BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kelengkapan Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai Kota Medan Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan kesehatan idealnya diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, pelindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan norma-norma agama. Pembangunan kesehatan haruslah bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2005)

  Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double

  

burden ). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga

  muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif (Depkes RI, 2005).

  Sejak penetapan the Expanded Program on Immunisation (EPI) oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh dunia. Sekurang- kurangnya ada 2,7 juta kematian akibat campak, tetanus neonatorum dan pertusis serta 200.000 kelumpuhan akibat polio yang dapat dicegah setiap tahunnya. Vaksinasi terhadap 7 penyakit telah direkomendasikan EPI sebagai imunisasi rutin di negara berkembang antara lain: BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B (Muhammad, 2003).

  Pemberantasan penyakit menular di Indonesia maka perlu diperhatikan keberhasilan program imunisasi dalam kerangka mencegah penyebaran penyakit menular tersebut.

  Sebagaimana diketahui imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh, harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan. Vaksinasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak 2005).

  Program imunisasi terdiri dari dua tahapan yakni program imunisasi dasar dan program imunisasi lanjutan. Program imunisasi dasar dimaknai sebagai pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan, sementara program imunisasi lanjutan adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di atas ambang perlindungan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B (Depkes RI, 2005).

  Dari Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 di dapatkan bahwa prevalensi Tuberkulosis paru klinis yang tersebar di seluruh Indonesia adalah 1,0 %. Insiden saat ini berada pada ranking ke lima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasti prevalensi TB semua kasus adalah 566.000 atau 244 per 100.000 populasi (Kemenkes RI, 2011).

  Uraian data di atas baru menampilkan gambaran penyakit menular tuberkulosis dan belum termasuk difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B yang sebenarnya bisa dicegah dengan imunisasi atau vaksinasi yakni tindakan yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketahanan tubuh yang lebih baik, sehingga mampu mempertahankan diri terhadap penyakit atau masuknya kuman dari luar.

  Pencapaian pelaksanaan program imunisasi, Pemerintah Republik Indonesia mengikuti kebijakan Internasional mengenai cakupan imunisasi yang disebut dengan adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada semua bayi. Kementerian Kesehatan menargetkan pada tahun 2014 seluruh desa/kelurahan mencapai 100% UCI (Universal Child Immunization) dan seluruh bayi di desa/kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG, Hepatitis B, DPT- HB, Polio dan Campak. Pencapaian UCI desa/kelurahan di Indonesia sampai tahun 2009 masih sangat rendah, yaitu 69,6%. Sementara bila dilihat data hasil penelitian riset kesehatan dasar tahun 2010 maka dapat disampaikan bahwa pencapaian pemberian imunisasi dasar lengkap hanya 53,8 %, imunisasi dasar tidak lengkap 33,5% dan tidak mendapatkan imunisasi dasar 12,7 % (Depkes RI, 2010).

  Khusus untuk Propinsi Sumatera Utara, masih berdasarkan hasil laporan riset kesehatan dasar tahun 2010, disebutkan bahwa persentase anak umur 12-23 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap baru mencapai 33,3 %, imunisasi dasar tidak lengkap 43,1 % dan tidak mendapatkan imunisasi dasar sebesar 23,6 % (Depkes RI, 2010). Kembali ke permasalahan capaian program imunisasi dasar, khusus untuk wilayah Kota Medan tercatat data persentase desa/kelurahan UCI sebesar 97,35 % dan persentase drop out imunisasi mencapai 109,74 % (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2009).

  Data tersebut dapat dinyatakan bahwa masih ada permasalahan program imunisasi dasar di Kota Medan mengingat masih belum tercapainya target ideal persentase desa/kelurahan UCI. Target ideal UCI yaitu 100 % Berdasarkan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI, 2010).

  Usaha-usaha yang dilakukan Dinas Kesehatan masih banyak mengalami kendala diantaranya dukungan orang tua untuk mengimunisasikan bayinya. Para orang tua yang dialami oleh bayi karena suntikan imunisasi (www.pikiran rakyat.com.2004).

  Melihat data terkait imunisasi dasar lengkap tersebut dapat dikatakan bahwa pencapaian program imunisasi dasar lengkap masih jauh dari target ideal. Kondisi ini disebabkan antara lain karena kurang perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap program imunisasi, kurangnya dana operasional untuk imunisasi baik rutin maupun tambahan, dan tidak tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang adequat. Selain itu juga kurangnya koordinasi lintas sektor termasuk pelayanan kesehatan swasta, kurang sumber daya yang memadai serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang program dan manfaat imunisasi (Depkes RI, 2010).

  Imunisasi dasar lengkap adalah pemberian lima vaksin imunisasi sesuai jadwal yang telah ditentukan untuk bayi di bawah satu tahun. Pentingnya imunisasi untuk bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari beberapa penyakit berbahaya dan akan mencegah penularan. Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu melawan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut. Polio dapat meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap penyakit Polio. Polio dapat menyebabkan akibat yang fatal, pertumbuhan bayi dapat terhambat bahkan menimbulkan cacat permanen pada bayi jika terserang virus Polio. Untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap penyakit campak, sehingga mencegah penularan campak. Gejala campak antara lain demam tinggi, batuk, pilek, ruam kulit (Soedjatmiko, 2009).

  Sebagaimana yang diungkapkan sebelumnya bahwa salah satu penyebab rendahnya pencapaian program imunisasi dasar lengkap adalah dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang program dan manfaat imunisasi. Rendahnya pengetahuan masyarakat dasar lengkap. Dukungan yang dimaksudkan disini adalah perhatian, penghargaan atau bantuan akan pelaksanaan program imunisasi dasar lengkap. Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh individu dari orang lain, dimana orang lain disini dapat diartikan sebagai individu perorangan atau kelompok.

  Puskesmas Sukaramai merupakan salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Medan yang tentunya juga berperan serta dalam pelaksanaan program imunisasi dasar di Kota Medan yang memiliki wilayah kerja meliputi 4 kelurahan yang terbagi dalam 43 lingkungan. Luas wilayah kerja mencapai 153 km² dengan penduduk 42.352 jiwa. Sampai tahun 2011, tercatat Puskesmas Sukaramai sudah mencapai 100 % desa/kelurahan UCI dengan pencapaian imunisasi dasar hingga 99 % (Puskesmas Sukaramai, 2012).

  Data yang diperoleh peneliti dari studi pendahuluan tidak sama dengan data dari Puskesmas Sukaramai. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, ternyata masih ada ditemukannya bayi yang tidak mendapat imunisasi dasar lengkap. Dari 50 bayi yang di observasi oleh peneliti terdapat 30 bayi (60%) yang mendapat imunisasi dasar tidak lengkap, 13 bayi (28%) yang mendapat imunisasi dasar lengkap dan terdapat 7 (14%) bayi yang tidak mendapat imunisasi dasar sama sekali. Sementara dari data Puskesmas Sukaramai menyebutkan bahwa pencapaian imunisasi Hepatitis B mencapai 694 bayi dari 852 sasaran bayi (81,4%), pencapaian imunisasi BCG mencapai 851 bayi dari 852 sasaran bayi (99,8%) dan pencapaian yang sama untuk imunisasi DPT, Polio serta Campak yang mencapai 851 bayi dari 852 sasaran bayi (99,8%).

  Beranjak dari target imunisasi yang belum tercapai di wilayah kerja Puskesmas yang dilakukan Pulungan (2011) di Kelurahan Sayurmatinggi Kabupaten Tapanuli Selatan menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status imunisasi pada bayi maka dipandang perlu untuk dilakukan penelitian mengenai pengaruh dukungan sosial terhadap kelengkapan pemberian imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Sukaramai Kota Medan Tahun 2013.

1.2 Permasalahan

  Berdasarkan survey awal masih ditemukan bayi yang tidak mendapat imunisasi dasar lengkap. Dari 50 bayi yang di observasi oleh peneliti masih banyak bayi yang mendapat imunisasi dasar tidak lengkap, walaupun masih ditemukan bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap dan tidak mendapat imunisasi dasar sama sekali. Beranjak dari target imunisasi yang belum tercapai di wilayah kerja Puskesmas Sukaramai dan ada kemungkinan hal ini disebabkan kurangnya dukungan sosial.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial (dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosi, dukungan integrasi sosial) terhadap kelengkapan pemberian imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Sukaramai Kota Medan Tahun 2013.

  1.4 Hipotesis

  Ada pengaruh dukungan sosial (dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosi, dukungan integrasi sosial) terhadap kelengkapan pemberian imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Sukaramai Tahun 2013.

  1.5 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini : 1.

  Sebagai bahan masukan bagi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan capaian kegiatan imunisasi.

  2. Dapat digunakan sebagai masukan dalam menyusun perencanaan pelayanan kesehatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular terutama dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian.

Dokumen yang terkait

Dukungan Sosial Suami Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pagar Jati Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

20 173 124

Pengaruh Perilaku Ibu Balita Dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013

1 50 168

Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kelengkapan Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai Kota Medan Tahun 2013

2 64 89

Faktor-Faktor Internal Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Situ Gintung Ciputat tahun 2013

3 25 146

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 - Studi Kualitatif Pemenuhan Gizi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Mencirim Kecamatan Sunggal Kabupaten Deliserdang Tahun 2013

0 1 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku - Pengaruh Perilaku Ibu Balita Dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013

0 0 31

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Perilaku Ibu Balita Dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013

0 0 9

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Senam Osteoporosis terhadap Peningkatan Aktivitas Fisik Usia Lanjut di Puskesmas Glugur Kota Medan Tahun 2013

0 1 9

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Komunikasi Interpersonal Petugas Kesehatan dan Karakteristik Ibu terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Dolok Kabupaten Deli Serdang

0 1 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Imunisasi - Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kelengkapan Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaramai Kota Medan Tahun 2013

1 30 22