tersebut sebagai bangsa yang menang dalam persaingan bebas.
(HAR Tilaar 2003)”
Pamekasan dalam lintang geografi; sebuah analisaKota pendidikan disematkan pada kota Pamekasan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, M. Nuh, pada tanggal 24 Desember tahun 2010 silam. Menarik jika
menelisik lebih jauh jumlah perguruan tinggi di kabupaten pamekasan yang mana
perguruan tinggi sebagai cermin sarana peningkatan kualitas manusia dalam berbagai
disiplin ilmu. Secara kuatitas, jumlah perguruan tinggi di kota Pamekasan kurang lebih
sekitar 10 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Misal, Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN), Univesitas Islam Madura (UIM), Universitas Madura (UNIRA),
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Khairat (STAI), AKBID Haifa Husada Pamekasan,
Akper, STIEBA, STIU Al-Mujtama’, STAIMU Panyeppen, dan beberapa perguruan
tinggi yang baru berdiri atau dalam proses pendirian. Data tersebut sebagai bukti
bahwa kota pendidikan sangat layak untuk disematkan pada kabupaten pamekasan.Secara Geografi pamekasan terletak pada wilayah ideal di antara empat kabupaten yang
ada di Madura. Terdapat 13 kecamatan, 11 kelurahan, 178 desa, 1.021 RW, dan 2.554
R Pada tahun 2009 jumlah penduduk di kabupaten Pemekasan sebanyak 835.101
jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 405.345 jiwa dan perempuan sebanyak 429.756
jika dibandingkan dengan jumlah lembaga pendidikan baik negari maupun swasta yang
ada di kabupaten pamekasan sebagai adalah sebagai berikut: Jumlah lembaga pendidikan
mulai dari tingkat TK sampai dengan Sekolah menengah atas sebanyak 1.987 lembaga,
207.381 peserta didik, dan 25.624 Guru. Dengan demikian peserta didik yang telah
mengenyam pendidikan pada tahun 2009 sekitar 24% dari total penduduk yang ada di
kabupaten Pamekasan. Bagitu juga dengan penduduk yang berprofesi sebagai guru yang
sangat banyak. Tentunya, salah satu syarat untuk menjadi seorang guru harus memiliki
kualifikasi akademik minimal sudah mencapai strata satu (S1) sebanyak 3 % dari total
penduduk di kabupaten pamekasan Contoh. Pondok Pesantren Darul
Ulum Banyuanyar, Pondok Pesantren Bata-Bata, Pondok Pesantren Panyeppen, Pondok
pesantren al-Mujtama’ Plakpak, Pondok Pesantren Madukawan, dan beberapa pondok
pesantren lainnya yang ikut mewarnai dan mentasbihkan kota pamekasan sebagai kota
pendidikan di Madura.
Selain kota pendidikan, pamekasan juga memiliki laqab, (panggilan) yang lain seperti
kota batik, kota gerbang salam, kedua sebutan ini telah mewarnai kota pemekasan sebagai
kota yang memproduksi bati tulis dan ingin menjalankan Perda syariah sesuai dengan
tuntunan agama islam.
Tidak heran jika, Pamekasan menjadi tujuan belajar bagi siswa atau mahasiswa yang
ingin menimba ilmu dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Tentunya, tujuan baik ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 adalah
dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan ini, pendidikan merupakan
kewajiban bagi seluruh umat manusia, termasuk manusia indonesia untuk mencari ilmu
setinggi-tingginya guna memperbiki diri dan memberantas kebodohan. Karena hanya
dengan pendidikan hidup dan kehidupan ini bisa dipertahankan dan bisa dilanjutkan.KONSEP PENDIDIKAN NASIONAL
Kata pendidikan berasal dari kata didik, yang berarti menjadikan orang lebih baik. hal ini
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam undang-undang nomer
20 tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, Sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan dalam bahasa inggris
dikenal dengan education yang memiliki makna pendidikan. Dalam Undang-Undang
1945 menyebutkan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk mengenyam
pendidikan minimal 9 tahun atau minimal MTs dan yang sederajarat. Lebih lanjut semua
biaya dalam selama belajar 9 tahun ini adalah gratis dalam artian bahwa negara
menanggung semua biasa pendidikan baik dari buku, gaji guru, gedung, meja, dan semua
yang berkaitan dengan lembaga pendidikan belajar 9 tahun merupakan tanngung jawab
pemerintah pusat dan daerah dengan mengalokasikan dana sebasar 20% dari anggaran
belanja (UU nomer 20 tahun 2003 tentang sisdiknas).
