Pengaruh Elemen Interior Terhadap Egress System Pada bangunan Mix Use Rumah Sakit Dan Galeri.
i
ABSTRAKSI
Kebutuhan akan rasa aman merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam setiap aspek kehidupan manusia termasuk rasa aman dari bahaya kebakaran. Egress system merupakan perencanaan metode penyelamatan diri atau dikenal dengan evacuation plan. Terdapat berbagai macam egress system, namun kajian ini mengkhususkan egress system terhadap bahaya kebakaran.
Pengaruh elemen interior pada egress system yang akan dikaji dilakukan melalui 3 alat ukur, yaitu way finding, material, dan kelengkapan serta kejelasan alat bantu evakuasi atau utility. Hasil dari kajian ini akan mengungkapkan pengaruh dari elemen interior terhadap egress system dengan objek studi bangunan mix use (rumah sakit dan galeri) yaitu Melinda Hospital. Pada objek studi akan dianalisa lantai 1 dan 2 mempertimbangkan lantai selanjutnya yang merupakan denah tipikal. Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif, yaitu dengan membandingkan teori dengan keadaan eksistingnya dan melakukan simulasi. Dengan metode tersebut, akan didapatkan hasil analisis dan simpulan bahwa Melinda Hospital memiliki beberapa permasalahan yang berhubungan dengan waktu tempuh, potensi kebakaran, way finding, material, utility, dan pengkombinasian sistem pengamanan kebakaran rumah sakit dan galeri.
(2)
ii
ABSTRACT
The need for security is an important thing to consider in every aspect of human life, including their safety from fire hazards. Egress system is a planning method known as self-preservation or evacuation plan. There are a variety of egress system, but this study specialize egress system against fire.
Effect of interior elements in the egress system that will be studied through three measuring instruments, namely finding way, material, and the completeness and clarity of evacuation tool or utility. Results from this study will reveal the influence of the interior elements of the egress system with the object of study mixed-use buildings (hospitals and galleries) that is Melinda Hospital. On the object of study will be analyzed levels 1 and 2 considering the next floor which is a typical floor plan. This study uses qualitative data analysis methods, namely by comparing theory with state existing and perform simulations. With these methods, we will get results of the analysis and conclusion that Melinda Hospital has several problems associated with travel time, the potential for fire, way finding, materials, utilities, and fire security systems combining hospital and galleries.
(3)
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN
PRAKATA i
ABSTRAKSI ii
ABSTRACT iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Batasan Masalah 3
1.3 Identifikasi Masalah 3
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 4
1.5 Kerangka Penelitian 5
1.6 Langkah Penelitian 6
1.7 Sistematika Penulisan 7
BAB 2 EGRESS SISTEM PADA RUMAH SAKIT
2.1 Rumah Sakit dan Galeri 8
2.1.1 Definisi 8
2.1.2 Klasifikasi Bahaya Kebakaran 9
2.2 Api, Asap, dan Egress System 10
A. Api 10
(4)
iv
C. Egress System 13
2.2.1 Way Finding 14
A. Elemen Interior 14
B. Elemen Desain 14
2.2.1.1 Lantai 17
2.2.1.2 Dinding 17
2.2.1.3 Plafond 17
2.2.2 Material pada Egress System 17
2.2.1.1 Lantai 18
2.2.1.2 Dinding 18
2.2.1.3 Plafond 18
2.2.3 Kelengkapan dan Kejelasan Alat Bantu Evakuasi (Utility) 18
2.2.3.1 Dinding 20
A. Hidran 20
B. Lampu Darurat 20
C. Pintu Kebakaran 20
D. Alat Pengontrol dan Penyemprot O2 21
E. Titik Panggil Manual 21
F. Alarm Kebakaran 22
G. Pemadam Api Ringan 22
2.2.3.2 Plafond 23
A. Spinkler 23
B. Sistem Deteksi 24
C. Petunjuk Arah Jalan Keluar 26
BAB 3 EGRESS SYSTEM PADA MELINDA HOSPITAL
3.1 Melinda Hospital 27
3.2 Potensi Kebakaran, Sistem Pengendalian Asap, dan Egress System
pada Melinda Hospital 30
A. Potensi Kebakaran 30
B. Pengendalian Asap 31
(5)
v
3.2.1 Way Finding pada Melinda Hospital 38
3.2.1.1 Way Finding pada Lantai 38
3.2.1.2 Way Finding pada Dinding 38
3.2.1.3 Way Finding pada Plafond 39
3.2.2 Material pada Melinda Hospital 39
3.2.2.1 Material pada Lantai 39
3.2.2.2 Material pada Dinding 39
3.2.2.3 Material pada Plafond 40
3.2.3 Kelengkapan dan Kejelasan Alat Bantu Evakuasi (Utility) pada
Melinda Hospital 40
3.2.3.1 Utility pada Dinding 40
3.2.3.2 Utility pada Plafond 43
BAB 4 ANALISIS EGRESS SYSTEM PADA MELINDA HOSPITAL
4.1 Simulasi Kebakaran pada Melinda Hospital 45 4.2 Analisis Potensi Kebakaran, Sistem Pengendalian Asap, dan Egress System
pada Melinda Hospital 47
A. Analisis Potensi Kebakaran 47
B. Analisis Pengendalian Asap 49
C. Analisis Egress System 51
