PAMEKASAN DALAM KACAMATA PENDIDIKAN

PAMEKASAN DALAM KACAMATA PENDIDIKAN NASIONAL

  Oleh: SAMSUL AR

Bangsa yang tidak memperhatikan pendidikan akan ketinggalan dalam kehidupan

global yang penuh persaingan dan kerjasama. Bangsa-bangsa yang maju karena

pendidikannya yang membebaskan dan mengembangkan daya kreativitas akan

menempatkan bangsa tersebut sebagai bangsa yang menang dalam persaingan bebas.

  

(HAR Tilaar 2003)

Pamekasan dalam lintang geografi; sebuah analisa

Kota pendidikan disematkan pada kota Pamekasan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan, M. Nuh, pada tanggal 24 Desember tahun 2010 silam. Menarik jika

menelisik lebih jauh jumlah perguruan tinggi di kabupaten pamekasan yang mana

perguruan tinggi sebagai cermin sarana peningkatan kualitas manusia dalam berbagai

disiplin ilmu. Secara kuatitas, jumlah perguruan tinggi di kota Pamekasan kurang lebih

sekitar 10 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Misal, Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN), Univesitas Islam Madura (UIM), Universitas Madura (UNIRA),

Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Khairat (STAI), AKBID Haifa Husada Pamekasan,

Akper, STIEBA, STIU Al-Mujtama’, STAIMU Panyeppen, dan beberapa perguruan

tinggi yang baru berdiri atau dalam proses pendirian. Data tersebut sebagai bukti

bahwa kota pendidikan sangat layak untuk disematkan pada kabupaten pamekasan.

Secara Geografi pamekasan terletak pada wilayah ideal di antara empat kabupaten yang

ada di Madura. Terdapat 13 kecamatan, 11 kelurahan, 178 desa, 1.021 RW, dan 2.554

R Pada tahun 2009 jumlah penduduk di kabupaten Pemekasan sebanyak 835.101

jiwa dengan rincian laki-laki sebanyak 405.345 jiwa dan perempuan sebanyak 429.756

  

jika dibandingkan dengan jumlah lembaga pendidikan baik negari maupun swasta yang

ada di kabupaten pamekasan sebagai adalah sebagai berikut: Jumlah lembaga pendidikan

mulai dari tingkat TK sampai dengan Sekolah menengah atas sebanyak 1.987 lembaga,

207.381 peserta didik, dan 25.624 Guru. Dengan demikian peserta didik yang telah

mengenyam pendidikan pada tahun 2009 sekitar 24% dari total penduduk yang ada di

kabupaten Pamekasan. Bagitu juga dengan penduduk yang berprofesi sebagai guru yang

sangat banyak. Tentunya, salah satu syarat untuk menjadi seorang guru harus memiliki

kualifikasi akademik minimal sudah mencapai strata satu (S1) sebanyak 3 % dari total

penduduk di kabupaten pamekasan Contoh. Pondok Pesantren Darul

Ulum Banyuanyar, Pondok Pesantren Bata-Bata, Pondok Pesantren Panyeppen, Pondok

pesantren al-Mujtama’ Plakpak, Pondok Pesantren Madukawan, dan beberapa pondok

pesantren lainnya yang ikut mewarnai dan mentasbihkan kota pamekasan sebagai kota

pendidikan di Madura.

  

Selain kota pendidikan, pamekasan juga memiliki laqab, (panggilan) yang lain seperti

kota batik, kota gerbang salam, kedua sebutan ini telah mewarnai kota pemekasan sebagai

kota yang memproduksi bati tulis dan ingin menjalankan Perda syariah sesuai dengan

tuntunan agama islam.

  

Tidak heran jika, Pamekasan menjadi tujuan belajar bagi siswa atau mahasiswa yang

ingin menimba ilmu dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Tentunya, tujuan baik ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 adalah

dengan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan ini, pendidikan merupakan

kewajiban bagi seluruh umat manusia, termasuk manusia indonesia untuk mencari ilmu

setinggi-tingginya guna memperbiki diri dan memberantas kebodohan. Karena hanya

dengan pendidikan hidup dan kehidupan ini bisa dipertahankan dan bisa dilanjutkan.

