BAB II KAJIAN LITERATUR A. TINJAUAN KOTA SURABAYA 1. Sejarah Dan Asal-Usul Kota Surabaya - Desain Interior Music Center Di Surabaya (Dengan Pendekatan Futuristik)

KAJIAN LITERATUR A. TINJAUAN KOTA SURABAYA 1. Sejarah Dan Asal-Usul Kota Surabaya

  Surabaya sering disebut Suroboyo dalam bahasa Jawa, merupakan ibukota provinsi Jawa Timur, Sebuah Kota Metropolitan kedua setelah Jakarta. Surabaya juga dikenal sebagai kota Pahlawan. Karena di sanalah pernah terjadi peperangan dahsyat antara arek-arek suroboyo melawan pasukan inggris, yang berhasil menewaskan Jenderal Mallaby dari pihak inggris. Sampai sekarang, tanggal 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan. Untuk memperingati berkobarnya perjuangan utk mempertahankan kedaulatan RI di Surabaya. Di sana pula terdapat Jembatan suramadu yang merupakan salah satu icon Indonesia

  Ada banyak versi tentang asal usul nama surabaya ini, namun semuanya berkaitan erat dengan kemenangan Raden Wijaya saat melawan pasukan tartar.

  a. Versi pertama: Menurut sebagian buku Surabaya berasal dari kata Sura dan

  Baya. Sura berarti Jaya, menang, selamat. Sedangkan Baya artinya bahaya. Sehingga Surabaya kurang lebih berarti "Selamat dari Bahaya". Selamat dari bahaya pada kalimat ini berarti, berhasil dikalahkannya pasukan Tartar (ada yg mengatakan bangsa China) oleh pasukan majapahit.

  commit to user

  usul-surabaya.html, 15 November 2013)

  b. Versi kedua : Surabaya berasal dari kata “Suro” dan “Boyo”. Kata Suro berarti ikan Suro, sebuah ikan hiu yang besar. dan boyo berarti buaya. Di sini suro merupakan lambang dari pasukan tartar yang datang dari laut, sedangkan pasukan Majapahit digambarkan sebagai Boyo yang menyerang dari darat.

  (Sumber:http://www.sejarahkota.com/2013/3/sejarah-asal-usul- surabaya.html, 15 November 2013)

  c. Versi ketiga: Konon saat pertempuran antara Majapahit dengan Bangsa

  Tartar terjadi. Ada 2 prajurit yang sangat tangguh dari kerajaan majapahit, mereka bernama Jaka Sura dan Jaka Baya, Kemenangan Majapahit atas bangsa Tartar tidak terlepas dari kontribusi mereka berdua dalam pertempuran. Sayang, mereka berdua sangat sombong dan menganggap merekalah manusia yang paling kuat. Hingga ada seorang tua yang sakti mengutuk mereka. Jaka Sura menjadi ikan Sura, sedangkan Jaka Baya menjadi seekor buaya.

  Hal ini ternyata tidak membuat mereka berubah, mereka masih saja bertengkar untuk memperebutkan wilayah dan makanan masing- masing. Sehingga terjadi pertempuran yang dahsyat antara mereka kedua binatang tersebut. Pertempuran baru berakhir saat mereka sama-sama mati. Raden wijaya yang melihat pertempuran tersebut,

  commit to user ketiga ini merupakan legenda tentang Surabaya.

  

(Sumber:http://www.sejarahkota.com/2013/3/sejarah-asal-usul-

surabaya.html, 15 November 2013)

  Surabaya merupakan ibu kota dari Propinsi Jawas Timur, yang secara geografis berada pada 07 ˚09`00“ – 07˚21`00“ Lintang Selatan dan 112

  ˚36`- 112˚54` Bujur Timur. Luas wilayah Kota Surabaya meliputi daratan dengan luas 330,48 km2 dan lautan seluas 190,39 km2. Kota ini terdiri dari 31 kecamatan dan 160 kelurahan, dengan batas administrasi sebagai berikut: a. Sebelah Utara: Selat Madura

  b. Sebelah Timur: Selat Madura

  c. Sebelah Selatan: Kabupaten Sidoarjo d.

  Sebelah Barat: Kabupaten Gresik Topografi wilayah Kota Surabaya relatif landai. Kondisi ini tidak memberikan hambatan yang berarti untuk kegiatan konstruksi pembangunan infrastruktur angkutan massal cepat seperti grounded rail maupun elevated rail. Kondisi geologi Kota Surabaya terdiri dari Daratan Alluvium, Formasi Kabuh, Pucangan, Lidah, Madura dan Sonde. Sedangkan untuk wilayah perairan, Kota Surabaya tidak berada pada jalur sesar aktif ataupun berhadapan langsung dengan samudra, sehingga relatif aman dari bencana alam. Berdasarkan kondisi geologi

  commit to user kawasan yang relative aman terhadap bencana gempa bumi maupun tanah amblesan sehingga pembangunan infrastruktur tidak memerlukan rekaya geoteknik yang dapat menelan biaya besar.

