Perancangan Kampanye "FreeDog" untuk Mencegah Penelantaran Anjing di Kota Bandung bagi Dewasa Muda Aktif.

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE PENCEGAHAN PENELANTARAN ANJING BAGI DEWASA MUDA DI KOTA BANDUNG

Oleh

Pricillia Candy Noviana NRP 1164076

Hewan peliharaan anjing sangat banyak diminati oleh masyarakat terutama anjing ras. Namun kebanyakan pemelihara anjing kurang bertanggung jawab kepada anjingnya dan kurang tanggap kepada apa saja yang dibutuhkan oleh anjingnya. Hal ini akan berujung pada penelantaran terhadap anjing bahkan ada yang berujung hingga kekerasan terhadap anjing. Kurangnya edukasi dan informasi membuat pemelihara anjing kurang mengetahui hal-hal penting terkait pemeliharaan anjing.

Karena itu adanya perancangan ini bertujuan mencegah pemelihara anjing menelantarkan anjingnya dari segi fisik maupun mental serta memberi edukasi kepada pemelihara anjing dalam memelihara anjingnya. Metode untuk mengukur kesejahteraan anjing dalam perancangan ini adalah 5 Freedoms of Animals dari RSPCA pada tahun 2009. Manfaat dari perancangan ini adalah agar pemelihara anjing mengetahui hal-hal terkait penelantaran anjing serta apa yang dibutuhkan dalam pemeliharaan anjing.

Penyampaian kampanye disesuaikan dengan kebiasaan dewasa muda sekarang ini sehingga dilakukan pengolahan sosial media, pembuatan website, dan aplikasi mobile yang berisi artikel serta tips dan trik terkait penelantaran dan pemeliharaan, event sosial media,

scheduling dan reminding dari aplikasi mobile untuk mempermudah perawatan anjing.


(2)

ABSTRACT

THE CAMPAIGN DESIGN TO PREVENT THE STRAY OF DOGS

FOR YOUNG ADULTS IN BANDUNG

by

Pricillia Candy Noviana NRP 1164076

Dogs as pets are well favored particularly the hybrids. Unfortunately dog owners sometimes pay little attention to the needs of the dogs. This led to the abandonment of the dog and worse is the violence that they have to endure. This is basically due to the absence of knowledge to take care of dogs properly.

Thus, this design is meant to prevent the straying of dogs physically and mentally and to give out information as to how to take care of their dogs in the right way. The methods used for the design is called 5 Freedom of Animals from RSPCA in 2009. The benefit of this design is to make dog owners be aware of the right way to keep their dogs instead of straying them irresponsibly.

The campaign design accords with the habits of today’s young adults. That is, through social media, website, mobile application which gives out articles, tips and tricks on the care and stray of dogs, events in social media that note down the scheduling and reminding to make ease the dog care.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 3

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.4.1 Observasi ... 4

1.4.2 Wawancara ... 4

1.4.3 Studi Literatur ... 4

1.4.4 Survey ... 4

1.5 Skema Perancangan ... 5

BAB II : LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Desain Komunikasi Visual ... 6

2.2 Kampanye ... 6

2.3 Jenis Kampanye ... 6

2.4 Kampanye dan Manajemen Kampanye ... 7


(4)

2.6 Animal Welfare ... 9

2.7 Animal Abuse ... 10

2.7.1 Types of Animal Abuse ... 11

2.8 Teori Family Life Cycle ... 12

2.9 Psikologi Target Audience Kelas Sosial Menengah Atas ... 12

2.10 Teori Warna ... 12

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Data dan Fakta... 14

3.1.1 Lembaga Terkait ... 14

3.1.2 Fenomena ... 14

3.1.3 Tinjauan Karya Sejenis ... 39

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 52

3.2.1 Analisis SWOT ... 52

3.2.2 Analisis STP ... 53

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH... 55

4.1 Konsep Komunikasi ... 55

4.2 Konsep Kreatif ... 55

4.2.1 Konsep Visual ... 55

4.2.1 Warna ... 57

4.2.3 Tipografi ... 57

4.2.4 Logo dan Tagline Kampanye ... 58

4.3 Konsep Media ... 58

4.3.1 Awareness ... 59

4.3.2 Informing ... 59

4.3.3 Reminding ... 60

4.4 Hasil Karya 4.4.1 Logo dan Tagline Kampanye ... 61

4.4.2 Wallpost Awareness Media Sosial ... 61

4.4.3 Cover, Profile Picture, untuk Facebook dan Twitter ... 65


(5)

