PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG.
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN
PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh:
Novianita Juwita D 0906363
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
(2)
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN
PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG
Oleh
Novianita Juwita D
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
© Novianita Juwita D 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN
PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. NIP. 195704151985031005
Pembimbing II,
Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si. NIP. 197201272006042001
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI,
Dr. Rasto, M.Pd. NIP. 197207112001121001
(4)
ABSTRAK
PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN
PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG
Oleh:
Novianita Juwita D 0906363
Skripsi ini dibimbing oleh:
Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. dan Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si.
Penelitian ini dilakukan di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat motivasi, tingkat disiplin kerja, tingkat kinerja pegawai Bidang Koperasi, serta adakah pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode explanatory survey. Selanjutnya, teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara penyebaran angket (kuesioner) dengan model rating scale. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ganda.
Berdasarkan analisis terhadap jawaban responden, diperoleh hasil bahwa tingkat motivasi dan tingkat disiplin kerja pegawai berada pada kategori tinggi. Sedangkan tingkat kinerja pegawai berada pada kategori cukup tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.
(5)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF MOTIVATION AND WORKING DISCIPLINE TO THE EMPLOYEE PERFORMANCE COOPERATIVES AT THE DEPARTMENT OF COOPERATIVE UKM AND INDUSTRY TRADE
BANDUNG
By:
Novianita Juwita D 0906363
This Script is guided by:
Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si. dan Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si. The research was conducted at the Department of Cooperative UKM and industry trade Bandung. The purpose of this study was to determine the level of motivation, level of working discipline, the level of employees performance Cooperative, as well as motivation and discipline is there any influence on the employees performance Cooperative at the Department of Cooperative UKM and industry trade Bandung either partially or simultaneously.
The research method used is explanatory survey. Furthermore, data collection techniques used by distributing questionnaires rating scale model. The data analysis technique used is multiple regression analysis.
Based on an analysis of respondents' answers, the result show that the level of motivation and level of working discipline at the high category. While the level of employee performance is at a high enough category. The results of this study showed that: there is the influence of motivation and working discipline to the performance employees Cooperative in the Department of Cooperative UKM and industry trade Bandung either partially or simultaneously.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR TABEL ... 4 DAFTAR GAMBAR ... 6 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D. Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN TEORI ... Error! Bookmark not defined. A. Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined. 1. Konsep Motivasi ... Error! Bookmark not defined. 2. Konsep Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined. 3. Konsep Kinerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined. 4. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. B. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. C. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 1. Operasional Variabel Motivasi .... Error! Bookmark not defined. 2. Operasional Variabel Disiplin KerjaError! Bookmark not defined.
(7)
3. Operasional Variabel Kinerja PegawaiError! Bookmark not defined.
D. Populasi ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data PenelitianError! Bookmark not defined.
1. Wawancara ... Error! Bookmark not defined. 2. Observasi ... Error! Bookmark not defined. 3. Kuesioner ... Error! Bookmark not defined. F. Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Tabulasi Data ... Error! Bookmark not defined. 2. Teknik Analisis Data Deskriptif... Error! Bookmark not defined. 3. Teknik Analisis Data Inferensial .. Error! Bookmark not defined. H. Pengujian Persyaratan Analisis Data Error! Bookmark not defined. 1. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. I. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 1. Merumuskan Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 2. Menyusun Persamaan Regresi ... Error! Bookmark not defined. 3. Uji Signifikansi ... Error! Bookmark not defined. 4. Menghitung Koefisien DeterminasiError! Bookmark not defined.
BAB IV PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Gambaran Karakteristik RespondenError! Bookmark not defined.
2. Hasil Uji Coba Instrumen PenelitianError! Bookmark not defined.
(8)
4. Pengujian Persyaratan Analisis DataError! Bookmark not defined.
5. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 1. Analisis Motivasi, Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined.
2. Analisis Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai secara Parsial maupun SimultanError! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai Tahun 2010-2012 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 2 Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai dalam Kegiatan Apel Bulan Januari-April 2013 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1. 3 Data Perkembangan Koperasi Tahun 2010-2012 Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 1 Operasional Variabel Motivasi... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 2 Operasional Variabel Disiplin Kerja ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 3 Operasional Variabel Kinerja PegawaiError! Bookmark not
defined.
Tabel 3. 4 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 5 Contoh Rekapitulasi Hasil Skoring AngketError! Bookmark not
defined.
Tabel 3. 6 Kriteria Penafsiran Deskripsi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 7 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3. 8 Kriteria Interpretasi Koefisien KorelasiError! Bookmark not
(10)
Tabel 4. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan UsiaError! Bookmark not defined.
Tabel 4. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa kerjaError! Bookmark
not defined.
Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi (X1)Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja (X2)Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 8 Hasil Uji Reliabilitias Variabel X1, X2 dan Variabel Y ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 9 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Motivasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 10 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Dimensi Kebutuhan Pencapaian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 11 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Dimensi Kebutuhan akan Afiliasi ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 12 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Dimensi Kebutuhan akan Kekuasaan ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 13 Kecendurangan Jawaban responden terhadap Variabel Disiplin Kerja
... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 14 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Kesadaran
... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 15 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Kesediaan
... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 16 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Ketaatan
... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 17 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Etika Kerja
(11)
Tabel 4. 18 Kecendurangan Jawaban responden terhadap Variabel Kinerja Pegawai ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 19 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Kualitas
... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 20 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Kuantitas
... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 21 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Tanggung Jawab ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 22 Kecenderungan Jawaban Responden Terhadap Indikator Inisiatif
... Error! Bookmark not defined. Tabel 4. 23 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Model Kausalitas Variabel PenelitianError! Bookmark not defined.
Gambar 4. 1 Skor Rata-rata Tiap Dimensi Variabel MotivasiError! Bookmark not defined.
Gambar 4. 2 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kebutuhan Pencapaian ... Error! Bookmark not defined.
(12)
Gambar 4. 3 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kebutuhan akan Afiliasi ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 4 Tanggapan Responden terhadap Dimensi Kebutuhan akan Kekuasaan... Error! Bookmark not defined. Gambar 4. 5 Skor Rata-rata Tiap Indikator Variabel Disiplin Kerja ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 6 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kesadaran ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 7 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kesediaan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 8 Tanggapan Responden terhadap Indikator Ketaatan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 9 Tanggapan Responden terhadap Indikator Etika Kerja ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 10 Skor Rata-rata Tiap Indikator Kinerja PegawaiError! Bookmark not defined.
Gambar 4. 11 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kualitas ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 12 Tanggapan Responden terhadap Indikator Kuantitas ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 13 Tanggapan Responden terhadap Indikator Tanggung Jawab . Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 14 Tanggapan Responden terhadap Indikator Inisiatif ... Error! Bookmark not defined.