  (Sumber:http://smart.surabaya.go.id, 15 November 2013)

  Dari segi klimatologi, Kota Surabaya memiliki iklim tropis, yang merupakan tipikal iklim wilayah Indonesia yang berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, dimana iklim tropis ini memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau dengan perbedaan kondisi klimatologis yang signifikan pada kedua musim tersebut. Berdasarkan pantauan Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya yang digunakan untuk mengetahui kecepatan angin, tekanan udara, hari hujan, curah hujan dan temperatur di Kota Surabaya, selama tahun 2010 kecepatan angin di Kota Surabaya berkisar antara 12 knot hingga 35 knot. Kecepatan angin tertinggi di Kota Surabaya terjadi pada bulan Februari sebesar 35 knot, pada bulan selanjutnya menurun landai hingga mencapai kecepatan angin minimum sebesar 12 knot pada bulan Desember 2010.

  (Sumber: http://smart.surabaya.go.id, 15 November 2013)

  Dari segi hidrologi, Kota Surabaya dilalui oleh tiga sungai utama yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yaitu Kali Surabaya, Kali Mas, dan Kali Wonokromo. Sungai-sungai tersebut digunakan sebagai sumber air bersih di Kota Surabaya. Kali Brantas terbagi menjadi dua di Kota Mojokerto, yaitu Sungai Porong yang melintasi Kota Sidoarjo dan Kali Surabaya yang melintasi Kota

  commit to user anak sungai, yaitu Kali Mas dan Kali Wonokromo. (Sumber: http://smart.surabaya.go.id, 15 November 2013)

Gambar 2.1 Peta Kota Surabaya

  (Sumber:http://www.bloggersurabaya.web.id, 15 November 2013) B.

TINJAUAN TENTANG MUSIK 1. Pengertian Musik

  Musik adalah suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian. Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni.

  Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik adalah sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.

  (Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Musik, 15 November 2013)

commit to user

Sejarah Musik

  Musik dikenal sejak kehadiran manusia modern Homo sapien yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tiada siapa tahu bila manusia mula mengenal seni dan musik. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada benua Afrika sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun dahulu telah menunjukkan perubahan evolusi dari pemikiran otak manusia. Dengan otak manusia yang lebih pintar dari hewan, mereka membuat pemburuan yang lebih terancang sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak ini, mereka bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan mencapai imajinasi dan spiritual. Bahasa untuk berkomunikasi telah terbentuk di antara mereka. Dari bahasa dan ucapan sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama hewan, perlahan-lahan beberapa kosa kata muncul untuk menamakan benda dan nama panggilan untuk sesorang.

  (Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Musik, 15 November 2013)

  Dalam kehidupan yang berpindah-pindah, mereka mungkin mendapat inspirasi untuk mengambil tulang kaki kering hewan buruan yang menjadi makanan mereka kemudian meniupnya dan mengeluarkan bunyi. Ada juga yang mendapat inspirasi ketika memperhatikan alam dengan meniup rongga kayu atau bambu yang mengeluarkan bunyi. Kayu dibentuk lubang tiup dan menjadi suling purba.

  (Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Musik, 15 November 2013) commit to user menggunakan suara-suara. Bermain-main dengan suara mereka menjadi lagu, hymne atau syair nyanyian kecil yang diinspirasikan oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan keras dipukul untuk mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin secara tidak sengaja mereka telah mengetuk batang pohon yang berongga di dalamnya dengan batang kayu yang mengeluarkan bunyi kuat. Kulit binatang yang mereka gunakan sebagai pakaian diletakkan pula untuk menutup rongga kayu tersebut besar menjadi gendang.

  (Sumber:http://id.wikipedia.org/wiki/Musik, 15 November 2013) 3.

Aliran Musik

  Aliran-Aliran Musik menurut Wikipedia.org antara lain :

  a. Musik Klasik Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-212.

  b. Musik Rakyat/Musik Tradisional Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling memengaruhi diantaranya Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Sedangkan maksudnya untuk mempersatukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan

  commit to user sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum.

  c. Musik Keagamaan Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja.

  Kasidah adalah seni suara yang bernapaskan Islam, dimana lagu-lagunya banyak mengandung unsur-unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat baik sesuai ajaran Islam.

  Nasyid adalah salah satu seni Islam dalam bidang seni suara.Biasanya merupakan nyanyian yang bercorak Islam dan mengandungi kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang sejenisnya.

  d. Blues Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik yang diciptakan terutama dalam Afrika-Amerika masyarakat di Deep South Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dari spirituil , lagu kerja , hollers lapangan , teriakan, dan narasi sederhana berirama balada.

  commit to user Aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa. Musik jazz banyak menggunakan gitar, trombon, piano, trompet, dan saksofon. Elemen penting dalam jazz adalah blue notes, improvisasi, polyrhythms, sinkopasi, dan shuffle note.

  f. Country Musik country adalah campuran dari sejumlah unsur musik

  Amerika yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia. Musik ini berakar dari lagu rakyat Amerika Utara, musik kelt, musik gospel, dan berkembang sejak tahun 1920an.

  g. Rock Musik rock atau musik cadas adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada pertengahan tahun 50an.

  Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40 dan 50an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.

  h. Pop Pop Istilah pop dicetuskan pertama kali oleh pengamat seni rupa berkebangsaan Inggris, Lawrence Alloway. Musik Pop biasanya dipahami secara komersial rekaman musik, sering

  commit to user dipahami dan sederhana sesuai dengan tema yang ada. i. RnB

  R&B (ditulis juga RnB, singkatan dari rhythm and blues) adalah genre musik populer yang menggabungkan jazz, gospel, dan blues, yang pertama kali diperkenalkan oleh pemusik Afrika- Amerika.

  C.

INTERIOR MUSIC CENTER 1. Auditorium Konser

  Auditorium konser adalah ruangan tertutup yang digunakan untuk keperluan konser (dalam hal ini konser musik). Dalam perancangan auditorium konser dibutuhkan besaran ruang yang cukup untuk menampung jumlah pengunjung yang ditentukan.

  Toko musik adalah tempat atau ruangan tertutup yang digunakan untuk menjual berbagai peralatan musik. Dalam berbelanja manusia suka untuk melihat-lihat pajangan di toko dan akhirnya membeli. Sebuah toko yang baik adalah yang menata atau mendesain agar barang yang dipajang terlihat bagus. Sebuah toko dapat dibagi menjadi dua prinsip yaitu eksterior (memberikan identifikasi menghiasi bagian depan toko, jendela pajangan dan display) dan interior (yang melanjutkan janji-janji yang ditunjukkan dari display/pajangan). Tampak depan dan desain harus tampak atraktif untuk menarik

  commit to user antara sirkulasi dan layout, dan jika ada harus mudah untuk menuju ke vertical transportation.

  (Joseph De Chiara and Job Callahan, 1990:594-595) 3.

Music Cafe

  Music Cafe adalah tempat yang didalamnya menyediakan berbagai pelayanan makanan maupun minuman bagi umum yang dikelola secara profesional. Di dalam music cafe terdapat panggung kecil yang biasa digunakan untuk pertunjukan musik.

D. TINJAUAN TENTANG FUTURISTIK 1. Sejarah Arsitektur Futuristik

  Arsitektur Futuristik atau futurisme dimulai pada awal abad ke 20 dengan bentuk bangunan yang ditandai oleh anti -historicism dan garis panjang mendatar, kecepatan, emosi dan urgensi yang artistik dan gaya ini dimulai pada Italia dan berlangsung pada tahun 1909 sampai 1944. Gaya ini dihidupkan oleh penyair itu Filippo Tommaso Marinetti, dan dia bekerja pada tokoh arsitektur terkemuka seperti arsitek Antonio Sant'Elia dan seniman Umberto Boccioni, Giacomo Balla, Fortunato Depero, Enrico Prampolini. pendukung bangunan futuristik menyarankan kecepatan, teori pengaruh energi dan ekpresi yang kuat, di dalam usahanya untuk membuat zaman arsitektur yang modern.

  (Sumber :http://raudinadintha.blogspot.com/2011/04/arsitektur- futuristik.html) commit to user

Gambar 2.2 Perspektif dari La Citta Nuova oleh Sant'Elia, 1914

  (Sumber:http://raudinadintha.blogspot.com/2011/04/arsitektur- futuristik.html)

  Setelah permulaannya, Futurism telah menjadi suatu kata yang lebih umum untuk mengangkat kecenderungan yang luas dalam disain modern yang sangat ingin menciptakan arsitektur dengan gaya masa depan ataupun sedikitnya gaya yang akan datang 10 tahun ke masa depan. Futurism modern sebagian besar mulai dengan gaya desain pada mobil ataupun kereta pada tahun 1950 di California. Futurism adalah bukanlah suatu gaya tetapi suatu pendekatan terbuka ke arsitektur, dan telah ditafsirkan kembali oleh generasi arsitek yang berbeda dari beberapa dekade, tetapi pada umumnya ditandai dengan membentuk ketajaman, bentuk dinamis, kontras kuat dan penggunaan material yang berguna.

  (Sumber : http://raudinadintha.blogspot.com/2011/04/arsitektur- futuristik.html) commit to user

Gambar 2.3 Perspektif oleh Sant'Elia, 1914

  (Sumber:http://raudinadintha.blogspot.com/2011/04/arsitektur- futuristik.html)

  a. Santiago Calatrava

  b. Norman Foster

  c. Zaha Hadid

  d. Cesar Peli

  e. John Lautner

  f. Frank O Gehry 3.

Karakteristik Futuristik Menurut Haines dan Chiara

  a. Bentuk tajam (bersudut)

  b. Bentuk dinamis

  c. Kontras kuat

  d. Menggunakan material yang fungsional

  commit to user

KAJIAN TENTANG DESAIN INTERIOR 1. Sistem Organisasi Ruang Panggung

  Dalam Akustika Bangunan ada lima macam perorganisasian ruang panggung, yaitu: a. Panggung Proscenium

  Bentuk dan pelatakan panggung yang disebut proscenium adalah peletakan konvensional, yaitu penonton hanya melihat tampilan penyaji dari arah depan saja. Komunikasi antara penyaji dan penonton pada panggung semacam ini sangat minim.

