HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF.

(1)

HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA MATA PELAJARAN

PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF

(Kajian pada Kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung) SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

MUHAMAD YUNIARDI GUNTORO E. 0551. 0805753

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA MATA PELAJARAN

PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF

Oleh

Muhamad Yuniardi Guntoro

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Muhamad Yuniardi Guntoro 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

v DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Belajar ... 6

B. Tinjauan Kesiapan Belajar ... 11

C. Prestasi Belajar ... 17

D. Hubunagan Antara Kesiapan Belajar dan Prestasi Belajar ... 18

E. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif... 19

F. Penelitian Terdahulu ... 19

G. Kerangka Berfikir ... 21

H. Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 23

A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 23

B. Metode dan Desain Penelitian ... 24


(5)

vi

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

D. Paradigma Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 30

G. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 32

H. Pengujian Hipotesis... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(6)

vii

DAFTAR TABEL

1.1 Nilai UAS Mata Peljaran PDTO Kelas X Semeter 2 di SMK 8

Bandung Tahun 2013 ... 2

3.1 Alternatif Jawaban ... 29

3.2 Persiapan Uji Normalitas ... 32

3.3 Persiapan Uji Homogenitas Barttlet ... 34

3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi... 36

3.5 Tabel Bantu Perhitungan ANOVA ... 37

3.6 Interpretasi Nilai Koefisien Determinasi ... 39

4.1 Jumlah Item Angket ... 40

4.2 Uji Validitas Variabel X (Kesiapan Belajar Peserta Didik) ... 40

4.3 Uji Reliabilitas ... 42

4.4 Data Kesiapan Belajar Peserta Didik ... 42

4.5 Data Nilai Rapor Mata Pelajaran PDTO ... 44

4.6 Uji Normalitas ... 45

4.7 Homogenitas ... 45

4.8 Regresi Linear Sederhana ... 46

4.9 Korelasi Pearson ... 47

4.10 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 47

4.11 Keberartian Regresi Linear Sederhana ... 48

4.12 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 48


(7)

viii

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

DAFTAR GAMBAR

1.1Bagan Kondisi yang Berpengaruh Terhadap Pencapaian

Prestasi Belajar Siswa ... 2

3.1 Desain Penelitian ... 25

3.2 Hubungan Antar Variabel ... 26


(8)

ix

DAFTAR GRAFIK

4.1Persentase Kesiapan Belajar Peserta Didik ... 43 4.2Persentase Prestasi Belajar Peserta Didik ... 44


(9)

x

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Uji Coba ... 59

2. Angket Uji Coba ... 61

3. Tabel Hasil Pengolahan Data Angket Uji Coba ... 64

4. Kisi- Kisi Instrumen Penelitian ... 66

5. Instrumen Penelitian ... 78

6. Tabel Hasil Pengolahan Data Angket Penelitian ... 71

7. Tabel Hasil Pengolahan Data dengan Menggunakan MSI ... 74

8. Analisis Data ... 79

9. Perhitungan Nilau Uji Kecenderungan ... 86

10.Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing Skripsi. ... 89

11.Lembar Bimbingan Skripsi ... 91

12.Surat Undangan ... 96

13.Berita Acara ... 98

14.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SMK Negeri 8 Bandung101 15.Riwayat Hidup ... 102


(10)

ABSTRAK

Muhamad Yuniardi Guntoro. (0805753) “Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar

Teknik Otomotif”. (2014). Universitas Pendidikan Indonesia; Departemen Pendidikan Teknik Mesin.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah pada saat penulis melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) bahwa banyak peserta didik yang tidak membawa buku catatan/sumber dalam melakukan proses pembelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif (PDTO), dan juga ada beberapa peserta didik yang tidak membawa perlengkapan alat tulis dan dari hasil uas mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif tidak terdapat peserta didik yang mendapatkan nilai A (0%), sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat indikasi kurangnya kesiapan belajar peserta didik dalam menghadapi dan melaksanakan proses belajar mengajar yang diikutinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Ex Post Facto, dengan teknik pengumpulan data berupa angket. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa tingkat kesiapan belajar peserta didik termasuk dalam kategori sedang, dan prestasi belajar peserta didik termasuk kedalam kategori sedang atau cukup baik. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan bantuan

SPSS for Windows Seri 20 diperoleh hasil pengujian korelasi antara kesiapan

belajar dengan prestasi belajar peserta didik sebesar 0,407, angka tersebut menunjukkan hubungan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif pada siswa kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung pada kategori sedang.


(11)

ii

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Abstract

The obstacle faced by the researcher was there were many students who did not bring notebooks in the process of learning PDTO, and there were some of the students who did not bring any stationeries. The result of final exam also shows that none of the students obtained an A (0%). The purpose of this research is to know the relation between the readiness and the achievement on PDTO to students of XI class at SMK Negeri 8 Bandung. The method used in this research is Ex Post Facto method, with questionnaire collecting technique. Based on the

data tabulation shows that the level of students’ readiness is categorized as average, and the students’ achievement is categorized as average or quite good.