4.4.5 Website Informing ... 70

4.4.6 Wallpost Awareness Aplikasi Smartphone ... 74

4.4.7 Aplikasi Smartphone Informing ... 74

4.4.8 Wallpost Reminding Event Photo Challenge ... 76

4.4.9 Official Merchandise Reminding ... 77

BAB V : PENUTUP 5.1 Simpulan ... 79

5.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 83

DATA PENULIS ... 84


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Perancangan ... 5

Gambar 3.1 Logo Animal Defender ... 14

Gambar 3.2 Grafik Media Informasi Responden ... 17

Gambar 3.3 Grafik Tingkat Kesukaan Responden kepada Anjing ... 19

Gambar 3.4 Grafik Hewan yang Responden Sukai ... 20

Gambar 3.5 Grafik Hewan yang Responden Tidaksukai ... 21

Gambar 3.6 Grafik Penyebab Tidak Menyukai Anjing dan Kucing ... 22

Gambar 3.7 Grafik Hewan yang Ingin Dipelihara Responden ... 23

Gambar 3.8 Grafik Alasan Responden Ingin Memelihara ... 24

Gambar 3.9 Grafik Dukungan Keluarga Dalam Memelihara Hewan Peliharaan .. 25

Gambar 3.10 Grafik Lingkungan Tempat Tinggal ... 26

Gambar 3.11 Grafik Tanggapan Lingkungan Tempat Tinggal ... 27

Gambar 3.12 Grafik Pendapat Mengenai Kekerasan Anjing dan Kucing ... 28

Gambar 3.13 Grafik Pengetahuan Akan Organisasi ... 29

Gambar 3.14 Grafik Dukungan Untuk Kampanye ... 30

Gambar 3.15 Grafik Aksi Responden ... 31

Gambar 3.16 Grafik Pengetahuan akan Anjing/Kucing yang dapat Diadopsi... 32

Gambar 3.17 Grafik Niat Responden untuk Mengadopsi ... 33

Gambar 3.18 Grafik Perlunya Edukasi dalam Memelihara Hewan ... 34

Gambar 3.19 Website ‘Never Be Silent’ PETA ... 40

Gambar 3.20 Find your voice ‘Never Be Silent’ ... 40

Gambar 3.21 Gimmick Never Be Silent... 41

Gambar 3.22 Infographic Never Be Silent ... 41

Gambar 3.23 Billboard KFC Cruelty ... 42

Gambar 3.24 Website KFC Cruelty ... 43

Gambar 3.25 KFC Cruelty Ads ... 43

Gambar 3.26 Stiker KFC Cruelty... 44

Gambar 3.27 Leaflet KFC Cruelty ... 44

Gambar 3.28 Website Ads Shelter Pet Adoption ... 45


(7)