KONSEP PENDIDIKAN NASIONAL

  

Kata pendidikan berasal dari kata didik, yang berarti menjadikan orang lebih baik. hal ini

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang termaktub dalam undang-undang nomer

20 tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan nasional adalah mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, Sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan dalam bahasa inggris

dikenal dengan education yang memiliki makna pendidikan. Dalam Undang-Undang

1945 menyebutkan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk mengenyam

pendidikan minimal 9 tahun atau minimal MTs dan yang sederajarat. Lebih lanjut semua

biaya dalam selama belajar 9 tahun ini adalah gratis dalam artian bahwa negara

menanggung semua biasa pendidikan baik dari buku, gaji guru, gedung, meja, dan semua

yang berkaitan dengan lembaga pendidikan belajar 9 tahun merupakan tanngung jawab

pemerintah pusat dan daerah dengan mengalokasikan dana sebasar 20% dari anggaran

belanja (UU nomer 20 tahun 2003 tentang sisdiknas).

  

Tindak heran jika pemerintah melalui kementrian pendidikan yang sekarang dipisah

menjadi kementrian pendidikan tinggi dan kementrian pendidik dasar dan menengah

  

menengah. Dana tersebut idealnya digunakan semaksimal mungkin untuk kemajuan

pendidikan nasional, khususnya di kota pemekasan.

Maka, dengan adanya dana dari pemerintah, idealnya pendidik dan tenaga kependidikan

semaksimal mungkin untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dengan tujuan

mencetak generasi muda yang bisa bersaing dengan dunai luar yang berlandaskan iman

dan takwa serta cinta Negara Kesatuan Repulik Indonesia.

Namun realitasnya adalah tidak sedikit lembaga pendidikan yang masih mengadakan

pendidikan konvensional (pendidikan apa adanya dan ada apanya) yang tidak sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional. Ironisnya, Dana Operasional Sekolah (BOS)

digunakan untuk mempekaya diri sendiri, keluarga, dan teman sekitar bahkan disinyalir

peng-mark up-an data peserta didik hanya untuk mendapatkan dana operasional sekolah

yang banyak. Jika demikian, cita-cita bangsa untuk memberantas kebodohan,

memberikan pelayanan pendidikan gratis 9 tahun berubah menjadi ajang memperkaya

diri dan mengangkat status sosial dengan memiliki mobil mewah.Naudzubillah. Implikasi

dari ajang memperkaya diri adalah lembaga-lembaga pendidikan berlomba-lomba

memberikan pelayanan pendidikan gratis dengan jalan yang berbeda-beda hanya untuk

menarik minat peserta didik untuk melanjutkan sekolah ke lembaga tertentu. Misal,

dangan memberikan baju gratis, spatu gratis, dan lain. lembaga pendidikan bukan

berlomba-lomba memberikan kualitas pendidikan yang baik tetapi berlomba

mendapatkan siswa yang banyak.

Idealnya, penyelenggaraan pendidikan harus susuai dengan konsep pendidikan nasional

yaitu:

  1. Guru yang ideal

Menarik jika mengacu pada pernyataan Malik Fajar yang menyebutkan bahwa “sekarang

ini dunia pendidikan kita masih kekurangan guru, kalau tenaga pengajar banyak, tetapi

tenaga guru masih sangat langka, ukuran kualitas perguruan tinggi bukan hanya dilihat

dari berapa banyak gelar doctor, tetapi berapa banyak guru di dalamnya”. Dalam

kontek keguruan, tidak sedikit guru yang mengajar tanpa dibarengi dengan tanggung

jawab mencerdaskan kehidupan bangsa. Padahal guru merupakan role model yang segala

tindak-tanduknya akan ditiru oleh peserta didik. Padahal pengajaran dan pembelajaran

harus bertumpu pada peserta didik yang menekankan pada learing to know, learning to

do, learning to be, dan learning to live together yang merupakan empar pilar UNESCO

yang dipelopori oleh guru.agitu juga dengan guru/asatidz yang ada di pondok

pesantren dimana selama 24 jam mereka bergaul dengan santri dengan penuh ikhlas

mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Mereka menjadi model bagi para santri

untuk dinilai, diikuti segala tindak-tanduknya.

Untuk menjadi guru yang baik, menurut Hay/McBer minimal memilik tiga hal, pertama

kemampuan mengajar, mengatur iklim kelas, dan professional Kemampuan

mengajar merupakan kemampuan dasar seorang guru dalam mentransfer pengertahuan

(transfer of knowledge) kepada peserta didik sehingga peserta didik memiliki wawasan

luas. Sedangkan mengatur iklim kelas kemampuan guru dalam mengondisikan kelas

  

Bagitu juga dengan guru profesional, minimal memiliki kualifikasi pendidikan S1 dan

menguasai materi yang akan diajarkan.

