Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara.

(1)

ABSTRACT

Taxes are the largest source of state revenue that is used for national development. But it is still quite a lot of parties who have not properly carry out tax obligations, such as the incidence of tax arrears. Arising from tax arrears must be paid in accordance with the time limit set. If delinquent taxes are not well paid, collection action may be taken, until finally allows forced letter collection. The purpose of this study was to know the effect of tax collection with forced letter on taxpayer compliance. The method used is the method of hypothesis testing. The data used in this study is the data number of letters issued and fully paid force in 2008 - 2010 in the Tax Office Pratama Bandung Bojonagara. The results showed that there is influence between tax collection forced letter of taxpayer compliance.


(2)

ABSTRAK

Pajak merupakan sumber terbesar penerimaan negara yang digunakan untuk pembangunan nasional. Tapi hingga saat ini masih cukup banyak pihak-pihak yang belum melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar, seperti timbulnya tunggakan pajak. Tunggakan pajak yang timbul harus dilunasi sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan. Jika tunggakan pajak tidak juga dilunasi, maka akan dilakukan tindakan penagihan, hingga akhirnya memungkinkan dilakukannya penagihan dengan surat paksa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak. Metode yang digunakan adalah metode pengujian hipotesis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah surat paksa yang diterbitkan dan dilunasi pada tahun 2008 hingga 2010 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BABI PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 7


(4)

2.1.1 Pajak ... 7

2.1.1.1 Definisi Pajak ... 7

2.1.1.2 Pungutan Lain Selain Pajak ... 8

2.1.1.3 Fungsi Pajak ... 9

2.1.1.4 Syarat Pemungutan Pajak ... 10

2.1.1.5 Teori-Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak ... 11

2.1.1.6 Pengelompokkan Pajak ... 13

2.1.1.7 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 14

2.1.1.8 Tarif Pajak ... 17

2.1.2 Pajak Penghasilan Umum ... 19

2.1.2.1 Subjek Pajak ... 19

2.1.2.2 Objek Pajak ... 23

2.1.2.3 Pengurangan Pajak ... 28

2.1.2.3.1 Biaya-Biaya yang Diperkenankan Sebagai Pengurang (Deductible Expense) ... 29

2.1.2.3.2 Biaya-Biaya yang Tidak Diperkenankan Sebagai Pengurang Non Deductible Expense) ... 32

2.1.2.4 Tarif Pajak Penghasilan ... 34

2.1.3 Surat Pemberitahuan (SPT) ... 34

2.1.3.1 Pengertian Surat Pemberitahuan ... 34

2.1.3.2 Fungsi Surat Pemberitahuan ... 35

2.1.3.3 Jenis Surat Pemberitahuan ... 37

2.1.3.4 Penyampaian SPT ... 37


(5)

2.1.4.1 Definisi Penagihan Pajak ... 40

2.1.4.2 Penagihan Pajak Pasif ... 41

2.1.4.3 Penagihan Pajak Aktif ... 46

2.1.5 Penerbitan Surat Paksa ... 49

2.1.6 Daluarsa Hak Penagihan Pajak ... 52

2.1.7 Kepatuhan Wajib Pajak ... 53

2.1.7.1 Pengertian Kepatuhan Wajib pajak ... 53

2.1.7.2 Kriteria Wajib Pajak Patuh ... 54

2.2 Kerangka Pemikiran ... 56

2.3. Hipotesis ... 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 61

3.1 Objek Penelitian ... 61

3.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) ... 61

3.1.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Bojonagara ... 61

3.1.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 64

3.1.1.3 Visi Misi dan Tujuan ... 69

3.2 Metode Penelitian ... 70

3.3 Operasionalisasi Variabel ... 70

3.4 Populasi dan Sampel ... 71

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 71

3.6 Analisis Data ... 72

3.6.1 Uji Normalitas ... 72


(6)

3.6.3 Uji Regresi Linier Sederhana ... 73

3.6.4 Pengujian Hipotesis ... 73

3.6.5 Koefisien Determinasi ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75

4.1 Tindakan Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa ... 75

4.2 Hasil Penelitian ... 78

4.2.1 Uji Normalitas ... 78

4.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 79

4.2.3 Uji Regresi Linier Sederhana ... 80

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 81

4.2.5 Koefisien Determinasi ... 82

4.3 Pembahasan ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85

5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN ... 89


(7)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1 Penerimaan Pajak Tahun 2005-2010 ... 2


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Tarif Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri ... 34