(13)
(14)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka menunjang tercapainya tujuan pembangunan nasional, pemerintah terus berupaya mengoptimalkan kinerja birokrasi dengan meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah baik di pusat maupun daerah agar mampu melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang dibebankan kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.
Aparatur pemerintah yang dimaksud adalah pegawai negeri. Dimana pegawai negeri tersebut terdiri dari beberapa unsur, salah satu diantaranya adalah pegawai negeri sipil. Sebagaimana dikemukakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, Bab I Pasal 2 ayat (1), menyebutkan bahwa Pegawai Negeri terdiri dari:
1. Pegawai Negeri Sipil;
2. Tentara Nasional Indonesia; dan 3. Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Fenomena yang muncul adalah banyak opini yang selalu bernada miring berkembang di masyarakat dalam menilai Pegawai Negeri Sipil. Isu tersebut antara lain etos kerja yang dianggap masih rendah, kurangnya disiplin, masih kurang dalam memberikan pelayanan yang baik, dan lain sebagainya (http://www.kompasiana.com).
(15)
Hal ini menimbulkan perlunya pembinaan dan pengarahan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang ada agar mampu berdaya guna, sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pegawai yang dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Secara khusus, citra negatif muncul terhadap rendahnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai pemerintah daerah yang diduga disebabkan oleh kurang optimalnya kinerja pegawai yang bersangkutan. Oleh karenanya, salah satu masalah yang menarik untuk dikaji saat ini adalah berkaitan dengan masih belum optimalnya kinerja Pegawai Negeri Sipil khususnya di lingkungan pemerintah daerah (pemda).
Salah satu instansi pemerintah daerah khususnya di Kota Bandung yang dituntut untuk memberikan pelayanan kepada publik adalah Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah di bidang Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan.
Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung memiliki urusan wajib dan pilihan dalam pencapaian targetnya, dimana urusan wajib menekankan pada bidang koperasi dan usaha kecil menengah. Sedangkan urusan pilihan ditekankan pada bidang perindustrian dan perdagangan.
Dalam penelitian ini penulis membatasi untuk meneliti pegawai di Bidang Koperasi. Salah satu tujuan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung di Bidang Koperasi adalah mewujudkan koperasi yang berkualitas dan berdaya saing serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia koperasi
(16)
agar memiliki produktivitas dan kemandirian dalam rangka meningkatkan perekonomian kota.
Untuk tercapainya tujuan tersebut, maka perlu didukung sumber daya manusia yang memiliki kinerja tinggi dalam pelaksanaannya. Akan tetapi saat ini, kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung belum dapat dikatakan optimal.
Hal ini sesuai dengan hasil pra penelitian penulis di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pegawai Bidang Koperasi, yang dilakukan pada tanggal 2 Mei 2013, beliau menyatakan bahwa masih ada pegawai yang telat masuk kerja, terlalu cepat pulang, dan masih ada keterlambatan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Hal inilah yang mengindikasikan kinerja pegawai yang belum optimal. Secara lebih rinci, indikasi belum optimalnya kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung diantaranya:
1. Pekerjaan yang masih belum dapat diselesaikan tepat waktu. Hal ini dapat dilihat dari penyelesaian laporan-laporan yang masih belum dapat diselesaikan dan diserahkan kepada Kepala Dinas sesuai dengan batas waktu yang ditentukan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya. Contohnya, di Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran yang melaporkan evaluasi keragaan koperasi dimana isi laporannya mengenai pendataan baik penambahan koperasi baru maupun berkurangnya jumlah koperasi setiap bulan. Selain itu, ada juga laporan penilaian kesehatan koperasi yang diurusi oleh Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan Simpan Pinjam.
(17)
2. Pegawai menunggu perintah mengerjakan pekerjaan jika telah disuruh oleh atasan.
3. Masih ada pegawai yang terlambat masuk kerja. Setiap hari apel pagi dilaksanakan pukul 07.45 WIB, namun masih ada yang datang lebih dari waktu yang ditentukan.
4. Masih ada pegawai yang pulang sebelum pukul 16.00 WIB.
5. Fluktuatifnya tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pegawai. Ini dapat dilihat dari jumlah tidak masuk kerja dikarenakan sakit, alasan ijin, mengambil cuti, dan juga tanpa keterangan.
Berikut rekapitulasi data yang menunjukkan tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pegawai Bidang Koperasi selama Tahun 2010-2012 yang penulis peroleh dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, seperti terlihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1. 1
Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai Tahun 2010-2012 Tahun Jumlah
Pegawai
Hari
Efektif S I C TK Jumlah
Persentase Ketidakhadiran
Persentase Kehadiran 2010 30 241 25 13 11 99 148 2,05% 97,95% 2011 30 247 53 44 15 70 182 2,46% 97,54% 2012 30 249 46 31 17 40 134 1,79% 98,21%
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (diolah) Ket: S= Sakit C= Cuti
I= Ijin TK= Tanpa Keterangan
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat pada Tahun 2010, persentase jumlah kehadiran pegawai sebanyak 97,95%. Di tahun 2011 mengalami penurunan sebanyak 0,41% menjadi 97,54%. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebanyak 0,67% menjadi 98,21%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase kehadiran pegawai setiap tahunnya mengalami fluktuasi.
(18)
Persentase tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pegawai menggambarkan tingkat motivasi pegawai untuk hadir di tempat kerja pada setiap hari kerja.
Selain data mengenai tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pegawai secara umum, berikut rekapitulasi data terpisah mengenai kehadiran dan ketidakhadiran pegawai dalam mengikuti kegiatan apel rutin yang mewajibkan seluruh pegawai hadir tepat waktu pukul 07.45 WIB selama bulan Januari sampai bulan April 2013 pada Tabel 1.2 berikut.
Tabel 1. 2
Rekapitulasi Kehadiran dan Ketidakhadiran Pegawai dalam Kegiatan Apel Bulan Januari-April 2013
Bulan Jumlah Pegawai
Hari
Efektif S I C TK Jumlah
Persentase Ketidakhadiran
Persentase Kehadiran Januari 30 21 10 6 7 10 33 5,24% 94,76% Februari 30 20 11 1 4 5 21 3,50% 96,50%
Maret 30 19 7 1 4 11 23 4,04% 95,96%
April 30 22 7 3 2 9 21 3,18% 96,82%
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (diolah) Ket: S= Sakit C= Cuti
I= Ijin TK= Tanpa Keterangan
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pegawai dalam kegiatan apel mengalami fluktuasi setiap bulannya. Pada bulan Januari persentase ketidakhadiran mencapai 5,24%. Pada bulan Februari mengalami penurunan sebanyak 1,74% menjadi 3,50%. Namun pada bulan Maret, persentase ketidakhadiran mengalami kenaikan sebanyak 0,54% menjadi 4,04%. Sedangkan pada bulan April, tingkat ketidakhadiran mengalami penurunan sebanyak 0,86% menjadi 3,18%. Persentase tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pegawai dalam kegiatan apel menggambarkan tingkat kedisiplinan pegawai untuk dapat hadir tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan.
(19)
Secara khusus, kinerja pegawai Bidang Koperasi dapat dilihat dari data perkembangan koperasi Tahun 2010-2012 pada Tabel 1.3 berikut.
Tabel 1. 3
Data Perkembangan Koperasi Tahun 2010-2012
Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung
Tahun Koperasi Aktif
Koperasi Tidak
Aktif
Jumlah Koperasi
(unit)
Koperasi Sehat
Anggota Koperasi
(orang)
RAT 2010 1.859 572 2.431 396 546.920 196 2011 1.964 572 2.536 446 549.020 244 2012 2.046 574 2.620 461 549.550 341 Sumber: Bidang Koperasi, Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, jumlah koperasi baik itu jumlah koperasi aktif, koperasi tidak aktif, koperasi sehat, anggota koperasi dan pelaksanaan RAT (Rapat Anggota Tahunan) setiap tahunnya secara keseluruhan mengalami peningkatan. Namun, dari seluruh jumlah koperasi yang berstatus aktif, pada Tahun 2012 yaitu sebanyak 2.046 unit, hanya 461 unit yang mempunyai kategori sebagai koperasi sehat atau meningkat 15% dari jumlah koperasi aktif yang ada (http://m.inilah.com/read/detail/2004450/duh-85-koperasi-di-kota-bandung-sakit).
Jumlah unit koperasi setiap tahunnya bukan satu-satunya patokan yang dapat mewakili kinerja Bidang Koperasi secara keseluruhan. Aktif tidaknya koperasi, tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia koperasi yang ada di dalamnya. Begitu pula penilaian sehat tidaknya suatu koperasi, tidak terlepas dari kemampuan pengurus, pegawai koperasi maupun anggota koperasi yang bersangkutan untuk mengelola koperasi sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi. Koperasi yang sehat dan baik adalah koperasi yang mampu melaksanakan Rapat
(20)
Anggota Tahunan (RAT) tepat waktu sebagai syarat dan pertanda bahwa penyelenggaraan koperasi berjalan lancar, serta dengan RAT dapat diketahui kondisi keuangan koperasi.
Oleh karena itu, kualitas suatu koperasi dapat dilihat dari kemampuan sumber daya manusia yang mengelolanya secara optimal. Minimnya keterampilan yang dimiliki serta kurangnya pembinaan dari pihak terkait sangat berpengaruh terhadap perkembangan koperasi.
Mencermati masih belum optimalnya kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, dalam artian belum sesuai dengan kriteria ideal 100%, sudah selayaknya dicari faktor-faktor yang menyebabkan kinerja pegawai yang masih belum optimal, sehingga masalah-masalah yang ada dapat dibenahi.
Pentingnya pembenahan terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, secara efektif tidak terlepas dari kedudukan dan fungsinya sebagai mediator, fasilitator, maupun sebagai koordinator yang berupaya memberikan pelayanan dan memfasilitasi pemberdayaan peran serta masyarakat di bidang ekonomi dengan usaha pengembangan koperasi serta meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi. Pentingnya kelembagaan koperasi, sebagaimana kedudukannya sebagai soko guru perekonomian nasional, yang berusaha menggerakkan dan mengembangkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosialnya. Begitu pentingnya peran koperasi sebagai dasar
(21)
kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional, dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi sektor riil dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat.
Perkembangan koperasi secara nasional menunjukkan peningkatan yang signifikan namun masih lemah secara kualitas. Untuk itu diperlukan komitmen yang kuat untuk membangun koperasi agar mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya
(http://wmurtiyasni.blogspot.com/2012/05/peran-koperasi-bagi-perekonomian-di.html).
Memperhatikan seluruh uraian di atas, terlihat bahwa Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, khususnya Bidang Koperasi sedang dihadapkan pada permasalahan mengenai belum optimalnya kinerja pegawai.
Oleh karena itu, kondisi ini memberikan peluang kepada ilmu administrasi publik untuk melakukan studi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai pemerintah daerah dalam rangka memberikan pelayanan untuk kepentingan publik. Dengan demikian kinerja pelayanan merupakan salah satu aspek kajian penting dalam ilmu administrasi.
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, baik dari faktor internal (dalam diri individu) maupun faktor eksternal (luar diri individu). Belum optimalnya kinerja pegawai di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, sebagaimana ditunjukkan oleh fenomena-fenomena yang terjadi, diduga karena faktor motivasi dan disiplin kerja dari para pegawai.
(22)
Penting bagi suatu organisasi memberikan perhatian lebih kepada para pegawainya, dengan cara memberi motivasi. Dengan pemberian motivasi diharapkan dapat menumbuhkan semangat kerja sehingga meningkatkan hasil kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Hasibuan (2007:141), yang mengemukakan
bahwa “Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal”.
Selain faktor motivasi yang mempengaruhi tingkat kinerja pegawai, dapat pula disebabkan oleh berbagai faktor lainnya. Salah satu faktor yang menurunkan tingkat kinerja pegawai adalah menurunnya tingkat disiplin kerja pegawai. Berkaitan dengan hal tersebut, Liden (2001:63) menjelaskan bahwa:
Dengan ditegakkannya disiplin maka dapat mengatasi masalah kinerja yang buruk dan memperkuat pengaruh perilaku kerja pegawai dengan kelompok atau organisasi. Apabila disiplin dapat dilaksanakan dengan baik serta tidak menunda waktu maka masalah kinerja tidak dibiarkan menjadi parah, dan kemungkinan masalah yang terjadi dapat diatasi secara cepat dan mudah.
Dari uraian di atas, menjelaskan bahwa dengan adanya motivasi dan disiplin kerja pegawai yang tinggi akan memberikan dampak yang baik terhadap kinerja pegawai. Pegawai yang memiliki motivasi tinggi akan terdorong untuk memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pelaksanaan pekerjaan, begitu pula dengan pegawai yang memiliki tingkat disiplin yang tinggi, akan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan aturan dan pedoman yang telah ditetapkan sehingga mampu mendongkrak pencapaian kinerja secara optimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja
(23)
terhadap Kinerja Pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung”.
B. Identifikasi Masalah
Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah belum optimalnya kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Masalah belum optimalnya kinerja pegawai di dalam suatu organisasi harus segera ditanggulangi, mengingat pentingnya peranan dari kinerja pegawai yang akan berdampak pada kinerja organisasi. Oleh karena itu, perlu adanya suatu pendekatan tertentu terhadap pegawai dalam rangka mengembangkan kinerjanya.
Banyak faktor yang menyebabkan belum optimalnya kinerja pegawai, diantaranya dapat dipengaruhi oleh budaya kerja, kepemimpinan, pengawasan pimpinan, kompensasi yang diterima pegawai, dan yang tak kalah penting adalah faktor internal dari dalam diri pegawai itu sendiri, seperti kompetensi pegawai, motivasi dan disiplin kerja yang dimiliki pegawai.
Berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, diduga faktor motivasi dan disiplin kerja menjadi faktor determinan yang paling berpengaruh.
Selain motivasi dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai, organisasi perlu melakukan suatu upaya untuk meningkatkan disiplin kerja pegawainya. Hal ini dikarenakan, jika pegawai memiliki tingkat disiplin kerja yang tinggi maka
(24)
pegawai tersebut akan melaksanakan tugas dengan baik sehingga mutu pekerjaan yang dihasilkan pun akan baik.
C. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat motivasi, disiplin kerja dan kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung?
2. Adakah pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan?
D. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari diadakannya penelitian ini yaitu untuk mencari data dan informasi yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Sedangkan, tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai.
Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat motivasi, disiplin kerja, dan kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.
(25)
2. Ada tidaknya pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.
E. Kegunaan Penelitian
Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dicapai, penelitian ini akan memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan praktis. Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini akan dapat dijadikan studi dan tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya yang relevan, untuk dapat memperkaya temuan ilmiah yang lain bagi para calon peneliti lainnya.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna: (1) sebagai bahan informasi umumnya bagi Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dan khususnya bagi atasan langsung di Bidang Koperasi untuk dapat memahami sifat-sifat yang berkaitan dengan kinerja pegawai, sehingga dapat dikembangkan model pendekatan yang efektif bagi terjadinya kondisi kerja yang kondusif untuk mengembangkan kinerja pegawai; (2) sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan mutu kinerja pegawai; (3) sebagai sumbangan bagi para pegawai untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kerja sehingga tercapai tujuan organisasi; (4) untuk mengetahui pasti implikasi motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai; dan (5) sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi dan data yang relevan dari hasil penelitian, khusunya mengenai motivasi dan disiplin kerja yang menunjang meningkatnya kinerja pegawai.
(26)
BAB III
DESAIN PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel motivasi, variabel disiplin kerja, dan variabel kinerja pegawai. Dimana variabel motivasi (X1) dan variabel disiplin kerja (X2) merupakan variabel bebas (independent variabel), sedangkan variabel kinerja pegawai (Y) merupakan variabel terikat (dependent variabel).
Penelitian ini dilakukan di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang beralamat di Jalan Kawaluyaan No. 2 Bandung.
B. Metode Penelitian
Dalam mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan agar memperoleh gambaran permasalahan, sehingga dapat menemukan pemecahan dari masalah yang diteliti.
Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Surakhmad (1998:131), yang menyatakan bahwa:
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran ditinjau dari penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Sugiyono (2006:160), menjelaskan bahwa “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.
(27)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Survei Eksplanasi (Explanatory Survey), yaitu penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1989:5), mengemukakan bahwa
”Metode explanatory survey yaitu metode untuk menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih melalui pengajuan hipotesis”.
Objek telaah penelitian survei eksplanasi adalah untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Dengan menggunakan metode survei eksplanasi, penulis melakukan pengamatan untuk memperoleh gambaran antara tiga variabel, yaitu variabel motivasi, variabel disiplin kerja dan variabel kinerja pegawai. Apakah terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.
C. Operasional Variabel
Operasional variabel merupakan kegiatan menjabarkan konsep variabel menjadi konsep yang lebih sederhana, yaitu indikator. Operasional variabel ini dilakukan untuk membatasi pembahasan agar tidak terlalu meluas. Menurut
Sugiyono (2006:19), menyatakan bahwa “Variabel penelitian itu adalah suatu
atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.
Penelitian ini mengkaji tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel motivasi (X1) dan variabel disiplin kerja (X2) sebagai
(28)
variabel independent atau variabel bebas, dan variabel kinerja pegawai (Y) sebagai variabel dependent atau variabel terikat.
1. Operasional Variabel Motivasi
Motivasi dalam penelitian ini merupakan kekuatan yang mendorong seorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku.
Merujuk pada teori motivasi berprestasi dari McClelland, maka motivasi dalam penelitian ini meliputi dimensi: (1) Kebutuhan pencapaian (nAch-Need for Achievement), (2) Kebutuhan akan afiliasi (nAff-Need for Affiliation), dan (3) Kebutuhan akan kekuasaan (nPow-Need for Power). Secara lebih rinci, operasional variabel motivasi akan dibahas pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 1
Operasional Variabel Motivasi Konsep
Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
No. Item
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Motivasi (X1) merupakan kekuatan yang mendorong seorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku. Gibson (1996:185) 1. Kebutuhan pencapaian (nAch-Need for Achievement)
1) Kreativitas a. Dorongan untuk berusaha
melakukan pekerjaan dengan cara-cara baru yang lebih kreatif b. Dorongan untuk
berinisiatif dalam bekerja
c. Dorongan mencari peluang untuk maju agar mendapatkan hasil yang memuaskan dalam bekerja Interval Interval Interval 1 2 3
2) Umpan balik a. Dorongan untuk mendapatkan umpan balik
(29)
yang segera dari hasil pekerjaan yang dicapai 3) Tanggung
jawab
a. Dorongan untuk bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan
Interval 5
4) Tujuan a. Dorongan untuk menentukan tujuan pekerjaan secara realistis b. Dorongan untuk
mencapai tujuan pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya c. Dorongan untuk
berani menghadapi resiko
d. Dorongan untuk melakukan pekerjaan yang lebih menantang Interval Interval Interval Interval 6 7 8 9 2. Kebutuhan akan afiliasi (nAff-Need for Affiliation) 1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain (sense of belonging)
a. Dorongan untuk menciptakan hubungan yang erat dengan orang lain b. Dorongan untuk
mengembangkan hubungan yang erat dengan orang lain c. Dorongan untuk
bekerja sama dengan orang lain dalam melaksanakan pekerjaan Interval Interval Interval 10 11 12 2) Kebutuhan akan perasaan dihormati (sense of
a. Dorongan untuk mengakui prestasi yang diraih orang lain
(30)
importance) 3) Kebutuhan akan perasaan ikut serta (sense of participation)
a. Dorongan untuk membantu orang lain yang berada dalam kesulitan
Interval 14
3. Kebutuhan akan kekuasaan (nPow-Need for Power)
1) Persaingan a. Dorongan untuk bekerja secara kompetitif dengan orang lain
b. Dorongan untuk memperoleh prestasi yang lebih baik dari orang lain
Interval
Interval 15
16
2) Kedudukan a. Dorongan untuk mencapai posisi terbaik dalam organisasi b. Dorongan untuk
cepat tanggap terhadap
masalah-masalah yang dihadapi organisasi c. Dorongan untuk
aktif dalam menjalankan kebijakan dan kegiatan organisasi Interval Interval Interval 17 18 19
Sumber: Diadaptasi dari Teori Motivasi Berprestasi David McClelland, merujuk pada berbagai sumber
2. Operasional Variabel Disiplin Kerja
Disiplin kerja dalam penelitian ini merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan kesediaan
(31)
adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak.
Disiplin kerja dalam penelitian ini, diukur melalui indikator: (1) Kesadaran, (2) Kesediaan, (3) Ketaatan, dan (4) Etika Kerja. Secara lebih rinci, operasional variabel disiplin kerja akan dibahas pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 2
Operasional Variabel Disiplin Kerja
Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No
Item
(1) (2) (4) (5) (6)
Disiplin Kerja/ kedisiplinan (X2) adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. (Hasibuan, 2007: 193)
1.Kesadaran a. Paham terhadap semua peraturan kerja yang berlaku b.Sadar akan tugas
dan tanggung jawab dalam bekerja Interval Interval 1 2
2.Kesediaan a. Mengikuti pedoman kerja yang berlaku dalam bekerja b.Mengikuti instruksi dari atasan dalam bekerja Interval Interval 3 4
3.Ketaatan a. Hadir tepat waktu b.Bekerja sesuai
dengan aturan jam kerja yang
ditentukan c. Patuh terhadap
aturan yang berlaku sesuai dengan ketentuan organisasi
d.Patuh terhadap peraturan negara yang mengikat bagi Pegawai Negeri Sipil Interval Interval Interval Interval 5 6 7 8
(32)
e. Bekerja sesuai tugas dan fungsinya f. Ketaatan dalam
penggunaan alat dan fasilitas kerja
Interval
Interval 9
10
4.Etika kerja a. Memiliki sikap/perilaku yang baik dalam bekerja
Interval 11
b. Ramah tamah terhadap rekan kerja
Interval 12
Sumber: Diadaptasi dari pendapat Hasibuan (2007:193)
3. Operasional Variabel Kinerja Pegawai
Kinerja pegawai dalam penelitian ini merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Dalam penelitian ini, kinerja pegawai meliputi indikator: (1) Kualitas, (2) Kuantitas, (3) Tanggung jawab, dan (4) Inisiatif. Secara lebih rinci, operasional variabel kinerja pegawai akan dibahas pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 3
Operasional Variabel Kinerja Pegawai
Konsep Variabel Indikator Ukuran Pengukuran No Item
(1) (2) (4) (5) (6)
Kinerja Pegawai/ prestasi kerja (Y) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai
1. Kualitas a. Kesesuaian hasil pekerjaan
dengan tugas dan standar kerja yang telah ditetapkan b. Ketercapaian kualitas hasil kerja dengan target yang Interval Interval 1 2
(33)
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. (Mangkunegara, 2005:67) ditetapkan c. Ketelitian dalam
melaksanakan pekerjaan d. Kerapihan dalam melaksanakan pekerjaan Interval Interval 3 4
2. Kuantitas a. Kesesuaian jumlah hasil kerja dengan target yang ditetapkan b. Banyaknya jumlah hasil kerja yang diselesaikan melebihi target c. Penggunaan waktu bekerja secara efektif dan efisien d. Pekerjaan selesai tepat waktu Interval Interval Interval Interval 5 6 7 8 3. Tanggung jawab
a. Kesadaran akan tanggung jawab dalam bekerja b. Kesungguhan dalam bekerja Interval Interval 9 10 4. Inisiatif a. Semangat
melaksanakan tugas-tugas baru yang diberikan b. Semangat memperbesar tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan c. Tidak segan
mengajukan saran dan kritik d. Bertindak atas
tanggung jawabnya Interval Interval Interval Interval 11 12 13 14
(34)
sendiri tanpa menunggu perintah atasan Sumber: Diadaptasi dari pendapat Mangkunegara (2005:67)
Dalam penelitian yang dilakukan penulis, sumber data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang dapat diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan langsung dengan penelitian. Sumber data diperoleh dari pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.
Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh penulis tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu buku-buku literatur, hasil observasi maupun laporan-laporan dan arsip-arsip Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.
D. Populasi
Arikunto (2002:108), menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2006:54), berpendapat bahwa
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, populasi merupakan penelitian yang dilakukan pada seluruh karakteristik subjek atau objek penelitian.
(35)
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang berjumlah 30 orang meliputi 2 bidang. Gambaran tentang jumlah populasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.4 di bawah ini.
Tabel 3. 4 Populasi Penelitian
No Bidang Jumlah
Pegawai
1. Kelembagaan dan Pendaftaran 1
8 4 1. Seksi Bina Kelembagaan Koperasi
2. Seksi Pendaftaran
2. Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan Simpan Pinjam 1 5 5 6 1. Seksi Pengembangan Usaha Produksi dan Jasa
2. Seksi Pengembangan Usaha Konsumsi
3. Seksi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam
J u m l a h 30
Sumber: Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Keppen & Wickenns dan Howell dalam Sambas & Uep (2011:156) mengungkapkan bahwa bagaimanapun bentuk distribusi data di populasinya, semakin besar sampel semakin normal distribusi mean sampelnya. Dan distribusi terlihat cukup normal ketika sampel berisi sekitar 30 orang.
Arikunto (2002:100) mengemukakan bahwa “untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.
Merujuk pada keterangan di atas, maka mengingat populasi yang hanya berjumlah 30 orang, dalam penelitian ini semua populasi dijadikan unit analisis.
(36)
Berarti dalam penelitian ini tidak ada proses penarikan sampel atau prosedur teknik penarikan sampel dan tidak ada penentuan ukuran sampel.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Penelitian 1. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada pihak organisasi untuk memperoleh data mengenai profil organisasi, gambaran motivasi, gambaran disiplin kerja dan gambaran kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.
2. Observasi
Peneliti mengamati secara langsung kegiatan Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Khususnya yang berhubungan dengan keadaan motivasi pegawainya, disiplin kerjanya dan kinerja pegawainya.
3. Kuesioner
Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan selanjutnya adalah
kuesioner. Menurut Arikunto (2002:128), menyatakan bahwa “Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Kuesioner berupa daftar pertanyaan yang telah disiapkan disampaikan kepada responden. Responden dalam penelitian ini terbagi menjadi dua responden. Untuk memperoleh informasi mengenai variabel X1 (motivasi), kuesioner disampaikan kepada seluruh unit analisis dan jawabannya diisi sendiri oleh responden.
(37)
Sedangkan untuk memperoleh informasi mengenai variabel X2 dan Y agar tidak bias, disampaikan khusus kepada 7 orang atasan langsung untuk menilai disiplin kerja dan kinerja para staf pelaksana tiap seksi. Sisanya untuk menilai 2 orang kepala bidang diberikan kepada yang bersangkutan untuk menilai satu sama lain.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala rating scale. Skala pengukuran rating scale menurut Sugiyono (2006:113), merupakan
“Skala pengukuran yang mengolah data mentah berupa angka, yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif”. Kuesioner yang akan digunakan dalam
penelitian ini harus melalui tahap pengujian instrumen penelitian, yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas.
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen sebagai alat pengumpulan data, perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.
Sedangkan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel.
(38)
1. Uji Validitas
Sugiyono (2007:267), mengemukakan bahwa “Validitas merupakan derajat ketepatan antar data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang
dapat dilaporkan oleh peneliti”. Dengan demikian data yang valid adalah data
yang dilaporkan oleh peneliti memiliki ketepatan dan tidak berbeda dengan data sesungguhnya yang terjadi pada objek penelitian.
Sedangkan menurut Arikunto (1998:160), “Validitas dalam penelitian
dijelaskan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen”.
Pengujian validitas instrumen adalah dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:
] ) ( ][ ) ( [ ) )( ( ) ( 2 2 2 2 i i i i i i i i xy Y Y N X X N Y X Y X N r
(Arikunto, 1998:162)
Keterangan:
xy
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Jumlah responden
i
X = Nomor item ke i i
X
= Jumlah skor item ke i 2
1
X = Kuadrat skor item ke i
2
i X
= Jumlah dari kuadrat item ke i
Y
= Total dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2
i
Y = Kuadrat dari jumlah skor yang diperoleh tiap responden
2
i
Y
= Total dari kuadrat jumlah skor yang diperoleh tiap responden i
iY
X
= Jumlah hasil kali item angket ke i dengan jumlah skor yang diperoleh tiap respoden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
(39)
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya. Banyaknya responden untuk uji coba intrumen, sejauh ini belum ada ketentuan yang mensyaratkannya, namun disarankan sekitar 20-30 orang responden.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item
angket dari skor-skor yang diperoleh.
8. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2, dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%.
9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya : 1. jika rxy hitung > r tabel, maka valid
(40)
2. jika rxy hitung ≤ r tabel, maka tidak valid
Jika instrumen itu valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada kuesioner penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian alat pengumpulan data kedua adalah pengujian realibilitas instrumen. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian, bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178), menyatakan bahwa
“Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat”. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Formula yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach, yaitu sebagai berikut:
2
2
11 1
1 t
i k
k r
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya bulir soal ∑ = Jumlah varians
= Varians total
Rumus variansnya adalah sebagai berikut:
∑ [∑ ]
(41)
Keterangan: = Varians ∑ = Jumlah skor N = Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan, dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menyebar instrumen yang akan diuji realibilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 7. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing
responden.
8. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh.
9. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh. 10.Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 11.Menghitung nilai koefisien alfa.
(42)
12.Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2. dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas adalah 20 orang, sehingga diperoleh db = 20-2 = 18 dan = 5%. 13.Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya: 1. Jika r11 hitung > r tabel, maka reliabel, 2. Jika r11 hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
Menurut Sambas dan Uep (2011:158) tujuan dilakukannya analisis data antara lain untuk:
1. Mendeskripsikan data, biasanya dalam bentuk frekuensi, ukuran tendensi sentral maupun ukuran disperse, sehingga dapat dipahami karakteristik datanya. Dalam statistika, kegiatan mendeskripsikan data ini dibahas pada statistika deskriptif.
2. Membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel. Kesimpulan yang diambil ini biasanya dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis. Kegiatan ini biasanya dibahas pada statistika inferensial.
(43)
1. Tabulasi Data
Langkah-langkah pengolahan data disampaikan oleh Sugiyono adalah sebagai berikut:
a. Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.
b. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.
c. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel variabel yang diteliti. Dalam tahap ini dilakukan pemberian kode atau skor untuk setiap pilihan dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada.
d. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data kedalam tabel induk penelitian. Dalam hal ini hasil koding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun tabel rekapitulasi tersebut sebagai berikut:
Tabel 3. 5
Contoh Rekapitulasi Hasil Skoring Angket
Responden Skor item Total
1 2 3 4 5 6 ... N
1 2 N
2. Teknik Analisis Data Deskriptif
Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik analisis deskriptif adalah analisis penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi atau penarikan kesimpulan karena seluruh
(44)
anggota populasi dilibatkan dalam penelitian sehingga kesimpulan yang dibuat adalah untuk populasi itu sendiri.
Analisis data ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi, tingkat disiplin dan tingkat kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Untuk mendeskripsikan data dapat melalui tabel, grafik, diagram, presentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Langkah kerja analisis data desriptif:
a. Melakukan editing data, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti konsistensi jawaban, dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses.
b. Melakukan input data (tabulasi), berdasarkan data yang diperoleh responden.
c. Menghitung frekuensi data yang diperoleh.
d. Menyajikan data yang sudah diperoleh, baik dalam bentuk tabel ataupun grafik.
e. Melakukan analisis berdasarkan data yang sudah disajikan.
Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan varabel penelitian, digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden. Untuk mengetahui jarak rentang pada interval pertama sampai dengan interval kelima digunakan rumus sebagai berikut:
(45)
Rentang = skor maksimal – skor minimal = 5 - 1 = 4 Lebar interval = rentang / banyak interval = 4/5 = 0,8
Jadi interval pertama memiliki batas bawah 1,00; interval kedua memiliki batas bawah 1,8; interval ketiga memiliki batas bawah 2,6; interval keempat memiliki batas bawah 3,4; dan interval kelima memiliki batas bawah 4,2. Selanjutnya disajikan kriteria penafsiran seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. 6
Kriteria Penafsiran Deskripsi
Rentang Penafsiran
X1 (Motivasi) X2 (Disiplin Kerja) Y (Kinerja)
1,00 – 1,79 Sangat Rendah
1,80 – 2,59 Rendah
2,60 – 3,39 Sedang
3,40 – 4,19 Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat Tinggi
3. Teknik Analisis Data Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah no. 2 yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.
Adapun untuk menguji hipotesis yang datanya berbentuk interval, maka digunakan analisis regresi yang dilakukan untuk melakukan prediksi, bagaimana
(46)
perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya (dimanipulasi).
Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris antara lain dengan menggunakan F-test terhadap koefisien regresi.
H. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis data. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa pengujian. Untuk penelitian populasi pengujian yang dilakukan yaitu Uji Homogenitas dan Uji Linieritas.
1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk kepentingan akurasi data dan keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji asumsi homogenitas merupakan uji perbedaan dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan antara varians kelompoknya. Dengan demikian pengujian homogenitas varians ini mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen.
Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Barlett, dengan kriteria yang digunakannya adalah apabila χ2 > nilai tabel χ2, maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, dalam hal lainnya diterima. Nilai hitung χ2 (Sambas A. Muhidin, 2010:96) diperoleh dengan rumus:
χ2
=(ln 10)[B - (∑db.LogSi2)]
Dimana:
(47)
dbi = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = (Log S2gab)(∑dbi) S2gab = Varians gabungan = S2gab = ∑ ∑
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians adalah:
a. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 7
Model Tabel Uji Barlett
Sampel db= n-1 Si2 Log Si2 db.Log Si2 db. Si2
1 2 3
…. …. ∑
c. Menghitung varians gabungan.
d. Menghitung log dari varians gabungan. e. Menghitung nilai Barlett.
f. Menghitung nilai χ2.
g. Menentukan nilai dan titik kritis. h. Membuat kesimpulan.
(48)
2. Uji Linieritas
Uji linieritas, dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi menurut Sambas A. Muhidin (2010:99) adalah:
a. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. b. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:
JK reg(a) = ∑
c. Menghitung jumlah kuadrat regresi b|a (JK reg(b/a)) dengan rumus:
∑ ∑ ∑
d. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres = ΣY2– JKreg(b/a) – JKreg(a)
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus: RJKreg(a) = JKreg(a)
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(b/a)) dengan rumus: RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)
g. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus:
h. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus: ∑ ∑ ∑
(49)
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.
i. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus: JKTC = JKres – JKE
j. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:
k. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
l. Mencari nilai uji F dengan rumus:
m. Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.
n. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikan 95% atau α = 5 % menggunakan rumus: Ftabel = F(1-α)(db TC, db E) dimana db TC = k – 2 dan db E = n – k.
o. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.
I. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu hipotesis.
(50)
Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.
Alat yang digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel terikat) pada penelitian ini, maka alat yang digunakan ialah analisis regresi ganda.
Pengujian keberartian pada analisis regresi ganda dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis
Menentukan rumusan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu:
H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.
H1: β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.
2. Menyusun Persamaan Regresi
Membuat persamaan regresi dengan rumus persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
(51)
Keterangan:
Ŷ = variabel terikat = variabel bebas
= nilai konstanta harga y jika x=0
b = nilai arah sebagai penentu nilai prediksi yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel y. Dimana: ∑ (∑ ) (∑ )
Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus: (∑ ) ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ (∑ ) ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑ 3. Uji Signifikansi
Untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesis yang diajukan, dilakukan uji signifikansi. Untuk pengujian hipotesis secara parsial digunakan uji t sedangkan pengujian hipotesis secara simultan menggunakan uji F.
a. Pengujian Hipotesis secara Parsial
Uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan uji t. Berikut ini adalah langkah-langkah dengan menggunakan uji t:
1) Merumuskan hipotesis:
H0: β=0 : artinya tidak terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai.
(52)
H1: β≠0 : artinya terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai.
H0: β=0 : artinya tidak terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai.
H1: β≠0 : artinya terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai.
2) Menentukan uji statistika yang sesuai, yaitu:
√
Untuk menentukan nilai uji t di atas, sebelumnya dicari koefisien korelasi parsial antara variabel X1 dengan variabel Y dan variabel X2 dengan variabel Y menggunakan rumus:
√( )( )
√( )( )
3) Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel t dengan derajat kebebasan db = n – k – 1.
4) Membandingkan nilai uji t terhadap nilai tabel t dengan kriteria uji: Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, H1 diterima.
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima, H1 ditolak. 5) Membuat kesimpulan.
(53)
Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan langkah membandingkan nilai dari Fhitung dengan Ftabel. Berikut ini adalah langkah-langkah dengan menggunakan uji F:
1) Merumuskan hipotesis
H0 : β = 0 : artinya tidak terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.
H1: β ≠ 0 : artinya terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.
2) Menentukan uji statistika yang sesuai, yaitu: Untuk menentukan nilai uji di atas, adalah:
a) Menentukan Jumlah Kuadrat Regresi dengan rumus: ∑ ∑ ∑
b) Menentukan Jumlah Kuadrat Residu dengan rumus: ∑ ∑
c) Menghitung nilai F dengan rumus:
(54)
Dimana: k = banyaknya variabel bebas
3) Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk db1 = k dan db2 = n – k – 1.
4) Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian: Jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0, dan H1
diterima. Jika nilai uji F ≤ Nilai tabel F, maka terima H0 dan H1 ditolak.
5) Membuat kesimpulan. 4. Menghitung Koefisien Determinasi
Pengujian seberapa besar pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai, maka digunakan koefisien determinasi. Sebelum menghitung koefisien determinasi, sebelumnya dilakukan perhitungan untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
√
Hasil perhitungan nilai koefisien korelasi kemudian diinterpretasikan pada tabel Guilford Emperical Rules pada Tabel 3.8 berikut.
Tabel 3. 8
Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 Antara 0,200 sampai dengan 0,399 Antara 0,400 sampai dengan 0,599 Antara 0,600 sampai dengan 0,799 Antara 0,800 sampai dengan 1,000
Sangat Lemah Lemah
Sedang/Cukup Kuat Kuat
Sangat Kuat
(55)
= (1-0)/5 = 0,200
Selanjutnya barulah mencari nilai koefisien determinasi dengan rumus berikut: KD = r2 x 100%
(56)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa motivasi pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat motivasi yang dimiliki pegawai sudah dapat dikatakan baik. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa disiplin kerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai memiliki tingkat disiplin kerja yang baik. Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, berada pada kategori cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kinerja pegawai dapat dikatakan cukup optimal.
2. Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai Bidang Koperasi di Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung baik secara parsial maupun simultan.
(57)
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan rekomendasi dimana untuk kondisi yang sudah bagus minimal dipertahankan, maksimal terus ditingkatkan dengan memperbaiki hal-hal yang lemah diantaranya sebagai berikut:
1. Tingkat motivasi pegawai sudah tinggi. Namun terdapat hal lemah yang perlu diperbaiki terutama pada dimensi kebutuhan akan kekuasaan pada indikator kedudukan yang masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis merekomendasikan untuk atasan hendaknya mampu memberikan kesempatan lebih bagi para pegawai agar mereka terpacu meraih posisi terbaik dalam organisasi baik melalui promosi jabatan serta jenjang karir lainnya sehingga ada upaya dari pegawai untuk berkinerja lebih optimal.
Tingkat disiplin kerja pegawai sudah tinggi. Namun terdapat hal lemah yang perlu diperbaiki antara lain pada indikator ketaatan yang masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis merekomendasikan agar atasan harus lebih konsisten menekankan sanksi yang tegas bagi para pegawai yang masih melanggar peraturan berlaku.
Tingkat kinerja pegawai sudah cukup tinggi. Namun terdapat hal lemah yang perlu diperbaiki antara lain: indikator inisiatif. Keinisiatifan pegawai untuk memperbesar rasa tanggung jawab yang dimilikinya dinilai kurang karena pegawai hanya bertanggung jawab sebatas tugas yang diperintahkan. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis merekomendasikan agar pegawai dapat ditaruh di dalam tim.
(58)
2. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. Oleh karena itu, Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, khususnya Bidang Koperasi harus memperhatikan motivasi dan disiplin kerja pegawai dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang berpengaruh pada kinerja pegawai.
(59)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
______. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses. Jakarta: PT Rineka Cipta.
______. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
______. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. As’ad, M. (2003). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Brantas. (2009). Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Dharma, Agus. (2001). Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisor. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Gibson, James L. et al. (1996). Organisasi:Perilaku, Struktur, Proses Alihbahasa Nunuk Adriani. Jakarta: Binarupa Aksara.
Hasibuan, Malayu. (2009). Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
______. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara ______. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Liden, Robert C., Wayne, Sandy J. and Kraimer, Maria L. (2001). Managing Individual Performance in Work Groups. Journal Human Resource Management. Vol 40: 63–72.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
______. (2006). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.
Mathis, Robert L. dan Jackson. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Muhidin, Sambas A. (2010). Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Muhidin, Sambas A. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
(1)
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan rekomendasi dimana untuk kondisi yang sudah bagus minimal dipertahankan, maksimal terus ditingkatkan dengan memperbaiki hal-hal yang lemah diantaranya sebagai berikut:
1. Tingkat motivasi pegawai sudah tinggi. Namun terdapat hal lemah yang perlu diperbaiki terutama pada dimensi kebutuhan akan kekuasaan pada indikator kedudukan yang masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis merekomendasikan untuk atasan hendaknya mampu memberikan kesempatan lebih bagi para pegawai agar mereka terpacu meraih posisi terbaik dalam organisasi baik melalui promosi jabatan serta jenjang karir lainnya sehingga ada upaya dari pegawai untuk berkinerja lebih optimal.
Tingkat disiplin kerja pegawai sudah tinggi. Namun terdapat hal lemah yang perlu diperbaiki antara lain pada indikator ketaatan yang masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis merekomendasikan agar atasan harus lebih konsisten menekankan sanksi yang tegas bagi para pegawai yang masih melanggar peraturan berlaku.
Tingkat kinerja pegawai sudah cukup tinggi. Namun terdapat hal lemah yang perlu diperbaiki antara lain: indikator inisiatif. Keinisiatifan pegawai untuk memperbesar rasa tanggung jawab yang dimilikinya dinilai kurang karena pegawai hanya bertanggung jawab sebatas tugas yang diperintahkan. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis merekomendasikan agar pegawai dapat ditaruh
(2)
127
2. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. Oleh karena itu, Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, khususnya Bidang Koperasi harus memperhatikan motivasi dan disiplin kerja pegawai dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang berpengaruh pada kinerja pegawai.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1993). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
______. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses. Jakarta: PT Rineka Cipta.
______. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
______. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. As’ad, M. (2003). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Brantas. (2009). Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Dharma, Agus. (2001). Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi Para
Supervisor. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Gibson, James L. et al. (1996). Organisasi:Perilaku, Struktur, Proses Alihbahasa
Nunuk Adriani. Jakarta: Binarupa Aksara.
Hasibuan, Malayu. (2009). Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
______. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara ______. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Liden, Robert C., Wayne, Sandy J. and Kraimer, Maria L. (2001). Managing
Individual Performance in Work Groups. Journal Human Resource Management. Vol 40: 63–72.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
______. (2006). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama.
Mathis, Robert L. dan Jackson. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Muhidin, Sambas A. (2010). Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
Muhidin, Sambas A. (2010). Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.
(4)
129
Prawirosentono, S. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan. Yogyakarta: BPFE.
Priansa, D. J., & Suwatno. (2011). Manajemen SDM dalam Organisasi Publik
dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Rivai, Veithzal. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan
dari Teori ke Praktik. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Saydam, Gouzali. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Suatu Pendekatan
Mikro. Jakarta: Djambatan.
Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju.
______. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama.
Siagian, Sondang P. (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.
Sontani, Uep Tatang. dan Sambas A. Muhidin. (2011). Desain Penelitian
Kuantitatif. Bandung: Karya Adhika Utama.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
______. (2007). Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode
R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
______. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Surakhmad, Winamo. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Sutrisno, Edy. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Tan Chwee Huat and Derek Torrington. (1998). Human Resource Management
for South East Asia & Hongkong 2nd Edition. Singapore: Prentice Hall.
Timpe, A. Dale. (1998). Seri Manajemen Sumber Daya manusia (Kinerja,
(5)
Tjutju, & Suwatno. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.
Trahan, Wanda A., Steiner, Dirk D. (1998). Factor Affecting Supervisors Use Of
Disciplinary Action Following poor Performance. Journal Of Organizational Behaviour. Vol 15: 129–139.
Ukas, Maman. (2009). Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung: Agnini.
Karya Tulis:
Aprianto, Joko. (2008). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Diamond Cold Storage Bandung. Skripsi Sarjana Manajemen. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis. UPI. Bandung; tidak diterbitkan.
Destia, Yuanita. (2011). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja
terhadap Kinerja Pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tesis Magister
Administrasi Publik. Universitas Terbuka Jakarta. [Online]. Tersedia: http://www.pustaka.ut.ac.id/pdftesis/40698.pdf
Galih, Rahmat. (2013). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai pada Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.
Skripsi Sarjana Manajemen. Universitas Pasundan. Bandung; tidak diterbitkan.
Limbong, Jubelina. (2010). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung. Skripsi Sarjana
Pendidikan Administrasi Pendidikan. UPI. Bandung; tidak diterbitkan. Narmodo, H., & Wajdi, M. F. (2004). Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap
Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri.
Jurnal Dayasaing, 5(2), 1-64.
http://eprints.ums.ac.id/785/1/Jurnal_Daya_Saing_1.pdf
Nuvianti, Nita Siti. (2012). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja
terhadap Kinerja Karyawan di Restoran Suis Butcher Se-Kota Bandung.
Skripsi Sarjana Manajemen Industri Katering. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. UPI. Bandung; tidak diterbitkan.
Internet:
Ginanjar, Dery Fitriadi. (2013). Duh, 85% Koperasi di Kota Bandung ‘Sakit’. [Online]. Tersedia:
(6)
http://m.inilah.com/read/detail/2004450/duh-85-131
Murtiyasni, Winda. (2012). Peran Koperasi bagi Perekonomian di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://wmurtiyasni.blogspot.com/2012/05/peran-koperasi-bagi-perekonomian-di.html [15 Juli 2013]
Sudrajad, Untung. (2013). Perlunya Program Inovasi Pegawai Negeri Sipil dalam
Meningkatkan Kinerja. [Online]. Tersedia:
http://sosbud.kompasiana.com/2013/03/28/perlunya-program-inovasi- pegawai-negeri-sipil-dalam-peningkatan-kinerja-instansi-pemerintah-dan-menekan-pemborosan-uang-negara-541036.html [17 Mei 2013]
Dokumen-Dokumen:
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang