KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI : Studi Deskriptif di Desa Panjalu Kabupaten Ciamis.

(1)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

(Studi Deskriptif di Desa Panjalu Kabupaten Ciamis)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

oleh Dessi Ovrianti NIM 1105538

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHAUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

(Studi Deskriptif di Desa Panjalu Kabupaten Ciamis)

Oleh

DESSI OVRIANTI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

© Dessi Ovrianti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESSI OVRIANTI

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

(Studi Deskriptif di Desa Panjalu Kabupaten Ciamis)

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Iim Siti Masyitoh, M.Si. NIP. 19620102 1986082 001

Pembimbing II

Susan Fitriasari , M.Pd NIP. 1982073020091222004

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Kewarganegaraan


(4)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(5)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Dessi Ovrianti. 1105538. Kajian Nilai-Nilai Budaya Upacara Adat Nyangku Dalam Kehidupan di Era Modernisasi (Studi Deskriptif Di Desa Panjalu Kabupaten Ciamis)

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, kemajemukan itu dapat dilihat dari keanekaragaman budaya, suku, ras, adat, bahasa dan agama. Keragaman budaya dapat ditemukan pada kehidupan masyarakat pedesaan dimana kebudayaan itu berakar. Salah satu bentuk kebudayaan yaitu adanya upacara tradisi, seperti upacara adat nyangku yang terdapat di desa Panjalu Kabupaten Ciamis. Dalam upacara adat nyangku memiliki nilai-nilai budaya yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat. Seiring dengan arus modernisasi yang dapat menghilangkan nilai-nilai budaya maka perlu dilakukan upaya pelesatrian budaya agar nilai-nilai-nilai-nilai budaya tersebut tetap terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengkaji nilai-nilai budaya upacara adat nyangku dalam era modernisasi. Penelitian ini didasarkan atas empat permasalahan, yaitu bagaimana proses upacara adat nyangku?, bagaimana transformasi nilai-nilai budaya dalam era modernisasi? dan nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam upacara adat nyangku?, apakah ada nilai pendukung dan penghambat dalam melestarikan budaya upacara adat nyangku?.

Pendekatan yang digunakan untuk mengungkap permasalahan-permasalahan tersebut adalah pendekatan kualitatif, metode yang digunakan metode deskriptif dan bentuk penelitian studi deskriptif. Data-data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan.

Penelitian mengungkapkan bahwa: 1) Letak geografis wilayah desa Panjalu terletak di daerah pegunungan, 2) Proses pelaksanaan upacara adat nyangku dimulai dari pengambilan benda pusaka dari Bumi Alit, kemudian diarak ke Nusa Gede, setelah itu di arak kembali menuju alun-alun atau Taman Borosngora untuk dibersihkan, setelah di bersihkan benda pusaka tersebut disimpan kembali ke Bumi Alit. 3) nilai-nilai yang terdapat dalam upacara adat nyangku yaitu nilai kebersamaan, nilai kekeluargaan, nilai religi, nilai sosial, budaya, gotong royong, serta menciptakan budaya kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari. 4) Proses transformasi nilai-nilai budaya dalam upacara adat nyangku masih dipertahankan oleh masyarakat meski dalam era modernisasi, kemudian pemeilharaan dan pelestarian nilai-nilai yang ada dalam upacara adat nyangku dilakukan dengan cara terus melakukan kerjasama, gotong royong serta harus bersikap bijak dalam menanggapi arus modernisasi dan mengambil budaya yang baiknya dan tinggalkan budaya yang tidak sesuai dengan kepribadian budaya bangsa Indonesia. 5) pelaksanaan upacara adat nyangku masih dilaksanakan dan dilestarikan hingga saat ini, hal itu karena dalam upacara adat nyangku dapat membina masyarakat sebagai warga negara yang cerdas dan baik serta


(6)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajarkan bahwa tindakan, niat, perilaku dan ucapan harus mengacu kepada kebenaran.

Kata Kunci: Nilai-Nilai Budaya, Upacara Adat Nyangku, Modernisasi

ABSTRACT

Research on Cultural Values of Nyangku Traditional Ceremony in Modern Era (A Descriptive Study in Panjalu, District of Ciamis)

Indonesia is multicultural and multiethnic country that can be seen from the diverse culture, ethnicity, race, language, and religion. Cultural diversity is embodied in the life of community from which the culture is rooted and passed from one generation to another. One of cultural implementations that can be observed is traditional ceremony, like Nyangku that exist in Ciamis traditional community. There are many cultural values in that traditional ceremony which are beneficial to the community's life. In the force of modernization era, cultural preservation is necessary so that the cultural values will not be extinct.

This research aims at studying in depth the cultural values of Nyangku traditional ceremony in the midst of modernization era. There are four main issues concerned in this research, namely: how is the traditional ceremony of Nyangku implemented?; how is the transformation of cultural values in the modernization era?; what values are implemented in Nyangku traditional ceremony?; and is there any supporting and obstruction element in preserving Nyangku traditional ceremony?.

This study utilizes descriptive qualitative method by using observation, interviews, documentations, and library research as the instruments.

The results show that: 1) geographically, Panjalu village is located in mountainous area; 2) the process of implementing the traditional ceremony Nyangku is started from retrieving heirlooms from Bumi Alit, then, it is paraded to Nusa Gede, and then towards the (village) square or Taman Borosngora to be cleaned; 3) the cultural values implemented in the traditional ceremony of Nyangku are the values of togetherness, fellowship, social, mutual cooperation that build a civic culture in their daily life; and 4) in the midst of modernization era, the cultural ceremony of Nyangku as well as the values is still preserved by the community; the maintenance and preservation are materialized in the form of keeping the traditional ceremony and all the values by means of cooperation as well as wisdom in responding to the modernization force, and by retrieving only the good values while leaving the ones that are not in accordance with the culture; and 5) the implementation of Nyangku ceremony is still uphold and preserved until today; it is because in Nyangku traditional ceremony, there are many values that can lead the community to be good and intelligent citizens. Besides, it can teach the community that every action, intention, behavior, and speech must refer from the truth.


(7)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(8)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kajian Tentang Budaya ... 10

1. Pengertian Kebudayaan ... 10

2. Unsur-Unsur Kebudayaan ... ` 12

3. Wujud Kebudayaan ... 14

4. Komponen Kebudayaan ... 15

B.Kajian Tentang Nilai Budaya ... 16

1. Pengertian Nilai ... 16

2. Pengertian Nilai Budaya... 17


(9)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Makna Nilai Budaya ... 18

5. Fungsi Nilai Budaya ... 22

C.Kajian Tentang Upacara Tradisional ... 23

1. Makna Upacara Tradisional ... 24

2. Fungsi Upacara Tradisional ... 25

3. Unsur-Unsur Ritual dalam Upacara Tradisional ... 26

D.Kajian Tentang Upacara Adat Nyangku ... 27

1. Sejarah Upacara Adat Nyangku ... 27

2. Pengertian Upacara Adat Nyangku ... 28

3. Tujuan Upacara Adat Nyangku ... 29

E.Kajian Tentang Modernisasi ... 29

1. Pengertian Modernisasi ... 29

2. Syarat-Syarat Modernisasi ... 30

3. Proses Perubahan dalam Modernisasi ... 32

4. Aspek-Aspek Modernisasi ... 33

5. Gejala Modernisasi dalam Mayarakat Ditinjau dari Segi Pembangunan Kebudayaan ... 36

F. Kajian Tentang Budaya Kewarganegaraan (civic culture) dalam Upacara Adat Nyangku ... 37

1. Pengertian Budaya Kewarganegaraan (civic culture) ... 37

2. Elemen Budaya Kewarganegaraan ... 38

3. Ciri-Ciri Budaya Kewarganegaraan (civic culture) ... 40

4. Pengembangan Budaya Kewarganegaraan (civic culture) .. 41

5. Budaya Kewarganegaraan (civic culture) dalam Upacara Adat Nyangku ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 45


(10)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Metode Penelitian ... 46

B.Partisipan dan Tempat Penelitian ... 47

1. Partisipan ... 47

2. Tempat Penelitian ... 48

C.Definisi Operasional ... 48

1. Nilai-Nilai Budaya ... 48

2. Upacara Adat Nyangku ... 49

3. Modernisasi ... 49

D.Teknik Pengembangan Instrumen ... 49

1. Wawancara ... 50

2. Observasi ... 50

3. Studi Dokumentasi ... 51

4. Catatan Lapangan ... 51

5. Studi Literatur ... 52

E.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 52

1. Reduksi Data ... 54

2. Display Data ... 55

3. Kesimpulan dan Verifikasi ... 56

F. Pengujian Keabsahan Data ... 56

1. Validitas Data ... 56

a. Perpanjangan Pengamatan ... 56

b. Meningkatkan Ketekunan ... 57

c. Triangulasi ... 57

d. Menggunakan Bahan Referensi ... 59

e. Mengadakan Member Check ... 60

2. Pengujian Transferability (Validitas Ekternal) ... 60

3. Pengujian Dependability (Reliabilitas) ... 61

4. Pengujian Confirmability (Obyektivitas) ... 61


(11)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tahap Pra Penelitian ... 62

2. Tahap Perijinan ... 62

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 62

4. Tahap Analisis Data ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 65

1. Lokasi Penelitian ... 65

2. Sejarah Desa Panjalu ... 72

3. Sejarah Upacara Adat Nyangku ... 73

B.Hasil Deskripsi Penelitian ... 77

1. Deskripsi Hasil Observasi ... 77

2. Deskripsi Hasil Wawancara ... 78

a. Proses Pelaksanaan Upacara Adat Nyangku ... 78

b. Nilai-Nilai Budaya dalam Upacara Adat Nyangku ... 85

c. Transformasi Nilai-Nilai Budaya dalam Era Modernisasi ... 89

d. Alasan Dilestarikannya Upacara Adat Nyangku, Serta Nilai Pendukung, Penghambatnya dan Solusinya ... 92

C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 95

1. Pembahasan Mengenai Proses Pelaksanaan Upacara Adat nyangku ... 95

2. Pembahasan Mengenai Nilai-Nilai Budaya dalam Upacara Adat Nyangku Dikaitkan dengan (Civic Culture) ... 101

3. Pembahasan Mengenai Transformasi Nilai-Nilai Budaya Upacara Adat Nyangku dalam Era Modernisasi... 108

4. Pembahasan Mengenai Alasan Dilestarikanya Upacara Adat Nyangku, Serta Nilai Pendukung, penghambat dan solusinya ... 117


(12)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 127

1. Simpulan Umum ... 127

2. Simpulan Khusus ... 127

B. Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 132 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku dan adat istiadat memiliki tradisi yang berbeda seperti ditandai dengan etnik, suku, ras, bahasa, kesenian, agama atau kepercayaan, cara berpakaian prilaku/pola hidup masyarakat dan sebagainya sehingga dapat dibedakan antara suku satu dengan suku-suku lainya, keberagaman budaya itu merupakan suatu kenyataan dan sekaligus merupakan kekayaan yang harus kita lestarikan agar tetap menjadi ciri khas dari negara kita yang memiliki berbagai macam adat dan budaya.

Koentjaraningrat (1978, hlm. 19) memandang bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil-hasil budi dan karyanya. Buah kebudayaan adalah bukti kepedulian kita terhadap akar sejarah yang diwariskan para pendahulu kita, merawat peninggalan nenek moyang menjadi kewajiban kita sebagai generasi penerus, kebudayaan juga dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal yaitu perkembangan dari budhi-daya artinya daya dari budi kekuatan dari akal, kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil-hasil budi dan karyanya itu.

Keanekaragaman budaya dapat kita lihat pada kehidupan masyarakat biasanya terdapat di masyarakat perkampungan dimana kebudayaan tersebut muncul dan berakar dan tertanam di masa lampau. Masyarakat yang masih mempertahankan tradisi dan budaya pada masa lampau biasanya disebut dengan masyarakat adat, masyarakat adat yang berdiam dengan segala ciri khas dan kebiasanya merupakan salah satu bukti keanekaragaman kebudayaan yang berada di Indoensia, masyarakat adat juga berasal dari sejumlah individu atau orang


(14)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perorangan yang berada dalam suatu daerah/wilayah dengan sistem-sistem nilainya, norma, kebiasan, yang mengatur pola interkasi antara ndividu anggota masyarakat, sebagaimana dikemukan oleh Koentjaraningrat (2005, hlm. 89) bahwa suatu kompleks unsur-unsur kebudayaan yang tampaknya sangat digemari warga masyarakatnya sehingga mendominasi seluruh kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

Kebudayaan merupakan keseluruhan total dari apa yang pernah dihasilkan oleh makhluk manusia yang menguasai bumi ini, dan oleh manusia juga lahirlah unsur-unsur kebudayaan yang halus dan indah, seperti: kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan santun dan sistem pergaulan yang kompleks dalam suatu masyarakat dengan struktur yang baik. Seperti yang dikemukan oleh Koentjaraningrat (1978, hlm. 20) ada tiga wujud dalam kebudyaan

Kosepsi kebudayaan itu memiliki tiga wujud kebudayaan 1. Wujud ideal

2. Wujud kelakuan 3. Wujud fisik

Adat adalah wujud ideal dari kebudayaan, selanjutnya kita dapat menyebutnya tata kelakuan, karena adat itu berfungsi sebagai pengatur kelakuan

Konsep kebudayaan dalam arti yang terbatas ialah pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang memenuhi hasratnya akan keindahan dan ada para ahli ilmu sosial mengartikan konsep kebudayaan itu dalam arti yang amat luas yaitu seluruh total pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang berakar kepada nalurinya. Contohnya dari adat yaitu berupa aturan sopan santun, adat juga dapat menggagas ide-ide yang mengoptimalkan hal-hal yang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat. Seperti yang dikemukan oleh Koentjaraningrat (1978, hlm. 20) tentang adat yang dibagi kedalam empat tingkatan khusus

Empat tingkatan khusus tentang adat 1. Tingkatan nilai

2. Budaya

3. Tingkatan norma-norma 4. Tingkatan hukum

Tingkatan adat ini dapat di sebut juga sebagai sistem nilai-budaya, Contoh nilai-nilai budaya terutama dalam masyarakat kita adalah konsepsi bahwa hal


(15)

3

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bernilai tinggi adalah apabila manusia itu suka bekerja sama dengan sesamanya berdasarkan rasa solidaritas yang besar. Konsep ini yang biasanya kita sebut sebagai nilai gotong royong yang mempunyai ruang lingkup yang luas karena memang semua karya manusia pada dasarnya dilakukannya dalam rangka kerjasama dengan orang lain, dalam artian bahwa semua kelakuan manusia yang bukan bersifat bersaing atau berkelahi itu adalah baik.

Masyarakat adat pasti memiliki indentitas nilai-nilai budayanya masing-masing nilai-nilai itu bisa merupakan nilai yang positif dan nilai yang negatif, nilai yang positif cenderung dipertahankan oleh masyarakatnya meski di era modernisasi seperti ini tetapi nilai negatif cenderung mulai di tinggalkan oleh para masyarakat adat karena mereka mengganggap sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat di era modernisasi seperti ini.

Pada kenyataanya kebudayaan pada zaman sekarang menunjukan bahwa kebudayaan itu dapat menciptakan ide, gagasan, rasa dan cipta yang bersifat material ataupun spritual. Nilai-nilai kebudayan tersebut dapat dibentuk dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pada zaman sekarang, yang akhirnya menjadi kebiasaan adat masyarakat setempat.

Perkembangan zaman yang semakin maju dengan segala macam teknologi yang canggih dan gaya hidup yang telah membudaya kebarat-baratan telah memasuki ranah bangsa kita Indonesia, meski perkembangan zaman terus berkembang ternyata tidak mampu mengusik eksistensi masyarakat Panjalu untuk terus melakukan upacara adat nyangku tersebut, karena masyarakat panjalu sangat antusias dalam melaksanakan upacara adat nyangku.

Upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencapai kegiatanya sebagai rasa cintanya terhadap leluhurnya merupakan budaya spritual yang sesuai dengan keyakinanya, salah satunya dengan melakukan ritual upacara nyangku atau menerangi tingkah laku. Hal ini dilakukan oleh masyarakat Panjalu secara turun temurun meski di era modernisasi seperti ini, sehingga telah membudaya dan menjadi kebiasaan.

Upacara adat nyangku merupakan salah satu peninggalan sejarah, dalam hal ini di kerajaan Panjalu terjadi perubahan dalam tatanan hidup dari tatanan


(16)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lama yang masih melekat yang menyebabkan perubahan tatanan nilai secara berangsur-angsur. Ritual upacara nyangku juga merupakan salah satu tradisi masyarakat Panjalu untuk menghormati leluhur Raja Panjalu.

Upacara adat nyangku adalah upacara yang bukan semata-mata hanya bentuk penghormataan terhadap leluhur panjalu saja yaitu merupakan suatu upacara adat yang membuat masyarakatnya berfikir dan mengevaluasi diri dengan cara mengkritisi diri sendiri, mengakui perbuatan-perbuatan yang melanggar norma adat dan norma agama dalam upaya membangun pribadi yang menghargai budaya adat leluhur kita di era modernisasi pada jaman sekarng ini, agar tidak terpengaruh oleh perkembangan jaman yang telah merubah sebuah budaya kebiasaan kita dan melupakan adat istiadat dari leluhur kita.

Masyarakat panjalu masih melakukan upacara adat nyangku karena mereka sangat mempercayai bahwa penyerapan makna dari upacara adat nyangku itu membuat mereka akan lebih menghargai nilai-nilai kebaikan yang menjadi dasar dan norma untuk ditetapkan dalam prilaku setiap individu masyarakat di era modernisasi ini, berpegang teguh pada aturan hukum dan agama, berperilaku jujur, saling menghargai antar sesama, saling menyayangi, menjauhkan diri dari sifat serakah, arogansi, dan anarkisme, yang paling penting adalah sebagai perwujudan ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan keselamatan bagi masyarakatnya.

Berkenaan perwarisan upacara adat nyangku sendiri bisa menimbulkan masalah, antara lain sesuai atau tidaknya upacara adat nyangku tersebut dengan dinamika masyarakat pada era modernisasi ini. Penolakan pada generasi mendatang/generasi muda terhadap upacara adat nyangku tersebut dan muncul budaya baru yang tidak sesuai dengan upacara adat nyangku, selain masalah yang di atas adanya hambatan yang dilalui dalam proses perwarisan nilai-nilai kearifan dari kebudayaan itu sendiri, baik kearifan dalam masyarakat maupun kearifan terhadap lingkungannya sendiri.

Dewasa ini banyak masyarakat yang tidak mengetahui akan nilai-nilai yang terkandung di dalam upacara adat nyangku tersebut. Mereka mengganggap bahwa upacara adat nyangku itu hanya semata-mata suatu kebiasaan untuk


(17)

5

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghormati rasa cintanya terhadap leluhurnya tanpa mengkaji akan nilai-nilai yang terkandung didalmnya, seperti nilai kesopanan, nilai agama, dan di dalam upacara adat nyanku juga terdapat nilai kebersamaan antar masyarakat tanpa ada batasan mana bangsa priyai atau rakyat bisa saja tetapi di era modernisasi telah mengalami perubahan sedikit demi sedikit sehingga tidak jarang ada manusia yang menyalah artikan makna dari upacara adat nyangku (Nyangan Laku) itu semata-mata untuk kepentingan pribadinya, seperti meminta doa-doa agar keinginannya tercapai pada saat upacara berlangsung.

Seperti yang diungkap oleh Elly M. Stiadi (2011, hlm. 148) bahwa

Kehidupan masyarakat yang baik adalah kehidupan masyarakat yang memiliki komitmen nilai-nilai dan norma sebagai patokan untuk menjadi manusia-manusia yang beradab. Konsep tentang sesuatu yang baik beserta pedoman untuk mencapai konsep-konsep tersebut pasti ada di dalam setiap pribadi masing-masing individu. Manusia yang bermoral adalah manusia yang menjungjung tinggi nilai-nilai ideal, kepatuhan akan norma-norma sebagai pedoman untuk mencapai kehidupan yang ideal tersebut.

Dari pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa nilai-nilai suatu kebudayaan merupakan suatu yang baik, patut, layak sebagai tujuan kehidupan yang fitrah yang bersifat ilahiah (adikodrati) sebab Allah SWT menciptakan manusia sebagi makhluk yang berkepribadian dan memliki hati nurani, fitrah sosial, itulah yang mesti menjadi pedoman tata kelakuan masyarakat adat dalam menjaga kesenian, keselarasan, dan keseimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kebudayaan yang hidup di masyarakat tidak jarang mengalami perubahan seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik dari kebudayaan itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengalami adanya perwarisan kebudayaan dan dari perubahan kebudayaan.

Elly M. Stiadi (2011, hlm. 149) mengemukakan di setiap kehidupan masyarakat pasti terdapat perubahan akan tetapi perubahan itu sendiri atau perubahan karena sudah tidak layak dipakai dengan alasan perkembangan zaman, meskipun demikian kita harus melihat tujuan perubahan itu sendiri. Untuk mendapat hasil dari perubahan itu harus direncanankan terutama menyiapkan tingkat kesiapan mental manusianya sebagai subyek dari perubahan agar


(18)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perubahan tidak membawa ke akses yang negatif seperti yang di kemukan oleh Elly M. Setiadi (2011, hlm. 149):

Perubahan yang baik adalah perubahan yang direncanakan dengan seperangkat tujuan yang jelas yaitu pembangunan. Pengenalan akan nilai-nilai dan norma-norma sosial. Agar menjadi manusia yang memliki kemampuan menanta dirinya di dalam percaturan sosial, sehingga manusia memiliki peradaban yang tinggi

.

Seiring dengan arus trasformasi nilai-nilai dan norma-norma yang tidak dapat ditolak oleh bangsa manapun akibat arus globalisasi maka yang lebih peting adalah menyiapkan mentalitas bangsa untuk dapat mengikuti perubahan itu sendiri, Sebab bangsa yang dinamis adalah bangsa yang mampu mengikuti perubahan dan memiliki kemampuan yang selektif untuk memilih perubahan mana yang baik dan mana yang buruk dalam artian apakah perubahan itu seiring dengan nilai-nilai budaya atau tidak.

Melihat data yang telah penulis uraikan diatas, membuat penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut kedalam studi penelitian yang berjudul”

Kajian Nilai-Nilai Budaya Upacara Adat Nyangku Dalam Kehidupan di Era Modernisasi (Studi Deskriptif Di Desa Panjalu Kabupaten Ciamis)

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti dapat menentukan batasan permasalahan yaitu sebagai berikut:

1. Upacara adat nyangku merupakan tradisi yang terus dilaksanakan secara turun temurun meski dalam era modernisasi

2. Upacara adat nyangku memiliki nilai-nilai positif bagi masyarakatnya

3. Penerapan nilai-nilai yang terdapat dalam upacara adat nyangku dalam era modernisasi

4. Nilai pendukung dan penghambat dalam pelestarian budaya upacara adat nyangku

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis mengambil rumusan masalah umum


(19)

7

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nyangku dalam kehidupan di era Modernisasi di desa Panjalu Kabupaten Ciamis

?”. Untuk memperjelas masalah di atas, maka penulis membuat beberapa sub masalah yang ditampilkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana proses upacara adat nyangku pada masyarakat Panjalu? 2. Nilai-nilai budaya apa saja yang terdapat dalam upacara adat nyangku?

3. Bagaimana proses transformasi nilai-nilai budaya upacara adat nyangku di era modernisasi?

4. Mengapa masyarakat desa Panjalu masih melestarikan nilai-nilai yang ada dalam upacara adat nyangku sehingga sampai ke generasi sekarang? Apakah terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam melestarikan nilai-nilai budaya upacara adat nyangku, bagaimana solusinya?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui kajian terhadap Nilai-nilai Budaya Upacara adat Nyangku dalam kehidupan di Era Modernisasi.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana proses upacara adat nyaangan laku di Panjalu 2. Untuk mengetahui apakah nilai-nilai budaya yang terdapat dalam upacara adat

nyangku, yang membuat masyarakat mempertahankan upacara adat tersebut 3. Untuk mengetahui proses transformasi nilai-nilai budaya upacara adat nyangku

di era modernisasi

4. Pentingnya mempertahnkan nilai-nilai, etika, dan moral masyarakat desa Panjalu dalam melestarikan budaya, serta faktor pendukung dan penghambat apa saja yang pernah dilalui dan bagaimana solusinya.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, adalah:

1. Manfaat Teoritis

Untuk pengembangan keilmuan Pkn, khususnya penelitian ini diharpakan dapat memberikan pemahaman tentang wawasan keilmuan bagi peneliti dan juga


(20)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat memberikan sumbangan konsep-konsep baru bagi ilmu pengetahuan terutama bagi pengembangan konsep nilai-nilai budaya, norma adat, norma agama, dan pendidikan moral.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat panjalu di harpkan akan lebih menghargai nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh leluhur dan nilai-nilai budaya itu akan menjadi dasar dan norma untuk di terapkan dalam prilaku setiap individunya.

b. Memberikan gambaran nyata tentang nilai-nilai budaya yang terkandung dalam upacara adat nyangku.

3. Manfaat Kebijakan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman bahwa mengembangkan nilai-nilai budaya upacara adat nyangku dalam kehidupan di era modernisasi yang harus dipertahankan keberadaannya.

4. Manfaat Isu

Penelitian ini diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk ikut partisipasi aktif dalam usaha pengembangan nilai-nilai budaya melalui upacara adat nyangku.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur Organisasi penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, Identifikasi masalah yang ada dilapangan, rumusan masalah dan pertaanyaan peneliti agar penelitian menjadi lebih terfokus. Tujuan penelitian bertujuan untuk menyajikan hal yang ingin dicapai setelah melaksanakan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi.

Bab II, merupakan kajian pustaka. Pada bab ini diuraikan teori yang sedang dikaji dan kedudukan maslah peneliti dalam bidang ilmu yang diteliti. Sub


(21)

9

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedua menjelaskan mengenai kebudayaan, nilai budaya, upacara tradisional, upacara adat nyangku, modernisasi, dan upacara adat nyangku kaitanya dengan budaya kewarganegaraan (civic culture).

Bab III, yaitu metode penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian. Sub bab selanjutnya terdapat metode penelitian dan pendekatan penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, teknik pengembangan instrumen, teknik pengolahan data dan analisis data, pengujian keabsahan data, dan prosedur penelitian.

Bab IV, merupakan Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang kajian nilai-nilia budaya upacara adat nyangku dalam era modernisasi. Dalam bab ini pula digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

Bab V, simpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam penelitian.

Setelah memaparkan beberapa isi dari beberapa bab, maka bagian yang terakhir adalah menampilkan daftar pustaka. Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis yang digunakan dalam penyusunan skripsi.


(22)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yang diartikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Endang Danial (2009, hlm. 60) mengatakan bahwa “pendeketan kualitatif berdasarkan penomenologis menuntut pendekatan yang holistik, artinya menyeluruh, mendudukan suatu kajian dalam suatu kontruksi ganda, melihat suatu objek dalam suatu konteks natural alamiah apa adanya bukan parsial”.

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti sebagai instrumen utama (key

instrumen) harus terjun langsung kelapangan dan berada di lapangan dalam waktu

yang cukup lama. Tujuan dari peneliti berada di lapangan yaitu untuk meneliti aktivitas manusia tertentu dengan mengumpulkan data-data dari hasil interaksi

peneliti dengan mereka. Nasution (2003, hlm. 5) mengungkapkan bahwa “peneliti

harus mampu memahami dan berusaha mengerti bahasa dan tafsiran mereka, untuk itu penelitian kualitatif ini tidak dilakukan dalam waktu yang singkat”.

Menurut Moleong (2010, hlm. 27) mengatakan dalam bukunya yang berjudul metoda penelitian kualitatif mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif adalah:

Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah yang mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metoda kualitatif, mengandalkan analisa data, dan secara induktif mengarahkan sasaran penelitianya pada usaha menemukan teori dari dasar. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki separangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, dan rancangan penelitianya disepakati oleh kedua belah pihak antara penelitian dan subjek penelitian.

Pendapat lain dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm. 5) mengenai hakikat penelitian yaitu:


(23)

46

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hakikat penelitan kualitatif adalah untuk mengamati orang dalam lingkungan interaksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitaif merupakan sebagai alat penelitian dari penelitian itu sendiri, dan mengandalkan suatu analisa data secara induktif, serta membatasi studi dan fokus penelitian, guna mencapai suatu hasil penelitian yang mendalam dan mendapatkan data yang akurat. Selain itu juga didalam penelitian ini masalah yang dihadapi adalah mengani manusia atau masyarakat, maka dari itu, secara meteodologis, penelitian ini menggunakan penedekatan kualitatif.

Penulis mempunyai pandangan bahwa pendekatan kualitatif yang didasarkan kepada metoda kualitatif tersebut di atas sangat tepat sekali digunakan dalam penelitian ini, karena yang pertama bahwa masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu mengenai kajian nilai-nilai budaya upacara adat nyangku di Desa Panjalu dalam era modernisasi ini, dibutuhkan data lapangan yang sangat akurat, yang kedua pendekatan kualitatif ini dapat melihat hubungan interaksi anatara masyarakat dan penelitdan yang ketiga pendekatan kualitatif dapat melihat secara langsung kegiatan-kegiatan yang dialakuakn dalam upacara adat nyangku tersebut, dan dapat ikut serata dalam upacara tersebut serta dapat berinteraksi dengan para peserta upacara nyangku tersebut.

2. Metode Penelitian.

Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian dengan menggunakan teknik dan alat tertentu, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif karena menggambarkan kondisi yang sekarang atau sudah dilakukan, dan bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada di masa sekarang, berdasarkan hal tersebut Nazir (2005, hlm. 54) mengemukan bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dala meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau sesuatu pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.


(24)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian deskriptif digunakan oleh penulis karena dipandang sangat cepat dalam membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, selain itu penulis dapat mendeskripsikan berbagai sumber data dan informasi pendapat-pendapat dari para ahli, selain itu juga dapat mengobservasi serta mewawancara sumber-sumber yang dijadikan subjek penelitian.