Based on the result of analisis with the help from SPSS for Windows seri 20, the

corelation between the students’ readiness and achievement is 0,407, the number

shows a very significant and average connection between two aspects. Keywords: Readiness, Achievement and PDTO.


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peran pendidikan dalam menghasilkan warga negara yang berkualitas sangat dibutuhkan. Manusia berkualitas berarti manusia yang mampu berpikir kritis, logis, kreatif, dan berinisiatif dalam menanggapi berbagai isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan sains dan teknologi. Hal ini termuat dalam tujuan pendidikan nasional yaitu Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS, Nomor 20, Tahun 2003, Bab II, Pasal 3) menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa; bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK sering disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah). Terdapat banyak sekali program keahlian di SMK salah satunya adalah Teknik Otomotif.

Mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif (PDTO) merupakan salah satu dari aplikasi teknologi dibidang otomotif dan juga mata pelajaran produktif yang harus dikuasai oleh seluruh peserta didik SMK Jurusan Teknik Otomotif. PDTO adalah mata pelajaran dasar yang mempelajari tentang nama, fungsi, dan cara kerja dari power tools hand tools dan alat ukur. Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang, salah satunya adalah kesiapan belajar yang terdapat pada diri individu


(13)

2

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

tersebut. Menurut Nasution (dalam skripsi Ibnu Mubarak, 2006 hlm 2), kondisi yang dapat mempengaruhi prestasi belajar individu dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini:

Gambar 1.1. Bagan Kondisi yang Berpengaruh Tehadap Pencapaian Prestasi Belajar

Bagan di atas menerangkan bahwa kesiapan belajar merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, yang dapat diukur melalui tes. Bagan di atas juga menerangkan bahwa terdapat beberapa aspek yang dapat mempengaruhi kesiapan belajar yaitu, perhatian, motivasi, dan perkembangan kesiapan.

Nilai UAS (Ujian Akhir Semester) peserta didik SMK 8 Bandung kelas X TSM 1, TPBO, dan TKR 4 dalam Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif kelas X semester 2 Angkatan 2013 akan dipakai oleh penulis sebagai data awal dan titik tolak dalam penelitian ini, nilai tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 1.1

NilaiUASMata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Kelas X Semester 2 di SMKN 8 Bandung tahun 2013 Nilai Rentang Nilai Jumlah peserta

didik

Frekuensi Persentasi

A 9,00 – 10,00 0 0 %

B 7,51 – 8,99 69 77,53 %

C 6,00 – 7,50 7 7,87 %

D < 5,99 (BL) 13 14,60 %

Jumlah 89 100 %

Sumber : Buku Absensi/Nilai Peserta didik Tahun Pelajaran 2013-2014 Instrumen Input: Metode/Teknik/Media, Guru, Program/Tugas,

Bahan Sumber

PBM (Proses Belajar Mengajar)

 Perilaku Kognitif

 Perilaku Afektif

 Perilaku Psikomotor Kesiapan Belajar:

Perhatian

MOtivasi

Perkembangan Kesiapan


(14)

3

Tabel di atas memperlihatkan bahwa tidak ada satu pun peserta didik yang mendapatkan nilai A (0%), sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat indikasi kurangnya kesiapan belajar peserta didik dalam menghadapi dan melaksanakan proses belajar mengajar yang diikutinya, sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Nasution (2011 hlm 179):

“Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa kesiapan/kesediaan ini, proses belajar tidak akan terjadi”. Selain prestasi belajar yang diperoleh peserta didik di atas, penulis melihat secara langsung pada saat melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) bahwa banyak peserta didik yang tidak membawa buku catatan/sumber dalam melakukan proses pembelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Omotif, dan juga ada beberapa peserta didik yang tidak membawa perlengkapan alat tulis, lebih lengkapnya dapat dilihat pada identifikasi masalah di bawah. Walaupun hal tersebut tentunya tidak terjadi pada seluruh peserta didik yang ada.

Berdasarkan permasalahan yang tertera di atas, penulis memutuskan untuk mengambil judul Skripsi yaitu “Hubungan antara Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif (Kajian pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung)”. B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Terdapat peserta didik yang tidak memperhatikan pada saat mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif yang diikutinya.

2. Adanya peserta didik yang tidak memiliki buku sumber untuk mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif yang diikutinya.

3. Sebagian peserta didik tidak memiliki buku catatan untuk mata pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif yang diikutinya.

4. Sebagian peserta didik tidak mengerjakan tugas-tugas latihan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.


(15)

4

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

C. Rumusan Masalah

Pokok-pokok pikiran di atas dapat dijadikan acuan untuk merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, maka masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Seberapa besar hubungan antara kesiapan belajar peserta didik SMK kelas XI dengan prestasi belajar yang dicapai pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif?”

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kesiapan belajar peserta didik SMK kelas XI dalam mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif (PDTO)?

2. Bagaimana prestasi belajar yang dicapai peserta didik SMK kelas XI pada mata pelajaran PDTO?

3. Bagaimana hubungan antara kesiapan belajar peserta didik SMK kelas XI terhadap prestasi belajar yang dicapai dalam mata pelajarn PDTO?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang kesiapan belajar peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif. 2. Untuk memperoleh gambaran tentang prestasi belajar peserta didik kelas XI di

SMK Negeri 8 Bandung pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif. 3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kesiapan belajar dengan

prsetasi belajar peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan. Diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Dapat memberikan sumbangan pikiran terhadap sekolah, agar lebih memotivasi peserta didik dalam hal kesiapan belajar sebagai upaya membina peserta didik. 2. Sebagai masukan bagi instruktur/guru yang memberikan materi mata pelajaran


(16)

5

3. Sebagai masukan bagi peserta didik, agar mempunyai kesiapan yang baik dalam mempelajari materi pelajaran tertentu, sehingga prestasi belajar yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan berguna untuk memperjelas urutan penulisan yang terdapat pada skripsi ini, yang terdiri dari bab I sampai dengan bab 5. sistematika penulisan skripsi ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Bab I yaitu tentang Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II yaitu tentang Landasan Teori dan Hipotesis, yang meliputi tinjauan belajar, tinjauan kesiapan belajar, prestasi belajar, hubungan antara kesiapan belajar dengan prsetasi belajar, tinjauan mata pelajaran pekerjaan dasat teknik otomotif, penelitian terdahulu, kerangka berfikir, dan hipotesis.

Bab III yaitu tentang Metodologi Penelitian, yang meliputi lokasi penelitian dan subjek penelitian, metode dan desain penelitian, variabel dan definisi operasional, paradigma penelitian, teknik pengumpulan data, proses pengembangan instrumen, pengujian persyaratan analisis data dan pengujian hipotesis.

Bab IV yaitu tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang meliputi hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.

Bab V yaitu tentang Kesimpulan dan Saran, yang meliputi kesimpulan dan saran sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang telah dilakukan.


(17)

23

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil penulis dalam penelitian ini yaitu disalah satu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Bandung tepatnya di SMK Negeri 8 Bandung, yang beralamat di Jl. Kliningan no 31 Bandung Jawa barat. SMK Negeri 8 Bandung memiliki 3 jurusan bidang keahlian yaitu teknik kendaraan ringan, teknik sepeda motor dan teknik perbaikan body otomotif. Penulis memilih SMK Negeri 8 Bandung dikarenakan pada saat melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) penulis menemukan suatu permasalahan di sekolah tersebut, yang dimana sekarang diangkat menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. 2. Populasi Penelitian

Populasi sangat diperlutan peneliti sebagai sumber data. Data yang menjawab pemecahan masalah (pertanyaan penelitian) serta untuk menguji hipotesis yang telah diturunkan. Data tersebut dapat diperoleh dari populasi yang ada di lapangan. Menurut Sugiyono (2013 hlm 117) mengemukakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Arikunto (2010 hlm173)

menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Populasi yang diambil oleh peneliti

untuk mendapatkan data yaitu peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 bandung tahun ajaran 2014/2015.

3. Sampel Penelitian

Sugiono (2013 hlm 118) berpendapat bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Sample yang diambil


(18)

24

dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Suharsimi Arikunto (2010: 107) menambahkan:

Untuk ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek populasi besar atau lebih dari 100 orang maka diambil antara 10-15% atau 20-25%.

Berkaiatan dengan beberapa teori tentang jumlah sampel di atas, dari seluruh seluruh peserta didik yang berjumlah 330 orang yang terdiri dari 11 kelas kelas, dari 330 orang tersebut diambil 30 orang untuk pengujian instrumen, maka penulis menentukan jumlah sampel yang akan digunakan yaitu sebanyak 25 % dari 300 orang atau sekitar 75 orang peserta didik. Sedangkan pengambilan dari sampel ini dilakukan dengan cara random (acak) agar dapat benar-benar mewakili dari populasi yang ada.

B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2013 hlm 3) metode penelitian dapat diartikan sebagai berikut:

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Metode adalah cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban yang diinginkan peneliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto, dengan pola analisis korelasional untuk menentukan besarnya derajat hubungan antara dua atau lebih variabel. Adapun penelitian ex

post facto menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (dalam skripsi Ibnu Mubarak 2006

hlm 25):

Ex post facto artinya sesudah fakta. Ex post facto sebagai metode penelitian

menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat.


(19)

25

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Metode ex post facto dapat dilakukan apabila peneliti telah yakin bahwa perlakuan variabel bebas telah terjadi sebelumnya. Metode ini banyak dilakukan dalam bidang pendidikan, sebab tidak semua masalah pendidikan dapat diteliti dengan metode eksperimen.

Dengan menggunakan metode ini dimaksudkan untuk mencari seberapa besar derajat hubungan antara dua buah variabel yaitu kesiapan belajar dengan prestasi belajar peserta didik di SMK Negeri 8 Bandung pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian dibuat agar memudahkan dalam proses penelitian yang telah ditetapkan, maka dikembangkan desain penelitian sebagai berikut:

Keterangan:

Ruang lingkup penelitian Alur penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian C. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel X

Kesiapan Belajar Peserta didik

Saran Temuan Kesimpulan Responden (Peserta

didik kelas XI SMKN 8 Bandung)

Variabel Y

Prestasi Belajar Peserta didik Hasil Penelitian


(20)

26

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti yaitu: a. Variabel bebas/independent (X), yaitu kesiapan belajar peserta didik di SMKN

8 Bandung Kelas XI pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif. b. Variabel terikat/dependent (Y), yaitu hasil belajar (prestasi belajar) peserta

didik di SMKN 8 Bandung Kelas XI pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif.

Hubungan antara dua variabel yang diteliti pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1. yang menunjukkan skema hubungan antar dua variabel, yaitu; kesiapan belajar dengan prestasi belajar.

Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel Keterangan:

X : Variabel bebas/independent, yaitu kesiapan belajar. Y : Variabel terikat/dependent, yaitu prestasi belajar.

Gambar hubungan antar variabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar dari peserta didik, bila kesiapan belajar peserta didik itu kurang/jelek, maka prestasinya pun tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan. Seperti yang diungkapkan oleh Nasution (2011 hlm 179), bahwa:

“Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar

itu sendiri. Tanpa kesiapan/kesediaan ini, proses belajar tidak akan terjadi”. 2. Definisi Operasional

Mengenai penelitian ini, yang menjadi variabel independent yaitu kesiapan belajar peserta didik belajar (X), sedangkan yang menjadi variabel dependent yaitu prestasi belajar peserta didik (Y). Agar penelitian skripsi ini berjalan dengan


(21)

27

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

lancar dan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari kesalahpahaman

.

a. Kesiapan belajar

Kesiapan belajar adalah kemauan individu untuk berkembang dan terjadi melalui proses waktu (membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapainya). Kesiapan belajar akan membawa seseorang untuk siap memberikan respon terhadap situasi yang dihadapi melalui caranya sendiri, seperti yang diungkapkan oleh Slameto (1995 hlm 113): “Kesiapan belajar adalah keseluruhan kondisi individu yang membawanya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi”. Sejalan dengan itu Nasution (2011 hlm 179) menambahkan bahwa “Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa kesiapan/kesediaan ini, proses belajar tidak akan terjadi”.

Cara mengukur gaya belajar pada penelitian ini berdasarkan instrumen penelitian berupa angket yang nantinya akan diberikan kepada peserta didik yang merupakan sampel penelitian ini yang setiap indikatornya mengacu terhadap ciri-ciri dari setiap masing-masing gaya belajar.

b. Prestasi belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan perilaku sebagai hasil usaha yang disadari dan dapat diukur serta dievaluasi berdasarkan norma-norma tertentu yang sudah ditetapkan.

Maher (dalam Ibnu Mubarak 2006 hlm 19) menyatakan sebagai berikut: (1) Prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur. Pengukuran

perubahan perilaku itu dapat dilakukan dengan menggunakan tes prestasi (Achievment Test),

(2) Prestasi belajar merupakan hasil dari perbuatan individu itu sendiri dan bukan dari hasil perbuatan orang lain,

(3) Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut standar yang telah dicapai oleh kelompok,


(22)

28

(4) Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan disadari, jadi bukan suatu kebiasaan atau perilaku yang tidak disadari.

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tes yang dituangkan dalam bentuk nilai (angka-angka) tertulis yang diperoleh oleh peserta didik peserta didik di SMK negeri 8 Bandung kelas XI pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif. Nilai tersebut merupakan hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti tes yang diberikan oleh guru yang bersangkutan pada saat ujian.

D. Paradigma Penelitian

Sugiyono (2013 hlm 66) menyatakan bahwa:

Paradigma penelitian dapat diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan rumusan masalah yang perlu di jawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Paradigma penelitian dibuat untuk memperjelas langkah, alur dan rancangan penelitian, yang akan diperjelas dengan alur penelitian sesuai dengan diagram alur, sebagai tahapan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Secara umum paradigma dari penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.3 Paradigma Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Kesiapan Belajar Peserta didik

Aspek yang diungkap: Perhatian, motivasi dan

perkembangan kesiapan peserta didik yang dilakukan dalam kehidupan nyata dengan tujuan mencari/meningkatkan

keterampilan.

Prestasi Belajar Peserta didik

Aspek yang diungkap:

Prestasi belajar peserta didik berupa nilai mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Peserta didik dengan Prestasi Belajar Peserta didik


(23)

29

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang kesiapan belajar peserta didik (Variabel X) dan prestasi belajar peserta didik (variabel Y).

a. Teknik Angket

Angket adalah daftar pertanyaan-pertanyaan atau pertanyaan yang disusun secara tertulis untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan dari sumber data. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, artinya jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden hanya menjawab atau memilih pilihan jawaban yang sesuai pendapatnya dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses pengolahan datanya.

2. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010 hlm 136),

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Kisi-kisi digunakan untuk menjabarkan konsep yang menjadi pusat perhatian dalam lingkup masalah dan tujuan penelitian ke dalam dimensi-dimensi yang dapat diukur berupa variabel-variabel penelitian yang selanjutnya dituangkan pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan sebagai alat bantu dalam melaksanakan penelitian, adapun instrumen penelitian ini adalah dengan instrumen angket sebagai instrumen utama dalam penelitian ini.

