Kampanye Cintai Warna Kulit Sendiri Untuk Wanita Muda Di Kota Bandung.

(1)

iii

ABSTRAKSI

Dalam Laporan Tugas Akhir ini, penulis membahas topik mengenai krisis sosial pada wanita muda yang sering terjadi di masyarakat Indonesia. Di sini penulis mengangkat topik mengenai warna kulit yang sering dipermasalahkan di masyarakat Indonesia.

Banyak wanita muda yang tidak mengharagai warna alami kulitnya sendiri dan hal ini memicu banyaknya penggunaan produk-produk pemutih kuklit yang berbahaya bagi kesehatan penggunanya.

Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir adalah :

 mensosialisasikan rasa cinta akan warna kulit sendiri kepada wanita berusia 17-25 tahun melalui kampanye sosial


(2)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.2.1 Permasalahan ... 2

1.2.2 Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 4

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kampanye ... 6

2.1.1 Tipe Kampanye ... 6

2.1.2 Syarat Kampanye ... 7

2.1.3 Target Kampanye ... 7

2.1.4 Strategi Komunikasi dalam Kampanye ... 8

2.1.5 Media Kampanye ... 8

2.1.6 Tahapan Kampanye ... 9

2.2 Psikologi Wanita Muda ... 9


(3)

v

2.3 Teori di Bidang DKV ... 10

2.3.1 Teori Warna ... 10

2.3.2 Prinsip Dasar Layout ... 12

2.3.3 Tipografi ... 13

2.3.4 Ilustrasi ... 14

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta... 15

3.1.1 Martha Tilaar ... 15

3.1.2 Lembaga Terkait ... 18

3.1.3 Data Observasi ... 19

3.1.4 Kulit... 19

3.1.4.1 Struktur Kulit ... 19

3.1.4.2 Fungsi Kulit ... 23

3.1.4.3 Warna Kulit ... 25

3.1.4.4 Produk Pemutih Kulit ... 26

3.1.4.5 Kulit- sebagai pelindung tubuh ... 28

3.1.4.6 Bahaya Matahari ... 28

3.1.5 Tinjauan Terhadap Proyek/ Persoalan Sejenis ... 30

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 31

3.2.1 Analisis Masalah ... 31

3.2.2 Analisis Audience ... 31

3.2.3 Analisis SWOT ... 32

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ... 34

4.2 Konsep Kreatif ... 34

4.3 Konsep Media ... 35

4.3.1 Logo ... 35

4.3.2 Poster ... 35


(4)

vi

4.3.4 Billboard ... 35

4.3.5 X-Banner ... 36

4.3.6 Iklan Majalah ... 36

4.3.7 Leaflet ... 36

4.3.8 Gimmick ... 36

4.3.9 Budget ... 37

4.4 Hasil Karya ... 38

4.4.1 Logo ... 38

4.4.2 Poster Seri 1 ... 38

4.4.3 Poster Seri 2 ... 39

4.4.4 Poster Seri 3 ... 40

4.4.5 Web Banner ... 40

4.4.6 Billboard ... 41

4.4.7 Iklan Majalah ... 41

4.4.8 Poster dan X-Banner Seminar ... 42

4.4.9 Web ... 43

4.4.10 Gimmick ... 44

4.5 Waktu Kampanye ... 45

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 46

5.2 Saran... 47

5.2.1 Diri Sendiri ... 47

5.2.2 Maranatha ... 47


(5)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.1 Martha Tilaar Jakarta ... 15

Gambar 3.1.4.1 Skema Bagian-Bagian Kulit ... 19

Gambar 3.1.5 Poster ... 30

Gambar 4.4.2 Poster seri 1 ... 38

Gambar 4.4.3 Poster seri 2 ... 39

Gambar 4.4.4 Poster seri 3 ... 40

Gambar 4.4.5 Web Banner ... 40

Gambar 4.4.6 Billboard ... 41

Gambar 4.4.7 Iklan Majalah ... 42

Gambar 4.4.8 X-banner dan poster seminar ... 42

Gambar 4.4.9 Desain Web ... 43


(6)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Pengesahan Sketsa Proses


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak orang di Indonesia, terutama di kalangan perempuan, mengaitkan warna kulit yang lebih putih dengan kekayaan dan gaya hidup yang terkini. Penampilan merupakan tuntutan nyata yang utama untuk menentukan kelas sosial di masyarakat. Wanita beranggapan kecantikan dan daya tarik fisik sangat penting bagi individu karena adanya dukungan sosial, popularitas, pemilihan teman dan karir yang dipengaruhi oleh daya tarik seseorang, terutama penampilan fisik (Hurlock, 1993). Pandangan masyarakat tentang kecantikan yang ideal diperkuat dengan iklan-iklan di berbagai media. Karena itu, banyak wanita di Indonesia menggunakan produk-produk pemutih kulit dalam segala bentuk tetapi terkadang justru sangat membahayakan kesehatan. Mulai dari menggunakan lotion pemutih, sabun yang mengandung pemutih, krim-krim pemutih, bahkan banyak yang melakukan suntik vitamin C untuk memutihkan kulit secara instan yang selama ini dikira aman. Dokter Spesialis Kulit, Titi Moertolo, dengan tegas mengatakan bahwa kebanyakan bahan pemutih kulit mengandung hidrokuinon, bahan pemutih yang menghambat pembuatan melanin, sehingga pelindung alami kulit terhadap radiasi ultraviolet (UV) yang merusak berkurang. Hidrokuinon, sebagai zat yang paling banyak ditemui dalam produk-produk tersebut, meresap ke kulit dan dapat menyebabkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki pada jaringan ikat. Akibatnya adalah penuaan dini. Bahan kimia tersebut dapat juga menyebabkan kanker kulit. Banyak juga bahan pemutih yang mengandung merkuri dan rhodamin B, yang juga beracun. Penggunaan produk-produk semacam itu secara terus-menerus juga dapat menimbulkan ruam, bercak-bercak besar yang merusak penampilan, dan kerapuhan kulit sehingga tidak dapat dijahit jika terluka. Dan jika bahan-bahan kimia ini meresap ke dalam aliran darah, dapat merusak hati, ginjal, atau otak, bahkan kegagalan organ tubuh. Menurut Brand Manager Biotherm,


(8)

2

Eddy Hadisaputro, whitening artinya mencerahkan, bukan memutihkan. Beliau juga mengatakan, jika ada produk pemutih kulit, itu hanya berlangsung selama produk tersebut digunakan, dan jarang ada yang 100% aman untuk kulit.

Sebagai desainer yang dituntut untuk peka dan berpikir kritis, maka dirasakan perlunya untuk menyadarkan masyarakat Indonesia untuk mencintai warna kulit sendiri dan lebih menghargai warna kulit yang alami. Oleh karena itu dirasakan adanya keperluan untuk melakukan kampanye untuk berpuas pada warna kulit sendiri. Bidang DKV diharapkan bisa menjalankan bagiannya sehingga kampanye memiliki konsep yang baik dan terstruktur dengan baik. Penulis memilih topik ini sebagai topik Tugas Akhir, karena penulis merasa bahwa fenomena ini dianggap hal yang wajar dalam mempercantik diri oleh kebanyakan orang namun sebenarnya bisa memberikan dampak yang cukup fatal bagi kesehatan tubuh. Penulis tertarik dengan topik ini dan merasa tertantang untuk bisa membuat suatu kampanye yang bisa merubah persepsi masyarakat tentang kulit yang cantik dan sehat, karena hal itu tidak mudah dilakukan. Dengan banyaknya model-model iklan berkulit putih dan promosi produk-produk pemutih kulit yang sangat diminati di masyarakat Indonesia, hal ini menjadi suatu image yang kuat untuk masyarakat Indonesia, namun penulis merasa diperlukannya perubahan yang berdampak positif bagi negara Indonesia. Maka dari itu penulis memilih untuk membuat sebuah kampanye untuk berpuas pada warna kulit sendiri.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan

 Bagaimana mensosialisasikan rasa cinta akan warna kulit sendiri kepada wanita berusia 17-25 tahun melalui kampanye sosial ini?

Permasalahan yang akan dibahas adalah berupa pembuatan kampanye sosial tentang berpuas pada warna kulit sendiri, yang akan menjawab permasalahan di atas.


(9)

3

Kampanye ini akan dilakukan dengan dengan topik yang menyangkut

“tuntutan” masyarakat Indonesia untuk tampil cantik dengan kulit putih. Penulis akan melakukan riset mengenai meningkatkan rasa percaya diri akan tubuh sendiri dan mengenai berbagai macam cara memutihkan kulit dan efek sampingnya terhadap kesehatan guna mendukung kampanye ini. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, penulis akan memilih konsep yang cocok untuk kampanye ini, yang tentunya mengacu pada keperluan dan data-data yang tekumpul sehingga dapat menjadi konsep yang matang dalam proses pembuatan kampanye yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkup masalah. 1.2.2 Ruang Lingkup

Segmen utama dari kampanye ini adalah wanita muda dan dewasa yang berumur 17-25 tahun. Penulis memilih segmen ini karena dinilai paling potensial untuk menerima pesan dari kampanye. Berdasarkan tingkat sosial, penulis akan memilih kalangan menengah ke atas dan kalangan atas di kota Bandung sebagai target utama dari kampanye ini. Penulis memilih mereka karena mereka yang lebih mengutamakan penampilan biasanya diidentikkan dengan golongan masyarakat yang memiliki kemampuan lebih, karena penampilan dan kecantikan tubuh sebenarnya bukanlah hal yang primer. Masyarakat yang tidak enggan mengeluarkan dana untuk memutihkan kulit, suntik vitamin C misalnya, kita bisa mengatakan mereka sebagai masyarakat dengan kelas sosial menengah ke atas. Maka dari itu jika penulis bisa membuat mereka mengubah persepsi mereka, diharapkan agar masyarakat bisa lebih berhati-hati dalam memilih tindakan untuk merawat kecantikan kulit tanpa membahayakan kesehatan.

Penulis akan memilih media apa saja yang cocok untuk kampanye ini setelah mendapatkan konsep dan segmen dari kampanye, sehingga pesan dari kampanye bisa sampai dan berguna, serta diterapkan dalam kehidupan mereka. Kampanye akan dilakukan dengan waktu 1 tahun karena memerlukan waktu yang cukup untuk membuat masyarakat menyadari dan mempertimbangkan jenis-jenis perawatan kulit untuk tampil sempurna.


(10)

4

Kampanye akan disesuaikan secara strategi agar biaya yang dikeluarkan efektif.

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan pokok masalah yang telah dipaparkan, maka didapatkan tujuan:

 Mensosialisasikan rasa cinta akan warna kulit sendiri kepada wanita berusia 17-25 tahun melalui kampanye sosial

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Guna mendapatkan data yang sesuai maka penulis akan mencari data kepada ahli psikolog dan dokter-dokter spesialis kulit berdasarkan topik yang masih berhubungan dengan kesehatan kulit. Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan cara:

1. Studi literatur, melalui buku-buku yang berhubungan dengan kulit dan bahan kimia pemutih kulit. Selain itu juga dari situs-situs yang bersangkutan.

2. Melakukan wawancara langsung dengan sumber yang kompeten di bidang kecantikan kulit.


(11)

5

1.5 Skema Perancangan

Kampanye Cintai Warna Kulit untuk Wanita Muda

Fakta

Banyak wanita muda menggunakan produk pemutih kulit tanpa mengetahui resikonya

Fakta

Banyak wanita muda menggunakan pemutih kulit agar dapat diterima di lingkungan sosialnya

Pengumpulan Data

Masalah

1. Pengetahuan masyarakat tentang zat-zat yang terkandung dalam produk pemutih kulit kurang

2. Kepercayaan diri wanita muda di Indonesia kurang jika kulitnya berwarna gelap 3. Kulit yang berwarna putih dianggap lebih cantik daripada kulit berwarna gelap

Penyebab

1. Jarangnya informasi-informasi yang diterima secara gamblang mengenai efek buruk pemakaian produk pemutih kulit

2. Banyaknya pihak yang membentuk “image” serupa Strategi

Membuat kampanye yang dapat membuat masyarakat mencintai warna kulit sendiri dan lebih menghargai serta memiliki rasa percaya diri sehingga mengubah pandangan

“kulit putih lebih cantik daripada kulit berwarna gelap”

Pemecahan Masalah

Mengadakan penelitian terhadap karakter target kampanye. Membuat kampanye yang sesuai dengan karakter target.

Konsep Perancangan Target Audience

Strategi Media Strategi Kreatif Target

Perancangan Kreatif

Membuat kampanye yang berisi pesan yang menyentuh emosional mereka, yang dapat mengganggu kepentingan dan harga diri mereka jika tidak melakukan

apa yang dikampanyekan. Pesan dapat berupa sindiran dan penalaran. Penggunaan ambient media dapat memudahkan target mengingat pesan tersebut.

Semua wanita muda kalangan menegah ke atas dan kalangan atas menghargai dan mencintai warna kulit sendiri dan dapat lebih percaya diri dengan warna kulitnya yang alami. Tujuannya untuk

menyadarkan masyarakat untuk mencintai dan lebih menghargai warna kulit sendiri. Kampanye akan dibuat dengan media yang cocok yang dapat menyentuh emosi mereka

Menciptakan sebuah pesan yang dapat mengganggu kepentingan dan pemikiran mereka

akan “image” yang selama ini melekat dalam pikiran masyarakat Indonesia. Pesan dapat berupa sindiran atau penalaran.

Masyarakat wanita muda usia 17-25 tahun kelas menengah atas dan kelas atas yang ada di kota-kota besar di Jabar, seperti Bandung.


(12)

46

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pemilihan topik Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2011 ini berdasarkan pada krisis sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat dewasa ini. Banyaknya wanita yang berlomba-lomba untuk tampil sempurna sesuai standar kecantikan di lingkungan sosialnya. Warna kulit putih merupakan standar kecantikan yang didambakan semua wanita. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya faktor dari dalam dan dari lingkungan. Faktor-faktor tersebut adalah gencarnya iklan-iklan produk pemutih kulit, rasa percaya diri yang kurang karena kulit gelap, dan juga status sosial agar bisa diterima di lingkungan teman sebaya.

Kampanye mencintai warna kulit sendiri bertujuan untuk menekankan rasa cinta terhadap keadaan atau warna kulit alami yang dimiliki sejak lahir. Faktor-faktor dari luar tidak dapat dibatasi keberadaanya, namun diharapkan dengan adanya kampanye ini, pencegahan dan pembatasan dapat dilakukan oleh wanita itu sendiri. Mereka diharapkan dapat menyukai warna kulit mereka dan tidak menganggap warna kulit tertentu lebih baik.

Penggunaan media-media yang sesuai dengan kehidupan wanita berusia 17-25 tahun sebagai media penyebaran kampanye diharapkan dapat membantu orang-orang menerima informasi dan pesan kampanye dengan mudah. Konsep dari keseluruhan kampanye ini adalah cintai warna kulit sendiri, yang penting kulit itu sehat.


(13)

47

5.2 Saran

5.2.1 Diri sendiri

 Supaya lebih disiplin dan peka terhadap masalah sosial agar dapat turut membantu dalam penyelesaian

 Dapat mengatasi masalah dan memikirkan solusi secara visual dengan lebih baik lagi

 Menjadi lebih peka dan kreatif dalam mendesain

5.2.2 Maranatha

 Supaya Universitas Kristen Maranatha dapat lebih lebih peduli dan peka terhadap masalah-masalah sosial di kalangan mahasiswa/i dan dapat membantu mendidik mahasiswa menjadi pribadi yang penuh percaya diri.

5.2.3 Pemerintah dan Masyarakat Umum

 Pemerintah dapat melihat kondisi masyarakat dan mendukung masyarakat untuk dapat mencintai diri mereka dengan fisik yang alami

 Masyarakat umum dapat menghargai warna kulit mereka dan merawat sebaik-baiknya


(14)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.watchtower.org http://www.marthatilaar.com http://www.perdoski.org

Venus, Antar Rakhma. (2004), Manajemen Kampanye, Bandung, Simbiosa Rekatama Media.

Soedrajat, Rudi. (2008), Tipografi Dasar, Jakarta, PT Elex Media Komputindo. Khasanah, Nurul. (2011), Waspada Bahaya Kosmetik, Jogjakarta, FlashBooks. Ruslan,Rosady. (1997), Public Relations, Jakarta. Gramedia.

Faizal, Ade. (2011), Ilustrasi Gambar dan Desain Grafis, Jogjakarta, Bagus Media. Surianto, Rustan. (2009), Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta. Gramedia Budiharti, Lis Neni. (2005), Diktat Psikologi Persepsi.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.watchtower.org http://www.marthatilaar.com http://www.perdoski.org

Venus, Antar Rakhma. (2004), Manajemen Kampanye, Bandung, Simbiosa Rekatama Media.

Soedrajat, Rudi. (2008), Tipografi Dasar, Jakarta, PT Elex Media Komputindo. Khasanah, Nurul. (2011), Waspada Bahaya Kosmetik, Jogjakarta, FlashBooks. Ruslan,Rosady. (1997), Public Relations, Jakarta. Gramedia.

Faizal, Ade. (2011), Ilustrasi Gambar dan Desain Grafis, Jogjakarta, Bagus Media. Surianto, Rustan. (2009), Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta. Gramedia Budiharti, Lis Neni. (2005), Diktat Psikologi Persepsi.


(1)

4 Kampanye akan disesuaikan secara strategi agar biaya yang dikeluarkan efektif.

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan pokok masalah yang telah dipaparkan, maka didapatkan tujuan:

 Mensosialisasikan rasa cinta akan warna kulit sendiri kepada wanita berusia 17-25 tahun melalui kampanye sosial

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Guna mendapatkan data yang sesuai maka penulis akan mencari data kepada ahli psikolog dan dokter-dokter spesialis kulit berdasarkan topik yang masih berhubungan dengan kesehatan kulit. Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan cara:

1. Studi literatur, melalui buku-buku yang berhubungan dengan kulit dan bahan kimia pemutih kulit. Selain itu juga dari situs-situs yang bersangkutan.

2. Melakukan wawancara langsung dengan sumber yang kompeten di bidang kecantikan kulit.


(2)

5

1.5 Skema Perancangan

Kampanye Cintai Warna Kulit untuk Wanita Muda

Fakta

Banyak wanita muda menggunakan produk pemutih kulit tanpa mengetahui resikonya

Fakta

Banyak wanita muda menggunakan pemutih kulit agar dapat diterima di lingkungan sosialnya

Pengumpulan Data

Masalah

1. Pengetahuan masyarakat tentang zat-zat yang terkandung dalam produk pemutih kulit kurang

2. Kepercayaan diri wanita muda di Indonesia kurang jika kulitnya berwarna gelap 3. Kulit yang berwarna putih dianggap lebih cantik daripada kulit berwarna gelap

Penyebab

1. Jarangnya informasi-informasi yang diterima secara gamblang mengenai efek buruk pemakaian produk pemutih kulit

2. Banyaknya pihak yang membentuk “image” serupa

Strategi

Membuat kampanye yang dapat membuat masyarakat mencintai warna kulit sendiri dan lebih menghargai serta memiliki rasa percaya diri sehingga mengubah pandangan

“kulit putih lebih cantik daripada kulit berwarna gelap”

Pemecahan Masalah

Mengadakan penelitian terhadap karakter target kampanye. Membuat kampanye yang sesuai dengan karakter target.

Konsep Perancangan Target Audience

Strategi Media Strategi Kreatif Target

Perancangan Kreatif

Membuat kampanye yang berisi pesan yang menyentuh emosional mereka, yang dapat mengganggu kepentingan dan harga diri mereka jika tidak melakukan

apa yang dikampanyekan. Pesan dapat berupa sindiran dan penalaran. Penggunaan ambient media dapat memudahkan target mengingat pesan tersebut.

Semua wanita muda kalangan menegah ke atas dan kalangan atas menghargai dan mencintai warna kulit sendiri dan dapat lebih percaya diri dengan warna kulitnya yang alami. Tujuannya untuk

menyadarkan masyarakat untuk mencintai dan lebih menghargai warna kulit sendiri. Kampanye akan dibuat dengan media yang cocok yang dapat menyentuh emosi mereka

Menciptakan sebuah pesan yang dapat mengganggu kepentingan dan pemikiran mereka

akan “image” yang selama ini melekat dalam pikiran masyarakat Indonesia. Pesan dapat berupa sindiran atau penalaran.

Masyarakat wanita muda usia 17-25 tahun kelas menengah atas dan kelas atas yang ada di kota-kota besar di Jabar, seperti Bandung.


(3)

46

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pemilihan topik Tugas Akhir Desain Komunikasi Visual 2011 ini berdasarkan pada krisis sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat dewasa ini. Banyaknya wanita yang berlomba-lomba untuk tampil sempurna sesuai standar kecantikan di lingkungan sosialnya. Warna kulit putih merupakan standar kecantikan yang didambakan semua wanita. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya faktor dari dalam dan dari lingkungan. Faktor-faktor tersebut adalah gencarnya iklan-iklan produk pemutih kulit, rasa percaya diri yang kurang karena kulit gelap, dan juga status sosial agar bisa diterima di lingkungan teman sebaya.

Kampanye mencintai warna kulit sendiri bertujuan untuk menekankan rasa cinta terhadap keadaan atau warna kulit alami yang dimiliki sejak lahir. Faktor-faktor dari luar tidak dapat dibatasi keberadaanya, namun diharapkan dengan adanya kampanye ini, pencegahan dan pembatasan dapat dilakukan oleh wanita itu sendiri. Mereka diharapkan dapat menyukai warna kulit mereka dan tidak menganggap warna kulit tertentu lebih baik.

Penggunaan media-media yang sesuai dengan kehidupan wanita berusia 17-25 tahun sebagai media penyebaran kampanye diharapkan dapat membantu orang-orang menerima informasi dan pesan kampanye dengan mudah. Konsep dari keseluruhan kampanye ini adalah cintai warna kulit sendiri, yang penting kulit itu sehat.


(4)

47

5.2 Saran

5.2.1 Diri sendiri

 Supaya lebih disiplin dan peka terhadap masalah sosial agar dapat turut membantu dalam penyelesaian

 Dapat mengatasi masalah dan memikirkan solusi secara visual dengan lebih baik lagi

 Menjadi lebih peka dan kreatif dalam mendesain

5.2.2 Maranatha

 Supaya Universitas Kristen Maranatha dapat lebih lebih peduli dan peka terhadap masalah-masalah sosial di kalangan mahasiswa/i dan dapat membantu mendidik mahasiswa menjadi pribadi yang penuh percaya diri.

5.2.3 Pemerintah dan Masyarakat Umum

 Pemerintah dapat melihat kondisi masyarakat dan mendukung masyarakat untuk dapat mencintai diri mereka dengan fisik yang alami

 Masyarakat umum dapat menghargai warna kulit mereka dan merawat sebaik-baiknya


(5)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.watchtower.org http://www.marthatilaar.com http://www.perdoski.org

Venus, Antar Rakhma. (2004), Manajemen Kampanye, Bandung, Simbiosa Rekatama Media.

Soedrajat, Rudi. (2008), Tipografi Dasar, Jakarta, PT Elex Media Komputindo. Khasanah, Nurul. (2011), Waspada Bahaya Kosmetik, Jogjakarta, FlashBooks. Ruslan,Rosady. (1997), Public Relations, Jakarta. Gramedia.

Faizal, Ade. (2011), Ilustrasi Gambar dan Desain Grafis, Jogjakarta, Bagus Media. Surianto, Rustan. (2009), Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta. Gramedia Budiharti, Lis Neni. (2005), Diktat Psikologi Persepsi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.watchtower.org http://www.marthatilaar.com http://www.perdoski.org

Venus, Antar Rakhma. (2004), Manajemen Kampanye, Bandung, Simbiosa Rekatama Media.

Soedrajat, Rudi. (2008), Tipografi Dasar, Jakarta, PT Elex Media Komputindo. Khasanah, Nurul. (2011), Waspada Bahaya Kosmetik, Jogjakarta, FlashBooks. Ruslan,Rosady. (1997), Public Relations, Jakarta. Gramedia.

Faizal, Ade. (2011), Ilustrasi Gambar dan Desain Grafis, Jogjakarta, Bagus Media. Surianto, Rustan. (2009), Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta. Gramedia Budiharti, Lis Neni. (2005), Diktat Psikologi Persepsi.