PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANAJEME

PROPOSAL
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT TH FELDA
NUSANTARA KABUPATEN TANA TIDUNG SESAYAP HILIR

Oleh :
SRI SUHARTINI
15201020089

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Manajemen produksi adalah merupakan kegiatan untuk mengatur dan


mengkoordinasikan

penggunaan

sumber-sumber

daya

berupa

sumber

dayamanusia, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan secara efektif
dan efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang
atau jasa. Banyak upaya yang dilakukan dalam manajemen produksi terkait
dengan

tujuan


untuk

meningkatkan

produktivitas.

Dalam

peningkatan

produktivitas didapatkan dua masalah penting yaitu :
1.1.1

Produktivitas akan meningkt jika terdapt pernbaikan kondisi kerja

1.1.2

Beberapa peningkatan produktivitas tidak dapat membantu organisasi
secarakeseluruhn, karena hasilnya terkait dengan perbaikan pada
bidang tertentu,sedangkan bidang lainnya tidak terpengaruh.


Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu
barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya
dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau
mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu
dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa
anggarannya dan bagaimana pengendalian / pengawasannya. Bahkan harus perlu
difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian
dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk

kelanjutan produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan
bila tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah berupa
orang / tenaga kerja, uang / dana, bahan-bahan baik bahan baku maupun bahan
pembantu dan metode.
1.2

Tujuan Praktik Kerja Lapangan
1.2.1. Untuk membandingkan teori-teori yang diterima pada bangku kuliah
terhadap kenyataan dilapangan tentang Mananjemen produksi.
1.2.2. Untuk mengetahui keputusan apa saja yang di ambil oleh manajemen

produksi dalam system produksi di kelapa sawit.
1.2.3. Untuk mengetahui seberapa pentingkah mutu suatu barang atau jasa
di perhatikan dalam berproduksi kelapa sawit.

1.3

Manfaat Praktik Kerja Lapangan
1.3.1

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan.

1.3.2

Menambah ilmu pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan kepada
mahasiswa tentang Manajemen Produksi kelapa sawit.

1.3.3

Menambah eterampilan dibidang Produksi kelapa sawit.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.2

Klasifiksai kelapa sawit
Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak

makanan, minyak industry, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia
adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia, utnuk
meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan areal
pertahanan, rehabilitas kebun yang sudah ada dan intensilikasi. Salah satu
penyebab rendahnya produktivitas perkebunan sawit rakyat tersebut adalah karena
teeknologi produksi yang diterapkan masih relative sederhana, mulai dari
pembbitan sampai panennya.
Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas

: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas

: Arecidae

Ordo

: Arecales

Famili

: Arecaceae (suku pinang-pinangan)

Genus


: Elaeis

Spesies

: Elaeis guineensis Jacq.

2.2

Keputusan manajemen produksi
Pengelolaan sistem produksi (manajemen produksi) akan melibatkan

serangkaian proses pengambilan keputusan operasional, keputusan – keputusan
taktikal bahkan keputusan strategis. Secara umum ada 5(lima) jenis kategori
keputusan esensial didalam manajemen produksi, yaitu keputusan yang berkaitan
dengan :
2.2.1 Proses Produksi
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada prinsipnya
berkaitan


dengan

penentuan

wahana

atau

fasilitas

fisik

yang

dipergunakan untuk terjadinya transformasi input menjadi produk / jasa.
Keputusan yang dimaksud meliputi, teknologi produksi, type peralatan,
jenis proses dan aliran proses produksi, tata letak fasilitas.
Pada umumnya keputusan – keputusan yang diambil dalam
kategori ini berdampak jangka panjang dan tidak mudah diubah dalam
waktu yang singkat (long term strategic decision)

2.2.2 Kapasitas
Keputusan – keputusan yang termasuk dalam kategori ini berkaitan
dengan penentuan kemampuan sistem produksi untuk menghasilkan
barang dalam jumlah dan waktu yang tepat. Dipandang dari sudut waktu
dibedakan atas :
2.2.2.1 Keputusan jangka panjang, antara lain penentuan kapasitas
design sistem produksi, expansi kapasitas, integrasi vertikal,
integrasi horisontal dsb.

2.2.2.2 Keputusan jangka menengah, antara lain penentuan sub kontrak,
penambahan mesin, rekrutasi tenaga kerja dsb
2.2.2.3 Keputusan jangka pendek, pada prinsipnya berkaitan dengan
pengalokasian pendayagunaan sumber – sumber yang tersedia
untuk menghasilkan barang yang diminta konsumen. Keputusan
ini diantaranya adalah penjadwalan produksi (Scheduling &
dispatching), pengaturan mesin dlsb.
2.2.3 Persediaan (Inventory)
Keputusan yang termasuk dalam kategori ini pada hakekatnya
berkaitan dengan pengaturan material yang diperlukan untuk keperluan
produksi, mulai dari pengaturan bahan baku, barang setengah jadi

maupun produk jadi. Ditinjau dari segi permasalahan yang dihadapi,
keputusan ini dapat dibedakan atas keputusan tentang operating system
persediaan dan keputusan tentang policy persediaan.
2.2.4 Tenaga Kerja
Mengelola orang merupakan pekerjaan terpenting yang perlu
dibuat oleh seorang manajer mengingat tenaga kerja tidak hanya sebagai
salah satu faktor produksi tetapi merupakan faktor penentu dari
keberhasilan semua aktivitas didalam sistem produksi. Keputusan dalam
kategori ini dimulai sejak proses seleksi karyawan sampai dengan
pensiun. Adapun keputusan – keputusan rutin diantaranya penugasan
karyawan, pengaturan lembur dan cuti, penggiliran kerja dan sebagainya.

2.2.5 Kualitas Produksi
Manajer produksi bertanggungjawab atas kualitas dari barang / jasa
yang dihasilkan, oleh sebab itu manajer produksi wajib untuk melakukan
kegiatan – kegiatan agar produk / jasa yang dihasilkan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
2.3

Mutu produk dan jasa

Salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan perusahaan adalah

tingkat mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mutu
merupakan suatu sistem yang terdiri dari struktur organisasi, tanggung jawab,
prosedur, proses dan sumber daya dalam rangka menerapkan manajemen mutu.
Kegiatan yang berkaitan dengan mutu produk meliputi beberapa tahapan yaitu:
pemasaran dan riset pasar, disain/spesifikasi rekayasa dan pengembangan produk,
pengadaan,

perencanaan

dan pengembangan proses, produksi, inspeksi,

pengetesan dan pengujian, pengemasan dan penyimpanan, penjualan dan
distribusi, pemasangan dan operasi, bantuan teknik dan perawatan, pembuangan
purna pakai.
Setelah menetapkan mutu tertentu dari suatu produk, maka perlu
diadakan pengawasan sejauhmana mutu tersebut dapat dipertahankan, agar tidak
terjadi ketimpangan yang mengakibatkan konsumen merasa kecewa dengan
produk yang telah dibelinya, kalau sudah terjadi ketimpangan maka akan timbul
efek yang lebih jauh bagi perusahaan berupa penanggungan biaya beban kerugian
untuk jaminan mutu produk, atau efek lain yang sangat merugikan perusahaan

berupa penurunan volume penjualan yang akan mengurangi profit margin
perusahaan secara menyeluruh. Secara terperinci tujuan pengawasan mutu adalah:
2.3.1 Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah
ditetapkan.
2.3.1 Mengusahakan agar biaya pengawasan dapat ditekan seminimal
mungkin.
2.3.3 Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan
menggunakan mutu produksi tertentu dapat diperkecil.
2.3.4 Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin.

BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL

3.1

Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
Adapun pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada

tanggal 3 Juni 2017 dan berakhir pada tanggal 15 Juli 2017. Bertempat di PT. TH
FELDA NUSANTARA Kabupaten Tana Tidung Kecamatan Sesayap hilir.
3.2

Metode Pengumpulan Data dan Informasi
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan cara partisipasi aktif,

survey sederhana, wawancara, mempelajari dokumen atau catatan yang ada.
3.3

Rencana Kegiatan Yang Akan Dilaksanakan
3.3.1

Pengenalan perusahaan

3.3.2

Pengarahan dan pembimbing perusahaan

3.3.3

Pemberian tugas oleh pembimbing perusahaan

3.3.4

Terjun langsung kelapangan

3.3.5

Melakukan diskusi

3.3.6

Evaluasi hasil PKL

Jadwal pelaksanaan PKL disusun dalam tabel sebagai berikut :
No

Jenis Kegiatan
1

2

Minggu
3
4

5

6

1
2

Pengenalan perusahaan
Pengarahan dan pembimbing

3

perusahaan
Pemberian tugas oleh pembimbing

4
5
6

perusahaan
Terjun langsung kelapangan
Melakukan diskusi
Evaluasi hasil PKL

DAFTAR PUSTAKA

Tri, Lamroni. 2012. Agribisnis pertanian dan ekonomi. Didapat dari
http://agribisnispertaniandanekonomi.blogspot.co.id/2013/03/contohproposal-pengajuan-pada-pt.html. ( Di akses pada tanggal 30 Mei
2017 ).

Khadafi, Muammar. 2016. Kerangka eksekutif PKL. Didapat dari http://hmjagronomi.umm.ac.id/files/file/FORMAT%20EKSEKUTIF
%20PROPOSAL%20PKL.pdf. ( Di akses pada tanggal 25 Mei 2017 ).

Hendriansyah. 2012. Proposal PKL pengolahan kelapa sawit. Didapat
http://hanyahendri.blogspot.co.id/2012/11/proposal-pkl-prosespengolahan-kelapa.html. ( Di akses pada tanggal 20 Mei 2017 ).