  Komunikasi yang dimaksud adalah tatap mata, perasaan kedekatan antara penyaji dengan penonton, dan keinginan penonton yang secara fisik terlibat dengan materi yang disajikan, misalkan ikut bergoyang, dan lain sebagainya. Panggung semacam ini lebih cocok dipergunakan untuk model sajian yang tidak membutuhkan tingkat komunikasi yang tinggi seperti misalnya pertunjukan seni tari klasik atau seni musik klasik. (Christina E. Mediastika, Ph.D, 2005:94)

Gambar 2.4 Skematik model panggung proscenium

  (Sumber:Christina E.Mediastika, Ph.D, 2005:94) commit to user Panggung terbuka adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pengembangan dari panggung proscenium yang memiliki sebagian area panggung menjorok ke arah penonton, sehingga memungkinkan penonton bagian depan untuk menyaksikan penyaji dari arah samping contohnya catwalk tempat peraggaan busana. Komunikasi antara penyaji dan penonton pada panggung semacam ini lebih baik dan lebih terbangun. Pada panggung terbuka ini, baik penyaji maupun penonton berada di dalam ruangan yang beratap. (Christina E. Mediastika, Ph.D, 2005:94)

Gambar 2.5 Skematik model panggung terbuka

  

(Sumber: Christina E.Mediastika, Ph.D, 2005:94)

  c. Panggung Arena Panggung arena adalah panggung yang terletak di tengah- tengah penonton, sehingga penonton dapat berada pada posisi di depan, di samping, atau bahkan dibelakang penyaji. Panggung semacam ini biasanya dibuat semipermanen dalam sebuah auditorium multifungsi. Pada panggung semacam ini, komunikasi antara penyaji dan penonton dapat berlangsung dengan amat baik.

  commit to user

  Panggung arena sangat cocok untuk penampilan kelompok musik sekaligus atraksi panggung yang aktif atau lincah. (Christina E. Mediastika, Ph.D, 2005:94)

Gambar 2.6 Skematik model panggung arena

  

(Sumber: Christina E.Mediastika, Ph.D, 2005:94)

  d. Panggung Extended Bentuk panggung extended adalah pengembangan dari bentuk proscenium yang melebar ke arah samping kiri dan kanan.

  Bagian pelebaran atau perluasan ini tidak dibatasi dengan dinding samping, sehingga penonton dapat menyaksikan penyaji dari arah samping. Bentuk panggung semacam ini sangat cocok digunakan untuk sajian acara yang terdiri dari beberapa bagian pertunjukan, seperti misalnya penganugrahan penghargaan, yang terdiri dari acara penganugrahannya sendiri, sajian musik, dan mungkin pula dilengkapi dengan sajian lawak/komedi. (Christina E. Mediastika, Ph.D, 2005:94)

  commit to user

Gambar 2.7 Skematik model panggung extended

  (Sumber: Christina E.Mediastika, Ph.D, 2005:94) 2.

Sistem Sirkulasi Ruang

  Dalam buku Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Tatanan karangan Francis D.K Ching dijelaskan bahwa sifat konfigurasi jalan (sirkulasi ruang) mempengaruhi atau sebaliknya dipengaruhi oleh pola organisasi ruang-ruang yang dihubungkannya. Konfigurasi jalan dapat memperkuat organisasi ruang dengan mensejajarkan polanya. Atau konfigurasi dapat dibuat sangat berbeda dengan bentuk organisasi ruang dan berfungsi sebagai titik perlawanan visual terhadap keadaan yang ada. Sekali kita berhasil membayangkan konfigurasi keseluruhan jalan di dalam sebuah bangunan, orientasi kita di dalam bangunan dan pemahaman kita tentang tata letak ruangnya menjadi jelas.

  Sistem sirkulasi ruang ada 6 macam konfigurasi jalur sirkulasi ruang. Keenam macam konfigurasinya adalah sebagai berikut: a. Linier

  Semua jalur pada dasarnya adalah linier. Jalan lurus dapar menjadi unsur pengorganisir utama untuk satu sederet ruang-ruang.

  commit to user

  di samping itu, jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah,

  (loop).

  b. Radial Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat, titik bersama.

  c. Spiral (berputar) Sebuah konfigurasi spiral adalah suatu jalan tunggal menreus, yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusat dengan jarak yang berubah.

  d. Grid Konfigurasi grid terdiri dari dua psang jalur sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat.

  e. Jaringan Suatu konfigurasi jaringan tediri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu di dalam ruang.

  f. Komposit (Gabungan) Pada kenyataannya, sebuah bangunan umumnya membuat kombinasi dari pola-pola di atas. Hal terpenting dalam setiap pola adalah pusat kegiatan, jalan masuk ke ruangan, serta tempat untuk sirkulasi vertical berupa tangga-tangga, landaian, dan elevator.