Gambar 3.30 Website Cruelty Free ... 46

Gambar 3.31 Website Header Cruelty Free 1 ... 46

Gambar 3.32 Website Header Cruelty Free 2 ... 46

Gambar 3.33 Outlet Cruelty Free ... 47

Gambar 3.34 Poster Scooby Doo ... 48

Gambar 3.35 Facebook Cover Scooby Doo ... 48

Gambar 3.36 Facebook Wallpost ... 49

Gambar 3.37 Poster Support BAWA... 49

Gambar 3.38 Voucher Support BAWA ... 50

Gambar 3.39 Poster Dogs are Not Food ... 50

Gambar 3.40 Poster Dogs are Not Food ... 51

Gambar 3.41 Dokumentasi Dogs Are Not Food ... 51

Gambar 4.1 Foto 1 ... 56

Gambar 4.2 Foto 2 ... 56

Gambar 4.3 Palette Warna Kampanye ... 57

Gambar 4.4 Font Raleway ... 57

Gambar 4.5 Font Lato ... 58

Gambar 4.6 Timeline Media ... 58

Gambar 4.7 Logo Kampanye Free Dog ... 61

Gambar 4.8 Wallpost 1 ... 62

Gambar 4.9 Wallpost 2 ... 63

Gambar 4.10 Wallpost 3 ... 63

Gambar 4.11 Wallpost 4 ... 64

Gambar 4.12 Wallpost 5 ... 64

Gambar 4.13 Aplikasi Cover, Profile Picture, dan Wallpost Facebook ... 65

Gambar 4.14 Aplikasi Cover, Profile Picture, dan Wallpost Twitter ... 66

Gambar 4.15 Aplikasi Wallpost pada Instagram ... 67

Gambar 4.16 Wallpost Informing 1 ... 68

Gambar 4.17 Wallpost Informing 2 ... 68

Gambar 4.18 Wallpost Informing 3 ... 69

Gambar 4.19 Wallpost Informing 4 ... 69


(8)

Gambar 4.21 Loading Website ... 71

Gambar 4.22 Home Website ... 72

Gambar 4.23 Landing Menu Story ... 73

Gambar 4.24 Detail Menu Story ... 74

Gambar 4.25 Wallpost Awareness Aplikasi Smartphone ... 74

Gambar 4.26 Aplikasi Smartphone 1 ... 75

Gambar 4.27 Aplikasi Smartphone 2 ... 76

Gambar 4.28 Wallpost Event Sosial Media... 76

Gambar 4.29 Case Smartphone Free Dog ... 77

Gambar 4.30 Kaos Free Dog ... 77

Gambar 4.31 Notes Free Dog ... 78


(9)

DAFTAR TABEL


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Hasil Wawancara Pemilik Animal Defenders Indonesia... 83

Lampiran B Hasil Wawancara Pemilik Anjing Kelas Menengah Atas ... 83

Lampiran C Artikel Terkait Penelantaran Anjing ... 83

Lampiran D Kuesioner ... 83


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hewan peliharaan anjing dan kucing merupakan hewan menggemaskan yang diminati banyak orang. Kebanyakan yang diminat adalah hewan ras. Hewan peliharaan juga kini mudah didapatkan di pet shop yang berada dibanyak tempat sehingga banyak orang dapat membeli dan memeliharanya. Tetapi orang yang memelihara tersebut kadang kala tidak memikirkan tanggung jawab, resiko dalam pemeliharaan hewan peliharaan, biaya yang dikeluarkan, serta kebutuhan fisik dan mental hewan peliharaan. Hal ini akan berujung kepada penelantaran dan kekerasan terhadap hewan peliharaan. Kebanyakan kasus yang terjadi pada hewan peliharaan adalah penelantaran karena kurangnya rasa bertanggung jawab pemilik, kurang siap memelihara hewan peliharaan, tidak ada biaya dan tempat.

Salah satu teori yang digunakan dalam perancangan ini adalah Five Freedom of

Animals (RSPCA, 2009). Metode ini digunakan untuk mengukur kesejahteraan

hewan dengan beberapa aspek terkait didalamnya.

Kekerasan dan penelantaran terhadap hewan, khususnya anjing dan kucing tidak hanya terjadi di luar negeri saja, tapi juga di Indonesia. Di Indonesia, hak dan kelangsungan hidup hewan tidak terlalu diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat. Padahal semua manusia bertanggung jawab terhadap masing-masing hewan yang dipelihara maupun bebas di alamnya.

Indonesia memiliki banyak hewan yang khas (17% hewan di dunia dimiliki di Indonesia), hewan-hewan ini mengalami kekejaman dan eksploitasi karena diperjualbelikan secara ilegal. Tingginya tingkat kekerasan dan kurangnya kepedulian terhadap hewan juga terlihat dari banyaknya anjing maupun kucing liar Selain itu beberapa orang menghalalkan daging anjing untuk dikonsumsi


(12)

massal. Bagi beberapa orang yang tidak menyukai hewan, hal ini dijadikan alasan untuk melakukan kekerasan. Kekerasan bukan hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak menyukai keberadaan mereka, bahkan pemiliknya sekalipun terkadang menyiksa hewan peliharaannya karena alasan tertentu, bahkan membuang mereka.

