GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD MENGENAI PENCEGAHAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN GERAKAN 3M (MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR BARANG YANG DAPAT MENAMPUNG AIR) DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG.
Gina Restalia, 2015
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD MENGENAI PENCEGAHAN DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN GERAKAN 3M (MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR BARANG
YANG DAPAT MENAMPUNG AIR) DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG
KARYA TULIS ILMIAH
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
Oleh Gina Restalia NIM 1200864
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Gina Restalia, 2015
LEMBAR PENGESAHAN
GINA RESTALIA
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD MENGENAI PENCEGAHAN DBD(DEMAM BERDARAH DENGUE)DENGAN GERAKAN
3M (MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR BARANG YANG DAPAT MENAMPUNG AIR)DI SDN JALAN ANYAR
KOTA BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I
Afianti Sulastri, S.Si., Apt., M.Pd NIP 198007282010122002
Pembimbing II
Asih Purwandari, S.Kep., Ners HD.00000144
Mengetahui Ketua Prodi Keperawatan
Upik Rahmi, S.Kp., M.Kep NIP 197501252014042001
(3)
Gina Restalia, 2015
LEMBAR PERSETUJUAN
GINA RESTALIA
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD MENGENAI PENCEGAHAN DBD(DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN GERAKAN 3M (MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR BARANG
YANG DAPAT MENAMPUNG AIR) DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh penguji : Penguji I
Sri Sumartini, S.Kp.,M.Kep
Penguji II
Tirta Adikusuma, S.Kep.,Ners., M.Kep
Penguji III
Afianti Sulastri,S.Si.,Apt.,M.Pd NIP 198007282010122002
(4)
Gina Restalia, 2015
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul “GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD MENGENAI
PENCEGAHAN DBD(DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN
GERAKAN 3M (MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR BARANG YANG DAPAT MENAMPUNG AIR) DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam keilmuan masyarakat. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 10 Juni 2015 Yang membuat pernyataan,
Gina Restalia NIM 1200864
(5)
Gina Restalia, 2015
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD MENGENAI PENCEGAHAN DBD(DEMAM BERDARAH DENGUE)DENGAN GERAKAN
3M (MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR BARANG YANG DAPAT MENAMPUNG AIR) DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG
Gina Restalia, Afianti Sulastri1, Asih Purwandari2
Program studi DIII Keperawatan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, gina.restalia@student.upi.edu
ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali ditemukan di Indonesia tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya. Dalam lima tahun terakhir Indonesia merupakan daerah endemis DBD dan menempati urutan tertinggi kasus DBD di ASEAN. Jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus (Kompas, 2013). Jawa Barat merupakan salah satu provinsi endemis DBD di Indonesia. Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penderita DBD di provinsi Jawa Barat selama lima tahun terakhir. Jumlah penderita klinis DBD di Jawa Barat pada tahun 2012 yaitu sejumlah 13.771 orang (Dinkes Jabar, 2012). Hal ini salah satunya disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai pencegahan DBD. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 1457 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di kabupaten/kota, setiap sekolah memiliki kewajiban menyelenggarakan kesehatan di lingkungan sekolah melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS), yaitu segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur. Hal ini karena kepedulian siswa sangat diperlukan guna menjaga kesehatan bagi masyarakat sekolah, sehingga pelatihan atau pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan khususnya tentang pencegahan DBD merupakan program yang harus dilakukan di sekolah. Pada studi pendahuluan di SDN Jalan Anyar kota Bandung didapat data bahwa sekolah tersebut merupakan sekolah yang kegiatan UKS nya belum aktif khususnya mengenai program PSN (Pemberantas Sarang Nyamuk). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa kelas V SD mengenai Penyakit DBD di SDN Jalan Anyar Kota Bandung. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif yang popolasinya berjumlah 33 siswa, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrument yang digunakam adalah butir soal. Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 9,1%, yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 72,7% dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 18,2%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 72,7%, materi yang dikuasai yaitu pengertian DBD dan yang kurang dikuasai yaitu pencegahan DBD.
Kata Kunci : pengetahuan, siswa kelas V, Demam Berdarah Dengue
1
Penulis Penanggung Jawab
2
(6)
Gina Restalia, 2015
Description of Grade V Students’ Understanding of the Prevention of DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) by Using 3M Method (Draining, Closing, and
Burying Water Vessels) at SDN Jalan Anyar, Kota Bandung By:
Gina Restalia, Afianti Sulastri1, Asih Purwandari2
Diploma Nursing Program Faculty of Sport and Health Indonesia University of Education
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) was first discovered in Indonesia in 1968 in Jakarta and Surabaya. In the last five years, Indonesia has become a DHF endemic area and the country with the highest dengue cases in ASEAN. The number of DHF case in Indonesia was 150.000 in 2010 (Kompas, 2013). West Java is one of the DHF endemic provinces in Indonesia. The number of dengue patient in West Java tends to increase in the last five years. In 2012, the number of DHF clinical patient in West Java is 13.771 (Dinkes Jabar, 2012). One of the causes is the lack of understanding of the prevention of DHF. According to the decree of the minister of health (Kepmenkes) No. 1457 year 2003 regarding minimum service standards (Standar Pelayanan Minmal/SPM) of health sector in regency/city, each school is obliged to keep school environment healthy through School Health Unit (Unit Kesehatan Sekolah/UKS), any effort aimed at improving the health of school-age children in every level. Since students’ concerns are necessary for keeping school society healthy, therefore, health training and education to improve students’ health understanding, especially of the prevention of DHF, have to be conducted by schools. This research aims at investigating the description of grade V students’ understanding of DHF at SDN Jalan Anyar Kota Bandung. This research is a quantitative descriptive research with 33 students taken as the population. The technique employed to collect samples was total sampling. The instrument utilized was question item. The findings of the research demonstrate that 9.1% respondents have above-average understanding, 72.7% respondents have average understanding, and 18.2% respondents have below average understanding. The conclusion that can be drawn is that most of the respondents (72.7%) have average understanding of DHF. The mostly-mastered material is the definition of DHF, while the less-mastered material is the prevention of DHF.
Key word(s): understanding, grade V students, Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF)
1
author 2
(7)
Gina Restalia, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat setiap orang sehingga mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Program pencegahan dan pemberantasan penyakit merupakan salah satu strategi Departemen Kesehatan tahun 2010 sampai dengan 2014 yang bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular (Depkes RI, 2010). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan salah satu penyakit menular yang diprioritaskan dalam program pencegahan dan pemberantasan penyakit.
Upaya yang telah dilakukan Pemerintah terhadap pencegahan telah banyak dilakukan, seperti pada peringatan hari kesehatan pada tanggal 19 April 1998 Menteri Kesehatan mencanangkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dengan mensosialisasikan Gerakan 3M yaitu Menguras, Menutup, dan Mengubur barang yang bisa menampung air sebagai upaya untuk menghilangkan sarang nyamuk. Usaha yang dilakukan pemerintah nampaknya belum berhasil bila melihat angka kejadian pada tahun 2007 yang relatif tinggi.Hal ini kemungkinan pelaksanaan Gerakan 3M dilakukan secara individual, temporer dan kurangnya kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam menyikapi upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk.
Penyakit DBD merupakan penyakit demam akut yang berpotensi menyebabkan kematian (Mansjoer, 2000).Penyakit ini ditularkan melalui gigitan vektor nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina (Ginanjar, 2010).World Health Organization (WHO) mencatat bahwa Asia Tenggara mencapai 1,3 miliar atau 52% dari 2,5 miliar orang di seluruh dunia berisiko DBD (WHO, 2011). WHO memperkirakan 50 sampai 100 juta infeksi terjadi setiap tahun, termasuk 50.000 kasus DBD dan 22.000 mortalitas, sebagian besar anak-anak (CDC, 2012). DBD pertama kali ditemukan di Indonesia tahun 1968 di
(8)
Gina Restalia, 2015
Jakarta dan Surabaya.Setiap tahun Indonesia merupakan daerah endemis DBD dan menempati urutan tertinggi kasus DBD di ASEAN, jumlah kasus DBD tahun 2010 ada 150.000 kasus (Kompas, 2013).
Jawa Barat merupakan salah satu propinsi endemis DBD di Indonesia. Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penderita DBD di propinsi Jawa Barat selama lima tahun terakhir. Jumlah penderita klinis DBD di Jawa Barat pada tahun 2012 yaitu sejumlah 13.771 orang (Dinkes Jabar, 2012).