Tindak heran jika pemerintah melalui kementrian pendidikan yang sekarang dipisah
menjadi kementrian pendidikan tinggi dan kementrian pendidik dasar dan menengah
menengah. Dana tersebut idealnya digunakan semaksimal mungkin untuk kemajuan
pendidikan nasional, khususnya di kota pemekasan.Maka, dengan adanya dana dari pemerintah, idealnya pendidik dan tenaga kependidikan
semaksimal mungkin untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan
mencetak generasi muda yang bisa bersaing dengan dunai luar yang berlandaskan iman
dan takwa serta cinta Negara Kesatuan Repulik Indonesia.Namun realitasnya adalah tidak sedikit lembaga pendidikan yang masih mengadakan
pendidikan konvensional (pendidikan apa adanya dan ada apanya) yang tidak sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Ironisnya, Dana Operasional Sekolah (BOS)
digunakan untuk mempekaya diri sendiri, keluarga, dan teman sekitar bahkan disinyalir
peng-mark up-an data peserta didik hanya untuk mendapatkan dana operasional sekolah
yang banyak. Jika demikian, cita-cita bangsa untuk memberantas kebodohan,
memberikan pelayanan pendidikan gratis 9 tahun berubah menjadi ajang memperkaya
diri dan mengangkat status sosial dengan memiliki mobil mewah.Naudzubillah. Implikasi
dari ajang memperkaya diri adalah lembaga-lembaga pendidikan berlomba-lomba
memberikan pelayanan pendidikan gratis dengan jalan yang berbeda-beda hanya untuk
menarik minat peserta didik untuk melanjutkan sekolah ke lembaga tertentu. Misal,
dangan memberikan baju gratis, spatu gratis, dan lain. lembaga pendidikan bukan
berlomba-lomba memberikan kualitas pendidikan yang baik tetapi berlomba
mendapatkan siswa yang banyak.Idealnya, penyelenggaraan pendidikan harus susuai dengan konsep pendidikan nasional
yaitu:1. Guru yang ideal
Menarik jika mengacu pada pernyataan Malik Fajar yang menyebutkan bahwa “sekarang
ini dunia pendidikan kita masih kekurangan guru, kalau tenaga pengajar banyak, tetapi
tenaga guru masih sangat langka, ukuran kualitas perguruan tinggi bukan hanya dilihat
dari berapa banyak gelar doctor, tetapi berapa banyak guru di dalamnya”. Dalam
kontek keguruan, tidak sedikit guru yang mengajar tanpa dibarengi dengan tanggung
jawab mencerdaskan kehidupan bangsa. Padahal guru merupakan role model yang segala
tindak-tanduknya akan ditiru oleh peserta didik. Padahal pengajaran dan pembelajaran
harus bertumpu pada peserta didik yang menekankan pada learing to know, learning to
do, learning to be, dan learning to live together yang merupakan empar pilar UNESCO
yang dipelopori oleh guru.agitu juga dengan guru/asatidz yang ada di pondok
pesantren dimana selama 24 jam mereka bergaul dengan santri dengan penuh ikhlas
mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka menjadi model bagi para santri
untuk dinilai, diikuti segala tindak-tanduknya.Untuk menjadi guru yang baik, menurut Hay/McBer minimal memilik tiga hal, pertama
kemampuan mengajar, mengatur iklim kelas, dan professional Kemampuan
mengajar merupakan kemampuan dasar seorang guru dalam mentransfer pengertahuan
(transfer of knowledge) kepada peserta didik sehingga peserta didik memiliki wawasan
luas. Sedangkan mengatur iklim kelas kemampuan guru dalam mengondisikan kelas
Bagitu juga dengan guru profesional, minimal memiliki kualifikasi pendidikan S1 dan
menguasai materi yang akan diajarkan.2. Idealitas murid dalam kelas
Idealnya, dalam 1 kelas minimal terdapat 20-32 peserta didik untuk SD dan yang
sederajar, SMP 20 sampai 32 peserta didik, dan untuk SMA 20 sampai 32. amun
realitasnya, lembaga pendidikan khususnya pendidikan islam berlomba-lomba mencari
murid untuk memenuhi standart minimal dan standart minimum. Diperparah lagi dengan
