PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI DI KABUPATEN CIANJUR.

(1)

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI

DI KABUPATEN CIANJUR

T E S I S

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Mengikuti Ujian Sidang Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

ASEP MOH. RIDWAN NIM: 0909913

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan terhadap Mutu Layanan Akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur, sepenuhnya hasil karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku. Atas pernyataan ini saya bersedia menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini.

Bandung, Pebruari 2013 Yang Membuat Pernyataan,


(3)

ABSTRAK

Mutu layanan akademik merupakan aspek penting dalam proses pendidikan di madrasah. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu layanan akademik . Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi mutu layanan akademik yaitu kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan. Masalah dalam penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: kepemimpinan kepala madrasah, pemanfaatan fasilitas pendidikan, mutu layanan akademik, pengaruh kepemimpinan kepala madrasah terhadap mutu layanan akademik, pengaruh pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik dan pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan secara simultan terhadap mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur berjumlah 144 orang. Pengambilan sample dilakukan secara acak (random). Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Isaac and Michael. Hasil perhitungannya menghasilkan 46 orang guru. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan pengukuran skala Likert.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala Madrasah Aliyah negeri dikategorikan tinggi; pemanfaatan fasilitas pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur cukup tinggi; mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur tinggi. Pengaruh kepemimpinan kepala madrasah terhadap mutu layanan akademik, positif dan signifikan. Pengaruh pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik, positif dan signifikan. Pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan secara bersama-sama terhadap mutu layanan akademik, positif dan signifikan. Dari penelitian ini direkomendasikan agar kepala madrasah lebih meningkatkan aspek aktifitas sosial dan profil perilaku sehingga seimbang dengan dimensi tugas (aspek yang berhubungan dengan aktifitas manajerial dan budaya sekolah); kepala madrasah harus menerapkan manajemen sarana prasarana lebih baik lagi dengan berpegang pada prinsip efektifitas dan efisiensi dalam mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana madrasah khususnya berkaitan dengan pemanfaatan media pembelajaran seperti slide/infocus, tape recorder, untuk menunjang mutu pembelajaran di madrasah; kepala madrasah disarankan untuk menata ulang sarana komunikasi secara efektif dalam menjaga mutu layanan akademik di madrasah.


(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ………..……... i

ABSTRAK ……….………… ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ……….……… iv

DAFTAR ISI ……….……… vi

DAFTAR TABEL ……….……… ix

DAFTAR GAMBAR ………..….………...x

BAB I PENDAHULUAN …….………..…….1

A. Latar Belakang Penelitian .………...… ..………..1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………..12

1. Identifikasi Masalah ………..……...12

2. Perumusan Masalah .……….…...13

C. Tujuan Penelitian ……….….……..14

D. Manfaat Penelitian ………..……....15

1. Secara Teoritis …..……….….……15

2. Secara Praktis .……….……...15

E. Struktur Organisasi Tesis ..……….……...……..15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………..…….………..17

A. Kajian Pustaka ……….……...…….17

1. Mutu Layanan Akademik ….…..……….…17

2. Kepemimpinan Kepala Madrasah …...……….27

3. Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan ………...………….51

B. Kerangka Pemikiran ……… ………..……..…………...61


(5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….65

A. Populasi dan Sampel Penelitian ……..………...65

1. Populasi …….……….65

2. Sampel ……..………...………...66

B. Metode Penelitian ..……..………67

1. Metode Penelitian yang Digunakan …..………...…………...67

2. Pendekatan Penelitian …..……….………..67

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional..………..………..68

1. Variabel Penelitian ……….………68

2. Definisi Operasional ………..……...………..69

D. Pengembangan Instrumen Penelitian …...…..……….71

1. Menyusun Indikator Penelitian ..…..………...71

2. Uji Validitas Data ...…..………..……75

3. Uji Reliabilitas Data ..……...………..79

E. Teknik Pengumpulan Data …………..…..………...82

F. Analisis Data ..………..……….………..84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..………..……92

A. Hasil Penelitian ………..………..……...92

1. Deskripsi Variabel Penelitian ……….………92

a. Deskripsi Kepemimpinan Kepala Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur .………..……...…..…93

b. Deskripsi Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur………….98


(6)

c. Deskripsi Mutu Layanan Akademik pada Madrasah

Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur ………...…….…...101

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ……….…….………...105

a. Uji Asumsi Klasik ………...……….105

b. Pengujian Hipotesis ………..….………..107

B. Pembahasan ………...…….….………...115

1. Kepemimpinan Kepala Madrasah ………...…………115

2. Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan …………..…..……….120

3. Mutu Layanan Akademik ……….…..………….123

4. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah (XΌ) dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan (X΍) terhadap Mutu Layanan Akademik di Madrasah (Y) ………124

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ………...126 A. Kesimpulan …………..………126

B. Rekomendasi………..………..127

DAFTAR PUSTAKA ……….129 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL Tabel

1.1 Data Dasar Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur...……….4

1.2 Kondisi Fasilitas di Madrasah Aliyah Negeri di Kab. Cianjur .…………..8

3.1 Keadaan Populasi Penelitian ……….65

3.2 Indikator Variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah ………...71

3.3 Indikator Variabel Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan ……….………….73

3.4 Indikator Variabel Mutu Layanan Pembelajaran ……….………….74

3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah ………...77

3.6 Hasil Uji Validitas Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan ………..78

3.7 Hasil Uji Validitas Mutu Layanan Pendidikan ……….79

3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ………82

3.9 Tabel Konsultasi Persentase Skor Rata-rata ……….87

3.10 Tabel Koefisien Korelasi Nilai r.………...……..88

4.1 Capaian Rata-rata, Persentase, dan Kategori Semua Variabel …..………92

4.2 Pengkategorian Variabel Kepemimpinan kepala Madrasah …………....93

4.3 Capaian Rata-rata, Persentase dan Kategori setiap Dimensi dalam Variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah ………..………94

4.4 Pengkategorian Variabel Pemanfaatan Fasilitas pendidikan ………98

4.5 Capaian Rata-rata, Persentase dan Kategori setiap Dimensi dalam Variabel Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan ………….………....99

4.6 Pengkategorian Variabel Mutu Layanan ……….………101

4.7 Capaian Rata-rata, Persentase dan Kategori setiap Dimensi dalam Variabel Mutu Layanan Pendidikan …….………...102

4.8 Koefisien Korelasi antar Variabel ………...108

4.9 Koefisien Korelasi dan Pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat dan Pengujian Signifikansi Hipotesis 1 dan 2 ………109


(8)

DAFTAR GAMBAR Gambar

1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Layanan Pembelajaran………13

2.1 Kerangka Pemikiran ……….……….62

3.1 Ilustrasi Hubungan antar Variabel Penelitian………....68 4.1 Grafik Batang Rata-Rata Capaian Setiap dimensi dalam Variabel

Kepemimpinan Kepala Madrasah.………..………..95 4.2 Grafik Batang Rata-Rata Capaian Setiap dimensi dalam Variabel

Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan ………99 4.3 Grafik Batang Rata-Rata Capaian Setiap dimensi dalam Variabel

Mutu Layanan Pendidikan ………103

4.4 Model Pengujian Hipotesis 1 dan 2 dengan Zero-Order

Correlation ………...110

4.5 Model Pengujian Hipotesis 1.dan 2 dengan Partial Correlation. ………111 4.6 Model Pengujian Hipotesis 3 (Simultan) .….………...……...114


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di antara dampak globalisasi dalam dunia pendidikan adalah semakin menguatnya tuntutan terhadap mutu pendidikan. Hal ini dapat dipahami karena era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya kemajuan dalam teknologi dan persaingan hidup yang semakin ketat menuntut individu-individu yang kreatif, inovatif dan produktif yang semuanya dapat dicapai melalui pendidikan yang bermutu. Sehingga dapat dikatakan hanya bangsa dengan pendidikan yang bermutu yang dapat bersaing secara kompetitif dalam percaturan dunia global.

Dilihat dari sisi penyelenggaraannya, pendidikan termasuk kategori layanan jasa (service) yang dilaksanakan oleh lembaga penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan bagi dan untuk kepentingan masyarakat (Sudarya: 2007). Pendidikan harus diorientasikan kepada peningkatan mutu pelayanan agar tercipta proses pendidikan yang menyenanngkan dan memuaskan sehingga mendorong peserta didik untuk semangat belajar yang pada akhirnya diharapkan dapat menghasilkan output pendidikan yang bermutu. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Salah satu implikasi penting dari rumusan


(10)

2

pendidikan tersebut adalah perlunya peningkatan mutu pendidikan dalam berbagai aspek, jenis, jenjang dan satuan pendidikan yang terhimpun dalam sistem pendidikan nasional.

Madrasah Aliyah merupakan jenjang pendidikan menengah yang kedudukannya setingkat dan sejajar dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebagai lembaga pendidikan Madrasah Aliyah memiliki fungsi dan tujuan sesuai dengan yang digariskan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis seta bertanggung jawab. Persoalan yang dihadapi oleh madrasah aliyah secara umum tidak berbeda dengan yang dihadapi oleh madrasah/sekolah lainnya. Persoalan tersebut menyangkut kelemahan infrastruktur, sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, kualitas calon siswa, kurikulum, proses pembelajaran, dan manajemen kelembagaan. Pendirian madrasah oleh masyarakat seringkali kurang mempertimbangkan pemenuhan aspek mutu pelayanan pembelajaran. Patron individual atau kelompok yang mendirikan madrasah kurang memperhitungkan risiko-risiko yang akan muncul kemudian. Inisiatif semacam ini memang layak diapresiasi, tetapi kenyataan bahwa sulitnya upaya peningkatan mutu madrasah lebih banyak diakibatkan oleh sejumlah variabel kelemahan, terutama pada madrasah berstatus swasta (Mulyana, 2008:2).


(11)

3

Dalam laporan penelitian Madrasah Education Sub-sector Assessment (MESA) tahun 2003 disebutkan:

...Selain kelebihan ini, madrasah juga memiliki kelemahan. Keuangan, sumber daya fisik dan manusia mereka jauh lebih rendah dibandingkan tipe sekolah negeri umumnya. Kebijakan-kebijakan untuk mendukung madrasah justeru mengarahkan kepada perbedaan yang besar dalam pengalokasian sumber daya di madrasah dalam negara ini baik negeri maupun swasta. Dengan sumber daya jauh lebih sedikit, sebagian besar madrasah berada di bawah standar sekolah umum rata-ratanya. Walaupun untuk beberapa mata pelajaran di beberapa propinsi, siswa madrasah memperoleh nilai rata-rata yang lebih tinggi dari pada di sekolah umum. Kesenjangan antara madrasah dengan sekolah umum dalam hal status juga menjadi hambatan bagi peningkatan mutu madrasah. Sekolah umum, pada umumnya berstatus negeri. Dengan statusnya itu lembaga pendidikan pemerintah segala sesuatunya tercukupi sekalipun dalam batas-batas`minimal, misalnya guru, perpustakaan, laboratorium dan sarana pendidikan lainnya. Sementara madrasah yang pada umumnya berstatus swasta, maka selalu mengalami serba kekurangan, misalnya guru yang mengajar belum tentu memperoleh imbalan kesejahteraan yang cukup, buku-buku belum tentu tersedia dan juga sarana-prasarana lainnya.

Sebagaimana halnya pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs.), madrasah aliyah didominasi oleh madrasah aliyah swasta (MAS). Keadaan seperti ini terjadi secara merata hampir di setiap daerah. Di Kabupaten Cianjur, yang menjadi lokasi penelitian ini, dari 49 madrasah aliyah, sebanyak 3 madrasah aliyah berstatus negeri (MAN) sementara yang lainnya swasta. Dengan status negeri, segala hal berkaitan dengan penyelenggaraan madrasah aliyah ditanggung oleh pemerintah, mulai dari


(12)

4

pembiayaan, pengadaan fasilitas, guru, tenaga administrative, pengembangan sumber daya manusia dan lain-lain.

Kondisi Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada data dasar di bawah ini:

Tabel 1.1

Data Dasar Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Cianjur Tahun 2012

No Madrasah Jumlah Guru

PNS Non PNS 1. Madrasah Negeri Aliyah Cianjur 41 9 2. Madrasah Aliyah Negeri Pacet 55 3 3. Madrasah Aliyah Negeri Tanggeung 26 10

Jumlah 122 22

Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur

Melihat kemajuan yang demikian pesat khususnya dalam teknologi maka mau tidak mau madrasah harus dapat menyesuaikan diri dan dapat mengimbangi berbagai kemajuan. Dalam hal ini madrasah harus dapat menciptakan pelayanan yang bermutu untuk menarik pelanggannya sehingga mendorong semangat dan memberikan kepuasan belajar siswa. Dalam konteks ini mutu pelayanan di lembaga pendidikan seperti madrasah menjadi sangat urgen, sebagaimana menurut Bukhari Alma (2005:45):

Lembaga pendidikan adalah sebuah kegiatan yang melayani konsumen, berupa murid, siswa, mahasiswa dan juga masyarakat umum yang dikenal stakeholder. Lembaga pendidikan pada hakekatnya bertujuan memberi layanan. Pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan


(13)

5

tersebut, karena mereka sudah membayar mahal kepada lembaga pendidikan.

Dengan demikian arti pentingnya mutu layanan sebuah lembaga pendidikan termasuk madarasah agar para pemangku kepentingan merasakan kepuasan dari layanan yang diberikan penyelenggara pendidikan.

Layanan merupakan sebuah proses pemberian jasa (service delivery) dari produsen kepada pelanggan (customer). Layanan yang bermutu adalah layanan yang dapat memenuhi atau bahkan melebihi kebutuhan yang diharapkan oleh pengguna jasa layanan. Menurut Sugito (2005), “kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan terpenuhinya keinginan, harapan, dan kebutuhan pelanggan. Bila pelayanan yang diberikan dapat memenuhi keinginan, harapan, dan kebutuhan pelanggan, dinilai pelayanan itu memuaskan.”

Mutu layanan merupakan faktor penting dan integral dalam pendidikan. Menurut Colby & Witt (2000: 30) mutu layanan pendidikan merupakan outcome dari interaksi antara lingkungan belajar yang kondusif, peserta didik dan pendidik, materi pembelajaran (materi, kurikulum, dan standar), dan proses pembelajaran di kelas. Dalam kebijakan Akreditasi Sekolah (Depdiknas: 2004:02) dikemukakan, bahwa yang dimaksud dengan mutu pelayanan pendidikan adalah "…jaminan bahwa proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan yang seharusnya terjadi dan sesuai pula dengan yang diharapkan. Agar mutu pendidikan itu sesuai dengan apa yang seharusnya dan apa yang diharapkan yang dijadikan pagu (benchmark)."

Pengukuran mutu pelayanan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih efektif. Oleh


(14)

6

karena itu, mutu pelayanan harus dimulai dari kebutuhan konsumen akan pelayanan dan berakhir pada persepsi konsumen akan mutu pelayanan yang diberikan (Srinadi dan Nilaksumawati: 2008).

Banyak faktor yang menentukan mutu layanan di madrasah. Sebagai sebuah sistem, madrasah terdiri dari komponen-komponen input, proses dan output. Mutu layanan berkait erat dengan proses pendidikan. Tanpa proses pelayanan yang bermutu tidak akan diperoleh produk layanan yang bermutu, dengan kata lain tidak akan ada kepuasan pelanggan.

Selanjutnya Alma (2005:45) mengatakan “Layanan ini dapat dilihat dalam berbagai bidang, mulai dari layanan dalam bentuk fisik bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang bermutu…Semuanya akan bermuara kepada sasaran memuaskan konsumen.”

Fasilitas pendidikan merupakan salah satu faktor (input) yang dapat menentukan mutu layanan pembelajaran. Fasilitas pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat menunjang dan memudahkan proses pendidikan, berupa lahan, bangunan, perpustakaan, laboratorium, tempat ibadah, media pembelajaran dan berbagai perlengkapan yang mendukung terlaksananya proses pendidikan. Oleh karena itu, untuk terlaksananya proses pendidikan di sekolah dengan baik diperlukan sejumlah sarana prasarana, dan perlengkapan fasilitas sekolah yang memadai, sehingga proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif dan efisien (Sagala, 2010: 117).

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “Pendidik dan tenaga kependidikan berhak


(15)

7

memperoleh kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, atau fasilitas belajar untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.”

Kemudian Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 menyatakan bahwa “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berlanjutan.” Artinya, bahwa ketersediaan fasilitas pendidikan merupakan bagian vital untuk terselenggaranya proses belajar mengajar. Karena tanpa adanya dukungan fasilitas akan meninmbulkan kesulitan-kesulitan tersendiri baik bagi guru dan staf dalam memberikan pelayanan maupun siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Schneider (2003) “Fasilitas sekolah memiliki pengaruh langsung terhadap proses belajar mengajar. Kondisi sekolah yang buruk membuat guru lebih sulit untuk memberikan pendidikan yang memadai bagi siswa, mempengaruhi kesehatan guru, dan meningkatkan kemungkinan bahwa guru akan meninggalkan sekolah mereka dan profesi guru.”

Untuk mencapai layanan akademik madrasah yang bermutu perlu didukung oleh fasilitas pendidikan yang lengkap dan memadai disertai dengan pemanfaatannya secara efektif dan efisien. Penyediaan fasilitas pendidikan dan pemanfaatannya terkait dengan pengelolaan fasilitas yang merupakan tugas dan fungsi kepala sekolah. Lunenburg and Irby (2006: 264) menyatakan “Pengelolaan fasilitas sekolah termasuk dalam tugas utama dari kepala sekolah. Kepala sekolah


(16)

8

harus menerima tanggung jawab ini karena mereka mendapatkan kontrol yang lebih besar dan lebih akuntabel.

Kondisi fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 1.2.

Kondisi Fasilitas Pendidikan Madrasah Aliyah Negeri di Cianjur Tahun 2012

Nomor Fasilitas

NAMA MADRASAH

MAN CIANJUR MAN PACET MAN

TANGGEUNG

Kondisi Kondisi Kondisi

A B C A B C A B C

1. Kondisi Ruang Kelas

31 25 16

2. Kondisi Ruang Guru

1 2 1

3. Kondisi Ruang TU/Adm

1 2 1

4. Kondisi Ruang Perpustakaan

1 1 1

5. Kondisi Ruang Lab. Komputer

1 2 1

6. Kondisi Ruang Lab. Bahasa

1 1

7. Kondisi Ruang Lab. Fisika

1 1

8. Kondisi Ruang Lab. Biologi

1 1

9. Kondisi Ruang Lab. Kimia

1 1

10. Kondisi Ruang UKS

1 1

Sumber: Kementerian Agama Kabupaten Cianjur Keterangan:

A : Baik

B : Rusak Ringan C : Rusak Berat


(17)

9

Aktifitas mengatur sumber daya untuk menunjang berlangsungnya proses pendidikan yang bermutu memerlukan pengelolaan atau administrasi pendidikan secara profesional, terorganisir dan terencana. Oleh karena itu peran kepemimpinan kepala sekolah/ madrasah sangat penting.

Kepala madrasah adalah tenaga edukatif yang mendapatkan tugas untuk mengatur dan mengelola organisasi madrasah agar tercipta suasana madrasah yang kondusif sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Madrasah sebagai organisasi yang kompleks, yang terdiri dari komponen-komponen yang berinteraksi secara dinamis memerlukan penanganan secara profesional agar segenap sumber daya yang dimiliki oleh madrasah dapat dimanfaatkan dan diarahkan untuk mencapai tujuan. Kepala madrasah merupakan elemen penting dan berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan madrasah.

Sebagai pemimpin, kepala madrasah/sekolah memiliki posisi sentral dalam menciptakan dan mengendalikan mutu pendidikan madrasah yang dipimpinnya. Dengan kewenangan yang dimilikinya dalam membuat kebijakan, kepala madrasah/sekolah dapat menentukan arah dan tujuan perjalanan madrasah/sekolah. Kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala madrasah, karena kepala sekolah merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh madrasah menuju tujuannya (Mulyasa: 158). Sehingga jika madrasah/sekolah memiliki prestasi yang tinggi maka citra baiknya akan kembali kepada kepala madrasah/sekolah, dan sebaliknya jika madrasah/sekolah memiliki citra buruk maka yang pertama kali terkena imbasnya kepala madrasah/sekolah.


(18)

10

Demikian sentralnya peran kepemimpinan kepala madrasah/sekolah dalam menggerakkan madrasah/sekolah mencapai tujuan. Oleh karena itu, untuk menjalankan tugas dan fungsinya diperlukan kemampuan kepala madrasah/sekolah dalam memahami peran dan tanggung jawab yang diembannya. Wahjosumijo (2002: 82) mengatakan “Ada dua peranan penting kepala sekolah, yaitu: a). Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sosial. b). Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.”

Peranan strategis kepala madrasah/sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan semakin penting terutama dalam merespon perubahan-perubahan di lingkungan sekolah. Perubahan sosial dan budaya masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu direspon secara positif oleh kepala madrasah/sekolah. Karena sikap responsif dan kepekaan kepala sekolah terhadap berbagai perubahan akan menjadi kekuatan bagi sekolah dan membawa sekolah pada situasi yang dinamis, kreatif dan inovatif. Dan sebaliknya, jika kepala sekolah tidak peka terhadap perubahan akan membawa kerugian bagi sekolah, seperti kemerosotan kualitas, penurunan prestasi, citra buruk, respons negatif dari masyarakat, kondisi labil, konflik yang tidak sehat, dan berbagai fenomena yang kontra produktif. (Qomar, 2007: 288).

Berbagai studi menunjukan adanya hubungan erat antara kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu sekolah. Davis, et al. (2005) menyatakan, penelitian menunjukkan bahwa pemimpin sekolah yang sukses mempengaruhi prestasi siswa


(19)

11

dalam beberapa hal penting, baik melalui pengaruhnya pada orang lain atau organisasi, dan pengaruhnya pada proses (pendidikan) di sekolah. Kepala sekolah memainkan peran penting dan beragam dalam menetapkan arah bagi sekolah dan tempat kerja yang positif dan produktif bagi guru dan lingkungan belajar untuk anak-anak.

Studi Yudi Safarudin (2012) tentang Kontribusi Kinerja Kepala MA, Budaya MA, Kompetensi Guru serta Ketersediaan Sarana dan Prasarana MA terhadap Produktivitas MA di Jawa Barat, dengan menggunakan metode survey dan pendekatan kuantitatif, menyimpulkan bahwa kinerja kepala MA berkontribusi sebesar 45,02%, dan sarana prasarana sebesar 29,92% terhadap produktivitas MA. Demikian pula, Eko Djatmiko (2006), tentang Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sarana Prasarana terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kota Semarang, dengan menggunakan metode eksperimen dan pendekatan kuantitatif, menyimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 0,584 atau 58,4%. Sedangkan sarana dan prasarana berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar 0,396 atau 36,9%. Berkaitan dengan mutu layanan, studi Nina Herlina (2011), mengenai Pengaruh Manajemen Komputer dan Kinerja Mengajar Guru terhadap Mutu Layanan Pembelajaran di SMP Negeri Purwakarta, dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif, menyimpulkan bahwa variabel manajemen kimputer berpengaruh terhadap mutu layanan pembelajaran sebesar 7,10%, sedangkan Kinerja Mengajar Guru berpengaruh terhadap mutu layanan pembelajaran sebesar 29,66%.


(20)

12

Terkait dengan mutu layanan akademik madrasah, tugas kepala madrasah untuk melakukan pembinaan terhadap para guru dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan terhadap siswa, dan penyediaan berbagai sarana prasarana pendidikan di madrasah pada akhirnya bermuara pada tujuan untuk meningkatkan mutu layanan di madrasah.

Berdasarkan uraian di atas studi ini akan meneliti “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan terhadap Mutu Layanan Akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur.”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Studi ini difokuskan pada telaahan tentang mutu layanan akademik pada madrasah aliyah dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu layanan akademik di madrasah. Madrasah sebagai sistem memiliki komponen utama yaitu input, proses dan output. Pelayanan merupakan sebuah proses. Mutu layanan akademik akan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi input pendidikan. Dalam penelitian ini dibatasi pada kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan.

Mutu layanan akademik di madrasah sebagai variabel output, dipengaruhi oleh berbagai variabel input maupun proses. Keterkaitan mutu layanan akademik di madrasah dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya, dilihat dari perspektif administrasi pendidikan, dapat digambarkan sebagai berikut:


(21)

13

Gambar 1.1

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Mutu Layanan Akademik di Madrasah Aliyah

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, rumusan masalah penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur?

Rumusan masalah tersebut dapat dirnci sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kepemimpinan kepala Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur?

2. Bagaimanakah pemanfaatan fasilitas pendidikan Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur?

3. Bagaimanakah mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur?

Mutu Layanan Akademik

Kurikulum

Proses Pembelajaran

Guru

Kepala Sekolah Fasilitas

Pembelajaran Pembiayaan

Peserta Didik Masyarakat


(22)

14

4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala madrasah terhadap mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur? 5. Seberapa besar pengaruh pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu

layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur? 6. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan

fasilitas pendidikan secara bersama-sama terhadap mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur.

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kepemimpinan kepala Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur.

2. Untuk mengetahui pemanfaatan fasilitas pendidikan Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur.

3. Untuk mengetahui mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur.

4. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala madrasah terhadap mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur.

5. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur.


(23)

15

6. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan secara bersama-sama terhadap mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

a. Pengkajian kembali dan pengembangan teori mengenai kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan dalam meningkatkan mutu layanan akademik.

b. Menambah khazanah keilmuan dalam bidang ilmu administrasi pendidikan.

2. Secara Praktis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran:

a. Bagi kepala madrasah dalam meningkatkan kualitas kepemimpinan, pemanfaatan fasilitas pendidikan dan mutu layanan madrasah.

b. Untuk penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama. E. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis ini menggunakan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Struktur Organisasi Tesis.


(24)

16

Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian. Dalam bab ini terdiri dari: Konsep Mutu Layanan Akademik, Kepemimpinan Kepala Madrasah, Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan, Kerangka Pemikiran, Hipotesis.

Bab III Metode Penelitian. Bab ini menjelaskan Pendekatan Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen, Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data;

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini terdiri dari: Hasil Penelitian, Pembahasan;

Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Bab ini terdiri dari: Kesimpulan, Rekomendasi.


(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Sugiyono (2006: 90) mendefinisikan populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian tersebut populasi adalah obyek atau subyek penelitian, bisa berupa manusia (orang) atau benda yang dijadikan sumber informasi untuk memperoleh data-data terkait dengan penelitian untuk kemudian dijadikan kesimpulan. Populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada obyek/subyek penelitian yang akan dipelajari, tetapi meliputi seluruh sifat atau karakteristik yang ada pada obyek atau subyek tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut, populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur dengan jumlah 144 orang.

Keadaan populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Keadaan Pupolasi Penelitian

No. Nama Madrasah Jumlah Guru

1. Madrasah Aliyah Negeri Cianjur 50 2. Madrasah Aliyah Negeri Pacet 58 3. Madrasah Aliyah Negeri Tanggeung 36


(26)

66

1) Sampel

Penelitian ini tidak mengkaji seluruh unit populasi yang diteliti, karena keterbatasan biaya, tenaga dan waktu yang tersedia. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian sampel. Menurut Sugiyono (2006: 91) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Arikunto (2002:93) menyatakan bahwa pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenaranya. Dengan kata lain, sampel harus representatif. Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau antara 20-25% atau lebih.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling. Untuk menghitung ukuran sampel, di sini digunakan rumus yang didasarkan pada presisi estimasi statistik (tingkat ketelitian) 10% sebagai berikut:

) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( 2 2 2 P P N d P NP S        Keterangan:

S = jumlah sampel yang diperlukan N = jumlah anggota populasi


(27)

67

d = tingkat akurasi  0,10 2

= tabel nilai chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,90  2,706

Dalam penelitian ini, jumlah populasi sebanyak 144 dimasukkan ke dalam rumus tersebut dan menghasilkan nilai 46 (pembulatan) sampel seperti tampak sebagai berikut:

46 24 . 46 ) 5 , 0 1 ( 5 , 0 706 , 2 ) 1 144 ( 10 , 0 ) 10 , 0 1 ( 5 , 0 144 706 , 2 2           S S

Dengan demikian, jumlah responden guru yang menjadi sampel adalah sebanyak 46 guru.

B. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian yang Digunakan

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada atau terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana dikemukakan Arikunto (2002:86), “Metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang.”

Dengan menggunakan metode deskriptif, maka akan menghasilkan data faktual yang diolah secara kuantitatif berdasarkan informasi statistik maupun secara kualitatif (berdasarkan interprestasi hasil-hasil penelitian). 2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang digunakan oleh


(28)

68

peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian (Arikunto, 2002:86).

Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur variabel-variabel yang ada dalam penelitian untuk kemudian dicari hubungan antar variabel-variabel tersebut.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yaitu kepemimpinan kepala madrasah (X ) dan pemanfaatan fasilitas pendidikan (X ). Variabel dependen yaitu mutu layanan akademik (Y). Sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif, maka penelitian ini akan mendeskripsikan korelasi antara ketiga variabel tersebut.

Ilustrasi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 X

X


(29)

69

Ilustrasi Hubungan antar Variabel Penelitian Keterangan:

X : Kepemimpinan kepala madrasah X : Pemanfaatan fasilitas pendidikan Y : Mutu layanan akademik

2. Definisi Operasional

a. Kepemimpinan kepala madrasah, yaitu kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wahjosumijo 2002:83). Kepemimpinan kepala madrasah diukur berdasarkan dimensi-dimensi kepemimpinan kepala sekolah yang efektif menurut Lunenberg and Irby (2006) yaitu dimensi tugas, yang meliputi tugas-tugas yang berhubungan dengan aktifitas manajerial dan penciptaan budaya sekolah, yaitu: melakukan hubungan dengan kantor pusat (hubungan birokratis), mengelola teknologi informasi dan komunikasi, mengkoordinasikan kegiatan madrasah, mengelola sumber daya keuangan, memelihara gedung (bangunan), menilai kinerja pegawai, menciptakan suasana kondusif untuk proses pembelajaran, menetapkan visi, misi, dan tujuan, mengelola dukungan masyarakat, kepemimpinan instruksional; aktifitas sosial, yaitu memiliki kepekaan sosial; profil perilaku, perilaku kepala sekolah dalam hubungan dengan staf, yaitu melakukan komunikasi, memberikan motivasi, mengembangkan staf.


(30)

70

b. Pemanfaatan fasilitas pendidikan yaitu penggunaan semua fasilitas madrasah yang menunjang proses pembelajaran di madrasah. Fasilitas pendidikan meliputi sarana dan prasarana. Sarana pendidikan adalah semua peralatan atau fasilitas yang langsung digunakan dalam proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Prasarana pendidikan adalah alat yang tidak langsung digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan (Arum, 2007). Pemanfaatan fasilitas pendidikan diukur berdasarkan pemanfaatan sarana dan prasarana dilihat dari intensitas penggunaannya, yang terdiri dari alat pelajaran, media pendidikan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, tempat ibadah, tempat olah raga, peralatan kesenian, peralatan kebersihan, tempat pembuangan sampah, toilet, jaringan listrik, jaringan telepon.

c. Mutu layanan akademik yaitu aktivitas pemberian layanan/jasa oleh lembaga pendidikan yang dapat memenuhi/melebihi harapan pelanggan pendidikan. Mutu layanan akademik diukur berdasarkan dimensi-dimensi service quality (SERVQUAL) menurut Zeithaml, et.al. (1988) yang terdiri dari: keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy), fisik (tangible).


