BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan Pasien kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Spiritualitas merupakan bagian inti dari individu (core of individuals) yang tidak terlihat (unseen, invisible) yang berkontribusi terhadap keunikan dan menyatu dengan nilai-nilai transendental (suatu kekuatan yang maha tinggi/high

  power dan Tuhan/God) yang memberikan makna, tujuan dan keterhubungan (McEwen, 2003).

  Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Setiap faktor diperlukan untuk membangun dan mempertahankan hubungan dinamis pribadi seseorang dengan Tuhan atau sebagimana didefenisikan oleh individu itu dan keluar dari hubungan itu untuk mengalami pengampunan, cinta, harapan, kepercayaan, makna dan tujuan dalam hidup. Kebutuhan spiritual tidak murni terkait dengan agama atau kepercayan terhadap Tuhan tetapi filosofi semantik terhadap kehidupan atau mencari makna dan tujuan (Stallwood & Stoll dalam McSherry, 2006).

  Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan yang lebih pada saat pasien kritis atau menjelang ajal. Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan pelayanan kesehatan, dimana kebutuhan dasar manusia yang diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual dapat membantu membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan (Hidayat, 2006).

  Menurut Heber (1987 dalam Rohman, 2006) hasil riset telah membuktikan bahwa orang yang spiritualitasnya baik, mempunyai kemungkinan melanjutkan kehidupan lebih baik. Bagi yang spiritualistasnya tidak baik, menunjukan tujuan hidup kurang, tidak dicintai, ketidakbebasan dan takut mati. Sementara orang yang spiritualitasnya baik, tidak takut mati, dan lebih menerima kehidupan. Jika mereka cemas terhadap kematian disebabkan cemas pada proses bukan pada kematian itu sendiri. Musick et al (2000 dalam Rohman 2006) menyatakan bahwa adanya spiritualitas pada kesehatan dan kesejahteraan fisik, diperlihatkan dari hasil studi menyimpulkan bahwa tingkat spiritualitas yang tinggi berasosiasi dengan hasil yang positif pada individu dengan penyakit kanker

  Penelitian Leeuwen et al (2006) menunjukkan bahwa kebutuhan spiritual merupakan hal yang umum dalam pelayanan kesehatan. Prevalensi kebutuhan spiritual telah ditemukan di beberapa pelayanan kesehatan seperti departemen emergensi, rumah sakit, unit perawatan anak, unit rehabilitasi, perawatan dirumah, klinik kanker.

  Kanker merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena insiden dan angka kematiannya terus meningkat. Kanker merupakan proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik dari

  

Deoxyribo Nucleat Acid (DNA) selular (Smeltzer & Bare, 2002). Penyakit kanker

  kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang komplek di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis dan manusiawi. Kanker dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat. Bahkan di negara-negara maju, penyakit kanker menduduki urutan kedua setelah penyakit kardiovaskuler (Brunner & Suddarth, 2005).

  Di wilayah Asia Tenggara, pada tahun 2008 diperkirakan terdapat 1,6 juta kasus kanker baru dan 1,1 juta kematian akibat kanker. Angka ini diproyeksikan meningkat menjadi 2,8 juta kasus kanker baru dan 1,9 juta kasus meninggal. Pada laki-laki diperkirakan terdapat 758.000 kasus kanker baru dengan jenis kanker terbanyak adalah kanker paru, diikuti dengan kanker mulut, kanker faring, kanker esofagus, kanker lambung, kanker kolorektal, kanker hati dan kanker laring. Pada perempuan diperkirakan terdapat 831.000 kasus kanker baru dengan jenis kanker terbanyak adalah kanker serviks dan payudara. Perbedaan jenis kanker ini menyebabkan jumlah kematian kanker yang lebih tinggi pada pria sebesar 557.000 kematian daripada wanita sebesar 515.000 kematian (International Agency for Research on Cancer, 2008 dalam Ferlay et al 2008 ).

  Data dari Kementerian Kesehatan tahun 2012 menyatakan bahwa prevalensi kanker di Indonesia mencapai 4,3 banding 1.000 orang. Data sebelumnya menyebutkan bahwa prevalensi kanker 1 banding 1.000 orang. Badan Kesehatan Dunia dan Serikat Pengendalian Kanker Internasional memprediksi akan terjadi peningkatan penderita kanker sebesar 300 % di seluruh dunia pada tahun 2030. Jumlah tersebut 70 % berada di negara berkembang seperti Indonesia (Candra, 2013).

  Hasil penelitian Oemiati et al (2011) menyatakan bahwa prevalensi kanker berdasarkan 33 provinsi didapatkan data bahwa ada lima provinsi yang prevalensi kankernya melebihi prevalensi kanker nasional yaitu lebih dari 5,03 % yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 9,66 %, Provinsi Jawa Tengah sebesar 8,06 %, Provinsi DKI Jakarta sebesar 7,44 %, Provinsi Banten sebesar 6,35 %, dan Provinsi Sulawesi Utara sebesar 5,76% sedangkan provinsi Sumatera Utara sebesar 2,88 %.

  Kecemasan merupakan istilah yang menggambarkan keadaan khawatir dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan dapat ditimbulkan dari peristiwa sehari- hari yang dapat dialami manusia dan dapat juga dialami oleh siapapun. Ancaman terhadap harga diri atau identitas diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu merupakan sebagai sebab dari terjadinya kecemasan. Kecemasan menghasilkan peringatan yang berharga dan penting dalam upaya untuk memelihara keseimbangan dan melindungi diri yang dapat dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan bagian kehidupan sehari-hari (Suliswati, 2005).

  Kecemasan merupakan masalah umum bagi orang-orang yang menjalani pengobatan kanker. Ini diyakini bentuk paling umum dari tekanan psikologis yang terjadi hingga 50% pada pasien kanker. Kecemasan ditandai dengan ketakutan terus-menerus, dapat disertai dengan berlebihnya kewaspadaan, konsentrasi yang buruk, gugup dan agitasi. Ketika dialami sebagai respon normal untuk diketahui atau dianggap ancaman, kecemasan sering menghilang saat ancaman akan dihapus. Dalam kasus seseorang yang didiagnosis dengan kanker, ancaman sering berbahaya dan mungkin berlanjut setelah perawatan selesai. Kecemasan akan terjadinya kekambuhan dan kematian menyebabkan kecemasan kronis dan ketakutan tentang masa depan (Holland & Gooen 2000 dalam Tofthagen, 2006).

  Kecemasan pada pasien kanker dapat dikaitkan dengan aspek menakutkan untuk pengobatan atau ketidakpastian mengatasi dengan diagnosis yang mengancam potensi kehidupan. Orang dengan gangguan kecemasan yang sudah ada sebelumnya cenderung mengalami gangguan eksaserbasi ketika mereka didiagnosis kanker (Holland & Gooen 2000 dalam Tofthagen, 2006). Penelitian Schmidt (2003 dalam Tofthagen, 2006) menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa tertentu pada pasien kanker mengakibatkan meningkatnya kecemasan seperti gejala-gejala baru yang ditimbulkan ketika pertama kali didiagnosis, menunggu hasil tes, memulai pengobatan baru, mengalami perubahan dalam pengobatan, mengakhiri pengobatan, memiliki kegagalan pengobatan, kesejahteraan, mempelajari bahwa penyakit itu telah berkembang dan mengalami tekanan ketahanan hidup dan menghadapi akhir kehidupan. Diagnosis kanker sering menyebabkan individu untuk menguji kembali arti hidup mereka, hubungan mereka dengan orang lain, hubungan mereka dengan alam semesta dan dengan pencipta mereka (Allgar et al, 2003 dalam Tofthagen, 2006).

  Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti pada bulan Nopember 2013 di RSUP. H. Adam Malik Medan bahwa pihak rumah sakit telah menyediakan pastoral care atau pelayanan kerohanian sejak 4 Maret

  2013 untuk memenuhi kebutuhan spiritualitas pasien. Pelayanan kegiatan kerohanian adalah kegiatan doa bersama untuk kesembuhan dan keselamatan pasien yang di pandu oleh petugas kerohanian yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit. Petugas kerohanian yang ada di RSUP. H. Adam Malik Medan berjumlah tiga orang yaitu petugas kerohanian untuk Agama Islam, Agama Kristen Protestan dan Agama Khatolik.

  Petugas kerohanian selalu berada ditempat setiap hari dan mereka selalu berkunjung ke ruangan untuk memberikan pelayanan kegiatan kerohanian. Jika pasien membutuhkan pelayanan kerohanian maka pasien dan keluarga pasien melapor pada perawat yang berada di Ruang Rawat Inap RSUP. H. Adam Malik Medan dan perawat akan mendatangkan petugas kerohanian sesuai dengan standar prosedur operasional. Berdasarkan hasil observasi terhadap pasien di RSUP. H.

  Adam Malik Medan didapatkan data bahwa masih ada beberapa perawat yang tidak melaksanakan tugasnya dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dengan baik kepada pasien.

  Dari pemaparan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan pemenuhan kebutuhan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pasien kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan.

1.2. Permasalahan

  Apakah terdapat hubungan pemenuhan kebutuhan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pasien kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

  1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui pemenuhan kebutuhan spiritualitas dan tingkat kecemasan pasien kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus a.

  Mengetahui pemenuhan kebutuhan spiritualitas pasien kanker di RSUP.

  H. Adam Malik Medan.

  b.

  Mengetahui tingkat kecemasan pasien kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan.

  c.

  Mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pasien kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan.

  1.4. Hipotesa Penelitian

  Ada hubungan pemenuhan kebutuhan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pasien kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan.

  1.5. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

  1.5.1. Aspek Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi serta menambah koleksi pustaka tentang pemenuhan kebutuhan spiritualitas untuk mengatasi tingkat kecemasan pada pasien kanker.

  1.5.2 Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada petugas kesehatan mengenai pentingnya melakukan pemenuhan kebutuhan spritualitas untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien kanker.

Dokumen yang terkait

Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan Pasien kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan

6 120 147

Karakteristik penderita kanker serviks yang dirawat inap di RSUP. H. Adam Malik Medan tahun 2009.

0 57 58

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - Gambaran Perubahan Fisiologis Sistem Gastrointestinal : Konstipasi pada Pasien Stroke yang Immobilisasi di RSUP H. Adam Malik Medan

1 3 8

BAB 1 PENDAHULUAN - Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Penyakit Kardiovaskular dalam Melaksanakan Latihan Aktivitas Fisik Rehabilitasi Jantung Fase I di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 9

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG - Kadar Carcinoembryonic Antigen (CEA) pada penderita kanker paru yang mendapat kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kualitas Pelayanan Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Terpadu (Rindu) RSUP. H. Adam Malik Medan

0 0 10

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Sikap Ners & Dokter Spesialis tentang Kolaborasi Perawat-Dokter dan Kepuasan Kerja Dokter Spesialis di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Karakteristik Penderita HIV/AIDS dengan Tingkat Infeksi Oportunistik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep spiritualitas 1.1. Pengertian Spiritualitas - Hubungan Spiritualitas Dengan Kecemasan Pasien Preoperasi di RSU dr. Pirngadi Medan

0 1 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Spiritual - Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan Pasien kanker di RSUP. H. Adam Malik Medan

0 0 31