Bentuk konstruksi item pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini adalah bentuk skala sikap menurut Likert, dengan 5 pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Angket disusun berdasarkan pada kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya yang mengandung aspek dan indikator dari masing-masing variabel yang akan diteliti. Penilian setiap alternatif jawaban diberi skor sebagai berkut:

Tabel 3.1 Alternatif Jawaban


(24)

30

No Pilihan Jawaban Bobot Nilai

Positif Negatif

1 Sangat Setuju (SS) 5 1

2 Setuju (S) 4 2

3 Ragu-Ragu (R) 3 3

4 Tidak Setuju (TS) 2 4

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dikatakan valid, jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang diukur serta dapat mengungkap data dari variabel secara tepat. Menurut Arikunto (2010 hlm 168) mengemukakan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”

Mengetahui validitas item dari suatu soal dapat menggunakan kolerasi

product momen, sebagai berikut:

√{ ∑ ∑ ∑ ∑ } { ∑ }

(Sugiyono, 2013 hlm 225)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara varibel x dan y

xi = Skor tiap item soal yi = Skor total seluruh item n = Jumlah responden Σxy = Jumlah perkalian xy

Harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, dilanjutkan dengan

mensubstitusikan ke rumus uji t, yaitu:

(Sugiyono, 2013 hlm 257)

Keterangan: t = uji t

r = koefisien korelasi n = jumlah responden


(25)

31

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item angket dengan criteria pengujian item adalah jika hasil thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan

5%) dan derajat kebebasan (dk) = n-2, maka item soal tersebut dinyatakan valid. Sedangkan apabila thitung < ttabel pada taraf kepercayaan 95% (taraf signifikan 5%)

maka item soal dinyatakan tidak valid. Penulis menggunakan program Microsoft

Excel untuk membantu perhitungan validitas.

2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Arikunto (2010 hlm 178) Mengemukakan mengenai “reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu, reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan”.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha

Cronbach, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari varian tiap butir

∑ ∑ (Arikunto, 2010 hlm 184)

Keterangan:

σba = Harga varian total

Σx2

= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item (Σx2

) = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item N = Jumlah responden

b. Menghitung varian total

∑ ∑ (Arikunto, 2006 hlm 184)

Keterangan:

σba = Harga varian total

Σx2

= Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item (Σx2

) = Jumlah skor seluruh responden dari setiap item N = Jumlah responden

c. Menghitung reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha


(26)

32

Keterangan

r11 = Reliabilitas angket

k = Banyak item/butir angket Σ σb2 = Harga varian item

σ2t

= Harga varian total

Langkah selanjutnya “setelah diperoleh nilai rxy selanjutnya dikonsultasikan

dengan nilai rtabel dengan taraf siginifikan 5%. Jika didapatkan nilai rxy > rtabel,

maka butir soal instrumen dapat dikatakan reliabel, tetapi sebaliknya jika didapatkan nilai rxy < rtabel , maka butir soal instrumen dapat dikatakan tidak

reliabel”. (Arikunto, 2010 hlm 147). Penulis menggunakan program Microsoft

Excel untuk membantu perhitungan reliabilitas.

G. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Mengingat skala pengukuran dalam menjaring data penelitian ini seluruhnya menggunakan skala ordinal. Pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval, maka terlebih dahulu data skala ordinal tersebut ditransformasikan menjadi data interval, yaitu dengan menggunakan Method of Succesive Interval (MSI).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan sebelum pengujian hipotesis, fungsinya untuk mengetahui kondisi data apakah data berdistribusi normal atau tidak. Persyaratan untuk melakukan uji hipotesis bahwa data setiap variabel yang akan di analisis harus berdistribusi normal. Adapun langkah-langkah untuk mencari normalitas suatu data adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel aturan sturges dengan memperhatikan tabel dibawah ini: Tabel 3.2

Persiapan Uji Normalitas

Interval F Xin Zi Lo Li ei X2

Jumlah

b. Menentukan rentang dengan rumus R= Xa-Xb


(27)

33

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Dimana: Xa = Data terbesar Xb = Data terkecil

c. Menentukan banyaknya kelas interval (i) dengan rumus:

i = 1+3,3 log n

dimana n = Jumlah sampel

d. Menghitung jumlah kelas interval dengan rumus:

dimana: R = Rentang i = Banyak kelas e. Menghitung rata-rata (x) dengan rumus:

dimana: fi = Jumlah frekuensi

xi = Data tengah-tengah dalam interval

f. Menghitung standar deviasi (S) dengan rumus:

√ ∑

g. Tentukan batas bawah kelas interval (xin) dengan rumus:

(xin) = Bb-0,5

dimana Bb= batas bawah interval

h. Hitung nilai Zi untuk setiap batas bawah kelas interval dengan rumus:

i. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom Lo. Harga xi dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000.

j. Hitung luas tiap kelas interval, isikan pada kolom Li, contoh Lo1-Lo2Hitung

frekuensi harapan dengan rumus: ei = Li. Σfi

k. Hitung nilai X2 untuk tiap kelas interval dan jumlahkan dengan rumus:


(28)

34

l. Lakukan interpolasi pada tabel X2 untuk menghitung p-value.

m. Kesimpulan kelompok data berdistribusi normal jika p-value > α = 0,05 (Siregar S, 2004 hlm 87) Adapun untuk membantu perhitungan uji normalitas, penulis menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisi memang berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya. Menurut Matondang (2010 hlm 1) menjelaskan bahwa:

Pengujian homogenitas varians suatu kelompok data, dapat dilakukan dengan cara uji F dan uji Bartlett. Uji F digunakan untuk menguji homogenitas varians dari dua kelompok data sedangkan uji Bartlett digunakan unutk menguji homogenitas varians lebih dari dua kelompok data.

