ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’ : Studi pada Perajin Kerupuk ‘Mares’ di Kabupaten Cirebon.
No. Daftar: FPEB/108/UN40.7.DI/LT/2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI
PADA PERAJIN KERUPUK ‘M
ARES
’
(Studi pada Perajin Kerupuk ‘Mares’ di Kabupaten Cirebon) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
oleh Dani Ramadhan
NIM. 1005631
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015
(2)
Dani Ramadhan, 2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’ Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI
PADA PERAJIN KERUPUK ‘M
ARES
’
(Studi pada Perajin Kerupuk ‘Mares’ di Kabupaten Cirebon)
Oleh Dani Ramadhan
NIM 1005631
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis
©Dani Ramadhan
Universitas Pendidikan Indonesia April 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulisnya.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI
PADA PERAJIN KERUPUK ‘M
ARES
(Studi pada Perajin Kerupuk ‘Mares’ di Kabupaten Cirebon)
Bandung, Agustus 2015
Skripsi ini telah disetujui oleh: Pembimbing
Yana Rohmana, S.Pd., M.Si. NIP. 19790625200501 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Dr. Hj. Neti Budiwati, M.Si . NIP:19630221 198703 2 001
(4)
Dani Ramadhan, 2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’ Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(5)
ABSTRAK
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI
PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’
(Studi pada Perajin Kerupuk ‘Mares’ di Kabupaten Cirebon)
Dani Ramadhan NIM. 1005631
Bimbingan Yana Rohmana, S.Pd., M.Si.
Permasalahan dari penelitian ini adalah produksi kerupuk mares di Kabupaten Cirebon masih belum berproduksi secara efisien. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah produksi kerupuk ‘mares’ di Kabupaten Cirebon sudah
optimum atau belum dan mengetahui skala hasil produksi dari usaha kerupuk
‘mares’ di Kabupaten Cirebon. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey explanatory dan teknis analisis data yang digunakan adalah model fungsi Cobb-Douglas. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, diperoleh bahwa produksi pada perajin kerupuk ‘mares’ di Kabupaten Cirebon masih belum mencapai efisiensi optimum dikarenakan penggunaan faktor produksi modal dan tenaga kerja yang berlebihan. Oleh karena itu, untuk mencapai efisiensi optimum perusahaan harus mengurangi jumlah input atau faktor prooduksinya. Dilihat dari nilai koefsien regresi logaritma linear dari persamaan fungsi Cobb-Douglas, skala hasil produksi pada perajin kerupuk mares berada pada tahap increasing returns to scale atau skala hasil produksi yang meningkat. Artinya penambahan jumlah faktor produksi akan meningkatkan output produksi lebih dari penambahan inputnya. Pada keadaan ini, perusahaan akan mencapai optimum dengan menurunkan atau mengurangi jumlah faktor produksi yang digunakan.
Kata Kunci : Fungsi Produksi Cobb-Douglas, Kerupuk ‘Mares’, Hasil Produksi, Modal, Tenaga Kerja
(6)
Dani Ramadhan, 2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
EFFICIENCY ANALYSIS OF THE USE OF FACTORS OF PRODUCTION IN artisans CRACKERS ' MARES '
(Study on artisans Crackers ' Mares ' in Cirebon ) Dani Ramadan
NIM . 1005631
Under the guidance Yana Rohmana , S.Pd. , M.Sc.
The problems of this research is the production of crackers ‘mares’ in Cirebon is still not producing efficiently. This study aims to determine whether the production of crackers 'mares' in Cirebon already optimum or not and to know-scale production of the cracker venture 'mares' in Cirebon. The method used in this research is explanatory survey method and technical analysis of the data used is the Cobb-Douglas function model. Based on the results of this study, found that production at the crackers artisans 'mares' in Cirebon has yet to reach optimum efficiency due to the use of production factors of capital and labor are excessive. Therefore, in order to achieve optimum efficiency of the company must reduce the number of inputs or production factor. Judging from the value coefficient logarithm linear regression equation Cobb-Douglas function, the scale of production at the crackers artisans ‘mares’ are at the stage of increasing returns to scale or scale of production increases. It means increasing the number of production factors will increase the production output is more than the addition of its inputs. In these circumstances, the company will achieve the optimum by decreasing or reducing the number of production factors used.
Keywords : Cobb - Douglas production function , Crackers ' Mares ' , Production , Capital , Labor
(7)
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan batas, sekaligus pintu gerbang yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah menempati titik strategis yang memiliki keunggulan tersendiri. Selain sebagai wilayah persinggahan yang diimbangi dengan pertumbuhan pembangunan fasilitas hotel, juga menjadi tujuan wisata dan bisnis.
Dengan beradanya di daerah persinggahan, hal ini memiliki keuntungan tersendiri bagi daerah Cirebon untuk bisa mengenalkan berbagai hasil olahan yang ada di wilayah kabupaten Cirebon. Bahkan kegiatan perdagangan dan jasa semakin banyak bermunculan, tetapi ada juga beberapa kegiatan perdagangan yang semakin berkurang. hal ini dapat dilihat dari data berikut:
Tabel 1.1
Perkembangan UMKM di Kabupaten Cirebon Berdasarkan Kelompok Usaha
Tahun Kelompok Usaha jumlah
Industri Jasa Perdagangan
2011 5.461 2.483 14.468 22.412
2012 5.578 2.542 15.188 23.308
2013 5.689 2.592 15.491 23.772
2014 6.802 3.643 16.837 27.282
Sumber : Dinas Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Cirebon
Menurut data pada tabel 1.1 dapat terlihat perkembangan UMKM di kabupaten Cirebon tampak meningkat tiap tahun., tetapi kenaikan tiap tahun tidak selalu sama. Pada tahun 2012, jumlah UMKM mengalami kenaikan sebesar 3,998% dari 22.412 menjadi 23.308. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah UMKM mengalami kenaikan, namun jumlah kenaikan lebih kecil dibandingkan kenaikan pada tahun 2012, kenaikan jumlah UMKM pada
(8)
2
Dani Ramadhan, 2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahun 2013 sebesar 1,991%. Pada tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar 14,765%.
Usaha perajin kerupuk „mares‟ termasuk pada UMKM kelompok usaha industri. Jumlah UMKM kelompok industri berkontribusi terhadap jumlah UMKM sebesar rata-rata 24,290% pada tahun 2011-2014, jumlah ini merupakan urutan kedua dari jumlah kelompok usaha perdagangan yaitu sebesar rata-rata 64,149%. Pada tahun 2011 jumlah kelompok usaha industri sebanyak 5461 unit usaha dan pada tahun 2012 bertambah menjadi 5578 unit usaha atau bertambah sebesar 2,142%. Pada tahun 2013 pun kelompok usaha industri mengalami kenaikan sebesar 1,989% atau jumlah kenaikan pada tahun 2013 masih lebih kecil dibandingkan kenaikan unit usaha kelompok industri pada tahun 2012. pada tahun 2014 terjadi kenaikan jumlah UMKM kelompok usaha industri sebesar 19,564% atau naik sebesar 1113 unit usaha baru, kenaikan ini lebih besar dibandingkan kenaikan unit usaha industri pada tahun 2013.
Semakin bertambahnya UMKM pada tiap tahunnya menunjukkan bahwa sektor UMKM masih tetap bertahan dan masih diminati oleh masyarakat Kabupaten Cirebon untuk menjadikan UMKM sebagai usaha yang dapat dijalankan sebagai penopang hidup para pelaku UMKM. Usaha pada bidang UMKM termasuk salah satu usaha yang sudah terjamin ketika terjadi krisis moneter, usaha UMKM menjadi penopang perekonomian. Dua sektor UMKM yang memiliki jumlah yang banyak adalah pada sektor perdagangan dan juga sektor industri. Sektor perdagangan merupakan kelompok usaha yang paling banyak. Diantara pelaku usaha kelompok industri di Kabupaten Cirebon adalah para perajin usaha kerupuk „mares‟.
Berbagai usaha industri kecil dan menengah yang telah ada di Kabupaten Cirebon diantaranya adalah industri pangan, adapun industri pangan yang ada yaitu industri ikan asin, ikan pindang, pengolahan kerang dan rajungan, emping melinjo, kerupuk aci, industri minyak kacang, industri sohun, industri roti dan kue, industri makanan ringan, industri kerupuk lantak, industri telor asin, industri tahu, industri tempe.
(9)
3
Diantara berbagai makanan olahan di wilayah Cirebon, ada yang sangat terkenal di wilayah Cirebon khususnya dan juga di beberapa daerah Indonesia yaitu kerupuk „mares‟ atau kerupuk „melarat‟. Kerupuk melarat memiliki nama lain yaitu kerupuk „mares‟. Pemberian nama ini tidak lain untuk mengangkat martabat jenis makanan ini, karena kata melarat identik dengan kehinaan. Melarat adalah kata lain dari miskin. Sedangkan kata „mares‟ berasal dari kata lemah ngeres (lemah=tanah, ngeres=berkerikil sebesar pasir).
Kerupuk „mares‟ merupakan produk makanan olahan yang diolah dengan bahan baku tepung tapioka ditambah dengan garam, bumbu, dan bahan tambahan lainnya. Di kabupaten Cirebon terdapat beberapa sentra industri kecil kerupuk “„mares‟” yang sudah berdiri turun temurun khususnya di daerah Kabupaten Cirebon.
Kerupuk „mares‟ memiliki karakteristik yang berbeda dengan kerupuk aci lainnya, karena kerupuk tersebut tidak digoreng dengan minyak tetapi disanggrai dengan menggunakan pemanas berupa pasir yang telah dicuci dan disaring. Dengan proses seperti tersebut di atas, maka akan dihasilkan produk kerupuk yang memiliki cita rasa berbeda dengan kerupuk lainnya serta non kolesterol. Namun, jarang perajin kerupuk „mares‟ melakukan usaha dari memproduksi bahan mentah sampai matang lalu ia jual sendiri, karena pada keadaan di lapangan lebih banyak mereka menjual produksi mentah kerupuk „mares‟ dan proses selanjutnya dilakukan oleh pedagang yang akan memasarkan produknya ke pasar.
Di bawah ini merupakan data hasil pra penelitian mengenai elastisitas produksi kerupuk „mares‟ pada bulan Oktober 2014 – januari 2015 di kecamatan Tengah Tani. Dari hasil perhitungan elastisitas ini kita dapat mengetahui bagaimana kondisi elastisitas produksi pada para perajin kerupuk „mares‟.
(10)
4
Dani Ramadhan, 2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.2
Elastisitas Produksi Kerupuk „mares‟ Periode 1 Oktober – 14 November 2014
Responden Output Input APP MPP Elastisitas Produksi
1
8075000 7975500 1,01248
10200000 11628000 0,87719 0,58179 0,66324 10250000 11600000 0,88362 -1,7857 -2,02091 8500000 9390000 0,90522 0,79186 0,87476 Rata-rata 9256250 10148375 0,91963 0,1374 0,161
2
6750000 7465000 0,90422
7100000 7638000 0,92956 2,02312 2,17642 8000000 7990000 1,00125 2,55682 2,55362 9800000 8964000 1,09326 1,84805 1,69039 Rata-rata 7912500 8014250 0,98207 2,14266 2,140
3
8500000 9984000 0,85136
11750000 14111500 0,83265 0,7874 0,94565 12000000 12442500 0,96444 -0,1498 -0,15531 15300000 16570000 0,92336 0,79952 0,86588 Rata-rata 11887500 13277000 0,89295 0,47904 0,552
4
12500000 1995000 6,26566
11250000 1687500 6,66667 4,06504 0,60975 12500000 1995000 6,26566 4,06504 0,64878 11250000 1687500 6,66667 4,06504 0,60975 Rata-rata 11875000 1841250 6,46617 4,06504 0,622
5
3910000 4443750 0,87989
3915000 4574000 0,85592 0,03839 0,04484 4692000 4953000 0,9473 2,05013 2,16417 3910000 4274000 0,91483 1,15169 1,25891 Rata-rata 4106750 4561188 0,89949 1,08007 1,155 Rata-rata
Keseluruhan
0,862
Sumber: Data Pra-Penelitian, data diolah
Berdasarkan perhitungan pada pra penelitian dapat dilihat dari tabel 1.2 bahwa dua dari lima perajin memiliki nilai elastisitas rata-rata dari produksi kerupuk „mares‟ adalah E>1 yang artinya bahwa produksi kerupuk „mares‟
(11)
5
berada pada tahap increasing return to scale, dimana penambahan input akan menghasilkan output yang lebih besar dari penambahan inputnya. Sedangkan tiga perajin kerupuk „mares‟ elastisitas < 1, maka berada pada tahap
decreasing return to scale yang berarti ketika penambahan input akan
menurunkan outputnya. produk rata-rata dari input kurang dari produk marginal input. sedangkan tahap ideal adalah ketika produk rata-rata dari input sama dengan produk marjinal input, yang ditunjukkan elastisitas produksi =1.
Dapat dilihat dari tabel 1.2, untuk perajin 1 elastisitas rata-ratanya sebesar 0,161 yang artinya persentase perubahan input sebesar satu persen akan mengakibatkan perubahan output sebesar 0,161 %. sedangkan untuk perajin yang kedua, elastisitasnya sebesar 2,140 yang artinya persentase perubaan ouput akibat perubahan inputnya sebesar 2,140%. Pada titik ini, skala hasil dari perajin kerupuk „mares‟ adalah increasing returns to scale karena elastisitasnya > 1. untuk perajin 3 elastisitas rata-ratanya sebesar 0,552 yang artinya persentase perubahan input sebesar satu persen akan mengakibatkan perubahan output sebesar 0,552 %. untuk perajin 4 elastisitas rata-ratanya sebesar 0,622 yang artinya persentase perubahan input sebesar satu persen akan mengakibatkan perubahan output sebesar 0,622 %. untuk perajin 5 elastisitas rata-ratanya sebesar 1,155 yang artinya persentase perubahan input sebesar satu persen akan mengakibatkan perubahan output sebesar 1,155 %.Maka rata-rata skala hasil untuk seluruh perajin kerupuk „mares‟ adalah decreasing return to scale.
Belum optimumnya produksi kerupuk „mares‟ merupakan masalah yang harus dicari solusi pemecahannya. Karena ketika produksi belum optimum, maka output produksi kerupuk „mares‟ yang dihasilkan belum maksimal dan mengakibatkan pendapatan perajin tidak bisa maksimal.
Berdasarkan hasil prapenelitian di lapangan, diduga hal yang menyebabkan belum optimum atau dalam tahap decreasing return to scale ini
(12)
6
Dani Ramadhan, 2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diduga karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah kemampuan tenaga kerja yang tidak sama karena para pekerja memiliki kemampuan yang berbeda-beda dengan pekererja yang lain, sehingga mengakibatkan jumlah kerupuk „mares‟ yang di produksi tidak tetap. Selain itu tenaga kerja yang rata-rata adalah tetangga serta budaya di daerah penelitian dimana ketika ada tetangga yang mengadakan acara seperti pernikahan, maka tetangga yang lain akan saling membantu acara dari sebelum acara sampai selesai acara sehingga jam kerja tenaga kerjanya sering tidak sesuai dengan waktu yang seharunya dibutuhkan untuk memproduksi kerupuk „mares‟, karena ketika dilakukan prapenelitian Sedangkan dalam produksi memerlukan pekerja yang sudah memiliki pengalaman dan keahlian pada tiap bidangnya.
Faktor lain yang menjadi penyebab belum optimum adalah faktor cuaca, karena pada waktu yang digunakan prapenelitian ini cuaca di wilayah Kabupaten Cirebon sudah sering hujan, sehingga mengganggu proses penjemuran kerupuk „mares‟ yang masih mentah. Pada proses penjemuran ini menggunakan fasilitas alam berupa sinar matahari agar proses pengeringan adonan kerupuk mentah lebih bagus hasilnya daripada menggunakan proses alat.
Usaha kerupuk „mares‟ termasuk kedalam usaha mikro yang tenaga kerjanya kurang dari 20 orang. Usaha mikro merupakan usaha padat karya dan menyerap tenaga kerja yang besar. Jika usaha kerupuk “„mares‟” ini sampai tutup usaha, maka akan berdampak pada masyarakat yang bekerja pada bidang produksi kerupuk „mares‟ tidak lagi memiliki pekerjaan dan semakin bertambah pengangguran di Kabupaten Cirebon. Selain itu, kerupuk „mares‟ merupakan salah satu makanan khas dari Kota Cirebon, sehingga apabila sampai hilang maka akan hilang pula ciri khas dari Kota cirebon, sehingga perlu dipertahankan keberadaannya dan dicari solusi dari permasalahan-permasalahan dari usaha kerupuk „mares‟ ini.
(13)
7
Oleh karena itu, penulis merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut dengan judul “ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK
„MARES‟ (Studi pada Perajin Kerupuk „mares‟ di Kabupaten Cirebon)”
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat di rumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apakah penggunaan faktor-faktor produksi modal dan tenaga kerja pada usaha kerupuk „mares‟ sudah mencapai efisien optimum?
b. Bagaimana skala hasil produksi pada perajin usaha kerupuk „mares‟ di Kabupaten Cirebon?
1.2 Tujuan Penelitian a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat:
1) Mengetahui apakah penggunaan faktor produksi modal dan tenaga kerja pada usaha kerupuk „mares‟ sudah mencapai efisien optimum 2) Mengetahui apakah skala hasil produksi pada perajin kerupuk „mares‟
berada pada increasing return to scale, constant return to scale atau
decreasing return to scale.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi aspek teoritis (pengembangan ilmu) maupun aspek praktis (guna laksana).
1) Bagi aspek teoritis (pengembangan ilmu) penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan mikro ekonomi dan pengukuran efisiensi ekonomi. Serta, penelitian ini pun diharapkan dapat menjadi referensi bagi yang tertarik dan ingin mengkaji lebih dalam tentang penelitian ini.
(14)
8
Dani Ramadhan, 2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Bagi aspek praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi input atau masukan bagi para pengambil kebijakan (pemerintah) yang terkait dan perajin kerupuk „mares‟
(15)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Ahman, Eeng dan Yana Rohmana. (2012). Teori Ekonomi Mikro: Suatu
Pengantar. Bandung: Rizqi Press.
Arikunto, Suharimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka.
Arsyad, Lincoln. (2008). Ekonomi Manajerial: Ekonomi Mikro Terapan Untuk
manajemen Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Bangun, Wilson. (2010). Teori Ekonomi Mikro. Bandung: PT Refika Aditama. Beattie Bruce R dan C. Robert Taylor (1996).Teori Produksi. Yogyakarta:UGM
Press
Boediono. (1991). Ekonomi Mikro: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Gaspersz, Vincent. (2011). Ekonomi Manajerial (Managerial Economics):
Landasan Analisis dan Strategi Bisnis untuk Manajemen Perusahaan dan Industri. Jakarta: PT Percetakan Penebar Swadaya .
Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. (2010). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat.
Joesron, Tati Suhartati dan M. fathorrazi. (2012). Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Miller, Roger LeRoy dan Roger E. Meiners. (1993). Teori Ekonomi Mikro
Intermediate: Teori, Masalah Pokok, dan Penerapan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Mubyarto. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.
Nicholson, Walter. (1987). Mikroekonomi Intermediate dan Penerapannya. Jakarta: Erlangga.
Noor, Henry Faisal. (2007). Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo. Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi dengan Eviews.
Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI. Singarimbun, Masri. (1995). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3S.
(16)
115
Dani Ramadhan, 2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soekartawi. (1987). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Grafindo.
Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi Produksi: Dengan Pokok Bahasan Analisis
Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Tasman, Aulia dan Havidz Aima. (2013). Ekonomi Manajerial dengan
Pendekatan Matematis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jurnal
Apsari, Sofia Rieni. (2009). Analisis Ekonomi Produksi Kedelai Hitam di
Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Volume 5 Nomor 1- Juli 2009
Ardyarta David Pradana. (2013). Analisis faktor-Faktor yang mempengaruhi
Efisiensi Industri Rumah Tangga Keripik Tempe di kabupaten Blora.
Economics Development Analysis Journal
Darmawati, Ni Kadek Sri. (2014). Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor
Produksi pada Usahatani Jagung di Desa Bayunggede Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Vol. 4 Nomor 1 Tahun 2014.
Rahayu, Wiwit dan Riptanti, Erlyna Wida. (2010). Analisis Efisiensi Ekonomi
Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Usaha Tani Kedelai di Kabupaten Sukoharjo. Agriculture Science Journal Vol. 25, No. 1 Tahun
2010.
Ramadhani, Yuliastuti. (2011). Analisis Efisiensi, Skala dan Elastisitas Produksi
dengan Pendekatan Cobb-Douglas dan Regresi Berganda. Jurnal
(1)
berada pada tahap increasing return to scale, dimana penambahan input akan menghasilkan output yang lebih besar dari penambahan inputnya. Sedangkan tiga perajin kerupuk „mares‟ elastisitas < 1, maka berada pada tahap decreasing return to scale yang berarti ketika penambahan input akan menurunkan outputnya. produk rata-rata dari input kurang dari produk marginal input. sedangkan tahap ideal adalah ketika produk rata-rata dari input sama dengan produk marjinal input, yang ditunjukkan elastisitas produksi =1.
Dapat dilihat dari tabel 1.2, untuk perajin 1 elastisitas rata-ratanya sebesar 0,161 yang artinya persentase perubahan input sebesar satu persen akan mengakibatkan perubahan output sebesar 0,161 %. sedangkan untuk perajin yang kedua, elastisitasnya sebesar 2,140 yang artinya persentase perubaan ouput akibat perubahan inputnya sebesar 2,140%. Pada titik ini, skala hasil dari perajin kerupuk „mares‟ adalah increasing returns to scale karena elastisitasnya > 1. untuk perajin 3 elastisitas rata-ratanya sebesar 0,552 yang artinya persentase perubahan input sebesar satu persen akan mengakibatkan perubahan output sebesar 0,552 %. untuk perajin 4 elastisitas rata-ratanya sebesar 0,622 yang artinya persentase perubahan input sebesar satu persen akan mengakibatkan perubahan output sebesar 0,622 %. untuk perajin 5 elastisitas rata-ratanya sebesar 1,155 yang artinya persentase perubahan input sebesar satu persen akan mengakibatkan perubahan output sebesar 1,155 %.Maka rata-rata skala hasil untuk seluruh perajin kerupuk
„mares‟ adalah decreasing return to scale.
Belum optimumnya produksi kerupuk „mares‟ merupakan masalah yang harus dicari solusi pemecahannya. Karena ketika produksi belum optimum, maka output produksi kerupuk „mares‟ yang dihasilkan belum maksimal dan mengakibatkan pendapatan perajin tidak bisa maksimal.
Berdasarkan hasil prapenelitian di lapangan, diduga hal yang menyebabkan belum optimum atau dalam tahap decreasing return to scale ini
(2)
6
Dani Ramadhan, 2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’ Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diduga karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah kemampuan tenaga kerja yang tidak sama karena para pekerja memiliki kemampuan yang berbeda-beda dengan pekererja yang lain, sehingga mengakibatkan jumlah kerupuk „mares‟ yang di produksi tidak tetap. Selain itu tenaga kerja yang rata-rata adalah tetangga serta budaya di daerah penelitian dimana ketika ada tetangga yang mengadakan acara seperti pernikahan, maka tetangga yang lain akan saling membantu acara dari sebelum acara sampai selesai acara sehingga jam kerja tenaga kerjanya sering tidak sesuai dengan waktu yang seharunya dibutuhkan untuk memproduksi kerupuk „mares‟, karena ketika dilakukan prapenelitian Sedangkan dalam produksi memerlukan pekerja yang sudah memiliki pengalaman dan keahlian pada tiap bidangnya.
Faktor lain yang menjadi penyebab belum optimum adalah faktor cuaca, karena pada waktu yang digunakan prapenelitian ini cuaca di wilayah Kabupaten Cirebon sudah sering hujan, sehingga mengganggu proses penjemuran kerupuk „mares‟ yang masih mentah. Pada proses penjemuran ini menggunakan fasilitas alam berupa sinar matahari agar proses pengeringan adonan kerupuk mentah lebih bagus hasilnya daripada menggunakan proses alat.
Usaha kerupuk „mares‟ termasuk kedalam usaha mikro yang tenaga kerjanya kurang dari 20 orang. Usaha mikro merupakan usaha padat karya
dan menyerap tenaga kerja yang besar. Jika usaha kerupuk “„mares‟” ini
sampai tutup usaha, maka akan berdampak pada masyarakat yang bekerja pada bidang produksi kerupuk „mares‟ tidak lagi memiliki pekerjaan dan semakin bertambah pengangguran di Kabupaten Cirebon. Selain itu, kerupuk
„mares‟ merupakan salah satu makanan khas dari Kota Cirebon, sehingga apabila sampai hilang maka akan hilang pula ciri khas dari Kota cirebon, sehingga perlu dipertahankan keberadaannya dan dicari solusi dari permasalahan-permasalahan dari usaha kerupuk „mares‟ ini.
(3)
Oleh karena itu, penulis merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut dengan judul “ANALISIS EFISIENSI
PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK „MARES‟ (Studi pada Perajin Kerupuk „mares‟ di Kabupaten Cirebon)” 1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat di rumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apakah penggunaan faktor-faktor produksi modal dan tenaga kerja pada
usaha kerupuk „mares‟ sudah mencapai efisien optimum?
b. Bagaimana skala hasil produksi pada perajin usaha kerupuk „mares‟ di Kabupaten Cirebon?
1.2 Tujuan Penelitian a. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat:
1) Mengetahui apakah penggunaan faktor produksi modal dan tenaga kerja pada usaha kerupuk „mares‟ sudah mencapai efisien optimum 2) Mengetahui apakah skala hasil produksi pada perajin kerupuk „mares‟
berada pada increasing return to scale, constant return to scale atau decreasing return to scale.
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi aspek teoritis (pengembangan ilmu) maupun aspek praktis (guna laksana).
1) Bagi aspek teoritis (pengembangan ilmu) penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan mikro ekonomi dan pengukuran efisiensi ekonomi. Serta, penelitian ini pun diharapkan dapat menjadi referensi bagi yang tertarik dan ingin
(4)
8
Dani Ramadhan, 2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’ Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Bagi aspek praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi input atau masukan bagi para pengambil kebijakan (pemerintah) yang terkait dan
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Ahman, Eeng dan Yana Rohmana. (2012). Teori Ekonomi Mikro: Suatu Pengantar. Bandung: Rizqi Press.
Arikunto, Suharimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka.
Arsyad, Lincoln. (2008). Ekonomi Manajerial: Ekonomi Mikro Terapan Untuk manajemen Bisnis. Yogyakarta: BPFE.
Bangun, Wilson. (2010). Teori Ekonomi Mikro. Bandung: PT Refika Aditama. Beattie Bruce R dan C. Robert Taylor (1996).Teori Produksi. Yogyakarta:UGM
Press
Boediono. (1991). Ekonomi Mikro: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Gaspersz, Vincent. (2011). Ekonomi Manajerial (Managerial Economics): Landasan Analisis dan Strategi Bisnis untuk Manajemen Perusahaan dan Industri. Jakarta: PT Percetakan Penebar Swadaya .
Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. (2010). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat.
Joesron, Tati Suhartati dan M. fathorrazi. (2012). Teori Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Miller, Roger LeRoy dan Roger E. Meiners. (1993). Teori Ekonomi Mikro Intermediate: Teori, Masalah Pokok, dan Penerapan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mubyarto. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.
Nicholson, Walter. (1987). Mikroekonomi Intermediate dan Penerapannya. Jakarta: Erlangga.
Noor, Henry Faisal. (2007). Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT Raja Grafindo. Rohmana, Yana. (2010). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi dengan Eviews.
(6)
115
Dani Ramadhan, 2015
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA PERAJIN KERUPUK ‘MARES’ Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soekartawi. (1987). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Grafindo.
Soekartawi. (2003). Teori Ekonomi Produksi: Dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Tasman, Aulia dan Havidz Aima. (2013). Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan Matematis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jurnal
Apsari, Sofia Rieni. (2009). Analisis Ekonomi Produksi Kedelai Hitam di Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Volume 5 Nomor 1- Juli 2009
Ardyarta David Pradana. (2013). Analisis faktor-Faktor yang mempengaruhi Efisiensi Industri Rumah Tangga Keripik Tempe di kabupaten Blora. Economics Development Analysis Journal
Darmawati, Ni Kadek Sri. (2014). Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Jagung di Desa Bayunggede Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli. Vol. 4 Nomor 1 Tahun 2014.
Rahayu, Wiwit dan Riptanti, Erlyna Wida. (2010). Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Usaha Tani Kedelai di Kabupaten Sukoharjo. Agriculture Science Journal Vol. 25, No. 1 Tahun 2010.
Ramadhani, Yuliastuti. (2011). Analisis Efisiensi, Skala dan Elastisitas Produksi dengan Pendekatan Cobb-Douglas dan Regresi Berganda. Jurnal Teknologi Volume 4 Nomor 1- Juni 2011