DIET PENDERITA HIPERTENSI UNTUK MENCEGAH KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH MOJOKERTO

  

DIET PENDERITA HIPERTENSI UNTUK MENCEGAH KEKAMBUHAN

HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT ISLAM

SAKINAH MOJOKERTO

SUSI SUSANTI

  1212010043

  

Subject : Diet, Penderita hipertensi

DESCRIPTION

  Hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Faktor penyebab hipertensi salah satunya adalah pola makan. Pelaksaanaan diet yang teratur dapat menormalkan hipertensi. Tujuan penelitian untuk mengetahui diet penderita hipertensi untuk mencegah kekambuhan hipertensi di poli jantung RSI Sakinah Mojokerto tahun 2015.

  Desain penelitian adalah deskriptif dengan metode survey. Variabel penelitian yaitu diet penderita hipertensi untuk mencegah kekambuhan hipertensi. Populasi penelitian adalahseluruh penderita hipertensi yang sedang berobat sebanyak 27 pasien. Sampel diambil dengan teknik consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan instrument kueisoner tentang diit hipertensi yang telah diuji validitas dan reabilitas. Analisis data pada penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi.

  Hasil penelitian yang dilakukan di RSI Sakinah Mojokerto diperoleh data sebagian besar responden kurang dalam melakukan diit pencegahan kekambuhan hipertensi sebanyak 11 responden (40,7%). Hal ini terjadi karena penderita hipertensi banyak yang kurang memahami pentingnya diit hipertensi untuk menjaga kestabilan tekanan darah.

  Penderita hipertensi dalam penelitian ini melakukan diit pencegahan hipertensi masih belum dapat menghindari dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi dan makanan yang mengandung kolesterol. Dengan menjaga pola diet yang efektif mereka dapat membantu dalam menurunkan tekanan darah.

  Untuk menjaga kestabilan tekanan darah pada penderita hipertensi perlu dilakukan mengurangi konsumsi makanan yang tinggi garam dan kolesterol sehingga dapat pencegahan terjadinya kekambuhan hipertensi dengan lebih baik dan terkontrol.

  

ABSTRACT

Hypertension has become a core problem in public health in Indonesia as

well as in severalother countries in the world. One of the factors causing

hypertension is diet. The implementation of a regular diet can normalize

hypertension. The purpose of this research was to determine the diet of

hypertensive patients to prevent recurrence of hypertension at cardiology of RSI

Sakinah Mojokerto in 2015.

  The research is a descriptive with survey method. The research variable

are patients with hypertension performing diet to prevent the recurrence. The

population was all patients with hypertension who were treated as many as 27

patients. Samples were taken with consecutive sampling technique. Data was

collected by using the instrument questionnaire about diet of hypertensive which

have been tested for validity and reliability. The data analysis usedfrequency

distribution.

  Results of research conducted at RSI Sakinah Mojokerto suggest that

most respondents were lacking in performing diet to prevent the recurrence of

hypertension , as many as 11 respondents (40.7%). This happened because many

patients with hypertension did not understand the importance of hypertensive diet

to maintain stable blood pressure.

  Patients with hypertension in this study,while performing diet to prevent

hypertension, were still not able to avoid the consumption of foods containing

high salt and cholesterol. By maintaining an effective diet they can be assisted in

lowering blood pressures.

  To maintainthe stability of blood pressurein patients with hypertension

they need to reduce consumption offoods containing high salt and cholester also

that they cancarry out the prevention of the recurrence of hypertension.

  Keywords: Diet, Hypertension

  : 1. Budi Prasetyo, M.Kep., Ns

  CONTRIBUTOR

  : 2. Dr. Nurwidji, MHA, M.Si

  Date : 05 September 2015 Type Material : Laporan Penelitian Right : Open Document Latar Belakang

  Hipertensi tidak dapat secara langsung membunuh penderitanya, melainkan memicu terjadinya penyakit lain yang tergolong kelas berat dan mematikan serta memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke penyakit jantung koroner. Seseorang dinyatakan menderita hipertensi bila tekanan darahnya melampaui nilai tekanan darah yang normal yaitu 140/80 mmHg. Penyakit ini telahmenjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa Negara yang ada didunia (Wirakusumah,2002 dalam Meida, 2012). Faktor penyebab hipertensi salah satunya adalah pola makan yang salah seperti sering mengkonsumsi makanan yang asin dan makanan yang siap saji Kandungan zat gizi seperti lemak dan sodium memiliki kaitan yang erat dengan munculnya hipertensi. Pelaksaanaan diet yang teratur dapa tmenormalkan yang berlemak, mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan melakukan aktivitas olahraga (Novian, 2013).

  Hipertensi menyebabkan sekitar 51% kematian akibat stroke, dan 45% jantung koroner. Indonesia berada dalam deretan 10 negara dengan prevalensi hipertensi tertinggi di dunia, bersama Myanmar, India, Srilanka, Bhutan, Thailand, Nepal, Maldives (Djanggleng Institute, 2013). Hasil riskedas 2013 menunjukkan Prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah menunjukkan penurunan dari 31,7 persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen tahun 2013 (Kemenkes, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh dilakukan oleh Muniroh (2008) yang menyatakan sesudah diberikan jus mentimun + belimbing selama 2 minggu pada 28 responden ditemukan adanya perbedaan antara tekanan darah sistolik dan diastolik dimana terjadi penurunan pada tekanan diastolik. Berdasarkan penelitian Novian (2013), dapat diketahui bahwa dari 10 responden yang tidak patuh terhadap diit hipertensi adalah berusia ≥46 tahun (53,8%) dan berusia ≤45 tahun sebanyak (27,3%) sedangkan dari 14 responden yang patuh terhadap diit hipertensi berusia ≥46 tahun (46,2 %) dan responden yang berusia ≤ 45 tahun (72,7%). Berdasarkan catatan rekam medik RSI Sakinah 10 penyakit terbanyak kegiatan rawat jalan RSI Sakinah Mojokerto tahun 2014, hipertensi berada di posisi ke-3 dengan jumlah kasus 345 kasus, dan hingga Bulan April 2015 terdapat sebanyak 186 kasus.

  Menurut Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH) selain menurunkan intake garam, diperlukan juga mengkonsumsi buah-buahan sayur-sayuran, nasi, susu rendah lemak, dan juga rendah sodium, kolesterol serta lemak jenuh, yang diharapkan tekanan darahnya bisa menurun mendekati normal (Khan etal, 2008). Cara yang paling baik dalam menghindari komplikasi hipertensi adalah dengan mengatur diet / pola makan seperti rendah garam, rendah kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan komsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok (Apriliani, 2008).

  Hasil studi pendahuluan di RSI Sakinah Mojokerto yang dilakukan pada tanggal 09 – 12 April 2015 dengan teknik wawancara pada 5 penderita hipertensi diperoleh data 3 penderita (60%) sering mengkonsumsi makanan yang siap saji dan mengkonsumsi makanan yang mengandung santan, garam berlebih sehingga mereka sering mengalami kekambuhan hipertensi, 2 penderita (40%) menyatakan bahwa mereka sudah mengurangi makanan yang berlemak dan mengandung santan dan garam untuk mencegah terjadinya kekambuhan penyakit hipertensi.

  Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan hipertensi yaitu penderita hipertensi diwajibkan untuk mengikuti aturan diet yang sudah dianjurkan oleh tenaga kesehatan, selain itu diharapkan petugas kesehatan lebih aktif dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang diet hipertensi sehingga penderita hipertensi lebih memahami dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah terjadinya kekambuhan hipertensi

  Desain penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan metode

  

survey. Variabel penelitian ini yaitu diet penderita hipertensi untuk mencegah

  kekambuhan hipertensi.Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi yang sedang berobat di poli jantung RSI Sakinah Mojokerto tahun 2015 dengan

  

consecutive sampling . Penelitian ini menggunakan bentuk data primeryang

diperoleh dari lembar checklist pelaksanaan diet pada penderita hipertensi.

  Instrumen penelitian yang digunakan telah diuji validitas dan reabilitas. Kemudian peneliti melakukan proses editing, coding, scoring dan tabulating sehingga hasil atau data yang diperoleh dapat lebih akurat.

  HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

  Berdasarkan responden yang melaksanakan diit hipertensi di RSI sakinah mojokerto tahun 2015 sebagai berikut. Kriteria baik sebanyak 6 responden dengan rata-rata usia >50,dengan mayoritas pekerjaan wiraswasta dan pendidikan SMA. Kriteria cukup sebanyak 10 responden dengan rata-rata usia 41-50 dengan mayoritas pekerjaan swasta dan pendidikan SMA,SMP. Kriteria kurang sebanyak 11 responden dengan rata-rata usia 41-50 dengan mayoritas tidak bekerja dengan pendidikan SMA,SD. Dari hasil penlitian bahwa sebagian besar responden dalam melaksanaan diit hipertensi masih kurang sebanyak 11 responden.

  Hasil penelitian yang dilakukan di RSI Sakinah Mojokerto diperoleh data sebagian besar responden kurang dalam melakukan diit pencegahan kekambuhan hipertensi sebanyak 11 responden (40,7%). Hal ini terjadi karena penderita hipertensi banyak yang kurang memahami pentingnya diit hipertensi untuk menjaga kestabilan tekanan darah.Yang ditunjukkan dari jawaban kuesioner diet hipertensi masih banyak penderita yang mengkonsumsi makanan yang mengandung garam dapur dan makanan yang mengandung kolesterol yang tinggi.

  Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada arteri. Hipertensi juga disebut dengan tekanan darah tinggi, dimana tekanan tersebut dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah sehingga hipertensi ini berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Standar hipertensi adalah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90mmHg (Muhammadun, 2010). Salah satu tindakan yang dapat menurunkan tekanan darah antara lain dengan mematuhi aturan diet hipertensi, dimana pembatasan natrium (garam dapur) terbukti efektif menurunkan tekanan darah pada 60% pasien, Pendekatan diet, yaitu mengonsumsi makanan yang kaya akan buah, rendah lemak atau bebas lemak hewani. Pola diet ini cukup efektif menangani hipertensi berdasarkan riset National Institute of Health (NIH) di Amerika Selatan, penghentian konsumsi alkohol dan rokok, menghindari stress (Agoes, 2008).

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum memahami bagaimana cara melakukan penanganan terhadap kekambuhan diet hipertensi, dimana responden kurang mengikuti aturan diet sesuai dengan petunjuk dan arahan dari petugas kesehatan maka responden dapat mengontrol tekanan darah mereka selain itu dengan menjaga pola diet yang efektif mereka dapat membantu dalam menurunkan tekana darah. Dapat ditunjukkan dari nilai jawaban kuesioner dari soal nomer 2, 4 dan 10 memiliki nilai yang tinggi, artinya penderita hipertensi dalam melakukan diit pencegahan hipertensi masih belum dapat menghindari dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung garam tinggi dan makanan yang mengandung kolesterol.

  Berdasarkan usia responden dipeoleh data sebagian besar responden berusia yang menderita hipertensi berusia dewasa akhir yang dalam usia ini menunjukkan semakin meningkat resiko terserang penyakit hipertensi.

  Semakin tua usia kejadian tekanan darah semakin tinggi. Hal ini dikarenakan pada usia tua perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah (Smeltzer & Bare, 2004).

  Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa usia responden termasuk usia dewasa akhir dimana dengan usia tersebut responden sudah mempunyai pengalaman dan pemahaman bahwasannya semakin usia responden bertambah maka keadaan penyakit hipertensi yang diderita akan semakin meningkat sehingga responden harus dapat melakukan penatalaksanaan dalam melakukan pencegahan hipertensi seperti mematuhi aturan diet yang dianjurkan oleh petugas kesehatan. Akan tetapi karena responden masih belum mampu menerapkan pengalaman dan informasi tentang diet yang harus dilakukan oleh penderita hipertensi menyebabkan mereka masih belum mampu melaksanakan diet dengan cukup baik.

  Berdasarkan pendidikan responden diperoleh data sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan SMA sebanyak 14 responden (51,7%). Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan responden sudah cukup mampu dalam menerima dengan baik informasi kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan khususnya mengenai diit hipertensi.

  Hasil penelitian diperkuat penelitian yang dilakukan oleh Murdiyanto (2002), yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecepatan pencarian bantuan artinya jika tingkat pendidikan dinaikkan maka akan terjadi kenaikan pula pada tingkat kecepatannya. Motivasi responden yang tinggi dalam menjalani pengobatan ini ternyata sesuai dengan analisa awal peneliti.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan responden menunjukkan bahwa pendidikan responden termasuk pendidikan menengah dimana dengan pendidikan tersebut responden dapat lebih memahami dan mengerti tentang apa yang harus dilakukan dalam mencegah terjadinya kekambuhan hipertensi, akan tetapi karena responden masih belum mampu menerapkan informasi atau pengalaman yang dimiliki dalam kehidupan sehari – hari sehingga mereka masih belum mampu melakukan diet dengan baik.

  Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai pegawai swasta sebanyak 14 responden (51,7%). Hal ini menunjukkan pekerjaan yang dimiliki responden sebagai pegawai swasta mempunyai tingkat stress yang cukup tinggi.

  Menurut Aggie Casey (2012) dan Muhammadun (2010) stres jelas memainkan dalam peranan hipertensi. Bila level stres menurun, maka tekanan darah juga akan menurun. Namun jika stres terjadi berulangkali hingga pada akhirnya akan menyebabkan tekanan darah tinggi yang menetap. Penyebab utama faktor psikologis terutama stres sosial dan okupasional Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, stres yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum

  Hasil penelitian ini menunjukkan pekerjaan sebagian besar responden sebagai pegawai swasta, dan pekerjaan ini responden mempunyai stres dan beban kerja yang tinggi, sehingga akan mempengaruhi kondisi psikologis penderita hipertensi yang akhirnya berpengaruh pada kondisi fisiologis tekanan darah. Keadaan seperti ini akan memperberat kondisi tekanan darah hipertensi.

  Simpulan

  Sebagian besar responden masih kurang dalam menjalankan diit hipertensi untuk pencegahan kekambuhan hipertensi di RSI Sakinah Mojokerto sebanyak 11 responden (40,7%).

  Rekomendasi

  Hendaknya responden dapat mengurangi konsumsi makanan yang tinggi garam dan kolesterol sehingga mereka dapat melakukan pencegahan terjadinya kekambuhan hipertensi dengan lebih baik dan terkontrol. Alamat correspondensi : Ds. Sanganom kec. Nguling kab. Pasuruan Email : susantisusi2015@gmail.com Telepon : 081615656957