Jumlah Kasus HIV/AIDS, Infeksi Menular Seksual, Demam Berdarah Dengue, Diare, Tubercuolosis dan Malaria menurut Kota di Provinsi Jawa Barat dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Jumlah penyakit di Jawa Barat
No Kota HIV IMS DBD Diare TB Malaria
1 Bogor 81 41 608 21161 1049 -
2 Sukabumi 15 16 528 16725 384 1
3 Bandung 477 115 3901 77801 1976 -
4 Cirebon 32 5 116 17580 430 1
5 Bekasi 29 125 870 49888 1555 5
6 Depok 6 155 1037 45800 941 -
7 Cimahi 25 240 460 21746 482 -
8 Tasikmalaya 6 11 428 17822 579 2
9 Banjar 1 5 43 7880 188 3
(Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2012)
Dari data diatas, angka kejadian DBD di Provinsi Jawa Barat paling banyak yaitu di Kota Bandung dengan jumlah penderita 3.901 orang. Jumlah kasus DBD di Kota Bandung Tahun 2010 sebanyak 3.435 kasus, sedangkan di Tahun 2011 di temukan 3.401 kasus dengan jumlah penderita meninggal sebelas orang (Dinkes Kota Bandung, 2011).
Penyebab meningkatnya jumlah kasus dan semakin bertambahnya wilayah terjangkit antara lain karena semakin banyaknya imigrasi, sehingga adanya pemukiman-pemukiman baru, penyimpanan-penyimpanan air tradisional yang masih dipertahankan oleh masyarakat dan perilaku masyarakat terhadap
(9)
Gina Restalia, 2015
pembersihan sarang nyamuk yang masih kurang. Hal ini dapat dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Indah, 2011) yang menemukan bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap upaya pencegahan DBD berpengaruh pada sikap dan perilaku masyarakat atau terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perilaku responden dalam pencegahan DBD.(Rosdiana, 2010) dalam penelitiannya juga membuktikan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti.
Penanganan masalah penyakit DBD saat ini adalah dengan memberantas sarang nyamuk penularnya (PSN DBD), namun belum optimal dan memerlukan partisipasi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu partisipasi tersebut perlu lebih ditingkatkan melalui strategi yang lebih bersifat akomodatif, fasilitatif/bottom up, kemitraan dimana masyarakat termasuk lembaga swadaya masyarakat termasuk swasta dan lain-lain mempunyai peran yang lebih besar, terfokus, lebih mengoptimalkan kerjasama lintas sektor, didukung data terutama data sosial budaya serta diprogramkannya PSN DBD secara luas di propinsi, kabupaten/kota, dan puskesmas (Depkes RI, 2005).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 1457 Tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di kabupaten/kota, setiap sekolah memiliki kewajiban menyelenggarakan kesehatan di lingkungan sekolah melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS), yaitu segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur. Hal ini dikarenakan kepedulian siswa sangat diperlukan guna menjaga kesehatan bagi masyarakat sekolah, terutama anak-anak usia dini yang rentan terhadap penyakit, sehingga kegiatan pendidikan maupun pelatihan kesehatan untuk meningkatkan pengetahaun, sikap, dan keterampilan untuk senantiasa berperilaku hidup sehat termasuk kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan program yang harus dilaksanakan di lingkungan sekolah.
Menurut Kamil (2010), pengetahuan dapat ditingkatkan melalui pelatihan. Konsep dasar pelatihannya yaitu dengan memberikan materi pengetahuan tentang penyakit DBD, nyamuk penular DBD dan memberikan informasi serta motivasi agar nantinya tercipta perilaku yang baik sehingga mampu melaksanakan
(10)
Gina Restalia, 2015
Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam BerdarahDengue (Depkes RI, 2007). Penelitian Indrayani (2010), menyimpulkan bahwa pelatihan pencegahan DBD pada siswa SD mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa SD secara signifikan.
Pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SDN Jalan Anyar kota Bandung didapatkan data yaitu SDN Jalan anyar terletak di jalan Padasuka. Jumlah siswa kelas V yaitu sebanyak 33 orang.SDN Jalan Anyar merupakan sekolah yang kegiatanUnit Kesehatan Sekolahnya belum aktif, khususnya mengenai program PSN di sekolah tersebut.
Berdasarkan data di atas, maka penelitimelakukan penelitian dengan judul
“Gambaran Pengetahuan Siswa Kelas V SD mengenai Pencegahan DBD dengan
gerakan 3M di SDN Jalan Anyar Kota Bandung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran
pengetahuan siswa kelas V SD mengenai Pencegahan DBD dengan gerakan 3M di SDN Jalan Anyar Kota Bandung?”.
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan siswa kelas V SD mengenai Pencegahan DBD dengan gerakan 3M di SDN Jalan Anyar Kota Bandung.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan/informasi untuk puskesmas Padasuka untuk meningkatkan mutu layanan khususnya di bidang pendidikan kesehatan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Pencegahan DBD dengan gerakan 3M di SDN Jalan Anyar Kota Bandung.
(11)
Gina Restalia, 2015 2. Manfaat Teoritis
a. Pendidikan Keperawatan
Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi
mahasiswa di program studi DIII Keperawatan UPI mengenai gambaran pengetahuan siswa kelas V SD mengenai penyakit DBD sehingga dapat menjadi langkah awal bagi perawat untuk merencanakan pemberian pendidikan dan penyuluhan mengenai pencegahan DBD dengan gerakan 3M di SDN Jalan Anyar Kota Bandung, juga sebagai tindakan preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya demam berdarah. Kemudian penelitian ini juga diharapkan akan dapat menjadi tambahan informasi dan bahan pengajaran untuk mata kuliah Promosi Kesehatan.
b. Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi penelitian berikutnya untuk
menambah data dalam meneliti gambaran pengetahuan siswa kelas V SD mengenai pencegahan DBD dengan gerakan 3M di SDN Jalan anyar kota Bandung.
(12)
Gina Restalia, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif melalui metode ini peneliti ingin mengetahui gambaran pengetahuan siswa kelas V di SDN Jalan Anyar kota Bandung.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk pengambilan kasus atau observasi (Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN Jalan Anyar kota Bandung yang bertempat di jalan Padasuka no.99 kecamatan cibeunying kidul kota Bandung.
2. Subjek Penelitian a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh siswa kelas V SDN Jalan Anyar kota Bandung sebanyak 35 siswa.
b. Sampel
Besar sampel menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 lebih baik di ambil semua, jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Dalam penelitian ini, karena populasinya berjumlah 33 subjek dan diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian total sampling.
C. Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang diteliti, variabel tersebut perlu diberi batasan atau definisi operasional.Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument atau alat ukur (Notoatmodjo,2010)
(13)
Gina Restalia, 2015
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Cara
Pengukuran Alat
Ukur Kategori
Skala Ukur Gambaran
pengetahu an siswa kelas V mengenai pencegaha n DBD
Pengetahu an siswa kelas V SD
mengenai pencegaha
n DBD
dengan gerakan 3M a. Pengertian DBD b. Penyebab DBD
c. Tanda dan gejala DBD d. Pencegahan
DBD
Menggunak an pilihan bergandade ngantotal pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan Buti r soal
1. baik, jika skor >76% 2. cukup,
jika skore 56-75 % 3. Kurang,
jika skor <55 %
Ordin al
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk butir soal yang berjumlah 10 yang akan membahas tentang DBD.
Tabel 3.2.Kisi-Kisi Pertanyaan Dalam Butir Soal
Ruang Lingkup Pertanyaan Nomor
a. Pengertian DBD b. Penyebab DBD
c. Tanda dan gejala DBD d. Pencegahan DBD
a. 1 b. 2,4 c. 3
d. 5,6,7,8,9,10
1. Uji validitas
Validitas menurut Arikunto (2010) adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.Suatu yang valid atau shahih mempunyai validitas tinggi.Sebaliknya, instrumen yang kurang valid
(14)
Gina Restalia, 2015
berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Menurut Riyanto (2011) suatu kuesioner dikatakan valid kalau pertanyaan pada suatu kuesioner mampu menggungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Berdasarkan uji coba validitas yang dilakukan di SDN 2 Cimuncang Kota Bandung dengan data sebanyak 20 siswa kelas V dengan 20 butir soal.Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program perangkat di computerdidapat keseluruhan nomor valid karena nilai rhitung (0,514) >rtabel (0,444).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil ukur atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2007).
Instrumen dikatakan reliabel jika Alpha Chronbach lebih dari rtabel (0,7). Uji coba reliabilitas dari 20 siswa kelas V dan 20 butir soal di SDN 2 Cimuncang kota Bandung di dapatkan rhitung lebih besar dari alpha cronbach yaitu 0,76> (0,7) sehingga kuisioner dikatakan reliabel.
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan soalkepada responden dengan memilih alternatif jawaban yang disediakan. Data diperoleh dari data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian oleh peneliti, sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan yang disediakan (Riwidikdo, 2007).Peneliti menggunakan data primer yang diperoleh melalui pengisian butir soal oleh responden tentang DBD.
Pengambilan data dilakukan setelah siswa diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan dan tata kerja penelitian serta bersedia untuk dijadikan sampel penelitian.Siswa kemudian diminta untuk mengisi dengan lengkap butir soal yang telah disediakan.Selama pengambilan data, peneliti mendampingi siswa agar dapat memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang tidak dimengerti
(15)
Gina Restalia, 2015
oleh siswa.Peneliti kemudian memeriksa kembali kelengkapan jawaban dari kuesioner yang telah diisi.
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitan
Langkah – langkah penelitian berguna untuk mempermudah dalam menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Menentukan masalah, rumusan masalah, studi kepustakaan, studi pendahuluan, penyusunan proposal penelitian dan instrumen, mengajukan proposal penelitian, serta permohonan izin penelitian kepada pihak-pihak yang terkait dan izin pengambilan data kepada kepala sekolah SDN Jalan Anyar Kota Bandung.
2. Pelaksanaan Penelitian
Kontrak waktu dengan para responden, menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya penelitian, izin persetujuan penelitian dari para responden, pembagian butir soal, pengumpulan butir soal, pengecekan kelengkapan lembar jawaban responden, pengolahan data, analisa data dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian.
3. Pengolahan dan Analisa Data
a. Pengolahan data hasil tes. b. Menganalisis data. c. Membuat kesimpulan.
G. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data
Menurut Hidayat (2010), dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya :
a. Editing
Pada tahap ini peneliti melakukan pengecekan terhadap data-data yang ada, terutama dalam kelengkapan data yang dikumpulkan.Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan dan kejelasan jawaban dan penyesuaian data yang diperoleh dengan kebutuhan penelitian. Hal ini dilakukan di
(16)
Gina Restalia, 2015
lapangan sehingga sehingga apabila terdapat data yang meragukan atau ataupun salah maka akan dijelaskan lagi ke responden.
b. Coding
Mengkonversi (menerjemahkan) jawaban-jawaban yang terkumpul dari responden ke dalam kategori-kategori dengan cara memberi kode/tanda berbentuk angka pada masing-masing jawaban sehingga lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan untuk keperluan analisis yaitu skala penilaian 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Hasil kemudian dikategorikan berdasarkan Arikunto (2010), baik apabila persentase 76%-100% dari hasil skor, cukup 56%-75% dari hasil skor, kurang apabila <55% dari hasil skor.
c. Entri data
Memasukkan data dengan bantuan perangkat lunak komputer sesuai dengan kodifikasi yang telah dibuat, sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan (Notoatmodjo,2010).
d. Teknik analisa data
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian angka menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendakdianalisis.
H.Analisis data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo,2010). Analisis secara diskriptif ini nantinya menghasilkan distribusidan persentase dari setiap variabel, dan disajikan dalam bentuk narasi,tabel, dan diagram.Untuk mengetahui pengetahuan siswa kelas V SD tentang pencegahan DBD yang diperoleh dari pengisian butir soal.Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1, dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
Rumus yang dipakai untuk menghitung persentase adalah sebagai berikut : x= f x 100%
(17)
Gina Restalia, 2015
keterangan :
x = hasil persentase
f = hasil pencapaian/jumlah jawaban yang benar n = hasil pencapaian maksimal/jumlah total pertanyaan 100% = bilangan konstanta tetap
Selanjutnya hasil perhitungan yang diperoleh dikategorikan kedalam tiga kategori yaitu:
1). Baik : jika 76%-100% jawaban benar. 2). Cukup : jika 56%-75% jawaban benar. 3). Kurang : jika < 55% jawaban benar. (Arikunto, 2010)
Hasil analisa data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Adapun data yang ditampilkan adalah distribusi frekuensi
pengetahuan, sedangkan interpretasi tabel menurut Arikunto (2010) sebagai berikut :
Tabel 3.3. Tabel Interpretasi
Interprestasi Persentase
Seluruh 100%
Hampir seluruh 76-99%
Sebagian besar 51-75%
Setengahnya 50%
Hampir setengahnya 26-49%
Sebagian kecil 1-25%
Tidak Satupun 0%
I. Etika Penelitian
Peneliti menjamin hak-hak responden dengan cara menjamin kerahasiaan, identitas responden, memberikan hak kepada responden untuk menolak dan memberikan informed consentkepada responden (Hamid, 2008).
(18)
Gina Restalia, 2015
Lembar persetujuan (Informed Consent) penelitian diberikan kepada responden dengan tujuan agar subjek mengetahui maksud dan tujuan peneliti.Jika subjek tidak bersedia untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya dengan tidak memasukkan responden dalam penelitian.Peneliti memberikan penjelasan pada responden tentang manfaat penelitian dan semua responden bersedia untuk berperan serta untuk ikut dalam penelitian.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Untuk mejaga kerahasiaan identitas responden maka peneliti tidak mencantumkan nama responden pada butir soal.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dengan tidak memberikan informasi hasil penelitian selain untuk keperluan Akademik di prodi DIII Keperawatan UPI.
(19)
Gina Restalia, 2015
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan siswa kelas V SD
tentang pencegahan DBD dengan gerakan 3M di SDN Jalan Anyar kota
Bandung” dapat disimpulkan bahwa yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 9,1%, yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 72,7% dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 18,2%.Materi yang dikuasai yaitu pengertian DBD dan yang kurang dikuasai yaitu pencegahan DBD.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi yang dapat digunakan untuk peningkatan dalam bidang keperawatan,yaitu :
1. Tenaga Puskesmas
Indikator pencegahan DBD yang tergolong dalam kriteria kurang berdampak bahwa harus ditingkatkannya upaya penyuluhan DBD pada masyarakat agar dapat mengetahui pentingnya pencegahan DBD dan dapat meningkatkan kesehatannya, sehingga penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk tindakan intervensi perawat atau petugas puskesmas agar dapat diadakannya program pelatihan pencegahan DBD.
2. Pendidikan keperawatan
Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan mengenai gambaran pengetahuan siswa kelas V SD mengenai pencegahan DBD dengan gerakan 3M sehingga dapat menjadi langkah awal bagi perawat untuk merencanakan program untuk pelatihan serta penyuluhan tentang pentingnya pencegahan DBD.
(20)
Gina Restalia, 2015 C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran-saran yang diajukan, yaitu :
1. Bagi Tenaga Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat sebagai sumber informasi untuk meningkatkan mutu layanan khususnya di bidang pendidikan kesehatan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan DBD dengan gerakan 3M di SDN Jalan Anyar Kota Bandung.
2. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya dengan menggunakan desain penelitian yang berbeda, serta dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
D. Hambatan dan Keterbatasan
1. Penelitian bertepatan dengan persiapan kenaikan kelas sehingga siswa kurang fokus.
(21)
1
Gina Restalia, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka cipta.
Badan Pusat Statistik Jawa Barat (2012). Jawa Barat in figures 2012. Diunduh darihttp://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/aegyptifactsheet.pdf (diakses pada tanggal 23 maret 2015)
CDC. Dengue and the aedes albopictus mosquito.Diunduh darihttp://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/albopictusfactsheet. pdf. (diakses pada tanggal 23 maret 2015).
CDC. Dengue and the aedes aegepty mosquito.Diunduh darihttp://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/aegyptifactsheet.pdf . (diakses pada tanggal 23 maret 2015).
Depkes RI. Gerakan Indonesia Cinta Sehat Pembangunan Kesehatan.Jakarta 2012. Diunduh dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press- release/2025-gerakan-indonesia-cinta-sehat-pembengunan-kesehatan- dengan-upaya-promotive-preventive-denga-tidak-mengabaikan-kuratif-dan-rehabilitatif.html.(diakses pada tanggal 25 maret 2015)
Depkes RI, Pemberantasan demam berdarah membutuhkan komitmen semuapihak. Diunduh dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press- release/2065-penanggulangan-ntd-merupakan-hak-asasi-manusia-cegah-morbiditas-mortalitas-dan-cacat-.html. (diakses pada tanggal 23 maret 2015).
Depkes RI, Waspada Demam Berdarah Dengue. Jakarta 2012. Diunduh
darihttp://depkes.go.id/index.php.berita/press-release/439-waspada-demamberdarah-dengue.html. (diakses pada tanggal 23 maret 2015). Effendy, (2011).Perawatan Pasien DHF. Jakarta : EGC
Erfandi.(2009). Pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi.Diunduhmelalui http://forbetterhealth.wordpress.com (diakses pada tanggal 25 maret 2014)
Ginanjar (2010) Apa yang Dokter Anda Tidak Katakan Tentang DemamBerdarah.Jakarta : PT.Mizan
Hadinegoro (2010), Demam Berdarah Dengue.Jakarta : Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia
Hurlock, (2006).Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga
Kamil, (2010).Model Pendidikan dan Latihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung:Penerbit Alfabeta
(22)
2
Gina Restalia, 2015
Kompas. 2013. Permasalahan DBD di Indonesia. www.kompas.co.id, (diaksespada tanggal 23 maret 2015).
Mansjoer, dkk., ( 2000 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, MedicaAesculpalus,FKUI, Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2011).Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: RinekaCipta.
Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Rampengan (2010).Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta: Penerbit
bukukedokteran EGC
Sigarlaki (2011), Karakteristik, pengetahuan, dan sikap ibu terhadap PenyakitDemam Berdarah Dengue.
Sugiyono, (2012), Pengaruh Pelatihan Pencegahan DBD Terhadap TingkatPengetahuan dan Sikap Siswa di SDN Wirogunan 1 Kartasura KabupatenSukoharjo.
WHO, (2011).Comprehensive Guidelines for Revised and expanded editionComprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue
and Dengue Haemorrhagic Fever.Diunduh
darihttp://apps.searo.who.int/pds_docs/B4751.pdf (diakses pada tanggal 23 maret 2015).
WHO, (2012).Dengue and severe dengue.Tersedia
dihttp://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/. (diakses pada tanggal 26 april 2015).
Widiyono, (2010).Epidemiologi, penularan,
pencegahan&Pemberantasannya.Jakarta : Erlangga
(1)
Gina Restalia, 2015
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD MENGENAI PENCEGAHAN DBD (DEMAM
BERDARAH DENGUE) DENGAN GERAKAN 3M (MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR BARANG YANG DAPAT MENAMPUNG AIR) DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterangan :
x = hasil persentase
f = hasil pencapaian/jumlah jawaban yang benar n = hasil pencapaian maksimal/jumlah total pertanyaan 100% = bilangan konstanta tetap
Selanjutnya hasil perhitungan yang diperoleh dikategorikan kedalam tiga kategori yaitu:
1). Baik : jika 76%-100% jawaban benar. 2). Cukup : jika 56%-75% jawaban benar. 3). Kurang : jika < 55% jawaban benar. (Arikunto, 2010)
Hasil analisa data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Adapun data yang ditampilkan adalah distribusi frekuensi
pengetahuan, sedangkan interpretasi tabel menurut Arikunto (2010) sebagai berikut :
Tabel 3.3. Tabel Interpretasi
Interprestasi Persentase
Seluruh 100%
Hampir seluruh 76-99%
Sebagian besar 51-75%
Setengahnya 50%
Hampir setengahnya 26-49%
Sebagian kecil 1-25%
Tidak Satupun 0%
I. Etika Penelitian
Peneliti menjamin hak-hak responden dengan cara menjamin kerahasiaan, identitas responden, memberikan hak kepada responden untuk menolak dan memberikan informed consentkepada responden (Hamid, 2008).
(2)
Lembar persetujuan (Informed Consent) penelitian diberikan kepada
responden dengan tujuan agar subjek mengetahui maksud dan tujuan peneliti.Jika subjek tidak bersedia untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati haknya dengan tidak memasukkan responden dalam penelitian.Peneliti memberikan penjelasan pada responden tentang manfaat penelitian dan semua responden bersedia untuk berperan serta untuk ikut dalam penelitian.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Untuk mejaga kerahasiaan identitas responden maka peneliti tidak mencantumkan nama responden pada butir soal.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti
dengan tidak memberikan informasi hasil penelitian selain untuk keperluan Akademik di prodi DIII Keperawatan UPI.
(3)
Gina Restalia, 2015
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD MENGENAI PENCEGAHAN DBD (DEMAM
BERDARAH DENGUE) DENGAN GERAKAN 3M (MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR BARANG YANG DAPAT MENAMPUNG AIR) DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan siswa kelas V SD tentang pencegahan DBD dengan gerakan 3M di SDN Jalan Anyar kota Bandung” dapat disimpulkan bahwa yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 9,1%, yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 72,7% dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 18,2%.Materi yang dikuasai yaitu pengertian DBD dan yang kurang dikuasai yaitu pencegahan DBD.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa implikasi yang dapat digunakan untuk peningkatan dalam bidang keperawatan,yaitu :
1. Tenaga Puskesmas
Indikator pencegahan DBD yang tergolong dalam kriteria kurang berdampak bahwa harus ditingkatkannya upaya penyuluhan DBD pada masyarakat agar dapat mengetahui pentingnya pencegahan DBD dan dapat meningkatkan kesehatannya, sehingga penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk tindakan intervensi perawat atau petugas puskesmas agar dapat diadakannya program pelatihan pencegahan DBD.
2. Pendidikan keperawatan
Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan mengenai gambaran pengetahuan siswa kelas V SD mengenai pencegahan DBD dengan gerakan 3M sehingga dapat menjadi langkah awal bagi perawat untuk merencanakan program untuk pelatihan serta penyuluhan tentang pentingnya pencegahan DBD.
(4)
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran-saran yang diajukan, yaitu : 1. Bagi Tenaga Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat sebagai sumber informasi untuk meningkatkan mutu layanan khususnya di bidang pendidikan kesehatan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan DBD dengan gerakan 3M di SDN Jalan Anyar Kota Bandung.
2. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat menjadi dasar dalam penelitian selanjutnya dengan menggunakan desain penelitian yang berbeda, serta dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
D. Hambatan dan Keterbatasan
1. Penelitian bertepatan dengan persiapan kenaikan kelas sehingga siswa kurang fokus.
(5)
1
Gina Restalia, 2015
GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD MENGENAI PENCEGAHAN DBD (DEMAM
BERDARAH DENGUE) DENGAN GERAKAN 3M (MENGURAS, MENUTUP, DAN MENGUBUR BARANG YANG DAPAT MENAMPUNG AIR) DI SDN JALAN ANYAR KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka cipta.
Badan Pusat Statistik Jawa Barat (2012). Jawa Barat in figures 2012. Diunduh darihttp://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/aegyptifactsheet.pdf (diakses pada tanggal 23 maret 2015)
CDC. Dengue and the aedes albopictus mosquito.Diunduh darihttp://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/albopictusfactsheet. pdf. (diakses pada tanggal 23 maret 2015).
CDC. Dengue and the aedes aegepty mosquito.Diunduh darihttp://www.cdc.gov/dengue/resources/30Jan2012/aegyptifactsheet.pdf . (diakses pada tanggal 23 maret 2015).
Depkes RI. Gerakan Indonesia Cinta Sehat Pembangunan Kesehatan.Jakarta 2012. Diunduh dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press- release/2025-gerakan-indonesia-cinta-sehat-pembengunan-kesehatan- dengan-upaya-promotive-preventive-denga-tidak-mengabaikan-kuratif-dan-rehabilitatif.html.(diakses pada tanggal 25 maret 2015)
Depkes RI, Pemberantasan demam berdarah membutuhkan komitmen semuapihak. Diunduh dari http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press- release/2065-penanggulangan-ntd-merupakan-hak-asasi-manusia-cegah-morbiditas-mortalitas-dan-cacat-.html. (diakses pada tanggal 23 maret 2015).
Depkes RI, Waspada Demam Berdarah Dengue. Jakarta 2012. Diunduh
darihttp://depkes.go.id/index.php.berita/press-release/439-waspada-demamberdarah-dengue.html. (diakses pada tanggal 23 maret 2015). Effendy, (2011).Perawatan Pasien DHF. Jakarta : EGC
Erfandi.(2009). Pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi.Diunduhmelalui http://forbetterhealth.wordpress.com (diakses pada tanggal 25 maret 2014)
Ginanjar (2010) Apa yang Dokter Anda Tidak Katakan Tentang DemamBerdarah.Jakarta : PT.Mizan
Hadinegoro (2010), Demam Berdarah Dengue.Jakarta : Fakultas KedokteranUniversitas Indonesia
Hurlock, (2006).Perkembangan anak. Jakarta: Erlangga
Kamil, (2010).Model Pendidikan dan Latihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung:Penerbit Alfabeta
(6)
2
Kompas. 2013. Permasalahan DBD di Indonesia. www.kompas.co.id, (diaksespada tanggal 23 maret 2015).
Mansjoer, dkk., ( 2000 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, MedicaAesculpalus,FKUI, Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2011).Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: RinekaCipta.
Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Rampengan (2010).Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Jakarta: Penerbit
bukukedokteran EGC
Sigarlaki (2011), Karakteristik, pengetahuan, dan sikap ibu terhadap PenyakitDemam Berdarah Dengue.
Sugiyono, (2012), Pengaruh Pelatihan Pencegahan DBD Terhadap TingkatPengetahuan dan Sikap Siswa di SDN Wirogunan 1 Kartasura KabupatenSukoharjo.
WHO, (2011).Comprehensive Guidelines for Revised and expanded editionComprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue
and Dengue Haemorrhagic Fever.Diunduh
darihttp://apps.searo.who.int/pds_docs/B4751.pdf (diakses pada tanggal 23 maret 2015).
WHO, (2012).Dengue and severe dengue.Tersedia
dihttp://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/. (diakses pada tanggal 26 april 2015).
Widiyono, (2010).Epidemiologi, penularan,
pencegahan&Pemberantasannya.Jakarta : Erlangga