Perancangan Interior Resort Boutique Hotel di Bandung (dengan Fasilitas Diffable).

(1)

i ABSTRAK

Masyarakat Indonesia seiring dengan perkembangan era globalisasi memiliki kepadatan aktivitas yang menyebabkan kurangnya waktu untuk refreshing serta waktu bersantai dan memanjakan diri. Kesempatan waktu untuk berlibur dan melepas kejenuhan memerlukan suatu tempat yang terfasilitasi untuk mendukung kebutuhan aktivitas tersebut, salah satunya dengan cara pengemasan desain interior yang tematik dan unik.

Perancangan interior Resort Boutique Hotel dengan konsep The Picture of (Positive) Life memiliki target user yakni orang berkebutuhan khusus (diffable) dan orang non-diffable, memaksimalkan kebutuhan mereka melalui proses transisi liburan user dari kota dengan penerapan elemen desain yang memaksimalkan potensi nilai positif pada seluruh area bagi keseluruhan user hotel. Karakter tematik dari kamar di tampilkan dalam bentuk esensi desain yang di sesuaikan dengan kebutuhan user untuk mendapatkan suasana relax, quality time, serta suasana baru. Fasilitas yang dapat mendukung proses transisi tersebut juga dapat dilihat pada area lobby and lounge, café, inner court café, bar, serta kamar deluxe room, junior suite, dan suite room,

Penerapan konsep di sesuaikan dengan kebutuhan user seperti pemilihan warna dan material yang membangkitkan mood serta mendukung orang diffable untuk beraktivitas mandiri, gubahan interior yang memperlihatkan suasana tematik serta furniture yang disesuaikan dengan standar ergonomi yang tepat.


(2)

ii ABSTRACT

The globalization era is to be blamed for the hectic way of live of people at present that makes them have only a little time for relax and have self-indulgence. Vacation times to relieve themselves of their busy lives require unique and thematic interior design to comfort them.

This concept of interior design makes use of the picture of (positive) life concept with target users for disabled and non disabled are needed to cater to those needs and to add the positive values for the hotels. Thematic rooms help the hotel guests to have even more essence of relax and have a quality time with new surroundings. These facilities are also complemented with lobbies, lounge, cafe, inner court cafe, bar and different types of rooms like deluxe room, junior suite and suite room.

The theme of this concept goes along with the need of users like the color selection, the materials that can elevate the moods and cater to the disabled as well as thematic interiors and furniture with ergonomic standard.


(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

ABSTRAK iii PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR v PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI x

DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR TABEL xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Perancangan 1

1.2Ide danGagasan Perancangan 3

1.3Rumusan Masalah 4

1.4Tujuan Perancangan 4

1.5Manfaat Perancangan 5

1.6Ruang Lingkup Perancangan 5

1.7Sistematika Penulisan 5

BAB II RESORT BOUTIQUE HOTEL

2.1Definisi Hotel 7

2.2Definisi Boutique Hotel 8

2.3Penggolongan Boutique Hotel 9

2.4Tipe Kamar 11

2.5Fasilitas Hotel 11

2.6Standar Hotel 13

2.6.1 Standar Ukuran Pada Kamar 13

2.6.2 Fasilitas Standar Pada Kamar 13

2.7Standar Ergonomi 17


(4)

iv

2.7.2 Private 21

2.8Pencahayaan 35

2.9Penghawaan 36

2.10Akustik 37

2.11Keamanan 37

2.12Huruf Braille 39

2.13TeoriWarna 40

2.13.1 Warna Netral 40

2.13.2 Warna Hangat 41

2.13.3 Warna Sejuk 42

BAB III DATA PERANCANGAN

3.1Deskripsi Proyek (Area Public dan Private) 44

3.2Tinjauan Lokasi 45

3.2.1 Tinjauan Makro 45

3.2.2 Tinjauan Mikro 50

3.3Daftar Kebutuhan dan Kebesaran Ruang 53

3.4TinjauanUser 58

3.4.1 Identifikasi User Resort Boutique Hotel 58

3.4.2 Struktur Organisasi Pengelola 60

3.4.3 Flow Activity User Hotel Perancangan 64

3.5Bubble Kedekatan Hubungan Kedekatan Ruang 66

3.6Zoning Blocking 68

3.7 Studi Banding 70

3.7.1 Rimba Jimbaran Bali 70

3.7.2 W Retreat & Spa Bali 73

3.7.3 Maja House 75

3.7.4 Society for the Physically Disabled, Singapore 79

BAB IV PERANCANGAN RESORT BOUTIQUE HOTEL DI BANDUNG


(5)

v

4.1.1 KonsepWarna 85

4.1.2 KonsepBentuk 86

4.1.3 Konsep Pencahayaan 87

4.1.4 Konsep Penghawaan 88

4.1.5 Konsep Material 88

4.1.6 Konsep Skala 88

4.1.7 Konsep Furnitur 89

4.1.8 Konsep Keamanan 89

4.2Perancangan Resort Boutique Hotel di Bandung 89

4.2.1 General Plan 90

4.3Perancangan khusus 93

4.3.1 Resepsionis 93

4.3.2 Café 95

4.3.3 Deluxe Room 98

4.3.4 Junior Suite Room 100

4.3.5 Suite Room 102

4.3.6 Furnitur 104

4.3.7 Detail Interior 107

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan 110

5.2Saran 111

DAFTAR PUSTAKA 112

LAMPIRAN DATA PENULIS


(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Standar Ergonomi pada Kantor (Posisi Duduk) 18

Gambar 2.2 Standar Ergonomi Tatap Muka dan Sirkulasi pada Area Duduk ( Lounge) 18

Gambar 2.3 Standar Ergonomi pada Sirkulasi dan Posisi Duduk( Lounge) 18

Gambar 2.4 Standar Ergonomi pada Lounge bagi orang Diffable 19

Gambar 2.5 Standar Ergonomi pada Meja Makan Melingkar 19

Gambar 2.6 Standar Ergonomi pada Meja Makan Memanjang 20

Gambar 2.7 Standar Ergonomi pada Sirkulasi Area Makan 20

Gambar 2.8 Standar Ergonomi pada Restaurant bagi orang Diffable 21

Gambar 2.9 Standar Ergonomi Kamar Tidur 21

Gambar 2.10 Standar Ergonomi pada Walk In Closet dan Meja Rias 22

Gambar 2.11 Standar Ergonomi pada Kama bagi orang Diffable 22

Gambar 2.12 Standar Ergonomi pada Toilet 23

Gambar 2.13 Standar Ergonomi pada area Wastafel 23

Gambar 2.14 Standar Ergonomi pada area Shower 24

Gambar 2.15 Standar Ergonomi pada Sirkulasi Kamar Mandi 24

Gambar 2.16 Standar Ergonomi pada Sirkulasi Kamar Mandi 25

Gambar 2.17 Standar Ergonomi pada Sirkulasi Wastafel 25

Gambar 2.18 Standar Ergonomi pada Sirkulasi Wastafel 26

Gambar 2.19 Standar Ergonomi pada Area Cuci 26

Gambar 2.20 Standar Sirkulasi pada Pintu dan Lorong 27

Gambar 2.21 Standar Ergonomi pada Pintu Kamar 27

Gambar 2.22 Standar Ergonomi pada Handle Pintu Kamar 28

Gambar 2.23 Standar Ergonomi pada Jarak Jangkau Mengambil Barang ke Arah Depan 29

Gambar 2.24 Standar Ergonomi pada Jarak Jangkau Mengambil Barang ke Arah Samping 29

Gambar 2.25 Standar Ergonomi pada Jarak Pandang Orang Normal dan Diffable 30


(7)

vii

Gambar 2.27 Standar Ergonomi pada Tangga bagi orang Diffable 31

Gambar 2.28 Standar Ergonomi pada Ramp bagi orang Diffable 31

Gambar 2.29 Standar Ergonomi pada Srikulasi Gerak bagi orang Diffable Berkursi Roda 32

Gambar 2.30 Standar Ergonomi pada orang Diffable Tuna Netra Untuk Bergerak 33

Gambar 2.31 Standar Ergonomi pada orang Diffable Tuna Netra pada Patokan Tactile Rubber Flooring 33

Gambar 2.32 Huruf dan Angka dalam Huruf Braille 39

Gambar 3.1 Peta dan Fasad dari Takasimaya Hotel 44

Gambar 3.2 Tampak Fasad Takasimaya Hotel 45

Gambar 3.3 Target User dari Resort Boutique Hotel 59

Gambar 3.4 Diagram Kedekatan Ruang Lt Dasar 66

Gambar 3.5 Diagram Kedekatan Lt. 1 66

Gambar 36 Diagram Kedekatan Lt. 2 67

Gambar 3.7 Diagram Kedekatan Lt. 3 67

Gambar 3.8 Zoning Blocking Kedekatan Lt. Dasar 68

Gambar 3.9 Zoning Blocking Kedekatan Lt. 2 68

Gambar 3.10 Zoning Blocking Kedekatan Lt. 3 69

Gambar 3.11 Zoning Blocking Kedekatan Lt. 4 69

Gambar 3.12 Receptionist Rimba Hotel 71

Gambar 3.13 Ceiling Bambu dari Rimba Hotel 71

Gambar 3.14 Fasilitas Duduk/ Lounge Rimba Hotel 72

Gambar 3.15 Lift pada Rimba Hotel 72

Gambar 3.16 Tampak Entrance dari W Hotel 73

Gambar 3.17 Receptionist dari W Hotel 74

Gambar 3.18 Open Bar dari W Hotel 74

Gambar 3.19 Lounge dari W Hotel 75

Gambar 3.20 Receptionist dari Stevie G Hotel ( Maja House) 76

Gambar 3.21 Pintu Putar Perantara dari Receptionist ke area Kamar di Stevie G Hotel ( Maja House) 76


(8)

viii

Gambar 3.22 Contoh Kamar Tematik 202 “ Ballon D’or” pada Stevie G Hotel

(Maja House) 77

Gambar 3.23 Contoh Kamar Tematik 203 “ The Author” pada Stevie G Hotel (Maja House) 77

Gambar 3.24 Contoh Kamar Tematik 208 “ Picnic to Green Grass” pada Stevie G Hotel (Maja House) 77

Gambar 3.25 Restaurant Maja House 78

Gambar 3.26 Bar dan Cafe Maja House 78

Gambar 3.27 Lift Bagi Orang Diffable (Maja House) 78

Gambar 3.28 Tampak Fasad dari Society for the Physically Dissabled, Singapura 79

Gambar 3.29 Flooring dari Society for the Physically Dissabled, Singapura 80

Gambar 3.30 Detail Cermin di Kamar Mandi dari Society for the Physically Dissabled, Singapura 81

Gambar 3.31 Meja pada Tecnology learning Centre dari Society for the Physically Dissabled, Singapura 81

Gambar 3.32 Suasana GYM dari Society for the Physically Dissabled, Singapura 82

Gambar4.1 Palet Warna Utama 86

Gambar4.2 Palet Warna Aksen 86

Gambar4.3 Contoh Desain yang diinginkan 87

Gambar4.4 Pencahayaan Alami yang diinginkan 87

Gambar4.5 Pencahayaan Buatan yang diinginkan 88

Gambar4.6 Konsep Material Yang Digunakan 88

Gambar4.7 Konsep Furniture yang Ingin diterapkan 89

Gambar4.8 General Plan Lt. 1 90

Gambar4.9 General Plan Lt. 2 91

Gambar4.10 General Plan Lt. 3 91

Gambar4.11 General Plan Lt. 4 92

Gambar4.12 Potongan General 92


(9)

ix

Gambar 4.14Potongan Receptionist 94

Gambar 4.15 Perspektif Lobby 95

Gambar 4.16Denah Café 95

Gambar 4.17Potongan Café 96

Gambar 4.18Perspektif Concierge Cafe 97

Gambar 4.19Perspektif Cafe 97

Gambar 4.20Perspektif Bar 97

Gambar 4.21Denah Deluxe Room 98

Gambar 4.22Potongan Deluxe Room 99

Gambar 4.23Perspektif Deluxe Room 99

Gambar 4.24Denah Junior Suite Room 100

Gambar 4.25Potongan Junior Suite Room 100

Gambar 4.26Perspektif Junior Suite Room 101

Gambar 4.27Perspektif Living Room Junior Suite Room 102

Gambar 4.28Denah Suite Room 102

Gambar 4.29Potongan Suite Room 103

Gambar 4.30Perspektif Suite Room 104

Gambar 4.31Perspektif Living Room Suite Room 104

Gambar 4.32Meja Resepsionis 105

Gambar 4.33Meja Concierge di Café 105

Gambar 4.34Banquette Café 106

Gambar 4.35Adjustable Seat Facilities 106

Gambar 4.36 Buffet Deluxe, Junior Suite dan Suite Room 106

Gambar 4.37Perspektif Buffet Kamar Tamu 107

Gambar 4.38Railing 107


(10)

x

Gambar 4.40 Vertical Garden 108

Gambar 4.41Suite Room Head Board 108

Gambar 4.42 Sign System 108


(11)

xi

DAFTAR BAGAN

Tabel 2.1 Standar Pencahayaan Lux Pada Hotel 36

Bagan 3.1 Struktur Organisasi Resort Boutique Hotel 60

Bagan 3.2 Flow Activity Tamu yang Tidak Menginap 64

Bagan 3.3 Flow Activity Tamu yang Menginap 65

Bagan 3.4 Flow Activity Karyawan Hotel 65

DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel Analisis Makro Site 49

Tabel 3.2 Tabel Analisis Makro Site 52

Tabel 3.3 Tabel Kebutuhan Ruang 58


(12)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perancangan

Aktivitas terlalu padat dan kurangnya refreshing serta waktu untuk bersantai dan memanjakan diri, sehingga membuat masyarakat menjadi jenuh. Waktu liburan untuk melepas kejenuhan itu di perlukan dengan cara refreshing dan rekreasi. Rekreasi dan berlibur


(13)

2

untuk melepaskan stress tersebut di anjurkan pada tempat-tempat rekreasi seperti pantai, pegunungan, tempat perbelanjaan dan sebagainya.

Seperti di lansir pada artikel “Lepas Stres di Gunung Bisa Jadi Pilihan Berlibur”, peranan resort boutique hotel cukup di perhitungkan. Masyarakat yang jenuh perlu berlibur dan salah satu lokasi yang tepat adalah pegunungan di mana pegunungan memiliki suhu udara yang sejuk yang dapat memberikan ketenangan, serta rasa nyaman yang dapat mengurangi stress. Pada salah satu artikel bertajuk “Berlibur Murah dan Menyenangkan”, pariwisata Bandung patut di perhitungkan pada aspek-aspek seperti budaya, kuliner, tempat unik yang tidak di temukan di tempat lain, outlet tempat berlanja serta pemandangan serta suhu udara yang segar dimana sangat cocok untuk di jadikan tempat berlibur. Pada topik perancangan ini, resort boutique hotel yang akan di rancang berlokasi di Bandung, di mana Bandung memiliki dataran tinggi penggunungan dengan fenomena pemandangan serta suhu yang banyak di minati. Aspek-aspek tersebut menunjukan keunggulan kota Bandung sebagai kota yang perlu di perhitungkan sebagai lokasi penempatan resort boutique hotel sebagai sarana untuk berlibur bagi keluarga, serta bagi orang-orang yang perlu melepas stress dan menginginkan suasana yang berbeda dari hiruk pikuk kota yang padat. Resort boutique hotel ini memiliki penambahan fungsi bagi orang diffable pada aspek lighting, lantai, furniture, elemen interior seperti ramp dan lainnya.

Disabled atau diffable sendiri merupakan istilah kepada orang-orang berkebutuhan khusus yang memiliki kekurangan pada aspek fisik seperti lumpuh kaki, kehilangan fungsi salah satu indera tubuh seperti tuna netra, tuna rungu, tuna wicara. Meskipun penggunaan kata ini sangat luas, banyak orang menganggap penggunaan kata disabled / diffable sendiri mengacu


(14)

3

pada kata benda jamak seperti lebih terfokus terhadap kebutuhan bagi orang yang memiliki kekurangan fisik.

Berdasarkan hal tersebut, sarana Resort Boutique Hotel cukup dapat di perhitungkan sebagai salah satu elemen pendukung dari kegiatan refreshing itu sendiri. Resort boutique hotel yang merupakan sarana tempat tinggal untuk beristirahat dengan berbagai fasilitas menanjakan diri seperti spa, dan daycare area anak, gift shop, serta di dukung dengan café dan restaurant dengan pemandangan indah yang menjadi salah satu keunggulan tersendiri sebagai sarana berlibur dan refreshing yang lengkap. Pemandangan indah dan fasilitas pendukung resort butik hotel dengan penerapan desain seluruh user termasuk orang diffable pun menjadi salah 1 keunggulan desain resort boutique hotel.

1.2 Ide dan Gagasan Perancangan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di lampirkan di atas, perancangan resort boutique hotel ini menggunakan konsep “ Picture of (Positive) Life”, Bangunan yang digunakan adalah Takasimaya Hotel yang terletak di Jalan Grand Hotel no. 35,Bandung, Indonesia. Lokasinya yang terletak di dekat Lembang memaksimalkan fungsi dari site yang di jadikan resort boutique hotel. Perancang bermaksud untuk menampilkan suasana desain yang privat dan detail dengan suasana relax di dalamnya.

1.3 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang pada poin 1.1 berikut kajian masalah yang dapat di temukan dan di identifikasikan dalam penulisan ini :


(15)

4

1. Bagaimana merancang desain resort butik hotel yang ergonomis dan menarik bagi seluruh user termasuk orang diffable?

2. Bagaimana merancang resort boutique hotel yang menampilkan nilai edukasi kepada orang non-diffable dan orang diffable?

3. Bagaimana merancangan karakter tematik dari resort boutique hotel dengan konsep Picture of (Positive) Life”?

1.4 TUJUAN PERANCANGAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang terlampir di atas, penulis melampirkan beberapa tujuan :

1. Mendesain interior bagi diffable dengan standar ergonomi bagi diffable pada semua aspek furniture ruangan, material lantai dan ceiling pada area public seperti receptionist, café, lounge, spa dan lainnya. Serta pada area private seperti kamar dengan penerapan desain yang menarik.

2. Mendesain interior resort boutique hotel dengan fasilitas ergonomi bagi orang diffable pada aspek keamanan di semua area public dan private pada furniture, lantai, ceiling, elemen estetis serta memberikan nilai edukasi kepada user yang ada di dalamnya.

3. Merancang desain resort boutique hotel yang tepat dengan kajian karakter tematik perjalanan yang di terapkan melalui konsep perjalanan ’The Picture of Life”


(16)

5 1.5 MANFAAT PERANCANGAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang terlampir di atas, penulis melampirkan beberapa manfaat dalam perancangan resort butik hotel, yaitu :

1. Bagi penulis, dapat mengerti dengan jelas bagaimana mendesain sebuah resort boutique hotel dengan fasilitas penunjuang dengan baik pada berbagai kajian seperti standar ergonomi, sistem hotel dan penerapan desain dengan konsep “Picture of Life”

2. Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain, jurusan Desain Interior Arsitektur, Universitas Kristen Maranatha, dapat menjadi kajian yang dalam penulisan desain interior dengan materi serupa di msasa depan.

3. Bagi pembaca, diharapkan laporan ini dapat menjadi ilmu yang mendukung serta menjadi bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

1.6 RUANG LINGKUP PERANCANGAN

Proyek yang akan dirancang merupakan Resort Boutique Hotel yang berlokasi di Jln. Grand Lembang no. 35, Bandung . Target user merupakan user dengan umur berapapun dengan kelas ekonomi menengah keatas.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan pendahuluan mengenai latar belakang masalah, tujuan dan manfaat dari penulisan laporan penelitian, rumusan masalah, metodologi penelitian serta sistmatika penelitian


(17)

6 BAB II

RESORT BOUTIQUE HOTEL

Bab ini menjelaskan tentang teori, studi literatur terkait topik pembahasan resort boutique hotel, studi banding pada hotel butik atau resort, dan berisi data-data yang terkait dengan peracangan topik resort boutique hotel.

BAB III

DATA PERANCANGAN

Bab III yaitu berisi analisa site bangunan yang akan di gunakan pada perancangan resort boutique hotel. Penulis menjelaskan secara mendetail mengenai lokasi, letak bangunan, dan mengenai Gumilang Hotel sebagai objek site yang akan digunakan pada perancangan dari resort boutique hotel ini.

BAB IV

PERANCANGAN RESORT BOUTIQUE HOTEL DI BANDUNG

Bab IV yaitu penjelasan perancangan resort boutique hotel di bandung pada penerapan konsep dan tema pada perancangan

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN


(18)

110

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Orang berkebutuhan khusus atau lebih dikenal sebagai diffable, kadang tidak percaya diri karena kekurangan yang di milikinya . Padahal bila diffable tersebut dapat lebih percaya diri maka tidak ada yang tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu akan lebih baik bila terdapat fasilitas yang dapat menumbuhkan kepercayaan diri tersebut dan meyakinkan mereka bahwa dengan penerapan aplikasi desain yang tepat, orang diffable dapat hidup jauh lebih mandiri di banding sebelumnya. Resort Boutique Hotel yang memiliki fasilitas pendukung bagi orang diffable, khususnya tuna daksa, tuna netra serta tuna rungu merupakan langkah awal yang tepat bagi mereka untuk berbaur dengan seluruh lapisan masyarakat dan hidup dengan lebih percaya diri. Oleh karena hal tersebut maka perancangan resort boutique hotel ini sangat berfokus kepada keamanan orang


(19)

111

diffable hal tersebut terkait dengan penerapan fasilitas, desain, karakter warna dan material yang memberikan keamanan serta kesan relax bagi seluruh user.

Nilai edukasi di dapatkan dari sirkulasi user di hotel, di mana non-diffable belajar untuk lebih menghargai orang diffable dengan melihat aktivias mereka serta terlibat langsung dalam sebuah kebersamaan pada area-area yang ada. Kemudian orang diffable dapat merasakan lebih dihargai dengan fasilitas-fasilitas yang memperhatikan kebutuhan mereka untuk lebih berkarakter mandiri.

Penerapan konsep The Picture of (Positive) Life di terapkan untuk mendukung orang diffable serta non-diffable untuk menjalani hari yang relax pada Resort Boutique Hotel ,tampilan konsep lebih terarah kepada konsep esensi pada penerapan karakter furniture, warna serta desain. Sedangkan karakter sensasi timbul pada kesan yang berbeda pada karakter desain hotel di mana desain terkemas dengan unik dan tematik. Tematik ruang sendiri di dapakan dari konsep perjalan liburan yang mereka lakukan menuju resort boutique hotel ini.

5.2 Saran

Desain Resort Boutique Hotel yang di rancang perlu untuk sangat memperhatikan kajian ergonomis design dikarenakan desain tidak hanya digunakan orang berkebutuhan khusus saja, tetapi design digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang menjadi user pada boutique hotel terkait. Desain juga perlu memperhatikan kajian focal pointnya, design tidak seharusnya dirancang terlalu menonjol dan terlalu menarik perhatian yang dapat menimbulkan kesan minder pada orang diffable yang ada di hotel. Dari data yang peracang dapatkan, karakter material merupakan elemen terpenting pada penerapan design bagi orang berkebutuhan khusus di samping standar ergonomi. Karakter material tersebut sangat berguna untuk memberikan kesan nyaman dan aman dengan penerapan-penerapan yang tepat.

Diharapkan dengan penerapan design yang tepat bagi orang berkebutuhan khusus maka orang diffable dapat lebih percaya diri dengan kapasitas dirinya dan dapat mengembangkan diri (self esteem) menuju self ideal yang tepat ,hingga mendapatkan goal setting untuk terjun ke masyrakat dengan lebih mandiri dan dapat mengaapus opinin amsyarakat mengenai orang diffable yang cenderung di cap dengan image negative. Tetapi goal setting dimana semua kondisi masyarat di setarakan tanpa adanya pembedaan.


(20)

112

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Imelda, 2006, Menata Rumah dengan Warna, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Edison, Emron, 2007, Professional Hotel Engineering, Bandung: Alfabeta

Jakarta: Balai Pustaka. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Karlen, Mark dan James Benya, 2008, Dasar-Dasar Desain Pencahayaan, Jakarta : Erlangga Kubba, Sam, 2003. Space Planning for Commercial and Residential Interiors, New York : McGraw-Hill

Lawson, Fred. 2002. Hotel and Resort: Design, Planning, Refurbishment. London : Architectural Press.

Panero, Julius dan Martin Zelinik. 1979. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Jakarta : Erlangga

Rumekso, SE. 2008. Housekeeping Hotel Public Area Section Floor. Yogyakarta: Andi. Rumekso, SE. 2009. Housekeeping Hotel Floor Section. Yogyakarta: Andi.

Sambodo, Agus, dan Bagyono. Dasar-dasar Kantor Depan Hotel. Yogyakarta:Andi

Sulastiyono, Agus, Drs, M.Si. 2010. Teknik dan Prosedur Divisi Kamar pada Bidang Hotel. Bandung: Alfabeta

Raschko, Bettyann Boetticher, 1991, Housing Interiors for The Disabled and Elderly, California : Van Nostrand Reindhold

Vujicic, Nick, 2010, Life Without Limid, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

http://luxurytravel.about.com/od/hotelandresorts/tp/What-Are-Boutique-Hotels.htm 11 Maret 2014 - 02.17 WIB

http://www.hospitalitynet.org/news/4010409.html 11 Maret 2014 - 02.17 WIB


(21)

113

http://travel.kompas.com/read/2012/05/16/20053056/Makin.Banyak.Turis.Malaysia.ke.Jawa.Bar at 9 Mei 2014 - 00.00 Wib

http://www.livingwell.co.id/post/mental-well-being/lepas-stres-di-gunung-bisa-jadi-pilihan-berlibur 9 Mei 2014 - 00.00 Wib

http://www.republikapenerbit.com/artikel/detail_info/654 16 July 2014 - 22.30 Wib http://middlesexda.com/prosecution/elder-disabled.php 6 Agustus 2014 - 01.00 Wib


(1)

1.5 MANFAAT PERANCANGAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang terlampir di atas, penulis melampirkan beberapa manfaat dalam perancangan resort butik hotel, yaitu :

1. Bagi penulis, dapat mengerti dengan jelas bagaimana mendesain sebuah resort boutique hotel dengan fasilitas penunjuang dengan baik pada berbagai kajian seperti standar ergonomi, sistem hotel dan penerapan desain dengan konsep “Picture of Life”

2. Bagi Fakultas Seni Rupa dan Desain, jurusan Desain Interior Arsitektur, Universitas Kristen Maranatha, dapat menjadi kajian yang dalam penulisan desain interior dengan materi serupa di msasa depan.

3. Bagi pembaca, diharapkan laporan ini dapat menjadi ilmu yang mendukung serta menjadi bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

1.6 RUANG LINGKUP PERANCANGAN

Proyek yang akan dirancang merupakan Resort Boutique Hotel yang berlokasi di Jln. Grand Lembang no. 35, Bandung . Target user merupakan user dengan umur berapapun dengan kelas ekonomi menengah keatas.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan pendahuluan mengenai latar belakang masalah, tujuan dan manfaat dari penulisan laporan penelitian, rumusan masalah, metodologi penelitian serta sistmatika penelitian


(2)

6 BAB II

RESORT BOUTIQUE HOTEL

Bab ini menjelaskan tentang teori, studi literatur terkait topik pembahasan resort boutique hotel, studi banding pada hotel butik atau resort, dan berisi data-data yang terkait dengan peracangan topik resort boutique hotel.

BAB III

DATA PERANCANGAN

Bab III yaitu berisi analisa site bangunan yang akan di gunakan pada perancangan resort boutique hotel. Penulis menjelaskan secara mendetail mengenai lokasi, letak bangunan, dan mengenai Gumilang Hotel sebagai objek site yang akan digunakan pada perancangan dari resort boutique hotel ini.

BAB IV

PERANCANGAN RESORT BOUTIQUE HOTEL DI BANDUNG

Bab IV yaitu penjelasan perancangan resort boutique hotel di bandung pada penerapan konsep dan tema pada perancangan

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Orang berkebutuhan khusus atau lebih dikenal sebagai diffable, kadang tidak percaya diri karena kekurangan yang di milikinya . Padahal bila diffable tersebut dapat lebih percaya diri maka tidak ada yang tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu akan lebih baik bila terdapat fasilitas yang dapat menumbuhkan kepercayaan diri tersebut dan meyakinkan mereka bahwa dengan penerapan aplikasi desain yang tepat, orang diffable dapat hidup jauh lebih mandiri di banding sebelumnya. Resort Boutique Hotel yang memiliki fasilitas pendukung bagi orang diffable, khususnya tuna daksa, tuna netra serta tuna rungu merupakan langkah awal yang tepat bagi mereka untuk berbaur dengan seluruh lapisan masyarakat dan hidup dengan lebih percaya diri. Oleh karena hal tersebut maka perancangan resort boutique hotel ini sangat berfokus kepada keamanan orang


(4)

111

diffable hal tersebut terkait dengan penerapan fasilitas, desain, karakter warna dan material yang memberikan keamanan serta kesan relax bagi seluruh user.

Nilai edukasi di dapatkan dari sirkulasi user di hotel, di mana non-diffable belajar untuk lebih menghargai orang diffable dengan melihat aktivias mereka serta terlibat langsung dalam sebuah kebersamaan pada area-area yang ada. Kemudian orang diffable dapat merasakan lebih dihargai dengan fasilitas-fasilitas yang memperhatikan kebutuhan mereka untuk lebih berkarakter mandiri.

Penerapan konsep The Picture of (Positive) Life di terapkan untuk mendukung orang diffable serta non-diffable untuk menjalani hari yang relax pada Resort Boutique Hotel ,tampilan konsep lebih terarah kepada konsep esensi pada penerapan karakter furniture, warna serta desain. Sedangkan karakter sensasi timbul pada kesan yang berbeda pada karakter desain hotel di mana desain terkemas dengan unik dan tematik. Tematik ruang sendiri di dapakan dari konsep perjalan liburan yang mereka lakukan menuju resort boutique hotel ini.

5.2 Saran

Desain Resort Boutique Hotel yang di rancang perlu untuk sangat memperhatikan kajian ergonomis design dikarenakan desain tidak hanya digunakan orang berkebutuhan khusus saja, tetapi design digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang menjadi user pada boutique hotel terkait. Desain juga perlu memperhatikan kajian focal pointnya, design tidak seharusnya dirancang terlalu menonjol dan terlalu menarik perhatian yang dapat menimbulkan kesan minder pada orang diffable yang ada di hotel. Dari data yang peracang dapatkan, karakter material merupakan elemen terpenting pada penerapan design bagi orang berkebutuhan khusus di samping standar ergonomi. Karakter material tersebut sangat berguna untuk memberikan kesan nyaman dan aman dengan penerapan-penerapan yang tepat.

Diharapkan dengan penerapan design yang tepat bagi orang berkebutuhan khusus maka orang diffable dapat lebih percaya diri dengan kapasitas dirinya dan dapat mengembangkan diri (self esteem) menuju self ideal yang tepat ,hingga mendapatkan goal setting untuk terjun ke masyrakat dengan lebih mandiri dan dapat mengaapus opinin amsyarakat mengenai orang diffable yang cenderung di cap dengan image negative. Tetapi goal setting dimana semua kondisi masyarat di setarakan tanpa adanya pembedaan.


(5)

112

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Imelda, 2006, Menata Rumah dengan Warna, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Edison, Emron, 2007, Professional Hotel Engineering, Bandung: Alfabeta

Jakarta: Balai Pustaka. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Karlen, Mark dan James Benya, 2008, Dasar-Dasar Desain Pencahayaan, Jakarta : Erlangga Kubba, Sam, 2003. Space Planning for Commercial and Residential Interiors, New York : McGraw-Hill

Lawson, Fred. 2002. Hotel and Resort: Design, Planning, Refurbishment. London : Architectural Press.

Panero, Julius dan Martin Zelinik. 1979. Dimensi Manusia dan Ruang Interior, Jakarta : Erlangga

Rumekso, SE. 2008. Housekeeping Hotel Public Area Section Floor. Yogyakarta: Andi. Rumekso, SE. 2009. Housekeeping Hotel Floor Section. Yogyakarta: Andi.

Sambodo, Agus, dan Bagyono. Dasar-dasar Kantor Depan Hotel. Yogyakarta:Andi

Sulastiyono, Agus, Drs, M.Si. 2010. Teknik dan Prosedur Divisi Kamar pada Bidang Hotel. Bandung: Alfabeta

Raschko, Bettyann Boetticher, 1991, Housing Interiors for The Disabled and Elderly, California : Van Nostrand Reindhold

Vujicic, Nick, 2010, Life Without Limid, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

http://luxurytravel.about.com/od/hotelandresorts/tp/What-Are-Boutique-Hotels.htm 11 Maret 2014 - 02.17 WIB

http://www.hospitalitynet.org/news/4010409.html 11 Maret 2014 - 02.17 WIB


(6)

113

http://travel.kompas.com/read/2012/05/16/20053056/Makin.Banyak.Turis.Malaysia.ke.Jawa.Bar at 9 Mei 2014 - 00.00 Wib

http://www.livingwell.co.id/post/mental-well-being/lepas-stres-di-gunung-bisa-jadi-pilihan-berlibur 9 Mei 2014 - 00.00 Wib

http://www.republikapenerbit.com/artikel/detail_info/654 16 July 2014 - 22.30 Wib http://middlesexda.com/prosecution/elder-disabled.php 6 Agustus 2014 - 01.00 Wib