Melihat banyaknya permasalahan di atas, beberapa kelompok pecinta hewan mendirikan organisasi-organisasi untuk menampung dan mengatasi kekerasan terhadap anjing dan kucing. Organisasi yang berada di Indonesia contohnya seperti Animal Defender, Animal Friends Jogja, BAWA (Bali Animal Welfare

Association), JAAN (Jakarta Animal Aid Network), dan Garda Satwa Indonesia.

Organisasi-organisasi ini merupakan organisasi sosial yang bergerak di bidang penampungan hewan khususnya anjing dan kucing yang mengalami kekerasan, penelantaran, dan penganiayaan. Organisasi ini menyelamatkan, menampung, serta memberikan rumah baru bagi para hewan yang mengalami kekerasan dan penelantaran. Selain itu, mereka juga aktif menumbuhkan kesadaran masyarakat melalui berbagai macam kegiatan dan kampanye. Kampanye yang pernah dibuat salah satunya adalah kampanye ‘Dogs Are Not Food’. Kampanye ini diadakan oleh Animal Friends Jogja, Garda Satwa Indonesia, JAAN, House

of Strays, dan BAWA.

Berdasarkan data yang didapat dari hasil wawancara pemilik salah satu organisasi yaitu Doni Herdaru Tona (pemilik dan pendiri Animal Defender), selain penganiayaan, kasus tertinggi yang dialami oleh anjing adalah penelantaran oleh pemiliknya sendiri. Menurut Doni, dari 100% anjing yang ditampung, 70% nya mengalami penelantaran oleh pemiliknya. Dari fenomena dan permasalahan di atas, dibutuhkan kampanye anti penelantaran pada hewan peliharaan khususnya anjing di Indonesia yaitu di kota Bandung sebagai perwakilan kota besar lainnya. Kampanye ini dibutuhkan karena kurangnya tanggung jawab pemeliharan anjing (yang mengakibatkan penelantaran anjing) serta kurangnya edukasi terhadap persiapan memelihara anjing.


(13)

Latar belakang pemilik anjing yang menelantarkan anjingnya biasanya berasal dari kelas sosial menengah atas yang mampu untuk membeli anjing namun tidak benar-benar menyayangi anjing. Mereka mampu secara finansial namun tidak memberikan kasih sayang yang dan perhatian pada anjing peliharaannya, padahal anjing termasuk hewan sosial yang harus berinteraksi dengan manusia dan sesamanya.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalah yang ada adalah :

o Bagaimana cara merancang visual dan konsep kampanye yang tepat untuk mengkomunikasikan pencegahan penelantaran anjing peliharaan terhadap pemelihara anjing kelas sosial menengah atas?

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang ada, penulis memfokuskan ruang lingkup permasalahan pada :

o Fokus masalah terletak pada meminimalkan penelantaran anjing peliharaan mencakup menginformasikan dan mengedukasi hal-hal terkait pemeliharaan anjing.

o Penelitian dibatasi hanya di kota Bandung saja untuk mewakili kota besar lainnya.

1.3 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan berdasarkan permasalahan yang disebutkan dalam permasalahan dan ruang lingkup adalah :

o Merancang visual dan konsep kampanye yang tepat untuk mengkomunikasikan pencegahan penelantaran anjing peliharaan terhadap pemelihara anjing kelas sosial menengah atas.


(14)

Untuk mendapatkan data yang akurat dan mendukung perancangan kampanye, berikut adalah sumber dan teknik pengumpulan data yang akan dilakukan : 1.4.1 Observasi

Observasi terhadap fenomena-fenomena terkait penelantaran hewan dengan melakukan pengamatan langsung di shelter organisasi Animal Defender.

