PERSEPSI PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DI INDONESIA TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING (IFR)

PERSEPSI PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DI INDONESIA TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING (IFR)

  

SITI NURWAHYU HARAHAP

  Universitas Indonesia Abstract

  This study seeks to explore the perception of financial statement users regarding Internet Financial Reporting (IFR) practices in Indonesia. From 200 questionnaires distributed to financial statement users that are familiar with internet, only 156 questionnaires that can be further analyzed using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test. The result showed that financial statement users in Indonesia found that the financial information provided on the company website is quite accurate, relevant, and fairly easy to obtain, but the information provided was difficult to be processed. As for financial information in external party website, financial statement users assess that external party website more readily available than the financial information contained in the company’ website. In addition, financial statement users also perceive that usefulness of IFR is still lacking, especially on the adequacy of information, so that financial statement users are still relying on other sources of information for decision making. As for ease of use IFR, financial statement users have different perceptions, in which the perceptions of differences caused by differences in the characteristics of respondents in terms of work experience, education level, educational background, and frequency of use of the internet to search for financial information.

  Keywords: Internet financial reporting, Perception, Financial Statement Users,

  XBRL

  ∗ s.nurwahyu@ui.ac.id

1. PENDAHULUAN

  Perkembangan internet yang pesat secara signifikan telah mempengaruhi cara perusahaan dalam melaksanakan aktivitas pelaporan bisnis dan praktek komunikasi akuntansi (Rosmaini et al., 2009). Sekarang ini, internet telah menjadi alat bagi perusahaan sebagai media komunikasi dengan investor dan sebagai media untuk menyampaikan informasi finansial dengan cepat. Dari berbagai riset, jumlah perusahaan yang menggunakan internet sebagai media untuk menyampaikan informasi keuangan telah mencapai 60% sampai 70% dan persentase ini akan terus bertambah seiring berjalannya dengan waktu (Arumugam et al., 2005). Di masa mendatang, diperkirakan penggunaan internet sebagai media menyampaikan informasi keuangan akan menggantikan secara keseluruhan praktek penyampaian informasi keuangan dengan media kertas yang sekarang ini masih lazim digunakan oleh banyak perusahaan (Lymer, 1999).

  Dengan menggunakan internet, perusahaan dapat meningkatkan ketersediaan informasi keuangan dan informasi yang berkaitan perusahaan bagi pengguna infromasi secara cepat. Batas wilayah bukanlah menjadi halangan untuk menyampaikan informasi keuangan apabila menggunakan internet. Pengguna infomasi dapat dengan cepat mencari, menyaring, mengunduh, atau bahkan pengguna informasi dapat mengkonfigurasi informasi keuangan sesuai keinginan pengguna. Hal tersebut dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan dengan biaya yang relatif rendah. Dengan kemampuan pengguna untuk mengkonfigurasi informasi yang diinginkan, perusahaan juga dapat mengetahui informasi apa saja yang mungkin benar-benar dibutuhkan oleh pengguna informasi (Almilia dan Budisusetyo, 2008). Praktek seperti ini dalam berbagai literatur tentang penggunaan internet sebagai media untuk menyampaikan informasi keuangan perusahaan disebut sebagai Internet Financial Reporting (IFR).

  Seiring semakin populernya praktek IFR yang dilakukan oleh perusahaan terutama perusahaan yang berada di negara maju (Pervan dan Sabljic, 2011), banyak penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui seberapa jauh praktek IFR dipraktekkan oleh suatu perusahaan dan faktor apa saja yang mempengaruhi praktek

  IFR tersebut. Dari penelitian yang dilakukan Lodhia et al. (2004), ditemukan bahwa 50 perusahaan terbaik di Australia telah menyajikan informasi keuangan melalui website perusahaan dengan format PDF dan faktor yang mempengaruhi perusahaan publik di disebabkan oleh upaya perusahaan untuk memenuhi regulasi yang ada. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Al Moghaiwli (2009) di Qatar menunjukkan bahwa dari 43 perusahaan publik di Qatar, terdapat 25 perusahaan yang menyajikan laporan keuangan secara lengkap di website dan laporan tersebut disajikan dalam format PDF.

  Dari berbagai penelitian IFR yang dilakukan sebelumnya, umumnya penelitian dilakukan untuk meneliti seberapa jauh perusahaan mempraktekkan IFR, bagaimana kualitas dari IFR perusahaan, dan faktor apa saja yang mempengaruhi praktek IFR tersebut. Sedikit sekali penelitian yang bertujuan untuk meneliti IFR dari sudut pandang permintaan dari pembaca laporan keuangan (Quagli dan Riva, 2005). Bahkan, satu dekade sebelum tahun 2003, tidak ada satu pun penelitian tentang IFR yang menanyai pengguna IFR tentang ketertarikan pengguna dengan IFR dan perilaku mereka akibat adanya IFR ( Beattie dan Pratt, 2003).