kondisi dilapangan dimana umat islam berlomba-lomba mendirikan lembaga pendidikan
dengan dalih ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan mudah pula ditemukan
dilapangan lembaga pendidikan yang berdampingan. Misal, SDN berdampingan dengan
MI, SMP berdampingan dengan MTs dan begitu juga seterusnya sehingga pengelola
lembaga berlomba-lomba untuk mendapatkan siswa yang banyak.Akibatnya, efektifitas proses belajar mengajar akan tergangu dan tujuan pendidikan
nasional yang dicapai juga akan terganggu bagitu juga dengan kualitas lulusannya juga
kurang begitu optimal. Karena orientasi dari lembaga pendidikan bukanlah mencerdaskan
kehidupan bangsa tetapi bagaimana mendapatkan calon peserta didik sebanyak-
banyaknya. Idealnya, jika terdapat lembaga pendidikan dasar di suatu wilayah, maka
pendidikan tersebut dirawat, didukung dan dijaga baik dari kualitas maupun kuantitas
peserta didik.3. Lingkangan ideal
Lingkungan merupakan salah satu fakor pendukung yang dapat mencerdaskan kehidupan
bangsa. Islam memiliki konsep tentang perkembangan peserta didik bergantung pada
kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori “ Setiap
manusia yang dilahirkan kedunia dalam keadaan fitra, kedua orang tua lah yang dapat
membina apakah anak itu mau jadikan orang yahudi, nasroni, atau majusi Bagitu
juga dengan Jonh Lock (1631-1704) dengan konsep tabula rasa yang menyatakan bahwa
setiap anak yang baru lahir seperti kertas putih, apakah mau ditulis dengan tinta hitam
merah, biru, hijau dan lainLingkungan yang baik dapat melahirkan generasi yang baik. Lingkungan pendidikan
yang baik adalah lingkungan yang dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik
untuk berkarya, berkreasi sesuai dengan bakat dan minat. Sekolah harus memberikan rasa
aman, nyaman, dan damai bagi peserta didik karena sekolah merupakan rumah kedua
bagi peserta didik. Pamekasan dalam Kacamata Pendidikan Nasional.
Tentunya, ditasbikannya kota Pamekasan sebagai kota pendidikan bukanlah hal yang
mudah. Jika menelisik sejarah pesertren di Madura, maka pesantren Jan Tampes II yang
dirikan pada tahun 1062 terdapat di kota Pamekasan. Peserta ini merupakan pesantren
tertua yang terdata oleh kementrian agama pada tahun 1984/1985. Bahkan menurut
Mastuhu, Jan Tampes I lebih dahulu berdiri dan lebih tua. . Maka Pamekasan sebagai
yang ada di pondok pesantren. karena pondok pesantren merupakan cermin pendidikan
ideal, unik dan sesuai dengan kearifan lokal, khususnya masyarakat Madura. Karena
orang Madura kental dengan keislamannya. ealitasny pesantren menjadi tujuan
utama bagi masyarakat Madura dalam menimba ilmu. maka masyarakat Madura mayorita
mengenyam pendidikan di pondok pesantren.Keberadaan pesantren di Madura, khusus di pemekasan dengan berbagai macam lembaga
pendidikan yang dikelola telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan
bangsa yang mandiri. Bahkan pesantren tidak hanya sebagai wadah mendalami ilmu
agama (Tafaqqoh fiddin), tetapi ikut serta mempertahankan negara kesatuan republik
indonesia.Kesimpulan
Motto pemekasan “madu ganda mangesti tunggul” yang memiliki arti Madura harum ikut
serta mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah dilakukan oleh Pamekasan
yaitu dengan pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan dalam
mempertahankan keberlangsungan hidup dan kehidupan umat manusia, semakin baik
pendidikan seseorang maka semakin baik kehidupan seseorang, semakin baik pula
wawasannya. Untuk itu mempertahankan kota pemekasan menjadi kota pendidikan
merupakan keharus dan kewajiban, karena pendidikan merupakan jembatan meraiah
kesuksesan baik di dunia maupun diakhirat.