1.4.2 Wawancara

Narasumber untuk diwawancara mengenai informasi organisasi adalah Doni Herdaru Tona, pendiri organisasi Animal Defender. Wawancara kepada 8 pemilik anjing kelas menengah atas.

1.4.3 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan mengkaji berbagai teori Animal Rights, Animal Welfare, Animal Liberation, Animal

Cruelty, dan Animal Abuse serta psikologi diri antar animal lover dan

peliharaannya. Serta mengumpulkan data terkait melalui website resmi organisasi penyayang hewan dan artikel liputan koran.

1.4.4 Survey

Penyebaran kuesioner pada 100 masyarakat umum yang berdomisili di Bandung disebarkan di perkantoran daerah Pajajaran dan Dewi Sartika, di SMP dan SMA BPK Penabur, dan lingkungan FSRD Maranatha. Survey dilakukan untuk mendata pendapat masyarakat umum.


(15)

1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema perancangan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)


(16)

BAB V

PENUTUP

5.1Simpulan

Kesimpulannya adalah dilihat dari pengumpulan data hingga terkumpulnya data menggunakan kuesioner, wawancara, dan pengumpulan artikel didapatkan banyaknya orang yang menyukai anjing serta banyaknya orang yang berminat memelihara anjing juga tingginya penelantaran anjing. Namun kesadaran akan tanggung jawab serta simpati terhadap penelantaran serta kekerasan anjing kurang ditanggapi oleh target bahkan oleh pemerintah. Tidak ada badan pemerintah yang mengatasi maupun mendata mengenai penelantaran. Karena itu perancangan kampanye ini dibutuhkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dan target mengenai permasalahan ini.

Dari perancangan ini didapatkan sulitnya merancang suatu desain yang dapat mempengaruhi serta menyentuh perasaan target. Hal ini dipecahkan dengan memperlihatkan keadaan sebenarnya dari foto korban penelantaran pada

wallpost awareness dan informing untuk lebih menggugah perasaan target. Jenis

penelantaran yang diperlihatkan yaitu penelantaran-penelantaran berdasarkan

Five Freedoms of Animals yang merupakan metode internasional untuk

mengukur kesejahteraan hewan.

Perancangan kampanye seperti ini yang merupakan kampanye sosial, bertarget sempit karena hanya menyasar target tertentu. Perancangan juga dipengaruhi oleh data dan fakta yang terdapat dilapangan karena itu perancangan harus sesuai dengan survey yang dilakukan. Media yang dipilih mengikuti hasil dari kuesioner yang disebar yaitu tingginya penggunaan sosial media dan media digital. Karena itu media yang digunakan adalah media digital yang mudah diakses dari smartphone karena tingginya juga penggunaan smartphone masyarakat saat ini. Media digital ini berupa pengolahan sosial media, website dan aplikasi smartphone.

Pengolahan sosial media berupa pembuatan wallpost berseri untuk media

awareness. Media utama berupa website dan aplikasi smartphone yang mudah

diakses oleh target. Aplikasi smartphone ini digunakan untuk memudahkan target dalam merawat hewan peliharaannya. Website digunakan untuk mengakses informasi lengkap mengenai pemeliharaan dan penelantaran anjing. Terakhir media reminding berupa event photo challenge berdasarkan 5 jenis


(17)

penelantaran yang dilakukan kepada anjing. Photo challenge ini untuk mengajak langsung target dan masyarakat merawat dan memenuhi kebutuhan anjingnya.

Perancangan kampanye sosial ini merupakan kampanye yang ditujukan hanya untuk pemelihara dan yang akan memelihara anjing. Dengan target yang spesifik, sosialisasi menjadi terbatas. Pengenalan dan informasi mengenai kampanye dilakukan melalui media digital sesuai dengan ketertarikan target kepada sosial media dan media digital yang sering di akses berdasarkan kuesioner. Kampanye ini dibutuhkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dan pemerintah terhadap masalah ini serta tingginya penelantaran anjing yang terjadi di kota-kota besar oleh masyarakat kelas menengah atas.

5.2Saran

Masukan dan saran dari penguji, seharusnya pesan yang disampaikan dapat lebih dalam dan sosialisasi serta edukasi juga dapat lebih mengena. STP dan desain dipertajam agar lebih mengena kepada psikologi target.

Saran dari penulis dalam perancangan, seharusnya pemerintah memiliki badan terkait yang menangani anjing terlantar serta edukasi terhadap kesejahteraan dan hak hewan. Penulis mendapatkan kesulitan dalam meminta data dari pemerintah karena tidak adanya badan pemerintah yang menangani dan mendata mengenai anjing terlantar dan kekerasan anjing. Kurangnya informasi dari dinas terkait mengakibatkan informasi yang didapat lebih banyak dari artikel koran dan

shelter-shelter terkait. Himbauan kepada masyarakat diharapkan masyarakat

lebih bisa menghargai hak dan kesejahteraan hewan terutama pemilik hewan. Diharapkan pemilik hewan lebih bertanggung jawab terhadap hewan peliharaannya, menyayangi hewan peliharaannya, serta memiliki pertimbangan ketika akan memelihara hewan peliharaan. Himbauan kepada sesame desainer, sebaiknya lebih banyak desainer yang menyadari kasus-kasus sosial kecil yang terlihat sepele untuk menjadi bahan kampanye. Karena kasus-kasus seperti inilah yang sebetulnya penting tetapi kurang ditanggapi masyarakat serta pemerintah.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU

D. M., Broom dan A. F. Fraser. 2007. Domestic Animal Behaviour and Welfare, Wallingford, UK : CAB International.

Isacat, Ben. 2013. How to do Animal Rights, (Online), www.animalethics.org.uk, diakses 12 Maret 2015)

Venus, Antar; Karyanti Rema, Rakhmat Jalaluddin. 2004. Manajemen Kampanye : Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Jakarta : Simbiosa Rekatama Media.

Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Singer, Peter. 2002. Animal Liberation. Britain : Ecco.

Franklin, Julian H. 2005. Animal Rights and Moral Philosophy. New York : Columbia University Press.

Webster, John. 2005. Animal Welfare Limping Towards Eden. UK : Blackwell.

Brown, Sue Ellen. 2004. Human Animal Bond and Self Psychology. Koninklijke Brill NV : Leiden.

W.A., Sulasmi Darmaprawira. 2002. Warna : Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung : Penerbit ITB.

SUMBER WEBSITE

RSPCA. 2009. The Five Freedoms, (Online),


(19)

ation%2Fpdf&blobkey=id&blobtable=RSPCABlob&blobwhere=12106831961 22&ssbinary=true diakses 13 Maret 2015).

_____. 2015. (Online), (http://animalfriendsjogja.org diakses 13 Maret 2015.

_____. 2015. (Online), (http://jakartaanimalaid.com/blog/?page_id=126 diakses 13 Maret 2015).

_____. 2015. (Online) www.gardasatwaindonesia.org diakses 13 Maret 2015).

_____. 2015. Never Be Silent. (Online), (www.features.peta.org/never-be-silent/Default.aspx diakses 14 Maret 2015).

_____. 2011. Kentucky Fried Cruelty. (Online),

(www.kentuckyfriedcruelty.com/index.aspx diakses 14 Maret 2015).

_____. 2014. Cruelty Free International. (Online),

(http://www.crueltyfreeinternational.org/en/global-pledge diakses 14 Maret 2015).

_____. 2014. Cruelty Free International. (Online),

(http://www.crueltyfreeinternational.org/en/supporters/industry/telling-the-world?countryId=20#photoGalleryContainer diakses 14 Maret 2015).

_____. 2015. (Online), (www.adcouncil.org diakses 14 Maret 2015).

_____. 2015. (Online), (www.peta.org diakses 14 Maret 2015).


(1)

Universitas Kristen Maranatha 4 Untuk mendapatkan data yang akurat dan mendukung perancangan kampanye, berikut adalah sumber dan teknik pengumpulan data yang akan dilakukan :

1.4.1 Observasi

Observasi terhadap fenomena-fenomena terkait penelantaran hewan dengan melakukan pengamatan langsung di shelter organisasi Animal Defender.

1.4.2 Wawancara

Narasumber untuk diwawancara mengenai informasi organisasi adalah Doni Herdaru Tona, pendiri organisasi Animal Defender. Wawancara kepada 8 pemilik anjing kelas menengah atas.

1.4.3 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan mengkaji berbagai teori Animal Rights, Animal Welfare, Animal Liberation, Animal Cruelty, dan Animal Abuse serta psikologi diri antar animal lover dan peliharaannya. Serta mengumpulkan data terkait melalui website resmi organisasi penyayang hewan dan artikel liputan koran.

1.4.4 Survey

Penyebaran kuesioner pada 100 masyarakat umum yang berdomisili di Bandung disebarkan di perkantoran daerah Pajajaran dan Dewi Sartika, di SMP dan SMA BPK Penabur, dan lingkungan FSRD Maranatha. Survey dilakukan untuk mendata pendapat masyarakat umum.


(2)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.5 Skema Perancangan

Gambar 1.1 Skema perancangan (Sumber : Dokumentasi Pribadi)


(3)

Universitas Kristen Maranatha79

BAB V

PENUTUP

5.1Simpulan

Kesimpulannya adalah dilihat dari pengumpulan data hingga terkumpulnya data menggunakan kuesioner, wawancara, dan pengumpulan artikel didapatkan banyaknya orang yang menyukai anjing serta banyaknya orang yang berminat memelihara anjing juga tingginya penelantaran anjing. Namun kesadaran akan tanggung jawab serta simpati terhadap penelantaran serta kekerasan anjing kurang ditanggapi oleh target bahkan oleh pemerintah. Tidak ada badan pemerintah yang mengatasi maupun mendata mengenai penelantaran. Karena itu perancangan kampanye ini dibutuhkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dan target mengenai permasalahan ini.

Dari perancangan ini didapatkan sulitnya merancang suatu desain yang dapat mempengaruhi serta menyentuh perasaan target. Hal ini dipecahkan dengan memperlihatkan keadaan sebenarnya dari foto korban penelantaran pada wallpost awareness dan informing untuk lebih menggugah perasaan target. Jenis penelantaran yang diperlihatkan yaitu penelantaran-penelantaran berdasarkan Five Freedoms of Animals yang merupakan metode internasional untuk mengukur kesejahteraan hewan.

Perancangan kampanye seperti ini yang merupakan kampanye sosial, bertarget sempit karena hanya menyasar target tertentu. Perancangan juga dipengaruhi oleh data dan fakta yang terdapat dilapangan karena itu perancangan harus sesuai dengan survey yang dilakukan. Media yang dipilih mengikuti hasil dari kuesioner yang disebar yaitu tingginya penggunaan sosial media dan media digital. Karena itu media yang digunakan adalah media digital yang mudah diakses dari smartphone karena tingginya juga penggunaan smartphone masyarakat saat ini. Media digital ini berupa pengolahan sosial media, website dan aplikasi smartphone.

Pengolahan sosial media berupa pembuatan wallpost berseri untuk media awareness. Media utama berupa website dan aplikasi smartphone yang mudah diakses oleh target. Aplikasi smartphone ini digunakan untuk memudahkan target dalam merawat hewan peliharaannya. Website digunakan untuk mengakses informasi lengkap mengenai pemeliharaan dan penelantaran anjing. Terakhir media reminding berupa event photo challenge berdasarkan 5 jenis


(4)

Universitas Kristen Maranatha80 penelantaran yang dilakukan kepada anjing. Photo challenge ini untuk mengajak langsung target dan masyarakat merawat dan memenuhi kebutuhan anjingnya. Perancangan kampanye sosial ini merupakan kampanye yang ditujukan hanya untuk pemelihara dan yang akan memelihara anjing. Dengan target yang spesifik, sosialisasi menjadi terbatas. Pengenalan dan informasi mengenai kampanye dilakukan melalui media digital sesuai dengan ketertarikan target kepada sosial media dan media digital yang sering di akses berdasarkan kuesioner. Kampanye ini dibutuhkan karena kurangnya kesadaran masyarakat dan pemerintah terhadap masalah ini serta tingginya penelantaran anjing yang terjadi di kota-kota besar oleh masyarakat kelas menengah atas.

5.2Saran

Masukan dan saran dari penguji, seharusnya pesan yang disampaikan dapat lebih dalam dan sosialisasi serta edukasi juga dapat lebih mengena. STP dan desain dipertajam agar lebih mengena kepada psikologi target.

Saran dari penulis dalam perancangan, seharusnya pemerintah memiliki badan terkait yang menangani anjing terlantar serta edukasi terhadap kesejahteraan dan hak hewan. Penulis mendapatkan kesulitan dalam meminta data dari pemerintah karena tidak adanya badan pemerintah yang menangani dan mendata mengenai anjing terlantar dan kekerasan anjing. Kurangnya informasi dari dinas terkait mengakibatkan informasi yang didapat lebih banyak dari artikel koran dan shelter-shelter terkait. Himbauan kepada masyarakat diharapkan masyarakat lebih bisa menghargai hak dan kesejahteraan hewan terutama pemilik hewan. Diharapkan pemilik hewan lebih bertanggung jawab terhadap hewan peliharaannya, menyayangi hewan peliharaannya, serta memiliki pertimbangan ketika akan memelihara hewan peliharaan. Himbauan kepada sesame desainer, sebaiknya lebih banyak desainer yang menyadari kasus-kasus sosial kecil yang terlihat sepele untuk menjadi bahan kampanye. Karena kasus-kasus seperti inilah yang sebetulnya penting tetapi kurang ditanggapi masyarakat serta pemerintah.


(5)

Universitas Kristen Maranatha 81

DAFTAR PUSTAKA

SUMBER BUKU

D. M., Broom dan A. F. Fraser. 2007. Domestic Animal Behaviour and Welfare, Wallingford, UK : CAB International.

Isacat, Ben. 2013. How to do Animal Rights, (Online), www.animalethics.org.uk, diakses 12 Maret 2015)

Venus, Antar; Karyanti Rema, Rakhmat Jalaluddin. 2004. Manajemen Kampanye : Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Jakarta : Simbiosa Rekatama Media.

Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Singer, Peter. 2002. Animal Liberation. Britain : Ecco.

Franklin, Julian H. 2005. Animal Rights and Moral Philosophy. New York : Columbia University Press.

Webster, John. 2005. Animal Welfare Limping Towards Eden. UK : Blackwell.

Brown, Sue Ellen. 2004. Human Animal Bond and Self Psychology. Koninklijke Brill NV : Leiden.

W.A., Sulasmi Darmaprawira. 2002. Warna : Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung : Penerbit ITB.

SUMBER WEBSITE

RSPCA. 2009. The Five Freedoms, (Online),


(6)

Universitas Kristen Maranatha 82 ation%2Fpdf&blobkey=id&blobtable=RSPCABlob&blobwhere=12106831961 22&ssbinary=true diakses 13 Maret 2015).

_____. 2015. (Online), (http://animalfriendsjogja.org diakses 13 Maret 2015.

_____. 2015. (Online), (http://jakartaanimalaid.com/blog/?page_id=126 diakses 13 Maret 2015).

_____. 2015. (Online) www.gardasatwaindonesia.org diakses 13 Maret 2015).

_____. 2015. Never Be Silent. (Online), (www.features.peta.org/never-be-silent/Default.aspx diakses 14 Maret 2015).

_____. 2011. Kentucky Fried Cruelty. (Online),

(www.kentuckyfriedcruelty.com/index.aspx diakses 14 Maret 2015).

_____. 2014. Cruelty Free International. (Online),

(http://www.crueltyfreeinternational.org/en/global-pledge diakses 14 Maret 2015).

_____. 2014. Cruelty Free International. (Online),

(http://www.crueltyfreeinternational.org/en/supporters/industry/telling-the-world?countryId=20#photoGalleryContainer diakses 14 Maret 2015).

_____. 2015. (Online), (www.adcouncil.org diakses 14 Maret 2015).

_____. 2015. (Online), (www.peta.org diakses 14 Maret 2015).