Mendokumentasikan Seni Tatoo Arat Sabulungan Mentawai dalam Bentuk Ilustrasi.

(1)

iii Universitas Kristen Maranatha MENDOKUMENTASIKAN SENI TATO ARAT SABULUNGAN

MENTAWAI DALAM BENTUK ILUSTRASI Penulis: 1. Mia Karmelita

2. Rene Arthur Palit 3. Puspita Yuli Pradita

Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain

Universitas Kristen Maranatha

Jl. Prof.Dg. Soeria Sumantri, MPH no. 65, Bandung.

ABSTRAK

Seni melukis tubuh, biasanya tato sudah menghiasi badan manusia sejak tahun 1300 sebelum masehi (SM). Tato ini dipakai sebagai penanda tingkatan kelas pada masyarakat zaman purba. Mentawai misalnya, tentu dibalik tato ciri khas Mentawai sangat berbeda dengan desain tattoo biasanya karena bentuk yang ditampilkan sangat berbeda, suku Mentawai lebih menggunakan desain ornamen garis-garis yang melambangkan derajat atau tingkatan pemuda suku mentawai.

Maka dari itu, tujuan merancang/mendokumentasikan seni kebudayaan tato Mentawai/Arat Sabulungan dalam bentuk ilustrasi. Merancang buku seni kebudayaan tato Mentawai/Arat Sabulungan agar bisa disosialisasikan ke semua kalangan dewasa dalam bentuk ilustrasi. Sehingga orang akan mendapatkan kesan estetikanya dan makna tato ketika buku ilustrasi tersebut bisa diedarkan.

Media yang digunakan adalah dengan membuat buku pengetahuan budaya tatto ARAT SABULUNGAN yang dilengkapi dengan pejelasan - penjelasan tentang motif tatto Mentawai dalam bentuk ilustrasi. Media alternatifnya yaitu akan membuat media promosi seperti; x-baner, poster, kaos, pembatas buku dan gimmic membuat sampul rajutan untuk buku tatto supaya orang dewasa mampu memahami tatto-tatto tradisional yang ada di Indonesia yaitu tatto Mentawai.


(2)

iv Universitas Kristen Maranatha

THE DOKUMENTATION OF TATTOO ART IN THE FORM OF

ILLUSTRATION DESIGN FOR ARAT SABULUNGAN IN

MENTAWAI

Penulis: 1. Mia Karmelita

2. Rene Arthur Palit

3. Puspita Yuli Pradita

Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain

Universitas Kristen Maranatha

Jl. Prof.Dg. Soeria Sumantri, MPH no. 65, Bandung.

ABSTRACT

The art of body painting called tattoo usually adorns the human body and have existed since the year 1300 BC. This tattoo was used as a status in ancient society . Mentawai, for example , of the hallmark behind tattoos are very different from the Mentawai tattoo designs usually have. More Mentawai tribe ornaments use design lines that symbolizes the degree of Mentawai youth tribe .

Therefore , the goal of designing / documenting the art of tattoo culture Mentawai / Arat Sabulungan in the realized form of illustrations . Designing Mentawai tattoo art books culture / Arat Sabulungan will be disseminated to all the adults in the form of illustrations . So people will get an impression of aesthetics and meaning of the tattoo when book illustrations can be circulated .

The media used was to create a culture of knowledge book tattoo ARAT Sabulungan with illustration an that explain the Mentawai tattoo motives. Alternative media to create those are media campaigns ; x - banners, posters , t-shirts , bookmarks and gimmick by making knitted covers for a book. The purpose is to make tattoos to understand the traditional tattoos in Indonesia, Mentawai tattoos adult.


(3)

v Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

KATA PENGANTAR... i

ABSTRAK BAHASA INDONESIA... iii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR DIAGRAM... xi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah... 1

Permasalahan an Ruang Lingkup... 2

Tujuan dan Perancangan... 3

Metode Pengumpulan... 4

Skema perancangan... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Seni Tato Mentawai ... 6

2.1.1 Tinjauan UmumnTato... 8

2.2 Kebudayaan secara umum... 8

2.3 Tinjauan Umum Kesenian... 9

2.4 Tinjauan Mengenai Ilustrasi... 10

2.4.1 Definisi Ilustrasi... 10

2.5 Definisi Komunikasi... 10


(4)

vi Universitas Kristen Maranatha

2.6 Definisi Komunikasi... 11

2.6.1 Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli... 11

2.7 Definisi Book Design... 12

2.7.1 Definisi Book Design Menurut Para Ahli... 12

2.7.2 Macam-Macam Bagian Book Design... 12

2.8 Tipografi... 17

2.9 Layout... 17

2.10 Percetakan... 17

2.11 Segmentasi, Targeting, dan Positioning... 18

2.11 Definisi SWOT... 19

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta... 20

3.1.1 Macam-Macam Simbol Tato Mentawai... 31

3.2 Narasumber Terkait... 34

3.3 Perusahaan/ Lembaga Terkait... 36

3.4 Wawancara... 38

3.5 Kuisioner Untuk Target Orang Dewasa... 39

3.6 Tinjauan Dari Proyek/ Persoalan Sejenis... 42

3.7 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta... 45

3.7.1 SWOT... 45

3.7.2 Segmenting, Targeting, Positioning... 46

BAB IV PEMECAH MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi... 48


(5)

vii Universitas Kristen Maranatha

4.2.1 Konsep Visual... 48

4.2.2 Gaya Gambar... 49

4.2.3 Gaya Tipogrfi... 49

4.3 Konsep Media... 52

4.3.1Gaya Layout... 52

4.4 Hasil Karya... 55

4.5 Budgeting... 80

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 82

5.2 Saran... 82 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN DATA PENULIS


(6)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Dana Anggaran Tugas Akhir... ... 80

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Skema Perancangan... ... 5

Gambar 2.1 Motif tato Sikerei/Dukun suku Mentawai Beserta Istrinya... 6

Gambar 2.2 Motif tato Sikerei/dukun suku Mentawai... ... 7

Gambar 2.3 lingkungan rumah suku Mentawai... ... 7

Gambar 2.4 lingkungan rumah suku Mentawai... ... 8

Gambar 3.1 Tempat transit Muara Sikabaluan, Mentawai... 22

Gambar 3.2 Daerah Kecamatan Mototonan, Siberut Selatan,Mentawai... 22

Gambar 3.3 Daerah Pinggiran Desa Rogorogot, Mentawai... 22

Gambar 3.4 Motif masyarakat suku Mentawai... ... 23

Gambar 3.5 Proses pembuatan tato suku Mentawai menggunakan lidi... 24

Gambar 3.6 Alat Tato 1... ... 14

Gambar 3.7 Alat Tato 2... ... 25

Gambar 3.8 Proses Pencampuran Warna... ... 26

Gambar 3.9 Merupakan Proses Percobaan Tato... ... 26

Gambar 3.10 Merupakan proses Percobaan Tato... 27

Gambar 3.11 Merupakan proses percobaan seorang group tato Durga ... 27

Gambar 3.12 Merupakan proses percobaan tato... ... 28

Gambar 3.13 Merupakan proses perjalan menuju Siberut... 28

Gambar 3.14 Merupakan keadaan rumah ”Uma”... ... 29


(7)

ix Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.16 Merupakan ritual Punen Kepa (proses sebelum pembuatan tato) ... 30

Gambar 3.17 Merupakan ritual Arat Sabulungan ... ... 30

Gambar 3.18 Merupakan jenis tato punggung suku Mentawai... ... 31

Gambar 3.19 Merupakan jenis tato bagian paha, lutut dan bagian lengan... 32

Gambar 3.20 Bagian Letak Tato Mentawai... ... 33

Gambar 3.21 Simbol Saliou (bagian lutut sampai ankle kaki... ... 33

Gambar 3.22 Foto Rahung Nasution... ... 34

Gambar 3.23 Foto Aman Durga Sipatiti... ... 35

Gambar 3.24 Logo Javin ( Jaringan Video Maker Independen )... 36

Gambar 3.25 Logo Universitas Andalas Padang... ... 37

Gambar 3.26 Canting exploring Indonesia, Baduy,... ... 44

Gambar 3.31 Canting exploring Indonesia, Tololea House Philosophy... 45

Gambar 3.32 Berebut Hutan Siberut,... ... 45

Gambar 4.1 Logo Judul Buku Pertama... 50

Gambar 4.2 Logo Judul Buku Kedua... 51

Gambar 4.3 Logo Judul Buku (Finishing)... 51

Gambar 4.4 Tampilan Depan Buku... 54

Gambar 4.5 Tampilan Belakang Buku... 54

Gambar 4.6 Depan Buku Revisi Pertama... 54

Gambar 4.7 Belakang Buku Revisi Pertama... 55

Gambar 4.8 Depan Buku Revisi Cover Kedua... 55

Gambar 4.9 Belakang Buku Revisi Cover Kedua... 55

Gambar 4.10 Depan Buku Revisi Cover Ketiga... 56


(8)

x Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.12 Belakang Buku Revisi Cover Ketiga... 56

Gambar 4.13 Poster Launching... 57

Gambar 4.14 Tampilan Ilustrasi Setelah Cover... 58

Gambar 4.15 Tampilan Ilustrasi Setelah Cover (Revisi)... 58

Gambar 4.16 Tulisan Judul Setelah Cover... 59

Gambar 4.17 Tulisan Judul Setelah Cover (Revisi) ... 59

Gambar 4.18 Pernyataan dan Catatan Penerbit... 60

Gambar 4.19 Pernyataan dan Catatan Penerbit (Revisi)... 60

Gambar 4.20 Halaman Dedikasi... 61

Gambar 4.21 Halaman Dedikasi (Revisi)... 61

Gambar 4.22 Halaman Ilustrasi 2... 62

Gambar 4.23 Halaman Ilustrasi (Revisi)... 63

Gambar 4.24 Halaman Ragam Karakter Ilustrasi Suku Mentawai... 63

Gambar 4.25 Kata Pengantar... 64

Gambar 4.26 Daftar Isi... 65

Gambar 4.27 Judul Isi dan Halaman Isi... 67

Gambar 4.28 Ilustrasi Mengenai Makna Tato... 68

Gambar 4.29 Ilustrasi Mengenai Alat Tato Mentawai... 69

Gambar 4.30 Ilustrasi Bagian Isi Mengenai Estetika Tato Mentawai... 69

Gambar 4.31 Ilustrasi Mengenai Makna dan Simbol Tato Mentawai... 70

Gambar 4.32 X-Banner... 71

Gambar 4.33 Pembatas Buku... 72

Gambar 4.34 Kaos Hitam dan Putih... 73


(9)

xi Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.36 Poster Teaser... 76

Gambar 4.37 Poster Launching... 77

Gambar 4.38 Tempat Buku Tampilan Depan dan Belakang... 79

Gambar 4.39 Data Detail Logotype Buku Budaya Tato Arat Sabulungan... 80

Gambar 4.40 Simbol Desain A Pada Tulisan (Arat)... 80

DAFTAR DIAGRAM Diagram 3.1 Pengetahuan Responden Mengenai Mendokumentasi tato Mentawai/Arat Sabulungan Dalam Bentuk Ilustrasi... 40

Diagram 3.2 Pengetahuan Responden Mengenai Mendokumentasi tato Mentawai/Arat Sabulungan Dalam Bentuk Ilustrasi... 41

Diagram 3.3 Pengetahuan Responden Mengenai Mendokumentasi tato Mentawai/Arat Sabulungan Dalam Bentuk Ilustrasi... 41

Diagram 3.4 Pengetahuan Responden Mengenai Mendokumentasi tato Mentawai/Arat Sabulungan Dalam Bentuk Ilustrasi... 42

Diagram 3.5 Pengetahuan Responden Mengenai Mendokumentasi tato Mentawai/Arat Sabulungan Dalam Bentuk Ilustrasi... 43

Diagram 3.6 Pengetahuan Responden Mengenai Mendokumentasi tato Mentawai/Arat Sabulungan Dalam Bentuk Ilustrasi... 43


(10)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

o Sketsa Karakter o Kuisioner


(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seni melukis tubuh, biasanya tato sudah menghiasi badan manusia sejak tahun 1300 sebelum masehi (SM). Tato ini dipakai sebagai penanda tingkatan kelas pada masyarakat zaman purba. Mentawai misalnya, suku yang terletak di Sumatra ini telah mengenal Tato sebagai penanda strata kelas. Seperti yang dikatakan Kent Tato(33). Tentu dibalik tato ciri khas Mentawai sangat berbeda dengan desain tato biasanya karena bentuk yang ditampilkan sangat berbeda, suku Mentawai lebih menggunakan desain ornamen garis-garis yang melambangkan derajat atau tingkatan pemuda suku mentawai (www.glorinet.org, 24 Feb. 14).

Proses pembuatannya pun tato ciri khas mentawai ini memiliki tantangan tersendiri, seperti ditepuk-tepuk oleh batang yang terbuat dari tulang binatang, cangkang, kayu kecil yang halus untuk pemukul, batok kelapa dengan jarum yang berasal dari duri yang diberi tangkai kayu dan wadah berisi cairan dengan campuran daun pisang, arang tempurung kelapa dicampur dengan air tebu. Tato mentawai ini memang beresiko tinggi karena pembuatan tato tidak bleh sembarangan melainkan mengikuti sejumlah prosedur adat kepercayaan dan memakan waktu lama.

Tahap persiapannya ritualnya atau Arat Sabulungan bisa sampai berbulan-bulan. Tetapi tetap saja seni bertato mentawai atau tradisi Arat Sabulungan ini perlu dilestarikan, karena seni bertato ini perlu di kembangkan lagi agar semua masyarakat tahu bahwa seni Arat Sabulungan dan upacara Punen kepa ini merupakan ciri khas suku Mentawai dari Sumatra Barat (sumber: Tarida Hernawati, “Uma”, 2007:108 ).


(12)

2 Universitas Kristen Maranatha Namun larangan dan aturan atas rapat Tiga Agama pada masa kepresidenan Soekarno menetapkan atas pasal SK.NO. 167/Promosi/1954 yang memerintahkan warga mentawai agar meninggalkan tradisi Arat Sabulungan dan memilih keyakinan agama yang sudah diakui oleh pemerintah (sumber : Darmanto dan Abidah B. Setyowati, 2010:25)

Untuk itu perlu adanya perkenalan melalui media (DKV) desain grafis untuk membuat berbagai media produk untuk memperkenalkan tradisi suku kebudayaan tato Mentawai agar seluruh masyarakat diluar Sumatra Barat mengetahui alat apa saja yang mereka gunakan untuk membuat tato ciri khas Pulau Siberut, Mentawai, Sumatra Barat. Tentunya kegiatan perkenalan ini mengandung unsur pengetahuan agar tradisi Arat Sabulungan ini tidak punah/menghilang, sehingga masyarakat bisa mengetahui ciri khas tradisi seni kebudayaan tatttoo Mentawai serta makna dari tato (Titi) tersebut.

Kebudayaan tato Mentawai memandang tato sebagai suatu hal yang sakral dan berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam, terkadang masyarakat kurang memahami kebudayaan tato Mentawai karena masih dianggap tidak mencirikan estetikanya dan juga belum dikenal dengan baik suku Mentawai serta kebudayaan tato-nya. (sumber : Darmanto dan Abidah B. Setyowati, 2010:48).

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

1. Bagaimana mendokumentasikan seni kebudayaan tato Mentawai/Arat Sabulungan dalam bentuk illustrasi?

2. Bagaimana merancang buku ilustrasi seni kebudayaan tato Mentawai agar bisa disosialisasikan bagi semua kalangan orang dewasa ?


(13)

3 Universitas Kristen Maranatha Ruang Lingkup dari topik ini adalah generasi muda yang sudah ikut serta dalam memperkenalkan seni ber-tato Mentawai atau Arat Sabulungan yang didaerah Sumatra Barat mendokumentasikan seni kebudayaan Mentawai dalam bentuk buku ilustrasi sehingga masyarakat diluar Sumatra Barat mampu mengenal dan mengetahui cara pembuatan tradisi tato Arat Sabulungan. Memperkenalkan juga alat-alat yang digunakan apa saja serta bahan yang dipergunakan untuk membuat campuran tato-nya, bisa melalui video dan bukunyaserta jika situasinya memungkinkan untuk berkunjung ke Mentawai. Segmentasi pasarnya akan ditujukan kepada generasi muda yang berumur 20-25 tahun untuk pengenalan ciri khasnya tradisi Arat Sabulungan dari Sumatra Barat dan sejarahnya desain ornamen dari tato suku Mentawai. Supaya mengubah pola pikir masyarakat mengenai tato yang menjurus kearah yang negatif tetapi anggaplah seni tato Mentawai ini dilihat dari segi seni dan kebudayaanya yang suku Mentawai jaga dan lestarikan serta sebagai pengetahuan sejarah yang masyarakat perlu tahu makna dari tato Mentawai tersebut. 1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan karya tugas akhir adalah sebagai berikut :

 Merancang/mendokumentasikan seni kebudayaan tato Mentawai/Arat Sabulungan dalam bentuk ilustrasi.

 Merancang buku seni kebudayaan tato Mentawai/Arat Sabulungan agar bisa disosialisasikan ke semua kalangan dewasa dalam bentuk ilustrasi. Sehingga orang akan mendapatkan kesan estetikanya dan makna tato ketika buku ilustrasi tersebut bisa diedarkan.


(14)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data diperoleh dari orang-orang yang sudah pernah kesana untuk meliput seni kebudayaan dan kehidupan masyarakat suku Mentawai. Dalam hal ini penulis melakukan kontak wawancara secara via Email, Facebook, dan referensi dari buku-buku mengenai kebudayaan Suku lain serta Mentawai. Penulis tidak melakukan survei langsung dikarenakan cuaca yang buruk sehingga hanya melakukan penelitiannya melalui video yang tersedia oleh group “Mentawai TatoRevival”. Sehingga penulis hanya memperbaiki sisi kekurangannya saja dalam memperkenalkan seni kebudayaan Mentawai, sedangkan sumber lainnya di dapat dari studi pustaka dan internet yang berhubungan dengan kebudayaan Mentawai. Sumber lainnya juga di dapat melalui observasi dari beberapa video Youtube mengenai kebudayaan tato Mentawai dan screenshot dari beberapa video mengenai ragam tato Mentawai. Sumber lainnya untuk mendapatkan data tersebut adalah melakukan wawancara ke berbagai pihak yang terkait dalalm observasi dalam hal pengambilan data tersebut.


(15)

5 Universitas Kristen Maranatha 1.5 Skema Perancangan


(16)

82 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari laporan ini ingin memberikan informasi mengenai budaya tato Arat Sabulungan yang merupakan ciri khas atau identitas dari suku Mentawai. Informasi ini muda-mudahan mampu menginspirasi orang-orang untuk mengetahui tato-tato tradisional tertua suku Mentawai dan mampu menjadi pengetahuan serta sumber informasi bagi pecinta tato dan penyuka tato saja.

Tato Mentawai khas Siberut muda-mudahan mampu menyadarkan seluruh masyarakat agar menghargai hidup dengan rasa syukur terhadap alam semesta karena diberikan keindahan alam, seperti suku Mentawai yang melakukan ritual seperti “Punen Kepa” untuk perayaan pembuatan tato bagi anak yang beranjak dewasa. Setelah itu setiap kejadian akan mereka abadikan di dalam tato mereka dalam bentuk rasa syukur terhadap apa yang mereka alami, dan suku Mentawai sangat mempercayai hal-hal yang leluhur mereka terapkan untuk kelangsungan kehidupan mereka.

5.2 Saran

1. Saran Pecinta Tato

Sebaiknya untuk tato jaman sekarang lebih baik sebagai orang dewasa memilih tato yang mengandung makna yang berfilosofi seperti ciri khas tato Mentawai dari Siberut, karena mereka sangat konsisten terhadap desain mereka yang sudah mereka jaga selama beberapa tahun, untuk itu sebagai generasi muda pecinta dan penyuka


(17)

83 Universitas Kristen Maranatha tato perlu adanya tindakan pelestarian tato Mentawai agar tidak punah. Tidak hanyak tato Mentawai saja tetapi untuk keseluruhan tato tradisional di seluruh Indonesia. 2. Saran Durga Sipatiti

Tato suku Mentawai hampir punah, sebaiknya lebih banyak lagi mengajak para pecinta tato dan penyuka tato agar lebih bisa memiliki inisiatif lebih supaya membantu proses pelestarian tato Mentawai atau tato Arat Sabulungan. Banyak masyarakat yang kurang memahami tato tradisional Mentawai sebagai tato tradisional yang tertua untuk itu perlu adanya penjelasan lebih kepada orang-orang dengan melakukan demo kegiatan tato Mentawai, agar masyarakat akan antusias terhadap kebudayaan tato Mentawai dan tertarik untuk mengetahui seluk-beluk tato Mentawai berasal dan bisa menjadi informasi tentang pengetahuan tato Mentawai. 3. Saran Target Market

Buku Budaya Tato Arat Sabulungan ini merupakan buku yang menjelaskan tentang tato suku Mentawai yang dilihat dari sisi kehidupan mereka. Karena tato tersebut terbentuk karena lingkungan mereka yang sudah menjadi inspirasi bagi suku Mentawai dan sudah menjadi ketentuan tetap dari leluhur-leluhurnya. Untuk itu buku ini hanya dibaca bagi pembaca yang berumur 20-25 tahun dengan beberapa desain yang mungkin bisa menginspirasi dan bisa menjadi pengetahuan mengenai tato tradisional Mentawai.

4. Saran Dosen

Desain buku ilustrasi tato Mentawai harus memiliki desain yang sesuai dengan target market yang sudah ditentukan. Desain buku, poster, X-Banner, dan logo memiliki desain yang lumayan sesuai dengan target. Pada bagian tampilan depan buku dan belakang memiliki desain yang unik dan maskulin serta tetap memiliki sisi karakter


(18)

84 Universitas Kristen Maranatha Mentawai sedangkan bagian dalam buku masih perlu beberapa perbaikan misalnya dari beberapa layout nya yang masih dibenahi agar tampilannya sesuai dengan target market. Sedangkan pada bagian gimmick tetap sesuai dengan ciri khas Mentawai dengan corak dan warna. Warna keseluruhan dari karya ini terlihat sesuai dengan karakter Mentawai yang diibaratkan memiliki tato tradisional tertua dan sejarah terbentuknya tato Mentawai serta kehidupan sehari-hari mereka senantiasa selalu menjadi inspirasi untuk membuat tato atau “titi” khas Mentawai.


(19)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Rayel, Michael G. 2008. Uma. Sumatra Barat.

www.rapimentawai.org.

Tarida, Hernawati. 2007 “Uma” : Fenomena Keterkaitan Manusia Dengan Alam, Halaman 36. Sumatra Barat. KPG.

www.javin.com

ycmmentawai.org.

Dr. H. Sulasman, M. Hum. & Setia Gumilar, M. Si. 2012. Teori-Teori Kebudayaan : teori hingga aplikasi. Jakarta. Pustaka Setia.

Zamroni, Mohammad. 2008. Filsafat Komunikasi. Jakarta. Graha Ilmu.

Sedyawati, Edi. 2000. Budaya Indonesia : Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta. Rajawali Pers.

Kotler, Philip. 1991. Manajemen Pemasaran : Edisi Milenium 1. Jakarta. Indeks.

Darmanto dan Setyowati, B, Abidah. 2008. Berebut Hutan Siberut : Orang Mentawai, Kekuasaan, dan Politik Ekologi. Jakarta. KPG.

Michael Taylor, Paul dan Aragon,V Lorraine.1991. Beyond The Java Sea : Art Of Indonesia Outer Island.Washington,D.C. Smithsonian Institution.

Cremer, John. 2007. Definition Of Book. New York.

Hadi Sutopo, Ariesto . 2010. Definisi Buku. Indonesia.


(20)

Universitas Kristen Maranatha Rudito, Bambang. 1999. Masyarakat dan Kebudayaan Suku Bangsa Mentawai. Jakarta. Rajawali Pers.


(1)

1.5 Skema Perancangan


(2)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari laporan ini ingin memberikan informasi mengenai budaya tato Arat Sabulungan yang merupakan ciri khas atau identitas dari suku Mentawai. Informasi ini muda-mudahan mampu menginspirasi orang-orang untuk mengetahui tato-tato tradisional tertua suku Mentawai dan mampu menjadi pengetahuan serta sumber informasi bagi pecinta tato dan penyuka tato saja.

Tato Mentawai khas Siberut muda-mudahan mampu menyadarkan seluruh masyarakat agar menghargai hidup dengan rasa syukur terhadap alam semesta karena diberikan keindahan alam, seperti suku Mentawai yang melakukan ritual seperti “Punen Kepa” untuk perayaan pembuatan tato bagi anak yang beranjak dewasa. Setelah itu setiap kejadian akan mereka abadikan di dalam tato mereka dalam bentuk rasa syukur terhadap apa yang mereka alami, dan suku Mentawai sangat mempercayai hal-hal yang leluhur mereka terapkan untuk kelangsungan kehidupan mereka.

5.2 Saran

1. Saran Pecinta Tato

Sebaiknya untuk tato jaman sekarang lebih baik sebagai orang dewasa memilih tato yang mengandung makna yang berfilosofi seperti ciri khas tato Mentawai dari Siberut, karena mereka sangat konsisten terhadap desain mereka yang sudah mereka jaga selama beberapa tahun, untuk itu sebagai generasi muda pecinta dan penyuka


(3)

tato perlu adanya tindakan pelestarian tato Mentawai agar tidak punah. Tidak hanyak tato Mentawai saja tetapi untuk keseluruhan tato tradisional di seluruh Indonesia. 2. Saran Durga Sipatiti

Tato suku Mentawai hampir punah, sebaiknya lebih banyak lagi mengajak para pecinta tato dan penyuka tato agar lebih bisa memiliki inisiatif lebih supaya membantu proses pelestarian tato Mentawai atau tato Arat Sabulungan. Banyak masyarakat yang kurang memahami tato tradisional Mentawai sebagai tato tradisional yang tertua untuk itu perlu adanya penjelasan lebih kepada orang-orang dengan melakukan demo kegiatan tato Mentawai, agar masyarakat akan antusias terhadap kebudayaan tato Mentawai dan tertarik untuk mengetahui seluk-beluk tato Mentawai berasal dan bisa menjadi informasi tentang pengetahuan tato Mentawai. 3. Saran Target Market

Buku Budaya Tato Arat Sabulungan ini merupakan buku yang menjelaskan tentang tato suku Mentawai yang dilihat dari sisi kehidupan mereka. Karena tato tersebut terbentuk karena lingkungan mereka yang sudah menjadi inspirasi bagi suku Mentawai dan sudah menjadi ketentuan tetap dari leluhur-leluhurnya. Untuk itu buku ini hanya dibaca bagi pembaca yang berumur 20-25 tahun dengan beberapa desain yang mungkin bisa menginspirasi dan bisa menjadi pengetahuan mengenai tato tradisional Mentawai.

4. Saran Dosen

Desain buku ilustrasi tato Mentawai harus memiliki desain yang sesuai dengan target market yang sudah ditentukan. Desain buku, poster, X-Banner, dan logo memiliki desain yang lumayan sesuai dengan target. Pada bagian tampilan depan buku dan belakang memiliki desain yang unik dan maskulin serta tetap memiliki sisi karakter


(4)

Mentawai sedangkan bagian dalam buku masih perlu beberapa perbaikan misalnya dari beberapa layout nya yang masih dibenahi agar tampilannya sesuai dengan target market. Sedangkan pada bagian gimmick tetap sesuai dengan ciri khas Mentawai dengan corak dan warna. Warna keseluruhan dari karya ini terlihat sesuai dengan karakter Mentawai yang diibaratkan memiliki tato tradisional tertua dan sejarah terbentuknya tato Mentawai serta kehidupan sehari-hari mereka senantiasa selalu


(5)

DAFTAR PUSTAKA Rayel, Michael G. 2008. Uma. Sumatra Barat.

www.rapimentawai.org.

Tarida, Hernawati. 2007 “Uma” : Fenomena Keterkaitan Manusia Dengan Alam, Halaman 36. Sumatra Barat. KPG.

www.javin.com

ycmmentawai.org.

Dr. H. Sulasman, M. Hum. & Setia Gumilar, M. Si. 2012. Teori-Teori Kebudayaan : teori hingga aplikasi. Jakarta. Pustaka Setia.

Zamroni, Mohammad. 2008. Filsafat Komunikasi. Jakarta. Graha Ilmu.

Sedyawati, Edi. 2000. Budaya Indonesia : Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta. Rajawali Pers.

Kotler, Philip. 1991. Manajemen Pemasaran : Edisi Milenium 1. Jakarta. Indeks.

Darmanto dan Setyowati, B, Abidah. 2008. Berebut Hutan Siberut : Orang Mentawai, Kekuasaan, dan Politik Ekologi. Jakarta. KPG.

Michael Taylor, Paul dan Aragon,V Lorraine.1991. Beyond The Java Sea : Art Of Indonesia Outer Island.Washington,D.C. Smithsonian Institution.

Cremer, John. 2007. Definition Of Book. New York.

Hadi Sutopo, Ariesto . 2010. Definisi Buku. Indonesia.


(6)

Rudito, Bambang. 1999. Masyarakat dan Kebudayaan Suku Bangsa Mentawai. Jakarta. Rajawali Pers.