PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2020 S

PROYEKSI PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2020
SEBAGAI “BONUS DEMOGRAFI” UNTUK
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN
PENGENDALIAN PENDUDUK

LUTFI HAMDANI SUTIKNO

Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
Jakarta
2017

Kata Pengantar

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Badan Pusat
Statistik Republik Indonesia selaku penyedia data utama untuk penyelesaian karya tulis
ini. Juga kepada Panitia Open Recruitment Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Pendidikan Bidang Forum Informasi dan Kajian Statistik (FORKAS) Sekolah Tinggi
Ilmu Statistik (STIS) 2017.

Karya tulis ini dibuat berdasarkan penugasan yang diberikan oleh Panitia Open
Recruitment Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pendidikan Bidang Forum Informasi dan
Kajian Statistik (FORKAS) Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) 2017. Karya tulis ini
dibuat sebagai seleksi karya tulis dalam Open Recruitment Unit Kegiatan Mahasiswa
(UKM) Pendidikan Bidang Forum Informasi dan Kajian Statistik (FORKAS) Sekolah
Tinggi Ilmu Statistik (STIS) 2017.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi pengembangan
ilmu pengetahuan dan kebaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mohon maaf jika ada kelemahan dan kekurangan dalam
karya tulis ini. Sekian dan terima kasih.

Jakarta, November 2017

Penulis

ii

DAFTAR ISI


1. Lembar Judul ...............................................…………………….......................

i

2. Kata Pengantar ...............................................……………………....................

ii

3. Daftar Isi ..........................................................……………………………....... iii
4. Daftar Tabel ..........................................................………………………..........

iv

Pendahuluan ............................................……………………..........

1

1.1

Latar Belakang Masalah ……………………………………………


1

1.2

Identifikasi dan Pembatasan Masalah ……………………………..

2

1.3

Perumusan Masalah Penelitian ……………………………………

2

1.4

Tujuan Penelitian …………………………………………..............

3


1.5

Manfaat Penulisan ………………………………………….............

3

Kajian Teori dan Kerangka Pikir ………………………..................

4

2.1

Pengertian Variabel-variabel ………………………………………

4

2.2

Kerangka Berpikir ………………………………………….............


7

5. Bab III

Metodologi Penelitian ………………………...................................

8

3.1

Populasi dan Sampel …………………………………….................

8

3.2

Metode Pengumpulan Data ………………………………………..

8


3.3

Metode Analisis Data …………………………………………........

9

5. Bab I

5. Bab II

7. Bab IV.

Hasil dan Pembahasan …………………………………………….. 12

8. Bab V.

Penutup ……………………………….............................................. 15

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 15

5.2. Saran .................................................................................................. 15
7. Daftar Pustaka ..................................................................................................... 16

iii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.3 Proyeksi Penduduk menurut Provinsi, 2010-2035 (Ribuan) ..............

iv

9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Salah satu karya demografi yang paling banyak digunakan adalah proyeksi
penduduk. Pemerintah memerlukan hasil proyeksi penduduk untuk merencanakan

pembangunan manusia, khususnya perencanaan dan pengembangan programprogram pendidikan. Dalam hal ini di mana hasil proyeksi penduduk dipakai
sebagai dasar perhitungan, antara lain jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang
pendidikan tertentu, jumlah guru yang dibutuhkan dan harus dipersiapkan, serta
jumlah gedung sekolah dan peralatannya. Dalam bidang kesehatan, hasil proyeksi
penduduk dipakai untuk mendapatkan perkiraan jumlah penduduk menurut umur
yang harus disediakan pelayanan kesehatan dasar, serta kebutuhan untuk
penyediaan tenaga kesehatan termasuk dokter, bidan, obat-obatan dan peralatan
yang diperlukan, serta jumlah tempat tidur di puskesmas atau rumah sakit.
Demikian juga dengan perencanaan dan pembangunan tenaga kerja dan
pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, papan, pelayanan dasar bagi penduduk
usia balita, remaja, pasangan usia subur dan penduduk usia lanjut pada masa yang
akan datang, semua membutuhkan data hasil proyeksi penduduk.
Dalam bidang usaha, para pebisnis dan usahawan memerlukan data penduduk
pada masa yang akan datang untuk mengetahui peluang pengembangan bisnis
baru dan potensi pasar melalui segmentasi karakteristik demografis penduduk.
Dalam bidang pengendalian penduduk, hasil proyeksi sangat bermanfaat untuk
mengendalikan arah dan laju pertumbuhan penduduk dengan cara mengarahkan
tren perkembangan fertilitas, mortalitas, dan migrasi.
Jadi, proyeksi penduduk pada dasarnya digunakan untuk dua macam
perencanaan.

1.

Perencanaan pembangunan yang tujuannya menyediakan barang dan jasa
sebagai tanggapan terhadap perkembangan penduduk masa depan sesuai
dengan hasil proyeksi penduduk.

1

2

2.

Perencanaan dalam kaitannya dengan kebijakan pengendalian penduduk
terutama dalam hal mengarahkan tren fertilitas, mortalitas, dan migrasi
menuju tercapainya sasaran pembangunan tertentu.

1.2

Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis, identifikasi masalah yang
dijadikan bahan penelitian sebagai berikut.
• Proyeksi penduduk Indonesia Tahun 2020 sebagai dasar perencanaan
pembangunan guna menyediakan barang dan jasa sebagai tanggapan
terhadap perkembangan penduduk Indonesia masa depan.
• Proyeksi penduduk Indonesia tahun 2020 sebagai dasar perencanaan
kebijakan pengendalian penduduk dalam mengarahkan tren fertilitas,
mortalitas, dan migrasi menuju tercapainya sasaran pembangunan
tertentu.

1.2.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan pertimbangan kemampuan, tenaga, dan waktu, maka
penelitian ini perlu dibatasi. Adapun penelitian ini dibatasi pada masalah
hubungan output proyeksi penduduk Indonesia Tahun 2020 sebagai dasar
perencanaan pembangunan dan kebijakan pengendalian penduduk.

1.3

Perumusan Masalah Penelitian
1.


Bagaimana output proyeksi penduduk menjadi

dasar perencanaan

pembangunan guna menyediakan barang dan jasa sebagai tanggapan
terhadap perkembangan penduduk Indonesia masa depan?
2.

Bagaimana output proyeksi penduduk menjadi dasar perencanaan kebijakan
pengendalian penduduk dalam mengarahkan tren fertilitas, mortalitas, dan
migrasi menuju tercapainya sasaran pembangunan tertentu?

3

1.4

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi hubungan antara
output proyeksi penduduk Indonesia Tahun 2020 terhadap perencanaan
pembangunan dan kebijakan pengendalian penduduk.

1.5

Manfaat Penelitian
Penulisan karya tulis ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa
informasi tentang hubungan antara output proyeksi penduduk Indonesia Tahun
2020 terhadap perencanaan pembangunan dan kebijakan pengendalian penduduk.
Juga untuk menambah wawasan keilmuan khususnya bidang kajian statistik
ekonomi dan sosial kependudukan guna mendorong peneliti lain untuk
melaksanakan penelitian sejenis yang lebih luas dan mendalam.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
2.1

Pengertian Variabel-variabel
Variabel adalah karakter spesifik dari unit pengamatan yang bisa berubah
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain, atau bahkan bisa berubah untuk
suatu unit pengamatan dari waktu ke waktu. Karena bisa berubah-ubah itulah
karakter spesifik tersebut disebut variabel, dari kata (dalam Bahasa Inggris) to
vary, yang artinya ‘berubah’, dan to be able, yang artinya ‘dapat’ [3].
Australian Bureau of Statistics (ABS) menyebutkan bahwa “a variable is
any characteristics, number, or quantity that can be measured or counted”.
Artinya, sebuah variabel adalah karakteristik, bilangan, atau kuantitas yang dapat
diukur atau dihitung. Selanjutnya, ABS menyatakan bahwa “a variable may also
be called a data item”, yang maksudnya sebuah variabel dapat disebut juga
sebagai sebuah butir data. Dengan demikian, menurut ABS variabel sama dengan
butir data. Dalam bahasa Indonesia, variabel juga disebut dengan istilah peubah.
Sejalan dengan pandangan di atas, ABS juga menyebutkan bahwa variabel disebut
demikian karena “the value may vary between data units in a population, and may
change in value over time”.
2.1.1 Variabel-variabel Proyeksi Penduduk Menurut Metode Matematik
Metode matematik (mathematical method) digunakan jika data tentang
komponen pertumbuhan penduduk, yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi
tidak diketahui. Sehingga yang digunakan sebagai data dasar membuat
proyeksi penduduk hanyalah jumlah penduduk total. Ada tiga metode
proyeksi penduduk dengan menggunakan metode matematik, yaitu
aritmatik, geometrik, dan eksponensial.


Metode Aritmatik
Perkiraan penduduk masa depan dengan metode aritmatik
(arithmetic rate of growth) mengasumsikan bahwa jumlah penduduk
pada masa depan akan bertambah dengan jumlah yang sama setiap
tahun. Berikut ini adalah rumus metode aritmatik.

4

5

Pn = P0 (1 + rn)

dimana:
Pn : jumlah penduduk pada tahun n
P0 : jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r

: angka pertumbuhan penduduk

n

: periode waktu antara tahun dasar dan tahun n (dalam tahun)

Pada proyeksi penduduk dengan metode aritmatik, angka
pertumbuhan penduduk dirumuskan:
r = {(Pn / P0) – 1} / n


Metode Geometrik
Perkiraan penduduk masa depan dengan metode geometrik
mengasumsikan bahwa jumlah penduduk akan bertumbuh secara
geometrik menggunakan dasar perhitungan bunga-berbunga (bunga
majemuk). Dalam hal ini angka pertumbuhan penduduk (rate of
growth) dianggap sama untuk setiap tahun. Berikut ini adalah rumus
metode geometrik.
Pn = P0 (1 + r) n

dimana:
Pn : jumlah penduduk pada tahun n
P0 : jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r

: angka pertumbuhan penduduk

n

: periode waktu antara tahun dasar dan tahun n (dalam tahun)

Pada proyeksi penduduk dengan metode geometrik, angka
pertumbuhan penduduk dirumuskan:
r = (Pn / P0)1/n – 1

6



Metode Eksponensial
Perumbuhan penduduk secara geometrik mengasumsikan bahwa
tambahan penduduk hanya terjadi pada satu saat selama satu kurun
waktu tertentu. Misalnya, pertambahan penduduk dalam satu tahun
hanya terjadi pada tiap awal tahun, pertengahan tahun, atau pada tiap
akhir tahun saja. Padahal kenyataannya, pertambahan penduduk dapat
terjadi kapan saja sepanjang tahun (Shryock dan Siegel, 1971). Dengan
demikian, diperlukan suatu rumus yang lebih menggambarkan
pertambahan penduduk yang terjadi secara sedikit demi sedikit
sepanjang tahun. Dalam hal ini, metode eksponensial lebih tepat
digunakan. Berikut adalah rumus metode eksponensial.
Pn = P0ern

dimana:
Pn : jumlah penduduk pada tahun n
P0 : jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r

: angka pertumbuhan penduduk

n

: periode waktu antara tahun dasar dan tahun n (dalam tahun)

e

: bilangan pokok dari sistem logaritma natural yang besarnya
sama dengan 2,7182818

Pada proyeksi penduduk dengan metode eksponensial, angka
pertumbuhan penduduk dirumuskan:
r = {ln(Pn / P0)}/n

Metode matematik menggunakan variabel-variabel berupa jumlah
penduduk pada tahun awal (dasar), angka pertumbuhan penduduk, dan
periode waktu antara tahun dasar dan tahun n yang hendak dicari
proyeksinya. Jumlah penduduk pada tahu awal (dasar) merupakan jumlah
penduduk pada suatu tahun yang telah diketahui jumlahnya dan dijadikan
dasar acuan dalam penghitungan proyeksi penduduk. Angka pertumbuhan
penduduk adalah tingkat pertambahan penduduk suatu wilayah atau negara

7

dalam suatu jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam persentase.
Sedangkan nilan n adalah jarak antara tahun dasar (acuan) terhadap tahun
yang hendak dicari nilai proyeksinya. Variabel-variabel tersebut diolah
dengan menggunakan metode aritmatik, geometrik, maupun eksponensial,
akan diperoleh jumlah proyeksi penduduk pada tahun tertentu di masa
depan (Pn).

2.2

Kerangka Berpikir
Bertambah dan berkembangnya jumlah penduduk di Indonesia mendorong
peningkatan kegiatan jasa, industri, bisnis, pelayanan kesehatan, sarana dan
prasarana, dan sebagainya. Penentu kebijakan, perencana program, ataupun
pebisnis sering memerlukan informasi mengenai jumlah penduduk pada suatu
waktu tertentu atau masa yang akan datang yang datanya belum atau tidak
tersedia. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu perkiraan mengenai jumlah
penduduk. Sehubungan dengan kebutuhan terhadap pembuatan perkiraan
penduduk (population estimate), dikenal berbagai istilah dan metode perkiraan
penduduk yang perlu dibedakan menurut data dasar dan metode yang digunakan.
Salah satu metode perkiraan penduduk yang umum digunakan adalah proyeksi
penduduk (population projection).
Multilingual Demographic Dictionary mendefinisikan proyeksi penduduk
sebagai suatu perhitungan yang menunjukkan keadaan penduduk di masa yang
akan datang apabila diterapkan suatu kombinasi asumsi tentang perkembangan
tertentu mengenai fertilitas, mortalitas, dan migrasi pada masa yang akan datang.
Berdasarkan pertimbangan mengenai tingkat kepercayaannya, proyeksi penduduk
Indonesia dibuat dengan menggunakan data dasar yang terkini, umumnya sensus
penduduk yang terakhir. Proyeksi penduduk penting dilakukan dan amat
dibutuhkan untuk estimasi yang berkaitan dengan penentuan kebijakan
kependudukan serta perbandingan tingkat pelayanan yang diterima penduduk saat
ini dengan tingkat pelayanan yang ideal, mengetahui dinamika dan karakteristik
kependudukan di masa mendatang, yaitu berkaitan dengan penyediaan sarana dan
prasarana, juga untuk mengetahui pengaruh berbagai kejadian tehadap keadaan
penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen sejenis tetapi dapat
dibedakan satu sama lain karena karakteristiknya [1]. Perbedaan-perbedaan itu
disebabkan karena ada nilai karakteristik yang berlainan. Misalnya, seluruh
karyawan perusahaan merupakan suatu populasi. Di sini, elemennya berupa
orang,

yaitu

karyawan

perusahaan.

Walaupun

jenisnya

sama,

namun

karakteristiknya secara keseluruhan akan berlainan, misalnya umur, pendidikan,
masa kerja, jumlah anak, gaji pokok, dan lain sebagainya. Jadi, populasi bisa
merupakan seluruh penduduk Indonesia, seluruh perusahaan industri di Indonesia,
seluruh petani di Jawa Tengah, seluruh kendaraan Departemen Keuangan, dan
lain sebagainya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Jika n adalah
jumlah elemen sampel dan N adalah jumlah elemen populasi, maka n < N (n lebih
kecil dari N). Istilah lain dari sampel adalah contoh.
Populasi penelitian ini adalah penduduk Indonesia, namun penelitian ini
tidak memiliki sampel, sebab penelitian ini didasarkan pada data sensus penduduk
dan berkaitan dengan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2020 sebagai “bonus
demografi” untuk perencanaan pembangunan dan pengendalian penduduk.
3.2

Metode Pengumpulan Data
Di dalam statistik dikenal dua cara pengumpulan data, yaitu cara sensus dan
cara sampling. Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen
populasi diselidiki satu per satu. Data yang diperoleh sebagai hasil pengolahan
sensus disebut data yang sebenarnya (true value), atau sering disebut parameter
[1]. Misalnya, hasil sensus penduduk tahun 2010 memberikan data sebenarnya
mengenai penduduk Indonesia (jumlahnya menurut umur, jenis kelamin, lapangan
pekerjaan, agama dan pendidikan). Sedangkan sampling adalah cara pengumpulan
data apabila yang diselidiki adalah elemen sampel dari suatu populasi. Data yang
diperoleh dari hasil sampling merupakan data perkiraan (estimated value). Jadi,
jika

dari

1000

perusahaan

hanya

8

diselidiki

100

saja,

maka

9

hasil penyelidikannya merupakan suatu perkiraan. Misalnya, perkiraan jumlah
karyawan, perkiraan jumlah produksi, perkiraan jumlah modal, perkiraan rata-rata
modal, perkiraan rata-rata gaji karyawan per bulan, dan lain sebagainya. Jika nilai
yang dihitung berdasarkan seluruh elemen populasi disebut parameter, maka data
yang dihitung berdasarkan sampel disebut statistik [1].
Pengumpulan data dalam karya tulis ini didasarkan pada data rilis Badan
Pusat Statistik Republik Indonesia tentang proyeksi penduduk Indonesia tahun
2010 – 2035. Penggunaan data sekunder didasarkan pada pemikiran bahwa nilai
keakuratan data akan lebih terjamin dengan data Badan Pusat Statistik, juga
mengingat keterbatasan pengetahuan, waktu, tenaga, dan biaya.

3.3

Metode Analisis Data

Tabel 3.3 Proyeksi Penduduk menurut Provinsi, 2010-2035 (Ribuan)
Tahun

Provinsi
2010
Aceh

2015

2020

2025

2030

2035

4523,10

5002,00

5202,80

5870,00

6227,60

6541,40

Sumatera Utara

13028,70

13937,80

14703,50

15311,20

15763,70

16073,40

Sumatera Barat

4865,30

5196,30

5498,80

5757,80

5968,30

6130,40

Riau

5574,90

6344,40

7128,30

7898,50

8643,30

9363,00

Jambi

3107,60

3402,10

3677,90

3926,60

4142,30

4322,90

Sumatera Selatan

7481,60

8052,30

8567,90

9000,40

9345,20

9610,70

Bengkulu

1722,10

1874,90

2019,80

2150,50

2264,30

2360,60

Lampung

7634,00

8117,30

8521,20

8824,60

9026,20

9136,10

Kepulauan Bangka Belitung

1230,20

1372,80

1517,60

1657,50

1788,90

1911,00

Kepulauan Riau

1692,80

1973,00

2242,20

2501,50

2768,50

3050,50

Pulau Sumatera

50860,30

55272,90

59337,10

62898,60

65938,30

68500,00

DKI Jakarta

9640,40

10177,90

10645,00

11034,00

11310,00

11459,60

Jawa Barat

43227,10

46709,60

49935,70

52785,70

55193,80

57137,30

Banten

10688,60

11955,20

13160,50

14249,00

15201,80

16033,10

Jawa Tengah

32443,90

33774,10

34940,10

35958,60

36751,70

37219,40

3467,50

3679,20

3882,30

4064,60

4220,20

4348,50

37565,80

38847,60

39886,30

40646,10

41077,30

41127,70

DI Yogyakarta
Jawa Timur
Pulau Jawa

137033,30

145143,60

152449,90

158738,00

163754,80

167325,60

Bali

3907,40

4152,80

4380,80

4586,00

4765,40

4912,40

Nusa Tenggara Barat

4516,10

4835,60

5125,60

5375,60

5583,80

5754,20

Nusa Tenggara Timur

4706,20

5120,10

5541,40

5970,80

6402,20

6829,10

10

Bali dan Kep. Nusa
Tenggara

13129,70

14108,50

15047,80

15932,40

16751,40

17495,70

Kalimantan Barat

4411,40

4789,60

5134,80

5432,60

5679,20

5878,10

Kalimantan Tengah

2220,80

2495,00

2769,20

3031,00

3273,60

3494,50

Kalimantan Selatan

3642,60

3989,80

4304,00

4578,30

4814,20

5016,30

Kalimantan Timur

3576,10

4068,60

4561,70

5040,70

5497,00

5929,20

Pulau Kalimantan

13850,90

15343,00

16769,70

18082,60

19264,00

20318,10

Sulawesi Utara

2277,70

2412,10

2528,80

2624,30

2696,10

2743,70

Sulawesi Tengah

2646,00

2876,70

3097,00

3299,50

3480,60

3640,80

Sulawesi Selatan

8060,40

8520,30

8928,00

9265,50

9521,70

9696,00

Sulawesi Tenggara

2243,60

2499,50

2755,60

3003,00

3237,70

3458,10

Gorontalo

1044,80

1133,20

1219,60

1299,70

1370,20

1430,10

Sulawesi Barat

1164,60

1282,20

1405,00

1527,80

1647,20

1763,30

17437,10

18724,00

19934,00

21019,80

21953,50

22732,00

Maluku

1541,90

1686,50

1831,90

1972,70

2104,20

2227,80

Maluku Utara

1043,30

1162,30

1278,80

1391,00

1499,40

1603,60

2585,20

2848,80

3110,70

3363,70

3603,60

3831,40

765,30

871,50

981,80

1092,20

1200,10

1305,00

2857,00

3149,40

3435,40

3701,70

3939,40

4144,60

3622,30

4020,90

4417,20

4793,90

5139,50

5449,60

238518,80

255461,70

277119,3

284829,00

296405,10

305652,40

Pulau Sulawesi

Kep. Maluku
Papua Barat
Papua
Pulau Papua
INDONESIA

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2017. Proyeksi Penduduk menurut Provinsi, 2010-2035

Sebagaimana dijelaskan dalam Bab II, Perumbuhan penduduk secara
geometrik mengasumsikan bahwa tambahan penduduk hanya terjadi pada satu
saat selama satu kurun waktu tertentu. Misalnya, pertambahan penduduk dalam
satu tahun hanya terjadi pada tiap awal tahun, pertengahan tahun, atau pada tiap
akhir tahun saja. Padahal kenyataannya, pertambahan penduduk dapat terjadi
kapan saja sepanjang tahun (Shryock dan Siegel, 1971). Dengan demikian,
diperlukan suatu rumus yang lebih menggambarkan pertambahan penduduk yang
terjadi secara sedikit demi sedikit sepanjang tahun. Dalam hal ini, metode
eksponensial lebih tepat digunakan. Berikut adalah rumus metode eksponensial.
Pn = P0ern

dimana:
Pn : jumlah penduduk pada tahun n
P0 : jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
r

: angka pertumbuhan penduduk

11

n

: periode waktu antara tahun dasar dan tahun n (dalam tahun)

e

: bilangan pokok dari sistem logaritma natural yang besarnya sama
dengan 2,7182818

Pada proyeksi penduduk dengan metode eksponensial, angka pertumbuhan
penduduk dirumuskan:
r = {ln(Pn / P0)}/n

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk di Provinsi
Aceh berjumlah 3.929.300 jiwa. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010,
jumlah penduduk di Provinsi Aceh berjumlah 4.523.100 jiwa, maka dengan
proyeksi penduduk metode eksponensial, jumlah proyeksi penduduk pada tahun
2020 berjumlah:
Pn = P0ern
r = {ln(Pn / P0)}/n
r = {ln(4523100 / 3929300)}/10
r = 0,014 = 1,4%
Pn = 4523100 x e1,4% x 10
= 5.202.803 jiwa

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia
berjumlah 205.132.000 jiwa. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah
penduduk Indonesia berjumlah 238.518.800 jiwa, maka dengan proyeksi
penduduk metode eksponensial, jumlah proyeksi penduduk pada tahun 2020
berjumlah:
Pn = P0ern
r = {ln(Pn / P0)}/n
r = {ln(238518800 / 205132000)}/10
r = 0,015 = 1,5%
Pn = 238518800 x e1,5% x 10
= 277.119.300 jiwa

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mulai tahun 2020, Indonesia diduga akan mengalami “Bonus Demografi”. Bonus
demografi adalah suatu keadaan atau kondisi dimana penduduk yang berusia produktif
(15-64 tahun) lebih banyak daripada yang berusia non-produktif (anak-anak dibawah 15
tahun dan lansia di atas 64 tahun). Badan Pusat Statistik memproyeksikan bahwa jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2020 mendatang berjumlah 277.119.300 juta jiwa.
Jumlah ini meningkat 16,18 persen dari tahun 2010 yang sebesar 238.518.800 juta jiwa.
Meningkatnya jumlah penduduk pada tahun 2020 tersebut menyebabkan Indonesia
menjadi negara kelima dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Meski begitu,
peningkatan jumlah penduduk Indonesia tersebut dibarengi dengan meningkatnya
penduduk berusia produktif (usia 15 tahun sampai 65 tahun).
Bonus demografi yang didapatkan tersebut harus disiapkan dengan baik, terutama
dari sisi kualitas. Jika tidak, akan menjadi ancaman bagi bangsa ini. Sebab, sekarang
kualitas penduduk muda ditentukan dengan rata-rata lama sekolah hanya 5,8 tahun atau
tidak lulus SD. Kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pemerintah
Indonesia, namun harus juga memenuhi beberapa syarat agar “Bonus Demografi” dapat
dimanfaatkan

dengan

baik.

Beberapa

cara

di

antaranya

adalah

dengan

mempersiapkannya sejak perencanaan sampai dengan implementasinya di tingkat
lapangan. Persiapan ini antara lain melalui :
1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
2. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan
3. Pengendalian Jumlah Penduduk
4. Kebijakan Ekonomi yang mendukung fleksibilitas tenaga kerja dan pasar,
keterbukaan perdagangan, dan saving nasional.

Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kemendikbud, Ananto,
menuliskan bahwa modal untuk pembangunan ini adalah kualitas SDM. Pada rentang
waktu 2010-2035, Indonesia akan dipenuhi oleh usia produktif. Kalau diisi orang
berpengetahuan, maka Indonesia akan menjadi negara maju. Ini yang disebut sebagai
bonus demografi. Kualitas SDM menjadi kunci dan modal pembangunan Indonesia

12

13

dalam 10-20 tahun ke depan. Sehingga peningkatan akses pendidikan tinggi bagi
rentang usia 19-23 dirasakan sangat penting. Pasalnya, dari 21 juta penduduk yang di
usia 19-23 tersebut, hanya 5,4 juta yang bisa mengakses jenjang pendidikan tinggi.
Karena

dengan

banyaknya

penduduk

produktif

akan

mampu

meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, yaitu terciptanya Sumber Daya Manusia yang berproduktivitas
dan menghasilkan kinerja yang optimal baik internal maupun eksternal. Internal yaitu di
dalam negeri, yang pertama mampu memuculkan ide-ide atau gagasan yang kreatif
untuk memajukan perekonomian. Misalnya, membuka suatu usaha yang kreatif dan
inovatif sehingga dapat menghasilkan pendapatan perbulan bahkan perhari. Selain itu,
SDM Indonesia ke depan diharap mampu membuka lapangan kerja, walaupun memulai
usaha dari awal hanya membutuhkan sedikit pekerja, namun dapat berpartisipasi
mengurangi tingkat pengangguran. Yang kedua, terlahirnya orang-orang yang mahir
menciptakan teknologi, misalnya menciptakan mobil, atau mengembangkan mobil
hemat energi, atau dengan menciptakan sesuatu yang baru bagi bangsa ini yang
bermanfaat dan dapat digunakan untuk mempermudah aktivitas penduduk sehari-hari.
Sedangkan eksternal berarti mampu berkarya di kancah internasional. Yang pertama,
aktifnya mahasiswa Indonesia yang berkuliah atau menuntut ilmu di luar negeri,
contohnya dengan mendapatkan nilai yang bagus. Yang kedua, pemuda-pemuda bangsa
yang mengikuti lomba atau kompetisi di berbagai bidang dapat mengharumkan bangsa
Indonesia. Yang ketiga, warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di luar negeri juga
mampu bersaing dengan pekerja yang lainnya.
Bonus Demografi juga dapat berdampak tidak baik bagi Indonesia yaitu
membludaknya penduduk sehingga lapangan kerja pun terbatas, dan yang non produktif
bergantung pada yang produktif. BKKBN harus bekerja sama dengan Bappenas dan
BPS untuk turut aktif dalam masalah bonus demografi, dengan cara :
1.

Penyerasian kebijakan pengendalian penduduk, disini BKKBN harus
membuat kebijakan untuk mengendalikan penduduk supaya menjadi bahagia
dan sejahtera. Namun bukan hanya itu, kebijakan-kebijakan tersebut juga
harus sesuai dengan Pancasila. Menciptakan penduduk yang berkualitas dan
tetap menjalankan program KB dua anak lebih baik.

14

2.

Penetapan

parameter

penduduk,

Penetapan

parameter

kependudukan

difungsikan untuk perencanaan pembangunan, karena kegiatan dari
pembangunan sangat erat hubungan dengan kondisi kependudukan.
3.

Peningkatan penyediaan dan kualitas analisis data dan infromasi dengan
menyediakan program-program untuk menganalisis data dan informasi
sehingga dapat diperoleh hasil yang bermanfaat.

4.

Pengendalian penduduk dalam membangunan kependudukan dan keluarga
berencana, diharapkan dengan adanya KB penduduk di Indonesia dapat
dikendalikan dan tidak adanya pembludakan penduduk yang berdampak pada
kemiskinan.

5.

Mendorong

stakeholder

dan

mitra

kerja

untuk

menyelenggarakan

pembangunan keluarga berencana dalam rangka penyiapan kehidupan
berkeluarga, remaja, pemenuhan hak-hak reproduksi, hingga peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga peserta KB.

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Indonesia diduga akan mengalami “Bonus Demografi” mulai tahun 2020
dengan jumlah penduduk sebanyak 277.119.300 jiwa. Bonus demografi yang
didapatkan tersebut harus disiapkan dengan baik, terutama dari sisi kualitas. Jika
tidak, akan menjadi ancaman bagi bangsa dan negara. Untuk menyambut bonus
demografi tersebut Indonesia perlu bersiap dalam hal peningkatan pelayanan
kesehatan

masyarakat,

peningkatan

kualitas

dan

kuantitas

pendidikan,

pengendalian jumlah penduduk, serta kebijakan ekonomi yang mendukung
fleksibilitas tenaga kerja dan pasar, keterbukaan perdagangan, dan saving
nasional.

5.2

Saran
Untuk menyambut dan mempersiapkan “Bonus Demografi” yang
dimulai tahun 2020, Pemerintah harus bekerja sama dengan Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) dan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk turut aktif dalam
menghadapi “Bonus Demografi” beserta tantangan dan manis-pahitnya periode
tersebut,

seperti

dengan

meningkatan

pelayanan

kesehatan

masyarakat,

meningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan, mengendalikan jumlah penduduk,
serta bersama-sama membuat kebijakan ekonomi yang mendukung fleksibilitas
tenaga kerja dan pasar, keterbukaan perdagangan, dan saving nasional demi
mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera ke depan.

15

DAFTAR PUSTAKA
Tim Penulis Lembaga Demografi FE UI. 2010. Dasar-dasar Demografi. Depok:
Penerbit Salemba Empat.
Supranto, J. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Asra, Abuzar., Sutomo, Slamet. 2016. Pengantar Statistika I. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
http://bps.go.id/

16