  Salah satu penelitian mengenai IFR dari sisi pengguna adalah Khaldoon et al. (2011). Dalam penelitiannya, Khaldoon et al. (2011) mencoba meneliti persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan IFR yang dipersepsikan empat kelompok pengguna laporan keuangan di Jordania, yaitu auditor, financial analyst, pengawai bank bagian kredit, dan akademisi. Penelitian Khaldoon et al. (2011) ini didasarkan pada teori

  

Technology Acceptance Model yang dikembangkan oleh Davis (1989), dimana teori ini

  menjelaskan bahwa manfaat dan kemudahan penggunaan yang dipersepsikan oleh pengguna terhadap suatu teknologi akan mempengaruhi tujuan penggunaan teknologi tersebut. Atas dasar penelitian Khaldoon et al. (2011) ini, penulis ingin mengangkat penelitian mengenai persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan IFR di Indonesia, serta mengembangkannya dengan mempertimbangkan karakteristik responden sebagai faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena pada tahun 2012 Bapepam-LK (kini Otoritas Jasa Keuangan) selaku regulator pasar modal telah mengesahkan aturan baru yaitu Peraturan Bapepam Kep 431-BL- 2012 X.K.6 Pasal 3 yang mewajibkan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menyajikan laporan tahunan di website masing-masing. Dengan disahkannya aturan ini, praktek IFR di Indonesia akan semakin populer, sehingga perlu penelitian IFR yang berfokus pada manfaat dan kemudahan penggunaan IFR yang ada saat ini.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna laporan terhadap IFR dari segi manfaat dan kemudahan penggunaannya, serta format IFR apa mencari tahu data keuangan apa yang sering dicari di internet, sumber informasi keuangan yang digunakan pengguna laporan keuangan, dan kualitas informasi keuangan disajikan di website atau internet. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi regulator untuk menciptakan regulasi standar praktek IFR yang lebih baik di Indonesia.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Informasi Keuangan

  Laporan Keuangan merupakan alat utama yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya ke pihak luar. Laporan keuangan secara umum dapat diartikan sebagai sebuah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya ke pihak luar (Kieso, 2011).

  Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Selain itu, laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai alat pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Untuk mencapai tujuan utamanya, laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: (1) aset, (2) liabilitas, (3) ekuitas, (4) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, (5) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan (6) arus kas (Ikatan Akuntan Indonesia, 2012).

  Agar informasi keuangan yang disajikan akuntan dalam laporan keuangan berguna, maka akuntan harus mampu memilih informasi apa saja yang benar-benar diperlukan oleh pengguna laporan keuangan (Godfrey et al, 2010). Salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur apakah informasi yang disajikan dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna laporan keuangan adalah karakteristik kualitatif. Informasi keuangan dikatakan berguna jika informasi tersebut mudah dipahami oleh pengguna informasi, relevan, dapat dipercaya, dan dapat diperbandingkan. Namun, karakteristik kualitatif ini memiliki batasan-batasan seperti informasi yang disajikan harus material dan manfaat yang didapat dari informasi harus lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi.

  Agar laporan keuangan yang disajikan akuntan memiliki standar yang sama dan laporan keuangan. Untuk itu, disusunlah kerangka konseptual yang fungsinya menjadi standar dan aturan dalam menyusun laporan serta dapat menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah akuntansi di masa depan. Kerangka konseptual ini terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat pertama adalah penjelasan tentang tujuan utama dari laporan keuangan, yaitu menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi pengguna laporan keuangan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Tingkat kedua adalah tentang identifikasi karakteristik kualitatif informasi keuangan dan elemen dasar akuntansi. Dan yang terakhir, tingkat ketiga menjelaskan tentang aturan dan prinsip pengakuan, pengukuran, dan elemen keuangan sesuai dengan asumsi yang berlaku (Kieso, 2011).

2.2 Efficient Market Hypothesis

  Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang memiliki informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan, salah satunya keputusan untuk menentukan harga saham atau sekuritas (Jones, 2009). Menurut teori efficient market

  

hypothesis, suatu pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas merupakan

  cerminan informasi yang ada di pasar (Fama, 1990). Teori ini mengasumsikan bahwa investor bersifat rasional, tidak ada biaya untuk mendapatkan informasi dalam pasar, informasi bersifat netral, dan investor akan merespon dengan cepat informasi baru yang tersedia di pasar (Jones,2009). Dengan adanya asumsi tersebut, informasi yang ada di pasar tersedia bebas untuk seluruh pelaku pasar dan tidak ada satupun pihak dalam pasar yang mendapat abnormal return (Ross et al, 2002).

  Berdasarkan teori efficient market hypothesis, pasar efisien dibagi menjadi 3 tipe, yaitu weak form, semistrong form, dan strong form. Weak form adalah bentuk pasar dimana harga sekuritas yang ada di pasar merupakan cerminan dari informasi yang tersedia di masa lalu. Semistrong form adalah bentuk pasar dimana harga sekuritas yang ada di pasar merupakan cerminan dari informasi yang tersedia di masa lalu dan informasi baru yang dipublikasikan untuk umum. Strong form adalah bentuk pasar dimana harga sekuritas yang ada di pasar merupakan cerminan dari seluruh informasi yang tersedia di pasar. Pada kenyataannya dari ketiga bentuk pasar tersebut, bentuk pasar yang mungkin terwujud adalah bentuk pasar weak form dan semistrong form (Jones, 2009)

  2.3 Informasi Keuangan dan Proses Analisis

  Ada beberapa fase dalam proses penggunaan laporan keuangan untuk analisis investasi dalam tingkat mikro; (1) fase analisis perfoma perusahaan di masa lalu, (2) fase melakukan prediksi nilai di masa datang, (3) fase pembuatan keputusan, dan yang terakhir, (4) fase pelaksanaan keputusan (Gniwosz, 1990).

  Untuk mendapatkan informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan, Connolly (1977) membaginya menjadi beberapa kategori, yaitu informasi yang didapatkan secara pasif, informasi yang didapatkan secara aktif, informasi yang didapatkan dari database infomasi. Informasi yang didapatkan secara pasif adalah informasi yang cara mendapatkannya tanpa memerlukan usaha. Informasi yang didapatkan secara aktif adalah informasi yang cara mendapatkannya memerlukan usaha dan sengaja dicari karena digunakan untuk keputusan spesifik. Informasi yang didapatkan dari database infomasi adalah informasi yang cara mendapatkankan mengambil informasi dimana informasi tersebut disimpan. Dari dari ketiga cara mendapatkan informasi tersebut, informasi yang lebih memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan adalah informasi yang didapat secara aktif.

