Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara Bandung).

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh dari penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian ini dilakukan pada Seksi Penagihan Pajak dan Seksi Pelayanan di KPP
Pratama Bandung Bojonagara.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus
atas pengolahan dan analisis data dilakukan dengan regresi linier sederhana dengan
bantuan program SPSS versi 13.0. pengujian hipotesis dilakukan dengan uji T pada
tingkat signifikansi 5%. Data yang digunakan berupa data kuantitatif, yaitu data yang
berasal dari Laporan Kegiatan Penagihan Aktif dan Laporan Penerimaan Pajak yang
dimiliki oleh KPP Pratama Bandung Bojonagara pada periode Januari 2011 sampai
dengan Desember 2011.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas penagihan pajak dengan surat
paksa berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Sehingga
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat memiliki nilai searah. Pengaruh
Penangihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak 97,8%.
Pengaruh selebihnya, sebesar 2,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak
diteliti.
Kunci: Penagihan Pajak dengan Surat Paksa


vii

ABSTRACT
This research was conducted with the aim to determine whether there is
influence of the forced tax collection by the letter of the taxpayer compliance. The
research was conducted at the Tax and Section Billing Services in KPP Pratama
Bandung Bojonagara.
This research uses descriptive method with approach of case studies on the
processing and data analysis performed by regretion coefficient, korelasi person,
determination coefficient with SPSS version 13.0. hypothesis testing is done by T test
at a significance level of 5%. The data used in the form of quantitative data, which is
data derived from the Billing Activity Report and the Report of Receipts Tax Active
owned by KPP Pratama Bandung Bojonagara of Peiod January 2011 to December
2011.
The research results showed that the activity of tax collection with the letter
have a significant positive force on the tax payer compliance. Thus the influence of
independent variable on the dependent variable has a value in the direction. Effect of
Tax Billing with Forced to Taxpayer Compliance Rate 97,8%. Influence the rest,
amounting to 2,2% influenced letter by other factors is not examined.
Keyword: Billing Tax With Forced Letter


viii

DAFTAR ISI
Halaman
PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA .....................
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK …………………..………......…......ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI …………...………….....iii
KATA PENGANTAR ………………………………….…………………………...iv
ABSTRAK …………………………..…………...…………………………….…..vii
ABSTRACT ……………………………………………………..………………...viii
DAFTAR ISI ……………………………………………..…………………………ix
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………..……...xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………...…..……………....xii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….…..……….1
1.1

Latar Belakang …………………………….....………………………1

1.2


Identifikasi Masalah ……………………………...…………………..4

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian ……………………………...………..5

1.4

Manfaat Penelitian …………………………..……………………….5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ……………….
PENGEMBANGAN HIPOTESIS ……………………………........……….6
2.1

2.2

Pengertian Pajak …………………………………….......……………6
2.1.1


Fungsi pajak ………………………………..........…………...8

2.1.2

Jenis pajak …………………………………...……………….9

2.1.3

Sistem pemungutan Pajak ………………………………..…11

2.1.4

Asas Pemungutan pajak ………………………………..…...12

2.1.5

Syarat Pemungutan Pajak ………………………………..…13

2.1.6


Perlawanan Terhadap Pajak ……………………………...…14

2.1.7

Tarif Pajak ……………………………………..…..….…….16

Pengertian Penagihan Pajak ……………………………..…..….…..17
2.2.1

Dasar Penagihan Pajak …………………………...….…..….20

2.2.2

Biaya Penagihan Pajak …………………………..….....……22

2.2.3

Pelaksanaan Penagihan Pajak …………………………..…..23

ix


2.2.4
2.3

2.4

Penagihan Pajak dengan Surat Paksa ……………….......…..24

Kepatuhan Wajib Pajak ………………………………….………….28
2.3.1

Kriteria Wajib Pajak Patuh ………………………..………..30

2.3.2

pencabutan Wajib Pajak Patuh …………….…………..…....31

Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap ...............
Kepatuhan Wajib Pajak ………………………….....…………….…32


2.5

Kerangka Pemikiran ………………………………………...……....34

2.6

Hipotesis penelitian ……………………………………….…..…….37

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ………………….…………..…..38
3.1

3.2

Objek Penelitian ………………………………………………...…..38
3.1.1

Sejarah Singkat Kantor Pajak ……………………………....38

3.1.2


Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ……….………..…....42

Metode Penelitian ……………………………………..…………....44
3.2.1

Operasional Variabel …………………………………….....45

3.2.2

Populasi dan Sampel ………………………………..……....45

3.2.3

Metode Pengumpulan Data ……………………………...….47

3.2.4

Analisa Data …………………………………...…………....49

3.2.5


pengujian Hipotesis …………………………………...…….50

3.2.6

Uji Koefisien Determinasi ……………………………….....52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………...54
4.1

Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap……....
Kepatuhan Wajib Pajak ………………………….………………….54

4.2

4.1.1

Analisis Deskriptif ……………………………………….....58

4.1.2


Analisis Koefisien Korelasi ………………………………...59

4.1.3

Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana ……………..60

4.1.4

Analisis Koefisien Determinasi …………………………….61

4.1.5

Pengujian Hipotesis (Uji-t) …………………………………62

Pembahasan ……………………………………………………...….63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………..…………..66
5.1


Kesimpulan ………………………………………………………....66

5.2

Saran ……………………………………………………………..…67

LAMPIRAN

x

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ………………………………………….36
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPP Pratama ………………………………...….42
Gambar 4.1 Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rata-rata dan Simpangan ............
Baku Data Penelitian …………….…………………………………...59
Gambar 4.2 Hasil Uji-t Dua Pihak …………………………………………….......63

xi

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.2 Tata Cara Pelaksanaan Undang-Undang Penagihan Pajak dengan .......
Surat Paksa …………………………………………..………...………..27
Tabel 4.1 Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Kepatuhan ..................
Wajib Pajak …………………………………............…………………...54
Tabel 4.2 Nilai Maksimum, Nilai Minimum, Rata-rata dan Simpangan Baku …..
Data Penelitian ………………………….………………....…………….58
Tabel 4.3 Hasil Uji Koefisien Korelasi ………………………………….....……...59
Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana …………………………………..…60
Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ………………………………………..61
Tabel 4.6 Hasil Uji-t …………………………………..……………………...……62

xii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi

pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat. Penerimaan pajak berasal dari Pajak Penghasilan
(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), penerimaan cukai, pencairan tunggakan pajak, maupun pajakpajak lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan
intensifikasi penerimaan pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak. Ekstensifikasi
ditempuh dengan mencari wajib pajak yang baru. Potensi pajak sebenarnya masih
sangat besar. Upaya intensifikasi dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas
aparatur perpajakan, pelayanan prima terhadap wajib pajak dan pembinaan kepada
para wajib pajak, pengawasan administratif, pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan
aktif serta penegakan hukum atau law enforcement.
Peran masyarakat dalam pemenuhan kewajiban di bidang perpajakan perlu
ditingkatkan dengan mendorong kesadaran dan pemahaman bahwa pajak adalah
sumber pembiayaan negara dan pembangunan nasional serta merupakan salah satu
kewajiban kenegaraan sehingga setiap anggota masyarakat wajib berperan aktif
dalam melaksanakan sendiri kewajiban perpajakan karena pajak dipungut dari warga
negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksa

1
Universitas Kristen Maranatha

B A B I P e n d a h u l u a n |2

penagihannya. Sedangkan pemerintah dan aparatur pajak hanya berkewajiban
membina, meneliti, mengawasi dan memeriksa proses pembayaran yang telah
ditetapkan.
Sistem pemungutan pajak yang dianut di negara kita adalah berdasar pada
Self Assesment System yaitu Wajib Pajak diberikan kepercayaan sepenuhnya
melaksanakan kewajiban perpajakannya, sehingga dengan sistem ini Wajib Pajak
harus

aktif

untuk

menghitung,

menyetorkan

dan

melaporkan

kewajiban

perpajakannya kepada kantor pelayanan pajak (KPP). Self Assessment System
memungkinkan potensi adanya Wajib Pajak tidak melaksanakan kewajiban
perpajakannya secara baik akibat kelalaian, kesengajaan atau mungkin ketidaktahuan
para Wajib Pajak atas kewajiban perpajakannya. Dalam hal ini diperlukan adanya
peran yang aktif dari fiscus untuk menjalankan fungsi pembinaan dan
pengawasannya.
Agar Self Assessment System ini berjalan secara efektif maka sudah
selayaknya kepercayaan tersebut diimbangi dengan upaya penegakan hukum dan
pengawasan yang ketat atas kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Dimana memenuhi kewajiban perpajakannya dari segi formal dan
material. Misalnya kepatuhan dalam waktu, seorang Wajib Pajak mungkin selalu
membayar kewajibannya secara penuh, tetapi jika kewajiban tersebut dibayar secara
terlambat, maka hal demikian tidak dapat dianggap sebagai penuh.
Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan posisi strategis
dalam peningkatan penerimaan pajak. Dalam prakteknya sering kali dijumpai adanya
tunggakan pajak dari pihak-pihak yang tidak mempunyai kesadaran untuk membayar
pajak yang mengakibatkan tidak dilunasinya utang pajak sebagaimana mestinya.

Universitas Kristen Maranatha

B A B I P e n d a h u l u a n |3

Perkembangan jumlah tunggakan pembayaran pajak dari waktu menunjukkan jumlah
yang semakin besar, peningkatan jumlah tunggakan ini masih belum dapat diimbangi
dengan peningkatan jumlah penerimaan dari penagihan pajaknya. Dalam hal ni peran
serta masyarakat Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajak
berdasarkan ketentuan perpajakan masih diharapkan, tetapi dalam kenyataannya
masih banyak dijumpai adanya tunggakan pajak sebagi akibat tidak dilunasinya
utang pajak yang sebagaimana mestinya. Maka tunggakan pajak yang dimaksud
perlu dilaksanakan tindakan penagihan pajak yang mempunyai hukum yang
memaksa.
Akibat dari kendala itu mengakibatkan tunggakan pajak yang terus meningkat
hingga saat ini. Hal ini tentu saja sangat merugikan bagi bangsa Indonesia yang
memang

sedang

melakukan

pembangunan

nasional.

Maka

pemerintah

memberlakukan UU No 19 tahun 1997 tentang Penagihan pajak dengan Surat Paksa
dan sejak 1 Januari 2001 penagihan pajak dilaksanakan dengan UU No 19 tahun
2000 pasal 1 ayat (12) adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya
penagihan pajak. Jumlah tagihan pajak yang tidak atau kurang dibayarkan sampai
dengan tanggal jatuh tempo pembayaran sesuai yang tercantum dalam Surat Tagihan
Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) ditagih dengan menggunakan Surat Paksa.
Undang-undang penagihan pajak diharapkan juga dapat memberikan
penekanan yang lebih pada aspek keadilannya berupa keseimbangan kepentingan
antara masyarakat wajib pajak dan kepentingan negara. Keseimbangan kepentingan
itu berupa pelaksanaan hak dan kewajiban oleh kedua belah pihak yang tidak berat
sebelah atau tidak memihak, adil dan selaras dalam wujud tata aturan yang jelas dan

Universitas Kristen Maranatha

B A B I P e n d a h u l u a n |4

sederhana serta memberikan kepastian hukum. (Purnawan dalam Jurnal Hukum,
Pelaksanaan Tindakan penagihan Pajak Kaitannya Dengan Kepatuhan Wajib Pajak
dan Aspek Keadilan, 2004:33).
Fungsi Kantor Pelayanan Pajak yaitu melakukan pengumpulan dan
pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, pengamatan potensi perpajakan
dan ekstensifikasi wajib pajak, penelitian dan penatausahaan surat pemberitahuan
tahunan, surat pemberitahuan masa serta berkas wajib pajak, penerimaan pajak,
penagihan, pemeriksaan, penerapan sanksi perpajakan, dan pelaksanaan administrasi
kantor pelayanan pajak sehingga dengan demikian kantor pelayanan pajak
mempunyai peranan yang sangat besar dalam pelaksanaan administrasi perpajakan
nasional. Terlaksananya tugas dan peranan dari kantor pelayanan pajak akan sangat
penting dalam pemenuhan target penerimaan pajak nasional.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengajukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Penagihan pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bojonagara”.

1.2

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, pokok permasalahan dalam penelitian ini

adalah :
1. Bagaimanakah proses penagihan pajak di Kantor Pelayanan Pajak?
2. Apakah penagihan pajak dengan surat paksa berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak?

Universitas Kristen Maranatha

B A B I P e n d a h u l u a n |5

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses penagihan pajak di Kantor Pelayanan Pajak?
2. Untuk mengetahui pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa terhadap
kepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak?

1.4

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai

pihak, anatar lain :
a. Bagi peneliti
Diharapakan dapat menambah pengetahuan di bidang perpajakan khususnya
yang berkaitan dengan pengaruh surat paksa.
b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak
Dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak yang menjadi objek penelitian dapat
menjadi perbandingan dalam pelaksanaan penagihan pajak dengan surat
paksa untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
c. Bagi pembaca
Diharapkan dapat menambah wawasan, serta hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai informasi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian
lebih lanjut.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada umumnya wajib pajak kurang patuh dalam melunasi tunggakan
pajaknya, hal

ini terlihat dari terus meningkatnya surat paksa setiap

bulannya.
2. Konstanta yang dihasilkan sebesar 0,187. Hal ini berarti apabila penagihan
pajak dengan surat paksa tidak digunakan, maka wajib pajak akan turun
sebesar 18,7%.


Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa nilai t hitung >
ttabel (62,552 > 1,987), memiliki tingkat signifikansi 0,000 karena
tingkat signifikansi lebih kecil dari pada 0,05 maka hal ini
menunjukkan bahwa penagihan pajak dengan surat paksa mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.



Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa variabel X (Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa) memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap variabel Y (Kepatuhan Wajib Pajak) sebesar 97,8%,
sedangkan sisanya sebesar 2,2% merupakan pengaruh dari faktor lain
yang diabaikan penulis.

66
Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran |67

5.2

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis mencoba

memberikan saran sebagai berikut :
1. Penagihan pajak dengan surat paksa perlu ditingkatkan lagi dengan harapan
kepatuhan wajib pajak akan lebih baik lagi, sehingga dari penagihan
diharapkan timbul kesadaran wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya,
karena penagihan bukanlah suatu yang membenani akan tetapi dapat
dijadikan salah satu kegiatan yang membuat wajib pajak dalam memahami
peraturan pajak.
2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara hendaknya melakukan
penagihan yang sesuai dengan ketentuan dan undang-undang perpajakan,
dapat tepat waktu dalam proses penagihan, yaitu yang disesuaikan dengan
tanggal jatuh tempo, kemudian dapat tegas dalam pengenaan sanksi-sanksi
perpajaka.
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai factor-faktor di luar pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa
yang berkaitan dengan kepatuhan wajib pajak.

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA
Devano, Sony dan Siti kurnia Tahayu. 2009. Perpajakan: Konsep, Teori dan Isu.
Prenada Media Group. Jakarta
Ilyas, B. Wirawan dan Burian, Richad. 2007. Hukum Pajak. Salemba Empat. Jakarta
Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE. Yogyakarta
Keputusan Menteri Keuangan No. 192/OM.03/2007
Kurniawati. 2008. Pengaruh penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta
Menteng Dua. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta
Masdiasmo. 2011. Perpajakan Edisi 2011. Andi Offset. Yogyakarta
Nazir, Moh. 2006. Desain Penelitian. Erlangga. Jakarta
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 24/PMK.03/2008 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan
Seketika dan Sekaligus.
Primandita Fitriandi, Tejo Birowo, Yuda Aryanto. 2009.Kompilasi Undang-Undang
Perpajakan Terlengkap. Salemba Empat. Jakarta
Purnawan, Amin. 2004. Pelaksanaan Tindakan Penagihan pajak Kaitannya Dengan
Kepatuhan Wajib Pajak dan Aspek Keadilannya. Jurnal Hukum, Vol 14 No.
1 Hal 33-51. Jakarta
Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta
Rusdji, Muhammad. 2007. KUP: Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan Edisi
Keempat. Indeks. Jakarta
Sudjana. 2006. Metoda Statistika Edisi Revisi. Trasito. Bandung
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. BPFE. Yogyakarta

Sumarsan, Thomas. 2012. Perpajakan Indonesia, Pedoman Perpajakan yang
Lengkap Berdasarkan Undang-Undang Terbaru. Indeks. Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2000 Tentang penagihan
Pajak dengan Surat Paksa, Citra Media Wacana, Jakarta, 2008
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, Citra Media Wacana, Jakarta, 2008
Waluyo, Bambang. 2011. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. Jakarta