HUBUNGAN KONDISI FASILITAS TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS TERMINAL RAWABANGO KABUPATEN CIANJUR.

(1)

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS TERMINAL RAWABANGO KABUPATEN CIANJUR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

jurusan pendidikan geografi

Oleh : RIZHA FAUZI

0901144

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


(2)

Hubungan Kondisi Fasilitas

Terhadap Pemanfaatan Fasilitas

Terminal Rawabango Kabupaten

Cianjur

Oleh Rizha Fauzi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rizha Fauzi 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS TERMINAL RAWABANGO KABUPATEN CIANJUR

Oleh : Rizha Fauzi NIM. 0901144

DISAHKAN DAN DISETUJUI OLEH : Pembimbing I

Dr. H. Dede Sugandi, M.Si NIP. 19580526 198603 1 010

Pembimbing II

Iwan Setiawan, S.Pd, M.Si NIP. 19710604 199903 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS – UPI


(4)

(5)

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS TERMINAL RAWABANGO KABUPATEN CIANJUR

Oleh : Rizha Fauzi (0901144)

Terminal Rawabango merupakan terminal penumpang tipe-B yang melayani angkutan pedesaan, perkotaan, antar kota dalam dan luar provinsi. Terminal merupakan penunjang untuk kelancaran mobilitas orang maupun arus barang dan sebagai tempat awal dan akhirnya mobilitas dengan menggunakan fasilitas angkutan umum. Kenyataannya terminal Rawabango tidak dimanfaatkan oleh penggunanya yaitu penumpang dan sopir angkutan. Dampaknya yakni terjadinya ketidaktertiban pengguna terminal karena pengguna terminal berada di luar terminal Rawabango. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1)Bagaimana kondisi terminal dan fasilitas yang ada di Terminal Rawabango? serta 2)Faktor apa yang mempengaruhi pengguna terminal dalam pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango?.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Variabel penelitian ini meliputi variabel bebas diantaranya kedisiplinan, pengetahuan tentang fasilitas, pengetahuan tentang aturan, pelayanan dan ketersediaan trayek, sedangkan variabel terikat yaitu pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur. Populasi penelitiannya yaitu wilayah yang dilalui oleh trayek angkutan yang melintasi terminal Rawabango, sedangkan sampelnya yaitu pengguna terminal yang diantaranya penumpang dan sopir angkutan. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner serta kunjungan ke Dishubkominfo Kabupaten Cianjur dan Kantor Pengelola Terminal Rawabango. Pengolahan data dengan menggunakan analisis persentase dan analisis hubungan kedua variabel dengan menggunakan rumus chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fasilitas utama terminal Rawabango termasuk ke dalam kategori baik dan kondisi fasilitas penunjang termasuk dalam kategori sedang. Analisis data menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kedisiplinan pengguna terminal dan pengetahuan tentang fasilitas terminal terhadap pemanfaatan fasilitas terminal. Adanya hubungan tersebut karena pengguna terminal memanfaatkan fasilitas terminal. Selanjutnya tidak adanya hubungan antara pengetahuan tentang aturan dan pelayanan pengguna terminal dengan pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango. Tidak adanya hubungan tersebut karena pengguna terminal tidak memanfaatkan fasilitas tersebut. Ketersediaan trayek di terminal Rawabango mulai angkutan pedesaan, perkotaan, antar kota dalam provinsi dan antar kota antar provinsi yang memudahkan penumpang dalam melakukan mobilitas. Terminal Rawabango ini merupakan tempat penunjang untuk orang melakukan mobilitas namun tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar karena ketidak disiplinannya pengguna terminal. Perbaikan kondisi fasilitas tersebut akan terkait dengan pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango oleh para pengguna terminal. Selanjutnya pengelola terminal bertindak


(6)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketika akan melakukan mobilitas. Penguna terminal harus mentaati peraturan untuk terciptanya ketertiban di areal terminal.

Kata Kunci : Fasilitas Terminal, dan Pemanfaatan Fasilitas Terminal. ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF FACILITIES CONDITION TO THE UTILIZATION OF FACILITIES RAWABANGO TERMINAL

KABUPATEN CIANJUR By : Rizha Fauzi (0901144)

Rawabango Terminal is a type-B terminal which serves rural transportation, city transportation, city to city and out of province. Terminal is a support of people mobility, flow of goods and the starting and finishing point of mobility. In fact, Rawabango Terminal is not coming useful by their user; there are the passengers and the drivers. There is no well regulated by the terminal user for the impact because the passengers are positioning out of the terminal. There are two formulation of the problem in this research, 1) How is the condition of terminal and their facilities in Rawabango Terminal? 2) what the factors which affect the utilization of the terminal by passengers?

This research use Qualitative methods. The variables used are discipline, the knowledge about facilities, and the knowledge about rule, service and availability of route. In other hand, dependent variable is utilization of facilities in Rawabango Terminal. Study population is area where across by public transportation, whereas the sample is terminal user. The data are collected by using questionnaire and visiting Dishubkominfo maintenance office of Rawabango Terminal in Cianjur. The data is processed using percentage and relation of two variables analysis with chi-square formula.

The result of research showed if the main condition of Rawabango Terminal is belong to good grade terminal and the facilities of Rawabango Terminal is belong to medium grade terminal. This data analysis showed if there is a relationship between the discipline of terminal user and the knowledge about facilities and know how to use it. The availability of trackage in the terminal Rawabango ranging from rural, urban, transportation between cities in the province and between the provinces that allow passengers in mobility. This was the Rawabango terminal this is the place of supporting to the person performs mobility but not enjoyed by society because indiscipline users of the terminal. Improvement of the conditions the facility will be related to utilization terminal facilities rawabango by users terminal. Next terminal management act more decisively to users terminals in mentertibkan users terminal when will do mobility. terminal users must abide by law to creating in the area of the terminal.


(7)

(8)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. RUMUSAN MASALAH ... 7

C. TUJUAN PENELITIAN ... 7

D. MANFAAT PENELITIAN... 8

E. ANGGAPAN DASAR ... 8

F. HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. PENGERTIAN TRANSPORTASI ... 11

B. KONSEP GEOGRAFI ... 12

C. PERAN GEOGRAFI DALAM TRANSPORTASI ... 16

D. KOMPONEN DALAM TRANSPORTASI ... 16

E. PENGELOLAAN TERMINAL ... 19

F. PERAN TRANSPORTASI DALAM MASYARAKAT ... 24

G. PEMANFAATAN TERMINAL UNTUK MOBILITAS PENDUDUK ... 26

H. FAKTOR PENARIK DAN PENDORONG DALAM MOBILITAS ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. LOKASI PENELITIAN ... 31


(9)

C. POPULASI DAN SAMPEL ... 33

1. Populasi ... 33

2. Sampel ... 33

D. DEFINISI OPERASIONAL ... 34

E. VARIABEL PENELITIAN ... 35

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 36

G. ANALISIS DATA ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 41

1. Kondisi Fisik Kabupaten Cianjur ... 41

a. Letak dan luas ... 41

b. Iklim ... 43

c. Curah hujan ... 44

d. Hidrologi ... 46

e. Topografi ... 48

f. Perhubungan (jaringan jalan) ... 50

2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 51

a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 51

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia Produktif ... 54

d. Penggunaan Lahan ... 55

B. KONDISI FASILITAS TERMINAL RAWABANGO ... 56

1. Kondisi Fisik Terminal Rawabango ... 56

2. Kondisi Fasilitas Terminal Rawabango ... 60

a. Kondisi fasilitas utama terminal rawabango ... 60

b. Kondisi fasilitas penunjang terminal rawabango ... 69


(10)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. PEMANFAATAN FASILITAS TERMINAL RAWABANGO ... 77

1. Ketersediaan Trayek Angkutan Umum di Terminal Rawabango ... 77

2. Hubungan Kedisiplinan Pengguna Terminal Terhadap Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango ... 92

3. Hubungan Pengetahuan dengan Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango ... 97

a. Hubungan pengetahuan tentang fasilitas terminal dengan Pemanfaatan fasilitas terminal ... 97

b. Hubungan pengetahuan tentang aturan dengan pemanfaatan fasilitas terminal ... 99

4. Hubungan Pelayanan Pengguna Terminal dengan Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 104

A. KESIMPULAN ... 104

B. REKOMENDASI ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Transportasi merupakan suatu sistem dan alat yang dapat memperlancar hubungan dan pergerakan dari satu daerah ke daerah lainnya, baik daerah yang maju maupun daerah yang terpencil sekalipun. Suatu pergerakan itu dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan, baik itu kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, dimulai dari kendaraan roda dua, roda empat, atau bahkan lebih. Adanya sistem transportasi yang teratur maka kegiatan pada ruang tersebut akan semakin meningkat. Tanpa adanya transportasi, masyarakat sulit untuk melakukan kegiatan jarak jauh oleh karena itu transportasi dibutuhkan. Transportasi ini diartikan sebagai kegiatan yang melakukan pengangkutan atau pemindahan muatan yang terdiri dari barang dan manusia dari satu tempat ke tempat yang lainnya.

Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yakni “Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan negara”. Transportasi dapat memeratakan pembangunan dan memperkokoh persatuan karena jarak tidak jadi hambatan karena adanya transportasi tersebut. Transportasi dapat dikatakan sebagai alat yang dapat mempermudah kita dalam melakukan aktivitas yang jaraknya tidak dekat.

Manusia merupakan makhluk dinamis yang senantiasa beraktivitas atau bergerak dan berkembang. Kedinamisan tersebut dapat muncul karena adanya suatu kebutuhan, baik itu kebutuhan material, kebutuhan sosial, dan rasa ingin tahu dari manusia itu sendiri. Kebutuhan material ini berupa sandang, pangan, dan


(12)

2

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

papan semakin beragam, oleh karena itu tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi oleh sendirinya, sehingga timbullah pergerakan suatu barang dan orang untuk melakukan transaksi jual beli. Dalam pergerakan dan kegiatan penduduk memerlukan sarana dan prasarana angkutan, dengan demikian peningkatan pergerakan dan kegiatan penduduk berpengaruh terhadap kebutuhan angkutan. Angkutan itu berupa angkutan pribadi maupun angkutan umum, yang dalam hal ini salah satunya angkutan umum.

Menurut Adisasmita, S. A (2011:2), salah satu unsur yang merupakan sarana dan prasarana transportasi yaitu The Terminal. The Terminal dapat dikatakan sebagai terminal angkutan darat/pelabuhan laut/bandar yang dalam hal ini merupakan tempat untuk melakukan kegiatan konsolidasi muatan yakni barang maupun penumpang. Misalnya Pelabuhan Laut yang memiliki kata lain terminal laut ini sebagai tempat dimana dilakukannya pertukaran antara transportasi darat dan transportasi laut secara regular. Kemudian Bandar Udara (Bandara) merupakan tempat yang melayani arus lalu lintas pesawat terbang dan arus lalu lintas penumpang yang berangkat dan datang. Dan selanjutnya yang sering kita dengar adalah terminal (terminal bus) ini merupakan satu tempat yang sering kita jumpai pada setiap daerah dan banyak sekali jenis terminal angkutan umum pada transportasi darat tersebut. Terminal dalam hal ini adalah tempat seseorang untuk memulai dan mengakhiri suatu perjalanan yang jarak tempuh yang cukup lama dan tidak bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Seseorang tidak akan mampu untuk melakukan kegiatan dengan jarak dan waktu tempuh yang lama, oleh karena itu adanya angkutan umum sangat menunjang kegiatan yang membutuhkan aksesibilitas yang tinggi dan jauh. Adanya terminal membuat seseorang mudah untuk melakukan kegiatan atau aktivitas jarak jauh karena disitulah sebagai tempat mengawali dan mengakhiri perjalanan atau naik-turunnya penumpang yang menggunakan angkutan umum.


(13)

Terminal merupakan salah satu komponen prasarana dalam transportasi. Menurut sumber data yang diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2007, terminal berfungsi sebagai titik tempat masuk dan keluarnya penumpang dan barang dalam sistem angkutan. Terminal dapat dibedakan menjadi dua, yakni terminal penumpang dan terminal barang. Terminal penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Sedangkan terminal barang merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan atau antar moda transportasi. Pada umumnya terminal penumpang dan terminal barang dijadikan satu lokasi terminal karena untuk memudahkan bagi penumpang yang bepergian dengan membawa barang bawaannya.

Dari sekian banyak kota dan kabupaten di provinsi Jawa Barat, Cianjur merupakan salah satu kabupaten dengan letak yang cukup strategis karena dilintasi antar jalur Jakarta-Bandung, Bogor-Bandung, dan Sukabumi-Bandung yang diantaranya kota-kota tersebut sebagai kota yang sangat sering dikunjungi oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya bagi masyarakat Jawa Barat. Di kabupaten Cianjur ini memiliki beberapa terminal sebagai prasarana untuk tercapainya kelancaran sistem transportasi yakni Terminal Rawabango dan Terminal Pasir Hayam. Dan salah satu terminal yang akan menjadi penelitian saya yaitu Terminal Rawabango. Terminal tersebut berada di Kecamatan Karangtengah dan dibangun sejak tahun 1993 yang lalu. Terminal Rawabango ini termasuk kedalam terminal tipe-B yakni melayani angkutan lokal (angkutan perkotaan dan pedesaan) sampai angkutan regional (angkutan antar kota dalam provinsi).

Terminal Rawabango merupakan relokasi dari Terminal Cianjur Muka sebelumnya. Terminal ini pada awalnya berada di pusat kota Cianjur. Relokasi


(14)

4

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terminal Cianjur Muka ini dilakukan karena melihat terminal tersebut sudah tidak efektif lagi untuk digunakan karena menimbulkan kemacetan lalu lintas ketika memasuki pusat kota. Oleh karena itu Terminal Rawabango dibangun dengan bertujuan untuk menggantikan Terminal Cianjur Muka ini supaya tidak lagi menimbulkan kemacetan ketika memasuki pusat kota dan menghasilkan dampak positif bagi perkembangan pembangunan di wilayah yang dekat terminal tersebut. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cianjur Tahun 2013, ada beberapa jumlah armada angkutan perkotaan dan angkutan pedesaan yang melintasi terminal Rawabango, yakni sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data Jumlah Angkutan Perkotaan yang Melintasi Terminal Rawabango

No Kode

Trayek Lintasan Trayek

Jarak (km)

Jumlah Angkutan

1. 01A Terminal Rawabango – Jl. Raya Bandung – Jl. AR.

Hakim – Jl. Prof. Moch. Yamin – Jl. Moch Ali – Jl. Siti Jenab – Jl. Otista II (Suge) – Jl. Ir. H. Juanda – Jl. Dr. Muwardi (Bypass) – Jl. Ariawiratanudatar – Baros – Jl. Gunteng – Terminal Rawabango

13 145

2 01B Terminal Rawabango – Jl. Gunteng – Jl.

Ariawiratanudatar – Jl. Dr. Muwardi (Bypass) – Jl. Ir. H. Juanda (Selakopi) – Jl. Otista II (Suge) – Jl. Siti Jenab – Jl. Moch Ali – Jl. Prof. Moch Yamin – Jl. AR Hakim – Jl. Raya Bandung – Terminal Rawabango

13 143

3. 05A Terminal Rawabango – Jl. Raya Bandung – Muka –

Jl. Dr. Muwardi (Bypass) – Jl. Ir. H. Juanda (Selakopi) – Jl. Otista II (Suge) – Jl. Siliwangi – Jl.


(15)

Adi Sucipta – Jl. Amalia Rubini – Jl. Prof. Moch Yamin – Jl. AR Hakim – Jl. Raya Bandung – Terminal Rawabango

4. 06A Terminal Rawabango – Jl. Raya Bandung – Jl. AR

Hakim – Jl. Prof. Moch. Yamin – Jl. Moch. Ali – Popsi – Jl. Prof. Moch Yamin – Jl. Didi

Prawirakusumah – Jl. Maleber – Bojong – Terminal Rawabango.

8,6 71

5. 06B Terminal Rawabango – Jl. Maleber – Jl. Didi

Prawirakusumah – Jl. Prof. Moch. Yamin – Jl. Moch. Ali – Popsi – Jl. Prof. Moch Yamin – Jl. AR Hakim – Jl. Raya Bandung – Bojong – Terminal Rawabango

9,8 57

6. - Cianjur (Terminal Rawabango) – Cikalong 17 118

7. - Cianjur (Terminal Rawabango) – Ciranjang 26 160

8. - Cianjur (Terminal Rawabango) – Jangari 16 112

JUMLAH 1002

Sumber : Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kab. Cianjur Tahun 2013

Berdasarkan dari Tabel 1.1 Data Jumlah Angkutan Perkotaan yang Melintasi Terminal Rawabango menunjukkan bahwa angkutan perkotaan yang melintasi terminal Rawabango yaitu berjumlah total sebanyak 1002 angkutan yang terdiri dari 8 jenis angkutan yang pada setiap angkutannya memiliki jenis lintasan yang berbeda-beda namun pada intinya semua angkutan tersebut melintasi terminal Rawabango. Sebagian besar angkutan perkotaan tersebut melayani angkutan dengan tujuan pusat kota – terminal Rawabango. Menurut sebagian masyarakat berpendapat bahwa terminal yang bagus itu di dalamnya terdapat fasilitas yang memadai jadi yang memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Pengertian dari fasilitas terminal itu sendiri adalah suatu alat-alat penunjang untuk kenyamanan penumpang, penumpang, operator, dan pengelola terminal itu sendiri dalam beraktivitas di suatu terminal. Menurut Undang-Undang Republik


(16)

6

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Indonesia No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 38 Ayat 2 menyebutkan bahwa fasilitas terminal itu terdiri dari (1) Fasilitas utama yang meliputi jalur keberangkatan, jalur kedatangan, ruang tunggu penumpang, tempat naik turun penumpang, tempat parkir kendaraan, papan informasi, kantor pengendali terminal, dan loket, kemudian (2) fasilitas penunjang antara lain meliputi fasilitas untuk penyandang cacat, fasilitas kesehatan, fasilitas umum, fasilitas peribadatan, pos kesehatan, pos polisi, dan alat pemadam kebakaran.

Fasilitas yang terdapat di Terminal Rawabango ini diantaranya fasilitas utama seperti areal pemberangkatan dan areal masuk kendaraan umum; bangunan kantor terminal, ruang tunggu, tempat parkir kendaraan pengantar, rambu-rambu, papan informasi, dan fasilitas penunjang seperti toilet, musholla, kios/kantin, dan ruang informasi.

Terminal Rawabango ini memiliki fasilitas yang memadai untuk menunjang aktivitas penumpang di terminal tersebut. Terminal ini seharusnya menjadi pusat kegiatan perjalanan masyarakat Cianjur, namun pada kenyataannya kondisi terminal tersebut masih sangat sepi dan tidak menunjukkan adanya aktivitas penumpang di dalam terminal. Terminal ini berdiri sejak 20 tahun yang lalu dan seharusnya saat ini menunjukkan aktivitas penumpang di dalam terminal jika melihat dari umur terminal tersebut tetapi pada kenyataannya terminal tersebut masih sepi penumpang.

Para penumpang lebih memilih untuk menunggu angkutan di luar terminal Rawabango dibandingkan di dalam terminal. Hal tersebut menjadikan operator/sopir angkutan tidak memberhentikan kendaraannya di dalam terminal karena tidak adanya penumpang yang berada di dalam terminal dan menjadikan kekosongan di dalam terminal.

Peraturan terminal pada umumnya mengharuskan penumpang dan angkutan melakukan aktivitas naik-turun penumpang pada angkutan di dalam


(17)

terminal. Namun pada kenyataannya hanya sebagian kecil angkutan perkotaan yang memanfaatkan fasilitas terminal. Adapula pengemudi/sopir angkutan yang menjadikan terminal tersebut hanya sebagai tempat beristirahat. Sopir angkutan perkotaan lebih memilih untuk tidak masuk ke dalam terminal Rawabango namun mangkal di perempatan bojong, depan kantor Dishubkominfo dan terminal liar samping Pasar Ramayana Cianjur, seperti angkutan perkotaan Ciranjang – Cianjur (Terminal Rawabango). Kemudian angkutan perkotaan seperti Jangari – Cianjur (Terminal Rawabango) sebagian besar angkutan perkotaan tersebut tidak melintasi terminal Rawabango melainkan melanjutkan perjalanan sampai pada terminal liar depan Pasar Ramayana Cianjur padahal sebelumnya pemerintah Kabupaten Cianjur membangun jalan tembusan menuju terminal Rawabango.

Hal yang serupa dilakukan oleh angkutan umum antar kota (bus), para operator/sopir tidak memberhentikan angkutannya di dalam terminal Rawabango. Sopir angkutan memilih untuk menurunkan penumpang di luar terminal dan hanya melewati ke dalam terminal tanpa berhenti lalu melanjutkan perjalanannya dan jika pada sore hari sopir tidak memasukan kendaraannya ke dalam terminal melainkan menurunkan penumpang di terminal liar seperti di samping Pasar Ramayana dan di depan kantor Dishubkominfo Kabupaten Cianjur.

Terminal Rawabango seharusnya merupakan sebuah tempat keramaian yang di dalamnya terdapat aktivitas kendaraan umum yang melayani penumpang. Selain itu pula terdapat petugas DLLAJ yang berharap dapat mentertibkan kawasan di terminal namun pada kenyataannya tidak cukup berpengaruh. Sopir angkutan tetap saja tidak mentaati peraturan yang menjadikan penumpang tidak menggunakan fasilitas terminal dan tidak ada kesadaran juga dari penumpangnya itu sendiri yang manjadikan tidak adanya aktivitas di dalam terminal Rawabango tersebut. Hal tersebut menjadikan peran dan fungsi terminal Rawabango menjadi tidak efektif.


(18)

8

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berawal dari penjelasan tersebut di atas, saya dapat mengambil pangkal dari permasalahan ini adalah tidak dimanfaatkannya Terminal Rawabango oleh para penumpang sebagaimana fungsinya, sebagai tempat untuk naik-turunnya penumpang antar moda angkutan. Oleh karena itu saya tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Kondisi Fasilitas Terhadap Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango Kabupaten Cianjur”

B. RUMUSAN MASALAH

Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya terjadi namun tidak terjadi karena adanya faktor penghambat yang memungkinkan tidak terjadi.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah, dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah dari apa yang terjadi dilapangan, yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi terminal dan fasilitas yang ada di Terminal Rawabango? 2. Faktor apa yang mempengaruhi pengguna terminal dalam pemanfaatan

fasilitas Terminal Rawabango?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini tergantung dari masalah penelitian yang timbul dari kondisi yang ada pada objek penelitian tersebut. Tujuan dapat mengarahkan suatu penelitian untuk mencapai target atau sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi terminal dan fasilitas yang ada di Terminal Rawabango. 2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi pengguna terminal dalam

pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.


(19)

Manfaat merupakan suatu pengamalan terhadap orang lain karena berguna bagi yang lain. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan kepada pemerintah sekitar agar dapat mengoptimalkan fungsi terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur.

2. Sebagai rekomendasi kepada pemerintah dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Cianjur selanjutnya.

3. Sebagai bahan pengayaan pada pembelajaran geografi, khususnya pada sub materi mobilitas penduduk, perencanaan wilayah, dan sebagainya.

4. Sebagai referensi bagi peneliti yang selanjutnya.

E. ANGGAPAN DASAR

Menurut Surakhmad yang dikutip oleh Arikunto, S. (2006:65), mengemukakan bahwa “anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak penikiran yang kebenarannya dapat diterima penyidik dan karena bersifat subyektif, maka setiap penelitian dapat merumuskan anggapan dasar yang berbeda”.

Anggapan dasar yang penulis ungkapkan dalam landasan pemikiran yaitu sebagai berikut :

1. Kondisi fasilitas mempengaruhi mobilitas pengguna terminal dalam memanfaatkan fasilitas Terminal Rawabango.

2. Faktor kedisiplinan mempengaruhi pengguna terminal dalam pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

3. Faktor pengetahuan tentang fasilitas dan aturan mempengaruhi pengguna terminal dalam pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango

4. Faktor tingkat pelayanan terminal terhadap pengguna terminal mempengaruhi pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango.


(20)

10

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Faktor ketersediaan trayek angkutan di terminal mempengaruhi pengguna terminal dalam pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango.

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Menurut Nazir, M. (2003:151), menjelaskan bahwa hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris.

Sesuai dengan pendapat dari rumusan dan tujuan penelitian yang kemudian akan di analisis menggunakan analisis statistik persentase dan analisis statistik chi-kuadrat, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Ho (Hipotesis nol) yang menyatakan bahwa :

a. Kondisi fasilitas terminal yang bagus dan memadai tidak akan berpengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

b. Kedisiplinan pengguna terminal tidak akam mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

c. Pengetahuan pengguna terminal tentang fasilitas terminal tidak mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

d. Pengetahuan pengguna terminal tentang aturan terminal tidak mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

e. Tingkat pelayanan di terminal tidak mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

f. Ketersediaan trayek di Terminal Rawabango tidak akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.


(21)

a. Kondisi fasilitas terminal yang bagus dan memadai akan berpengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

b. Kedisiplinan pengguna terminal akam mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

c. Pengetahuan pengguna terminal tentang fasilitas terminal mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

d. Pengetahuan pengguna terminal tentang aturan terminal mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

e. Tingkat pelayanan di terminal mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.

f. Ketersediaan trayek di Terminal Rawabango akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango.


(22)

31

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Terminal Rawabango ini berada di jalur jalan provinsi Jawa Barat diantara jalur Bandung - Cianjur, tepatnya berada di Kecamatan Karangtengah. Sedangkan lokasi penelitian berada di Kabupaten Cianjur dengan luas wilayah menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur Tahun 2013 yakni 350.148 km2.

Gambar 3.1 Terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Cianjur adalah sebagai berikut. 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor.


(23)

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut dan Kabupater Purwakarta.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.


