Perancangan Interior Hotel Butik dengan Tema Keraton Cirebon - The Design of Boutique Hotel with Cirebon Keraton Theme.

(1)

!

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA i !

ABSTRAK

PERANCANGAN HOTEL BUTIK DENGAN TEMA KERATON CIREBON

Oleh :

RISSA ALODIA GREZINA SANTOSA (1263093)

Abstrak – Saat ini kita menghadapi masalah lunturnya nilai sejarah dan budaya, khususnya di bidang arsitektur dan interior. Dalam sepuluh tahun terakhir ini akulturasi semakin meningkat dan percampuran berbagai unsur budaya dalam hasil karya pada bangunan semakin tampak. Terdapat dua kecenderungan percampuran yang dapat dilihat saat ini, sebagian ideologi arsitektural berkembang ke arah eklektisisme yang terkadang lepas dari nilai-nilai kedaerahan, dan yang kedua tetap berusaha untuk mencari perpaduan harmonis dengan unsur-unsur kedaerahan atau tradisional.

Berangkat dari cerita sejarah dan budaya, tulisan ini mengangkat perancangan hotel butik bertema Keraton Cirebon dengan memadukan unsur budaya ke dalam bangunan modern. Penulis mencoba mengelaborasi perpaduan tersebut dengan memaparkan bagaimana merancang hotel dengan menerapkan nilai-nilai dan unsur budaya Keraton Cirebon sebagai tema yang dipilih dan bagaimana merancang hotel sebagai bentuk apresiasi budaya, khususnya di bidang interior.


(2)

ABSTRACT

THE DESIGN OF BOUTIQUE HOTEL WITH CIREBON

KERATON THEME

Rissa Alodia Grezina Santosa/1263093

At the present time, our values of history and culture start to diminish particularly in the world of architecture and interior. Within the last 10 years, acculturation has been developing and therefore there has been mixture of culture in architecture. There are two tendencies off mature we can see at present. Some ideologies in architect tend to develop into the direction of eclecticism which are lacking in the color of locality, while some others tried to find the harmonious combination of locality and traditionalism.

Based on the cultural history, this design is concerned with the hotel design that points out the theme of Cirebon Keraton which is materialized by combining the traditional and cultural essence to modern buildings. The writer tries to elaborate the combination by exposing how to design a hotel while maintaining the identity of locality. Cirebon Keraton is picked out as the theme and the way to design the hotel as a form of appreciation to culture, particularly in the interior design.


(3)

!

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

!

iii!

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang...1

1.2Identifikasi Masalah...3

1.3Ide dan Gagasan Perancangan...3

1.4Rumusan Masalah...4

1.5Tujuan Perancangan...4

1.6Manfaat Perancangan...5

1.7Ruang Lingkup Perancangan...6

1.8Sistematika Penulisan...7

BAB II : HOTEL BUTIK RESOR 2.1 Pengertian Hotel...8

2.1.1 Definisi Hotel...8

2.1.2 Klasifikasi Hotel...9

2.1.3 Aktifitas dan Fasilitas Hotel...16

2.1.4 Organisasi Ruang Hotel...18

2.1.5 Sistem Pengelolaan Hotel...20

2.2 Hotel Butik...22

2.2.1 Faktor Penyebab Munculnya Hotel Butik...25

2.3 Keraton Cirebon...27

2.4 Eklektik...31

2.3.1 Landasan Filosofis...31

2.5 Ergonomi...32

2.6 Studi Banding...35


(4)

2.6.2 Stevie G Hotel Bandung...39

BAB III : BUTIK HOTEL - KERATON CIREBON 3.1 Deskripsi Proyek...42

3.2 Analisa Site dan Bangunan...43

3.2.1 Analisa Site...43

3.2.2 Analisa Bangunan...45

3.3 Analisa Fungsional...47

3.3.1 Identifikasi User...47

3.3.2 Struktur Organisasi...47

3.3.3 Job Description...48

3.3.4 Flow Activity...49

3.4 Programming...51

3.4.1 Tabel Kebutuhan Ruang...51

3.4.2 Bubble Diagram...52

3.4.3 Zoning-Blocking...53

3.5 Ide Implementasi Konsep...54

3.5.1 Keraton Cirebon...54

3.5.2 Konsep Bentuk, Material, dan Warna...55

3.5.3 Konsep Penghawaan...58

3.5.4 Konsep Pencahayaan...58

BAB IV : PERANCANGAN BUTIK HOTEL DENGAN TEMA KERATON CIREBON 4.1 Implementasi Desain...60

4.1.1 Tata Letak...60

4.2 Desain Hotel...64


(5)

!

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA !

v!

4.2.1.1 Furniture dan Material...68

4.2.2 Restoran...70

4.2.2.1 Furniture dan Material...73

4.2.3 Kamar Deluxe Pool Sultan...74

4.2.3.1 Furniture dan Material...78

4.2.4 Kamar Deluxe Garden Ong Tien...80

4.2.4.1 Furniture dan Material...83

4.2.5 Kamar Deluxe Kaputren...85

4.2.5.1 Furniture dan Material...88

4.3 Skema Material...90

BAB V : KESIMPULAN...91


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Viceroy Resort Ubud, Bali...35

Gambar 2.2 Site Victory Resort...36

Gambar 2.3 Layout Terrace Villa...36

Gambar 2.4 Layout Deluxe Terrace Villa...37

Gambar 2.5 Layout Viceroy Villa...37

Gambar 2.6 Layout Vice Regal Villa...38

Gambar 2.7 Viceroy Resort...39

Gambar 2.8 Hotel Stevie G, Bandung...39

Gambar 2.9 Kamar tematik sepak bola...40

Gambar 2.10 Kamar tematik piknik...40

Gambar 2.11 Kamar tematik The Author...41

Gambar 3.1 Gerbang utama Selasar Sunaryo...43

Gambar 3.2 Denah general Selasar Sunaryo Art Space...44

Gambar 3.3 Zoning Blocking Lt. Atas...53

Gambar 3.4 Zoning Blocking Lt. Bawah...53

Gambar 3.5 Penghawaan alami...58

Gambar 3.6 Pencahayaan di pool area...58

Gambar 3.7 Pencahayaan di kamar...59

Gambar 4.1 Gerbang masuk hotel...64


(7)

!

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

!

vii!

Gambar 4.3 Gambar kerja potongan lobby...65

Gambar 4.4 Retail Gajah Nguling hotel...66

Gambar 4.5 Ruang Gajah Nguling Keraton Cirebon...67

Gambar 4.6 Gambar kerja detail kaki joglo Gajah Nguling...67

Gambar 4.7 Bentuk implementasi Kutagara Wadasan...68

Gambar 4.8 Gambar kerja gapura...69

Gambar 4.9 Bentuk implementasi kaki Joglo...70

Gambar 4.10 Maulud Resto...70

Gambar 4.11 Gambar kerja restoran...71

Gambar 4.12 Maulud Resto...71

Gambar 4.13 Maulud Resto dining area...72

Gambar 4.14 Gambar kerja potongan restoran...72

Gambar 4.15 Bentuk implementasi joglo...73

Gambar 4.16 Gambar kerja detai interior meja buffet...74

Gambar 4.17 Deluxe Pool Sultan...74

Gambar 4.18 Gambar kerja denah...75

Gambar4.19 Kamar mandi Deluxe Pool Villa...76

Gambar4.20 Furniture bathtub...76

Gambar 4.21 Gambar kerja potongan...77

Gambar4.22 Kasur tipe kamar Deluxe Pool Sultan...78

Gambar4.23 Gambar kerja detail furniture kasur...79


(8)

Gambar4.25 Gambar kerja detail furniture sofa...80

Gambar4.26 Layout furni Deluxe Garden Ong Tien...80

Gambar4.27 Ruang tamu Deluxe Garden Ong Tien...81

Gambar4.28 Gambar kerja potongan...82

Gambar4.29 Private garden...83

Gambar4.30 Lounge chair garden...83

Gambar4.31 Jendela kamar dengan ornamen teratai...84

Gambar 4.32 Gambar kerja detail interior jendela...85

Gambar4.33 Kamar tipe Deluxe...85

Gambar4.34 Gambar kerja denah...86

Gambar4.35 Ruang tamu tipe Deluxe...87

Gambar 4.36 Gambar kerja potongan...88

Gambar4.37 Kasur tipe Deluxe Room...88

Gambar4.38 Kursi ruang tamu tipe kamar Deluxe...89


(9)

 

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, oleh karena itu disebut juga sebagai Nusantara. Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda dengan semboyan nasional Indonesia, “Bhineka tunggal ika” yang berarti keberagaman yang membentuk Negara. Pulau Jawa merupakan salah satu pulau besar di Indonesia dengan jumlah penduduk yang padat dan perkembangan ekonomi yang pesat. Salah satunya Jawa Barat dengan ibukota Bandung. Pada tahun 2007, British Council menjadikan kota

Bandung sebagai pilot projeanct yaitu kota terkreatif se-Asia Timur. Saat

ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama yang dilihat

oleh para wisatawan dan pendidikan. Bandung adalah kota

pariwisataw dan pendidikan seperti yang dinyatakan oleh Ridwan Kamil dalam #AkberBDG Inspirasi & Cara Membangun Kota bersama Wali Kota Bandung tahun 2014, yaitu “Bandung kini sangat dilihat dunia Internasional”. Bandung sebagai kota yang diminati para wisatawan dan pendidikan tentunya nilai-nilai penting seperti budaya dan sejarah harus tetap di pertahankan. Bandung yang diminati oleh pariwisatawan menjadi sasaran utama bagi meningkatkan dan memperkenalkan budaya kepada pariwisatawan tersebut.

Dewasa ini dengan berkembangnya teknologi memberikan dampak kepada lunturnya budaya lokal. Teknologi yang semakin canggih mempercepat pengaruh budaya luar masuk ke dalam budaya kita, sehingga banyak dari kita melupakan akan budaya sendiri. Dapat kita lihat khususnya pada bidang arsitektur dan interior bangunan banyak dipengaruhi budaya dan gaya dari luar. Sangat disayangkan bila nilai-nilai tersebut hilang khususnya pada bagian arsitektur dan interior bangunan, sebagaimana


(10)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2 Bandung menjadi objek utama pariwisata dan pendidikan untuk pengenalan dan pelestarian nilai budaya tradisional. Pelestarian nilai-nilai budaya tradisional dapat terwujud bila kita sadar dan dapat menerapkannya ke dalam kehidupan kita. Perancangan hotel butik resor menjadi tujuan utama bagi pariwisata di kota Bandung dengan menerapkan unsur tradisional ke dalam perancangan sebagai salah satu bentuk dari wujud pelestarian budaya.

Bandung sebagai kota pendidikan yang dilatar belakangi oleh sejarah dan budaya yang begitu kental menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan untuk mengenal dan mengetahui sejarah dan budaya khususnya di Jawa Barat melalui perancangan desain hotel ini. Salah satu sejarah yang dikenal bahwa di Jawa Barat khususnya di Cirebon memiliki peninggalan berupa Keraton yang sampai saat ini masih berjalan dan menjadi pusat pemerintahan kota Cirebon yang dipimpin oleh Sultan. Keraton tersebut bernama Keraton Kasepuhan yang didirikan pada tahun 1430 seperti yang dikutip oleh Redaksi Seputar Cirebon 2015. Dengan memunculkan sejarah Keraton Cirebon dalam perancangan ini menjadi bentuk atau wujud dari pelestarian budaya khususnya di tatar Sunda. Bagi para masyarakat lokal Bandung diharapkan dapat bernostalgia dan melestarikan budaya Jawa Barat dan dapat terus dikenang , sedangkan bagi para masyarakat luar Bandung atau para wisatawan dapat mengenal dan mengetahui sejarah budaya di tatar Sunda.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Dewasa ini masalah yang kita hadapi yaitu lunturnya nilai sejarah dan budaya khususnya di bidang arsitektur maupun interior. Dalam sepuluh tahun terakhir, saat proses alkulturasi semakin meningkat, percampuran berbagai unsur hasil karya budaya pada bangunan semakin tampak. terdapat dua kecenderungan percampuran tersebut yaitu pertama, sebagian ideologi arsitektural berkembang ke arah eklektisisme yang terkadang


(11)

 

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 3

lepas dari nilai-nilai kedaerahan, dan kedua tetap berusaha untuk mencari perpaduan harmonis dengan unsur-unsur kedaerahan ataupun tradisional. Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas maka dapat ditarik beberapa permasalahan yaitu lunturnya wujud pelestarian budaya khususnya di bidang arsitektur dan interior. Dengan itu perancangan hotel ini adalah bentuk dari pelestarian budaya juga sebagai bentuk apresiasi.

1.3 IDE DAN GAGASAN PERANCANGAN

Perancangan resort boutique hotel ini mengambil sejarah dari Kerajaan

Pajajaran sebagaimana Bandung menjadi bagian dari kerajaan tersebut. Peninggalan dari Kerajaan Pajajaran yang sampai saat ini masih ada keberadannya yaitu sebuah Keraton yang berada di Cirebon Jawa Barat. Keraton Kasepuhan berisi dua komplek bangunan bersejarah yaitu Dalem Agung Pakungwati yang didirikan pada tahun 1430 oleh Pangeran Cakrabuana dan komplek keraton Pakungwati (sekarang disebut keraton Kasepuhan) yang didirikan oleh Pangeran Mas Zainul Arifin pada tahun 1529 M. Pangeran Cakrabuana bersemayam di Dalem Agung Pakungwati,

Cirebon (Afifa, Sudaryon, Adi 2007, hal 3). Keraton Kasepuhan ini lah

yang menjadi tema utama dalam perancangan hotel ini sebagai bentuk pelestarian budaya dan sejarah dalam bidang arsitektur dan interior. Pembagian ruang dalam perancangan hotel ini merupakan bentuk dari implementasi hirarki ruang yang ada pada bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon.

1.4 RUMUSAN MASALAH

Lunturnya nilai budaya dan sejarah khususnya dibidang arsitektur dan interior menjadi masalah utama dalam perancangan agar kembalinya nilai-nilai tersebut dan mempertahankannya. Maka dari itu timbul pertanyaan masalah sebagai berikut :


(12)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 4

1. Bagaimana merancang hotel dengan menerapkan nilai-nilai dan

unsur budaya dari Keraton Cirebon?

2. Bagaimana merancang hotel sebagai bentuk dari apresiasi budaya

khususnya di bidang interior?

1.5 TUJUAN PERANCANGAN

Masalah lunturnya budaya dalam bidang arsitektur dan interior menjadikan tujuan dalam perancangan ini yaitu melestarikan nilai-nilai budaya dan sejarah serta mempertahankannya. Adapun beberapa tujuan perancangan sebagai berikut :

1. Menciptakan desain yang eklektik dengan memasukan unsur budaya

yang tradisional ke dalam bangunan modern.

2. Mengangkat sejarah hirarki bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon

yang di implementasikan ke dalam hirarki ruang hotel.

1.6 MANFAAT PERANCANGAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang terlampir di atas,

penulis melampirkan beberapa manfaat dalam perancangan resort

boutique hotel, yaitu :

1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan dan khusunya bidang desain interior. Diharapkan penelitian ini dapat diteruskan dan dipertahankan guna melestarikan nilai budaya dan sejarah di bidang interior.


(13)

 

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5

2) Manfaat Praktis

Manfaat bagi masyarakat diharapkan dapat mewujudkan pelestarian budaya di tatar Sunda dan memperkenalkan budaya kepada pariwisatawan. Laporan ini dapat menjadi masukan pengetahuan dengan tujuan perkembangan serta kemajuan dalam bidang desain khususnya desain interior hotel. Sebagai desainer interior diharapkan nilai-nilai budaya dan sejarah tidak dilupakan dan menjadi acuan dalam mendesain. Perancangan dan penelitian hotel butik resor yang mengangkat budaya dan sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan ilmu yang bermanfaat sehingga bisa menjadi pedoman bagi diri sendiri dan oang lain. Perancangan ini juga menjadikan pola pikir penulis semakin baik dalam proses perancangan desain serta menambah ilmu dan wawasan akan budaya tradisional.

1.7 RUANG LINGKUP PERANCANGAN

Ruang lingkup dalam perancangan hotel butik resor Keraton Cirebo dengan menyediakan beberapa fasilitas sebagai berikut :

1. Kuncung Lobby

Area depan atau area utama pada hotel yang menggambarkan keseluruhan konsep (ciri khas). Lobby ini menggambarkan suasan pada area ruang tamu Keraton Kasepuhan Cirebon.

2. Restoran Maulud

Area dimana tamu hotel yang menginap dapat mendapatkan

sarapan pagi (breakfast) di restoran. Restoran yang bergaya

Jawa dan Cirebon ini berupa outdoor dengan pendopo sebagai

area buffet dan tempat makan indoor.

3. Kamar Hotel

Kamar hotel yang tematik dengan konsep Keraton Cirebon. Kamar tematik menjadi konsep utama dalam perancangan ini. Adapun pembagian tiga desain kamar yang berbeda yaitu :


(14)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 6

a. Kamar Deluxe Pool Sultan

Desain kamar yang berlatar belakang asal dari Sultan Keraton Cirebon yang di implementasikan dari peninggalan yang masih ada sekarang.

b. Kamar Deluxe Garden Ong Tien

Desain kamar yang berlatang belakang asal dari Putri Ong Tien yang merupakan istri dari Sultan. Putri Ong Tien berasal dari negeri China pada zaman kerajaan Dinasti Ming. Desain kamar menggambarkan suasana kamar putri China yang dipengaruhi budaya Cirebon.

c. Kamar Deluxe Kaputren

Desain kamar yang berlatang belakang selir-selir Sultan. Desain kamar ini menggambarkan suasana kamar selir dengan pengaruh budaya China dan Cirebon.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan pendahuluan mengenai latar belakang

masalah, identifikasi masalah, ide dan gagasan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori pendukung, literatur, ergonomi, literatur konsep, dan studi banding yang sudah dilakukan terkait objek perancangan.


(15)

 

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 7

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Bab ini berisi analisa fisik dan fungsi dari objek perancangan,

identifikasi user, struktur organisasi, flow activity, bubble diagram,

zoning bloking pada objek perancangan.

BAB IV HOTEL BUTIK RESOR KERATON CIREBON Bab ini berisi hasil akhir desain yang berupa implementasi dari konsep yang bertema Keraton Cirebon.

BAB V SIMPULAN

Bab ini menjelaskan simpulan dari semua bab yang menjawab pertanyaan dari semua masalah dan saran.


(16)

BAB V SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan melalui kajian pustaka dan observasi ke lapangan, dapat ditarik beberapa simpulan mengenai gaya eklektik dalam perancangan resor butik hotel dengan tema Keraton Cirebon. Adapun nilai-nilai pada bangunan Keraton sebagai elemen desain yang harus tetap dipertahankan dalam perancangan hotel ini yaitu :

1. Bentuk, segala bentuk elemen interior dipengaruhi 3 budaya yaitu Jawa,

Belanda, dan Tionghoa.

2. Warna, Hijau, emas, kuning, oranye, merah, coklat kemerahan, dan putih,

yang banyak dipengaruhi budaya Tionghoa.

3. Ornamen mega mendung dan kembang teratai pada ukiran detail interior.

4. Skala monumental dengan adanya pilar-pilar dan bangunan besar lainnya

seperti joglo.

Nilai-nilai lainnya yang tetap dipertahankan berada pada bagian tata letak ruang Keraton yang diimplementasikan ke dalam tata ruang perancangan hotel ini yaitu :

1. Kutagara Wadasan diimplementasikan ke dalam gapura hotel

Gapura yang bercat putih dengan gaya khas Cirebon, gaya Cirebon tampak pada bagian bawah kaki gapura yang berukiran wadasan dan bagian atas dengan ukiran mega mendung. Arti ukiran tersebut seseorang harus mempunyai pondasi yang kuat.

2. Kuncung diimplementasikan ke dalam lobby hotel

Dibangun oleh Sultan Sepuh I Syamsudin Martawidjaja pada tahun 1678 yang digunakan parkir kendaraan sultan.

3. Jinem Pangrawit diimplementasikan ke dalam resepsionis hotel

Tempat Pangeran Patih dan wakil sultan dalam menerima tamu.


(17)

 

  UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 92

Ruangan ini dibuat agar musuh tidak langsung lurus menuju sultan. Ruangan ini berupa Joglo yang terdapat di dalam ruangan.

5. Dalem Arum diimplementasikan ke dalam kamar hotel

Tempat tinggal Sultan yang terdiri dari

a) Kamar Sultan - 3 tipe kamar hotel

b) Taman Dewandaru - swimming pool

c) Dapur Maulud - restoran

Dengan tetap mempertahankan nilai-nilai yang ada pada bangunan Keraton Cirebon, perancangan hotel butik resor ini merupakan bentuk dari pelestarian budaya pada bidang arsitektur dan interior, dimana dewasa ini nilai-nilai tersebut mulai luntur. Dengan mengangkat sejarah dan budaya Cirebon sebagai konsep dari perancangan hotel butik resor ke dalam bangunan modern yaitu dengan memilih gaya eklektik, artinya percampuran beberapa gaya desain dari beberapa periode waktu dan tempat yang berbeda dan dipadukan menjadi satu serta memadukan unsur tradisional ke dalam bangunan modern. Dimana dalam perancangan hotel ini, unsur budaya menjadi nilai tambah pada perancangan bangunan modern. Perancangan hotel butik resor dengan tema Keraton Cirebon diharapkan dapat menjadi edukasi dan melahirkan rasa nostalgia kembali pada masa sejarah khususnya di Tatar Sunda. Perancangan ini juga dibuat dengan tujuan sebagai apresiasi penulis pada sejarah dan budaya Keraton Cirebon yang sampai sekarang masih ada keberadaannya dan masih berjalan sebagai pusat pemerintahan kota Cirebon.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Beal Gillian. 2002, Island Style Tropical Dream Houses in Indonesia, Tuttle,

U.S.A.

Bowden David. 2015, Enchanting Indonesia, Jb, England.

Gocher Jill. 1990, The Times Travel Library Cirebon, Times Editions,

Singapore

Harisah, A., Sastrosasmito, S., Hatmoko, A.U. 2007, Eklektisisme dan Arsitektur Eklektik : Prinsip dan Konsep Desain, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Imaji. 2014, Craftmanship : Material Consciousness, PT Imaji, Jakarta.

Poesponegoro, Marwati Djoened. 1993, Sejarah Nasional Indonesia II, Balai

Pustaka, Jakarta.

Vatikiotis Michael. 2006, Indonesia Island of The Imagination, Tuttle, Tokyo.

B. Makalah, Karya Ilmiah, dan Internet

Kusumowidagdo Astrid. 2013, Etika Lingkungan pada Karya Desain ,

Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain , Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Sastrayuda Gumelar, Handout Mata Kuliah Konsep Resort and Leisure.

Redaksi Seputar Cirebon. 2013. Wisata Sejarah di Keraton Kasepuhan

Cirebon. Diambil dari: http://www.seputar-cirebon.com/wisata-sejarah-d i-keraton-kasepuhan-cirebon/. (22 Okrober 2015)

Edupaint. 2013. Eklektik Lambang Kebebasan Ekspresi dalam Desain


(19)

 

  UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 95

unik-interior/4561-eklektik-lambang-kebebasan-ekspresi-dalam-desain- arsitektur.html. (19 April 2016

     


(1)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 6 a. Kamar Deluxe Pool Sultan

Desain kamar yang berlatar belakang asal dari Sultan Keraton Cirebon yang di implementasikan dari peninggalan yang masih ada sekarang.

b. Kamar Deluxe Garden Ong Tien

Desain kamar yang berlatang belakang asal dari Putri Ong Tien yang merupakan istri dari Sultan. Putri Ong Tien berasal dari negeri China pada zaman kerajaan Dinasti Ming. Desain kamar menggambarkan suasana kamar putri China yang dipengaruhi budaya Cirebon. c. Kamar Deluxe Kaputren

Desain kamar yang berlatang belakang selir-selir Sultan. Desain kamar ini menggambarkan suasana kamar selir dengan pengaruh budaya China dan Cirebon.

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan pendahuluan mengenai latar belakang

masalah, identifikasi masalah, ide dan gagasan perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori pendukung, literatur, ergonomi, literatur konsep, dan studi banding yang sudah dilakukan terkait objek perancangan.


(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 7

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Bab ini berisi analisa fisik dan fungsi dari objek perancangan, identifikasi user, struktur organisasi, flow activity, bubble diagram, zoning bloking pada objek perancangan.

BAB IV HOTEL BUTIK RESOR KERATON CIREBON

Bab ini berisi hasil akhir desain yang berupa implementasi dari konsep yang bertema Keraton Cirebon.

BAB V SIMPULAN

Bab ini menjelaskan simpulan dari semua bab yang menjawab pertanyaan dari semua masalah dan saran.


(3)

  UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 91 BAB V

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan melalui kajian pustaka dan observasi ke lapangan, dapat ditarik beberapa simpulan mengenai gaya eklektik dalam perancangan resor butik hotel dengan tema Keraton Cirebon. Adapun nilai-nilai pada bangunan Keraton sebagai elemen desain yang harus tetap dipertahankan dalam perancangan hotel ini yaitu :

1. Bentuk, segala bentuk elemen interior dipengaruhi 3 budaya yaitu Jawa, Belanda, dan Tionghoa.

2. Warna, Hijau, emas, kuning, oranye, merah, coklat kemerahan, dan putih, yang banyak dipengaruhi budaya Tionghoa.

3. Ornamen mega mendung dan kembang teratai pada ukiran detail interior.

4. Skala monumental dengan adanya pilar-pilar dan bangunan besar lainnya

seperti joglo.

Nilai-nilai lainnya yang tetap dipertahankan berada pada bagian tata letak ruang Keraton yang diimplementasikan ke dalam tata ruang perancangan hotel ini yaitu :

1. Kutagara Wadasan diimplementasikan ke dalam gapura hotel

Gapura yang bercat putih dengan gaya khas Cirebon, gaya Cirebon tampak pada bagian bawah kaki gapura yang berukiran wadasan dan bagian atas dengan ukiran mega mendung. Arti ukiran tersebut seseorang harus mempunyai pondasi yang kuat.

2. Kuncung diimplementasikan ke dalam lobby hotel

Dibangun oleh Sultan Sepuh I Syamsudin Martawidjaja pada tahun 1678 yang digunakan parkir kendaraan sultan.

3. Jinem Pangrawit diimplementasikan ke dalam resepsionis hotel Tempat Pangeran Patih dan wakil sultan dalam menerima tamu. 4. Gajah Nguling diimplementasikan ke dalam hall lobby


(4)

Ruangan ini dibuat agar musuh tidak langsung lurus menuju sultan. Ruangan ini berupa Joglo yang terdapat di dalam ruangan.

5. Dalem Arum diimplementasikan ke dalam kamar hotel

Tempat tinggal Sultan yang terdiri dari a) Kamar Sultan - 3 tipe kamar hotel

b) Taman Dewandaru - swimming pool

c) Dapur Maulud - restoran

Dengan tetap mempertahankan nilai-nilai yang ada pada bangunan Keraton Cirebon, perancangan hotel butik resor ini merupakan bentuk dari pelestarian budaya pada bidang arsitektur dan interior, dimana dewasa ini nilai-nilai tersebut mulai luntur. Dengan mengangkat sejarah dan budaya Cirebon sebagai konsep dari perancangan hotel butik resor ke dalam bangunan modern yaitu dengan memilih gaya eklektik, artinya percampuran beberapa gaya desain dari beberapa periode waktu dan tempat yang berbeda dan dipadukan menjadi satu serta memadukan unsur tradisional ke dalam bangunan modern. Dimana dalam perancangan hotel ini, unsur budaya menjadi nilai tambah pada perancangan bangunan modern. Perancangan hotel butik resor dengan tema Keraton Cirebon diharapkan dapat menjadi edukasi dan melahirkan rasa nostalgia kembali pada masa sejarah khususnya di Tatar Sunda. Perancangan ini juga dibuat dengan tujuan sebagai apresiasi penulis pada sejarah dan budaya Keraton Cirebon yang sampai sekarang masih ada keberadaannya dan masih berjalan sebagai pusat pemerintahan kota Cirebon.


(5)

  UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 94

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Beal Gillian. 2002, Island Style Tropical Dream Houses in Indonesia, Tuttle,

U.S.A.

Bowden David. 2015, Enchanting Indonesia, Jb, England.

Gocher Jill. 1990, The Times Travel Library Cirebon, Times Editions,

Singapore

Harisah, A., Sastrosasmito, S., Hatmoko, A.U. 2007, Eklektisisme dan Arsitektur Eklektik : Prinsip dan Konsep Desain, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Imaji. 2014, Craftmanship : Material Consciousness, PT Imaji, Jakarta.

Poesponegoro, Marwati Djoened. 1993, Sejarah Nasional Indonesia II, Balai

Pustaka, Jakarta.

Vatikiotis Michael. 2006, Indonesia Island of The Imagination, Tuttle, Tokyo.

B. Makalah, Karya Ilmiah, dan Internet

Kusumowidagdo Astrid. 2013, Etika Lingkungan pada Karya Desain ,

Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain , Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Sastrayuda Gumelar, Handout Mata Kuliah Konsep Resort and Leisure.

Redaksi Seputar Cirebon. 2013. Wisata Sejarah di Keraton Kasepuhan

Cirebon. Diambil dari: http://www.seputar-cirebon.com/wisata-sejarah-d i-keraton-kasepuhan-cirebon/. (22 Okrober 2015)

Edupaint. 2013. Eklektik Lambang Kebebasan Ekspresi dalam Desain


(6)

unik-interior/4561-eklektik-lambang-kebebasan-ekspresi-dalam-desain- arsitektur.html. (19 April 2016