  2.4 Internet Financial Reporting

  Seiring meningkatnya kebutuhan informasi keuangan dari pengguna laporan dan persebaran pengguna laporan yang tidak terbatas pada satu wilayah negara, menyebabkan laporan keuangan yang disampaikan dengan media kertas kurang mampu menjawab kebutuhan informasi dari pengguna laporan keuangan yang semakin hari semakin meningkat. Perlu sebuah media baru yang mampu menyampaikan informasi keuangan secara cepat dan mampu menjangkau semua pengguna laporan keuangan di belahan bumi manapun. Salah satu media yang mampu menyampaikan informasi keuangan secara cepat dan mampu menjangkau semua pengguna laporan keuangan di belahan bumi manapun adalah internet atau website (Asbaugh et al., 1999). Usaha menyampaikan informasi keuangan kepada penggguna laporan keuangan dengan menggunakan media internet atau website disebut Internet Financial Reporting/IFR (Lai et al., 2010).

  Format yang umumnya digunakan oleh perusahaan untuk mempublikasikan informasi keuangan di website adalah PDF, HTML, dan XBRL. Selain itu, ada beberapa perusahaan yang melengkapi pelaporan informasi keuangan di internet dengan format penyajian informasi keuangan dalam bentuk audio atau video. Namun, format ini tidak banyak digunakan oleh kebanyakan perusahaan (Barac, 2004).

  Ada beberapa faktor yang mendorong perusahaan menyajikan laporan keuangan melalui internet atau tidak. Hasil penelitian Machmudin et al. (2009) menyimpulkan bahwa perusahaan cenderung menyajikan laporan keuangan melalui internet apabila ukuran perusahaan semakin besar, saham perusahaan diperjualbelikan di beberapa pasar saham di beberapa negara, dan perusahaan menggunakan teknologi canggih dalam menjalankan bisnisnya. Dan perusahaan cenderung enggan mempublikasikan laporan keuangan di internet jika risiko bisnis perusahaan semakin besar dan jika total blockholder perusahaan bertambah banyak.

  Khusus untuk Indonesia, regulasi yang mengatur tentang IFR baru dikeluarkan oleh Bapepam-LK pada tahun 2012 melalui keputusan KEP-431/BL/2012. Dalam peraturan Bapepam-LK, perusahaan diwajibkan untuk mempublikasikan laporan keuangan di website perusahaan. Bapepam-LK memberikan tenggang waktu satu tahun bagi perusahaan yang belum mempublikasikan laporan tahunannya di website perusahan untuk segera mempersiapkan laporan tahunan yang disajikan di website. Dan output dari peraturan Bapepam-LK ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI harus mempublikasikan laporan tahunan di website perusahaan pada awal tahun 2013

2.5 Persepsi

  Persepsi merupakan proses mengenali atau mengetahui objek dan objek kejadian dengan bantuan panca indra (Chaplin, 2001). Sementara menurut Robbins (1999), persepsi adalah proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka untuk memberikan makna pada lingkungan mereka. Dari dua pengertian ini, persepsi secara umum dapat kita artikan sebagai sebagai proses mengenali suatu objek kejadian dengan panca indra kemudian menafsirkannya menjadi suatu arti.

  Ada lima sifat dari persepsi ini. Pertama, persepsi memiliki hubungan erat dengan informasi sebelumnya dan informasi ini akan dijadikan dasar penilaian suatu objek di kemudian hari. Kedua, tidak semua informasi dari suatu objek akan diproses dalam pikiran, tetapi hanya informasi-informasi menarik perhatian saja yang akan diproses lebih lanjut. Ketiga, apabila informasi yang didapat tidak lengkap, maka pikiran manusia akan membuat dugaan dari informasi yang diperolehnya. Keempat, hakikat dari persepsi adalah sebuah penilaian. Persepsi dipandang sebagai proses kognitif yang menunjukkan dari sikap kepercayaan, nilai, dan pengharapan manusia terhadap suatu objek dengan memaknai objek itu sendiri. Kelima, Agar dapat memiliki makna, informasi pembentuk persepsi harus diinterpretrasikan pada konteks tertentu.

2.6 Technology Acceptance Model

  Untuk menganalisis persepsi pengguna laporan keuangan terhadap IFR, salah satu teori yang dapat digunakan adalah Technology Acceptance Model/TAM (Debreceny, 2007). TAM pertama kali diperkenalkan oleh Davis (1989). Dalam teori ini, Davis (1989) mengenalkan dua postulat perceived usefulness dan perceived ease of

  

use . Perceived usefulness adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa

  menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan performa kerjanya. Perceived ease of

  

use adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem

  tertentu tidak terlalu memerlukan usaha. Secara garis besar, model TAM yang dikembangkan Davis (1989) ini menjelaskan bahwa persepsi pengguna terhadap suatu sistem atau teknologi memiliki pengaruh signifikan terhadap kecenderungan dan perlakuan pengguna dalam menggunakan sistem teknologi.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Sampel dan Pengumpulan Data

  Target responden penelitian ini adalah pengguna laporan keuangan yang pernah menggunakan dan pernah memanfaatkan IFR dalam pekerjaannya, dengan menggunakan teknik sampling convenience sampling. Untuk mendapatkan target responden yang penulis harapkan, penulis menyebarkan kuesioner secara langsung kepada para pengguna laporan keuangan yang mengambil kuliah di Program Magister Akuntansi (Maksi) FEUI dan pelatihan di Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA) dengan pertimbangan bahwa peserta program-program ini adalah praktisi akuntansi dan pernah memanfaatkan IFR dalam pekerjaannya. Selain menyebarkan langsung ke target responden di atas, penulis juga memanfaatkan kuesioner online untuk mendapatkan responden yang umumnya merupakan kolega penulis.