4.2.1 Analisis Way Finding pada Melinda Hospital 64 4.2.1.1Analisis Way Finding pada Lantai 64 4.2.1.2 Analisis Way Finding pada Dinding 65 4.2.1.3 Analisis Way Finding pada Plafond 66
4.2.2 Material pada Melinda Hospital 67
4.2.2.1 Analisis Material pada Lantai 67 4.2.2.2 Analisis Material pada Dinding 69 4.2.2.3 Analisis Material pada Plafond 70 4.2.3 Kelengkapan dan Kejelasan Alat Bantu Evakuasi (Utility) 71 4.2.3.1 Analisis Utility pada Dinding 72 4.2.3.2 Analisis Utility pada Plafond 80
(6)
vi
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 83
DAFTAR PUSTAKA 92
INDEKS 94
LAMPIRAN 95
KOMENTAR DOSEN PENGUJI 106
(7)
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Unsur Pembentuk Api 10
Gambar 2.1Tahap Pertumbuhan Api 11
Gambar 2.3 Curtain Board 12
Gambar 2.4 Koridor Buntu 13 Gambar 2.5 Elemen Desain – Bentuk 14 Gambar 2.6 Elemen Desain – Skala 15
Gambar 2.7 Elemen Desain – Warna 15
Gambar 2.8 Elemen Desain – Tekstur 16
Gambar 2.9 Elemen Desain – Pola 16
Gambar 2.10 Elemen Desain – Cahaya 16
Gambar 2.11 Hidran 20
Gambar 2.12 Lampu Darurat 20
Gambar 2.13 Pintu Kebakaran 20
Gambar 2.14 Alat Pengontrol dan Penyemprot O2 21 Gambar 2.15 Titik Panggil Manual 21
Gambar 2.16 Alarm Kebakaran 22 Gambar 2.17 Pemadam Api Ringan 22
Gambar 2.18 Komponen Spinkler 24 Gambar 2.17 Skema Sistem Spikler 24
Gambar 2.19 Petunjuk Arah Jalan Ke Luar 26
Gambar 3.1 Analisis Site 27 Gambar 3.2 Lokasi dan Tampak Depan Melinda Hospital 28
Gambar 3.3 Denah dan Suasana Lantai 1 28
Gambar 3.4 Denah dan Suasana Lantai 2 29
Gambar 3.5 Denah dan Suasana Void 31
(8)
viii
Gambar 3.7 Denah dan Suasana Lokasi Area Depan Lt.1 32 Gambar 3.8 Denah dan Suasana Lokasi Area Belakang Lt.1 33 Gambar 3.9 Denah dan Suasana Lokasi Tangga Umum, Tangga Kebakaran, dan
Elevator 34
Gambar 3.10 Denah Lantai 2 Melinda Hospital 35
Gambar 3.11 Denah dan Suasana Lokasi Area Depan Lt.2 36 Gambar 3.12 Denah dan Suasana Lokasi Area Belakang Lt.2 37
Gambar 3.13 Pola Lantai pada Lantai 1 38
Gambar 3.14 Pola Lantai pada Lantai 2-5 38
Gambar 3.15 Dinding 38
Gambar 3.16 Plafond 39
Gambar 3.17 Material Lantai pada Lantai 1 39
Gambar 3.18 Material Lantai pada Lantai 2-5 39
Gambar 3.19 Material Dinding 39
Gambar 3.20 Material Plafond 40
Gambar 3.21 Denah Lokasi Pintu Kebakaran Lt. 1 40
Gambar 3.22 Denah Lokasi Hidran dan PAR Lt.1 41
Gambar 3.23 Denah Lokasi Alat Pengontrol O2 41
Gambar 3.24 Denah Lokasi Pintu Kebakaran Lt. 2 42
Gambar 3.25 Denah Lokasi Hidran dan PAR Lt.2 42
Gambar 3.26 Denah Lokasi Alat Penyemprot O2 43
Gambar 3.27 Denah dan Suasana Lokasi Detektor Asap pada Plafond Koridor 44 Gambar 3.28 Denah dan Lokasi Petunjuk Arah Keluar 44
Gambar 4.1 Simulasi Lantai 1 46
Gambar 4.2 Simulasi Lantai 2 46
Gambar 4.3 Simulasi Lantai 3 46
Gambar 4.4 Simulasi Lantai 4 46
Gambar 4.5 Simulasi Lantai 5 46
Gambar 4.6 Denah Potensi Kebakaran Lt.1 47
Gambar 4.7 Cafetaria pada Lantai 1 48
Gambar 4.8 Area Parkir Staff 48
(9)
ix
Gambar 4.10 Windows Vent pada Void Lt.5 49
Gambar 4.11 Potongan Void dan Persebaran Asap 50
Gambar 4.12 Denah Lantai 1 Melinda Hospital 51
Gambar 4.13 Denah dan Suasana Lokasi Koridor Kanan 52
Gambar 4.14 Denah dan Suasana Lokasi Lobby 53
Gambar 4.15 Denah dan Suasana Lokasi Koridor Kiri 54 Gambar 4.16 Denah dan Suasana Lokasi Sirkulasi Area Belakang Lt.1 55 Gambar 4.17 Denah dan Suasana Lokasi Customer Service 56 Gambar 4.18 Denah dan Suasana Lokasi Area Parkir Staff 57 Gambar 4.19 Denah dan Suasana Lokasi Tangga Umum, Tangga Kebakaran,
dan Elevator 58
Gambar 4.20 Denah Lantai 2 Melinda Hospital 59
Gambar 4.21 Denah Dan Suasana Lokasi Koridor Lt.2 60
Gambar 4.22 Denah Area Depan Lt.2 61
Gambar 4.23 Denah dan Suasana Lokasi Koridor Kanan dan Kiri Lantai 2 62 Gambar 4.24 Denah dan Suasana Lokasi Area Belakang 63 Gambar 4.25 Denah dan Suasana Lokasi Sirkulasi Area Belakang Lt.2 63
Gambar 4.26 Pola Lantai pada Lantai 1 64
Gambar 4.27 Pola Lantai pada Lantai 2-5 64
Gambar 4.28 Dinding 65
Gambar 4.29 Plafond 65
Gambar 4.30 Denah Lokasi Pintu Kebakaran Lt.1 71
Gambar 4.31 Denah Lokasi Hidran dan PAR Lt.1 72
Gambar 4.32 Denah Radius Jangkauan Hidran pada Lt.1 73 Gambar 4.33 Denah dan Lokasi Lokasi Alat Pengontrol O2 74 Gambar 4.34 Denah dan Lokasi Lokasi Pintu Kebakaran Lt.2 75
Gambar 4.35 Denah Lokasi Hidran dan PAR Lt.2 76
Gambar 4.36 Denah Radius Jangkauan Hidran pada Lt.2 77 Gambar 4.37 Denah dan Lokasi Alat penyemprot O2 Lt.2 78 Gambar 4.38 Denah Detektor Asap pada Plafond Koridor 80 Gambar 4.39 Denah dan Lokasi Petunjuk Arah Keluar 81
(10)
x
Gambar 5.2 Potensi Kebakaran 83
Gambar 5.3 Exit Area 84
Gambar 5.4 Hambatan Lantai 1 85
Gambar 5.5 Lobby Lantai 1 86
Gambar 5.6 Pintu Kebakaran Lantai 2 86
Gambar 5.7 Koridor Buntu 86
Gambar 5.8 Saran Way Finding 87
Gambar 5.9 Saran Spinkler pada Galeri 89
(11)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Langkah Penelitian 6
Tabel 2.1 Gas atau uap beracun hasil pembakaran berbagai bahan 17 Tabel 2.2 Tabel Penempatan Alat Bantu Evakuasi Menurut Kelas Bangunan 19 Tabel 2.3 Tabel Klasifikasi Spinkler Menurut Kelas Bangunan 23
Tabel 3.1 Tabel Shift Jadwal Praktek 29
Tabel 4.1 Tabel Simulasi Waktu yang Diperlukan 46
Tabel 4.2 Material lantai pada lantai 1 66
Tabel 4.3 Material lantai pada lantai 2 sampai 5 67
Tabel 4.4 Material dinding 68
Tabel 4.5 Material plafond 69
Tabel 4.6 Tabel Alat Bantu Evakuasi pada Melinda Hospital 70
Tabel 5.1 Tabel Sistem Pengendalian Asap 84
Tabel 5.2 Exit Area 85
Tabel 5.3 Tabel Alat Bantu Evakuasi pada Melinda Hospital 87 Tabel 5.4 Tabel Alat Bantu Evakuasi pada Melinda Hospital 88
(12)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. General Plan 1st Floor Melinda Hospital with Simulation Plan 95 LAMPIRAN 2. General Plan 2nd Floor Melinda Hospital with Simulation Plan 95 LAMPIRAN 3. General Plan 3rd Floor Melinda Hospital with Simulation Plan 96 LAMPIRAN 4. General Plan 4th Floor Melinda Hospital with Simulation Plan 96 LAMPIRAN 5. General Plan 5th Floor Melinda Hospital with Simulation Plan 97
LAMPIRAN 6. General Plan 1st Floor Melinda Hospital 98
LAMPIRAN 7. General Plan 2nd Floor Melinda Hospital 99
LAMPIRAN 8. General Plan 3rd Floor Melinda Hospital 100
LAMPIRAN 9. General Plan 4th Floor Melinda Hospital 101
LAMPIRAN 10. General Plan 5th Floor Melinda Hospital 102
LAMPIRAN 6. Section A Melinda Hospital 103
LAMPIRAN 7. Section B Melinda Hospital 103
LAMPIRAN 8. Section C Melinda Hospital 104
LAMPIRAN 9. Section D Melinda Hospital 104
LAMPIRAN 10. Section E Melinda Hospital 105
(13)
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan akan rasa aman menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dan di tunjang dalam setiap aspek kehidupan manusia. Setiap individu memerlukan rasa aman tersebut di dalam setiap situasi, termasuk aman dari rasa bahaya akan kebakaran.
Dewasa ini arus teknologi dan arus globalisasi semakin pesat berkembang. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi frekuensi kebakaran di daerah perkotaan, seperti pada DKI Jakarta, dalam lima tahun terakhir telah terjadi kebakaran lebih dari 700 kali dalam setahun. Banyak faktor penyebab terjadinya kebakaran, di antaranya adalah karena kelalaian manusia1. Sebagian besar dari masyarakat Indonesia, baik perancang, pemilik, maupun pemakai bangunan tidak pernah mengalami dan terlibat
(14)
2
langsung dalam peristiwa kebakaran.2 Hal- hal seperti inilah yang menyebabkan meningkatnya frekuensi kebakaran di perkotaan. Tetapi tidak mengalami bukan bearti mengurangi kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran tersebut. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut. Salah satunya adalah dari bidang desain interior.
Permasalahan kebakaran erat kaitannya dengan perancangan interior yang dipergunakan, seperti pada kemudahan user untuk menemukan jalan keluar atau dikenal dengan way finding, sirkulasi yang aman pada daerah jalur evakuasi, pemilihan material, serta kelengkapan dan kejelasan alat bantu evakuasi (utility). Setiap bangunan memiliki perancangan desain interior dan sistem pengamanan terbahadap bahaya kebakaran yang berbeda-beda, dilihat dari fungsi bangunan tersebut, seperti halnya rumah sakit.
Rumah sakit merupakan sebuah public space untuk perawatan kesehatan. User yang berada di sana merupakan para staff dan penghuni (orang yang dirawat), di mana penghuni merupakan user yang tidak dapat melayani dirinya sendiri. Berkenaan dengan hal tersebut, maka perencanaan jalur evakuasi atau dikenal juga dengan nama
Egress system yang baik yang akan menentukan kualitas hidup disaat terjadinya
kebakaran.
Melinda Hospital merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berada di Bandung, Indonesia. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit khusus ibu dan anak dan menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang memiliki galeri seni dan budaya. Melinda
Hospital memiliki fungsi utama sebagai rumah sakit dan juga memiliki fungsi
sekunder yaitu galeri. Karya seni yang terdapat pada galeri merupakan barang tak bergerak yang bernilai harganya dan oleh karena itu perlu untuk diamankan. Perencanaan sistem evakuasi dan pengamanan terhadap bahaya kebakaran yang diterapkan untuk galeri tentu saja berbeda dengan yang diterapkan pada rumah sakit dan kedua sistem tersebut diharapkan dirancang tidak saling bertabrakan. Hal inilah
(15)
3
yang membuat Melinda Hospital semakin menarik untuk diteliti, perihal mengkombinasikan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran antara rumah sakit dan galeri.
1.2 Batasan Masalah
Penelitian menjadikan Melinda Hospital sebagai objek studi berkenaan dengan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, terutama pada Egress system yang berkaitan langsung pada perencanaan interior yang terdiri dari analisa kemudahan
way finding, pemilihan material yang sesuai, serta kelengkapan dan kejelasan
peralatan pendukung sistem (utility) yang masing-masing dari itu dijabarkan dalam elemen interior.
Penelitian akan menggunakan denah objek studi Melinda Hospital pada lantai 1 dan 2 saja karena lantai 3-5 merupakan denah tipikal.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka ditemukan beberapa permasalahan penelitian seperti :
1. Bagaimanakah penerapan egress system pada Melinda Hospital, dilihat berdasarkan:
(16)
4
a. Waktu tempuh
b. Masalah-masalah yang ditemukan pada egress system c. Potensi kebakaran
2. Bagaimanakah penerapan way finding pada egress system terhadap bahaya kebakaran?
3. Apakah material yang dipergunakan pada Melinda Hospital berbahaya ketika terbakar?
4. Apakah utility pada Melinda Hospital sudah memenuhi syarat?
5. Bagaimanakah mengkombinasikan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran antara rumah sakit dan galeri pada Melinda Hospital?
1.4Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian :
1. Mengetahui penerapan egress system pada Melinda Hospital, dilihat berdasarkan: a. Waktu tempuh
b. Masalah-masalah yang ditemukan pada egress system c. Potensi kebakaran
2. Menganalisa penerapan way finding pada egress system terhadap bahaya kebakaran.
3. Mengetahui material yang dipergunakan Melinda Hospital.
4. Mengetahui penggunaan utility pada Melinda Hospital sudah memenuhi syarat atau belum.
5. Menganalisa pengkombinasian sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran antara rumah sakit dan galeri pada Melinda Hospital.
Manfaat Penelitian:
Mengetahui mix use antara rumah sakit dan galeri untuk mendesain dari segi material, denah, zoning-blocking, pengaturan exit area, serta berbagai permasalah yang ditemukan seperti masalah space dan size. Diharapkan informasi mengenai hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh praktisi desain interior untuk dapat lebih mendalami perancangan egress system yang baik pada fungsi bangunan rumah sakit dan galeri serta menambah khazanah pengetahuan.
(17)
5
1.5Kerangka Penelitian
Latar Belakang ‐ Kebutuhan akan rasa aman bagi tiap individu.
‐ Hubungan perancangan interior dengan permasalahan kebakaran
‐ Melinda Hospital sebagai public space dengan fungsi sebagai rumah sakit merangkap galeri.
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah penerapan Egress System pada Melinda Hospital, dilihat berdasarkan: a. Waktu tempuh b. Masalah-masalah yang ditemukan c. Potensi kebakaran 2. Bagaimanakah penerapan way finding pada egress system terhadap bahaya kebakaran? 3. Apakah material yang dipergunakan pada Melinda Hospital berbahaya ketika terbakar? 4. Apakah utility pada Melinda Hospital sudah memenuhi syarat?
5. Bagaimanakah mengkombinasikan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran antara rumah sakit dan galeri pada Melinda Hospital?
Objek Studi :
Bangunan dengan fungsi utama rumah sakit dan fungsi sekunder galeri, yaitu Melinda Hospital
Saran Studi Literatur :
Teori tentang elemen interior, egress system ,way finding, material, dan utility.
Simpulan Analisis Data Kualitatatif
Melakukan analisa berdasarkan data yang didapat dari dengan menggunakan perbandingan dengan studi literatur dan tabel ceklis. Melakukan simulasi evakuasi dari titik yang ditentukan menuju exit area.
Pengamatan:
• Mengetahui secara langsung keadaan eksisting di dalam Melinda Hospital dengan mengabadikannya dengan foto • Melakukan pendataan aktifitas fungsi dan pengukuran pada Melinda Hospital.
• Melakukan pencatatan material yang digunakan.
(18)
6
1.6Langkah Penelitian6
Tabel 1.1 Tabel Langkah Penelitian Sumber: Dokumentasi Pribadi
Tahapan Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3
Data yang dibutuhkan
a.Denah dan potongan eksisting
b.Studi literatur c.Mendata aktifitas dan fungsi
a.Pengukuran koridor b.Pencatatan material dan alat bantu evakuasi yang digunakan
a.Sistem evakuasi yang digunakan (pasien dan pengunjung)
b.Sistem peralatan pendukung evakuasi
c.Data material yang lebih mendetail (proses dan finishing) d.Penanganan terhadap karya seni
Sumber Data a.Melinda Hospital b.Buku standar tentang kebakaran Indonesia, buku tentang elemen desain, buku tentang way finding.
a. Inventarisasi a. Informan ( Management dan ME). Tehnik Pengumpulan Data a.Observasi b.Studi Literatur
a.Observasi a. Wawancara
Hasil Diketahui literatur yang relevan dengan objek yang ingin dikaji.
Mendapatkan data objek studi yang sesuai dengan literatur
Diketahui lebih rinci elemen interior yang berpengaruh terhadap egress system pada bangunan mix use rumah sakit bersalin dan galeri
(19)
7
1.7 Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah; batasan masalah; identifikasi masalah; tujuan dan manfaat penelitian; kerangka penelitian ; langkah penelitian; serta sistematika penulisan.
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi metode dan teori yang relevan dengan objek studi yang akan dianalisis, yakni teori egress system, material pada egress sytem, peralatan pendukung evakuasi, dan teori way finding serta kaitannya dengan elemen interior.
Bab III OBSERVASI PADA MELINDA HOSPITAL
Berisi profil rumah sakit dan laporan pengamatan Melinda Hospital. Data berupa data eksisting yang terdapat pada Melinda Hospital.
Bab IV DATA ANALISIS
Berisi analisis terhadap pengujian teori yang relevan dibandingkan dengan Melinda Hospital mengenai egress system serta kaitannya dengan elemen interior serta kelengkapan serta kejelasan alat bantu evakuasi untuk rumah sakit dan galeri.
Bab V SIMPULAN DAN SARAN
Berisi simpulan dari seluruh penulisan penelitian dan sebagai jawaban dari hasil analisis.
(20)
92
DAFTAR PUSTAKA
• SUMBER ACUAN: SNI
Departemen Pekerjaan Umum (2008). Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Rumah dan Gedung; Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.
Departemen Pekerjaan Umum (2008). Panduan Pemasangan Alat Bantu Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung;
Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.
Departemen Pekerjaan Umum (2008). Petunjuk Perencanaan Bangunan Dan Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah
Dan Gedung; Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.
Departemen Pekerjaan Umum (2008).Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung;
Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.
Departemen Pekerjaan Umum (2008). Spesifikasi Bahan Bangunan unutk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung;
Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.
Departemen Pekerjaan Umum (2008). Buku Panduan Pemasangan Pemadam Api Ringan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan
Gedung; Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU
Departemen Pekerjaan Umum (2008). Buku Panduan Pemasangan Sistem Spinkler
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah Dan Gedung;
Indonesia: Yayasan Badan Penerbit PU.
Satuan kerja pusat litbang permukiman TA.2005, (2005). Kriteria Kelayakan Penerapan Manajemen Keselamatan Kebakaran (Fire Safety Management)
(21)
93
• SUMBER ACUAN: BUKU
Creswell, J. W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches.
Thousand Oaks, CA: SAGE
Diktat Paulus A.S Ir.,MT. dalam mata pelajaran building control terhadap kebakaran. E.G Butcher & A.C. Parnell (1979). Designing for Fire Safety,New York
Taylor, S.J. and Bogdan, R. (1984) Introduction to qualitative research methods: The
search for meanings, New York: John Wiley
Francis D.K Ching (2000). Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan, 1996 Juwana, J.S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga
• SUMBER ACUAN: INTERNET
http://staff.fisika.ui.ac.id/adhi_hs/lecture/panas/Lec%2003.pdf. Diakses pada hari Rabu 10 Agustus 2010
http://www.accessclarkcounty.com/depts/comprehensive_planning/compplanelement s/Pages/urban_fire_chapter1.aspx. Diakses pada hari Minggu 15 Agustus 2010
http://technoku.blogspot.com/2010/02/teori-api.html. Diakses pada hari Minggu 22 Agustus 2010
http://www.firenuggets.com/dunn.htm. Diakses pada hari Rabu 1 September 2010 http://www.graduateshotline.com/list.htm. Diakses pada hari Jumat 17 September
2010
http://www.3dfire.com/faq.html. Diakses pada hari Sabtu 9 Oktober 2010
http://www.sharkspol.cz/eng/sprinklery-main.html. Diakses pada hari Selasa 11 November 2010
(22)
83
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Egress System merupakan sistem evakuasi diri yang pada kajian ini dikhususkan mengenai sistem evakuasi terhadap bahaya kebakaran dengan objek studi Melinda
Hospital. Berdasarkan hasil data analisis dan penelitian, terdapat beberapa hal yang belum memenuhi standard berdasarkan peraturan pemerintah. Perincian hasil analisis penerapan eSgress system dibagi menjadi 3 bagian, yaitu berdasarkan waktu tempuh, potensi kebakaran, dan masalah yang ditemukan pada Melinda Hospital.
1a. Waktu tempuh
Berdasarkan hasil simulasi yang
dilakukan, terdapat satu area yang tidak memiliki waktu yang mencukupi untuk dilakukan evakuasi ke ruang terbuka, yaitu dari lantai 5. Pencapaian
Gambar 5.1 Simulasi Lantai 5
Sumber: Dokumentasi Pribadi
(23)
84 lantai 5 menuju pintu lobby di lantai 1 melalui tangga kebakaran adalah 176 detik. Berdasarkan standard, waktu 176 detik tersebut tidak mencukupi, sehingga sebaiknya Melinda Hospital memasang alat bantu evakuasi spinkler. Dengan tambahan extra utility tersebut, maka waktu evakuasi dapat diperpanjang menjadi 15 menit untuk menunggu pemadam kebakaran datang dan waktu tersebut diharapkan mencukupi untuk melakukan evakuasi pasien dan barang seni.
1b. Potensi Kebakaran
Terdapat beberapa daerah
yang berpotensi kebakaran menengah, yaitu area café dan area parkir staff pada lantai 1.
Area tersebut berpotensi
terbakar karena terdapatnya bahan-bahan cair yang mudah
terbakar seperti bensin,
minyak tanah, dan elpiji. Sebaiknya daerah tersebut ditambah dengan utility extra PAR untuk mengantisipasi dini sebelum kebakaran meluas.
1c. Masalah-masalah yang ditemukan
Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa area yang memiliki masalah seperti tidak tersedianya sistem pengendalian asap, adanya hambatan, koridor buntu, kurangnya luasan atau space, dan exit area.
•Sistem pengendalian asap
Melinda Hospital hanya memiliki sistem pengendalian asap windows vent yang terpasang pada dinding void lantai 5. Akan lebih baik jika Melinda Hospital
juga dilengkapi dengan sistem curtain board sehingga asap tidak dapat menyebar ke koridor dan membahayakan pasien yang sedang melakukan evakuasi
Café
Area parki r Staff
Gambar 5.2 Potensi Kebakaran
(24)
85
Tabel 5.1 Tabel Sistem Pengendalian Asap
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar diatas memperlihatkan keadaan Melinda Hospital yang menggunakan
dan tidak menggunakan curtain board. Dengan penggunaan alat tersebut, asap akan terhalang dan tidak dapat menyebar ke ruangan lain.
•Exit Area
Melinda Hospital sudah memiliki 2 exit area atau 2 jalur evakuasi pada lantai 1 yaitu exit 1 melalui pintu utama lobby dan exit 2 melalui pintu kebakaran. Namun exit melalui pintu
kebakaran (exit 2)
memiliki potensi
kebakaran menengah
karena mengakses menuju
parkir area sehingga
berbahaya bila dijadikan sebagai area evakuasi. Tanpa Curtain Board
( Eksisting)
Dengan menggunakan Curtain Board
( Saran)
Exit 1
Exit 2
Gambar 5.3Exit Area
(25)
86 Sebaiknya area exit 2 yang menjadi salah satu dari area jalur evakuasi tidak dipakai sebagai parkir area agar jalur tersebut aman dari bahaya kebakaran.
Tabel 5.2Exit Area
Sumber: Dokumentasi Pribadi
•Hambatan
Area koridor kanan dan kiri pada lantai 1 merupakan area padat akan furniture, benda seni, dan akumulasi orang sehingga dapat menghambat proses evakuasi. Sebaiknya jarak antar furniture diberikan space yang lebih besar atau mengganti furniture sofa yang banyak memakan tempat dengan kursi.
Gambar 5.4 Hambatan Lantai 1
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Eksisting Saran
Area Parkir
Jarak diperbesar atau mengganti
furniture sofa dengan kursi.
(26)
87
•Space atau Luasan
Terdapat beberapa area yang memiliki space yang menghambat, seperti pada area lobby pada lantai 1 dan area pintu kebakaran lantai 2. Space yang terdapat pada area tersebut menghambat evakuator untuk melakukan evakuasi.
Gambar 5.5Lobby Lantai 1 Gambar 5.6 Pintu Kebakaran Lantai 2
Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi
•Koridor Buntu
Melinda Hospital memiliki koridor sepanjang 20 meter pada lantai 2 sampai 5 dan tidak memiliki pintu penyelamatan. Sebaiknya panjang koridor dikurangi atau ditempatkan pintu
penyelamatan setelah
mencapai panjang koridor 15 meter.
2. Way Finding dalam kajian ini mengkhususkan pada way finding yang berada pada
Egress System, yaitu way finding untuk menuju jalur evakuasi penyelamatan diri, Berdasarkan teori way finding, Melinda Hospital tidak menerapkan teori tersebut dalam Egress System, baik itu dilihat dari dinding, lantai, maupun plafond. Way finding hanya terlihat dari petunjuk arah jalan keluar yang terdapat pada area pintu kebakaran. Sebaiknya way finding didukung penerapannya dalam lantai, dinding, dan
Gambar 5.7 Koridor Buntu
(27)
88
plafond, dapat berupa pola lantai, perbedaan warna, perbedaan leveling, dan sebagainya. Dalam kasus Melinda Hospital, perbaikan renovasi seperti ini dirasa cukup sulit dengan pertimbangan akumulasi pasien sepanjang harinya, maka solusi lainnya yaitu dapat dengan menambah sign system di setiap belakang pintu kamar rawat dan di depan elevator, berupa denah yang menggambarkan jalur exit area.
Gambar 5.8 Saran Way Finding
Sumber: Dokumentasi Pribadi
3. Material yang dipergunakan Melinda Hospital tidak seluruhnya aman, terdapat beberapa yang berbahaya ketika terbakar karena asapnya mengandung racun sehingga sebaiknya tidak digunakan khususnya untuk fungsi rumah sakit, seperti material marmer buatan pada area lobby lantai 1 dan furniture sofa yang terdapat pada lantai 1 dan 2.
Tabel 5.3 Tabel Alat Bantu Evakuasi pada Melinda Hospital
Sumber: Dokumentasi pribadi
Terdapat dua solusi dalam hal material, pertama dengan mengganti material marmer buatan dengan material lain seperti marmer asli atau granit dan mengganti furniture
sofa dengan material lain sehingga aman dari bahaya racun ketika terbakar. Alternatif solusi lainnya adalah dengan menaruh PAR pada area yang terdapat banyak sofa, sehingga ketika terjadinya kebakaran, api dapat segera ditanggulangi atau dengan mengaktifkan alat penyemprot O2 agar kadar O2 dapat normal kembali.
Benda Material Gas yang dikeluarkan
Lantai Marmer buatan Aldehida
(28)
89 4. Utility yang terdapat di Melinda Hospital tidak seluruhnya sesuai dengan standard yang ditetapkan pemerintah, terdapat beberapa peralatan yang seharusnya terpasang namun pada kenyataannya tidak. Melinda Hospital tidak memiliki lampu darurat, system pengendalian asap, lift kebakaran, dan spinkler. Selain itu, juga terdapat beberapa utility yang pemasangannya tidak sesuai dengan standard yang berlaku. Berikut merupakan perincian dari beberapa utility tersebut:
•Pintu Kebakaran
Terdapat beberapa penyalahgunaan protokol seperti pintu yang seharusnya merah namun dicat putih karena alasan estetika. Pintu kebakaran pada Melinda
Hospital juga tidak memakai batang panik dan terdapat kesalahan arah bukaan pintu. Pintu yang seharusnya hanya dapat dibuka pada 1 arah ternyata dapat dibuka ke 2 arah karena area tangga kebakaran dijadikan area sirkulasi staff
untuk menuju area parkir.
•Hidran
Hidran seharusnya tidak terhalang oleh benda-benda, namun pada lantai lobby
hidran ternyata terhalang oleh meja. Peletakan lokasi hidran pun kurang efektif, hidran diletakan pada tempat yang salah sehingga selang yang terdapat di dalamnya tidak mencukupi untuk mengkover seluruh area dalam ruangan tersebut. Sebaiknya hidran ditaruh di tempat yang tepat sehingga dapat mengkover seluruh area atau ditambahkan PAR di area yang tidak dapat terkover hidran.