Langkah-langkah pengujian homogenitas menggunakan metode Bartlett adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Persiapan Uji Homogenitas Barttlet

Kel dk 1/dk Si2 dk. Si2 log Si2 dk.log Si2

Kel A Kel K

n1-1

nk-1

1/( n1-1 )

1/( nk-1 )

S12

Sk2

(n-1).S12

(n-1).Sk2

log S12

log Sk2

dk.log S12

dk.log Sk2

Σdk Σ(1/n-1) Σdk. Si2 Σdk.log Si2

Dari tabel tersebut dapat dihitung: c. Varian gabungan : ∑

d. Harga Barttlet : ∑

e. Harga X2 : X12 : ∑ f. Faktor koreksi :

∑ ∑


(29)

35

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Kriteria uji : jika X2 hitung > X2 tabel (0,05) maka dapat dikatakan bahwa

sampel yang diteliti adalah homogen. (Sudjana, 2005 hlm 261). Penulis menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows untuk membantu perhitungan homogenitas.

3. Uji Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk meramalkan (memprediksi) variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Analisis ini didasari oleh hubungan fungsional atau sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Maka dalam penelitian ini, dengan analisis regresi dapat mengetahui apakah ada hubungan minat menjadi teknisi otomotif (X) dengan sikap terhadap pekerjaan teknisi otomotif (Y). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

̂ (Siregar S, 2004 hlm 197) Keterangan:

Ŷ = Sikap terhadap pekerjaan teknisi otomotif

X = Minat menjadi teknisi otomotif a = Nilai konstanta y jika x = 0

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Rumus a dan b sebagai berikut:

∑ ∑

∑ ∑ ∑

(Siregar S, 2004 hlm 199)

Adapun untuk membantu perhitungan regresi linear sederhana, penulis menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.

H. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif (hubungan), untuk menguji hipotesis ini menggunakan teknik korelasi. Terdapat berbagai macam


(30)

36

teknik korelasi, yaitu korelasi pearson product moment (r), korelasi rasio (η), korelasi Spearman rank (ρ) dan lain sebagainya. Penggunaan korelasi tersebut tergantung data yang dikorelasikan, untuk data jenis interval maka korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson product moment.

1. Uji Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi merupakan suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel agar dapat menentukan tingkat hubungan antar variabel-variabel. Untuk nilai kolerasi product momen, digunakan rumus sebagai berikut:

√{ ∑ ∑ ∑ ∑ } { ∑ }

(Sugiyono, 2013 hlm 225)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara varibel x dan y

xi = Skor tiap item soal yi = Skor total seluruh item n = Jumlah responden Σxy = Jumlah perkalian xy

Harga koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh, diinterpretasikan pada tabel

indeks korelasi di bawah ini:

Tabel 3.4

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat kuat

(Sugiyono, 2013 hlm 257) Adapun untuk membantu perhitungan koefisien korelasi, penulis menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.


(31)

37

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Pemeriksaan keberartian regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, bahwa koefisien regresi b sama dengan nol (tidak berarti) melawan hipotesis tandingan bahwa koefisien arah regresi tidak sama dengan nol. Kriteria uji keberartian persamaan regresi menggunakan uji ANOVA dengan sebagai berikut:

Jika nilai F-hitung > F-tabel maka persamaan regresi berarti pada α yang dipilih. Jika sebaliknya maka persamaan regresi tidak berarti.

Jika nilai Sig.(p-value) < 0.05 maka persamaan regresi berarti, jika sebaliknya maka persamaan regresi tidak berarti.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Membuat tabel bantu perhitungan ANOVA

Tabel 3.5

Tabel Bantu Perhitungan ANOVA

Sumber dk JK JKR F

Regresi (a) Regresi (a/b) Residu Total Tuna Cocok Galat (E) 1 k-1 n-k n k-2 n-k ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

(Siregar S, 2004 hlm 208) Keterangan:

k = jumlah bariabel dalam analisi regresi

K = Banyaknya kelompok data yi, karena nilai xi yang sama, jika tidak ada

nilai xi yang sama, maka tidak ada galat (error sebab kelompok xi).

2. Menentukan rumusan hipotesis H0 dan H1

H0 : R = 0 : Tidak ada hubungan variabel Xterhadap variabel Y.

H1: R ≠ 0 : Ada hubungan variabel X terhadap variabel Y.