  2. Idealitas murid dalam kelas

Idealnya, dalam 1 kelas minimal terdapat 20-32 peserta didik untuk SD dan yang

sederajar, SMP 20 sampai 32 peserta didik, dan untuk SMA 20 sampai 32. amun

realitasnya, lembaga pendidikan khususnya pendidikan islam berlomba-lomba mencari

murid untuk memenuhi standart minimal dan standart minimum. Diperparah lagi dengan

kondisi dilapangan dimana umat islam berlomba-lomba mendirikan lembaga pendidikan

dengan dalih ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan mudah pula ditemukan

dilapangan lembaga pendidikan yang berdampingan. Misal, SDN berdampingan dengan

MI, SMP berdampingan dengan MTs dan begitu juga seterusnya sehingga pengelola

lembaga berlomba-lomba untuk mendapatkan siswa yang banyak.

Akibatnya, efektifitas proses belajar mengajar akan tergangu dan tujuan pendidikan

nasional yang dicapai juga akan terganggu bagitu juga dengan kualitas lulusannya juga

kurang begitu optimal. Karena orientasi dari lembaga pendidikan bukanlah mencerdaskan

kehidupan bangsa tetapi bagaimana mendapatkan calon peserta didik sebanyak-

banyaknya. Idealnya, jika terdapat lembaga pendidikan dasar di suatu wilayah, maka

pendidikan tersebut dirawat, didukung dan dijaga baik dari kualitas maupun kuantitas

peserta didik.

  3. Lingkangan ideal

Lingkungan merupakan salah satu fakor pendukung yang dapat mencerdaskan kehidupan

bangsa. Islam memiliki konsep tentang perkembangan peserta didik bergantung pada

kedua orang tuanya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori “ Setiap

manusia yang dilahirkan kedunia dalam keadaan fitra, kedua orang tua lah yang dapat

membina apakah anak itu mau jadikan orang yahudi, nasroni, atau majusi Bagitu

juga dengan Jonh Lock (1631-1704) dengan konsep tabula rasa yang menyatakan bahwa

setiap anak yang baru lahir seperti kertas putih, apakah mau ditulis dengan tinta hitam

merah, biru, hijau dan lain

Lingkungan yang baik dapat melahirkan generasi yang baik. Lingkungan pendidikan

yang baik adalah lingkungan yang dapat memberikan kebebasan kepada peserta didik

untuk berkarya, berkreasi sesuai dengan bakat dan minat. Sekolah harus memberikan rasa

aman, nyaman, dan damai bagi peserta didik karena sekolah merupakan rumah kedua

bagi peserta didik. Pamekasan dalam Kacamata Pendidikan Nasional.

  

Tentunya, ditasbikannya kota Pamekasan sebagai kota pendidikan bukanlah hal yang

mudah. Jika menelisik sejarah pesertren di Madura, maka pesantren Jan Tampes II yang

dirikan pada tahun 1062 terdapat di kota Pamekasan. Peserta ini merupakan pesantren

tertua yang terdata oleh kementrian agama pada tahun 1984/1985. Bahkan menurut

Mastuhu, Jan Tampes I lebih dahulu berdiri dan lebih tua. . Maka Pamekasan sebagai

  

yang ada di pondok pesantren. karena pondok pesantren merupakan cermin pendidikan

ideal, unik dan sesuai dengan kearifan lokal, khususnya masyarakat Madura. Karena

orang Madura kental dengan keislamannya. ealitasny pesantren menjadi tujuan

utama bagi masyarakat Madura dalam menimba ilmu. maka masyarakat Madura mayorita

mengenyam pendidikan di pondok pesantren.

Keberadaan pesantren di Madura, khusus di pemekasan dengan berbagai macam lembaga

pendidikan yang dikelola telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan

bangsa yang mandiri. Bahkan pesantren tidak hanya sebagai wadah mendalami ilmu

agama (Tafaqqoh fiddin), tetapi ikut serta mempertahankan negara kesatuan republik

indonesia.

  Kesimpulan

Motto pemekasan “madu ganda mangesti tunggul” yang memiliki arti Madura harum ikut

serta mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia telah dilakukan oleh Pamekasan

yaitu dengan pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan dalam

mempertahankan keberlangsungan hidup dan kehidupan umat manusia, semakin baik

pendidikan seseorang maka semakin baik kehidupan seseorang, semakin baik pula

wawasannya. Untuk itu mempertahankan kota pemekasan menjadi kota pendidikan

merupakan keharus dan kewajiban, karena pendidikan merupakan jembatan meraiah

kesuksesan baik di dunia maupun diakhirat.