Penulis bisa dikunjungi di. lensakita.com/satu.dutadamai.id/jalandamai.id. atau blog
dan tweeterwordpress.com. Penulis juga sebagai peneliti, kontributor
dan PK III di STIBA,Pada tahun 2009, perguruan tinggi di Pemekasan berjumlah 7 kampus. Ensiklopisi
Pamekasan, Alam,Masyarakat, dan Budaya. (Pamekasan, 2010), hlm. 26. Data tersebut
merupakan data sementara, dan setiap tahun terus berkembang sesuai dengan kebutuhan.
Ensiklopisi Pamekasan, Alam,Masyarakat, dan Budaya. (Pamekasan, 2010), hlm. 19.
Ibid. 23.umlah tersebut belum termasuk profesi lain dengan keahlian masing-masing yang
mensyaratkan untuk memiliki gelar minimal D-IV. Misal, dokter, perawat, ustadz, dosen,
dan pegawai kantor. Tentunya semua pegawai sudah mengenyam pendidikan minimal D-
IV dan atau S1.
Walau tidak menyebutkan data secara rinci, minimal data di atas menunjukkan bahwa
pemekasan sebagai kota pendidikan harus mendapat aprisiasi dari berbagai pihak dengan
meningkatkan sumberdaya manusia agar lebih produktif. Ensiklopisi Pamekasan,
Alam,Masyarakat, dan Budaya. (Pamekasan, 2010), hlm. 26-27. Tetapi data yang
diposkan di link hanya berjumlah
278 pesantren.
Analisis sementara, untuk data yang lebih lengkap dapat diteliti lebih jauh tentang
penyelewangan wawanang.
diakses pada hari selasa tanggal 11-
201624 Oktober 2016 by sahabatmenulis oleh: Samsul AR
Jumat, 20 Mei 2011
PAMEKASAN (PENGEMBANGAN WILAYAH)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah merupakan suatu daerah dimana terdapat hubungan-hubungan antara faktor-faktor
alamiah dan makhluk hidup yang menciptakan suatu yang khas pada daerah tersebut. Manusia
sebagai unsur dari wilayah mempunyai sifat yang selalu ingin memenuhi kebutuhannya dengan
memberdayakan faktor-faktor alam di sekitarnya. Untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak
terbatas manusia melakukan pengembangan terhadap wilayah yang mereka tempati. Pada
hakekatnya pengembangan (development) merupakan upaya untuk memberi nilai tambah dari apa
yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup. Dalam melakukan pengembangan wilayah,
manusia harus memperhatikan sumber daya yang ada pada wilayah tersebut baik SDA maupun
SDM-nya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut akan terbayangkan suatu bentuk pengembangan
yang sesuai pada suatu wilayah, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dalam melakukan
pengembangan suatu wilayah terdapat lima aspek yang harus dipegang, aspek tersebut yaitu aspek
Kabupaten Pamekasan memiliki potensi sumberdaya alam yang masih baik di sektor pertanian, perikanan, peternakan, perindustrian, perdagangan dan jasa.sektor-sektor tersebut sangat penting fungsinya karena merupakan modal dasar untuk kelangsungan pengembangan wilayah, terutama dalam era otornomi daerah seperti saat ini. Dalam rangaka otonomi dareah maka sumber daya yang ada harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, tidak boleh dieksploitasi secara berlebih, dan harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama.
Dalam rangka menunjang otonomi daerah lebih jauh, diperlukan perencanaan pengembangan wilayah, yang didahului oleh proses identifikasi potensi-potensi yang dapat dikembangkan dan dikelola untuk menunjang kemakmuran daearah. Potensi-potensi tersebut, dapat teridentifikasi pada lima aspek yang berfungsi sebagai pilar pengembangan wilayah di daerah tersebut seperti, aspek ruang, aspek fisik geologis, aspek sosio ekonomi, aspek sosio budaya, dan aspek sosio politik. Melalui makalah ini, penulis berusaha mengidentifikasi segala potensi yang terkandung dalam lima aspek pengembangan wilayah yang ada di Kabupaten Pamekasan, sehingga diharapkan pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan kedepan, dapat disesuiakan dengan potensi-potensi yang dimiliki.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang masalah, dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Aspek pengembangan wilayah apa saja yang terdapat di Kabupaten Pamekasan?
2. Bagaimana Pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan?
3. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi, serta solusi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan dalam upaya pengembangan daerah?
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan Rumusan masalah di atas, dijabarkan Tujuan pembahasan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Aspek pengembangan wilayah apa saja yang terdapat di Kabupaten Pamekasan
2. Untuk mengetahui Pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan
3. Untuk mengetahui Masalah-masalah apa saja yang dihadapi, serta solusi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan dalam upaya pengembangan daerah
BAB II ASPEK PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN
2.1. Lima Aspek Pengembangan Wilayah
Kabupaten Pamekasan, terletak di Pulau Madura yang merupakan bagian dari Provinsi o o o o Jawa Timur dengan posisi geografis antara 6 51' – 7 13' LS dan 113 19'-113 58' BT. Batas-batas daerahnya meliputi Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Sumenep di sebelah timur, Selat Madura di sebelah selatan, serta Kabupaten Sampang di sebelah barat.
Peta Kabupaten Pamekasan
Sebagaimana daerah lain di Indonasia, Kabupaten Pamekasan juga berupaya
mengembangkan daerahnya agar kesejahteraan rakyat dapat tercapai. Dalam upaya pengembangan daerah, terdapat lima pilar pengembangan wilayah yang perlu dikaji. Lima aspek pengembangan wilayah beserta segala potensi yang dimiliki oleh kabupaten Pamekasan, akan dibahas pada poin berikut:
2.1.1. Aspek ruang
Aspek ruang merupakan salah satu pilar pengembangan wilayah, sebab aspek ruang
memiliki dua factor utama yang dapat dijadikan dasar dalam kegiatan perencanaan tata ruang
wilayah. Dua factor aspek ruang tersebut adalah, tata guna lahan dan keterjangkauan antar wilayah
pada suatu daerah. Di bawah ini, akan dijelaskan mengenai aspek ruang yang terdapat di wilayah
Kabupaten Pamekasan.
2.1.1.1. Tata Guna Lahan
Pola penggunaan lahan di Kabupaten Pamekasan, sebagian besar dipengaruhi oleh
kondisi topografi daerahnya yang bergelombang, dimana penggunaan lahan untuk permukiman,
pusat layanan pemerintah, dan perdagangan, cenderung memusat di bagian selatan sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan pamekasan, Proppo, Larangan, Pademawu, dan Galis. Pola penggunaan lahan lainnya sebagai wilayah lahan usaha yaitu berupa sawah, tegalan hutan produksi dan tambak/penggaraman, dimana untuk lokasi tambak/penggaraman sesuai dengan kondisi ruang yang ada di Kecamatan Tlanakan, Pademawu, dan Galis dengan luas lahan ± 2.095 Ha. Di wilayah bagian barat dominan penggunaan lahannya untuk tegalan, sedangkan di wilayah kabupaten pamekasan bagian tengah (Kecamatan Palengaan, Pegantenan, Pakong, dan Kadur) permukiman penduduk menyebar secara sporadic ke wilayah-wilayah yang dekat dengan lahan usaha mereka. Di bagian utara permukiman penduduk tidak berbeda dengan di bagian tengah hanya saja, di sepanjang jalan utama daerah pessir perkembangannya lebih pesat. Wilayah bagian timur merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi lahannya banyak yang kritis, sehingga pemanfaatan lahannya kurang maksimal. Berikut ini disajikan table penggunaan lahan wilayah Kabupaten pamekasan:
No Penggunaan Tanah Luas Lahan yang Digunakan (Ha)
7. Tegalan 32.966,34
2.1.1.2.
dikarenakan kondisi lahan abupaten Pamekasan yang sebagian besar berupa lahan kritis yang kurang
cocok bagi pertumbuhan tanaman pertanian. Namun, berkat usaha gigih para petani pamekasan,
lahan pertanian yang minim ini dapat menghsilkan komoditi yang berkualitas dan memberiakan
tambahan penghasilan daerah yang cukup besar.bahwa penggunaan lahan tegalan menempati posisi tertinggi bahkan lebih besar dari pada penggunaan lahan untuk pertanian, dengan nilai penggunaan lahan sebesar 32.966,34 Ha. Hal ini
Berdasarkan data penggunaan lahan Kabupaten Pamekasan pada tebel di atas, terlihat
Sumber: BPS Kabupaten Pamekasan
Jumlah 79.230,00
10. Tanah Tandus/Rusak 15.920,43
9. Tambak Garam 2.096,50
8. Hutan Sejenis 1.158,00
Tadah Hujan 8.569,00
1. Pemukiman/Perkampungan 11.524,10
Semi Irigas i 5.213,03
Irigasi 1.386,00
6. Sawah/Pertanian
5. Tambang 9,00
4. Industri Pertanian 92,40
3. Jasa Perdagangan 26,30
2. Kuburan 268,90
Keterjangkauan Wilayah Dalam mengkaji keterjangkauan wilayah sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana
seperti jalan dan alat transportasi yang terdapat di daerah tersebut. Sarana jalan di Kabupaten
Pamekasan mengalami perkembangan dari tahun-ketahun, hal ini dapat dilihat pada table berikut:
Perkembangan kondisi jalan di Kabupaten Pamekasan Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Pamekasan termasuk wilayah yang mempunyai perkembangan yang cukup pesat
terutama dalam 5 tahun terakhir ini, mengingat kedudukan dan peranannya dalam lingkup regional
Pulau Madura. Ditinjau dari aspek geografisnya, lokasi kabupaten pamekasan ini cukup strategis dan
menguntungkan karena terletak di tengah-tengah Pulau Madura dan sebagai transit dari kota
surabaya-Kabupaten Sumenep. Selain itu Kabupaten Pamekasan mempunyai akses yang cukup baik
ke wilayah-wilayah lain karena dilewati oleh jalan propinsi, tertuma Kabupaten Sumenep. Hal
tersebut sangat menunjang perkembangan wilayah Kabupaten Pamekasan terutama untuk pengembangan perekonomian. Di wilayah Pamekasan terdapat satu terminal induk yang terletak di Kecamatan Tlanakan. Sedangkan untuk stasiun di Kabupaten Pamekasan terdapat di Kota Pamekasan, yang merupakan stsiun peninggalan Belanda, dan sekarang sudah tidak berfungsi lagi, karena di Madura sudah tidak memakai transportasi kereta Api. Kondsi jalan utama di Pamekasan, jika dibandingkan dengan kota- kota lain di Jawa Timur, relative sepi karena Kabupaten Pamekasan terletak hampir di ujung Pulau Madura yang jauh dari Surabaya sebagai ibu kota propinsi. Selain itu, di Pulau Madura, tidak terdapat kawasan industry besar seperti di Surabaya, gresik dan sidoarjo, sehimgga jalan utama kabupaten pamekasan tidak dilewati oleh kendaraan besar seperti truc container.
Kondisi jalan yang menghubungkan antar kecamatan dan desa di Kabupaten Pamekasan
sudah cukup baik, meskipun ada beberapa desa yang masih sulit di jangkau karena fasilitas jalannya rusak atau keberadaan desa tersebut terpencil di sekitar lereng bukit yang terjal. Untuk menghubungkan antar wilayah di Kabupaten pamekasan, terdapat sarana transportasi diantaranya adalah, becak, ojek, lyn, delman, angkutan pedesaan, dan mobil bison.
2.1.2. Aspek Fisik Geologis
Aspek fisik dan geologis suatu wilayah, sangat berpengaruh terhadap pola keruangan
serta pengembangan perekonomian wilayah tersebut. Oleh sebab itu, aspek fisik dan geologis dijadikan salah satu dasar pertimbangan dalam sebuah perencanaan tata ruang wilayah dan pembangunan daerah. Factor-aktor yang perlu dikaji dalam aspek fisik dan geologis suatu wilayah adalah, topografi, struktur geologis, jenis tanah, iklim, serta kondisi hidrologi daerah tersebut. Gambaran aspek fisik dan geoogis wilayah Kabupaten Pamekasan adalah sebagai berikut:
2.1.2.1. Topografi
2 Secara umum Kabupaten Pamekasan yang memiliki luas wilayah ± 792,30 Km ,
merupakan daerah dataran rendah pada bagian selatan dan utara, serta dataran tinggi pada bagian tengah. Di bagian utara mencakup Kecamatan Batumarmar dengan ketinggian 0 – 100 meter dan sebagian mencapai ketinggian 250 meter di atas permukaan laut. Pada bagian selatan wilayahnya relatif lebih datar, yang meliputi Kecamatan Tlanakan, Pademawu, dan Pamekasan, dengan ketinggian ± 50 meter di atas permukaan laut, kecuali di bagian barat daya yang meliputi wilayah permukaan laut. Pada wilayah bagian tengah, merupakan perbukitan atau dataran tinggi dengan ketinggian hingga 477 meter di atas permukaan laut. Pembagian luas wilayah Kabupaten Pamekasan berdasarkan ketinggian dan kelerengan disajikan ada table berikut:
LUAS DAERAH MENURUT KETINGGIAN L U A S KETINGGIAN TEMPAT NO Ha %
1. 0 - 100 M 39.608
49.99 2. 101 - 500 M 39.622
50.01 3. 501 - 1000 M
JUMLAH 79.230 100.00 LUAS DAERAH MENURUT KELERENGAN L U A S NO KLASIFIKASI KELERENGAN Ha %
1. 0 - 2 %. 23.263 29,4 Ditinjau dari topografinya, wilayah
2. 2 - 15 % 36.690 46,3 Kabupaten Pamekasan
3. 15 - 25 % dan 25 – 40 % 16.431 20,8 terdiri atas tiga macam yaitu, wilayah datar/rata,
4. > 40 % 2.742 3,5 berglombang/perbukitan,
JUMLAH 79.230 100.00 dan daerah pantai.
Topografi, sangat berperanlam menentukan potensi pengembangan lahan atau ruang pada suatu wilayah, dimana klasifikasi kelerengan di Kabupaten Pamekasan terbagi atas:
Kelerengan 0 - 2% meliputi wilayah seluas 23.263 Ha atau 29,4% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan, kecuali daerah genangan air. Pada wilayah ini sangat berpotensi untuk pertanian tanaman semusim.
Kelerengan 2 - 15% meliputi wilayah seluas 36.690 Ha atau 46,3% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan. Wilayah ini berpotensi sebagai lahan pertanian dengan tetap
Kelerengan 15 - 25% dan 25 - 40% meliputi wilayah seluas 16.431 Ha atau 20,8% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan. Wilayah ini berpotensi sebagai kawasan budidaya tanaman keras/tanaman tahunan, karena wilayah tersebut mudah terkena erosi.
Kelerengan > 40% meliputi wilayah seluas 2.742 Ha atau 3,5% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara keseluru. Wilayah ini berpotensi sebagai daerah hutan, yang dapat berfungsi sebagai perlindungan hidrologis serta menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup. 2.1.2.2. Struktur Geologis
Struktur Geologi yang dimiliki oleh wilayah Kabupaten Pamekasan terdiri atas Holosen Alluvium, Pliosen Limestone Facies, Miosen Sendimentary Facies, Cleiston Clay Sedementary. Di bawah ini disajikan data klasifikasi luas wilayah Kabupaten Pamekasan, berdasrkan struktur batuan/geologinya.
LUAS WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN BERDASARKAN STRUKTUR BATUAN/GEOLOGI LUAS NO KALA PEMBENTUKAN BATUAN PEMBENTUK HA %
1. Holosen Alluvium 17.689 22,33
2. Pilosen Limastone Facies 23.411 29,55
3. Miosen Sedimentary Facies 33.768 42,62
4. Cleiston Clay sedimentary 4.362 5,50
JUMLAH 79.230 100,00 Dari data di atas, terlihat bahwa lapisan batuan sedimen mendominasi hamper separuh luas wilayah Kabupaten Pamekasan, ini menandakan bahwa sebagian besar lapisan tanah di
Pamekasan telah mengalami erosi dan sedimentasi, dimana pada peristiwa erosi dan sedimentasi, biasaynya disertai pembalikan horizon tanah, sehingga dengan struktur yang demikian bisa dikatakan tanahnya berumur muda dan kurang cocok untu pertanian. Hal ini diperparah oleh kondiosi struktur batuan induk Madura secara keseluruhan yang terbentuk oleh batuan gamping atau kapur yang bersifat basa dan kurang baik bagi pertmbuhan tanaman. Namun pada kenyataanya tanah di Pamekasan tergolong subur karena masih terdapat batuan pembentuk alluvium yang cukup banyak, dimana batuan tersebut kaya akan mineral dan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
2.1.2.3. Jenis Tanah Jenis tanah berhubungan denagan kepekaan terhadap erosi, dimana tanah di
4.538 6.707 3.200 17.942 1.267 3.662 18.517 23.397
III Brown forest soil, Noncolcic brown, mediteran Agak peka
II Latosol Kurang peka
I Alluvial, tanah Glei, Planosal, hidromorf kelabu, latorik air tanah Tidak peka
Kelas Jenis tanah Tingkat kepekaan
JUMLAH 79.230 100,00 Dari data pada table diatas terlihat bahwa jenis tanah di wilayah Kabupaten Pamekasan
didominasi oleh grumosol, ynag kepekaan terhadap erosinya tinggi. Selain grumosol, Kabupaten
5,73 8,47 4,00 22,66 1,61 4,62 32,37 29,54
8. Alluvial Hidromor Alluvial Kelabu Kuningan Asosiasi Kelabu dan Planosol Coklat Kelabu Komplek Brown Forent Soil Litosol dan Mediteran Grumosol Kelabu Komplek Grumosol Kelabu dan Litosol Mediteran Merah dan Litosol Komplek Mediteran Grumosol
Pamekasan dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan kepekaannya terhadap erosi. Klasifikasi jenis tanah tersebut adalah:
7.
6.
5.
4.
3.
2.
Sementara berdasarkan luasan wialahnya, jenis tanah di Kabupaten Pamekasan dklasifikasikan sebagai berikut: LUAS DAERAH BERDASARKAN KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH NO. KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH LUAS HA % 1.
IV Andosol, Loterik, Grumosol, Potsol, Podsolik Peka
Pamekasan memiliki karakteristik dan kandungan tanah yang terdiri dari tanah aluvial. Tanah ini
berkembang dari bahan induk yang berupa endapan liat (cetay) dan endapan liat yang bercampur
pasir. Ciri yang paling menonjol adalah tanahnya berlapis-lapis dengan tingkat kesuburan yang relatif
tinggi. Kandungan tanah lainnya adalah tanah litosol yang berbahan induk berupa batu kapur, batu
pasir, campuran batu endapan tuf, batuan vulakan dan campuran batu kapur. Tanah ini belum
mengalami perkembangan, sehingga dianggap sebagai tanah yang paling muda. Kandungan lainnya