Pendapat lain dikemukakan oleh Hadari Nawawi (1991, hlm. 63) mengungkapkan mengenai metode deskriptif yaitu:

Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagai mana mestinya.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif menjadi fokus penelitian yaitu mengenai nilai-nilai budaya upacara adat nyangku yang dilakukan dan terjadi di masyarakat pada saat sekarang dengan melihat fakta-fakta yang ada dalam masyarakat tersebut. Bentuk dari penelitian ini yaitu merupakan studi deskriptiif, yang terjadi di desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Penelitian ini memfokuskan pada kajian niali-nilai budaya upacara adat nyangku di Panjalu dalam era modernisasi.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Partisipan

Partisipan dalam penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi atas pemasalahan yang akan diteliti, adapun yang akan menjadi subjek penelitian yaitu:

a. Pemangku adat desa Panjalu

Sebagai pemangku adat pelaksanaan nyangku desa Panjalu yang telah diamanatkan sebagai sesepuh desa Panjalu dan mengetahu sejarah asal-usul upacara adat nyangku.

b. Kepala Desa Panjalu

Sebagai aparatur pemerintah yang telah memiliki kebijakan dalam pelaksanaan upacara adat nyangku dan melestarikan nilai-nilai budaya upacara adat nyangku.


(25)

48

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Tokoh agama

Sebagai pengontrol warga masyarakat agar tidak terjadi penyimpangan terhadap agama dan menyalah artikan prosesritual upacara adat nyangku. d. Tokoh Masyarakat

Sebagai salah satu pendukung pelaksanaan dari upacara adat nyangku.

2. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di desa Panjalu Kabupaten Ciamis. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena:

a. Desa Panjalu masih mempertahankan warisan nenek moyangnya yaitu berupa uapacara adat nyangku yang terus dilaksanakan meski pada era modernisasi ini,

b. Adanya nilai-nilai budaya yang bisa diambil dalam upacara adat nyangku, yang membuat masyarakatnya berfikir dan mengevaluasi diri dengan cara mengkritisi diri sendiri.

c. Membuat masyarakatnya mengakui perbuatan-perbuatan yang melanggar norma adat dan norma agama dalam upaya membangun pribadi yang menghargai budaya adat leluhur kita di era modernisasi ini.

C. Definisi Operasional

Agar konsep-konsep dalam penelitian ini dapat diteliti secara empiris, maka konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel seperti yang di kemukan oleh Suharsimi Arikunto (2002: hlm 99) Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Nilai-Nilai Budaya

Sebagaimana dikemukan oleh Koentjaraningrat (1978, hlm. 85) Nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak oleh karena itu nilai budaya yang dimiliki seseorang


(26)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara-cara, alat-alat, dan tujuan-tujuan pembuatan yang tersedia.

2. Upacara Adat Nyangku

Sebagaimana dikemuka oleh Sukardja Djadja (2001, hlm. 11) Nyangku

sendiri berarti „Nyaangan Laku‟ yang artinya menerangi perilaku. Konon istilah „nyangku‟ juga berasal dari Bahasa Arab yaitu „yanko‟ yang artinya

membersihkan akan tetapi karena kesalahan pengucapan oleh lidah orang Sunda, maka yanko pun berubah menjadi nyangku. Upacara adat nyaangan laku merupakan rangkaian prosesi adat penyucian benda benda pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora dan para Raja serta Bupati Panjalu yang tersimpan di Pasucian Bumi Alit.

3. Modernisasi

Seperti yang di kemukan oleh Soerjono Soekanto (2006, hlm. 303) Modernisassi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang, modernisasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisonal ataupun pra moderen dalam arti teknologi secara organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan politisi yang menjadi ciri-ciri negara barat yang stabil.

D. Teknik Pengembangan Instrumen

Agar sumber data yang diperoleh dilapangan lebih akurat dan valid, peneliti melakukan tindakan instrumen utama, atau ikut serta dalam berinteraksi dilapangan dan menyatu dengan sumber data yang ada dilapangan serta mendapatkan situasi yang sangat alamiah (natural setting). Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan langkah yang paling penting karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan suatu data. Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, proses pengumpulan data dalam pnelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan


(27)

50

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti mewawancarai responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti, seperi yang diungkapkan oleh Kerlinger (dalam Danial Endang, 2009,

hlm. 71) “the interview is perhaps the most ubiquitous method of obtaining

information from people”. yang artinya interview merupakan metode yang ada

dimana-mana yang digunakan untuk mencari informasi dari masyarakat.

Pendapat lain juga dikemukan oleh Lexi Moleong (2010, hlm. 135) menyatakan bahwa:

Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan dengan dua belah pihak yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara percakapan dengan dua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancara, yang bersangkutan dengan masalah-masalah yang diangkat oleh peneliti dalam penelitianya.

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan pedoman terstruktur mengenai permasalahan yang akan diteliti, yang akan diajukan kepada sesepuh desa Panjalu atau ketua adat pelaksanaan upacara adat nyangku di Panjalu, kepala desa Panjalu, tokoh agama, dan tokoh masyarakat desa Panjalu. Peneliti memilih responden atau yang diwawancarai tersebut berdasarkan tujuan bahwa mereka adalah sumber-sumber yang sangat tepat dimana peneliti mengetahui bahwa responden atau yang diwawancarai tersebut mengetahui bagaimana menerapkan nilai-nilai budaya upacara adat itu tetap melekat dalam diri mereka meski di era modernisasi.

2. Observasi

Observasi dalam suatu penelitian merupakan instrumen yang paling utama, karena peneliti mendapatkan suatu gambaran yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap apa yang akan diteliti. Hal tersebut sesuai dengan pendapat


(28)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lexi Moleong (2010, hlm. 125) mengemukan bahwa “ pengamatan dilakukan

secara langsung terhadap objek penelitian, dengan observasi kita peroleh suatu gambaran yang lebih jelas yentang kehidupan sosial yang sukar diperoleh dengan

metode lain”.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat simpulkan bahwa dengan observasi peneliti dapat melakukan pengamatan secara langsung dan mendalam mengenai objek yang akan diteliti agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dan mendapatkan sumber data yang akurat tetang kehidupan sosial.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kumpulan sejumlah dokumentasi yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian. Seperti catatan harian, surat pribadi, dan autobiografi. Sementara dokumen resmi berupa memo, pengumuman, intruksi, koran, surat pernyataan, peta, surat-surat, foto, “ studi dokumentasi biasanya dikatakan data skunder yatu data yang telah dibuat

dan dikumpulkan oleh orang/ lembaga lain”. Danial Endang (2009, hlm. 79)

Pendapat lain juga dikemukan oleh Sugiyono (2012, hlm. 240)

mengungkapkan bahwa “studi dokumentasi adalah meruapakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu. Dokumen itu bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya

monumntal dari seseorang”. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan

bahwa studi dokumentasi yang akan diambil oleh peneliti yaitu berupa gambar-gambar kegiatan upacara adat nyangku di Panjalu Kabupaten Ciamis seperti acara arak-arakan, pencucian keris, dan data-data dari pemerintah desa tentang sejarah upacara adat nyangku di Panjalu yang telah diambil oleh peneliti sendiri.

4. Catatan Lapangan

Pada saat melakukan suatu penelitian dan berada di lapangan, tentu saja peneliti melakukan suatu pencatatan lapangan walaupun secara relatif sederhana (garis besar) sehingga data dan informasi saat berada di lapangan dapat di ingat

dan tidak mudah hilang dari ingatan.“Catatan tertulis tentang apa yang diteliti dengarkan, lihat, alami, dan pikirkan dalam pengumpulan data serta merefleksikan


(29)

52

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Neuman (dalam Rulam Ahmadi, 2014, hlm. 190) mengemukakan bahwa Catatan lapangan merupakan hal yang menarik minat bagi pihak-pihak yang ingin berbuat jahat, para pemerass, atau pejabat resmi sehingga sebagian peneliti menulis catatan lapangan dengan kode-kode tertentu.