  Kuesioner disebar kepada 200 responden, terdiri dari 78 kuesioner yang disebar melalui email dan kuesioner online serta 122 kuesioner yang disebar secara langsung dengan media hardcopy. Dari 78 kuesioner yang disebar melalui email dan kuesioner

online , terdapat 1 kuesioner yang tidak diisi lengkap dan 77 kuesioner diisi lengkap. Dari 122 kuesioner disebar secara langsung, terdapat 43 kuesioner yang tidak diisi lengkap dan 79 kuesioner diisi lengkap. Jadi dari 200 kuesioner yang disebar, terdapat 44 kuesioner (22%) yang tidak diisi lengkap dan 156 kuesioner (78%) diisi lengkap dan dapat diolah lebih lanjut.

  Secara garis besar, kuesioner disusun untuk menanyakan : 1. Bagaimana persepsi pengguna laporan keuangan terhadap manfaat IFR 2. Bagaimana persepsi pengguna laporan keuangan terhadap kemudahan penggunaan

  IFR 3. Format IFR apa yang lebih disukai oleh pengguna laporan keuangan di Indonesia

  Kuesioner disusun dengan format seperti berikut : A. Demografi responden Pertanyaan di bagian ini merujuk pada penelitian CFA Institute (2008), Ghani et al.

  (2009), dan Khaldoon et al. (2011). Pada bagian ini, pertanyaan yang diajukan digunakan untuk mengetahui kondisi demografis responden, diantaranya adalah jenis kelamin responden, usia responden, bidang usaha responden, jabatan responden, pengalaman kerja responden, tingkat pendidikan responden, dan latar belakang pendidikan responden. Pertanyaan ini perlu diajukan karena hasil jawaban dari pertanyaan di bagian ini akan digunakan untuk melakukan analisis cross-

  sectional dengan jawaban dari pertanyaan lain di bagian B dan C karena ada dugaan

  bahwa kondisi demografis responden ini mempengaruhi penilaian responden terhadap kualitas informasi dan penilaian persepsi responden terhadap IFR.

  B.

  Penggunaan internet dan laporan keuangan Pertanyaan ini merujuk pada penelitian CFA Institute (2008), Ghani et al. (2009), dan Khaldoon et al. (2011). Pada bagian ini, pertanyaan yang diajukan digunakan untuk mengetahui frekuensi penggunaan internet oleh responden, frekuensi penggunaan internet oleh responden sebagai media mencari informasi keuangan, dokumen keuangan apa saja yang dicari di Internet, laporan keuangan apa saja yang dicari di Internet, pihak yang menjadi sumber penyedia informasi keuangan, tingkat familiaritas pengguna laporan keuangan dengan IFR, format IFR apa yang lebih disukai oleh pengguna laporan keuangan, dan kualitas informasi keuangan yang didapat dari website perusahaan dan pihak eksternal. C.

  Persepsi terhadap Internet Financial Reporting Pertanyaan di bagian ini merujuk pada penelitian oleh Khaldoon et al. (2011). Pada

  bagian ini, pertanyaan yang diajukan digunakan untuk mengetahui manfaat dan kemudahan yang didapat dari penggunaan IFR dalam pekerjaan. Pada bagian ini responden diminta untuk memberi nilai 11 pertanyaan manfaat IFR dan 11 pertanyaan kemudahan penggunaan IFR.

3.2 Uji Statistik

  Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kruskal-Wallis dan Uji Mann-Whitney. Uji ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan penilaian responden dalam menilai kualitas informasi website perusahaan dan website pihak eksternal, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan penilaian responden dalam menilai pernyataan manfaat dan kemudahan penggunaan IFR.

4. PEMBAHASAN

4.1 Data Demografis Responden

  Dari 156 kuesioner yang diisi lengkap, didapat 53,5% responden berjenis kelamin laki-laki dan 46,5% responden berjenis kelamin perempuan; 62 % responden memiliki umur 20-24 tahun; 45 % responden bekerja di bidang akuntansi, atestasi, keuangan, dan sekuritas; 77% responden memiliki pengalaman kerja kurang dari 5 tahun, 89% responden memiliki pendidikan terakhir S1, 81% responden memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, dan 74% responden mengaku sering dan sangat sering menggunakan internet untuk mencari informasi keuangan. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini masuk dalam kelompok usia muda yang umumnya familiar dengan internet, bekerja di lingkungan yang berhubungan akuntansi dan keuangan, rata-rata memiliki keahlian akuntansi, dan sering menggunakan internet untuk mencari informasi keuangan. Responden dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk dilakukannya penelitian dimana target responden dalam penelitian ini adalah pengguna laporan keuangan yang familiar dengan penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan.

4.2 Penggunaan Internet dan Laporan Keuangan

  4.2.1 Frekuensi Penggunaan Internet untuk Mencari Dokumen Keuangan

  Dari 156 responden ini ditemukan bahwa dokumen keuangan yang sering dicari oleh responden di internet adalah laporan tahunan. Sementara untuk dokumen keuangan seperti prospektus dan laporan kuartalan, dan dokumen-dokumen keuangan lain relative jarang dicari oleh pengguna laporan keuangan di Indonesia.

  4.2.2 Frekuensi Penggunaan Internet untuk Mencari Laporan Keuangan

  Laporan yang paling sering dicari melalui internet adalah Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi. Untuk Catatan atas Laporan Keungan, responden cukup sering mencarinya di internet. Untuk laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, responden tidak begitu sering mencari laporan ini di internet. Untuk Ikhtisar Keuangan Penting, responden mengaku kadang-kadang mencarinya di internet. Untuk Diskusi dan Analisis Manajemen, responden cenderung jarang mencarinya di internet.

  Untuk laporan keuangan lain-lain hampir seluruh responden tidak pernah menggunakan internet untuk mencari laporan keuangan ini.

  4.2.3 Sumber Data Laporan Keuangan

  Dari 156 responden, 38% responden menggunakan website perusahaan untuk mendapatkan informasi keuangan, 17% responden menggunakan website pihak eksternal untuk mendapatkan informasi keuangan, dan 45% responden menggunakan kedua-duanya website perusahaan dan website pihak eksternal untuk mendapatkan informasi keuangan. Website. Dari uraian ini diketahui bahwa responden sebagian besar mengandalkan website perusahaan dan website pihak eksternal untuk sumber informasi mereka. Ini menunjukkan bahwa responden merasa tidak cukup jika hanya mengandalkan satu sumber informasi keuangan. Satu sumber informasi keuangan dirasa masih kurang bagi responden. Hal ini wajar karena ketika informasi yang disajikan perusahaan kurang mampu memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan, pengguna laporan keuangan akan mencoba mencari publikasi informasi keuangan lainnya di luar website perusahaan.

  Jika kelompok responden yang memanfaatkan website pihak eksternal untuk mencari informasi keuangan dijumlahkan dengan kelompok responden yang memanfaatkan website perusahaan dan website pihak eksternal untuk mencari informasi keuangan, maka akan didapatkan 97 responden menggunakan website pihak eksternal untuk mencari informasi keuangan. Dari 97 responden ini, ditemukan bahwa menunjukkan pengguna laporan keuangan lebih memilih Website Indonesia Stock

  

Exchange (IDX) daripada website pihak eksternal lainnya yang juga menyediakan

  informasi keuangan. Hal ini wajar karena Website IDX memiliki informasi yang cukup lengkap bagi pengguna laporan keuangan. Di Website IDX, selain menyajikan informasi keuangan perusahaan yang terdaftar di bursa, website ini juga menyediakan informasi nonkeuangan seperti regulasi di pasar modal, berita atau siaran pers, dan informasi nonkeuangan lain terkait dengan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa.

4.3 Kualitas Informasi Website Perusahaan dan Website Pihak Eksternal

4.3.1 Kualitas Informasi Website Perusahaan

  Kualitas Informasi Keuangan Website Perusahaan Akurat Relevan Tepat Waktu Mudah Diolah Efisien

  3,99 3,92 3,44 3,38 3,66 Responden secara umum memiliki persepsi bahwa informasi keuangan yang disajikan dalam website perusahaan memiliki keakuratan dan relevansi yang cukup tinggi, akan tetapi informasi yang disediakan cenderung sulit untuk diolah lebih lanjut. Dari hasil Uji Kruskal-Wallis dan hasil Uji Mann-Whitney, diketahui terdapat perbedaan penilaian keakuratan informasi, relevansi informasi, ketepatan waktu penyediaaan informasi untuk responden yang dikelompokkan berdasarkan pengalaman kerja dan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan. Ini menunjukkan bahwa tidak semua responden yang dikelompokkan berdasarkan pengalaman kerja menilai informasi yang disajikan di website perusahaan relevan dan tidak semua responden yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan menilai informasi yang disajikan di website perusahaan adalah akurat, relevan, dan cukup tepat waktu.

  Namun, seluruh responden setuju jika laporan keuangan yang disediakan di

  

website perusahaan cukup efesien atau informasi yang disediakan cukup mudah

didapatkan, akan tetapi informasi yang disediakan ini cenderung sulit untuk diolah.

  Adapun informasi yang disediakan cukup mudah didapatkan oleh pengguna laporan keuangan karena Bapepam-LK selaku regulator pasar modal telah menetapkan Peraturan Bapepam Kep 431-BL-2012 X.K.6 Pasal 3 tahun 2012 yang mewajibkan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menyediakan laporan tahunan di website perusahaan. Sementara informasi yang disediakan di website perusahaan cenderung sulit diolah karena format IFR yang disajikan di website perusahaan, umumnya berformat PDF, dimana untuk dapat mengolah informasi keuangan dalam format PDF pengguna harus memasukkan data secara manual ke format lain yang diinginkan pengguna (Blondell, 2006).

4.3.2 Kualitas Informasi Website Eksternal

  Kualitas Informasi Keuangan Website Pihak Eksternal Akurat Relevan Tepat Waktu Mudah Diolah Efisien

  3,87 3,79 3,38 3,61 3,71 Dari hasil Uji Kruskal-Wallis dan hasil Uji Mann-Whitney, diketahui terdapat perbedaan penilaian kemudahan pengolahan informasi keuangan untuk responden yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan. Ini menunjukkan bahwa tidak semua responden yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan menilai informasi yang disajikan di website perusahaan adalah cukup mudah.

  Namun, seluruh responden sepakat bahwa informasi yang disediakan di website pihak eksternal akurat, cukup relevan, cukup efisien atau mudah didapatkan, akan tetapi ketepatan waktu dalam mempublikasikan informasi keuangan di internet kurang begitu baik. Dan apabila penilaian kualitas informasi yang disediakan website pihak eksternal ini dibandingkan dengan kualitas informasi yang disediakan website perusahaan, dapat dilihat bahwa informasi yang disediakan website eksternal ternyata lebih efisien atau lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan informasi yang disediakan di website perusahaan. Hal ini mungkin karena rata-rata responden yang mencari informasi keuangan di website pihak eksternal umumnya mengakses website Indonesian Stock Exchange (IDX) untuk sumber informasinya, dimana IDX merupakan fasilitator perdagangan efek di Indonesia yang tentunya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyediakan informasi yang lebih lengkap di websitenya.

4.4 Familiaritas dan Preferensi Format IFR

  4.4.1 Familiaritas Format IFR

  Dari 156 responden, 72% responden menjawab sangat familiar dengan format PDF, diikuti dengan HTML 17%, dan XBRL 1%. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa pengguna laporan keuangan di Indonesia sangat familiar dengan format PDF.

  Hasil ini tidak mengejutkan karena format PDF sudah digunakan lebih lama daripada format HTML dan XBRL (Baldwin et al,2006). Selain itu, perusahaan-perusahaan juga cenderung lebih menyukai format PDF untuk menyampaikan laporan keuangann di internet karena format PDF ini bentuknya hampir mirip dengan bentuk laporan keuangan konvensional hard copy (Dull et al, 2003). Adapun alasan mengapa XBRL kurang dikenal pengguna laporan keuangan karena format ini merupakan format IFR yang tergolong baru (Baldwin et al., 2006). Selain itu, dari sisi regulasi, belum ada regulasi yang mewajibkan perusahaan atau pihak eksternal untuk menyajikan laporan keuangan dalam format XBRL.

  4.4.2 Preferensi Format IFR

  74% responden mengatakan sangat menyukai format PDF, 69% responden mengatakan antara suka dan tidak dengan format HTML, dan 96% responden mengatakan tidak suka dengan format XBRL. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa responden lebih menyukai format PDF dibandingkan dengan format HTML dan

  XBRL. Dan apabila hasil preferensi format IFR ini kita bandingkan dengan hasil familiaritas format IFR, maka ada hubungan positif antara format yang paling familiar di mata responden dengan format yang paling disukai responden. Semakin responden familiar dengan format tersebut, responden cenderung menyukai format tersebut.

4.5 Persepsi terhadap Internet Financial Reporting

4.5.1 Persepsi Manfaat Internet Financial Reporting

  Rata-rata Pernyataan Manfaat

  Penilaian 1.

  4,17

  IFR memungkinkan saya mengakses informasi lebih cepat untuk pengambilan keputusan

  2.

  4,07

  IFR memungkinkan saya untuk membuat keputusan yang didasarkan pada informasi

  3.

  3,89 Format dan struktur IFR memungkinkan saya untuk mengumpulkan informasi lebih banyak untuk pengambilan keputusan

  4.

  3,88

  IFR memiliki informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan

  5.

  3,78 Format penyajian IFR memungkinkan saya untuk mengumpulkan informasi yang cukup untuk pengambilan keputusan.

  6.

  2,97 Saya tidak perlu mengandalkan sumber informasi lain karena saya dapat mengandalkan IFR untuk pengambilan keputusan 7.

  3,39

  IFR memiliki informasi yang cukup untuk pengambilan keputusan

  8.

  3,49 Saya yakin dengan informasi IFR yang saya gunakan untuk pengambilan keputusan

  9.

  3,71

  IFR menyediakan informasi yang siap digunakan di manapun saya berada

  10.

  3,88 Menggunakan fasilitas IFR kapan saja menjadikan saya lebih efisien

  11.

  3,76

  IFR secara keseluruhan adalah sumber informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan Dari hasil Uji Kruskal-Wallis diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan penilaian untuk pernyataan manfaat IFR nomor 5, 6, 7, 8, dan 10. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa responden masih membutuhkan sumber informasi lain selain IFR, informasi yang disediakan IFR dirasa masih kurang bagi responden untuk pengambilan keputusan, dan responden masih belum yakin sepenuhnya dengan informasi IFR untuk pengambilan keputusan. Selain itu, diketahui bahwa responden cukup yakin bahwa IFR telah membuat pekerjaan mereka menjadi lebih efisien dan format penyajian IFR telah memungkinkan mereka untuk mengumpulkan informasi yang cukup meskipun informasi dalam IFR ini masih dirasa kurang untuk pengambilan keputusan. Adapun alasan mengapa informasi yang ada dalam IFR masih kurang karena umumnya format

  IFR yang populer di Indonesia adalah PDF, dimana format PDF ini memiliki kelemahan dalam hal kemudahan pembaruan informasi dalam format tersebut. Untuk dapat memperbaharui data dalam format PDF, perusahaan harus mengunggah satu persatu data dalam format PDF ke website.

  Namun, dari hasil Uji Kruskal-Wallis dan hasil Uji Mann-Whitney, diketahui terdapat perbedaan penilaian pernyataan manfaat nomor 3 dan 9 untuk kelompok responden yang dikelompokkan berdasarkan latar belakang pendidikan, serta terdapat penilaian pernyataan manfaat nomor 1, 2, 4, dan 11 untuk kelompok responden yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan. Ini menunjukkan bahwa responden yang dikelompokkan berdasarkan latar belakang pendidikan memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pernyataan manfaat “Format dan struktur IFR memungkinkan saya untuk mengumpulkan informasi lebih banyak untuk pengambilan keputusan” dan “IFR menyediakan informasi yang siap digunakan di manapun saya berada” dan responden yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pernyataan manfaat “IFR memungkinkan saya mengakses informasi lebih cepat untuk pengambilan keputusan”, “IFR memungkinkan saya untuk membuat keputusan yang didasarkan pada informasi”, “IFR memiliki informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan”, dan “IFR secara keseluruhan adalah sumber informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan”.

4.5.2 Persepsi Kemudahan Internet Financial Reporting

  Rata-rata Pernyataan Kemudahan Penggunaan

  Penilaian 1. 4,04

  IFR mudah diakses dan digunakan untuk pengambilan keputusan.

  2.

  3,85 Link untuk informasi yang disediakan melalui IFR sangat mudah digunakan.

  3.

  3,29 Mudah menjadi ahli dengan menggunakan IFR.

  4.

  3,81 Mudah untuk menelusuri, menemukan, dan membaca informasi melalui IFR.

  5.

  3,63 Struktur tata letak keseluruhan dan format IFR sangat mudah digunakan.

  6.

  3,50 Tersedia alat navigasi IFR dan alat navigasi IFR mudah digunakan

  7.

  3,58 Kecepatan mengakses informasi melalui IFR sangat memuaskan.

  8.

  3,88 Biaya internet untuk mengakses fasilitas IFR dan biaya pencetakan informasi adalah wajar.

  9.

  3,74 Mudah mengidentifikasi informasi yang telah diaudit dan informasi yang belum diaudit yang disediakan oleh IFR.

  10.

  3,72 Desain keseluruhan IFR pada level yang dapat diterima.

  11.

  3,53 Lebih menyenangkan membaca laporan keuangan yang disajikan melalui internet daripada laporan keuangan dengan format kertas.

  Dari hasil Uji Kruskal-Wallis diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan penilaian untuk pernyataan kemudahan penggunaan IFR nomor 5, 6, 7, 8, dan 9. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa seluruh responden setuju bahwa struktur dan tata letak beserta format yang digunakan dalam IFR cukup memudahkan mereka dalam mengakses informasi, alat navigasi IFR cukup dapat diandalkan, kecepatan akses informasi melalui IFR cukup memuaskan, biaya akses IFR ini masih dalam tahap kewajaran, dan mudah untuk mengidentifikasi informasi mana yang telah diaudit dan informasi mana yang belum diaudit. IFR cukup mudah diakses dan alat navigasi dari

  IFR ini cukup dapat diandalkan karena website perusahaan atau website pihak eksternal di Indonesia umumnya menyediakan format IFR berupa PDF dan HTML, dimana kedua format ini memiliki beberapa kelebihan yang diantaranya adalah format yang sederhana sehingga mudah diakses dan memiliki alat navigasi yang memudahkan pengguna dalam menelusuri informasi dalam website. Sementara untuk kecepatan akses IFR yang cukup memuaskan dan biaya akses yang cukup wajar hal ini dikarena kecepatan internet di Indonesia sekarang ini semakin lama semakin cepat dan biaya untuk menggunakan internet semakin lama semakin terjangkau.

  Namun, dari hasil Uji Kruskal-Wallis dan hasil Uji Mann-Whitney, diketahui terdapat perbedaan penilaian pernyataan kemudahan penggunaan IFR nomor 1 untuk kelompok responden yang dikelompokkan berdasarkan pengalaman kerja; pernyataan kemudahan penggunaan IFR nomor 3 dan 10 untuk kelompok responden yang dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan ; pernyataan kemudahan penggunaan

  IFR nomor 11 untuk kelompok responden yang dikelompokkan berdasarkan latar belakang pendidikan; pernyataan kemudahan penggunaan IFR nomor 1, 2, dan 4. Ini menunjukkan bahwa responden yang dikelompokkan berdasarkan pengalaman kerja memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pernyataan kemudahan penggunaan

  IFR “ IFR mudah diakses dan digunakan untuk pengambilan keputusan”; responden yang dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan memiliki persepsi yang berbeda- beda mengenai pernyataan kemudahan penggunaan IFR “Mudah menjadi ahli dengan menggunakan IFR” dan “Desain keseluruhan IFR pada level yang dapat diterima”; persepsi yang berbeda-beda mengenai pernyataan kemudahan penggunaan IFR “Lebih menyenangkan membaca laporan keuangan yang disajikan melalui internet daripada laporan keuangan dengan format kertas”; dan responden yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pernyataan kemudahan penggunaan IFR “IFR mudah diakses dan digunakan untuk pengambilan keputusan”, “Mudah menjadi ahli dengan menggunakan IFR”, dan “Mudah untuk menelusuri, menemukan, dan membaca informasi melalui IFR”.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan yang dipersepsikan oleh pengguna laporan keuangan terhadap praktek internet financial reporting (IFR) yang ada saat ini. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengguna laporan keuangan Indonesia memiliki persepsi yang kurang baik untuk manfaat IFR ini, dimana pengguna laporan keuangan di Indonesia masih memerlukan sumber informasi keuangan lain selain IFR, informasi yang tersedia dalam IFR masih kurang untuk pengambilan keputusan, dan pengguna laporan keuangan belum dapat mengandalkan informasi dalam IFR untuk pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Khaldoon et al. (2011), dimana pengguna laporan di Jordania juga belum yakin dengan penggunaan informasi

  IFR sebagai satu-satunya sumber informasi untuk pembuatan keputusan dan masih mengandalkan laporan keuangan dalam bentuk hard copy. Namun, meskipun pengguna laporan keuangan belum yakin sepenuhnya dengan informasi yang ada dalam IFR untuk pengambilan keputusan, pengguna laporan keuangan di Indonesia menilai bahwa format penyajian IFR telah memungkinkan mereka untuk mengumpulkan informasi yang cukup meskipun jumlah informasi tersebut masih kurang jika digunakan untuk pengambilan keputusan. Dan pengguna laporan di Indonesia juga menilai keberadaan IFR yang ada sekarang ini telah membuat mereka menjadi lebih efisien.