  

Penulis bisa dikunjungi di. lensakita.com/satu.dutadamai.id/jalandamai.id. atau blog

dan tweeterwordpress.com. Penulis juga sebagai peneliti, kontributor

dan PK III di STIBA,

Pada tahun 2009, perguruan tinggi di Pemekasan berjumlah 7 kampus. Ensiklopisi

Pamekasan, Alam,Masyarakat, dan Budaya. (Pamekasan, 2010), hlm. 26. Data tersebut

merupakan data sementara, dan setiap tahun terus berkembang sesuai dengan kebutuhan.

  

Ensiklopisi Pamekasan, Alam,Masyarakat, dan Budaya. (Pamekasan, 2010), hlm. 19.

Ibid. 23.

umlah tersebut belum termasuk profesi lain dengan keahlian masing-masing yang

mensyaratkan untuk memiliki gelar minimal D-IV. Misal, dokter, perawat, ustadz, dosen,

dan pegawai kantor. Tentunya semua pegawai sudah mengenyam pendidikan minimal D-

  IV dan atau S1.

  

Walau tidak menyebutkan data secara rinci, minimal data di atas menunjukkan bahwa

pemekasan sebagai kota pendidikan harus mendapat aprisiasi dari berbagai pihak dengan

meningkatkan sumberdaya manusia agar lebih produktif. Ensiklopisi Pamekasan,

Alam,Masyarakat, dan Budaya. (Pamekasan, 2010), hlm. 26-27. Tetapi data yang

diposkan di link hanya berjumlah

278 pesantren.

  

Analisis sementara, untuk data yang lebih lengkap dapat diteliti lebih jauh tentang

penyelewangan wawanang.

diakses pada hari selasa tanggal 11-

2016

24 Oktober 2016 by sahabatmenulis oleh: Samsul AR

   Jumat, 20 Mei 2011

PAMEKASAN (PENGEMBANGAN WILAYAH)

BAB I PENDAHULUAN

                

1.1 Latar Belakang

              Wilayah   merupakan suatu daerah dimana terdapat hubungan-hubungan antara faktor-faktor

  

alamiah   dan   makhluk   hidup   yang   menciptakan   suatu   yang   khas   pada   daerah   tersebut.   Manusia

sebagai   unsur   dari   wilayah   mempunyai   sifat   yang   selalu   ingin   memenuhi   kebutuhannya   dengan

memberdayakan   faktor-faktor   alam   di   sekitarnya.   Untuk   memenuhi   kebutuhannya   yang   tidak

terbatas   manusia   melakukan   pengembangan   terhadap   wilayah   yang   mereka   tempati.   Pada

hakekatnya pengembangan (development) merupakan upaya untuk memberi nilai tambah dari apa

yang   dimiliki   untuk   meningkatkan   kualitas   hidup.   Dalam   melakukan   pengembangan   wilayah,

manusia   harus   memperhatikan   sumber   daya   yang   ada   pada   wilayah   tersebut   baik  SDA   maupun

SDM-nya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut akan terbayangkan suatu bentuk pengembangan

yang sesuai  pada suatu wilayah,  sehingga dapat meningkatkan  kualitas hidup. Dalam melakukan

pengembangan suatu wilayah terdapat lima aspek yang harus dipegang, aspek tersebut yaitu aspek

              Kabupaten   Pamekasan   memiliki   potensi   sumberdaya   alam   yang   masih   baik   di   sektor pertanian,   perikanan,   peternakan,   perindustrian,   perdagangan   dan   jasa.sektor-sektor   tersebut sangat   penting   fungsinya   karena   merupakan   modal   dasar   untuk   kelangsungan   pengembangan wilayah, terutama dalam era otornomi daerah seperti saat ini. Dalam rangaka otonomi dareah maka sumber daya yang ada harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, tidak boleh dieksploitasi secara berlebih, dan harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama.

              Dalam rangka menunjang otonomi daerah lebih jauh, diperlukan perencanaan pengembangan wilayah,   yang   didahului   oleh   proses   identifikasi   potensi-potensi   yang   dapat   dikembangkan   dan dikelola   untuk   menunjang   kemakmuran   daearah.   Potensi-potensi   tersebut,   dapat   teridentifikasi pada lima aspek yang berfungsi sebagai pilar pengembangan wilayah di daerah tersebut seperti, aspek ruang, aspek fisik geologis, aspek sosio ekonomi, aspek sosio budaya, dan aspek sosio politik.             Melalui makalah ini, penulis berusaha mengidentifikasi segala potensi yang terkandung dalam lima   aspek   pengembangan   wilayah   yang   ada   di   Kabupaten   Pamekasan,   sehingga   diharapkan pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan kedepan, dapat disesuiakan dengan potensi-potensi yang dimiliki.

  1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang masalah, dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut:    

      

  1. Aspek pengembangan wilayah apa saja yang terdapat di Kabupaten Pamekasan?

      

  2. Bagaimana Pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan?

      

  3. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi, serta solusi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan dalam upaya pengembangan daerah?

  1.3 Tujuan Pembahasan

  Berdasarkan Rumusan masalah di atas, dijabarkan Tujuan pembahasan sebagai berikut:

      

  1. Untuk mengetahui Aspek pengembangan wilayah apa saja yang terdapat di Kabupaten Pamekasan

      

  2. Untuk mengetahui Pengembangan wilayah Kabupaten Pamekasan

      

  3. Untuk mengetahui Masalah-masalah apa saja yang dihadapi, serta solusi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Pamekasan dalam upaya pengembangan daerah

BAB II ASPEK PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN

         

2.1. Lima Aspek Pengembangan Wilayah

                   Kabupaten   Pamekasan,   terletak   di   Pulau   Madura   yang   merupakan   bagian   dari   Provinsi o o o o Jawa   Timur   dengan  posisi  geografis  antara   6 51'  –  7 13'  LS   dan  113 19'-113 58'  BT.  Batas-batas daerahnya meliputi Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Sumenep di sebelah  timur, Selat Madura di sebelah selatan, serta Kabupaten Sampang di sebelah barat.

   Peta Kabupaten Pamekasan

Sebagaimana daerah   lain   di   Indonasia,   Kabupaten   Pamekasan   juga   berupaya

  mengembangkan daerahnya agar kesejahteraan rakyat dapat tercapai. Dalam upaya pengembangan daerah, terdapat lima pilar pengembangan wilayah  yang perlu dikaji. Lima aspek pengembangan wilayah beserta segala potensi yang dimiliki oleh kabupaten Pamekasan, akan dibahas pada poin berikut:

   

2.1.1. Aspek ruang

  Aspek  ruang   merupakan   salah   satu   pilar   pengembangan   wilayah,   sebab   aspek   ruang

  

memiliki   dua   factor   utama   yang   dapat   dijadikan   dasar   dalam   kegiatan   perencanaan   tata   ruang

wilayah. Dua factor aspek ruang tersebut adalah, tata guna lahan dan keterjangkauan antar wilayah

pada suatu daerah. Di bawah ini, akan dijelaskan mengenai aspek ruang yang terdapat di wilayah

Kabupaten Pamekasan.

       

  2.1.1.1. Tata Guna Lahan

  Pola   penggunaan   lahan   di   Kabupaten   Pamekasan,   sebagian   besar   dipengaruhi   oleh

kondisi   topografi   daerahnya   yang   bergelombang,  dimana   penggunaan   lahan   untuk   permukiman,

  pusat layanan pemerintah, dan perdagangan, cenderung memusat di bagian selatan sepanjang jalan utama, mulai dari wilayah Kecamatan pamekasan, Proppo, Larangan, Pademawu, dan Galis. Pola penggunaan lahan lainnya sebagai wilayah lahan usaha yaitu berupa sawah, tegalan hutan produksi dan tambak/penggaraman, dimana untuk lokasi tambak/penggaraman sesuai dengan kondisi ruang yang ada di Kecamatan Tlanakan, Pademawu, dan Galis dengan luas lahan ± 2.095 Ha. Di wilayah bagian   barat   dominan   penggunaan   lahannya   untuk   tegalan,   sedangkan   di   wilayah   kabupaten pamekasan  bagian   tengah   (Kecamatan   Palengaan,   Pegantenan,   Pakong,   dan   Kadur)   permukiman penduduk menyebar secara sporadic ke wilayah-wilayah yang dekat dengan lahan usaha mereka. Di bagian utara permukiman penduduk tidak berbeda dengan di bagian tengah hanya saja, di sepanjang jalan utama daerah pessir perkembangannya lebih pesat. Wilayah bagian timur merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi lahannya banyak yang kritis, sehingga pemanfaatan lahannya kurang maksimal. Berikut ini disajikan table penggunaan lahan wilayah Kabupaten pamekasan:

  No Penggunaan Tanah Luas Lahan yang Digunakan (Ha)

  7. Tegalan 32.966,34

  2.1.1.2.

  

dikarenakan kondisi lahan abupaten Pamekasan yang sebagian besar berupa lahan kritis yang kurang

cocok bagi pertumbuhan tanaman pertanian. Namun, berkat usaha gigih para petani pamekasan,

lahan  pertanian  yang   minim   ini  dapat   menghsilkan  komoditi   yang  berkualitas   dan  memberiakan

tambahan penghasilan daerah yang cukup besar.

  bahwa   penggunaan   lahan   tegalan   menempati   posisi   tertinggi   bahkan   lebih   besar   dari   pada penggunaan lahan untuk pertanian,  dengan nilai penggunaan lahan sebesar   32.966,34 Ha. Hal ini

  Berdasarkan  data penggunaan lahan Kabupaten Pamekasan  pada tebel di atas, terlihat

                           Sumber:  BPS Kabupaten Pamekasan

  Jumlah 79.230,00

  10. Tanah Tandus/Rusak 15.920,43

  9. Tambak Garam 2.096,50

  8. Hutan Sejenis 1.158,00

   Tadah Hujan 8.569,00

  1. Pemukiman/Perkampungan 11.524,10

               

   Semi          Irigas i 5.213,03

          

  Irigasi 1.386,00

  6. Sawah/Pertanian              

  5. Tambang 9,00

  4. Industri Pertanian 92,40

  3. Jasa Perdagangan 26,30

  2. Kuburan 268,90

        Keterjangkauan  Wilayah Dalam mengkaji keterjangkauan  wilayah sangat ditentukan  oleh sarana dan prasarana

seperti   jalan   dan   alat   transportasi   yang   terdapat   di  daerah   tersebut.   Sarana   jalan   di  Kabupaten

Pamekasan  mengalami perkembangan dari tahun-ketahun, hal ini dapat dilihat pada table berikut:

  Perkembangan kondisi jalan di Kabupaten Pamekasan Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pamekasan

Kabupaten   Pamekasan   termasuk   wilayah   yang   mempunyai   perkembangan   yang   cukup   pesat

terutama dalam 5 tahun terakhir ini, mengingat kedudukan dan peranannya dalam lingkup regional

Pulau Madura. Ditinjau dari aspek geografisnya, lokasi kabupaten pamekasan ini cukup strategis dan

menguntungkan   karena   terletak   di   tengah-tengah   Pulau   Madura   dan   sebagai   transit   dari   kota

surabaya-Kabupaten Sumenep. Selain itu Kabupaten Pamekasan  mempunyai akses yang cukup baik

ke   wilayah-wilayah   lain   karena   dilewati   oleh   jalan   propinsi,   tertuma   Kabupaten   Sumenep.   Hal

tersebut   sangat   menunjang   perkembangan   wilayah   Kabupaten   Pamekasan   terutama   untuk pengembangan perekonomian. Di wilayah Pamekasan terdapat satu terminal induk yang terletak di Kecamatan Tlanakan. Sedangkan untuk stasiun di Kabupaten Pamekasan terdapat di Kota Pamekasan, yang merupakan stsiun peninggalan Belanda, dan sekarang sudah tidak berfungsi lagi, karena di Madura sudah tidak memakai transportasi kereta Api. Kondsi jalan utama di Pamekasan, jika dibandingkan dengan kota- kota lain di Jawa Timur, relative sepi karena Kabupaten Pamekasan terletak hampir di ujung Pulau Madura   yang   jauh   dari   Surabaya   sebagai   ibu   kota   propinsi.   Selain   itu,   di   Pulau   Madura,   tidak terdapat kawasan industry besar  seperti  di  Surabaya,  gresik dan sidoarjo,  sehimgga jalan utama kabupaten pamekasan tidak dilewati oleh kendaraan besar seperti truc container. 

  Kondisi  jalan yang menghubungkan antar kecamatan dan desa di Kabupaten Pamekasan

  sudah cukup baik, meskipun ada beberapa desa yang masih sulit di jangkau karena fasilitas jalannya rusak   atau   keberadaan   desa   tersebut   terpencil   di   sekitar   lereng   bukit   yang   terjal.   Untuk menghubungkan antar wilayah di Kabupaten pamekasan, terdapat sarana transportasi diantaranya adalah, becak, ojek, lyn, delman, angkutan pedesaan, dan mobil bison.

   

2.1.2. Aspek Fisik Geologis

  Aspek  fisik   dan   geologis   suatu   wilayah,   sangat   berpengaruh   terhadap   pola   keruangan

  serta   pengembangan   perekonomian   wilayah   tersebut.   Oleh   sebab   itu,   aspek   fisik   dan   geologis dijadikan   salah   satu   dasar   pertimbangan   dalam   sebuah   perencanaan   tata   ruang   wilayah   dan pembangunan   daerah.   Factor-aktor   yang   perlu   dikaji   dalam   aspek   fisik   dan   geologis   suatu wilayah  adalah,   topografi,   struktur   geologis,   jenis   tanah,   iklim,   serta   kondisi   hidrologi   daerah tersebut. Gambaran aspek fisik dan geoogis wilayah Kabupaten Pamekasan adalah sebagai berikut:

       

2.1.2.1. Topografi

  2 Secara   umum   Kabupaten   Pamekasan   yang   memiliki   luas   wilayah ±   792,30   Km ,

  merupakan daerah dataran rendah pada bagian selatan dan utara, serta dataran tinggi pada bagian tengah. Di bagian utara mencakup Kecamatan Batumarmar dengan ketinggian 0 – 100 meter dan sebagian mencapai ketinggian 250 meter di atas permukaan laut. Pada bagian selatan wilayahnya relatif   lebih   datar,   yang   meliputi   Kecamatan   Tlanakan,   Pademawu,   dan   Pamekasan,   dengan ketinggian ± 50 meter di atas permukaan laut, kecuali di bagian barat daya yang meliputi wilayah permukaan laut. Pada wilayah bagian tengah, merupakan perbukitan atau dataran tinggi dengan ketinggian hingga 477 meter di atas permukaan laut. Pembagian luas wilayah Kabupaten Pamekasan berdasarkan ketinggian dan kelerengan disajikan ada table berikut:

  LUAS DAERAH MENURUT KETINGGIAN L U A S KETINGGIAN TEMPAT NO Ha %

  1. 0      -     100 M 39.608

  49.99 2. 101  -     500 M 39.622

  50.01 3. 501  -   1000 M

  JUMLAH 79.230 100.00 LUAS DAERAH MENURUT KELERENGAN L U A S NO KLASIFIKASI KELERENGAN Ha %

  1. 0  -  2 %. 23.263 29,4 Ditinjau   dari topografinya,   wilayah

  2. 2  -  15 % 36.690 46,3 Kabupaten   Pamekasan

  3. 15 - 25 % dan 25 – 40 % 16.431 20,8 terdiri   atas   tiga   macam yaitu,   wilayah   datar/rata,

  4. >  40 % 2.742 3,5 berglombang/perbukitan,

  JUMLAH 79.230 100.00 dan   daerah   pantai.

  Topografi,   sangat berperanlam  menentukan  potensi   pengembangan   lahan  atau  ruang  pada  suatu  wilayah,  dimana klasifikasi kelerengan di Kabupaten Pamekasan terbagi atas:

  •   

  Kelerengan   0   -   2%   meliputi   wilayah   seluas   23.263   Ha   atau   29,4%   dari   luas   wilayah   Kabupaten Pamekasan secara keseluruhan, kecuali daerah genangan air. Pada wilayah ini sangat berpotensi untuk pertanian tanaman semusim.

  •   

  Kelerengan   2   -   15%   meliputi   wilayah   seluas   36.690   Ha   atau   46,3%   dari   luas   wilayah   Kabupaten Pamekasan   secara   keseluruhan.   Wilayah   ini   berpotensi   sebagai   lahan   pertanian   dengan   tetap

  •   

  Kelerengan 15 - 25% dan 25 - 40%  meliputi wilayah seluas 16.431 Ha atau 20,8% dari luas wilayah Kabupaten   Pamekasan   secara   keseluruhan.   Wilayah   ini   berpotensi   sebagai   kawasan   budidaya tanaman keras/tanaman tahunan, karena wilayah tersebut mudah terkena erosi.

  •   

  Kelerengan > 40% meliputi wilayah seluas 2.742 Ha atau 3,5% dari luas wilayah Kabupaten Pamekasan secara   keseluru.   Wilayah   ini   berpotensi   sebagai   daerah   hutan,   yang   dapat   berfungsi   sebagai perlindungan hidrologis serta menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup. 2.1.2.2. Struktur Geologis

  Struktur Geologi yang dimiliki oleh  wilayah Kabupaten Pamekasan terdiri atas  Holosen Alluvium,   Pliosen   Limestone   Facies,   Miosen   Sendimentary   Facies,   Cleiston   Clay   Sedementary.   Di bawah   ini   disajikan   data   klasifikasi   luas   wilayah   Kabupaten   Pamekasan,   berdasrkan   struktur batuan/geologinya.

  LUAS WILAYAH KABUPATEN PAMEKASAN BERDASARKAN STRUKTUR BATUAN/GEOLOGI LUAS NO KALA PEMBENTUKAN BATUAN PEMBENTUK HA %

  1. Holosen Alluvium 17.689 22,33

  2. Pilosen Limastone Facies 23.411 29,55

  3. Miosen Sedimentary Facies 33.768 42,62

  4. Cleiston Clay sedimentary  4.362  5,50

  JUMLAH 79.230 100,00 Dari data di atas, terlihat bahwa lapisan batuan sedimen mendominasi hamper separuh luas   wilayah   Kabupaten   Pamekasan,   ini   menandakan   bahwa   sebagian   besar   lapisan   tanah   di

  Pamekasan telah mengalami erosi dan sedimentasi, dimana pada peristiwa erosi dan sedimentasi, biasaynya   disertai   pembalikan   horizon   tanah,   sehingga   dengan   struktur   yang   demikian   bisa dikatakan   tanahnya   berumur   muda   dan   kurang   cocok   untu   pertanian.   Hal   ini   diperparah   oleh kondiosi struktur batuan induk Madura secara keseluruhan yang terbentuk oleh batuan gamping atau kapur yang bersifat basa dan kurang baik bagi pertmbuhan tanaman. Namun pada kenyataanya tanah di Pamekasan tergolong subur karena masih terdapat batuan pembentuk alluvium yang cukup banyak, dimana   batuan   tersebut   kaya   akan   mineral   dan   unsur   hara   yang   diperlukan   bagi pertumbuhan tanaman.

  2.1.2.3. Jenis Tanah Jenis   tanah   berhubungan   denagan   kepekaan   terhadap   erosi,   dimana   tanah   di

  4.538   6.707   3.200 17.942   1.267   3.662 18.517 23.397

  III Brown forest soil, Noncolcic brown, mediteran Agak peka

  II Latosol Kurang peka

  I Alluvial, tanah Glei, Planosal, hidromorf kelabu, latorik air tanah Tidak peka

  Kelas Jenis tanah Tingkat kepekaan

  JUMLAH 79.230 100,00 Dari data pada table diatas terlihat bahwa jenis tanah di wilayah Kabupaten Pamekasan

didominasi   oleh   grumosol,   ynag   kepekaan   terhadap   erosinya   tinggi.   Selain   grumosol,   Kabupaten

  5,73    8,47    4,00  22,66    1,61    4,62  32,37  29,54

  8. Alluvial Hidromor Alluvial Kelabu Kuningan Asosiasi Kelabu dan Planosol Coklat Kelabu Komplek Brown Forent Soil Litosol dan Mediteran Grumosol Kelabu Komplek Grumosol Kelabu dan Litosol Mediteran Merah dan Litosol Komplek Mediteran Grumosol

  Pamekasan dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan kepekaannya terhadap erosi. Klasifikasi jenis tanah tersebut adalah:

  7.

  6.

  5.

  4.

  3.

  2.

  Sementara berdasarkan   luasan   wialahnya,   jenis   tanah   di   Kabupaten   Pamekasan dklasifikasikan sebagai berikut: LUAS DAERAH BERDASARKAN KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH NO. KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH LUAS HA % 1.

  IV Andosol, Loterik, Grumosol, Potsol, Podsolik Peka

  

Pamekasan memiliki karakteristik dan kandungan tanah yang terdiri dari tanah aluvial. Tanah ini

berkembang dari bahan induk yang berupa endapan liat (cetay) dan endapan liat yang bercampur

pasir. Ciri yang paling menonjol adalah tanahnya berlapis-lapis dengan tingkat kesuburan yang relatif

tinggi. Kandungan tanah lainnya adalah tanah litosol yang berbahan induk berupa batu kapur, batu

pasir,   campuran   batu   endapan   tuf,   batuan   vulakan   dan   campuran   batu   kapur.   Tanah   ini   belum

mengalami perkembangan, sehingga dianggap sebagai tanah yang paling muda. Kandungan lainnya