Tabel II Batas Waktu Penyampaian SPT Masa ... 39

Tabel III Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Bandung ... 63

Tabel IV Perubahan Jumlah Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Bandung Bojonagara Pada Tahun 2008 Hingga 2010 ... 76

Tabel V Jumlah Surat Paksa Yang di Terbitkan dan Dilunasi Pada KPP Pratama Bandung Bojonagara Tahun 2008 Hingga 2010 ... 77

Tabel VI Hasil Uji Normalitas ... 79

Tabel VII Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 80

Tabel VIII Hasil Uji Regresi Linier Sederhana... 81

Tabel IX Hasil Pengujian Hipotesis ... 82


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 59 Gambar 2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Bojonagara ... 65


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan nasional secara terus menerus. Untuk melakukan pembangunan nasional ini, pemerintah memerlukan dana yang besar yang tidak hanya bersumber dari pinjaman luar negeri, tapi juga dari penerimaan dalam negeri. Salah satu penerimaan dalam negeri yang sangat membantu dalam pembangunan nasional adalah pajak.

Pengertian pajak menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2008:1) adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar yang sangat memberikan konstribusi dalam pembangunan nasional. Karena hal inilah, maka pemerintah mengupayakan agar penerimaan negara melalui pajak dapat dimaksimalkan, sehingga dengan penerimaan pajak yang semakin besar, pemerintah dapat lebih mengoptimalkan pembangunan nasional ke arah yang semakin baik.

Pada tahun 2005 sampai 2010, penerimaan pajak cenderung mengalami kenaikan. Hanya pada tahun 2009, penerimaan pajak mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2005 penerimaan pajak sebesar Rp 347 triliun, tahun 2006 sebesar Rp 409,2 triliun, tahun 2007 sebesar Rp 491 triliun, tahun 2008 sebesar Rp 657,8 triliun, tahun 2009 sebesar Rp 619,9 triliun, dan pada tahun 2010 sebesar Rp 744,4 triliun. Untuk periode 2005-2011, pemerintah telah berhasil meningkatkan penerimaan


(11)

Bab I Pendahuluan 2

perpajakan lebih dari dua kali lipat dari Rp 347,0 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp 744,4 triliun pada tahun 2010. Pada tahun 2010, realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp 744,4 triliun, mengalami kenaikan sebesar Rp 124,5 triliun atau 20,1 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2009 yang hanya mencapai Rp 619,9 triliun. Dibawah ini disajikan grafik I mengenai penerimaan pajak tahun 2005-2010 sebagai berikut:

Sumber: Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2012 Grafik 1

Penerimaan pajak tahun 2005-2010

Dalam hal perpajakan, masyarakat mempunyai peran yang penting. Hal ini dikarenakan masyarakat sebagai wajib pajak yang menentukan besarnya jumlah penerimaan pajak. Jika kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pembayaran pajak tinggi, maka hal ini menyebabkan adanya peningkatan jumlah penerimaan pajak. Pada dasarnya masyarakat sendiri dituntut untuk ikut berperan aktif dalam


(12)

Bab I Pendahuluan 3

pembangunan nasional, salah satunya yaitu peran aktif dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Maksud berperan aktif disini adalah bahwa masyarakat harus dengan benar dan patuh melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Dilihat dari sistem pemungutan pajak di Indonesia, yaitu Self Assesment

System, dapat dikatakan bahwa pemerintah memberikan kepercayaannya secara

penuh kepada masyarakat untuk menghitung, membayar, menyetor dan melaporkan besarnya pajak yang terhutang. Dengan adanya kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah ini, maka sudah seharusnya masyarakat (yang selanjutnya disebut wajib pajak) menjaga kepercayaan itu dengan melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar.

Pada kenyataannya, cukup banyak wajib pajak yang belum melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan benar, salah satunya adalah tidak dilunasinya utang pajak yang pada akhirnya menimbulkan tunggakan pajak. Untuk mengatasi masalah tunggakan pajak ini, maka dilakukanlah penagihan pajak oleh pemerintah. Tindakan penagihan pajak ada dua, penagihan pasif dengan Surat Tagihan Pajak atau Surat Ketetapan Pajak dan penagihan aktif dengan Surat paksa yang diatur dalam undang-undang. Penagihan pajak dengan surat paksa diatur oleh Undang-Undang No. 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

Penagihan pajak dengan Surat Tagihan Pajak (STP) tidak menjamin dilakukannya pelunasan pajak terhutang. Jika dengan STP, pajak yang terhutang tetap tidak dilunasi oleh wajib pajak yang bersangkutan, maka akan dilakukan penagihan aktif dengan surat paksa. Dengan dilakukannya penagihan aktif dengan surat paksa ini, maka dapat memberikan tekanan bagi wajib pajak untuk segera melunasi tunggakan pajak beserta dendanya. Sebab pada penagihan aktif dengan


(13)

Bab I Pendahuluan 4

surat paksa ini, pemerintah mulai mengambil tindakan yang sifatnya memaksa. Penagihan pajak dengan surat paksa akan mampu mengurangi jumlah tunggakan pajak, sehingga besarnya penerimaan pajak dapat meningkat.