(24)

33

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lokasi Penelitian Terminal Rawabango


(25)

Gambar 3.2 Peta Administrasi Kabupaten Cianjur

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian saat ini banyak jenis-jenisnya untuk digunakan dalam melaksanakan penelitian. Metode yang dipilih berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus sesuai dengan metode penelitian yang dipilih. Prosedur serta alat penelitian yang digunakan dalam penelitian harus cocok dengan metode penelitian yang digunakan.

Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan adalah Metode Deskriptif. Metode deskriptif menurut Whitney yang dikutip dalam Nazir, M (2003 :54) mengatakan bahwa :

Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi wilayah yakni di Terminal Rawabango dan populasi penduduk meliputi para pengguna terminal yang ada di Terminal Rawabango Kabupaten Cianjur.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81) sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini, teknik


(26)

35

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengambilan sampel yang digunakan adalah Sampel Nonprobabilitas (Nonprobability

Sampling) yakni Sampel tersedia (Accidental Sampling).

Dalam bukunya menurut Silalahi, U (2012:272) mengatakan bahwa Accidental Sampling merupakan :

Pemilihan sampel secara kebetulan atau aksidental, juga disebut pemilihan sampel konvenien (convenience sampling), merupakan pemilihan sampel dari siapa saja yang kebetulan ada atau dijumpai menurut keinginan peneliti. Orang yang dipilih sebagai anggota atau bagian dari sampel adalah siapa saja mereka yang kebetulan ditemukan atau mereka yang mudah ditemui atau dijangkau tanpa ada pertimbangan apapun.

Ini mencakup pengumpulan informasi dari anggota populasi yang secara cepat atau sekenanya didapatkan untuk memberikan informasi tentang suatu hal. Jadi, dalam memilih sampel, peneliti lebih dipandu oleh kemudahan, baik dalam menggunakan waktu yang sebaik-baiknya maupun faktor biaya. Sampel wilayah dalam penelitian ini yakni di Terminal Rawabango, sedangkan sampel sosial yakni 50 orang pengguna terminal Rawabango yang diantaranya 25 penumpang dan 25 sopir angkutan.

D. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah penjelasan secara operasional dari variabel yang ada dalam penelitian ini. Sedangkan judul penelitian ini adalah “Hubungan Kondisi Fasilitas Terhadap Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango Kabupaten Cianjur”, berikut ini akan dijabarkan definisi operasional yang berkaitan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Kondisi fasilitas merupakan suatu keadaan fasilitas yang ada di terminal, baik itu fasilitas utama, fasilitas penunjang, maupun fasilitas khusus.

2. Pemanfaatan fasilitas terminal dapat diartikan sebagai fasilitas yang berada di dalam terminal tersebut dimanfaatkan oleh orang-orang yang sedang berada di dalam


(27)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terminal, baik itu calon penumpang, penumpang, sopir angkutan, dan petugas pengelola.

3. Terminal Rawabango merupakan salah satu terminal tipe B yang secara administratif terletak di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur. Terminal ini merupakan salah satu pusat pergerakan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) di kabupaten ini dan terminal relokasi dari Terminal Muka Cianjur sebelumnya.

E. VARIABEL PENELITIAN

Sugiyono (2012;38), menyatakan bahwa: “Variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya“. Berdasarkan kutipan tersebut maka dalam suatu penelitian terdapat

variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. 1. Variabel Independen/Bebas (X)

Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel bebas ini terdiri dari kedisiplinan pengguna terminal, pengetahuan pengguna terminal, pelayanan terhadap pengguna terminal, dan ketersediaan trayek angkutan umum.

2. Variabel Dependen/Terikat (Y)

Variabel Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena variabel independen. Dalam penilitian ini variabel terikatnya adalah pemanfaatan fungsi Terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur.

Variabel

Dependen/Terikat (Y)

Variabel Independen/Bebas (X) 1. Kedisiplinan

Pengguna Terminal 2. Pengetahuan


(28)

37

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Agar data yang diperoleh dari berbagai sumber dapat terkumpul maka penulis menggunakan teknik dan alat pengumpulan data sebagai berikut :

1. Data Primer

Daftar Pertanyaan/Kuesioner, pengumpulan data yang dilakukan ini dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

2. Data Sekunder

Studi literatur yaitu mempelajari buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, baik pendapatnya sebagai teori maupun sebagai pembanding dalam pemecahan masalah ini.


(29)

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data-data yang dapat menunjang penelitian, bisa dari buku, majalah, atau internet.

G. ANALISIS DATA

Menurut Sugiyono (2012;147) Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, kemudian mengelompokan data berdasarkan variable dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu persentase dan

chi-square goodness of fit test atau di singkat chi-kuadrat. Dalam penelitian ini terdapat dua

rumusan masalah, masing-masing rumusan masalah tersebut menggunakan analisis statistik yang berbeda dalam pengolahan datanya. Berikut ini masing-masing rumusan masalah dengan analisis statistik yang digunakannya, yakni :

1. “Bagaimana kondisi terminal dan fasilitas yang ada di Terminal Rawabango?”. Pada rumusan masalah yang ini menggunakan analisis statistik persentase.

2. “Faktor apa yang mempengaruhi pengguna terminal dalam pemanfaatan fasilitas

Terminal Rawabango?”. Pada rumusan masalah yang kedua ini menggunakan

analisis statistik chi-square goodness of fit test

Berikut ini adalah analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya :

1. Persentase

Keterangan :


(30)

39

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= frekuensi tiap kategori jawaban responden = jumlah keseluruhan responden

100= bilangan konstanta

Untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden digunakan angka indeks. Angka indeks ini untuk membandingkan suatu objek yang bersifat faktual.

Tabel 31

Kriteria Penilaian Persentase

No Persentase Kriteria

1. 0% Tidak seorang pun

2. 1 – 24% Sebagian kecil

3. 25 – 49% Hampir setengahnya

4. 50% Setengahnya

5. 51 – 74% Sebagian besar

6. 75 – 99% Hamper seluruhnya

7. 100% Seluruhnya

Sumber : Santoso, S (2001:229)

2. Chi-Kuadrat (Chi-Square Goodness of Fit Test)

Menurut Morissan (2012:307) Uji chi-kuadrat merupakan suatu metode statistik nonparametrik yang berarti data terdistribusi secara bebas. Hal ini berarti tidak diperlukan adanya asumsi mengenai bentuk dari populasi yang sesungguhnya dari mana sampel ditarik. Seluruh uji statistik parametric dilakukan dengan asumsi bahwa sampel diambil dari data dengan distribusi normal (normal distribution) dengan bentuk kurva normal. Metode chi-kuadrat digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah pola frekuensi yang diamati telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti.

Prosedur pengujian chi-kuadrat dapat digunakan jika sejumlah kondisi terpenuhi, yaitu :


(31)

1. Metode sampling yang digunakan adalah sampling acak sederhana (simple random

sampling);

2. Jumlah populasi setidaknya adalah 10 kali lebih besar daripada sampel; 3. Variabel yang diteliti bersifat kategoris; dan

4. Nilai yang diharapkan dari masing-masing level variabel sekurang-kurangnya 5.

Selanjutnya pada metode analisis statistik chi-kuadrat ini prosedur penghitungannya terdiri dari lima tahap yaitu :

1. Merumuskan hipotesis

Setiap uji hipotesis peneliti menyatakan satu hipotesis nol dan satu hipotesis altermatif. Hipotesis harus dinyatakan sedemikian rupa sehingga mereka bersifat eksklusif satu sama lain (mutually exclusive).

2. Merumuskan suatu rencana analisis

Suatu rencana analisis (analysis plan) berfungsi menjelaskan bagaimana menggunakan data sampel untuk menerima atau menolak hipotesis nol. Rencana analisis harus menjelaskan dua elemen yaitu level signifikansi dan metode pengujian. Dalam hal level signifikansi sering menggunakan level signifikansi misalnya 0,01, 0,05, atau 0,10, setiap nilai antara 0 dan 1 dapat digunakan.

3. Analisis sampel

Dengan menggunakan data yang kita peroleh dari sampel maka selanjutnya kita harus menentukan derajat kebebasan (degrees of freedom), frekuensi yang diharapkan, uji statistik dan nilai P dari uji statistik dengan memperhatikan beberapa hal yaitu derajat kebebasan (df) adalah sama dengan jumlah level (k) dari variabel kategoris dikurangi 1, jadi df = k – 1. Jumlah frekuensi yang diharapkan pada setiap


(32)

41

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

level variabel kategoris adalah sama dengan ukuran sampel dikalikan dengan proporsi dari hipotesis nol.

Ei = frekuensi yang diharapkan untuk level ke-i dari suatu variabel kategoris. n = ukuran sampel total.

pi = hipotesis dari jumlah observasi pada level i.

4. Uji statistik

Uji statistik yang digunakan adalah variabel acak chi-kuadrat (chi-square random

variable) yang memiliki simbol X2 melalui rumus berikut :

X2 = chi-kuadrat

Oi = frekuensi yang diamati untuk level ke-i dari suatu variabel kategoris, Ei = frekuensi yang diharapkan untuk level ke-i dari suatu variabel kategoris.

Suatu nilai-P adalah probabilitas pengamatan suatu sampel statistik dengan tingkat paling tinggi (ekstrem) uji statistik.

5. Interpretasi hasil

Jika temuan yang diperoleh dari sampel tidak memungkinkan, dengan mempertimbangkan hipotesis nol, peneliti menolak hipotesis nol. Hal ini dilakukan


(33)

dengan cara membandingkan nilai-P dengan tingkat signifikansi, dan menolak hipotesis nol ketika nilai-P kurang dari level signifikansi.

Adapun tabel chi-kuadrat ini di atur dengan tingkat probabilitas dan derajat kebebasan. Sebagian dari tabel chi-kuadrat yang relevan dengan penelitian hipotesis kita tampilkan di sini untuk menunjukkan bagaimana tabel digunakan.

Tabel 3.2

Tabel Kontingensi Chi-kuadrat Derajat

Kebebasan

Tingkat Probabilitas

10% (0,10) 5% (0,05) 1% (0,01) 0,1% (0,001)

1 2,706 3,841 6,635 10,827

2 4,605 5,991 9,210 13,815

3 6,251 7,815 11,345 16,266

4 7,779 9,488 13,277 18,467

Sumber : Morissan (2012:313)

Kemudian Jika nilai chi-kuadrat yang telah dihitung sama atau lebih besar dengan nilai yang terdapat pada tabel, maka perbedaan dalam frekuensi yang diamati dinilai signifikan secara statistik pada level alfa yang telah ditentukan sebelumnya tetapi jika nilai chi-kuadrat lebih kecil maka hasilnya tidaklah signifikan.


(34)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang didasarkan pada temuan hasil penelitian dan uraian pada bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti, yaitu Hubungan Kondisi Fasilitas Terhadap Pemanfaatan Fasilitas Terminal Rawabango Kabupaten Cianjur.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Fasilitas terminal dibagi menjadi 3 macam fasilitas, diantaranya fasilitas utama, fasilitas penunjang, dan fasilitas khusus.

a) Ketersediaan fasilitas utama di Terminal Rawabango cukup baik hanya sedikit fasilitas yang tidak ada yakni hanya papan informasi namun secara keseluruhan ketersediaan fasilitas utama di Terminal Rawabango ini ada. Sebagian kondisi fasilitas utama dikategorikan bagus.

b) Ketersediaan fasilitas penunjang di Terminal Rawabango tidak cukup baik, banyak fasilitas yang ada namun kurang bagus dan ada juga yang tidak ada yakni ruang pengobatan, tempat penitipan barang, dan taman yang tidak ada, selanjutnya yang ada namun tidak layak untuk digunakan yakni telepon umum. Secara keseluruhan ketersediaan fasilitas penunjang di Terminal Rawabango ini kurang begitu baik.

2. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan fasilitas Terminal Rawabango, diantaranya kedisiplinan, pengetahuan fasilitas, pengetahuan aturan, tingkat pelayanan terminal, dan ketersediaan trayek angkutan.


(35)

memasuki areal terminal yakni di dominasi oleh pengguna terminal yang tidak pernah memasuki terminal. Sebagian besar pengguna terminal di terminal Rawabango tidak pernah memasuki areal terminal, itu menjelaskan bahwa tingkat kedisiplinan pengguna terminal di Kabupaten Cianjur kurang disiplin dalam memanfaatkan fasilitas terminal Rawabango tersebut. Hal ini tentu adanya hubungan antara kedisiplinan ini dengan pemanfaatan fasilitas terminal.

b) Pengetahuan fasilitas para pengguna terminal menjadi salah satu faktor pengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas. Pengetahuan fasilitas ini cenderung bagi para pengguna terminal memanfaatkan fasilitas yang tersedia di dalam terminal, karena menurutnya fasilitas yang ada di dalam terminal itu ada untuk digunakan. Hal ini tentu adanya hubungan antara pengetahuan tentang fasilitas ini dengan pemanfaatan fasilitas terminal.

c) Pengetahuan tentang aturan para pengguna terminal bukan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna terminal yang mengetahui tentang aturan bagi para pengguna terminal tidak memanfaatkan fasilitas terminal. Hal ini tentu tidak adanya hubungan antara pengetahuan tentang aturan ini dengan pemanfaatan fasilitas terminal.

d) Pelayanan para pengguna terminal bukan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas. Kurangnya pelayanan pengguna terminal ini cenderung membuat para pengguna terminal tidak memanfaatkan fasilitas yang tersedia di dalam terminal. Kurangnya hubungan ini karena pengguna terminal merasa yang terpenting di dalam sebuah terminal tersebut adanya fasilitas trayek yang banyak dan memadai, lalu adanya fasilitas-fasilitas terminal untuk menunjang kenyamanan bagi para pengguna terminal. Hal ini tentu tidak adanya hubungan antara pelayanan dengan pemanfaatan fasilitas terminal.


(36)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) Begitu banyak tujuan tempat yang dapat diakses menggunakan alat transportasi dari terminal Rawabango ini. Seperti trayek angkutan antar kota yang tersedia di terminal Rawabango yakni dari berbagai macam antar provinsi hingga antar pulau, diantaranya dengan tujuan daerah Merak, Jakarta, Bekasi, Bogor, Sukabumi, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Cirebon, Jogja, Solo dan Denpasar. Adapula angkutan perkotaan dan pedesaan diantaranya dengan tujuan daerah pusat kota Cianjur, Ciranjang, jalan Raya Bandung, Tungturunan, Jangari, Cibalagung, Warung Danas, Cikalong, Gadung, Maleber, Bojong, dan Cikaret.

B. REKOMENDASI

Pada kesempatan ini, peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan antara lain :

1. Bagi pengelola terminal Rawabango, untuk meningkatkan kondisi fasilitas yang ada di terminal Rawabango, perlu dilakukannya perbaikan kondisi fasilitas, baik itu fasilitas utama maupun penunjang. Perbaikan kondisi fasilitas tersebut akan terkait dengan pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango oleh para pengguna terminal.

2. Selanjutnya pengelola terminal Rawabango hendaknya bertindak lebih tegas kepada para pengguna terminal dalam mentertibkan pengguna terminal untuk melakukan kegiatan mobilitas yakni salah satunya menunggu angkutan umum di dalam terminal karena hal tersebut akan terkait dengan pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur.

3. Bagi para penumpang, untuk mentaati peraturan yang ada yakni salah satunya menunggu angkutan umum di dalam terminal, karena untuk terciptanya ketertiban sosial dan termanfaatkannya fasilitas terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur tersebut.


(37)

dalam terminal dan menaikkan maupun menurunkan penumpang di dalam terminal untuk terciptanya ketertiban, tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas di luar terminal dan termanfaatkannya fasilitas terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur tersebut.

5. Bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut, hendaknya melakukan penelitian lebih sistematis, dan cakupan wilayah penelitiannya tidak hanya di Cianjur bagian utara saja tapi keseluruhan dan semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan.


(38)

107

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abustam, M. I. (1989). Gerak Penduduk Pembangunan dan Perubahan Sosial. Jakarta: UI

Adisasmita, S. A. (2011). Perencanaan Pembangunan Transportasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian. FIP IKIP Yogyakarta

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2007

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2006). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2007). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2012). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2013). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Bintarto, R. dan Surastopo H. (1979). Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES. Bintarto, R. (1983). Urbanisasi dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia Daldjoeni. (1982). Pengantar Geografi untuk Mahasiswa dan Guru Sekolah. Jakarta:

Alumni.

Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010.

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Cianjur Tahun 2013 Dinas Pengembangan Sumberdaya Air dan Perairan Kabupaten Cianjur Tahun 2007 Hayati, S dan Yani. A. (2007). Geografi Politik. Bandung: PT. Refika Aditama Jamulya dan Sunarto. (1991). Evaluasi Sumberdaya Lahan (Kemampuan Lahan).

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada


(39)

Jakarta: Erlangga.

Khisty, C J dan Lall. B. K. (2003). Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Mantra, I. B, (1981). Mobilitas Sirkuler di Indonesia, Seri Kertas Kerja No. 22. Yogyakarta: Pusat Penelitian Studi Kependudukan UGM.

Mantra, I. B, (1985). Pengantar Studi Geografi. Yogyakarta: Nurcahya Mantra, I B, (2003). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Marbun, M. A, (2004). Ensiklopedia Geografi Jilid 1. Bogor: Yudistira Miro, F, (1997). Sistem Transportasi Kota. Bandung: Tarsito

Miro, F, (2012). Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta. Erlangga

Morlok, E. K. (1984). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga

Morissan (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Oglesby, C. H. dan Gary, H. R, (1990). Teknik Jalan Raya. Jakarta: Erlangga

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang

Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Komite

Nasional Keselamatan Transportasi.

Rafi’I, S. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.

Rodrigue, P. (2007). The Geography of Transport Systems. London dan New York: Rotledge Taylor and Francis Group.

Rusli. (1983). Kepadatan Penduduk dan Peledakkannya. Jakarta: Balai Pustaka Saefullah, A. D. (1992). Pokok-Pokok Materi Kuliah Pasca Sarjana UNPAD.

Bandung: Tidak Diterbitkan

Santoso, S. (2001). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.


(40)

109

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sembiring. (1985). Demografi. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta. Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharyono Dan Amien, M. (1994). Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Sumaatmadja, N. (1998). Studi Geografi Suatu Pendekatan Keruangan. Bandung: Alumni

Surat Keputusan Bersama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 1981 Tentang Penyelenggaraan

Terminal.

Tika, M. P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Perhubungan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan

Warpani, S. P. (2002). Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung: Penerbit ITB.

http://www.anneahira.com/pengertian-analisis.htm, Cianjurkab. Sekilas Cianjur. FTP (diakses 3 Februari 2013)

http://cianjurkab.go.id/Content_Nomor_Menu_15_3.html, (diakses 3 Februari 2013) http://www.datastatistikindonesia.go.id/penduduk-id/mobilitas.html, (diakses 10


(1)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Kedisiplinan yang dilihat dari pengguna terminal yang memasuki atau tidak memasuki areal terminal yakni di dominasi oleh pengguna terminal yang tidak pernah memasuki terminal. Sebagian besar pengguna terminal di terminal Rawabango tidak pernah memasuki areal terminal, itu menjelaskan bahwa tingkat kedisiplinan pengguna terminal di Kabupaten Cianjur kurang disiplin dalam memanfaatkan fasilitas terminal Rawabango tersebut. Hal ini tentu adanya hubungan antara kedisiplinan ini dengan pemanfaatan fasilitas terminal.

b) Pengetahuan fasilitas para pengguna terminal menjadi salah satu faktor pengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas. Pengetahuan fasilitas ini cenderung bagi para pengguna terminal memanfaatkan fasilitas yang tersedia di dalam terminal, karena menurutnya fasilitas yang ada di dalam terminal itu ada untuk digunakan. Hal ini tentu adanya hubungan antara pengetahuan tentang fasilitas ini dengan pemanfaatan fasilitas terminal.

c) Pengetahuan tentang aturan para pengguna terminal bukan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna terminal yang mengetahui tentang aturan bagi para pengguna terminal tidak memanfaatkan fasilitas terminal. Hal ini tentu tidak adanya hubungan antara pengetahuan tentang aturan ini dengan pemanfaatan fasilitas terminal.

d) Pelayanan para pengguna terminal bukan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan fasilitas. Kurangnya pelayanan pengguna terminal ini cenderung membuat para pengguna terminal tidak memanfaatkan fasilitas yang tersedia di dalam terminal. Kurangnya hubungan ini karena pengguna terminal merasa yang terpenting di dalam sebuah terminal tersebut adanya fasilitas trayek yang banyak dan memadai, lalu adanya fasilitas-fasilitas terminal untuk menunjang kenyamanan bagi para pengguna terminal. Hal ini tentu tidak adanya hubungan antara pelayanan dengan pemanfaatan fasilitas terminal.


(2)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) Begitu banyak tujuan tempat yang dapat diakses menggunakan alat transportasi dari terminal Rawabango ini. Seperti trayek angkutan antar kota yang tersedia di terminal Rawabango yakni dari berbagai macam antar provinsi hingga antar pulau, diantaranya dengan tujuan daerah Merak, Jakarta, Bekasi, Bogor, Sukabumi, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Cirebon, Jogja, Solo dan Denpasar. Adapula angkutan perkotaan dan pedesaan diantaranya dengan tujuan daerah pusat kota Cianjur, Ciranjang, jalan Raya Bandung, Tungturunan, Jangari, Cibalagung, Warung Danas, Cikalong, Gadung, Maleber, Bojong, dan Cikaret.

B. REKOMENDASI

Pada kesempatan ini, peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan antara lain :

1. Bagi pengelola terminal Rawabango, untuk meningkatkan kondisi fasilitas yang ada di terminal Rawabango, perlu dilakukannya perbaikan kondisi fasilitas, baik itu fasilitas utama maupun penunjang. Perbaikan kondisi fasilitas tersebut akan terkait dengan pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango oleh para pengguna terminal.

2. Selanjutnya pengelola terminal Rawabango hendaknya bertindak lebih tegas kepada para pengguna terminal dalam mentertibkan pengguna terminal untuk melakukan kegiatan mobilitas yakni salah satunya menunggu angkutan umum di dalam terminal karena hal tersebut akan terkait dengan pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur.

3. Bagi para penumpang, untuk mentaati peraturan yang ada yakni salah satunya menunggu angkutan umum di dalam terminal, karena untuk terciptanya ketertiban sosial dan termanfaatkannya fasilitas terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur tersebut.


(3)

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi para operator/sopir angkutan, hendaknya memberhentikan kendaraannya di dalam terminal dan menaikkan maupun menurunkan penumpang di dalam terminal untuk terciptanya ketertiban, tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas di luar terminal dan termanfaatkannya fasilitas terminal Rawabango di Kabupaten Cianjur tersebut.

5. Bagi peneliti yang ingin meneliti lebih lanjut, hendaknya melakukan penelitian lebih sistematis, dan cakupan wilayah penelitiannya tidak hanya di Cianjur bagian utara saja tapi keseluruhan dan semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan.


(4)

107

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abustam, M. I. (1989). Gerak Penduduk Pembangunan dan Perubahan Sosial. Jakarta: UI

Adisasmita, S. A. (2011). Perencanaan Pembangunan Transportasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian. FIP IKIP Yogyakarta

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cianjur Tahun 2007

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2006). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2007). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2012). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. (2013). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: BPS Kab. Cianjur

Bintarto, R. dan Surastopo H. (1979). Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES. Bintarto, R. (1983). Urbanisasi dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia Daldjoeni. (1982). Pengantar Geografi untuk Mahasiswa dan Guru Sekolah. Jakarta:

Alumni.

Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010.

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Cianjur Tahun 2013 Dinas Pengembangan Sumberdaya Air dan Perairan Kabupaten Cianjur Tahun 2007 Hayati, S dan Yani. A. (2007). Geografi Politik. Bandung: PT. Refika Aditama Jamulya dan Sunarto. (1991). Evaluasi Sumberdaya Lahan (Kemampuan Lahan).

Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada


(5)

108

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khisty, C J dan Lall. B. K. (2003). Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Khisty, C J dan Lall. B. K. (2003). Dasar-Dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Mantra, I. B, (1981). Mobilitas Sirkuler di Indonesia, Seri Kertas Kerja No. 22. Yogyakarta: Pusat Penelitian Studi Kependudukan UGM.

Mantra, I. B, (1985). Pengantar Studi Geografi. Yogyakarta: Nurcahya Mantra, I B, (2003). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Marbun, M. A, (2004). Ensiklopedia Geografi Jilid 1. Bogor: Yudistira Miro, F, (1997). Sistem Transportasi Kota. Bandung: Tarsito

Miro, F, (2012). Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta. Erlangga

Morlok, E. K. (1984). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga

Morissan (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Oglesby, C. H. dan Gary, H. R, (1990). Teknik Jalan Raya. Jakarta: Erlangga

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Komite Nasional Keselamatan Transportasi.

Rafi’I, S. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.

Rodrigue, P. (2007). The Geography of Transport Systems. London dan New York: Rotledge Taylor and Francis Group.

Rusli. (1983). Kepadatan Penduduk dan Peledakkannya. Jakarta: Balai Pustaka Saefullah, A. D. (1992). Pokok-Pokok Materi Kuliah Pasca Sarjana UNPAD.

Bandung: Tidak Diterbitkan

Santoso, S. (2001). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.


(6)

109

Rizha Fauzi, 2014

Hubungan kondisi fasilitas terhadap pemanfaatan fasilitas terminal Rawabango Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sembiring. (1985). Demografi. Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta. Silalahi, U. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharyono Dan Amien, M. (1994). Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Sumaatmadja, N. (1998). Studi Geografi Suatu Pendekatan Keruangan. Bandung: Alumni

Surat Keputusan Bersama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 1981 Tentang Penyelenggaraan Terminal.

Tika, M. P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Perhubungan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan

Warpani, S. P. (2002). Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung: Penerbit ITB.

http://www.anneahira.com/pengertian-analisis.htm, Cianjurkab. Sekilas Cianjur. FTP (diakses 3 Februari 2013)

http://cianjurkab.go.id/Content_Nomor_Menu_15_3.html, (diakses 3 Februari 2013) http://www.datastatistikindonesia.go.id/penduduk-id/mobilitas.html, (diakses 10