Catatan lapangan sangat penting dalam suatu penelitian karena dapat memepermudah peneliti dalam mencatat informasi yang ada di lapangan agar mudah diingat dan tidak akan hilang. Catatan lapangan menjadi bukti dilakukanya penelitian dan menunjukan kesiapan peneliti, kapan saja dan dimana saja penelitianya akan dikonfirmasi dan diaudit.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat disimppulkan bahwa catatan lapangan yang diperoleh peneliti dalam penelitian merupakan catatan langsung mengenai proses upacara adat nyangku, nilai-nilai yang terdapat dalam upacara adat nyangku, serta transformasi nilai-nilai yang terdapat dalam upacara adat nyangku dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu peneliti mencatat hal-hal yang ditemukan pada saat penelitian berlangsung di lapangan.

5. Studi Literatur

Menurut Danial Endang (2009, hlm. 80) mengemukakan bahwa: “studi kepustakaan (literatur) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan

maslah dan tujuan penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data, adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti, dan juga sebagai bahan rujukan untuk mengumpulkan sejumlah literatur, dengan cara membaca, mempelajari dan mengkaji yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian dalam pelaksanaan upacara adat nyangku di Panjalu.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Lexi Moleong (2010, hlm. 247) mengemukan bahwa analisi data


(30)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya”.

Pendapat lain juga dikemukan oleh Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2010, hlm. 248) mengemukan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah upaya yag dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskanya, mencari dan menemukan pola apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam analisis data kualitatif yang peneliti lakukan selama berada di lapangan adalah menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga aktivitas. Sugiyono (2008, hlm. 246) mengungkapkan tiga aktivitas tersebut yaitu reduksi data, display data, dan kesimpulan/verifikasi.

Berdasarkan pendapat diatas, dalam pengolahan data dan menganalisis data, peneliti menggunakan model Miles dan Huberman dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Periode Pengumpulan

….……….………

Reduksi Data

Antisipasi Selama Setelah

Display Data Analisis

Selama Setelah

Kesimpulan/Verifikasi

Selama Setelah

Gambar 3.1

Flow Model Miles dan Huberman (1984) Sumber Sugiyono (2012, hlm.337)

Senada dengan hal tersebut Nasution (2003, hlm. 129) mengemukakan

bahwa “dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data


(31)

54

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis”. Berdasarkan gambar diatas, aktivitas analisis Miles dan Huberman terdiri atas reduksi data, display data, dan kesimpulan/verifikasi yang dilakukan secara terus menerus.

Selanjutnya model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.2

Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model) Sumber: Sugiyono (2012, hlm.338)

Ketiga aktivitas teknik analisis data tersebut penulis gunakan dalam penelitan ini dan akan memaparkannya sebagi berikut:

1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 247) mengemukan bahwa reduksi data adalah rangkuman, memilah dan memilih hal-hal yang pokok, serta memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksikan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

Pada tahap ini, peneliti akan memilih dan memilah data-data yang akan diperoleh di lapangan untuk dijadikan bahan untuk membuat laporan. Melalui teknik merangkum, memilih dan memilah, peniliti akan mengentahui data-data mana saja yang akan diperlukan dan yang tidak diperlukan. Data yang telah

Data

Collection Data

Display

Conclusions: drawing/verifying Data


(32)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

direduksi tersebut akan memberikan gambaran yang jelas dan mepermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya apabila diperlukan.

2. Display Data

Setelah data di reduksi, data yang selanjutnya diolah dengan menyusun atau menyajikannya ke dalam bentuk uraian singkat, tabel, peta konsep, matrik-matrik, dan berbagai bentuk representasi visual lainya yang sesuai dengan keadaan data. Nasution (2003, hlm. 128) mengemukan mengenai display data

yang menyatakan bahwa “Data yang bertumpuk dan laporan lapangan yang tebal

akan sulit dipahami, oleh karena itu agar dapat melihat gambaran bagian-bagian tertentu dalam penelitian harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, urian, networks, chart, dan grafik”.

Sesuai dengan pendapat di atas Miles dan Huberman (dalam Sugiyono,

2012, hlm. 249) mengemukakan mengenai display data bahwa “the most frequnt form of display data for qualitative research data in the past has been narrative

text”. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan apa yang sedang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut.

looking at displays help us to understand what is happening and to do some thing-further analysis or caution o that understanding”. (Miles dan Huberman, dalam, Sugiyono, 2012, hlm. 249).

Berdasarkan pendapat di atas mengenai display data maka dapat disimpulkan bahwa dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan kita untuk memahami apa yang terjadi di lapangan, merencanakan apa yang akan di kerjakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami dari data-data yang diperoleh di lapangan. oleh karena itu agar peneliti tidak terjebak dalam tumbukan data dari lapangan yang banyak, peneliti melakukan display data atau penyaji data yang dilakukan lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian singkat.

Display data pada penelitan ini, dipergunakan untuk menyusun informasi mengenai nilai-nilai kebudayaan yang terkandung dalam upacara adat nyangku,


(33)

56

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta hal apa saja yang dilakukan dalam upacara adat nyangku untuk menanamkan nilai-nilai yang baik bagi masyarakat Panjalu untuk menghasilkan suatu gambaran dan hasil penelitian secara terperinci.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 252) mengemukan bahwa langkah terakhir dalam analisis data kulitatif adalah kesimpulan/verifikasi yaitu:

Kesimpulan dalam penelitian kulitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi juga mungkin tidak, karena seperti telah dikemukan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru berupa deskripsi atau bahkan gambaran suatu objek yang sebelumnya masih tidak jelas sehingga setelah diteliti akan menjadi data yang akurat, bisa berupa hubungan kausal atau iteraktif, hipotesis atau teori. Oleh karena itu, yang akan penulis lakukan dilapangan yaitu untuk mencari makna dari data yang akan dikumpulkan, untuk mencapai suatu kesimpulan yang tepat, kesimpulan tersebut akan diverifikasi selama penelitian berlangsung, agar menjamin validitas penelitian dan dapat dirumuskan menjadi sebuah kesimpulan akhir yang akurat.

Kesimpulan/verifikasi dalam penelitian ini merupakan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan sehingga dapat menyimpulkan apa yang terjadi dan nilai-nilai budaya apa saja yang terkandung dalam upacara adat nyangku di Panjalu.

F. Pengujian Keabsahan Data 1. Validitas Data

Untuk mempermudah data yang akurat, terutama yang diperoleh melalui observasi, wawancara ataupun dokumentasi dibutuhkan suatu teknik yang tepat. Teknik yang digunakan adalah memeriksa derajat kepercayaan dan kredibilitasnya. Kredibilitasnya dapat diperoleh melalui:


(34)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Memperpanjang Masa Observasi

Dalam perpanjangan pengamatan yaitu untuk menguji kredibilitas data penelitian, yang difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali kelapangan benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali kepada sumber data asli atau sumber lain ternyata tidak benar, maka peneliti harus melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam.

Berapa lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat tergantung pada kedalaman, keluasan dan kepastian data. Dengan memperpanjang masa observasi berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk seperti yang dikemukan oleh Sugiyono (2012, hlm. 271) mengemukan bahwa:

Dengan memperpanjang masa observasi maka hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tiak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk raport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu prilaku yang dipelajari.

Merujuk pada pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa usaha peneliti untuk memperpanjang masa observas yaitu untuk memperoleh data dan informasi yang sahih (valid) dari sumber data adalah dengan meningkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dan mencari waktu yang tepat agar dapat berinteraksi dengan sumber lain.

b. Meningkatkan Ketekunan

Dalam memperoleh validitas data yang akurat, peneliti mengadakan pengamatan secara tekun dan terus-menerus terhadap subjek penelitian untuk memperoleh gambaran nyata tentang pelaksanaan upacara adat nyangku di Panjalu.

c. Triangulasi Data

Triangulasi data adalah mengecek kebenaran data tertentu dan membandingkannya dengan data dari sumber lain. Triangulasi dalam penelitian


(35)

58

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan kepada sumber lain.

Wiliam Wiersma (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 273) mengemukakan

bahwa : “Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data

collection procedure”s. Triangulasi dalam pengujian ini diartikan dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu. Agar mendaptkan triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu, seperti pada contoh gambar sebagai berikut:

Pemangku adat Tokoh Agama

Masyarakat

Gambar 3.3

Triangulasi dengan tiga sumber data

Wawancara Observasi

Studi

Dokumentasi

Gambar 3.4

Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data

1) Triangulasi Sumber

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 241) triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-benda dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.


(36)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka dari itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa triangulasi sumber dapat dilakukan dengan cara mengecek kembali data yang telah diperoleh dari responden yang telah diteliti.

2) Triangulasi Teknik

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 241) mengungkapkan bahwa triangulasi teknik merupakan pengumulan data yang berbeda-beda dengan cara mengecek data sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data dapat diperoleh dengan cara wawancara, setelah itu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuisioner.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam ketiga teknik pengujian kredibilitas data dapat menghasilkan data yang sama sehingga dapat menyimpulkan hasil penelitiannya. Namun data yang diperoleh berbeda-beda maka penelitimelakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan data yang diperoleh benar.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tujuan dari triangulasi data yaitu untuk mengecek kebenaran data dan membandingkanya dengan data yang telah diperoleh dari sumber lain. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan dengan sumber data yang berbeda.

d. Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi sendiri yaitu adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah diperoleh, seperti yang dikemukan oleh sugiyono (2012, hlm. 275) yakni:

Bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membeuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data ahsil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti camera, handycam, untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti.

Merujuk pada pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk menunjang hasil penelitian dan dapat meningkatkan kepercayaan dan kebenaran


(37)

60

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

data, peneliti harus menggunakan bahan-bahan dokumentasi berupa hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan lainya yang diambil dengan cara yang tidak menarik perhatian informasi dan tidak mengganggu, sehingga informasi yang dibutuhkan akan diperoleh dengan tingkat keabsahan yang tinggi.

e. Mengadakan Member Check

Mengadakan member check adalah suatu proses untuk mengecek data yang diperoleh, member check juga memliki tujuan, seperti yang dikemukan oleh Sugiyono (2012, hlm. 276) yaitu:

Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsiranya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data. Jadi tujuan dari member check adalah agar informasi yang diperoleh data akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan

Berdasarkan pemaparan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara member check kepada subjek penelitian diakhir kegiatan penelitian lapangan tentang fokus yang diteliti yakni tentang nilai-nilai budaya upacara adat nyangku dalam era modernisasi yang masih dilaksanakan dan terdapat nilai-nilai yang baik di dalamnya meski di zaman modernisasi ini.

2. Pengujian Transferability (Validitas Eksternal)

Transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif, validitas eksternal yang menunjukan ketepatan atau dapat diterapkanya hasil penelitian ke populasi dimana sample tersebut diambil, seperti yang dikemukan oleh Sugiyono (2012, hlm. 276) yakni:

Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Bagi peneliti naturalistik, nilai transfer bergantung pada pemakaian, hingga manakala hasil penellitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial


(38)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti yang dikemukakan oleh Sanafiah Faisal, (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 277) mengenai laporan penelitian dan hasil penelitian yaitu:

Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian

jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan

(Transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas. Bedasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai transfer yang digunakan harus berkenaan dengan pertanyaan yang diajukan, guna mencapai hasil penelitian yang dapat diterapkan dalam situasi lain, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatifnya, sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti harus membuat laporannya secara terperinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya.

3. Pengujian Dependability (Reliabilitas)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 277) suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/merepleksikan proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan pengujian depenability yaitu dengan cara melakukan auditing terhadap keseluruhan proses penelitian, caranya dilakukan oleh auditor yang independent, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Pengujian Confirmability (Objektivitas)

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 277) bahwa Pengujian Konfirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji objektivitas penelitian. Suatu penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitianya itu telah disepakati oleh banyak orang

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konfirmability dengan cara menguji konfirmability penelitan, hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.


(39)

62

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Prosedur Penelitian

Adapun untuk mencapai hasil penelitian yang maksimal dalam penelitian ini, maka peneltian harus dilaksanakan dengan langkah-langkah yang telah direncanakan terlebih dahulu. Sehingga peneliti dapat memperoleh data yang dibutuhkan peneliti harus mengikuti prosedur penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka langkah-langkah dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian ini, yaitu:

a. Peneliti memilih masalah, yaitu merupakan suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian.

b. Peneliti melakukan studi pendahuluan, bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai subjek yang akan diteliti.

c. Peneliti mulai merumuskan masalah untuk penelitianya. d. Peneliti mulai menentukan judul dan lokasi penelitianya. e. Terakhir peneliti mulai menyusun proposal penelitianya.

2. Tahap Perijinan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus melakukan perijinan terlebih dahulu terhadap subjek dan objek penelitian yang akan digunakan untuk penelitiannya, agar terjadi kesepakatan yang saling mendukung antara peneliti dan subjek, objek penelitian. Adapun langkah-langkah dari perijinan tersebut adalah:

a. Peneliti mengajukan surat permohonan untuk dapat melakukan penelitian kepada ketua jurusan Pkn, FPIPS UPI Bandung.

b. Setelah mendapat perijinan surat, peneliti menyampaikan surat kepada kepala Kesbangpol Kabupaten Ciamis.

c. Setelah mendapat surat pengantar penelitian dari Kesbangpol, peneliti memberikan surat pengantar penelitian kepada kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis

d. Peneliti memberikan surat perijinan penelitian kepada camat kecamatan Panjalu


(40)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Peneliti memberikan surat perijinan penelitian kepada kepala UPTD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Panjalu.

f. Peneliti memberikan surat perijinan penelitian kepada kepala desa Panjalu

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Peneliti harus melakukan observasi langsung ke lokasi yaitu ke Desa Panjalu Kabupaten Ciamis, kemudian melakukan wawancara kepada responden dengan membawa instrumen atau pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan, dimana responden tersebut ialah sejumlah orang yang dipercaya untuk dapat memberikan informasi mengenai sumber data yang dibutuhkan oleh peneliti. Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut:

a. Mendatangi lokasi yaitu desa Panjalu dan mewawancarai sesepuh Desa Panjalu atau pemangku adat pelaksanaan upacara nyangku, tokoh agama, aparatur desa Panjalu, dan masyarakat desa Panjalu terkait dengan kajian nilai-nilai budaya upacara adat nyangku dalam era modernisasi seperti ini. b. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan

relevan dengan masalah yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini proses wawancara tersebut akan terus dilakukan agar mendapat informasi dan data yang akan dibutuhkan oleh peneliti, sehingga informasi dan data yang dibutuhkan sudah dirasa cukup dan rumusan masalah juga dapat terjawab secara keseluruhan. Studi dokumentasi dan catatan juga dirasa penting, hal tersebut dilakukan agar dapat melengkapi data-data yang dibutuhkan.

4. Analisis Data

Tahap analisis data ini dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul. Pada tahap ini peneliti akan mencoba mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh dari sumber-sumber tertentu yang telah dipercayai dari narasumber terpercaya, seperti yang dikemukan oleh Sugiyono (2012, hlm. 244) mengenai analisis data bahwa:


(41)

64

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga sangat mudah dipahami, data temuanya dapat diimpormasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkanya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Pendapat lain juga dikemukan oleh Susan Stainback (dalam, Sugiyono, 2012, hlm.244) bahwa:

Data analysis is critical to the qualitative research process. It is to recognition, study, and understanding of interrelationship and concept in your data that hypotheses and assertions can be developed and evaluated.

Analisi data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian kualitatif. Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi.

Menurut Spradley 1980 (dalam Sugiyono, 2012. hlm 244) mengemukan mengenai analis data yakni:

Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan. Analisis adalah untuk mencari pola.

Merujuk pada pendapat di atas maka dalam penelitian ini, pengolahan dan analisis data yang dilakukan peneliti yaitu proses menyusun, serta mencari kaitan isi dan data yang telah diperoleh. Maka dari itu Nasution (2003, hlm. 14)

mengemukakan bahwa “dalam penelitian kualitatif mula-mula dikumpulkan data empiris, dari data-data yang ditemukan pola atau tema, jadi ada penemuan dan

kelak dapat dikembangkan menjadi subuah teori”.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis dalam penelitian kualitatif harus melakukan proses penyusunan yang sisitematis dan harus mengorganisasikan data dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi yang telah diperoleh dari hasil observasi kelapangan


(1)

131

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Kepada genarasi muda sebagai penerus bangsa diharapkan:

a. Dapat ikutserta dalam melestarikan budaya yang kita miliki agar tidak terkikis oleh perkembangan zaman

b. Jagalah nilai-nilai yang terdapat dalam upacara adat nyangku dengan cara berprilaku secara arif dan bijaksana dalam menanggapi arus modernisasi yang mulai masuk kedalam budaya kita.

6. Kepada Tokoh Agama diharapkan:

a. Sebaiknya tatanan yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam seharusnya dihilangkan. Jika suatu tradisi tersebut tidak melanggar tatanan agama Islam maka upacara adat itu boleh dilaksanakan.


(2)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, Suharsimi. (2002). ProsedurPenelitian. Jakarta: RinekaCipta

Ahmad, Rulam. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Ali Murtopo, 1978. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Yayasan Proklamasi

Abdulkadir Muhammad, 1987. Ilmu Budaya Dasar (IBD). Jakarta: Fajar Agung Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan dan

Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan

Kewarganegaraan.

Budimansyah, Dasim dan Udin Winataputra. (2007). Civic Education: konteks,

landasan, Bahan Ajar dan Kultur kelas. Bandung: Program Studi

Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI.

Darwis, Ranidar. (2008). Hukum Adat. Bandung. CV Yasindo Multi Aspek

Darmadi Hadi, Prof. Dr. (2009). Dasar Konsep Pendidikan Moral (Landasan

Konsep Dasar dan Implementasi). Bandung: Alfabeta

Danial, Endang. Wasriah, Nanan. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pkn Universitas Pendidikan Indonesia

Fortes. M (1970). Kinship and The Axiom of Aminity, In: M. Fortes, Kinship and

Social Order. London: Routledge and Kegan Paul

Henslin, James M. (2007). Sosiologi dengan pendekatan membumi. Bandung: PT. Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Herimanto, M.Pd., M.Si dan Winarno, S.Pd., M.Si. (2010). Ilmu Sosial dan

Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara

Isyanti. (2007) tradisi Merti Bumi Suatu Refleksi Masyarakat Agraris (Jantra Jurnal Sejarah dan Budaya Vol. II No. 3 Juni 2007). Yogyakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta.

Koentjaraningrat. (1978). Bunga Rampai Kebudayaan, Mentaliet dan


(3)

133

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru Koentjaraningrat, Prof. Dr. (1984). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.

Jakarta: PT. Gramedia

Koentjaraningrat, Prof. Dr. (2005). Pengantar Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Koentjaraningrat, Prof. Dr. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Kalidjernih, Freddy K. (2010). Kamus Studi Kewarganegaraan: Prespektif

Sosiologikal dan Politikal. Bandung: Widya Aksara Press

Martono Nanang. (2012). Sosiologi Perubahan Sosial. Jakrta: PT Raja Grafindo Persada

Mulyana, Rohmat. (2004). Mengatikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta

Moleong, J, Lexy. (2010). Metoda Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Marzali, Amri. (2005). Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: PT Kencana

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nawawi, Hadiri. (1991). Metodelogi Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta. Gajah Mada University Press

Nasution, Zulkarnain. (2009). Solideritas Sosial dan Partsipasi Masyarakat Desa

Transisi. Malang: Umm Press.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitaif. Bandung. Tarsito Nurmalina, Komala. Dra. Hj. MPd. (2008). Memahami Pendidikan

Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

UPI.

Rostiyani, Ani dkk. (1994). Fungsi Upacara Tradisional Masyarakat

Pendukungnya Masa Kini. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Ranjabar Jacobus. (2006). Sistem Nilai Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bogor. Penerbit Ghalia Indon


(4)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sujanta, Wahjudi Pantja dkk. (1996). Kupatan Jalasutra: Tradisi, Makna dan

Simboliknya. Daerah Istimewa Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan

Setiadi, Elly M.SI.,et al.(2012). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Setiadi, Elly M.Si. Usman, Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi, Pemahaman

Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soekanto, Soerjono. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta.: PT. Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono. (2003). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sukardja, Djadja. (2001). Sejarah Kisah anjalu dalam Enam Versi. Ciamis: File Ampiro Djadja.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Winataputra Udin dan Dasim Budimansyah. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Prespektif Internasional: Konteks, Teori, dan Profile Pembelajaran. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI.

Widjaja. (1984). Kesadaran Hukum dan Masyarakat Pancasila. Jakarta: CV. Era Swasta

Skripsi/Tesis Terdahulu

Al-Rakhman, Riza (2008). Pengembangan Budaya Kewarganegaraan Civic Culture Indonesia melalui Pendidikan Kewarganegaraan Pkn di

Lingkungan Paguyuban. Bandung. Tidak diterbitkan.

As’arie, Denis. (2011). Suatu Kajian Tentang Nilai Budaya Pesta Pecung di Masyarakat Kasugengan Kidul Kabupaten Cirebon di Tinaju dari Civic Culture. Skripsi FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan


(5)

135

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2009). Sekilas Tentang Ritual Nyangku. Dipublikasikan oleh Wisata

Ciamis.com. [online] tersedia:

http://www.wisataciamis.com/2009/09/sekilas-tentang-ritual-nyangku-di.html

(2010). Moral Kemasyarakatan (civic virtue) dan Budaya Kemasyarakatan (civic

culture). Dipublikasikan oleh wordpress.com. [online] terseia: http://protuslanx.wordpress.com/2010/11/02/moral-kemasyarakatan-civic-virtue-dan-budaya-kemasyarakatan-civic-culture/

Abubakar, Azmi. (2010). Nilai Kebersamaan Untuk Para Generasi. [Online]. Tersedia:

http://www.theglobejournal.com/kategori/politik/nilaikebersamaan-untuk-para-generasi.php [9 Juli 2010].

Kusmawan. (2009). Upacara Adat Nyuguh Kuta (Senin 26 Januari 09). [online]. Tersedia:

http://berita.prianganonline.com/indek.php?act=berita&aksi=lihat&id=171 4

pustaka Makalah Ilmu Budaya Dasar. (2015). Pentingnya Pelestarian Nilai

Budaya. [Online]. Tersedia:

http://pustaka- makalah.blogspot.com/2011/03/pentingnya-pelestarian-nilai-budaya-dan.html

kutawaluya. (2014). Pelestarian Peninggalan Seni Budaya. [Online]. Tersedia: http://mctn-mc.blogspot.com/2014/08/makalah-pelestarian-peninggalan-sosial.htm

l

Tatang Husen. (2013). Toleransi dan Empati Sosial Terhadap Keberagaman

Budaya. [Online]. Tersedia:

http://tatanghusen.blogspot.com/2013/02/toleransi-dan-empati-sosial-terhadap.html

Tiezzi, E., Marchettini, T. & Rosini, M. TT. Extendig The Environmental Wisdom

Beyond The Local Secenario: Ecodiynamic Analysis and The Learning Community. [Online]. Tersedia: http://library.witpress.com/pages/ paperinfo.asp.

Sumber Lain

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM


(6)

Dessi Ovrianti, 2015

KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI