TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA UD ... 1 PB

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

PENGARUH M ARKETING M IX TERHADAP KEPUTUSAN PEM BELIAN PADA
UD GLAGAH W ANGI DI M AGETAN

Puryono
cepur_999@ yahoo.co.id
Tri Yuniati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
This research is meant to find out the influence of marketing mix which consists of product, price,
place, and promotion to the purchasing decision. The respondents in this research are 50 customers of
UD Glagah W angi Magetan. The multiple linear regressions, F-test, and t-test are used as the
analysis technique. Based on the test which has been done by using F-test it has been found that
simultaneously product, price, place, and promotion have an influence to the purchasing decision.
Based on the test which has been done by using t-test it has been found that partially product, price,
place, and promotion to the purchasing decision. It has also been found from the t-test that price has
dominant influence to the purchasing decision.
Keywords: product, price, place, promotion, purchasing decision

ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh marketing mix yang terdiri dari
produk, harga, tempat, dan promosi terhadap keputusan pembelian. Responden dalam
penelitian ini adalah pelanggan UD Glagah Wangi Magetan yang berjumlah 50 orang.
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, uji F, dan uji t. Berdasarkan
pengujian dengan uji F diketahui bahwa secara simultan produk, harga, tempat, dan
promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan pengujian dengan uji t
diketahui bahwa secara parsial produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Dari pengujian dengan uji t juga diketahui bahwa harga berpengaruh
dominan terhadap keputusan pembelian.
Kata kunci: produk, harga, tempat, promosi, keputusan pembelian

PENDAHULUAN

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih
memusatkan perhatiannya pada produk. Hal ini sangat terasa tatkala perusahaan
melontarkan iklan-iklannya dengan slogan yang mengakui bahwa produknya adalah yang
terbaik. Dengan berjalannya waktu, era produk ini mulai surut dan beralih ke era konsumen.
Perusahaan mulai berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Beralihnya orientasi ini seiring dengan munculnya produk-produk pengikut. Bila suatu

perusahaan berhasil menerapkan strateginya, maka dengan cepat akan diikuti oleh
perusahaan yang lain dengan modifikasi yang lebih baik. Keadaan itu berulang terus, karena
setiap perusahaan menyatakan dirinya sebagai produk yang terbaik dan tidak mau kalah
dengan produk baru perusahaan pesaingnya. Dengan demikian, strategi yang hanya
memusatkan perhatian pada produk saja pada dasarnya tidak efektif lagi.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

2
Semakin ketatnya persaingan dunia usaha dalam memasarkan produknya dewasa ini
ditandai dengan semakin banyaknya produk-produk baru yang terus bermunculan di
pasaran dengan tawaran kualitas produk yang beragam, harga yang terjangkau serta
didukung oleh dana promosi dan dana saluran distribusi yang cukup besar. Untuk dapat
memenangkan persaingan setiap perusahaan dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam
mencari terobosan-terobosan baru, khususnya dalam bidang pemasaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya yaitu dengan berusaha mengoptimalkan laba
melalui peningkatan penjualannya. Untuk mencapai tujuannya tersebut berbagai langkah
ditempuh, di antaranya melalui bauran pemasaran atau marketing mix .
Marketing mix menurut (Swastha, 2009:42) adalah kombinasi dari empat variabel atau
kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur

harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Dari keempat kegiatan pemasaran tersebut
perlu dikombinasikan dan dikoordinir agar perusahaan dapat melakukan tugas
pemasarannya seefektif mungkin. Namun meski perusahaan sudah menetapkan kebijakan
produk, harga, dan promosi yang tepat, tetapi perusahaan juga masih bisa mengalami
kegagalan hanya karena konsumen mengalami kesulitan untuk mendapatkan produk di
pasar. Untuk itu perusahaan dituntut untuk dapat menetapkan kebijakan pemasaran yang
tepat agar dapat mempengaruhi konsumen dalam pemilihan produk yang akan
menciptakan permintaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah
Wangi di Magetan?
2. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah
Wangi di Magetan?
3. Apakah tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah
Wangi di Magetan?
4. Apakah promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah
Wangi di Magetan?
5. Apakah harga berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah
Wangi di Magetan?
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh signifikan produk terhadap keputusan pembelian pada UD
Glagah Wangi Di Magetan.
2. Untuk mengetahui pengaruh signifikan harga terhadap keputusan pembelian pada UD
Glagah Wangi Di Magetan.
3. Untuk mengetahui pengaruh signifikan tempat terhadap keputusan pembelian pada UD
Glagah Wangi Di Magetan.
TINJAUAN TEORETIS
Pemasaran

Kotler dan Armstrong (2007:7) mengartikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan
manajerial di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan yang
diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.
Sedangkan (Mursid, 2008:26) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perpindahan
barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Atau dapat dikatakan pula
bahwa pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang bertalian dengan arus penyerahan
barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen.
Swastha (2009:42) mendefinisikan bauran pemasaran sebagai kombinasi dari empat
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu
produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Marketing mix menurut
(Kotler dan Armstrong, 2007:79) terdiri dari empat elemen utama yaitu:


Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

3
1.
2.
3.
4.

Produk (product) adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan
kepada pasar sasaran.
Harga (Price) adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh produk tadi.
Distribusi (Place) merupakan aktivitas perusahaan untuk meyediakan produk bagi
konsumen sasaran.
Promosi (Promotion) adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan
membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.

Produk


Kotler dan Keller (2009:4) menyatakan produk adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan ke dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga
dapat memuaskan suatu keinginan/ semua kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan
meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan
gagasan.
Menurut Swastha (2009:94) produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba
maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan
pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhannya. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong
(2007:8), produk adalah segala yang ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan.
Kotler (dalam Mursid, 2008:71) mendefinisikan produk sebagai hasil akhir yang
mengandung elemen-elemen fisik, jasa dan hal-hal yang simbolis yang dibuat dan dijual
oleh perusahaan untuk memberikan kepuasan dan keuntungan bagi pembelinya.
Kualitas mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen.
Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan
pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan yang diharapkan
maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis lainnya. Sering kali
dibenak konsumen sudah terpatri bahwa produk perusahaan tertentu jauh lebih berkualitas
daripada produk pesaing dan konsumen akan membeli produk yang mereka yakini lebih

berkualitas. Meskipun konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas
produk, tetapi setidaknya konsumen akan memilih produk yang dapat memuaskan
kebutuhannya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2007:347) kualitas produk adalah kemampuan suatu
produk untuk melakukan fungsi-fungsinya, kemampuan tersebut meliputi daya tahan,
kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut
lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. Menurut (Sviokla dalam Lupiyoadi dan
Hamdani, 2009:176) kualitas memiliki delapan dimensi pengukuran yang terdiri dari :
1. Kinerja (performance). Merujuk pada karakter produk inti yang meliputi merek, atribut
yang dapat diukur dan aspek-aspek kinerja individu
2. Keragaman Produk (features). Diukur secara subjektif oleh masing-masing individu.
3. Keandalan (reliability ). Harus handal dalam pemeliharaan dan penggantian produk jika
barang mengalami kerusakan.
4. Kesesuaian (conformance). Diukur dari tingkat akurasi dan waktu penyelesaian termasuk
juga perhitungan kesalahan yang terjadi,dll.
5. Ketahanan atau daya tahan (durability ). Ketahanan suatu produk meliputi segi teknis
maupun ekonomis.
6. Kemampuan pelayanan (servicebility ). Kemampuan pelayanan suatu produk
menghasilkan suatu kesimpulan akan kualitas produk yang dinilai secara subjektif oleh
konsumen.


Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

4
7. Estetika (aesthetits). Pengukuran yang paling subjektif, estetika dilihat dari bagaimana
suatu produk terdengar oleh konsumen, bagaimana penampilan luar suatu produk, rasa
maupun bau.
8. Kualitas yang dipersepsikan (perveiced quality ). Konsumen tidak selalu memiliki informasi
yang lengkap mengenai atribut-atribut produk. Namum umumnya konsumen memiliki
informasi tidak langsung melalui merek, nama dan Negara produsen.
Harga

Harga adalah satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan,
sedangkan semua elemen bauran pemasaran yang lainnya merupakan biaya. Harga juga
merupakan salah satu bauran pemasaran yang paling fleksibel, karena harga dapat berubah
dengan cepat.
Menurut Swastha (2009:147) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang
kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya. Sedangkan (Kotler dan A rmstrong, 2007:430), mendefinisikan harga
sebagai sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa atau jumlah nilai yang

konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan
barang atau jasa.
Pada umumnya penjual mempunyai beberapa tujuan dalam penetapan harga
produknya. Tujuan penetapan harga menurut (Swastha, 2009:148) adalah:
1. Mendapatkan laba maksimum
Terjadinya harga ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya beli
konsumen, semakin besar pula kemungkinan penjual untuk menetapkan tingkat harga
yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan
keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada
penjualan bersih
Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan untuk menutup investasi
secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa
diambil dari laba perusahaan dan laba hanya bisa diperoleh bilamana harga jual lebih
besar dari jumlah biaya seluruhnya.
3. Mencegah atau mengurangi persaingan
Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui kebijakan
harga. Hal ini dapat diketahui jika para penjual menawarkan barang dengan harga yang
sama. Oleh karena itu persaingan hanya mungkin dilakukan tanpa melalui kebijakan
harga.

4. Mempertahankan atau memperbaiki market share
Dalam hal ini harga merupakan faktor yang penting. Bagi perusahaan kecil yang
mempunyai kemampuan sangat terbatas, biasanya penentuaan harga ditujukan untuk
sekedar mempertahankan market share. Perbaikan market share kurang diutamakan lebihlebih apabila persaingan sangat ketat.
Tempat atau Lokasi

Lokasi

berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategik, seperti fleksibilitas,
competitive positioning, manajemen permintaan, dan focus strategic. Fleksibilitas sebuah lokasi
merupakan ukuran sejauh mana sebuah jasa mampu bereaksi terhadap situasi
perekonomian yang berubah. Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen
jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, karena itu penyedia jasa
harus mempertimbangkan, menyeleksi dan memilih lokasi yang responsif terhadap
kemungkinan perubahan ekonomi, demografis, budaya, persaingan dan peraturan di masa
mendatang. Competitive Positioning adalah metode-metode yang digunakan agar perusahaan

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

5

dapat mengembangkan posisi relatifnya dibandingkan dengan para pesaing. Jika
perusahaan berhasil memperoleh dan mempertahankan lokasi yang strategis, maka itu
dapat menjadi rintangan yang efektif bagi para pesaing untuk mendapatkan akses ke pasar
Suatu lokasi disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan populasi,
kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran lalu
lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen. Sejalan dengan semakin menjamurnya
bisnis atau usaha yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis, perbedaan yang sangat
tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak kuat pada pangsa pasar dan kemampulabaan
sebuah usaha. Disamping itu, keputusan pemilihan suatu lokasi juga mencerminkan
komitmen jangka panjang perusahaan dalam hal keuangan, karena merubah lokasi yang
buruk kadangkala sulit dilakukan dan sangat mahal (Nugroho dan Paramita, 2009).
Menurut Alma (2010:109), faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen untuk
mendatangi sebuah lokasi bisnis adalah sebagai berikut:
1. Kenyamanan, artinya suasana yang nyaman dalam berbelanja.
2. Waktu tempuh, artinya waktu tempuh dari rumah menuju ke lokasi belanja.
3. Biaya, artinya terjangkaunya biaya untuk menuju ke lokasi belanja.
4. Kepercayaan, artinya kepercayaan yang terbangun tentang lokasi belanja.
5. Kualitas, yaitu kualitas produk yang ditawarkan.
6. Layanan, yaitu pelayanan prima yang diberikan.
Promosi

Produk yang telah direncanakan dengan baik serta telah ditentukan harga jualnya
secara tepat, belum menjamin keberhasilan dalam pemasarannya, oleh karenanya itu produk
tersebut haruslah diperkenalkan kepada konsumen. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi
sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumennya melainkan juga sebagai
alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa
sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2007:79) promosi adalah aktivitas yang
mengkomunikasikan keunggulan produk dan rnembujuk pelanggan sasaran untuk
membelinya. Mursid (2008:95) menyatakan bahwa promosi adalah komunikasi yang
persuasif, mengajak, mendesak, membujuk, dan meyakinkan. Sedangkan pengertian
promosi menurut (Swastha, 2009:237) adalah arus informasi atau persuasi satu arah untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran di
dalam pemasaran.
Promosi juga merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk melengkapi
strategi pemasaran, dengan memberikan informasi kepada konsumen tentang kegunaan,
ciri-ciri produk, jasa yang disediakan. Disamping itu dengan promosi perusahaan berusaha
meyakinkan konsumen tentang keunggulan dan kegunaan dari produk ditawarkan.
Menurut Mursid (2008:95) tujuan promosi terbagi menjadi dua yaitu tujuan jangka
pendek (misalnya membangun nama baik perusahaan, mendidik konsumen dan
menciptakan reputasi tinggi dari suatu produk), dan tujuan jangka panjang (misalnya
menaikkan
penjualan,
mengumuman
lokasi
agen
dan
mengumumkan
perubahan/ penyempurnaan produk).
Variabel-variabel yang ada dalam promotion mix menurut (Swastha, 2009:350) ada 4
(empat) yaitu sebagai berikut:
1. Periklanan
Periklanan atau advertesing merupakan suatu bentuk dorongan yang tidak bersifat
pribadi, untuk meningkatkan permintaan barang dan jasa. Periklanan atau advertesing
merupakan komunikasi yang dilakukan oleh sponsor dan bersifat massal karena
menggunakan media massa seperti televisi, surat kabar, radio dan sebagainya.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

6
2. Personal Selling
Personal selling merupakan presentasi lisan melalui percakapan langsung dengan satu
calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. Jadi personal
selling merupakan interaksi secara langsung antara pihak penjual dengan calon pembeli
yang tujuannya untuk menciptakan transaksi atau penjualan.
3. Publisitas
Publisitas merupakan dorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu jenis produk,
jasa ataupun ide dengan mempergunakan berita komersial dalam media masa dimana
sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung. Menurut Swastha (2009:273)
publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang barang atau organisasi yang
disebar luaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa
pengawasan dari sponsor.
4. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling,
periklanan dan publisitas yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan
pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan
sebagainya.
Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Proses
pengambilan keputusan pembelian menurut (Kotler dan Armstrong, 2007:224) melalui 5
tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif,
keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Kelima tahap proses pengambilan
keputusan pembelian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan
antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
2. Pencarian informasi
Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi
tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan
terjangkau, maka konsumen terdorong untuk membelinya. Jika tidak, konsumen akan
menyimpan kebutuhan itu ke dalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi yang
berhubungan dengan kebutuhan itu. Konsumen dapat memperoleh informasi dari
berbagai sumber yang meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja),
sumber komersial (iklan, penjual, pengecer, bungkus, situs Web), sumber publik (media
massa, organisasi pemberi peringkat, dan sumber berdasarkan pengalaman (memegang,
meneliti menggunakan produk).
3. Pengevaluasian alternatif
Tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Pada tahap ini
konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderungan (niat) pembelian.
4. Keputusan pembelian
Merupakan tahap proses keputusan, di mana konsumen secara aktual melakukan
pembelian produk.
5. Perilaku setelah pembelian
Tahap proses keputusan pembelian, konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah
pembelian berdasarkan kepuasan dan ketidakpuasan. Konsumen yang puas akan
membeli produk, berbicara yang menyenangkan tentang produk, lebih sedikit
memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta membeli produk lain dari perusahaan
yang sama.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

7

Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada UD
Glagah Wangi di Magetan.
2. Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada UD
Glagah Wangi di Magetan.
3. Tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada UD
Glagah Wangi di Magetan.
4. Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada UD
Glagah Wangi di Magetan.
5. Harga berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen pada UD Glagah
Wangi di Magetan.
M ETODA PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus dengan menggunakan data
kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat statistik/ kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang ditetapkan (Sugiyono, 2011:8).
Rancangan dalam penelitian ini merupakan penelitian field research yang
dikelompokkan ke dalam jenis penelitian survey karena peneliti menggunakan survey dalam
memperoleh data dan keterangan langsung pada obyek penelitian dengan cara penyebaran
kuesioner. Gambaran dari populasi (obyek) penelitian adalah UD Glagah Wangi di Magetan.
Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditunjuk oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditambah kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini
adalah pelanggan UD Glagah Wangi di Magetan yang jumlahnya tidak dapat dihitung.
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik accidental sampling
yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau
insidental bertemu dengan peneliti, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
Dasar dalam pengambilan jumlah sampel didasarkan atas pendapat (Roscoe dalam
Sugiyono, 2011:91) yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian
adalah antara 30 sampai dengan 500. Dalam penelitian ini sampel diambil sebanyak 50
orang, hal ini dilakukan karena telah memenuhi syarat sampel minimal.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Untuk menghindari kesalahan dalam pengertian pada variabel-variabel yang
dianalisis maka terlebih dahulu perlu dijelaskan definisi operasional dari masing-masing
variabel yaitu:
1. Variabel bebas terdiri dari:
a. Produk (Pk)
Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud,
termasuk didalamnya warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual
(pengecer) dan pelayanan pabrik serta pengecer, yang diterima oleh pembeli guna
memuaskan keinginan. Dalam penelitian ini indikator produk yang digunakan adalah:

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

8
1) Variasi produk artinya UD Glagah Wangi di Magetan menyediakan berbagai
macam produk pakan ternak yang lengkap.
2) Kualitas produk artinya produk pakan ternak yang dijual UD Glagah Wangi di
Magetan mempunyai kualitas produk yang baik.
3) Kemasan produk artinya kemasan produk pakan ternak yang dijual UD Glagah
Wangi di Magetan mempunyai tipe, ukuran, dan pilihan warna yang menarik
b. Harga (H)
Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah
nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau
menggunakan barang atau jasa. Dalam penelitian ini indikator harga yang digunakan
adalah:
1) Harga yang jelas artinya terdapat daftar harga yang jelas di UD Glagah Wangi
Magetan sehingga dapat membandingkan merek yang satu dengan yang lain.
2) Pengembalian barang artinya apabila terdapat barang yang rusak dapat
dikembalikan.
3) Pembayaran artinya terdapat kemudahan dalam periode pembayaran di UD
Glagah Wangi Magetan.
c. Tempat atau Lokasi (L)
Lokasi adalah tempat untuk melaksanakan suatu usaha dan merupakan faktor
krusial berhasil atau tidaknya sebuah usaha. Dalam penelitian ini indikator lokasi
adalah:
1) Waktu tempuh artinya waktu yang diperlukan untuk menuju ke UD Glagah Wangi
Magetan tidak lama
2) Biaya transportasi artinya untuk menuju ke UD Glagah Wangi Magetan tidak
memerlukan biaya yang banyak
3) Pelayanan artinya UD Glagah Wangi Magetan memberikan pelayanan yang lebih
baik daripada di tempat lain
d. Promosi (Pm)
Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan
rnembujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Dalam penelitian ini indikator
promosi adalah:
1) Brosur artinya brosur yang dibagikan berisi penjelasan kualitas dan harga yang
jelas
2) Potongan harga artinya adanya potongan harga setiap pembelian dalam jumlah
tertentu
3) Hadiah langsung artinya adanya pemberian hadiah berupa barang setiap
pembelian dalam jumlah tertentu
2. Variabel terikat adalah keputusan pembelian (KP)
Keputusan pembelian konsumen adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk
membeli barang di UD Glagah Wangi Magetan. Variabel keputusan pembelian
dijabarkan dengan indikator:
a. Pengenalan kebutuhan artinya pembelian dilakukan karena mengetahui bahwa UD
Glagah Wangi Magetan menyediakan produk pakan ternak sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan.
b. Pencarian informasi artinya pembelian dilakukan atas saran dari teman atau keluarga.
c. Pengevaluasian alternatif artinya pembelian dilakukan setelah membandingkan
dengan toko yang lain.
d. Keputusan pembelian artinya konsumen tidak ragu untuk membeli produk di UD
Glagah Wangi Magetan.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

9
Teknik Analisa Data

1.

2.

3.

4.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2011:134) bila koefisien
korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen
dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas
variabel ditentukan berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila nilai alpha lebih besar dari
0,6 maka dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat diandalkan.
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya
hubungan antara produk, harga, tempat, dan promosi sebagai variabel independent
(bebas) terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependent (terikat). Rumus regresi
linier berganda menurut Sugiyono (2011:192) adalah:
KP = a + b1 Pk + b2 H + b3 L + b4 Pm
Keterangan:
KP
: Variabel terikat keputusan pembelian
a
: Konstanta
b1,… b4
: Koefisien regresi variabel bebas 1 sampai 4
Pk
: Variabel bebas produk
H
: Variabel bebas harga
L
: Variabel bebas tempat
Pm
: Variabel bebas promosi
Pengujian Model dengan Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji kesesuaian model regresi linear berganda. Kriteria
pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan tingkat signifikansi dari nilai F (α
= 0,05) dengan ketentuan:
a. Jika nilai signifikansi uji F < 0,05, maka terdapat pengaruh simultan antara produk
(Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP) hal
ini menunjukkan bahwa model diterima.
b. Jika nilai signifikansi uji F > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh simultan antara
produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian
(KP) hal ini menunjukkan bahwa model ditolak.
Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara produk, harga,
tempat, dan promosi terhadap keputusan pembelian. Kriteria pengujian dengan uji t
adalah dengan membandingkan nilai signifikansi dari nilai t (α= 0,05) dengan ketentuan:
a. Jika nilai signifikansi uji t < 0,05, maka terdapat pengaruh parsial antara produk (Pk),
harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP).
b. Jika nilai signifikansi uji t > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh parsial antara produk
(Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP).

HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN
Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur (kuesioner)
layak untuk mengukur apa yang diinginkan. Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

10
Sugiyono (2011:134) adalah jika koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil
0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid. Adapun hasil uji validitas dengan
menggunakan program SPSS sebagai berikut:

Variabel

Produk

Harga

Tempat atau Lokasi

Promosi

Keputusan pembelian

Tabel 1
Uji Validitas
Pernyataan Koefisien Korelasi

Keterangan

Pk.1
Pk.2
Pk.3
H.1
H.2
H.3
L.1
L.2
L.3
Pm.1
Pm.2
Pm.3
KP.1
KP.2
KP.3
KP.4

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,6786
0,5517
0,5219
0,4813
0,3797
0,6867
0,5930
0,5987
0,6217
0,4621
0,5816
0,6649
0,4203
0,5526
0,4035
0,5047

Sumber: Data diolah peneliti

Dari tabel 1 di atas diketahui bahwa semua variabel mempunyai koefisien korelasi di
atas 0,3 sehingga kuesioner yang disebarkan dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan
responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain hasil pengukuran tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek dan alat pengukur
yang sama. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas variabel
ditentukan berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka
dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat diandalkan (Umar, 2005:207).
Tabel 2
Uji Realibilitas
Variabel

Alpha Cronbach

Nilai Kritis

Keterangan

Pk

0,7520

0,6

Reliabel

H
L

0,6864

0,6

Reliabel

0,7630

0,6

Reliabel

Pm

0,7400

0,6

Reliabel

KP

0,6859

0,6

Reliabel

Sumber: Data diolah peneliti

Dari tabel 2 di atas diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach masing-masing variabel lebih
dari 0,6 sehingga jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat
diandalkan/ reliabel, sehingga analisa kuantitatif dengan kuesioner yang telah ditentukan
dapat dilanjutkan.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

11
Pengujian Kelayakan Model

Uji F dilakukan untuk menguji kesesuaian model regresi linear berganda. Kriteria
pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan signifikansi signifikansi dari nilai F
(α = 0,05) dengan ketentuan:
1. Jika nilai signifikansi uji F < 0,05, maka terdapat pengaruh simultan antara produk (Pk),
harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP).
2. Jika nilai signifikansi uji F > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh simultan antara produk
(Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP).
Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 3
Uji Kelayakan Model
ANOVAb
Model
1

Regression

Sum of
Squares
4,835

Residual

df
4

3,665
8,500

Total

Mean Square
1,209

45
49

F
14,839

Sig.
,000 a

,081

a. Predictors: (Constant), Pm, L, Pk, H
b. Dependent Variable: KP

Sumber: Data diolah peneliti

Dari tabel 3 di atas diketahui bahwa nilai signifikasi < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa secara simultan produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm)
pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (KP).
Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linier berganda merupakan suatu persamaan yang menggambarkan hubungan
antara lebih dari satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Analisis regresi linier
berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan
antara produk, harga, tempat, dan promosi sebagai variabel independent (bebas) terhadap
keputusan pembelian sebagai variabel dependent (terikat). Dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan Program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4
Koefisien Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
Pk
H
L
Pm

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,491
,426
,150
,070

Standardized
Coefficients
Beta
,233

t
1,153
2,140

,286

,093

,347

3,076

,004

,178
,229

,081
,075

,231
,315

2,207
3,072

,032
,004

Sig.
,255
,038

a. Dependent Variable: KP

Sumber: Data diolah peneliti

Tabel 4 menunjukkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan hubungan antara
variabel bebas produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap variabel
terikat keputusan pembelian (KP). Dari tabel 4 diperoleh model regresi linier berganda yaitu:
KP = 0,491 + 0,150 Pk + 0,286 H + 0,178 L + 0,229 Pm

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

12
Berdasarkan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa :
1. Nilai konstanta sebesar 0,491
Menunjukkan bahwa jika variabel bebas produk (Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi
(Pm) sama dengan nol, maka keputusan pembelian (KP) akan meningkat sebesar 0,491
satuan. Artinya dengan tanpa melihat produk, harga, tempat, dan promosi, maka
diprediksikan keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,491 satuan.
2. Nilai koefisien produk (Pk) sebesar 0,150
Menunjukkan bahwa jika produk (Pk) meningkat satu satuan, maka akan dapat
meningkatkan keputusan pembelian (KP) sebesar 0,150 satuan dengan asumsi variabel
harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) konstan. Artinya jika produk meningkat satu
satuan, maka diperkirakan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,150 satuan.
3. Nilai koefisien harga (H) sebesar 0,286
Menunjukkan bahwa jika harga (H) meningkat satu satuan, maka akan dapat
meningkatkan keputusan pembelian (KP) sebesar 0,286 satuan dengan asumsi variabel
produk (Pk), tempat (L), dan promosi (Pm) konstan. Artinya jika harga meningkat satu
satuan, maka diperkirakan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,286 satuan.
4. Nilai koefisien tempat (L) sebesar 0,178
Menunjukkan bahwa jika tempat (L) meningkat satu satuan, maka akan dapat
meningkatkan keputusan pembelian (KP) sebesar 0,178 satuan dengan asumsi variabel
produk (Pk), harga (H), dan promosi (Pm) konstan. Artinya jika tempat meningkat satu
satuan, maka diperkirakan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,178 satuan.
5. Nilai koefisien promosi (Pm) sebesar 0,229
Menunjukkan bahwa jika promosi (Pm) meningkat satu satuan, maka akan dapat
meningkatkan keputusan pembelian (KP) sebesar 0,229 satuan dengan asumsi variabel
produk (Pk), harga (H), dan tempat (L) konstan. Artinya jika promosi meningkat satu
satuan, maka diperkirakan keputusan pembelian meningkat sebesar 0,229 satuan.
Dari model tersebut diketahui adanya pengaruh produk (Pk), harga (H), tempat (L),
dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP) yang dilihat dari koefisien regresi ≠
0, namun pengaruh tersebut harus diuji lagi dengan uji F dan uji t.
Pengujian Hipotesis dengan Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara produk, harga,
tempat, dan promosi terhadap keputusan pembelian. Kriteria pengujian dengan uji t adalah
dengan membandingkan nilai signifikansi dari nilai t (α= 0,05) dengan ketentuan:
1. Jika nilai signifikansi uji t < 0,05, maka terdapat pengaruh parsial antara produk (Pk),
harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP).
2. Jika nilai signifikansi uji t > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh parsial antara produk
(Pk), harga (H), tempat (L), dan promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP).
Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5
Uji Parsial dengan Uji t
Coefficientsa

Model
1

(Constant)
Pk
H
L
Pm

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,491
,426
,150
,070

Standardized
Coefficients

,233

t
1,153
2,140

,286

,093

,347

3,076

,004

,178
,229

,081
,075

,231
,315

2,207
3,072

,032
,004

a. Dependent Variable: KP

Sumber: Data diolah peneliti

Beta

Sig.
,255
,038

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

13

1. Uji parsial antara variabel bebas produk (Pk) terhadap keputusan pembelian (KP),
dengan nilai signifikasi = 0,038.
Nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,038, hal ini menunjukkan bahwa variabel
bebas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
2. Uji parsial antara variabel bebas harga (H) terhadap keputusan pembelian (KP), dengan
nilai signifikasi = 0,004.
Nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,004, hal ini menunjukkan bahwa variabel
bebas harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
3. Uji parsial antara variabel bebas tempat (L) terhadap keputusan pembelian (KP), dengan
nilai signifikasi = 0,032.
Nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,032, hal ini menunjukkan bahwa variabel
bebas tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
4. Uji parsial antara variabel bebas promosi (Pm) terhadap keputusan pembelian (KP),
dengan nilai signifikasi = 0,004.
Nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,004, hal ini menunjukkan bahwa variabel
bebas promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Dari hasil uji t juga diketahui bahwa variabel harga (H) berpengaruh dominan
terhadap keputusan pembelian (KP) karena mempunyai t hitung yang lebih besar dari pada
variabel lainnya yaitu sebesar 3,076.
Interpretasi Hasil Penelitian

Dari analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa seluruh variabel bebas produk, harga, tempat, dan promosi secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat keputusan
pembelian. Hal ini dibuktikan dengan uji F yang menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.
Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t
yang menunjukkan nilai signifikansi 0,038 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini berarti
mendukung hipotesis yang diajukan bahwa “ Produk berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan” . Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh produk. Pembeli
menginginkan suatu produk yang dibeli dalam kondisi selalu ada (ready stock), tersedia
cukup banyak dan lengkap. Dengan demikian, pembeli tidak perlu mencari di tempat lain
apabila pembeli membutuhkan suatu produk.
Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t
yang menunjukkan nilai signifikansi 0,004 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini berarti
mendukung hipotesis yang diajukan bahwa “ Harga berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan” . Harga berpengaruh terhadap
keputusan pembelian karena harga memegang peranan penting dalam bidang usaha atau
pemasaran. Tidak ada usaha yang berdiri tanpa memperhatikan unsur harga. Harga sangat
menentukan dalam persaingan usaha di antara produk yang sejenis.
Tempat atau lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan
dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,032 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian
ini berarti mendukung hipotesis yang diajukan bahwa “ Tempat berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan” . Hasil penelitian
menunjukkan bahwa keputusan pembelian dapat dilakukan apabila tempat yang dituju
memiliki lokasi yang mudah terjangkau atau berlokasi strategis. Tempat yang mudah
dijangkau dengan sarana angkutan yang lancar memberikan kemudahan pembeli untuk
menjangkau tempat tersebut. Dengan adanya alasan tersebut pembeli membutuhkan waktu
yang sedikit untuk sampai pada tempat itu dan dapat menunjang kebutuhan lain.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

14
Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t
yang menunjukkan nilai signifikansi 0,004 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini berarti
mendukung hipotesis yang diajukan bahwa “ Promosi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada UD Glagah Wangi di Magetan” . Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk
meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan tersebut memiliki
keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing, sehingga hal ini dapat menarik minat
pembeli untuk melakukan pembelian. Apabila perusahaan ingin berhasil terhadap produk
atau jasa yang ditawarkan, perusahaan harus mengkomunikasikan sejumlah informasi
tentang perusahaan, produk, struktur harga, dan sistem distribusi kepada sejumlah pemirsa
yang meliputi pembeli, perantara perdagangan, dan media.
SIM PULAN DAN SARAN
Simpulan

1. Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang
menunjukkan nilai signifikansi 0,038 lebih kecil dari 0,05.
2. Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang
menunjukkan nilai signifikansi 0,004 lebih kecil dari 0,05.
3. Tempat atau lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan
dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,032 lebih kecil dari 0,05.
4. Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t
yang menunjukkan nilai signifikansi 0,004 lebih kecil dari 0,05.
5. Dari hasil uji t juga diketahui bahwa variabel harga (H) berpengaruh dominan terhadap
keputusan pembelian (KP) karena mempunyai t hitung yang lebih besar dari pada
variabel lainnya yaitu sebesar 3,076.
Saran

1. UD Glagah Wangi Magetan sebaiknya memperhatikan produk, harga, tempat, dan
promosi karena dari hasil penelitian terbukti bahwa produk, harga, tempat, dan promosi
baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
2. UD Glagah Wangi Magetan sebaiknya lebih memperhatikan harga, karena dari hasil
penelitian terbukti bahwa harga berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian.
3. Untuk mendukung hasil penelitian ini disarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya
untuk melakukan penelitian serupa dengan menambahkan variabel-variabel lain yang
dapat mempengaruhi keputusan pembelian agar hasil penelitian dapat lebih lengkap.
4. Peneliti selanjutnya agar menambah jumlah sampel yang lebih banyak daripada
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, B. 2010. Pengantar Bisnis. Edisi Revisi. Cetakan Keempat belas. Penerbit Alfabeta.

Bandung.
Kotler, P. dan G. Armstrong. 2007. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Alih Bahasa:
Alexander Sindoro. Penerbit Indeks. Jakarta.
________ dan K.L Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Alih Bahasa. Bob
Sabran. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Lupiyoadi, R dan A. Hamdani. 2009. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi 2. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
Mursid. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi 1. Cetakan 4. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)

15
Nugroho, M dan R. Paramita. 2009. Analisis Pengaruh Lokasi, Keanekaragaman Barang
Terhadap Keputusan Berbelanja dan Loyalitas Konsumen di Carrefour Semarang.
Jurnal EKOBIS Vol. 2 No. 1. Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Cetakan Ke-13. Penerbit
Alfabeta. Bandung.
Swastha, B. 2009. Azas-Azas Marketing. Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Umar, H. 2005. Metode Riset Bisnis. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25