HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM: 1212020028 Subject

  

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN

STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN

MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

SUHUFIL ULA

NIM: 1212020028

  

Subject

  Pemberian makan, Status gizi, Balita

Description

  Pola makan pada balita sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan pada balita, karena dalam makanan banyak mengandung gizi. Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberian makan pada balita dengan status gizi pada balita di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  Peneliti menggunakan observasional analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak balita sebanyak 100 ibu, sampel sebanyak 80 ibu yang mempunyai anak balita. Variabel independen pemberian makan pada balita dan variabel dependen status gizi pada balita, instrument menggunakan standart baku status gizi WHO-NCHS dan lembar kuesioner pemberian makan pada balita. Tekhnik sampling menggunakan tekhnik probability sampling dengan jenis random sampling, kemudian diuji dengan menggunakan uji chi-square.

  Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar anak balita mempunyai status gizi baik gizi baik yaitu sebanyak 64 orang (80%), pemberian makan terbanyak pada kategori baik yaitu sebanyak 76 orang (95,0%).

  Hasil uji statistik chi-square dengan tingkat signifikan 0,05 didapatkan nilai ρvalue = (0.000) <α = (0,05) yang artinya Ho ditolak yang artinya terdapat hubungan antara pemberian makan pada balita dengan status gizi balita. Namun, dalam penelitian ini uji chi-square tidak dapat digunakan karena terdapat 4 cell yang nilainya kurang dari 5, sehingga alternative uji yang digunakan adalah uji fisher exact di dapatkan nilai ρvalue = (0,002) <α = (0,05) yang artinya Hо ditolak yang artinya terdapat hubungan antara pemberian makan pada balita dengan status gizi balita.

  Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi dan pola makan yang tidak sesuai akan menyebabkan asupan gizi berlebih atau sebaliknya kekurangan. Kepada ibu yang mempunyai anak balita yang berstatus gizi kurang, perlu diberikan penyuluhan oleh petugas kesehatan tentang pemberian makan agar dapat memperbaiki status gizi anak balita.

  ABSTRACT

  The dietary pattern in toddlers is a very important role in the process of growth, because food contains much nutrition. Nutrition is very important in growth. The purpose of this research is to know the relationship between the provision of meal in toddlers and the status of nutrition in toddlers in Gayaman village, Mojoanyar Mojokerto.

  Researcher used cross-sectional approach. The population was all mothers who had children aged under five years as many as 100 mothers, with a samples of 80 mothers. The independent variable is the provision of meal in toddlers and the dependent variable is the nutritional status. The instruments were using raw standard of nutritional status WHO-NCHS and questionnaire sheets about provision of meal in toddlers. Sampling technique method used random sampling type, which is then tested with chi-square test.

  The results of research suggest that most toddlers have good nutrition status i.e. 64 people, the provision of good meal is in good category i.e. 76 people. Results of chi-square test means that there is a relationship between the provision of meal in toddlers and the status of nutrition in the toddlers. However, in this study chi-square test can not be used because there are 4 cells whose value are less than 5 cells, so that the alternative test used was Fisher's exact test means there is relationship between the provision of meal in toddlers and the status of nutrition in toddlers. Dietary pattern need to be formed as an effort to meet the needs of nutrition, inappropriate diet will lead to excessive or otherwise lacking of nutritional intake. For mothers who had undernourished toddlers, they need to be given information by health workers about the provision of meal in order to improve the nutritional status of the toddlers.

  Keywords: provision of meal, nutritional status, toddlers Contributor : 1. Eka Diah Kartiningrum, SKM.Mkes

  2. Mohammad Nur Firdaus, S.kep.NS

  Date : 03 juli 2015 Type Material : Laporan Penelitian Identifer : - Right : Open Document Summary : Latar Belakang

  Pola makan pada balita sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan pada balita, karena dalam makanan banyak mengandung gizi. Gizi di dalamnya memiliki keterkaitan yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan dan kecerdasan. Apabila terkena defisiensi gizi maka kemungkinan besar sekali anak akan mudah terkena infeksi. Gizi ini sangat berpengaruh terhadap nafsu makan. Jika pola makan tidak tercapai dengan baik pada balita maka pertumbuhan balita akan terganggu, tubuh kurus, pendek bahkan bisa terjadi dengan gizi yang baik pada usia dini tentunya sangat mudah mengarahkan makanan anak, karena dia telah mengenal makanan yang baik pada usia sebelumnya (Purwani, 2013).

  Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, di seluruh dunia, lebih dari 100 juta anak di bawah usia lima tahun yang kekurangan gizi, 165 juta terhambat yaitu memiliki ketinggian rendah untuk usia mereka (yang merupakan indikator yang lebih baik dari gizi kronis). Diperkirakan 35% dari seluruh kematian pada anak balita berhubungan dengan gizi. Pada saat yang sama, sekitar 43 juta anak balita yang kelebihan berat badan atau obesitas. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007-2013 menunjukkan prevalensi nasional anak balita berdasarkan berat badan/usia (BB/U) terdiri dari 5.7% yang mengalami gizi buruk dan 13.9% yang mengalami gizi kurang sedangkan berdasarkan tinggi badan/usia (TB/U) terdiri dari 18.8% yang mengalami tinggi badan sangat pendek dan 19.2 % yang mengalami tinggi badan pendek. Jawa Timur merupakan wilayah yang berpotensi dalam menyumbang tingginya jumlah penderita gizi buruk di negeri ini. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2010, prevalensi gizi buruk di Pulau Jawa yang tertinggi adalah Jawa Timur sebesar 4,8 persen. Status gizi balita di Kabupaten Mojokerto Tahun (2013) dengan rincian jumlah 88.037 balita yang ada, balita yang ditimbang sebesar 67.884. Balita yang mengalami gizi lebih sebesar 2.863 (4,22 %), yang mengalami gizi baik sebesar 57.263 (84,35 %), yang mengalami gizi kurang 6.851 (10,09 %), yang mengalami gizi buruk 907 (1,34 %) (Dinkes Mojokerto, 2014). Hasil studi pendahuluan di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto dari 10 balita didapatkan status gizi berdasarkan klasifikasi antropometri BB/U yakni 3 responden (30%) memiliki gizi baik, 2 responden (20%) memiliki gizi lebih dan 5 responden (50%) memiliki gizi kurang. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi balita masih tergolong kurang.

  Dari permasalahan diatas, peran perawat sangat penting untuk memberi informasi dan pengetahuan pada ibu terutama masalah pemberian makan pada balita sehingga status gizi balita bisa terpenuhi dengan maksimal. Berdasarkan uraian diatas maka penulis perlu melakukan penelitian mengenai Hubungan Pemberian Makan pada Balita dengan Status Gizi Balita di Desa. Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  Metode Penelitian

  Peneliti menggunakan observasional analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak balita sebanyak 100 ibu, sampel sebanyak 80 ibu yang mempunyai anak balita. Variabel independen pemberian makan pada balita dan variabel dependen status gizi pada balita, instrument menggunakan standart baku status gizi WHO-NCHS dan lembar kuesioner pemberian makan pada balita. Tekhnik sampling menggunakan tekhnik probability sampling dengan jenis random sampling, kemudian diuji dengan menggunakan uji chi-square.

  Hasil dan Pembahasan

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden memiliki pemberian makan pada kategori baik yaitu sebanyak 76 orang (95,0%) di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

  Menurut (Sulistyoningsih, 2011). Pemberian makanan adalah berbagai informasi tentang kebutuhan, pemilihan bahan makanan, dan status gizi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah makanan yang dimakan setiap hari oleh balita dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pemberian makanan balita bertujuan untuk mendapat zat gizi yang diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh. Zat gizi berperan memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk melaksanakan kegiatan sehari- hari, dalam pengaturan makanan yang tepat dan benar merupakan kunci pemecahan masalah (Suhardjo, 2003).

  Hasil penelitian menunjukkan 76 responden memiliki pemberian makan pada kategori baik, terbukti pada pekerjaan ibu adalah ibu yang tidak bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 46 orang karena ibu lebih banyak mempunyai waktu dirumah untuk mendampingi ketika anak makan. Pengetahuan ibu tentang kebersihan dalam menyiapkan makanan baik hal ini dapat dilihat dari ibu yang selalu mencuci tangan sebelum mengolah atau memasak bahan makanan dan selalu mencuci alat makan sebelum dipakai. Soenardi (2000) mengemukakan bahwa pada saat mempersiapkan makanan, kebersihan makanan dan peralatan yang dipakai harus mendapatkan perhatian khusus. Makanan yang kurang bersih dan sudah tercemar dapat menyebabkan diare atau kecacingan pada anak.

  Tetapi, dalam penelitian ini masih ditemukan pemberian makan yang kurang baik sebanyak 4 orang. Hal ini terjadi kemungkinan pendidikan ibu, dikarenakan dalam penelitian hampir setengahnya responden berpendidikan tamat SMP yakni sebanyak 28 orang. Makin tinggi pendidikan, pengetahuan, terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pula pengasuhan anak terutama dalam pemberian makan pada balita. Berdasarkan yang dikemukakan Nadesul (1995), anak masih membutuhkan bimbingan seorang ibu dalam memilih makanan agar pertumbuhan tidak terganggu. Bentuk perhatian/dukungan ibu terhadap anak meliputi perhatian ketika anak makan dan sikap orangtua dalam memberi makan.

  Pemberian makan pada balita merupakan hal yang sangat penting karena pemberian makan yang kurang tepat akan minimbulkan dampak yang sangat besar dalam status gizi pada balita, misalnya dalam pemilihan bahan makanan. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian untuk ibu atau semua orang tua yang mempunyai balita untuk memperhatikan cara pemberian makan pada balita. Pemberian makan pada balita juga bisa dipengaruhi oleh jumlah anak, dari hasil penelitian didapatkan jumlah anak balita yang terbanyak adalah ibu yang mempunyai 2 orang anak balita yaitu sebanyak 47 orang. Semakin banyak jumlah keluarga maka kemungkinan perhatian atau bimbingan dalam pemberian makan pada anak bisa berkurang.

  Penelitian yang pernah dilakukan oleh Susan I Barr, (2004) bahwa asupan energi pada bayi umur 4-6 bulan yang hanya diberi ASI saja memiliki asupan energi yang tinggi yaitu 613 kkal/d dibandingkan bayi yang diberi ASI dengan susu formula memiliki asupan nutrisi yaitu 605 kkal/d dan bayi yang hanya diberi susu formula saja memiliki asupan energi yang rendah yaitu 595 kkal/d. ASI dengan susu formula, dan bayi yang hanya diberi susu formula asupan kalsiumnya sama yaitu 210 mg/d. Pada asupan zat besi bayi yang hanya diberi ASI, bayi yang diberi ASI dengan susu formula, dan bayi yang hanya diberi susu formula asupan zat besinya sama yaitu 0,27 mg/d dan asupan seng bayi yang hanya diberi ASI, bayi yang diberi ASI dengan susu formula, dan bayi yang hanya diberi susu formula asupan sengnya sama yaitu 2,0 mg/l.

  Status Gizi Balita

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden balita memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 64 orang (80%) di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Menurut Supariasa, (2001) Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Balita adalah priode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal, yaitu usia dua sampai 5 tahun). Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas 1 tahun atau lebih terkenalnya usia anak dibawah lima tahun. Pada usia balita pertumbuhan seorang anak sangat pesat sehingga memerlukan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhannya (Khomsan, 2012 dalam Rapar, dkk. 2014). Dalam penelitian masih ditemukan balita dengan status gizi kurang yaitu sebanyak 14 orang, hal ini dapat disebabkan karena kemungkinan pendidikan ibu, dikarenakan dalam penelitian hampir setengahnya responden berpendidikan tamat SMP yakni sebanyak 28 orang. Makin tinggi pendidikan, pengetahuan, terdapat kemungkinan makin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pula pengasuhan anak terutama dalam pemberian makan pada balita. Berdasarkan yang dikemukakan Nadesul (1995), anak masih membutuhkan bimbingan seorang ibu dalam memilih makanan agar pertumbuhan tidak terganggu. Bentuk perhatian/dukungan ibu terhadap anak meliputi perhatian ketika anak makan dan sikap orangtua dalam memberi makan.

  Status gizi pada balita sangat diutamakan karena status gizi pada masa balita sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan balita. Status gizi bisa disebabkan oleh pendapatan keluarga, dari hasil penelitian bahwa sebagian besar pendapatan responden yang terbanyak adalah <Rp.1.350.000 sebanyak 49 orang. Status gizi dipengaruhi oleh ketersediaan pangan ditingkat keluarga, hal ini sangat tergantung dari cukup tidaknya pangan yang dikonsumsi oleh setiap anggota keluarga untuk mencapai gizi baik dan hidup sehat. Jika tidak cukup bisa dipastikan konsumsi setiap anggota keluarga tidak terpenuhi. Padahal makanan untuk anak harus mengandung kualitas dan kuantitas cukup untuk menghasilkan kesehatan yang baik (Depkes RI, 2004).