3. Menetukan uji statistika yang sesuai.

Untuk menentukan nilai uji F di atas adalah:


(32)

38

∑ ̂ ̅ ∑ ∑ ∑ (Siregar S, 2004 hlm

204)

b. Menentukan Jumlah Kuadrat Residu dengan rumus :

∑ ∑ (Siregar S, 2004 hlm 206)

c. Menentukan varian koefisien regresi korelasi a dan b

(Siregar S, 2004 hlm 208)

d. Menghitung nilai F dengan rumus:

4. Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk

db1 = k-1 dan db2 = n – k.

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian: Jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0.

Adapun untuk membantu perhitungan keberartian regresi linear sederhana, penulis menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.

3. Uji Signifikan Koefisien Korelasi

Harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, selanjutnya disubstitusikan ke

rumus uji t, yaitu:

(Sugiyono, 2013 hlm 257)

Keterangan: t = uji t

r = koefisien korelasi n = jumlah responden

Nilai t diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan t-tabel. Apabila thitung >

ttabel, maka hipotesis diterima dengan derajat kebebasan dk = n-2. Adapun untuk

membantu perhitungan signifikansi koefisien korelasi, penulis menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.


(33)

39

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

4. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam persentase, maka digunakan rumus, sebagai berikut:

KD = rxy2 . 100% (Sugiyono, 2013 hlm 259)

dimana rxy = Koefisien korelasi

KD = koefisien determinasi

Harga koefisien determinasi (KD) yang diperoleh, diinterpretasikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6

Interpretasi Nilai Koefisien Determinasi

Rumus Kategori

64% ≤ KD Pengaruh tinggi sekali

32% ≤ KD < 64% Pengaruh tinggi

16% ≤ KD < 32 % Pengaruh sedang

4% ≤ KD < 16% Pengaruh rendah

0% ≤ KD < 4% Pengaruh rendah sekali

(Nurgana E, 1993:80) Adapun untuk membantu perhitungan koefisien determinasi, penulis menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.


(34)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesipan belajar peserta didik dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PDTO. Berdasarkan analisis data dari temuan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kesiapan belajar peserta didik di kalangan peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung tergolong kedalam kategori sedang atau cukup baik. Artinya secara umum keseluruhan peserta didik memiliki kesiapan belajar yang cukup baik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif.

2. Prestasi belajar peserta didik di kalangan peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung tergolong kedalam kategori sedang atau cukup baik. Artinya secara keseluruhan siswa memiliki prestasi belajar yang cukup baik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar peserta didik dengan prestasi belajar peserta didik pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung.

B. Saran

Berikut rekomendasi-rekomendasi saran berdasarkan penelitian mengenai kesiapan belajar terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif, sebagaiberikut:

1. Bagi Peserta Didik

Bagi peserta didik yang telah memiliki kesiapan belajar yang tinggi, dapat mempertahankan kondisi tersebut. Sedangkan bagi peserta didik yang memiliki kesiapan belajar yang masih rendah, agar berupaya untuk meningkatkan kesiapan belajarnya sehingga dapat mencapai kondisi yang lebih baik lagi.


(35)

55

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak sekolah sebagai acuan untuk melihat hubungan kesiapan belajar dan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif. Diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam proses pemberian bimbingan dalam menumbuhkan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar peserta didik dan mengarahkan peserta didik menjadi tenaga kerja yang terampil dan mampu bersaing di dunia kerja.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian, diharapkan dapat mengkaji faktor yang memiliki pengaruh atau hubungan dalam meningkatkan kesiapan belajar, serta hubungan antara kesiapan belajar dan prestasi belajar dengan obyek penelitian yang berbeda dan yang terjadi di lapangan.


(36)

56

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (1987). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta.

Djaali. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Matondang, Z. (2010). Pengujian Homogenitas Varian Data. [Online]. Tersedia: http://fahost1992.googlecode.com/files/9.%20Pengujian%20Homogenitas %20Varians%20Data.pdf. [8 Juli 2014].

Mubarak, I. (2006). Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar

Peserta Diklat Pada Program Diklat Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif. Skripsi Sarjana FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan .

Mulyani, D. (2013). Hubungan Kesiapan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar

Di SMA Negeri 1 Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Skripsi Sarjana FIP

Universitas Negeri Padang: tidak diterbitkan

Nasution, S. (2011). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgana, E. (1993). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Permadi.

Nurkancana, W. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Puspicahyani, I. (2006). Pengaruh Kesiapan Belajar, Pola Asuh Orang Tua Dan

Gaya Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 3 Semester 1 SMP Negeri Banjarnegara. Skripsi Sarjana FKIP

Universitas Sebelas Maret Surakarta: tidak diterbitkan

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wahyuni, D. (2005). Pengaruh Kesiapan Belajar, Motifasi Belajar Dan

Pengulangan Materi Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas 2 MA Al-Ashor Gunung Pati. Skripsi Sarjana


(37)

57

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dikmenjur Ditjen Dikdasmen.

_________. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Percetakan Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ ̂ ̅ ∑ ∑ ∑ (Siregar S, 2004 hlm

204)

b. Menentukan Jumlah Kuadrat Residu dengan rumus :

∑ ∑ (Siregar S, 2004 hlm 206)

c. Menentukan varian koefisien regresi korelasi a dan b

(Siregar S, 2004 hlm 208)

d. Menghitung nilai F dengan rumus:

4. Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk db1 = k-1 dan db2 = n – k.

5. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pengujian:

Jika nilai uji F ≥ nilai tabel F, maka tolak H0.

Adapun untuk membantu perhitungan keberartian regresi linear sederhana, penulis menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.

3. Uji Signifikan Koefisien Korelasi

Harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, selanjutnya disubstitusikan ke rumus uji t, yaitu:

(Sugiyono, 2013 hlm 257)

Keterangan: t = uji t

r = koefisien korelasi n = jumlah responden

Nilai t diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan t-tabel. Apabila thitung > ttabel, maka hipotesis diterima dengan derajat kebebasan dk = n-2. Adapun untuk membantu perhitungan signifikansi koefisien korelasi, penulis menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.


(2)

39

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

4. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam persentase, maka digunakan rumus, sebagai berikut:

KD = rxy2 . 100% (Sugiyono, 2013 hlm 259) dimana rxy = Koefisien korelasi

KD = koefisien determinasi

Harga koefisien determinasi (KD) yang diperoleh, diinterpretasikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6

Interpretasi Nilai Koefisien Determinasi

Rumus Kategori

64% ≤ KD Pengaruh tinggi sekali

32% ≤ KD < 64% Pengaruh tinggi

16% ≤ KD < 32 % Pengaruh sedang

4% ≤ KD < 16% Pengaruh rendah

0% ≤ KD < 4% Pengaruh rendah sekali

(Nurgana E, 1993:80) Adapun untuk membantu perhitungan koefisien determinasi, penulis menggunakan program IBM SPSS Statistic 20 for Windows.


(3)

54

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesipan belajar peserta didik dengan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PDTO. Berdasarkan analisis data dari temuan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kesiapan belajar peserta didik di kalangan peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung tergolong kedalam kategori sedang atau cukup baik. Artinya secara umum keseluruhan peserta didik memiliki kesiapan belajar yang cukup baik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif.

2. Prestasi belajar peserta didik di kalangan peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung tergolong kedalam kategori sedang atau cukup baik. Artinya secara keseluruhan siswa memiliki prestasi belajar yang cukup baik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kesiapan belajar peserta didik dengan prestasi belajar peserta didik pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 8 Bandung.

B. Saran

Berikut rekomendasi-rekomendasi saran berdasarkan penelitian mengenai kesiapan belajar terhadap prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif, sebagaiberikut:

1. Bagi Peserta Didik

Bagi peserta didik yang telah memiliki kesiapan belajar yang tinggi, dapat mempertahankan kondisi tersebut. Sedangkan bagi peserta didik yang memiliki kesiapan belajar yang masih rendah, agar berupaya untuk meningkatkan kesiapan belajarnya sehingga dapat mencapai kondisi yang lebih baik lagi.


(4)

55

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta DidikPada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak sekolah sebagai acuan untuk melihat hubungan kesiapan belajar dan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pekerjaan dasar teknik otomotif. Diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam proses pemberian bimbingan dalam menumbuhkan kesiapan belajar terhadap prestasi belajar peserta didik dan mengarahkan peserta didik menjadi tenaga kerja yang terampil dan mampu bersaing di dunia kerja.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian, diharapkan dapat mengkaji faktor yang memiliki pengaruh atau hubungan dalam meningkatkan kesiapan belajar, serta hubungan antara kesiapan belajar dan prestasi belajar dengan obyek penelitian yang berbeda dan yang terjadi di lapangan.


(5)

56

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ali, M. (1987). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: RinekaCipta.

Djaali. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Matondang, Z. (2010). Pengujian Homogenitas Varian Data. [Online]. Tersedia: http://fahost1992.googlecode.com/files/9.%20Pengujian%20Homogenitas %20Varians%20Data.pdf. [8 Juli 2014].

Mubarak, I. (2006). Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta Diklat Pada Program Diklat Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif. Skripsi Sarjana FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan .

Mulyani, D. (2013). Hubungan Kesiapan Belajar Siswa Dengan Prestasi Belajar Di SMA Negeri 1 Rambatan Kabupaten Tanah Datar. Skripsi Sarjana FIP Universitas Negeri Padang: tidak diterbitkan

Nasution, S. (2011). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurgana, E. (1993). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Permadi.

Nurkancana, W. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Puspicahyani, I. (2006). Pengaruh Kesiapan Belajar, Pola Asuh Orang Tua Dan Gaya Belajar Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 3 Semester 1 SMP Negeri Banjarnegara. Skripsi Sarjana FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta: tidak diterbitkan

Siregar, S. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wahyuni, D. (2005). Pengaruh Kesiapan Belajar, Motifasi Belajar Dan Pengulangan Materi Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas 2 MA Al-Ashor Gunung Pati. Skripsi Sarjana FIS Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan.


(6)

57

Muhamad Yuniardi Guntoro, 2014

Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif

. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dikmenjur Ditjen Dikdasmen.

_________. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Percetakan Universitas Pendidikan Indonesia.