Tabel 5.4 Tabel Alat Bantu Evakuasi pada Melinda Hospital
Sumber: Dokumentasi pribadi
(29)
90 5. Biasanya pada galeri diterapkan sistem kompartemen, namun Melinda Hospital
tidak menerapkan sistem tersebut karena fungsi bangunan bukanlah fungsi sebagai galeri saja. Oleh karena itu sistem pengamanan akan bahaya kebakaran untuk rumah sakit dan galeri harus dapat di kombinasikan dengan baik, seperti tetap terpasangnya spinkler pada koridor dan void. Spinkler pada koridor diletakkan tidak berdekatan dengan lukisan sehingga air yang keluar dari spinkler
tersebut tidak akan mengenai lukisan. Solusi lainnya adalah dengan menambahkan acrylic sampai pada batas lantai, sehingga air yang keluar dari
spinkler tidak mengenai lukisan tetapi mengenai acrylic tersebut. Sedangkan
spinkler pada void diatur sedemikian rupa dan ditaruh di perbatasan antar lantai sehingga spinkler tetap dapat melindungi area void, gambar ditunjukkan lebih jelas pada gambar 5.10.
Gambar 5.9 Saran Spinkler pada Galeri
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 5.10 Saran Spinkler pada Void
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Area jangkauan spinkler
3 meter
Acrylic sebagai pelindung lukisan
(30)
91 5.2 Saran
• Sebaiknya spinkler dipasang pada seluruh area sehingga waktu untuk
melakukan evakuasi dapat diperpanjang dan mencukupi untuk melakukan evakuasi pasien dan barang seni dari lantai 5.
• Terdapat beberapa area yang berpotensi terbakar, sebaiknya daerah tersebut ditambah dengan utility extra PAR untuk mengantisipasi dini sebelum kebakaran meluas.
• Sebaiknya Melinda Hospital dilengkapi dengan sistem curtain board agar asap tidak menyebar ke koridor dan membahayakan pasien yang sedang melakukan evakuasi.
• Exit 2 yang menjadi salah satu area jalur evakuasi sebaiknya tidak dijadikan
sebagai area parkir agar aman dari bahaya kebakaran.
• Jarak antar furniture sebaiknya diberikan space yang lebih besar atau mengganti furniture sofa dengan kursi agar tidak menjadi hambatan.
• Sebaiknya menempatkan pintu penyelamatan setelah mencapai panjang
koridor 15 meter.
• Sebaiknya way finding didukung penerapannya dalam lantai, dinding, dan
plafond, dapat berupa pola lantai, perbedaan warna, perbedaan leveling, dan sebagainya atau dengan menambah sign system di setiap belakang pintu kamar rawat dan depan elevator berupa denah jalur exit area.
• Material yang berbahaya ketika terbakar sebaiknya diganti dengan material lain seperti marmer asli atau menempatkan PAR pada area yang terdapat banyak sofa sehingga ketika kebakaran api dapat segera ditanggulangi.
• Sebaiknya hidran ditaruh di tempat yang tepat sehingga dapat mengkover seluruh area atau ditambahkan PAR di area yang tidak dapat terkover hidran.
• Sebaiknya spinkler tetap terpasang pada void dan koridor. Spinkler pada koridor diletakkan tidak berdekatan dengan lukisan sehingga air spinkler
tersebut tidak mengenai lukisan atau saran lainnya adalah dengan menambahkan acrylic penutup lukisan sampai pada batas lantai, sehingga air yang keluar dari spinkler tidak mengenai lukisan tetapi mengenai acrylic
(1)
Sebaiknya area exit 2 yang menjadi salah satu dari area jalur evakuasi tidak dipakai sebagai parkir area agar jalur tersebut aman dari bahaya kebakaran.
Tabel 5.2 Exit Area Sumber: Dokumentasi Pribadi
•Hambatan
Area koridor kanan dan kiri pada lantai 1 merupakan area padat akan furniture, benda seni, dan akumulasi orang sehingga dapat menghambat proses evakuasi. Sebaiknya jarak antar furniture diberikan space yang lebih besar atau mengganti furniture sofa yang banyak memakan tempat dengan kursi.
Gambar 5.4 Hambatan Lantai 1 Sumber: Dokumentasi Pribadi
Eksisting Saran
Area Parkir
Jarak diperbesar atau mengganti
furniture sofa dengan kursi.
(2)
•Space atau Luasan
Terdapat beberapa area yang memiliki space yang menghambat, seperti pada area lobby pada lantai 1 dan area pintu kebakaran lantai 2. Space yang terdapat pada area tersebut menghambat evakuator untuk melakukan evakuasi.
Gambar 5.5 Lobby Lantai 1 Gambar 5.6 Pintu Kebakaran Lantai 2 Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi
•Koridor Buntu
Melinda Hospital memiliki koridor sepanjang 20 meter pada lantai 2 sampai 5 dan tidak memiliki pintu penyelamatan. Sebaiknya panjang koridor dikurangi atau ditempatkan pintu penyelamatan setelah mencapai panjang koridor 15 meter.
2. Way Finding dalam kajian ini mengkhususkan pada way finding yang berada pada
Egress System, yaitu way finding untuk menuju jalur evakuasi penyelamatan diri, Berdasarkan teori way finding, Melinda Hospital tidak menerapkan teori tersebut dalam Egress System, baik itu dilihat dari dinding, lantai, maupun plafond. Way finding hanya terlihat dari petunjuk arah jalan keluar yang terdapat pada area pintu kebakaran. Sebaiknya way finding didukung penerapannya dalam lantai, dinding, dan
Gambar 5.7 Koridor Buntu Sumber: Dokumentasi Pribadi
(3)
plafond, dapat berupa pola lantai, perbedaan warna, perbedaan leveling, dan sebagainya. Dalam kasus Melinda Hospital, perbaikan renovasi seperti ini dirasa cukup sulit dengan pertimbangan akumulasi pasien sepanjang harinya, maka solusi lainnya yaitu dapat dengan menambah sign system di setiap belakang pintu kamar rawat dan di depan elevator, berupa denah yang menggambarkan jalur exit area.
Gambar 5.8 Saran Way Finding
Sumber: Dokumentasi Pribadi
3. Material yang dipergunakan Melinda Hospital tidak seluruhnya aman, terdapat beberapa yang berbahaya ketika terbakar karena asapnya mengandung racun sehingga sebaiknya tidak digunakan khususnya untuk fungsi rumah sakit, seperti material marmer buatan pada area lobby lantai 1 dan furniture sofa yang terdapat pada lantai 1 dan 2.
Tabel 5.3 Tabel Alat Bantu Evakuasi pada Melinda Hospital
Sumber: Dokumentasi pribadi
Terdapat dua solusi dalam hal material, pertama dengan mengganti material marmer buatan dengan material lain seperti marmer asli atau granit dan mengganti furniture
sofa dengan material lain sehingga aman dari bahaya racun ketika terbakar. Alternatif solusi lainnya adalah dengan menaruh PAR pada area yang terdapat banyak sofa, sehingga ketika terjadinya kebakaran, api dapat segera ditanggulangi atau dengan mengaktifkan alat penyemprot O2 agar kadar O2 dapat normal kembali.
Benda Material Gas yang dikeluarkan
Lantai Marmer buatan Aldehida
(4)
4. Utility yang terdapat di Melinda Hospital tidak seluruhnya sesuai dengan standard yang ditetapkan pemerintah, terdapat beberapa peralatan yang seharusnya terpasang namun pada kenyataannya tidak. Melinda Hospital tidak memiliki lampu darurat, system pengendalian asap, lift kebakaran, dan spinkler. Selain itu, juga terdapat beberapa utility yang pemasangannya tidak sesuai dengan standard yang berlaku. Berikut merupakan perincian dari beberapa utility tersebut:
•Pintu Kebakaran
Terdapat beberapa penyalahgunaan protokol seperti pintu yang seharusnya merah namun dicat putih karena alasan estetika. Pintu kebakaran pada Melinda
Hospital juga tidak memakai batang panik dan terdapat kesalahan arah bukaan pintu. Pintu yang seharusnya hanya dapat dibuka pada 1 arah ternyata dapat dibuka ke 2 arah karena area tangga kebakaran dijadikan area sirkulasi staff
untuk menuju area parkir.
•Hidran
Hidran seharusnya tidak terhalang oleh benda-benda, namun pada lantai lobby
hidran ternyata terhalang oleh meja. Peletakan lokasi hidran pun kurang efektif, hidran diletakan pada tempat yang salah sehingga selang yang terdapat di dalamnya tidak mencukupi untuk mengkover seluruh area dalam ruangan tersebut. Sebaiknya hidran ditaruh di tempat yang tepat sehingga dapat mengkover seluruh area atau ditambahkan PAR di area yang tidak dapat terkover hidran.
Tabel 5.4 Tabel Alat Bantu Evakuasi pada Melinda Hospital
Sumber: Dokumentasi pribadi
(5)
5. Biasanya pada galeri diterapkan sistem kompartemen, namun Melinda Hospital
tidak menerapkan sistem tersebut karena fungsi bangunan bukanlah fungsi sebagai galeri saja. Oleh karena itu sistem pengamanan akan bahaya kebakaran untuk rumah sakit dan galeri harus dapat di kombinasikan dengan baik, seperti tetap terpasangnya spinkler pada koridor dan void. Spinkler pada koridor diletakkan tidak berdekatan dengan lukisan sehingga air yang keluar dari spinkler
tersebut tidak akan mengenai lukisan. Solusi lainnya adalah dengan menambahkan acrylic sampai pada batas lantai, sehingga air yang keluar dari
spinkler tidak mengenai lukisan tetapi mengenai acrylic tersebut. Sedangkan
spinkler pada void diatur sedemikian rupa dan ditaruh di perbatasan antar lantai sehingga spinkler tetap dapat melindungi area void, gambar ditunjukkan lebih jelas pada gambar 5.10.
Gambar 5.9 Saran Spinkler pada Galeri Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 5.10 Saran Spinkler pada Void
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Area jangkauan spinkler
3 meter
Acrylic sebagai pelindung lukisan
(6)
5.2 Saran
• Sebaiknya spinkler dipasang pada seluruh area sehingga waktu untuk melakukan evakuasi dapat diperpanjang dan mencukupi untuk melakukan evakuasi pasien dan barang seni dari lantai 5.
• Terdapat beberapa area yang berpotensi terbakar, sebaiknya daerah tersebut ditambah dengan utility extra PAR untuk mengantisipasi dini sebelum kebakaran meluas.
• Sebaiknya Melinda Hospital dilengkapi dengan sistem curtain board agar asap tidak menyebar ke koridor dan membahayakan pasien yang sedang melakukan evakuasi.
• Exit 2 yang menjadi salah satu area jalur evakuasi sebaiknya tidak dijadikan sebagai area parkir agar aman dari bahaya kebakaran.
• Jarak antar furniture sebaiknya diberikan space yang lebih besar atau mengganti furniture sofa dengan kursi agar tidak menjadi hambatan.
• Sebaiknya menempatkan pintu penyelamatan setelah mencapai panjang koridor 15 meter.
• Sebaiknya way finding didukung penerapannya dalam lantai, dinding, dan
plafond, dapat berupa pola lantai, perbedaan warna, perbedaan leveling, dan sebagainya atau dengan menambah sign system di setiap belakang pintu kamar rawat dan depan elevator berupa denah jalur exit area.
• Material yang berbahaya ketika terbakar sebaiknya diganti dengan material lain seperti marmer asli atau menempatkan PAR pada area yang terdapat banyak sofa sehingga ketika kebakaran api dapat segera ditanggulangi.
• Sebaiknya hidran ditaruh di tempat yang tepat sehingga dapat mengkover seluruh area atau ditambahkan PAR di area yang tidak dapat terkover hidran. • Sebaiknya spinkler tetap terpasang pada void dan koridor. Spinkler pada
koridor diletakkan tidak berdekatan dengan lukisan sehingga air spinkler
tersebut tidak mengenai lukisan atau saran lainnya adalah dengan menambahkan acrylic penutup lukisan sampai pada batas lantai, sehingga air yang keluar dari spinkler tidak mengenai lukisan tetapi mengenai acrylic