  Hubungan Pemberian Makan pada Balita dengan Status Gizi pada Balita

  Berdasarkan tabulasi silang menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden memiliki pemberian makan pada balita pada kategori baik yaitu sebanyak 64 orang (84,2%) dengan status gizi baik dan pada pemberian makan yang kurang baik terdapat 4 orang (100%) dengan status gizi kurang. Hasil uji statistik chi-square dengan tingkat signifikan 0,05 didapatkan nilai ρvalue = (0.000)

  <α = (0,05) yang artinya Ho ditolak yang artinya terdapat hubungan antara pemberian makan pada balita dengan status gizi balita. Namun, dalam penelitian kurang dari 5 cell, sehingga alternative uji yang digunakan adalah uji fisher exact di dapatkan nilai ρvalue = (0,002) <α = (0,05) yang artinya Hо ditolak yang artinya terdapat hubungan antara pemberian makan pada balita dengan status gizi balita.

  Menurut, Purwani (2013) Pola makan pada balita sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan pada balita, karena dalam makanan banyak mengandung gizi. Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan. Gizi di dalamnya memiliki keterkaitan yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan dan kecerdasan. Apabila terkena defisiensi gizi maka kemungkinan besar sekali anak akan mudah terkena infeksi. Gizi ini sangat berpengaruh terhadap nafsu makan. Jika pola makan tidak tercapai dengan baik pada balita maka pertumbuhan balita akan terganggu, tubuh kurus, pendek bahkan bisa terjadi gizi buruk pada balita. Seorang ibu yang telah menanamkan kebiasaan makan dengan gizi yang baik pada usia dini tentunya sangat mudah mengarahkan makanan anak, karena dia telah mengenal makanan yang baik pada usia sebelumnya. Oleh karena itu, pola pemberian makanan sangat penting diperhatikan. Pola makan yang baik perlu dibentuk sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan gizi dan pola makan yang tidak sesuai akan menyebabkan asupan gizi berlebih atau sebaliknya kekurangan. Asupan berlebih menyebabkan kelebihan berat badan dan penyakit lain yang disebabkan oleh kelebihan gizi.

  Penelitian yang pernah dilakukan oleh Purwani, (2013) sebagian besar responden mempunyai pola pemberian makan yang baik sebanyak 18 responden (54,5%), 0 balita (0 %) dalam kategori kurus, 15 balita (83,3%) dalam kategori normal dan 3 balita (16,7%) dalam kategori gemuk. Nilai ρvalue (0,000) < α(0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pola pemberian makan dengan status gizi pada anak usia 1 sampai 5 tahun di Desa Kabunan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Dengan itu orang tua perlu memperhatikan cara pemberian makan yang baik dan benar agar status gizi pada balita terpenuhi karena anak masih membutuhkan bimbingan seorang ibu dalam memilih makanan agar pertumbuhan dan perkembangannya tidak terganggu.

  Dalam kerangka UNICEF, pola asuh yang kurang memadai merupakan penyebab tidak langsung terhadap terjadinya gizi kurang. Pernyataan di atas didukung oleh penelitian (Yulia, dkk, 2008 dalam Meliahsari, dkk, 2013), yang menyatakan bahwa perilaku selama memberikan makan atau pola asuh makan oleh ibu berhubungan positif dan signifikan dengan status gizi anak balita. Penelitian ini sama dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Purwani, (2013) ada hubungan antara pola pemberian makan dengan status gizi pada balita.

  Simpulan

  Dari hasil penelitian yang dilakukan di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya (95%) responden memiliki pemberian makan pada kategori baik dan hampir seluruhnya (80%) responden balita memiliki status gizi baik. Hasil uji statistik chi-square dengan alternatif uji fishe r exact di dapatkan nilai ρvalue = 0,002 <α = 0,05 yang artinya Hо ditolak yang artinya terdapat hubungan antara pemberian makan pada balita dengan status gizi balita.

  Rekomendasi

  1. Bagi Profesi Keperawatan Diharapkan untuk memberi informasi dan pengetahuan pada ibu terutama masalah pemberian makan pada balita sehingga status gizi balita bisa terpenuhi dengan maksimal

  2. Bagi Orang Tua Diharapkan kepada ibu yang sudah menerapkan pemberian makan yang baik tetap mempertahankannya dan kepada ibu yang mempunyai anak balita dengan status gizi kurang, perlu diberikan penyuluhan oleh petugas kesehatan tentang pemberian makan agar dapat memperbaiki status gizi anak balita.

  Diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini untuk mengembangkan penelitian berikutnya untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita, seperti pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan.

  4. Bagi Bidan Desa Diharapkan pada saat posyandu bidan desa selalu memberi motivasi pada ibu yang memiliki anak balita agar rutin datang dalam kegiatan posyandu terutama ibu yang memiliki balita dengan status gizi kurang.

  Alamat Korespondensi :

  Alamat Rumah : Bungatan – Situbondo

  • : 089682253331

  Email

  No. Hp