(31)

71

D. Pengembangan Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu: (1) menyusun indikator variabel penelitian; (2) melakukan pengujian validitas instrumen; (3) melakukan pengujian reliabilitas instrumen.

a Menyusun Indikator Variabel Penelitian

Indikator yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel penlitian. Indikator disusun berdasarkan definisi teoritik setiap variabel. Indikator yang sudah disusun kemudian dijadikan kisi-kisi instrumen. Indikator untuk setiap varibel penelitian yaitu:

a. Variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1)

Indikator kepemimpinan kepala madrasah dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2

Indikator Variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1)

Definisi Teoritik Dimensi Indikator

Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan kepala sekolah dalam menggerakkan sekolah, meningkatkan belajar siswa,mengembangkan staf, dan melakukan hubungan dengan orang lain untuk menciptakan komunitas pembelajaran profesional.

(Lunenberg & Irby: 2006)

1.Dimensi tugas: tugas-tugas kepala madrasah yang berhubungan dengan aktivitas manajerial dan budaya sekolah Melakukan hubungan dengan kantor pusat Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi Mengkoordinasikan kegiatan madrasah Mengelola sumber


(32)

72

daya keuangan

Memelihara gedung (bangunan)

Menilai kinerja pegawai

Menciptakan suasana kondusif untuk proses pembelajaran

Menetapkan visi, misi, dan tujuan Mengelola dukungan masyarakat

Kepemimpinan instruksional 2. Aktifitas

sosial

Memiliki kepekaan sosial

3. Profil Prilaku: yaitu perilaku kepala madrasah berhubungan dengan

Melakukan komunikasi

Memberikan motivasi Mengembangkan staf


(33)

73

staf/personil

b Variabel Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan (X2)

Tabel di bawah ini menjelaskan indicator pemanfaatan fasilitas pendidikan:

Tabel 3.3:

Indikator Variabel Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan (X2)

Definisi Teoritik Dimensi Indikator

Fasilitas pendidikan

meliputi sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah fasilitas yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar. Prasarana pendidikanadalah fasilitas pendidikan yang tidak secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Wahyuningrum (2004), Wahyu Ambar Arum (2007), Ibrahim Bafadal (2004)

Pemanfaatan sarana Pemanfaatan alat pelajaran Pemanfaatan media pendidikan Pemanfaatan

prasarana

Pemanfaatan ruang kelas Pemanfaatan ruang perpustakaan Pemanfaatan ruang laboratorium

Pemanfaatan ruang pimpinan Pemanfaatan ruang guru Pemanfaatan ruang tata usaha Pemanfaatan tempat beribadah Pemanfaatan ruang konseling Pemanfaatan ruang UKS Pemanfaatan ruang organisasi kesiswaan

Pemanfaatan meja Pemanfaatan kursi


(34)

74

b. Variabel Mutu Layanan Akademik

Indikator mutu layanan akademik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4:

Indikator Variabel Mutu Layanan Akademik (Y)

Variabel Sub Variabel Indikator

Dimensi mutu layanan menurut Parasuraman, Zeithaml, Berry (1988) (Tjiptono & Chandra:2011)

1. Keandalan (reliability) Menyampaikan pelayanan dengan tepat

Dapat dipercaya 2. Daya tanggap

(responsiveness)

Cepat tanggap Keinginan untuk

menyediakan pelayanan dengan baik

4. Jaminan (assurance) Pengetahuan atau wawasan

Kesopanan

Pemanfaatan jamban Pemanfaatan peralatan kebersihan

Pemanfaatan gudang

Pemanfaatan jaringan listrik Pemanfaatan jaringan telepon


(35)

75

Kredibilitas Keamanan

5. Empati (empathy) Kemudahan melakukan hubungan

Memahami keinginan konsumen

5. Fisik (tangible) Fasilitas fisik Perlengkapan Penampilan personil Sarana komunikasi

b Uji Validitas Data

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2007: 109-110) bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu:


(36)

76

Keterangan:

r hitung = Koefisien korelasi ∑Xi = Jumlah skor item

∑Yi = jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden Distribusi (tabel r) untuk α = 0,05

Kaidah keputusan jika : rhitung > rtabel, berarti valid, dan sebaliknya rhitung < rtabel, berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi Antara 0, 200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,1999 : sangat rendah (tidak valid) Hasil uji validitas variabel adalah sebagai berikut:

a. Uji validitas variabel kepemimpinan kepala madrasah (X )

Validitas item pertanyaan variabel kepemimpinan kepala madrasah dapat dilihat dengan membandingkan nilai t hitung dengan


(37)

77

nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dinyatakan valid, sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah (X )

No. Item r

t-hitung

t-tabel

Keputusan

1 0.675 3.884 1.734 Valid

2 0.466 2.232 1.734 Valid

3 0.464 2.222 1.734 Valid

4 0.428 2.012 1.734 Valid

5 0.567 2.917 1.734 Valid

6 0.472 2.272 1.734 Valid

7 0.512 2.527 1.734 Valid

8 0.407 1.889 1.734 Valid

9 0.470 2.257 1.734 Valid

10 0.601 3.187 1.734 Valid

11 0.673 3.859 1.734 Valid

12 0.540 2.723 1.734 Valid

13 0.417 1.947 1.734 Valid

14 0.500 2.453 1.734 Valid

15 0.422 1.974 1.734 Valid

16 0.443 2.099 1.734 Valid

17 0.418 1.952 1.734 Valid

18 0.384 1.764 1.734 Valid

19 0.482 2.332 1.734 Valid

20 0.482 2.333 1.734 Valid

21 0.529 2.645 1.734 Valid

22 0.630 3.441 1.734 Valid

23 0.427 2.002 1.734 Valid

24 0.410 1.905 1.734 Valid

25 0.664 3.763 1.734 Valid

26 0.616 3.316 1.734 Valid

27 0.599 3.175 1.734 Valid


(38)

78

Validitas item pertanyaan variabel pemanfaatan fasilitas pendidikan dapat dilihat dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dinyatakan valid, sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan (X )

No. Item r

hitung

tabel Keputusan

1 0.489 2.381 1.734 Valid

2 0.707 4.243 1.734 Valid

3 0.663 3.753 1.734 Valid

4 0.515 2.547 1.734 Valid

5 0.809 5.847 1.734 Valid

6 0.466 2.234 1.734 Valid

7 0.581 3.032 1.734 Valid

8 0.499 2.444 1.734 Valid

9 0.442 2.092 1.734 Valid

10 0.729 4.519 1.734 Valid

11 0.731 4.551 1.734 Valid

12 0.659 3.720 1.734 Valid

13 0.606 3.228 1.734 Valid

14 0.574 2.971 1.734 Valid

15 0.439 2.075 1.734 Valid

16 0.553 2.814 1.734 Valid

17 0.593 3.125 1.734 Valid

18 0.513 2.537 1.734 Valid

19 0.606 3.234 1.734 Valid

20 0.458 2.187 1.734 Valid

21 0.562 2.886 1.734 Valid

22 0.469 2.251 1.734 Valid

23 0.536 2.691 1.734 Valid

24 0.483 2.341 1.734 Valid

25 0.401 1.859 1.734 Valid

26 0.510 2.519 1.734 Valid

27 0.623 3.379 1.734 Valid

28 0.717 4.369 1.734 Valid


(39)

79

c. Uji validitas variabel mutu layanan akademik (Y)

Validitas item pertanyaan variabel mutu layanan akademik dapat

dilihat dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dinyatakan valid,

sebagaimana pada tabel berikut: Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Variabel Mutu Layanan Akademik (Y)

No. Item r

t-hitung

t-tabel

Keputusan

1 0.676 3.889 1.734 Valid

2 0.684 3.983 1.734 Valid

3 0.802 5.705 1.734 Valid

4 0.781 5.301 1.734 Valid

5 0.663 3.756 1.734 Valid

6 0.801 5.682 1.734 Valid

7 0.748 4.777 1.734 Valid

8 0.734 4.588 1.734 Valid

9 0.678 3.909 1.734 Valid

10 0.725 4.461 1.734 Valid

11 0.721 4.411 1.734 Valid

12 0.690 4.045 1.734 Valid

13 0.761 4.972 1.734 Valid

14 0.660 3.732 1.734 Valid

15 0.692 4.063 1.734 Valid

16 0.745 4.736 1.734 Valid

17 0.792 5.509 1.734 Valid

18 0.701 4.167 1.734 Valid

19 0.799 5.645 1.734 Valid

20 0.660 3.724 1.734 Valid

21 0.712 4.306 1.734 Valid

22 0.810 5.866 1.734 Valid

23 0.462 2.209 1.734 Valid

24 0.628 3.425 1.734 Valid

25 0.517 2.565 1.734 Valid


(40)

80

c Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan Alpha sebagai berikut.

Langkah-langkah mencari reliabilitas Alpha sebagai berikut: Langkah 1: menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan:

Si = varians skor tiap item ∑Xi = jumlah kuadrat item Xi (∑Xi) = jumlah item Xi dikuadratkan

N = jumlah responden

Langkah ke 2 : kemudian jumlahkan varians semua item dengan rumus:

Keterangan:

∑Si = jumlah varians semua item

S1 + S2 + S3 ...Sn= varians item ke 1,2,3,…n ∑Si = S1 + S2 + S3…Sn


(41)

81

Langkah 3: Menghitung varian total dengan rumus:

Keterangan:

St = varians total

∑Xt = jumlah kuadrat item X total (∑Xt)2 = jumlah item X total dikuadratkan

N = jumlah responden

Langkah 4 : Memasukkan nilai Alpha dengan rumus:

Keterangan:

rn = nilai reabililitas

∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap item

Si = varians total

K = jumlah item

Kemudian diuji dengan uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu:

Harga rxy atau rb ini baru menunjukkan reliabilitassetengahtes. Oleh karenanya disebut rawal-rakhir Untuk mencari reliabilitas seluruh tes


(42)

)(1-82

digunakan rumus Spearman Brown yakni: r11 Untuk mengetahui korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 Kemudian membuat keputusan r11 dengan r tabel Adapun kaidah keputusan: jika r11 > r tabel berarti reliabel dan r11< r tabel berarti tidak reliabel.

Hasil uji reliabilitas instrument menggunakan rumus Alpha adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Koef.

Reliabilitas

Signifikansi (n=20)

Ket. Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1)

0.888 0.378 Reliabel Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan (X2)

0.925 0.378 Reliabel Mutu Layanan Akademik (Y)

0.959 0.378 Reliabel Hasil pengujian reliabilitas menunjukan bahwa instrument penelitian yang disusun untuk mengukur kepemimpinan kepala madrasah, pemanfaatan fasilitas pendidikan dan mutu layanan akademik sudah memiliki reliabilitas yang tinggi D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan sebuah prosedur untuk memperoleh data dalam usaha untuk memecahkan permasalahan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan


(43)

benar-83

benar relevan dengan permasalahn yang hendak dipecahkan (Arikunto, 2002:197).

3. Menentukan alat pengumpul data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sample penelitian (Arikunto, 2002:200).

Jenis angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari variabel-variabel yang ada disertai alternatif jawabannya. Adapun beberapa alasan yang menyebabkan peneliti menggunakan angket tertutup adalah :

a. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti bersifat kuantitatif b. Responden akan lebih leluasa dalam memberikan jawaban

c. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data.

d. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan memudahkan untuk mengolahnya.

2. Penyusunan alat pengumpul data

Dalam penyusunan alat pengumpul data penulis berpedoman pada ruang lingkup variabel-variabel yang terkait. Instrumen yang berupa angket terdiri dari angket tentang kepemimpinan kepala madrasah, pemanfaatan fasilitas pendidikan, dan mutu layanan akademik yang ditujukan kepada Madrasah Aliyah Negeri yang ada di Kab. Cianjur.


(44)

84

Secara lebih rinci tahapan-tahapan yang ditempuh dalam pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:

a Menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori-teori yang telah diuraikan.

b Membuat kisi-kisi butir item berdasarkan variabel penelitian.

c Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan alternatif jawaban yang telah dipilih responden berdasarkan indicator variabel yang telah ditentukan dalam kisi-kisi item.

d Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban setiap item pada setiap variabel dengan menggunakan skor penilaian yang berkisar dari 4 sampai 1 dengan rincian sebagai berikut:

Skala penilaian jawaban yang digunakan adalah Skala Likert (Sugiyono, 2006:107), dengan alternatif jawaban untuk masing-masing variabel diberi skor 5-1 yaitu Selalu (5), Sering (4), Kadang-kadang (3), Jarang (2), Tidak Pernah (1).

E. Analisis Data

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan dan penyeleksian data yang diperoleh dari responden melalui angket. Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa jawaban responden melalui angket yang telah disebar untuk memastikan jumlah angket yang terkumpul.


(45)

85

2. Mengelompokkan angket-angket tersebut berdasarkan variabel yang bersangkutan.

3. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penelitian yang telah ditentukan, selanjutnya menentukan skornya.

4. Uji persyaratan analisis

Untuk mengetahui apakah hasil penelitian dapat diuji dengan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik, maka data penelitian diolah dengan uji normalitas dan linieritas.

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran data penelitian. Apabila normal maka akan digunakan statistik parametrik, namun jika penyebaran datanya tidak normal digunakan statistik non parametrik (Sugiyono, 2008: 233).

Rumus yang digunakan untuk pengujian distribusi ini adalah rumus Chi Kuadrat (X2 ):

(Akdon dan Hadi, 2005:171) Keterangan:

X2 = Chi kuadrat fo = Frekuensi


(46)

86

f1 = Frekuensi yang diharapkan

b. Uji linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel independen dan variabel dependen membentuk garis lurus atau tidak. Kalau tidak maka analisis regresi tidak dapat dilakukan (Sugiyono, 2008:265).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji linieritas adalah sebagai berikut:

1). Merumuskan hipotesis, yaitu:

Ho : hubungan antar variabel berpola tidak linier Ha : hubungan antar variabel berpola linier. 2). Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE), dengan rumus:

3). Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC):

4). Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (R JKTC)

5). Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE):


(47)

87

7). Mencari Ftabel :

1. Menentukan persentase skor rata-rata dari indikator variabel X1, X2, dan Y Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap setiap indikator penelitian. Kriteria hasil digunakan sebagai berikut:

Tabel 3.9

Tabel Konsultasi Persentase Skor Rata-rata

Persentase Kategori

85,00 % - 100 % Sangat baik

70,00 % - 84,99 % Baik

55,00 % - 69,99 % Cukup

30,00 % - 54,99 % Kurang 0,00 % - 29,99 % Sangat kurang

(Riduwan dan Akdon, 2006) Dengan Formula:

x 100 % (Sujana, 1996:244) Keterangan:

P = Persentase skor rata-rata yang dicari = Skor rata-rata yang dicari


(48)

88

Xid = Skor ideal setiap indicator 2. Menguji Hipotesis Penelitian

Setelah data penelitian diubah dari data mentah (ordinal) menjadi data baku (interval) selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian untuk menjawab besar kecilnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi antar variabel dilakukan dengan terlebih dahulu merumuskan hipotesis:

Ho : tidak ada hubungan antara variabel independent dan variabel dependent

Ha : ada hubungan antara variabel independent dan variabel dependent

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus: 1) Korelasi Parsial:

=

2) Korelasi Ganda:

Untuk mengkonsultasikan nilai korelasi dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.10


(49)

89

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,800 -1,000 Sangat Kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0,599 Cukup Kuat

0,200 – 0.399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah (Akdon, 2008:188)

Selanjutnya menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai r2, untuk menentukan persentase pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent.

b. Analisis Regresi dan Signifikansi

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi variabel dependent bila nilai variabel independent dimanipulasi atau diubah-rubah (Sugiono, 2008:261).

1) Regresi Parsial

Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah: Ý = α + bX

Dimana, Ý = nilai yang diprediksikan a = konstanta

b = koefisien regresi

X = nilai variabel independent

Untuk mencari nilai a dan b persamaan regresi, dengan menggunakan rumus:


(50)

90

2) Regresi ganda

Persamaan regresi ganda adalah:

Ý = α + b1 X1 + b2 X2 Dimana, Ý = nilai yang diprediksikan: a = konstanta

b1 = koefisien regresi independent 1 b2 = koefisien regresi independent 2 X1 = nilai variabel independent 1 X2 = nilai variabel independent 2

Untuk mencari nilai a, b1 dan b2 pada persamaan regresi ganda dengan menggunakan rumus:

∑Y = an + b1 ∑X1 + b2∑X2………(1)

∑Y1Y = a∑X1 + b∑X12 + b2 X1 X2 ………(2) ∑X²Y = a ∑X2 + b1∑X1 X2 + b1 X22…….(3)

(Sugiyono, 2008:259)

Dilanjutkan dengan uji signifikasi dengan menggunakan rumus:


(51)

91

a) Signifikansi Parsial:

( Sugiyono, 2008:259)

Kemudian nilai thitung dibandingkan dengan ttabel dengan derajat kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5 % dengan ketentuan:

Ho = diterima jika nilai thitung lebih kecil dari ttabel , dan Ha = diterima jika nilai thitung lebih besar dari ttabel .

b) Signifikansi Ganda:

(Sugiyono,2008:266) Keterangan:

R = korelasi ganda

k = jumlah variabel independent n = jumlah sampel

Kemudian nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel dengan derajat kebebasan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan 5 %, dengan ketentuan:

Ho = diterima jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel, dan Ha = diterima jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel .


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan kepala Madrasah Aliyah Negeri di kabupaten Cianjur dikategorikan tinggi, artinya kepala madrasah telah menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan yang diukur dari dimensi tugas, aktivitas sosial, dan profil perilaku.

2. Pemanfaatan fasilitas pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur dikategorikan tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan disertai pemanfaatannya secara optimal untuk menunjang proses pendidikan di madrasah, seperti yang diukur dari dimensi pemanfaatan sarana dan pemanfaatan prasarana.

3. Mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur sangat tinggi. Tingginya mutu layanan pendidikan menunjukkan adanya kesadaran akan fungsinya madrasah sebagai lembaga pemberi layanan terhadap pelanggannya, seperti yang diukur dari dimensi keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy), fisik (tangible).

4. Kepemimpinan kepala madrasah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap mutu layanan akademik madrasah. Hal ini menunjukkan


(53)

127

bahwa kepala madrasah dinilai telah efektif dalam melaksanakan kepemimpinannya dalam meningkatkan mutu layanan akademik madrasah. 5. Pemanfaatan fasilitas pendidikan memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap mutu layanan akademik madrasah. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas pendidikan di lingkungan madrasah dapat dimanfaatkan secara optimal dalam menunjang dan meningkatkan mutu layanan akademik pada madrasah.

6. Kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan secara simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap mutu layanan akademik madrasah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin efektif kepemimpinan kepala madrasah dan semakin tinggi pemanfaatan fasilitas pendidikan, semakin tinggi pula tingkat mutu layanan akademik di madrasah. B. Rekomendasi

Beberapa saran yang dapat diajukan terkait dengan hasil penelitian dan pembahasan antara lain:

1. Aspek yang relatif masih rendah pada variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah adalah yang berkaitan dengan dimensi aktifitas/hubungan social dengan pihak lain dan profil perilaku (yang berhubungan dengan pengembangan staf). Oleh karena itu, disarankan agar kepala madrasah meningkatkan aspek tersebut sehingga seimbang dengan dimensi tugas (aspek yang berhubungan dengan aktifitas manajerial dan budaya sekolah).

2. Meskipun pengaruh variabel pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik relatif kecil dibanding variabel kepemimpinan kepala


(54)

128

madrasah, disarankan agar kepala madrasah menerapkan manajemen sarana prasarana lebih baik lagi dengan berpegang pada prinsip efektifitas dan efisiensi dalam mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana madrasah khususnya berkaitan dengan pemanfaatan media pembelajaran seperti slide/infocus, tape recorder, untuk menunjang mutu pembelajaran di madrasah.

3. Aspek yang relatif masih rendah pada variabel Mutu Layanan Akademik adalah aspek Fisik (Tangible) terutama pada penyediaan sarana komunikasi yang efektif di lingkungan madrasah. Untuk itu, kepala madrasah disarankan untuk menata ulang sarana tersebut secara efektif dalam menjaga mutu layanan madrasah.

4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengkaji faktor-faktor lain yang mempengaruhi mutu layanan akademik pada skala yang lebih luas.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruci

Alma, Bukhari. (2005). Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta. ____________ (2011). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:

Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arum, Wahyu Sri Ambar. (2007). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: Multi Karya Mulia.

Bafadal, Ibrahim. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Bush, Tony and Glover, Derek. (2003). School Leadership: Concept and Evidence. (OnLine). Tersedia:http://dera.ioe.ac.uk/5119/2/dok217-eng-School_Leadership_Concepts_and_Evidence.pdf (21 September 2012) Colby, J. & Witt, M. (2000). Defining Quality in Education. New York: United

Nations Children’s Fund.

Davis, S. et al. (2005). School Leadership Study: Developing Successful Principals.(Online).Tersedia:

http://www.srnleads.org/data/pdfs/sls/sls_rr.pdf (10 September 2012). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Panduan Manajemen Sekolah.

Jakarta

Depdiknas. 2004. Manajemen Mutu Berbasais Sekolah . Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Engkoswara dan Komariah, Aan. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Fattah, Nanang. (2012). Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Hoy, Wayne K. and Miskel, Cecil G. (2008). Educational Administration: Theory, Research and Practice. New York, USA: The McGraw-Hill Company.


(56)

130

Lunenburg, Fred.C. and Irby, Beverly J. (2006). The Principalship: Vision to Action. Belmont, USA: Wadsworth.

Mulyasa, E. (2004). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nassional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nassional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Qomar, Mujamil. (2007). Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga. Riberu, J. (2003). Dasar-Dasar Kepemimpinan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Riduwan dan Akdon. (2007). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika.

Bandung: Alfabeta

Sagala, Syaiful. (2010). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

____________. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

____________. (2012). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Sallis, Edward. (2010). Total Quality Management in Education. Alih Bahasa: Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurroji. Jogjakarta: Ircisod.

Saparudin, Yudi. 2011. Pengembangan Produktifitas Madrasah: Stdudi tentang Pengaruh Kinerja Kepemimpinan Kepala MA,

Schneider, Mark. (2003). Linking School Facility Conditions to Teacher Satisfaction and Success. (Online).

Tersedia: http://www.ncef.org/pubs/teachersurvey.pdf

Siagian, Sondang P. (2003). Teori dan Praktik Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Srinadi, I.G.A. Made dan Nilaksumawati, Desak .P.E. (2008). Faktor-Faktor Penentu Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Fakultas Sebagai


(57)

131

Lembaga Pendidikan (Studi Kasus di FMIPA, Universitas Udayana). Cakrawala Pendidikan Edisi Nopember 2008. (Online) Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/3328/1/%60.pdf (14 Juni2012).

Sudarya, Yaya. (2007). Service Quality Satisfaction dalam Layanan Pendidikan: Kajian Teoritis. (Online). Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_8 Oktober_/Service_Quality_Satisfaction_dalam_Layanan_Pendidikan_Kaji an_Teoretis.pdf. (20 Juli 2012).

Sugito, H. (2005). Mengukur Kepuasan Pelanggan. (Online). Tersedia: http.hadisugito.fadla.Or.Id./2005/12/11/ ( 30 September 2009)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Terry, George R. and Rue, Leslie W. (2000). Principles of Management. Alih bahasa oleh G.A. Ticoalu: Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim LPP-SDM. (2010). Ensiklopedi Pendidikan Islam: Kurikulum Pendidikan Islam. Depok: Bina Muda.

Tjiptono, Fandy. (2011). Srvice Management: Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. (2011). Srvice, Quality & Satisfaction. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wahab, Abdul Aziz. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan: Telaah terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Wahjosumijo. (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wahyuningrum. (2000). Buku Ajar Manajemen Fasilitas Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.

Yukl, Gary. (2001). Leadership in Organization. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Alih bahasa Budi Supriyanto. 2009. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.

Yuniarsih, Tjutju dan Suwanto. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan kepala Madrasah Aliyah Negeri di kabupaten Cianjur dikategorikan tinggi, artinya kepala madrasah telah menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan yang diukur dari dimensi tugas, aktivitas sosial, dan profil perilaku.

2. Pemanfaatan fasilitas pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur dikategorikan tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan disertai pemanfaatannya secara optimal untuk menunjang proses pendidikan di madrasah, seperti yang diukur dari dimensi pemanfaatan sarana dan pemanfaatan prasarana.

3. Mutu layanan akademik pada Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Cianjur sangat tinggi. Tingginya mutu layanan pendidikan menunjukkan adanya kesadaran akan fungsinya madrasah sebagai lembaga pemberi layanan terhadap pelanggannya, seperti yang diukur dari dimensi keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy), fisik (tangible).

4. Kepemimpinan kepala madrasah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap mutu layanan akademik madrasah. Hal ini menunjukkan


(2)

127

Asep Moh Ridwan, 2013

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan Terhadap Mutu Layanan Akademik Pada Madrasah Aliyah Negeri Di Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa kepala madrasah dinilai telah efektif dalam melaksanakan kepemimpinannya dalam meningkatkan mutu layanan akademik madrasah. 5. Pemanfaatan fasilitas pendidikan memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap mutu layanan akademik madrasah. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas pendidikan di lingkungan madrasah dapat dimanfaatkan secara optimal dalam menunjang dan meningkatkan mutu layanan akademik pada madrasah.

6. Kepemimpinan kepala madrasah dan pemanfaatan fasilitas pendidikan secara simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap mutu layanan akademik madrasah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin efektif kepemimpinan kepala madrasah dan semakin tinggi pemanfaatan fasilitas pendidikan, semakin tinggi pula tingkat mutu layanan akademik di madrasah.

B. Rekomendasi

Beberapa saran yang dapat diajukan terkait dengan hasil penelitian dan pembahasan antara lain:

1. Aspek yang relatif masih rendah pada variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah adalah yang berkaitan dengan dimensi aktifitas/hubungan social dengan pihak lain dan profil perilaku (yang berhubungan dengan pengembangan staf). Oleh karena itu, disarankan agar kepala madrasah meningkatkan aspek tersebut sehingga seimbang dengan dimensi tugas (aspek yang berhubungan dengan aktifitas manajerial dan budaya sekolah).

2. Meskipun pengaruh variabel pemanfaatan fasilitas pendidikan terhadap mutu layanan akademik relatif kecil dibanding variabel kepemimpinan kepala


(3)

128

madrasah, disarankan agar kepala madrasah menerapkan manajemen sarana prasarana lebih baik lagi dengan berpegang pada prinsip efektifitas dan efisiensi dalam mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana madrasah khususnya berkaitan dengan pemanfaatan media pembelajaran seperti slide/infocus, tape recorder, untuk menunjang mutu pembelajaran di madrasah.

3. Aspek yang relatif masih rendah pada variabel Mutu Layanan Akademik adalah aspek Fisik (Tangible) terutama pada penyediaan sarana komunikasi yang efektif di lingkungan madrasah. Untuk itu, kepala madrasah disarankan untuk menata ulang sarana tersebut secara efektif dalam menjaga mutu layanan madrasah.

4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengkaji faktor-faktor lain yang mempengaruhi mutu layanan akademik pada skala yang lebih luas.


(4)

Asep Moh Ridwan, 2013

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan Terhadap Mutu Layanan Akademik Pada Madrasah Aliyah Negeri Di Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruci

Alma, Bukhari. (2005). Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta. ____________ (2011). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:

Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arum, Wahyu Sri Ambar. (2007). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: Multi Karya Mulia.

Bafadal, Ibrahim. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Bush, Tony and Glover, Derek. (2003). School Leadership: Concept and Evidence. (OnLine). Tersedia:http://dera.ioe.ac.uk/5119/2/dok217-eng-School_Leadership_Concepts_and_Evidence.pdf (21 September 2012) Colby, J. & Witt, M. (2000). Defining Quality in Education. New York: United

Nations Children’s Fund.

Davis, S. et al. (2005). School Leadership Study: Developing Successful Principals.(Online).Tersedia:

http://www.srnleads.org/data/pdfs/sls/sls_rr.pdf (10 September 2012). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Panduan Manajemen Sekolah.

Jakarta

Depdiknas. 2004. Manajemen Mutu Berbasais Sekolah . Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Engkoswara dan Komariah, Aan. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Fattah, Nanang. (2012). Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Hoy, Wayne K. and Miskel, Cecil G. (2008). Educational Administration: Theory, Research and Practice. New York, USA: The McGraw-Hill Company.


(5)

130

Lunenburg, Fred.C. and Irby, Beverly J. (2006). The Principalship: Vision to Action. Belmont, USA: Wadsworth.

Mulyasa, E. (2004). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nassional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah

Peraturan Menteri Pendidikan Nassional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Qomar, Mujamil. (2007). Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga. Riberu, J. (2003). Dasar-Dasar Kepemimpinan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Riduwan dan Akdon. (2007). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika.

Bandung: Alfabeta

Sagala, Syaiful. (2010). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

____________. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

____________. (2012). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Sallis, Edward. (2010). Total Quality Management in Education. Alih Bahasa: Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurroji. Jogjakarta: Ircisod.

Saparudin, Yudi. 2011. Pengembangan Produktifitas Madrasah: Stdudi tentang Pengaruh Kinerja Kepemimpinan Kepala MA,

Schneider, Mark. (2003). Linking School Facility Conditions to Teacher Satisfaction and Success. (Online).

Tersedia: http://www.ncef.org/pubs/teachersurvey.pdf

Siagian, Sondang P. (2003). Teori dan Praktik Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Srinadi, I.G.A. Made dan Nilaksumawati, Desak .P.E. (2008). Faktor-Faktor Penentu Kepuasan Mahasiswa Terhadap Pelayanan Fakultas Sebagai


(6)

131

Asep Moh Ridwan, 2013

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah Dan Pemanfaatan Fasilitas Pendidikan Terhadap Mutu Layanan Akademik Pada Madrasah Aliyah Negeri Di Kabupaten Cianjur

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembaga Pendidikan (Studi Kasus di FMIPA, Universitas Udayana). Cakrawala Pendidikan Edisi Nopember 2008. (Online) Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/3328/1/%60.pdf (14 Juni2012).

Sudarya, Yaya. (2007). Service Quality Satisfaction dalam Layanan Pendidikan: Kajian Teoritis. (Online). Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_8 Oktober_/Service_Quality_Satisfaction_dalam_Layanan_Pendidikan_Kaji an_Teoretis.pdf. (20 Juli 2012).

Sugito, H. (2005). Mengukur Kepuasan Pelanggan. (Online). Tersedia: http.hadisugito.fadla.Or.Id./2005/12/11/ ( 30 September 2009)

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Terry, George R. and Rue, Leslie W. (2000). Principles of Management. Alih bahasa oleh G.A. Ticoalu: Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim LPP-SDM. (2010). Ensiklopedi Pendidikan Islam: Kurikulum Pendidikan Islam. Depok: Bina Muda.

Tjiptono, Fandy. (2011). Srvice Management: Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius. (2011). Srvice, Quality & Satisfaction. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wahab, Abdul Aziz. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan: Telaah terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Wahjosumijo. (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wahyuningrum. (2000). Buku Ajar Manajemen Fasilitas Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.

Yukl, Gary. (2001). Leadership in Organization. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Alih bahasa Budi Supriyanto. 2009. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks.

Yuniarsih, Tjutju dan Suwanto. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.


Dokumen yang terkait

Manajemen Pendidikan madrasah aliyah manba'ul khoir ciledug Tangerang

0 4 79

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN PEMANFAATAN FASILITAS PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH DASAR NEGERI DI-UPT DINAS PENDIDIKAN WILAYAH TENGAH KOTA TASIKMALAYA.

1 6 58

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI KLINIS KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH ALIYAH DI KABUPATEN CILACAP.

0 4 132

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Panyabungan Kabupatenmandailing Natal - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 2

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Panyabungan Kabupatenmandailing Natal - Repository UIN Sumatera Utara

1 2 3

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Panyabungan Kabupatenmandailing Natal - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 2

Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Panyabungan Kabupatenmandailing Natal - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 14

Pola kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kebumen 2

0 0 7

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA BLITAR

0 3 94

Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri Palopo) - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 141