Analisis Kinerja Keuangan pada INKOPSYAH (1)

Analisis Kinerja Keuangan pada INKOPSYAH BMT
Adisti Feby Anjani
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Email: Adisti_Feby@yahoo.co.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bahwa koperasi syariah memiliki kinerja yang baik atau
tidak. Hal tersebut bisa diketahui dengan melakukan analisis rasio laporan keuangan. Dalam
penelitian ini hanya menggunakan dua analisis yaitu rasio solvabilitas dan rasio likuiditas. Dengan
subjek penelitian yaitu Inkopsyah BMT yang berada di Jakarta. Hasil analisis rasio keuangan
tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada lembaga keuangan Inkopsyah BMT ini
tergolong tidak baik.
Kata kunci : rasio likuiditas, rasio solvabilitas, kinerja keuangan

Pendahuluan
Perkembangan Koperasi sekarang ini sangatlah pesat, hal itu terlihat dari semakin
menjamurnya koperasi di Indonesia. Koperasi tercermn sebagai wujud peran dan kedudukan
pemerintah dalam sistem demikrasi di Indonesia. Namun sekarang, koperasi telah tergantikan
dengan Baitul Maal wa Tamlik (BMT).
BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi
hasil, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam. BMT merupakan lembaga keuangan yang
awalnya berbentuk koperasi. Jadi dalam prakteknya tidak jauh berbeda dengan koperasi.

Yang paling penting dalam BMT lebih mengutamakan prinsip kekeluargaan. BMT dirasa
cukup sukses dalam penyebarannya. Hal itu terlihat dari para pedagang kecil, bakul sayur,
toko-toko kelontong, kios-kios kecil yang sukses bermitra dengan BMT. Mereka dapat
memperoleh pendanaan murah lagi berkah melalui BMT.
Muculnya lembaga keuanga mikro seperti halya BMT ini karena operasionalisasi
bank-bank syariah yang kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah. Adanya
baitul maal dalam BMT diharapkan dapat mengentaskan tingkat kemiskinan yang tinggi di
Indonesia.
Perkembangan BMT di Indonesia sepanjang tahun 2010 direncanakan dapat mencapai
30 hingga 40%. Hal itu disebabkan karena sudah semakin banyaknya kesadaran masyarakat
dalam transaksi berbasis syariah. Dan juga jumlah industri keuangan syariah mikro ini
dipatikan bisa mencapai kisaran 4000 BMT (Laila:2010).

Baitul Maal wa Tamlik akan dikatakan sukses atau tidaknya, berkembang atau
tidaknya, tumbuh atau tidak dapat terlihat jelas dari laporan keuangannya. Laporan keuangan
dapat dijadika alat utnuk berkomunikasi dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan
data keuangan perusahaan. Kondisi keuangan pada perusahaan sangat berguna bagi semua
pihka yang terlibat dalam perusahan. Salah satunya dapat membantu manajer untuk
mengambil keputusan untuk keputusan di masa depan yag berkaitan dengan perusahaan
mereka. Selanjutnya untuk dapat membaca sebuah laporan keuangan diperlukan analisa lebih

lanjut. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis rasio keuangan, yaitu rasio
solvabilitas dan rasio likuiditas. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis laporan keuangan di salah satu BMT di indonesia yaitu
INKOPSYAH BMT atau yang sering dikenal Induk Koperasi Syariah.
Penelitian Terdahulu
Banyak peneliti yang sudah melakukan penelitian sejenis ini namun dengan objek yang
berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Laila Ma’ruf (2010) dengan menggunakan
objek penelitian di BMT Anda Salatiga mengatakan bahwa hasil penelitian rasio laporannya
rata-rata menunjukkan perubaha yang tidak terlalu tinggi ataupun rendah. Hal itu terlihat di
sisi liquiditas BMT yang memiliki resik yang tinggi. Akan tetapi BMT Anda dapat dikatakan
solvable ,yakni jika perusahaan dilikuidasi , perusahaan masih mampu memenuhi seluruh
kewajiban dengan seluruh aktiva yang dimiliki.
Penelitian yang dilakukan oleh Iskandar pada KSU BMT Muamalat mengatakan
bahwa KSU BMT Muamalat dikategorikan kedalam jenis koperasi yang sehat, karena
mampu memberikan jaminan kepada kreditur dalam hal memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Hal itu terlihat dari aspek likuiditas. Sedangkan dari aspek solvabilitasnya yang
menggunakan rumus debt to total asset maka dalam klasifikasi sangat tidak sehat, karena
KSU BMTini belum dapat menggunakan modal sendiri secara maksimal.

Untuk aspek


profitabilitas dengan menggunakan ROA diklasifikasikan koperasi yang sangat tidak sehat.
Dari beberapa penelitian diatas, peneliti melihat bahwa memang banyak epenlitian
yang sejenis dengan penelitian. Namun dengan objek yang berbeda-beda. Dan juga dengan
metode analisis yang sedikit berbeda-beda. Ada beberapa rasio yang sering digunakan dalam
penelitian seperti ini. Yaitu rasio solvabilitas, dan rasio liquiditas. Metode analisis ini tidak
hanya seputar tiga rasio diatas saja. Namun masih ada rasio yang dapat menganalisis laporan

keuangan perusahaan. Penelitian penelitian terdahulu diharapkan dapat membantu penelitian
lain untuk melakukan penelitian sejenis dengan objek yang lebih beragam.
Baitul Maal wa Tamlik
Baitu Maal wa Tamlik merupakan kependekan dari Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Kedua
istilah tersebut memiliki arti yang sangat berbeda. Baitu Maal sendiri yaitu rumah uang,
dimana memiliki fungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial. Dalam
BMT Baitu Maal tidak boleh digunakan untuk kepentingan profit. Baitul Maal cenderung
kepada kegiatan yang berbasis non-profit. Berbeda dengan Baitul Tamwil yang memiliki arti
rumah pembiayaan. BMT dapat memperoleh keuntungan dari kegiatan yang dilakukan oleh
Baitul Tamwil. Karena Baitul Tamwil merupakan kegiatan yang megarah kepada alur
penghimpunan dan penyaluran dana secara komersial dan menghasilkan profit. Kedua
masing kegiatan-kegiatan tersebut sangatlah berbeda.

BMT merupakan salah satu lembaga keuangan mikro bukan bank, bukan koperasi
menurut pembagian dari Bank Indonesia (Abdul Qoyyum: 2017). BMT berperan penting
dalam pemberdayaan unit usaha mikro di masyarakat. Karena lembaga ini dapat menyasar
masyarakat di kalangan bawah, sehingga dapat meningkatkan perekonomian di masyarakat
kalangan bawah. Adapun peran BMT bagi masyarakt yaitu (Abdul Qoyyum:2017) :
a. Mobilisator ekonomi dan sosial masyarakat
b. Ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi syariah
c. Lembaga intermediasi antara orang bermodal dan oran gyang membutuhkan modal
d. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barokah,
ahsanu’amala dan salaam.
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu INKOPSYAH BMT.
INKOPSYAH merupakan kepanjangan dari Induk Koperasi Syariah BMT. Lembaga mikro
ini merupakan gerakan koperasi sekunder yang didirikan oleh primer koperasi yang kegiatan
usahanya berdasarkan pola syariah. Tujuan didirikannya lembaga ini guna mensejahterakan
seluruh anggota pada khususnya dan masyarakat pada umunya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyrakat yang maju, adil dan makmur
berlandaskan syariah islam (indukbmt.co.id). Inkopsyah ini sudah bekerja sama dengan
berbagai perbankan yang berbasis syariah, salah satu diantaranya yaitu oleh BNI Syariah,
Bank DKI Syariah, Bank Muamalat, dan lembaga lainnya.


Inkopsyah sudah memiliki banyak anggota diseluruh Indonesia. Salah satunya tentu
saja di Yogyakarta. Beberapa bentuk bmt yang ada di Yogyakarta yang merupakan anggot
dari inkopsyah yaitu Puskopsyah DIY, Bina Ummah, Budi Mulia da lain sebagainya. Tidak
hanya di kota-kota besar. Bahkan di Papua barat sudah ada bmt yang merupakan anggota dari
inkopsyah ini. Dengan jumlah anggota yang relatif banyak, maka banyak yang berpikiran
bahwa lembaga ini merupakan lembaga yang sangat berkembang dan tumbuh pesat. Hal itu
tidak bisa dijadikan patokan. Sebuah lembaga harus melewati beberapa analisis keuangan
terutama dalam laporan keuangan lembaga tersebut agar bisa menentukan apakah lembaga
tersebut merupakan lembaga yang maju dan berkembang.
Metode Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh lembaga keuangan mikro
berbasis syariah di Indonesia. Sedangkan sampelnya atau objek peneleitiannya yaitu
Inkopsyah BMT. Penelitian ini hanya menggunakan jenis data sekunder yaitu berupa laporan
keuangan yang sudah dipublikasikan dari tahun 2003 hingga 2016.
Mengenai teknik analisanya hanya menggunakan rasio keuangan sepeti rasio
likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Rumus yang digunakan untuk mengkaji analisis data,
antara lain :
1. Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar (current ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya yang

segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar (Rina dan Erny : 2014)
Cash Ratio =

Aset Lancar ( Kas)
× 100 %
Hutang

2. Rasio Solvabilitas
Syafri (2008:303) menyatakan bahwa rasio solvabilitas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi.
a. Total Debt to Total Assets Rasio
Total utang
Total Debt to Total Assets Rasio = Total aktiva ×100 %
Pada rasio ini membandingkan jumlah total hutang dengan aktiva total yang
dimiliki perusahaan.
b. Long Term Debt to Equity Ratio

Pada rasio ini membandingkan hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Hutang jangka panjang

×100 %
Long Term Debt to Equity Ratio =
Modal Sendiri
Hasil dan Pembahasan
Rasio keuangan merupakan salah satu alat ukur kinerja keuangan , seperti rasio likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas dari data di peroleh berhasil dihitung rasio keuangan Inkopsyah
BMT selama empat tahun. Dari tahun 2013 sampai 2016. Data yang digunakan yaitu data
laporan keuangan perdesember akhir.
Analisis Rasio Likuiditas
Merupakan kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Tabel 1. Daftar perhitungan analisis rasio lancar tahun 2013-2016
Tahun

Rasio

Kriteria

2013

622,8338


Tidak Baik

2014

783,1899

Tidak Baik

2015

932,1692

Tidak Baik

2016

1058,6180

Tidak Baik


Sumber: data diolah
Berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia, Nomor 06/PER/M.KUKM/V/2006 tanggal 1 Mei 2006 tentang Pedoman
Penilaian Joperasi Berprestasi, maka penilaian Current Ratio sebagai berikut (Hilarus : 2016):
Tabel 2. Penilaian Current Ratio
Kriteria
Baik Sekali
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik

Standar
200% - 250%
175% - < 200% atau 250% - 275%
150% - < 175% atau >300% - 325%
125% - < 150% atau >300% - 325%
325%
Sumber: data diolah


Pada tahun 2013 rasio likuiditas sebesar 622,833%, ini menunjukkan bahwa setiap Rp
100,00- hutang lancar dijamin dengan Rp 622,833,- aktiva lancar. Para tahun 2014 rasio
sebesar 783,1899 hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 100,00,- hutang lancar akan dijamin

sebesar 784,1899. Menurut hasil perhitungan dari rasio likuiditas pada laporan keuangan
empat tahun terakhir itu menunjukkan bahwa kondisi keuangan mereka tergolong tidak baik.
Artinya mereka belum mampu membayar kewajiban-kewajiban lancar mereka secara
maksimal.
Analisis Rasio Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka
pendek maupun panjang. Dikatan solvable apabila koperasi memiliki aktiva yang cukup
untuk membayar semua hutang-hutangnya (Rina & Erny : 2014)
Rasio Total Hutang terhadap Total asset
Tabel 3. Perhitungan rasio TH dengan TA
Tahun

Rasio

Kriteria


2013

89,71

Tidak Baik

2014

87,93

Tidak Baik

2015

83,83

Tidak Baik

2016

79,73

Kurang Baik
Sumber: data diolah

Tahun 2013 rasio keuangan inkopsyah 89,71% ini menunjukkan bahwa setip Rp
100,00,- hutang lancar dijamin dengan Rp 89,71,- kas untuk memenuhi kewajibannya. Tahun
2014 rasio keuangannya sebesar 87,93 hal ini menunjukkan bahwa kewajiban Rp 100,00,hutang lancar dijamin dengan Rp 87,93,- kas untuk memenuhi kewajibannya. Sedangkan
pada tahun 2016 terjadi peningkatan nilai rasio yaitu menjadi 79,73%, artinya setiap Rp
100,00,- hutang lancar dijamin dengan Rp 79,73,- kas untuk memenuhi kewajibannya. Dapat
dilihat bahwa penilaian dari rasio keuangan dari tahun 2013 hingga 2015 tergolong tidak
baik. Hingga pada tahun 2016 mengalami sedikit peningkatn nilai sehingga inkopsyah
menjadi kriteria kurang baik. Hal ini disebabkan karena inkopsyah bmt masih belum
maksimal memberikan kontribusi yang cukup dalam pengelolaan aset guna memenuhi total
hutang yang dimilikinya. Kinerja Inkopsyah BMT masih kurang solvable

Tabel 4. Perhitungan rasio hutang jangka panjang dengan modal sendiri

Tahun
2013
2014
2015
2016

Rasio
800,966
675,337
480,414
342,222
Sumber: data diolah

Kriteria
Tidak Baik
Tidak Baik
Tidak Baik
Tidak Baik

Pada tahun 2013 hingga tahun 2016 dapat dilihat bahwa rasio keuangan berada di atas
100%. Hal tersebut dapat dikategorikan sebagai keuangan yang tidak baik. Namun tiap
tahunnya terdapat peningkatan nilai rasionya. Berarti Inkopsyah telah melakukan perbaikan
tiap tahunnya.
Penutup
Penelitian ini mengkaji tentang analisis laporan keuangan untuk lembaga keuangan mikro
berbasis syariah dengan menggunakan dua rasio utama yaitu rasio likuiditas dan rasio
solvabilitas. Namun pada dasarnya masih banyak rasio yang dapat digunakan. Saran untuk
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah rasio yang digunakan untuk analisis, agar
hasil analisis yang akan diperoleh lebih layak untuk ditentukan.
Hasil analisis rasio keuangan selama periode 2013 hingga periode 2016 menunjukkan
kinerja yang tidak baik. Hal itu terlihat dalam hasil rasio likuiditas perusahaan yang tiap
thunnya tidak mengalami peningkatan kinerja keuangannya. Bahkan justru menurun. Untuk
rasio solvabilitasnya juga termasuk kedalam kategori keuangan yang tidak baik. Meskipun
setiap tahunnya terdapat peningkatan nilai rasio, namun peningkatannya tidak signifikan. Jadi
kinerja keuangan perusahaan tetap tergolong tidak baik.
Daftar Pustaka
Filjannatul. “Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas terhadap Kinerja
Koperasi As-Sakinah di Sidoarjo tahun 2009-2012”. Surabaya.
Hilarus. “Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Likuiditas, Solbailitas, dan
Rentabilitas pada Koperasi tahun 2011-2015”. Skripsi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. 2016
Iskandar. “Analisis Kinerja Keuangan pada KSU BMT Muamalat Brebes”, STIE Widya
Manggalia Brebes.
Laila Ma’ruf. “Analisis Rasio Keuangan BMT “Anda” Salatiga”. 2010

Muftiyas A. “Analisis Penyajian Laporan Keuangan BMT Surya Amanah” dalam Jurnal
Digilib UIN Sunan Kalijaga. Skripsi. 2008
Nunik Aryanti, “Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi Jasa Keuangan Syariha (KJKS)
BMT Surya Melati Kalijambe”. Skripsi.
Pandi. “Analisis Kinerja Keuangan untuk Mengukur Kesehatan Keuangan Koperasi KSU
BMT Arafah Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang,” dalam Jurnal Ilmiaah Among
Makarti Vol7, No 13, 2014
Rani & Erny. “Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi Syariah di Purwokerto Barat”
dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1.
Purwokerto. 2014
Rinda . “Penilaian KesehaRtan Keuangan pada Kospin Jasa Syariah Pekalongan Sebagai
Lembaga Keangan Mikro Syariah,”dalam Jurnal Penelitian Vol. 8, No. 1, 2011 : 131-156
Ross, Westerfield, Jordan, Lim & Tan R. Pengantar Keuangan Perusahaan “Fundamental of
Corporate Finance”. Jakarta:Salemba Empat, 2015
Qoyyum Abdul, Lembaga Keuangan Islam di Indonesia, Yogyakarta, 2017
Ulin. “ Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi BMT Bina Usaha Kecamatan Bergas
Kecamatan Semarang” dalam Skripsi Universitas Negeri Semarang.2011
Wahyu. “Analisis Rasio Likuiditas untuk Menilai Tingkat Kesehatan Laporan Keuangan PT.
Harapan Guna Sejahtera Medan” dalam Jurnal Penelitian LPPM STMIK Kaputama.
Wahyu Sugeng. “Analisis Rasio Likuiditas untuk Menilai Tingkat Kesehatan Laporan
Keuangan PT. Harapan Guna Sejahtera Medan” dalam

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22