  Temuan lain dari penelitian ini adalah kemudahan penggunaan IFR dinilai cukup baik oleh pengguna laporan. Struktur tata letak dan format IFR memudahkan pengguna laporan keuangan untuk mengakses informasi, keberadaan alat navigasi pada format HTML memudahkan pengguna laporan keuangan untuk menelusuri informasi, kecepatan akses informasi dan biaya pengaksesan informasi melalui internet juga tergolong wajar, dan pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah mengidentifikasi informasi keuangan mana yang telah diaudit dan mana yang belum diaudit. Hasil ini cukup berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khaldoon et al. (2011), dimana di Jordania biaya pengaksesan internet cukup mahal. Struktur tata letak dan format IFR cukup mudah digunakan karena umumnya format IFR yang digunakan di Indonesia adalah PDF, dimana format ini memiliki bentuk atau struktur yang hampir sama dengan laporan keuangan hard copy sehingga pengguna laporan keuangan tidak perlu waktu lama untuk menyesuaikan diri agar dapat memahami informasi dalam IFR ini.

  Melalui penelitian ini ditemukan bahwa pengguna laporan keuangan yang pernah mengenyam pendidikan teknologi informasi cenderung mempersepsikan struktur dan format IFR yang ada sekarang ini dengan penilaian yang baik, yaitu mereka merasa bahwa struktur dan format IFR yang ada sekarang ini telah membuat mereka mampu mengumpulkan informasi yang lebih banyak. Selain itu, pengguna laporan keuangan yang pernah mengenyam pendidikan teknologi informasi ini juga menyatakan bahwa mereka dapat menggunakan IFR di manapun mereka berada. Sementara untuk pengguna laporan keuangan yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi, keuangan, dan lain-lain memberi penilaian tidak sebaik penilaian pengguna laporan keuangan yang memiliki latar belakang pendidikan teknologi informasi mengenai format IFR dan kemudahan pengaksesan informasi ini.

  Pengguna laporan keuangan yang sangat sering menggunakan internet untuk mencari informasi keuangan juga cenderung mempersepsikan IFR sebagai sebuah cara yang tepat untuk dapat mengakses informasi secara cepat, memungkinkan untuk membuat keputusan yang didasarkan pada informasi, memiliki informasi yang relevan, dan merupakan sumber informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Sementara untuk pengguna laporan keuangan yang jarang, kadang-kadang, dan sering menggunakan internet untuk mencari informasi keuangan cenderung memberi nilai yang tidak sebaik penilaian pengguna laporan keuangan yang sering menggunakan internet untuk mencari informasi keuangan.

  Untuk kemudahan penggunaan IFR, ada cukup banyak perbedaan persepsi diantara pengguna laporan keuangan yang dikelompokkan berdasarkan lama pengalaman kerja, tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan, dan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan. Pengguna laporan keuangan akses, sementara yang lain tidak menyatakan demikian. Pengguna laporan keuangan yang memiliki pendidikan D1 dan profesi menyatakan bahwa adanya IFR memudahkan mereka untuk menjadi ahli, sementara pengguna laporan keuangan dengan pendidikan S1, S2, S3 tidak menyatakan demikian. Pengguna laporan keuangan dengan latar belakang pendidikan ilmu ekonomi menyatakan mereka lebih suka membaca laporan keuangan yang disajikan di internet daripada laporan keuangan dalam bentuk hard

  

copy , sementara pengguna laporan keuangan dengan latar pendidikan akuntansi,

  teknologi informasi, keuangan, lain-lain tidak menyatakan demikian. Pengguna laporan keuangan yang sangat sering menggunakan internet menyatakan bahwa IFR mudah diakses, link dalam IFR mudah digunakan, dan membuat mereka mudah untuk menelusuri, menemukan dan membaca informasi keuangan, sementara untuk responden yang jarang, kadang-kadang, dan sering tidak menyatakan demikian.

  Melalui penelitian ini juga ditemukan bahwa format yang paling disukai oleh pengguna laporan keuangan adalah format PDF. Dan format IFR yang paling familiar di mata pengguna laporan adalah PDF. Selain itu, juga ditemukan korelasi positif antara familiaritas format IFR dengan preferensi format IFR.

  Kesimpulan lain yang didapatkan dari penelitian ini adalah kualitas Informasi keuangan yang disajikan di website perusahaan masih memiliki kekurangan. Kekurangan ini terletak pada kemudahan pengolahan. Sementara untuk keakuratan informasi, relevansi informasi, dan ketepatan waktu dalam menyediakan informasi dinilai cukup baik, tetapi pengguna laporan keuangan yang dikelompokkan berdasarkan pengalaman kerja dan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan memiliki perbedaan penilaian mengenai kualitas informasi ini. Untuk kualitas informasi yang disajikan di website eksternal juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan ini terletak pada ketepatan waktu dalam menyediakan informasi. Sementara untuk keakuratan informasi, relevansi informasi, dan kemudahan pengolahan informasi dinilai cukup baik, tetapi pengguna laporan keuangan yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan memiliki perbedaan penilaian mengenai kualitas informasi ini. Selain itu, juga ditemukan bahwa jauh lebih mudah mendapatkan informasi keuangan di website pihak eksternal daripada website perusahaan.

  Selain beberapa temuan di atas, dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa dokumen yang sering dicari di internet oleh pengguna laporan adalah laporan tahunan, sedangkan untuk laporan keuangan yang sering dicari adalah laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Untuk sumber informasi informasi keuangan, pengguna laporan keuangan mengandalkan website perusahaan dan website pihak eksternal. Website pihak eksternal yang sering digunakan untuk mencari informasi keuangan adalah website

  Indonesia Stock Exchange (IDX).