  Semua bentuk titik pusat ini memberikan kejelasan jalur pergerakan melalui bangunan dan menyediakan kesempatan untuk

  commit to user menghindari timbulnya orientasi yang membingungkan, suatu susunan hirarkis di antara jalurjalur dan titik bangunan dapat dibangun dengan membedakan skala, bentuk, panjang, serta penempatan.

  a. Lantai Lantai adalah bagian bawah atau alas suatu ruangan atau bangunan. Dalam perancangan interior music center khususnya auditorium konser, perancangan lantai harus sangat diperhatikan, karena musik center membutuhkan sistem akustik, Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan lantai antara lain :

  1). Fungsi Lantai Lantai berfungsi sebagai bidang dasar yang digunakan untuk aktifitas manusia dalam melakukan kegiatan diatasnya dan sebagai alas dari suatu ruang. Misal, penggunaan material lantai pada area panggung berbeda dengan material lantai pada area penonton. Material lantai area panggung bisa menggunakan material keras maupun lunak tergantung jenis panggung. sedangkan lantai area penonton sebaiknya menggunakan bahan lunak agar tidak menimbulkan bias.

  commit to user Lantai dapat membentuk sifat tertentu sesuai dengan fungsinya. Dimana lantai dapat membentuk sifat/ daerah dalam ruang, yaitu dengan membuat penaikan atau penurunan dari sebagian lantai. Lantai dapat bersifat permanen maupun semi permanen. Misal, pengaturan tinggi lantai pada area panggung berbeda dengan ketinggian lantai pada area penonton. Lantai area panggung harus lebih tinggi atau lebih rendah dari lantai area penonton agar penonton dapat nyaman melihat penyaji di atas panggung. 3). Karakter Lantai

  Lantai dapat menentukan karakter ruang, yaitu dengan menggunakan bentuk-bentuk pemilihan bahan, pola maupun warna yang tepat atau sesuai dengan suasana ruang yang ingin dicapai, sehingga karakter lantai dapat dicapai, karakter berat, ringan, luas, sempit, dan sebagainya. 4). Konstruksi Lantai

  Konstruksi lantai perlu diperhatikan bagaimana bahan lantai dipasang. Lantai harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan perambatan bunyi secara structurebone, bias dan sebagainya. Misal, konstruksi lantai bisa menggunakan lantai ganda (raised floor). Dalam perancangan interior musik center selain memperhatikan fungsi, sifat, karakter, serta konstruksi lantai, juga

  commit to user dalam musik center mutlak diperlukan. Adapun fungsi akustik lantai yang sering digunakan antara lain: 1). Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet.

  Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan bunyi.

  2). Lantai keras, lantai yang terbuat dari batu seperti granit dan marmer yang dapat memantulkan bunyi.

  Adapun alternatif bahan yang digunakan adalah dalam sebuah rancangan musik center antara lain : Jenis Bahan Kriteria Umum Granit

  a) Material keras

  b) Memantulkan Suara

  c) Tahan gores

  d) Tahan lama

  e) Mudah perawatan

  f) Kuat menahan beban

  g) Permanen

  h) Kaku dan keras i) Natural

  Karpet

  a) Material Lunak

  b) Menyerap Suara

  c) Tidak tahan gores

  d) Tidak tahan lama

  e) Kaya akan bentuk dan corak f) Mudah pemasangan, penggantian, dan perawatan

Tabel 2.1 Material Lantai

  (Sumber : analisis penulis,2013) commit to user Dalam suatu bangunan dinding berfungsi sebagai pembatas ruang, pemikul beban di atasnya, penutup atau pembatas ruangan baik visual maupun akustik. Dari keterangan diatas bahwa dinding sebagai pembatas ruang, baik visual maupun akustik amat berhubungan dengan pemilihan bahan. Sedangkan dinding sebagai pemikul beban dari atas berhubungan dengan konstruksi/ teknik.

  Dan sebagai pelindung menghadapi alam luar, hal ini sangat penting bagi kebutuhan keamanan kesehatan dalam ruang.

  Dinding pada suatu bangunan dapat sebagai dinding struktur dapat pula hanya sebagai pembatas, hal ini tergantung dari sistem struktur yang dipakai dalam perencanaannya.

  Adapun beberapa jenis bahan yang berfungsi sebagai penutup dinding adalah sebagai berikut : 1). ACP (Aluminium Composite Panel) 2). Gypsumboard 3). Kaca tempered 4). Beton/semen 5). Plywood

  c. Ceiling

  “Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup

  bagian atas. Kesan pertama adalah adanya tinggi rendah ruang, berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, penempatan AC,

  commit to user commit to user

  akustik”. (John F. Pile, 1995:250) Desain dari ceiling disesuaikan dengan area yang dinaungi di bawahnya. Misalnya saja ceiling dibuat bertrap pada ruang auditorium guna memberikan kemungkinan pemantulan suara yang secara teratur mengarah pada penonton.

  Dalam merencanakan langit-langit atau ceiling perlu diperhatikan beberapa hal antara lain yaitu: 1) Penentuan Ketinggian

  Penentuan ketinggian langit-langit disamping pertimbangan fungsi langit-langit itu sendiri, dapat juga dilakukan berdasarkan pertimbangan proporsi dari ukuran ruang (panjang, besar, tinggi). Terlebih lagi jika ingin dibuat permainan langit-langit (drop ceiling), canopy, pergola. 2) Bentuk Penyelesaian

  Bentuk penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan fungsinya, jika sebagai ventilasi udara panas, maka bentuk lubang atau penurunan langit-langit dapat dibentuk sesuai sebagaimana langit-langit itu diselesaikan seperti bentuk- bentuk polos, rata, grid/ berkotak-kotak, garis geometrik/ lurus, berpola, sruktural.

  3) Konstuksi Pemasangan Konstruksi langit-langit perlu diperhatikan bagaimana pemasangannya atau bagaimana menempel pada dinding,

  Perlu diperhatikan juga konstruksi pemasangan bidang penutup langit -langit.

  4. Furniture

  Dalam suatu ruangan pasti ada kegiatan atau aktivitas yang diwadahi, oleh karena itu dalam suatu ruangan hendaknya ada furnitur yang mampu mewadahi dan memenuhi kebutuhan untuk aktivitas yang ada didalam ruangan tersebut. Furnitur selain untuk mewadahi aktivitas yang ada juga sebagai elemen pembentuk ruang. Hal ini berkaitan dengan fungsi furnitur dalam fungsi keindahan atau estetis suatu ruang. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam pemilihan furnitur adalah tingkat efektif sebuah furnitur terhadap ruangan tertentu, apakah furnitur tersebut nantinya akan menghabiskan tempat atau tidak sehingga tidak mengganggu aktivitas sirkulasi ruang tersebut. Penyusunan furnitur akan menimbulkan berbagai aspek yang berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual.

  Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lain. Setelah semua faktor tersebut terpenuhi kemudian meningkat pada tahap berikutnya yaitu bagaimana menerjemahkannya dalam desain.

  5. Interior Sistem

  a. Pencahayaan

  commit to user music center ini yaitu pencahayaan buatan. Persyaratan secara umum pencahayaan adalah mudah pemasangan, mudah perawatan, tahan lama, dan sesuai tema. Tingkat penerangan disesuaikan dengan kegiatan dalam masing-masing ruang.

  Bentuk pencahayaan juga sesuai dengan fungsi dan kegiatan ruang. Sebagai tujuan adanya sumber cahaya didalam ruang, dijelaskan sebagai berikut.

  1). Cahaya memungkinkan penghuni bergerak dan berjalan secara mudah dan aman.

  2). Cahaya menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat detail-detail dari tugas dan kegiatan visual secara mudah dan tepat. 3). Cahaya menciptakan lingkungan visual yang nyaman dan berpengaruh baik terhadap prestasi.

  (Kusudiajo Hadinoto , 1978:37) Yang dimaksud dengan pencahayaan buatan ialah penerangan yang berasal dari cahaya buatan manusia, seperti cahaya lampu. (J.Pamudji Suptandar , 1999:225)

  Pada umumnya sumber cahaya buatan yang kita gunakan dalam perencanaan interior adalah pencahayaan lampu listrik.

  Seperti dijelaskan dalam Human Faktor Design Hand book bahwa, “Cahaya buatan dipakai apabila tidak cukup cahaya alami untuk dapat digunakan melihat pekerjaan yang diinginkan dan

  commit to user commit to user

  ruangan tertentu”. (Wesly E woodson, 981:149) Pencahayaan lampu tersebut dapat digunakan sebagai sumber cahaya bagi kegiatan sehari-hari dan menciptakan unsur keindahan dalam desain suatu ruangan. Kita banyak menggunakan cahaya buatan pada perancangan interior suatu bangunan untuk menciptakan suatu kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan kebutuhan dan fungci ruangan tersebut, agar menimbulkan kenyamanan bagi penghuninya. Contoh sumber cahaya buatan antara lain adalah:

  1). Lampu Pijar (incandescent) Lampu pijar terdiri dari tiga pokok yaitu basis, filamen

  (benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya (fluks cahaya) yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya. Dengan memperbesar input tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi bergeser ke arah gelombang cahaya lebih pendek dan lebih banyak cahaya tampak lebih putih. Pengendalian lampu pijar sebagai sumber cahaya umumnya dengan melapisi bola lampu dengan maksud mendifusikan cahaya.

  2). Lampu Fluorescent Bentuk lampu ini dapat berupa tabung (tube lamp) maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu lampu pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah. semakin efisien (mencapai 80 lumen per watt) dan distribusi speltralnya mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna.

Gambar 2.8 Lampu Fluorescent

  

(Sumber : http://elektronika-dasar.web.id)

  3). Lampu HID (High-Intensity Discharge Lamps) Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya antara 40 – 60 lm/watt. Dibutuhkan waktu antara 3 – 8 menit (untuk menguapkan merkuri) sebelum menghasilkan cahaya maksimal. Karena itu disebut lampu metal-halida.

  commit to user

  • – 180

  commit to user

Gambar 2.9 Lampu HID (High-Intensity Discharge Lamps)

  (Sumber : http://www.lightingever.de/)

  Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pencahayaan, dipakai beberapa type lampu antara lain yaitu: 1). Flood Light, lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan sebesar 100

  o

  o 2). LED Strip Light, lampu ini mirip seperti kabel roll menyala.

  Lampu ini dapat dipotong sesuai panjang yang dibutuhkan. 3). Sot Light, lampu dengan hasil cahaya yang menyebar, sehingga tidak banyak menimbulkan bayangan.

  4). Special Flood Light, lampu dengan sudut kasus kurang dari 100

  o

  5). Reflector Spotlight, merupakan reflektor yang sederhana dan mudah menyesuaikan dengan sudut pencahayaan dan pengoperasian. 6). Sealed Beam Lamp, lampu dengan reflektor bervariasi commit to user reflector.

  8). Profile Spotlight , lampu yang menghasilkan sudut pencahayaan yang kuat dan dapat disesuaikan silhuette yang dikehendaki

  9). Effects Spotlight, untuk menghasilkan proyeksi yang sama dengan obyeknya 10). Bifocal Spotlight, efek spotlight yang dilengkapi dengan dua saklar atau lebih, sehingga dapat digunakan sebagai lampu dengan sudut pencahayaan yang kuat dan lemah serta kombinasinya.

  Berdasarkan pendistribusian cahaya terdapat 5 sistem penerangan (iluminasi) yang masing-masing berbeda sifat, karakter dan pengaruh distribusi cahayanya. Lima sistem tersebut meliputi :

  1). Sistem pencahayaan langsung ( direct lighting ) Sistem iluminasi ini 90% hingga 100% cahaya mengarah langsung ke obyek yang diterangi. Oleh karena itu sistem ini mengakibatkan penyinaran efektif, menimbulkan kontras dan bayangan, terjadi silau, baik langsung dari sumber cahaya maupun akibat cahaya pantulan.

  2). Sistem pencahayaan setengah langsung ( semi direct

  lighting ) mengarah pada obyek yang diterangi dan cahaya selebihnya menerangi langit-langit dan dinding yang juga memantulkan cahaya karena obyek tersebut. 3). Sistem iluminasi difus ( general diffuse lighting )

  Sistem iluminasi difus jika 40% sampai 60% cahaya diarahkan pada obyek dan sisanya menyinari langit-langit dan dinding, yang juga memantulkan cahaya kearah obyek tersebut.

  4). Sistem pencahyaan setengah tak langsung ( semi indirect

  lighting )

  Pada prinsipnya sistem ini merupakan kebalikan dari sistem setengah langsung. Sistem setengah tak langsung 60% hingga 90% cahaya diarahkan pada langit- langit dan dinding, sisanya diarahkan langsung ke obyek.

  Karena sebagian besar cahaya mengenai bidang kerja, berasal dari pantulan langit-langit dan dinding. Maka dapat dikatakan cahaya yang datang berasal dari segala arah, sehingga bayangan relatif tidak tampak dan silau dapat diperkecil. 5). Sistem iluminasi tidak langsung ( indirect lighting )

  Pada sistem ini 90% hingga 100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding. Oleh karena keseluruhan cahaya yang menyinari obyek pada bidang kerja merupakan

  commit to user maka mengakibatkan: penyinaran tidak efektif, tidak ada kontras dan relatif tidak menimbulkan bayangan, tidak menyilaukan. Ditinjau dari sistem perletakannya, perletakan sumber cahaya dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain:

  1). Cornice, adalah suatu sistem pencahayaan umum, yang pemasangannya pada dinding bagian atas atau pertemuan antara ceiling dan dinding. Sumber cahaya dihasilkan dari flourescent tube (sebagai sumber cahaya pantul).

  2). Recessed in ceiling, adalah suatu sumber pencahayaan yang difungsikan sebagai penerangan pada panel, built in dan sebagainya, yang pemasangannya pada ceiling. Sumber cahaya dihasilkan dari incandescen lamp.

  3). Attached to ceiling, adalah penempatan lampu pada permukaan ceiling sebagai penerangan umum.

  4). Hanging lighting adalah penempatan lampu dengan cara digantung berfungsi sbagai penerangan umum.

  5). Luminous ceiling adalah penempatan lampu yang ditutup dengan screeb jernih dan sumber cahaya dari flourescent

  lamp .

  6). Soffit adalah suatu pencahayaan yang dipakai sebagai penerangan pada lekukan dinding yang penerangannya dari

  flourescent lamp . commit to user sebagai efek, sumber cahaya dipasang pada dinding yang diarahkan ke permukaan ceiling.

  8).

Valance lighting adalah suatu pencahayaan yang

  pemasangannya pada dinding yang penyinarannya diarahkan ke permukaan ceiling secara langsung. Sumber cahaya jenis flourescent lamp yang disembunyikan dibalik frame. 9). Wall bracket lighting adalah suatu pencahayaan yang dipasang pada dinding dengan memakai lampu cahaya atau dekorasi.

  b. Penghawaan Penghawaan mempunyai peranan penting pada kebutuhan udara yang optimal dalam ruangan termasuk kelembaban udara dalam ruang. Seperti dijelaskan bahwa “Penanganan sistem ventilasi harus memperhatikan faktor-faktor kelambapan agar memenuhi unsur kenyamanan dalam ruang”. (Pamudji Suptandar , 1982:62 ).

  Penghawaan dalam music center ini menggunakan penghawaan buatan atau ventilasi buatan. Pengertian dari ventilasi buatan yaitu “penghawaan yang diperoleh secara buatan atau mengalami proses mekanisme”. (Pamudji Suptandar, 1982:83) Ventilasi buatan ini terdiri dari dua macam, sepeti dijelaskan Pamudji Suptandar di bawah ini .

  commit to user menggerakkan udara denagan tidak mengurangi kelembapan udara alam.

  2). A.C. yaitu sisitim mekanisme memasukkan udara segar dengan termperatur maupun kelembapan tertentu. A.C. dipakai apabila ventilasi alam tidak memenuhi persyaratan; polusi udara, polus suara, dan apabila ingin mendapatkan kelembapan udara yang konstan. 3). Selanjutnya dijelaskan pengertian jenis A.C tersebut oleh

  Pamudji Suptandar dalam bukunya interior desain yang menyebutkan .

  4). Window unit, yaitu jenis AC yang dipergunakan pada ruang-ruang kecil dimana sistim mekaniknya terdapat pada satu unit yang kompak. Pemasangan unit tersebut bisa pada jendela bagian atas maupun bawah pada dinding sebagai ornamen hiasan. 5). Split unit, yaitu jenis AC yang dipergunakan untuk satu atau beberapa ruang, sedangkan perlengkapan untuk evaporator terpisah pada tiap ruang. Unit ini berdiri sendiri pada lantai dengan bentuknya yang indah sepadan dengan furniture lain yang merupakan ornamen. 6). Package Unit yaitu Jenis AC yang dipergunakan dalam satu ruang yang cukup luas seperti restoran, super market dan sebagainya. Perlengkapan evaporator dan condensor

  commit to user commit to user

  built-in, sehingga dapat menambah keserasian dalam ruangan.

  7). Central Unit yaitu, jenis yang dipergunakan untuk ruang yang luas sekali seperti restoran pekantoran, gedung teater, shopping center. Perlengkapan keseluruhan terletak di luar ruangan kemudian didistribusikan ke masing-masing ruang melalui ducting dan berahkir dengan diffuser.

  (Pamudji Suptandar, 1982:83)

  c. Akustik Akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara, bagaimana suara diproduksi/dihasilkan, perambatannya, dan dampaknya, serta mempelajari bagaimana suatu ruang/medium meresponi suara dan karakteristik dari suara itu sendiri yang sensasinya dirasakan oleh telinga.

  Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang- ruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik.

  Akustik pada bangunan dengan fungsi sebagai auditorium konser memiliki sejumlah persyaratan dengan memperhatikan dan konsep dari masing-masing ruang yang ada.

  Pengaturan bunyi sangatlah penting dalam sebuah auditorium karena untuk meredam suara supaya tidak keluar dari ruangan dan tidak mengganggu. Dengan mempergunakan bahan penyerap bunyi pada lantai,dinding,dan ceiling yang sesuai dengan kebutuhan ruang.

  Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu bunyi langsung, bunyi pantul dan bunyi serap.

  1). Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang berjalan langsung mencapai pendengaran.

  2). Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu mengenai bidang pantul. 3). Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material absorbsi.

  (Prasasto Satwiko, 2004:129) Klasifikasi bahan penyerap bunyi yang sering digunakan pada auditorium, diantaranya adalah :

  1). Bahan Berpori Contoh: fiber board, mineral wood, dan soft plester.

  2). Penyerap Panel

  commit to user yang digantung, lantai kayu, plat logam.

  6. Sistem Keamanan

  Sistem keamanan adalah sistem yang mendukung tingkat kenyamanan fugsi bangunan/ruang. Sistem keamanan diperhatikan pada dua aspek, yaitu sistem keamanan dari tindak kriminal dan keamanan dari bencana seperti kebakaran. Masing-masing aspek memiliki jalan keluarnya. Sistem keamanan dari tindak kriminal menggunakan pos keamanan, kamera CCTV, adanya tombol panik/tombol darurat dan sebagainya. Untuk keamanan bencana dengan adanya pintu darurat, jalur evakuasi, sirine, detektor api dan pemadam api.

  7. Dimensi Dan Ergonomi

  Untuk perancangan suatu ruang dan perabot diperlukan acuan atau dasar dalam menetapkan ukuran ukuran dari tiap sisi, salah satunya yang paling utama adalah dimensi dan ergonomi bagi manusia. Karena dari perancangan ruang dan perabot semuanya juga kembali kepada kenyamanan bagi pengguna. Untuk itu terdapat dimensi dari manusia dan kebutuhan ruang yang didapat dari buku Human Dimension and Interior Space karangan Julius Panero.

  commit to user

Gambar 2.10 Dimensi Hubungan Visual/Display

  (Sumber : Panero, Julius, dan Martin Zelnik, 2003:71)

Gambar 2.11 Dimensi Duduk

  (Sumber : Panero, Julius, dan Martin Zelnik,2003:71) commit to user

Gambar 2.12 Dimensi Duduk Berundak Satu Baris

  (Sumber : Panero, Julius, dan Martin Zelnik, 2003:72)

Gambar 2.13 Dimensi Area Receptionist

  (Sumber Panero, Julius, dan Martin Zelnik, 2003:73) commit to user

Gambar 2.14 Dimensi Area Toko

  (Sumber : Panero, Julius, dan Martin Zelnik, 2003:74) 8.

Gerak Dan Perilaku

  Selain studi dimensi dan ergonomi juga tidak melupakan studi dari aspek gerak dan perilaku dimana dari ini akan mempengaruhi dalam perancangan interior Music Center. Perilaku setiap pengunjung yang menyenangi musik pasti akan mencoba untuk melihat, mendengar atau memegang barang yang mereka jumpai yang menurut mereka menarik.

  commit to user