Peranan ABC System dalam Perhitungan Harga Pokok untuk Penetapan Harga Jual.

(1)

ABSTRACK

Industry competition lately become increasingly stringent. Therefore, a company requires high competitiveness to maintain the continuity of the industry. Appropriate cost calculation method is needed by an enterprise, therefore, this study discusses the relationship between Activity-based costing system as the dependent variable in the calculation of the cost of bread and determining the selling price as independent variables. The research method used is descriptive analytical method, namely a study conducted by collecting data costs incurred in PT. X, present it so that gives an idea of the actual state of the PT. X. whether PT. X is properly classifying costs, calculate the cost of bread with the right, and set the selling price of bread properly. It also conducted analyzing the cost data resulting in the calculation of cost price selling price of bread and bread is more appropriate. Then, from analyzing the conclusions drawn and suggestions. The result showed that the PT. X does not categorize the costs incurred by the right. In addition, PT. X does not count the cost of the product because they do not charge the existing fee into each product, but only include material cost into the cost of the product. Calculation error resulted in fundamental error of calculation for determining the selling price. The results showed significant differences between the calculations before and after using the Activity-based costing system. Calculation using Activity-based costing system produces a more accurate cost of goods so it can be a good base to set the selling price. Determination of appropriate price determination is supported by mark-ups that should consider deposit rates, the competitive situation, and the buying power of customers.


(2)

ABSTRAK

Persaingan industri akhir-akhir ini menjadi semakin ketat. Oleh karena itu suatu perusahaan membutuhkan daya saing yang tinggi untuk mempertahankan kelangsungan industrinya. Metode perhitungan biaya yang tepat sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan, oleh karena itu penelitian ini membahas tentang hubungan antara Activity-based costing system sebagai variabel dependen dengan perhitungan harga pokok roti dan penetapan harga jual sebagai variabel independen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data biaya yang terjadi di PT. X, menyajikannya sehingga memberi gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya dari PT. X. apakah PT. X sudah mengelompokan biaya dengan tepat, menghitung harga pokok roti dengan tepat, dan menetapkan harga jual roti dengan tepat. Selain itu juga dilakukan penganalisisan data biaya tersebut sehingga menghasilkan perhitungan harga pokok roti dan harga jual roti yang lebih tepat. Kemudian, dari penganalisisan tersebut diambil simpulan dan saran. Hasil penelitian menunjukan bahwa PT. X tidak mengelompokan biaya yang terjadi dengan tepat. Selain itu, PT. X tidak menghitung harga pokok produk dengan benar karena tidak membebankan seluruh biaya yang ada ke setiap produk, melainkan hanya memasukan biaya material ke dalam harga pokok produk. Kesalahan perhitungan tersebut mengakibatkan kesalahan dasar perhitungan untuk penetapan harga jual. Hasil pembahasan menunjukan perbedaan yang signifikan antara perhitungan sebelum dan sesudah menggunakan Activity-based costing system. Perhitungan menggunakan Activity-based costing system menghasilkan harga pokok yang lebih tepat sehingga dapat menjadi dasar yang baik untuk menetapkan harga jual produk. Penetapan harga jual yang tepat didukung oleh penetapan mark-up yang harus mempertimbangkan bunga deposito, situasi persaingan, dan daya beli pelanggan.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACK...vi

ABSTRAK...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiv

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang Penelitian...1

1.2. Identifikasi Masalah...3

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian...4

1.4. Kegunaan Penelitian...5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN...6

2.1. Kajian Pustaka...6

2.1.1. Biaya...6

2.1.2. Harga Pokok Produksi...8

2.1.2.1. Pengertian Harga Pokok Produksi...8


(4)

2.1.3. Sistem Biaya Tradisional...12

2.1.3.1. Pengertian Sistem Biaya Tradisional...12

2.1.3.2. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Sistem Biaya Tradisional...13

2.1.3.3. Kelemahan dan Kelebihan Sistem Biaya Tradisional...14

2.1.4. Activity-Based Costing System...15

2.1.4.1. Pengertian Activity-Based Costing System...15

2.1.4.2. Struktur Activity-Based Costing System...15

2.1.4.2.1. Aktivitas...15

2.1.4.2.2. Cost Driver...17

2.1.4.2.3. Cost Pool...18

2.1.4.3. Pembebanan Biaya Overhead dalam Activity-Based Costing System...18

2.1.4.4. Manfaat Perhitungan Biaya Overhead Berdasarkan Aktivitas...19

2.1.4.5. Kelemahan dan Kelebihan Activity-Based Costing...19

2.1.5. Perbedaan Sistem Biaya Tradisional dan Activity-Based Costing System...21

2.2. Kerangka Pemikiran...21

BAB III METODE PENELITIAN...24

3.1. Objek Penelitian...24

3.2. Jenis Penelitian...25


(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...27

4.1. Sejarah Singkat Perusahaan...27

4.2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas...28

4.3. Produk Perusahaan...31

4.4. Proses Produksi...32

4.5. Biaya-Biaya yang Terjadi pada PT. X...34

4.6. Pengelompokan Biaya dan Perhitungan Harga Pokok Produk di PT. X...37

4.6.1. Pengelompokan Biaya di PT. X...37

4.6.2. Sistem Perhitungan Harga Pokok Produk di PT. X...39

4.6.3. Sistem Perhitungan Harga Jual Produk di PT. X...42

4.7. Pembahasan Mengenai Pengelompokan Biaya, Perhitungan Harga Pokok Roti, dan Penetapan Harga Jual di PT. X...43

4.7.1. Pengelompokan Biaya...44

4.7.2. Sistem Perhitungan Harga Pokok Produk dengan Menggunakan Activity-Based Costing System...51

4.7.3. Sistem Perhitungan Harga Jual Produk...90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...95

5.1. Simpulan...95

5.2. Saran...96

DAFTAR PUSTAKA...98

LAMPIRAN...99


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Konsep Laporan Harga Pokok Produksi...11 Gambar 2 Skema Metodologi Penelitian...26 Gambar 3 Struktur Organisasi PT. X...28


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Perincian Bahan Baku Per Bulan...34

Tabel II Biaya Bahan Baku Produk per unit...40

Tabel III Perhitungan Harga Jual Roti per Unit (Rp)...42

Tabel IV Pengelompokan Biaya Produksi...45

Tabel V Pengelompokan Biaya non Produksi...49

Tabel VI Perhitungan Biaya Bahan Baku Roti per Unit...53

Tabel VII Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp)...55

Tabel VIII Aktivitas-aktivitas Bagian Produksi...55

Tabel IX Biaya Gaji dan THR Pegawai Umum dan Pegawai Pembersih...56

Tabel X Alokasi Biaya Sewa Gedung per Aktivitas dalam Bulan...57

Tabel XI Alokasi Biaya Rekening Listrik per Aktivitas dalam Bulan...58

Tabel XII Alokasi Biaya Pemeliharaan Oven, Mesin aduk, dan Kendaraan per Aktivitas dalam Bulan...60

Tabel XIII Alokasi Biaya Pemeliharaan Peralatan Pabrik per Aktivitas dalam Bulan...60

Tabel XIV Perhitungan Penyusutan Oven, Mesin Aduk, Kendaraan, Telepon, dan Peralatan Pabrik...62

Tabel XV Alokasi Biaya Penyusutan Mesin aduk, Oven, dan Kendaraan...63

Tabel XVI Alokasi biaya Penyusutan telepon dan Peralatan Pabrik per Aktivitas dalam Bulan...63

Tabel XVII Alokasi Biaya Bahan Bakar Oven per Aktivitas dalam Bulan...63

Tabel XVIII Alokasi Biaya Bahan Bakar Kendaraan per Aktivitas dalam Bulan....64


(8)

Tabel XX Alokasi Biaya Rekening Telepon per Aktivitas dalam Bulan...66

Tabel XXI Konsumsi Biaya Overhead Pada Masing-masing Aktivitas dalam Bulan...68

Tabel XXII Tarif Biaya Overhead per Aktivitas dalam Bulan...68

Tabel XXIII Perhitungan Biaya Overhead Per unit Produk...69

Tabel XXIV Perhitungan Harga Pokok Produksi per Produk dalam Unit...71

Tabel XXV Alokasi Biaya Pemasaran per Aktivitas per Bulan...76

Tabel XXVI Perhitungan Tarif Biaya Pemesanan per Aktivitas per Bulan...77

Tabel XXVII Perhitungan Biaya Pemasaran per Bulan per Unit Produk...79

Tabel XXVIII Alokasi Biaya Administrasi per Aktivitas per Bulan...83

Tabel XXIX Perhitungan Tarif Biaya Administrasi dan Umum...84

Tabel XXX Perhitungan Biaya Administrasi per Bulan per Unit Produk...84

Tabel XXXI Perhitungan Harga Pokok Roti PT. X per Unit (dalam Rupiah)...88

Tabel XXXII Perbandingan Harga Pokok Roti per Unit (dalam Rupiah)...89

Tabel XXXIII Perhitungan Harga Jual Roti PT. X per Unit (dalam Rupiah)...92


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Penjualan Roti per Jenis per Bulan (dalam Unit)...99 Lampiran B Biaya Bahan Baku Produk per unit...100 Lampiran C Perhitungan Biaya Bahan Baku Roti per Unit...103 Lampiran D Konsumsi Biaya Overhead Pada Masing-masing

Aktivitas dalam Bulan...106 Lampiran E Perhitungan Biaya Overhead Per unit Produk...107


(10)

Bab I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Penelitian

Seiring dengan ketatnya persaingan di dunia industri dewasa ini, maka sudah menjadi sebuah keharusan bagi setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang ini untuk selalu meningkatkan efisiensi dan efektifitas prosesnya guna meningkatkan daya saing perusahaan tersebut. Contohnya adalah sektor industri pangan yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan memperluas lapangan kerja (Wirakartakusumah & Syah, 2000). Selain itu, industri pangan ini juga berperan penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Harga jual merupakan faktor yang amat penting untuk dapat bertahan pada industri tersebut. Harga jual adalah besarnya harga yang akan dibebankan kepada konsumen yang diperoleh atau dihitung dari biaya produksi ditambah biaya non produksi dan laba yang diharapkan. Perusahaan harus dapat menghitung harga jual dengan tepat untuk mencapai keunggulan. Harga jual tidak boleh terlalu rendah agar dapat menutupi semua biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan dan juga memberikan keuntungan yang diinginkan, dan harga jual ini juga tidak boleh terlalu tinggi agar perusahaan tetap dapat bersaing dengan para pesaing-pesaingnya.


(11)

pemanufakturan yang maju, pada keanekaragaman produk yang tinggi (Bunyamin Lumenta, 2001). Biaya produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi biaya tradisional memberikan informasi biaya yang terdistorsi. Distorsi timbul karena adanya ketidakakuratan dalam pembebanan biaya, sehingga mengakibatkan kesalahan penentuan biaya, pembuatan keputusan, perencanaan, dan pengendalian (Supriyono, 2000: 259). Distorsi tersebut juga mengakibatkan undercost/overcost terhadap produk (Hansen & Mowen, 2005: 134).

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, kemudian pada tahun 1800-an dan awal 1900-an lahirlah suatu sistem penentuan harga pokok produk berbasis aktivitas yang dirancang untuk mengatasi distorsi pada akuntansi biaya tradisional. Sistem akuntansi ini disebut Activiyt-based costing. Definisi metode Activity-based costing (ABC) merupakan suatu sistem kalkulasi biaya yang pertama kali menelusuri biaya ke aktivitas dan kemudian ke produk (Hansen & Mowen, 2005: 134).

Oleh karena itu, akhirnya dipilih P.T. X sebagai subjek penelitian tentang penentuan harga pokok produk menggunakan Activity-based-costing system dalam membantu menetapkan harga jual dengan tepat sehingga perusahaan dapat bersaing dengan para pesaingnya.

Dari gambaran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Peranan ABC System dalam Perhitungan Harga Pokok untuk Penetapan Harga Jual”


(12)

1.2. Identifikasi Masalah

Penelitian dilakukan terhadap P.T. X yang merupakan perusahaan yang memproduksi dan menjual roti. Perusahaan memproduksi roti secara teratur, dimana pembeli produk perusahaan biasanya merupakan distributor yang membeli dalam jumlah besar. Dengan demikian, harga jual merupakan hal penting yang menjadi bahan pertimbangan pembeli produk perusahaan mengingat persaingan di industri Indonesia yang sudah ketat. Perubahan harga yang sekecil apapun akan berdampak besar untuk penjualan produk dalam kuantitas yang besar. Meningkatnya persaingan dalam indutri ini menuntut perusahaan untuk mempunyai suatu keunggulan agar dapat terus mempertahankan kelangsungan usahanya. Untuk itu perusahaan harus dapat menetapkan harga jual produk dengan wajar, dan hal tersebut dapat dilakukan apabila perusahaan dapat menghitung harga pokok produk dengan tepat. Harga pokok produk yang dibahas dalam penelitian ini merupakan biaya penuh (full cost) sehingga meliputi biaya produksi dan non produksi.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Apakah perusahaan sudah mengelompokan biaya dengan tepat?

2. Apakah perusahaan sudah membebankan biaya dan melakukan perhitungan harga pokok produk dengan tepat?

3. Apakah perusahaan sudah menetapkan mark up dengan tepat untuk perhitungan harga jual?


(13)

4. Apakah perhitungan dengan Activity-based-costing system akan menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang berbeda dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan PT. X?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengelompokan biaya pada PT. X sudah tepat.

2. Untuk mengetahui pembebanan biaya dan perhitungan harga pokok produk yang selama ini dilakukan oleh PT. X sudah tepat.

3. Untuk mengetahui perhitungan harga jual yang selama ini dilakukan PT. X sudah tepat.

4. Untuk mengetahui perhitungan dengan Activity-based-costing system akan menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang berbeda dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan PT. X.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(14)

Dengan penelitian ini, penulis berharap dapat memberi masukan kepada perusahaan dalam melakukan perhitungan harga pokok produk-produk dengan tepat sehingga harga jual yang ditetapkan pun dapat bersaing.

2. Bagi pembaca

Diharapkan hasil penelitian berguna bagi pembaca baik untuk menambah wawasan dan pengetahuan, juga sebagai referensi bagi penelitian sejenis yang akan dilakukan.

3. Bagi penulis

Penelitian ini berguna bagi penulis untuk mengetahui bagaimana pengetahuan teoritis yang diperoleh selama masa perkuliahan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


(15)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1. Ajhs 2. Shd 3. Asda 4. Dad 5. Adad

5.1. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. X dan hasil pembahasan yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. PT. X hanya mengelompokan biaya menjadi dua, yaitu biaya bahan baku dan biaya non bahan baku. Pengelompokan biaya dengan cara seperti ini kurang tepat karena perusahaan tidak membedakan antara biaya langsung dengan biaya tidak langsung, padahal kedua jenis biaya tersebut membutuhkan perlakuan yang berbeda. Pengelompokan biaya yang salah dapat mengakibatkan perusahaan salah menetapkan harga pokoknya.

2. PT. X menjalankan sistem pembebanan biaya yang masih sangat sederhana, yaitu hanya membebankan seluruh biaya bahan baku yang digunakan untuk menetapkan harga pokok setiap produknya. Biaya non bahan baku yang dicatat oleh perusahaan hanya digunakan untuk menghitung keseluruhan laba akhir perusahaan. Sistem pembebanan biaya yang dilakukan PT. X ini kurang tepat. Jika perusahaan hanya membebankan biaya bahan baku untuk harga pokok produknya, maka harga pokok produk yang ditetapkan oleh perusahaan untuk seluruh jenis roti menjadi undercosted.

3. PT. X menetapkan harga jual dengan menambah harga pokok produk yaitu biaya material per produk dengan mark up sebesar 100% dari biaya material untuk menutupi biaya non material yang tidak ditelusuri pada tiap produk.


(16)

Penetapan harga jual dengan cara seperti ini kurang tepat karena ternyata sebagian besar produk ditetapkan dengan harga jual yang terlalu tinggi, yaitu untuk roti tawar, roti kasino, roti manis coklat, roti manis keju, roti spesial merah, roti spesial kecil, roti kotak besar, dan roti kotak kecil. Roti kadet, roti manis susu dan roti manis kacang ditetapkan harga jual yang terlalu rendah. Namun harga jual tersebut masih menutupi harga pokok rotinya.

4. Pembebanan biaya tidak langsung dengan menggunakan Activity-based costing system dapat menghasilkan perhitungan harga pokok dan harga jual yang berbeda dibandingkan dengan perhitungan perusahaan. Perhitungan harga pokok produk menggunakan Activity-based costing system dapat memperlakukan biaya tidak langsung dengan tepat sehingga menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang tepat pula. Dengan perhitungan harga pokok produk yang tepat dan penetapan mark up yang tepat, perusahaan dapat menetapkan harga jual produk yang tepat.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perusahaan sebaiknya mengelompokan seluruh biaya yang terjadi dalam

perusahaan berdasarkan business function. Perusahaan seharusnya membagi biaya menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, sedangkan biaya non produksi terdiri dari biaya pemasaran dan biaya administrasi. Pengelompokan tersebut dilakukan berdasarkan pada fungsi dari biaya-biaya yang terjadi.


(17)

2. Perusahaan dalam menghasilkan perhitungan harga pokok yang tepat sebaiknya perusahaan menggunakan Activity-based costing system dalam membebankan biaya tidak langsung pada produknya. Perhitungan harga pokok produk yang tepat mengacu pada perhitungan harga jual produk yang tepat juga. Dengan demikian penetapan harga jual yang tepat, perusahaan dapat bersaing dengan kompetitornya sehingga dapat terus mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

3. Apabila persaingan semakin ketat dan elastisitas harga konsumen meningkat, maka perusahaan dapat menurunkan harga jual roti untuk semua produk selama batas mark up masih menghasilkan return on investment (ROI) yang di atas bunga deposito bank.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

AL. Haryono Yusup, (2001). Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi Enam. Yogyakarta. STIE YKPN.

Garriso Norren, (2000). Akuntansi Manajerial. Buku I. Jakarta. Salemba Empat Hansen and Mowen, (2000), Akuntansi Biaya: Akuntansi dan Pengendalian Buku I.

Jakarta. Salemba Empat.

Mulyadi, (2001). Akuntansi Biaya. Edisi Delapan. Yogyakarta. STIE YKPN

Mulyadi, (2003). Activity Based Costing System. Edisi Delapan. Yogyakarta. UPP AMP YKPN

Supriyono, (1999). Manajemen Biaya. Edisi Biaya. Yogyakarta. BPFE

Hansen, Don R. & Maryanne M. Mowen. Management Accounting. Oklahoma State University. Sout-Western College Publishing. 2000

Horngren, C.T., 2005. Cost Accounting – A Managerial Emphasis. 12th edition. Pearson Education, Upper Saddle River. New Jersey.

Kaplan, R.S., and Anderson, S.R., 2007. Time-driven Activity-based Costing: A Simpler And More Powerful Path to Higher Profits. Harvard Business School Press. Boston.


(1)

4. Apakah perhitungan dengan Activity-based-costing system akan menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang berbeda dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan PT. X?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengelompokan biaya pada PT. X sudah tepat.

2. Untuk mengetahui pembebanan biaya dan perhitungan harga pokok produk yang selama ini dilakukan oleh PT. X sudah tepat.

3. Untuk mengetahui perhitungan harga jual yang selama ini dilakukan PT. X sudah tepat.

4. Untuk mengetahui perhitungan dengan Activity-based-costing system akan menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang berbeda dibandingkan dengan perhitungan yang dilakukan PT. X.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(2)

Dengan penelitian ini, penulis berharap dapat memberi masukan kepada perusahaan dalam melakukan perhitungan harga pokok produk-produk dengan tepat sehingga harga jual yang ditetapkan pun dapat bersaing.

2. Bagi pembaca

Diharapkan hasil penelitian berguna bagi pembaca baik untuk menambah wawasan dan pengetahuan, juga sebagai referensi bagi penelitian sejenis yang akan dilakukan.

3. Bagi penulis

Penelitian ini berguna bagi penulis untuk mengetahui bagaimana pengetahuan teoritis yang diperoleh selama masa perkuliahan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1. Ajhs

2. Shd

3. Asda

4. Dad

5. Adad

5.1. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. X dan hasil pembahasan yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. PT. X hanya mengelompokan biaya menjadi dua, yaitu biaya bahan baku dan biaya non bahan baku. Pengelompokan biaya dengan cara seperti ini kurang tepat karena perusahaan tidak membedakan antara biaya langsung dengan biaya tidak langsung, padahal kedua jenis biaya tersebut membutuhkan perlakuan yang berbeda. Pengelompokan biaya yang salah dapat mengakibatkan perusahaan salah menetapkan harga pokoknya.

2. PT. X menjalankan sistem pembebanan biaya yang masih sangat sederhana, yaitu hanya membebankan seluruh biaya bahan baku yang digunakan untuk menetapkan harga pokok setiap produknya. Biaya non bahan baku yang dicatat oleh perusahaan hanya digunakan untuk menghitung keseluruhan laba akhir perusahaan. Sistem pembebanan biaya yang dilakukan PT. X ini kurang tepat. Jika perusahaan hanya membebankan biaya bahan baku untuk harga pokok produknya, maka harga pokok produk yang ditetapkan oleh perusahaan untuk seluruh jenis roti menjadi undercosted.

3. PT. X menetapkan harga jual dengan menambah harga pokok produk yaitu biaya material per produk dengan mark up sebesar 100% dari biaya material untuk menutupi biaya non material yang tidak ditelusuri pada tiap produk.


(4)

Penetapan harga jual dengan cara seperti ini kurang tepat karena ternyata sebagian besar produk ditetapkan dengan harga jual yang terlalu tinggi, yaitu untuk roti tawar, roti kasino, roti manis coklat, roti manis keju, roti spesial merah, roti spesial kecil, roti kotak besar, dan roti kotak kecil. Roti kadet, roti manis susu dan roti manis kacang ditetapkan harga jual yang terlalu rendah. Namun harga jual tersebut masih menutupi harga pokok rotinya.

4. Pembebanan biaya tidak langsung dengan menggunakan Activity-based costing system dapat menghasilkan perhitungan harga pokok dan harga jual yang berbeda dibandingkan dengan perhitungan perusahaan. Perhitungan harga pokok produk menggunakan Activity-based costing system dapat memperlakukan biaya tidak langsung dengan tepat sehingga menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang tepat pula. Dengan perhitungan harga pokok produk yang tepat dan penetapan mark up yang tepat, perusahaan dapat menetapkan harga jual produk yang tepat.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Perusahaan sebaiknya mengelompokan seluruh biaya yang terjadi dalam

perusahaan berdasarkan business function. Perusahaan seharusnya membagi biaya menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, sedangkan biaya non produksi terdiri dari biaya pemasaran dan biaya administrasi. Pengelompokan tersebut dilakukan berdasarkan pada fungsi dari biaya-biaya yang terjadi.


(5)

2. Perusahaan dalam menghasilkan perhitungan harga pokok yang tepat sebaiknya perusahaan menggunakan Activity-based costing system dalam membebankan biaya tidak langsung pada produknya. Perhitungan harga pokok produk yang tepat mengacu pada perhitungan harga jual produk yang tepat juga. Dengan demikian penetapan harga jual yang tepat, perusahaan dapat bersaing dengan kompetitornya sehingga dapat terus mempertahankan dan mengembangkan usahanya.

3. Apabila persaingan semakin ketat dan elastisitas harga konsumen meningkat, maka perusahaan dapat menurunkan harga jual roti untuk semua produk selama batas mark up masih menghasilkan return on investment (ROI) yang di atas bunga deposito bank.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

AL. Haryono Yusup, (2001). Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi Enam. Yogyakarta. STIE YKPN.

Garriso Norren, (2000). Akuntansi Manajerial. Buku I. Jakarta. Salemba Empat Hansen and Mowen, (2000), Akuntansi Biaya: Akuntansi dan Pengendalian Buku I.

Jakarta. Salemba Empat.

Mulyadi, (2001). Akuntansi Biaya. Edisi Delapan. Yogyakarta. STIE YKPN

Mulyadi, (2003). Activity Based Costing System. Edisi Delapan. Yogyakarta. UPP AMP YKPN

Supriyono, (1999). Manajemen Biaya. Edisi Biaya. Yogyakarta. BPFE

Hansen, Don R. & Maryanne M. Mowen. Management Accounting. Oklahoma State University. Sout-Western College Publishing. 2000

Horngren, C.T., 2005. Cost Accounting – A Managerial Emphasis. 12th edition. Pearson Education, Upper Saddle River. New Jersey.

Kaplan, R.S., and Anderson, S.R., 2007. Time-driven Activity-based Costing: A Simpler And More Powerful Path to Higher Profits. Harvard Business School Press. Boston.