Terdapat penelitian tentang pengaruh penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Yanny Chrisanti (2005) melakukan penelitian dengan judul

“Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Dalam Rangka Meningkatkan Penerimaan

Pajak Dan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Rungkut”.

Penelitian menggunakan data sampel tahun 2002-2003. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penagihan pajak dengan surat paksa berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak yang menyebabkan kepatuhan wajib pajak.

Mayang Wijoyanti (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Mampang Prapatan”. Penelitian menggunakan data sampel tahun 2004 hingga 2006. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penagihan pajak dengan surat paksa berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 41% dan sisanya faktor lain. Hasil penelitian juga menunjukkan jika penagihan pajak dengan surat paksa tidak digunakan, maka kepatuhan wajib pajak akan turun sebesar -5.4%.

Bornok Situmorang (2008) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Pelaksanaan Prosedur Penagihan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Pelunasan

Tagihan Pajak Oleh Wajib Pajak Menurut Persepsi Aparat Pajak”. Penelitian

menggunakan kuesioner dengan 16 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan prosedur penagihan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pelunasan tagihan pajak oleh wajib pajak.


(14)

Bab I Pendahuluan 5

Dari latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tentang bagaimana pengaruh penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan juga data yang akan diambil untuk diteliti. Penelitian ini akan dilakukan pada KPP Pratama Bandung Bojonagara dengan data yang diambil berkisar tahun 2008 hingga 2010. Penulis mengambil judul “Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak?

2. Seberapa besar pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat, maka maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penagihan pajak dengan surat paksa terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengaruh antara penagihan pajak


(15)

Bab I Pendahuluan 6

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi beberapa pihak, diantaranya:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis mengenai pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Bagi petugas pajak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan kepada petugas pajak bahwa penagihan dengan surat paksa dapat mengurangi tunggakan pajak. Sehingga petugas pajak dapat lebih tegas dalam menggunakan surat paksa untuk mengurangi tunggakan pajak.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dengan topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.


(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for

windows, maka kesimpulan yang dapat diambil untuk menjawab identifikasi masalah

dari penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak. Dimana pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Besarnya pengaruh antara penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini dapat ditunjukkan oleh koefisien determinasi yang menunjukkan bahwa penagihan pajak dengan surat paksa berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 95%. Sedangkan sisanya, yaitu 5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.

5.2. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, saran yang dpat diberikan peneliti adalah:


(17)

Bab IV Hasil Penenlitian dan Pembahsan 86

1. Bagi DJP (Direktorat Jendral Pajak).

Penagihan pajak dengan surat paksa dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan jumlah penerimaan pajak. Disamping itu, DJP sendiri harus mampu meningkatkan kepatuhan masyarakat sehingga masyarakat mau melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan tepat waktu. 2. Bagi Wajib Pajak.

Wajib pajak harus dapat meningkatkan kepatuhannya dalam pelunasan kewajiban perpajakan, sehingga penerimaan pajak dapat meningkat.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Diharapkan peneliti selanjutnya yang akan mengambil tema yang berkaitan dengan penagihan pajak dengan surat paksa dan juga kepatuhan wajib pajak dapat menambahkan variabel-variabel baru yang berkaitan dengan surat paksa dan kepatuhan wajib pajak dengan studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan juga periode yang berbeda.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Chrisanti, Yanny. 2005. Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Dalam Rangka

Meningkatkan Penerimaan Pajak Dan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Rungkut. Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen

Petra, Surabaya.

Direktorat Jenderal Pajak. 2010. Penerimaan Pajak 1 Januari 2009 Sampai dengan

31Desember 2009 dan Kinerja Lainnya. http://www.pajak.go.id/dmdocuments/

siaran%20pers%202010-final-1.pdf. Diakses tanggal 16 Maret 2012.

Ilyas, B. Wirawan. 2010. Hukum Pajak, Edisi Kelima, Salemba 4: Jakarta.

Irdiantoro, Nur. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi Dan

Manajemen, BPFE Yogyakarta: Yogyakarta.

Kementerian Keuangan RI. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan

Fiskal Tahun 2012.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 192/PKM.03/2007

Mardiasmo. 2008. Perpajakan, Andi: Yogyakarta.

Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Kelima, Salemba 4: Jakarta. Situmorang, Bornok. 2008. Pengaruh Pelaksanaan Prosedur Penagihan Pajak

Terhadap Tingkat Kepatuhan Pelunasan Tagihan Pajak Oleh Wajib Pajak Menurut Persepsi Aparat Pajak. Fakultas Ekonomi. Universitas Padjajaran,

Bandung.

Tansuria, Billy Ivan. 2010. Pokok-Pokok Ketentuan Umum Perpajakan, Edisi Pertama, Graha Ilmu: Yoyakarta.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.


(19)

Daftar Pustaka 88

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan dengan Surat Paksa.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia, Edisi Kesepuluh, Salemba 4: Jakarta.

Wijoyanti, Mayang. 2010. Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dikantor Pelayanan Pajak Jakarta Mampang Prapatan. Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran,

Jakarta.


(1)

Bab I Pendahuluan 5

Dari latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tentang bagaimana pengaruh penagihan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan juga data yang akan diambil untuk diteliti. Penelitian ini akan dilakukan pada KPP Pratama Bandung Bojonagara dengan data yang diambil berkisar tahun 2008 hingga 2010. Penulis mengambil judul “Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak?

2. Seberapa besar pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat, maka maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:


(2)

Bab I Pendahuluan 6

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi beberapa pihak, diantaranya:

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis mengenai pengaruh penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Bagi petugas pajak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan kepada petugas pajak bahwa penagihan dengan surat paksa dapat mengurangi tunggakan pajak. Sehingga petugas pajak dapat lebih tegas dalam menggunakan surat paksa untuk mengurangi tunggakan pajak.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dengan topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows, maka kesimpulan yang dapat diambil untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak. Dimana pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Besarnya pengaruh antara penagihan pajak dengan surat paksa terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini dapat ditunjukkan oleh koefisien determinasi yang menunjukkan bahwa penagihan pajak dengan surat paksa berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 95%. Sedangkan sisanya, yaitu 5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.


(4)

Bab IV Hasil Penenlitian dan Pembahsan 86

1. Bagi DJP (Direktorat Jendral Pajak).

Penagihan pajak dengan surat paksa dapat ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan jumlah penerimaan pajak. Disamping itu, DJP sendiri harus mampu meningkatkan kepatuhan masyarakat sehingga masyarakat mau melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan tepat waktu. 2. Bagi Wajib Pajak.

Wajib pajak harus dapat meningkatkan kepatuhannya dalam pelunasan kewajiban perpajakan, sehingga penerimaan pajak dapat meningkat.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Diharapkan peneliti selanjutnya yang akan mengambil tema yang berkaitan dengan penagihan pajak dengan surat paksa dan juga kepatuhan wajib pajak dapat menambahkan variabel-variabel baru yang berkaitan dengan surat paksa dan kepatuhan wajib pajak dengan studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan juga periode yang berbeda.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Chrisanti, Yanny. 2005. Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Dalam Rangka Meningkatkan Penerimaan Pajak Dan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Surabaya Rungkut. Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Direktorat Jenderal Pajak. 2010. Penerimaan Pajak 1 Januari 2009 Sampai dengan 31Desember 2009 dan Kinerja Lainnya. http://www.pajak.go.id/dmdocuments/ siaran%20pers%202010-final-1.pdf. Diakses tanggal 16 Maret 2012.

Ilyas, B. Wirawan. 2010. Hukum Pajak, Edisi Kelima, Salemba 4: Jakarta.

Irdiantoro, Nur. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi Dan Manajemen, BPFE Yogyakarta: Yogyakarta.

Kementerian Keuangan RI. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2012.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 192/PKM.03/2007

Mardiasmo. 2008. Perpajakan, Andi: Yogyakarta.

Resmi, Siti. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Kelima, Salemba 4: Jakarta. Situmorang, Bornok. 2008. Pengaruh Pelaksanaan Prosedur Penagihan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Pelunasan Tagihan Pajak Oleh Wajib Pajak Menurut Persepsi Aparat Pajak. Fakultas Ekonomi. Universitas Padjajaran, Bandung.


(6)

Daftar Pustaka 88

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan dengan Surat Paksa.

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia, Edisi Kesepuluh, Salemba 4: Jakarta.

Wijoyanti, Mayang. 2010. Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dikantor Pelayanan Pajak Jakarta Mampang Prapatan. Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta.