Analisis Pengaruh Atribut Pada Pasta Gigi Pepsodent Terhadap Keputusan Membeli Konsumen.

(1)

Setiap manusia menginginkan kebersihan, kesehatan, pada dirinya. Salah satu yang menjadi perhatian adalah mulut, dalam hal ini kebersihan gigi. Gigi sangat dibutuhkan bagi kita semua ketika kita mengunyah makanan maupun berbicara. Oleh sebab itu, diperlukan perhatian yang besar dalam memelihara gigi. Untuk memelihara gigi, dibutuhkan aneka unsur seperti kalsium, fluoride, dan sebagainya yang berfungsi untuk menjaga gigi tetap bersih, sehat, dan kuat. Unsur#unsur tersebut diolah sedemikian rupa melalui proses kimia dan dengan penelitian yang intensif, maka terciptalah produk perawatan gigi yang disebut pasta gigi. Dalam memilih pasta gigi tidak dipungkiri bahwa atribut#atributnya mempengaruhi konsumen dalam menentukan pasta gigi yang akan dipilih. Semakin lengkap dan bagus atributnya maka akan membuat konsumen semakin tertarik untuk mencoba dan membelinya. Oleh karena itu, para pengusaha pasta gigi perlu mengetahui atribut#atribut apa saja yang penting yang harus terdapat pada produk pasta gigi sehingga dapat memberikan yang terbaik kepada konsumennya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dan metode penelitian survey untuk mendapatkan data, dimana penulis mengumpulkan informasi dari sampel dengan cara mengajukan pertanyaan#pertanyaan kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada 100 orang mahasiswa/i Fakultas Ekonomi UKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi responden akan atribut#atribut yang mempengaruhi mereka dalam keputusan pembelian pada produk pasta gigi.

Melalui analisa kuantitatif atas data kuesioner yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa atribut#atribut yang melekat pada pasta gigi pepsodent memiliki pengaruh lemah pada keputusan membeli konsumen. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman sebesar –0,167, artinya terdapat hubungan yang lemah dan negatif antara variabel atribut dengan variabel keputusan pembelian. Sedangkan berdasarkan hasil koefisien determinasi menunjukkan bahwa atribut#atribut pasta gigi pepsodent mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 2,79% dan sisanya 97,21% dipengaruhi oleh variabel#variabel yang tidak diteliti oleh penulis.

Pada akhirnya melalui skripsi ini, penulis menyarankan agar produsen pasta gigi harus memiliki pertimbangan, perencanaan, pelaksanaan atribut#atribut produk yang menurut konsumen itu penting dan mempertahankan keunggulan atribut produk mereka yang sudah ada dengan sebaik mungkin serta makin meningkatkannya. Seiring perkembangan jaman dimana teknologi terus berkembang dan keinginan konsumen yang meningkat, maka produsen pasta gigi juga harus bisa mengikutinya dalam bentuk inovasi dan variasi baru pada atribut#atribut produk pasta gigi.


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHSLSAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

BAB II TINJASAN PSSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran ... 11

2.2 Pengertian Marketing Mix ... 12

2.2.1 Produk ... 12

2.2.1.1 Klasifikasi Produk ... 14


(3)

2.2.1.2.1 Persaingan Atribut ... 19

2.2.1.3 Brand ... 21

2.2.1.4 Diferensiasi ... 22

2.2.2 Price ... 24

2.2.3 Place ... 24

2.2.4 Promotion ... 25

2.2.5 Advertising ... 25

2.3 Perilaku Konsumen ... 27

2.3.1 Keterlibatan Konsumen ... 27

2.3.2 Perilaku Pembelian Konsumen ... 29

2.4 Kaitan atribut produk dengan keputusan pembelian ... 34

BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 36

3.2 Sejarah Singkat Perusahaan ... 37

3.3 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ... 38

3.4 Metode Penelitian ... 38

3.4.1 Identifikasi Variabel ... 38

3.4.2 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.4.4 Teknik Analisis Data ... 43


(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Profil Responden ...46

4.2 Analisis Persepsi Responden Terhadap Atribut Pada Produk Pasta Gigi .... 47

4.2.1 Bahan ... 48

4.2.2 Kualitas ... 51

4.2.3 Desain ... 53

4.2.4 Harga ... 55

4.2.5 Merk ... 56

4.2.6 Distribusi ... 58

4.3 Keputusan Pembelian pada Pasta Gigi Pepsodent ... 59

4.3.1 Ada Produk Baru ... 59

4.3.2 Mudah Mendapatkan Produk Pasta Gigi ... 60

4.3.3 Produk Memiliki Mutu yang Baik ... 61

4.3.4 Harga Terjangkau ... 61

4.3.5 Merk ... 62

4.3.6 Pasta Gigi Cocok Digunakan oleh Semua Usia ... 63

4.3.7 Tertarik untuk Membeli/ Membeli Ulang ... 64

4.4 Pengolahan Data Hasil Kuesioner ... 66

BAB V KESIMPSLAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 68


(5)

DAFTAR PSSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identifikasi Variabel X ...39

Tabel 3.2 Identifikasi Variabel Y... 40

Tabel 3.3 Skala Likert... 42

Tabel 4.1 Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 46

Tabel 4.2 Identifikasi Responden Berdasarkan Usia... 46

Tabel 4.3 Persepsi Responden Mengenai Pasta Gigi Mengandung daun sirih, lidah buaya, jeruk nipis (pepsodent herbal... 48

Tabel 4.4 Persepsi Responden mengenai Pepsodent Complete Care Mengandung maximum flouride, triclosan, zinc citrate... 49

Tabel 4.5 Persepsi Responden Mengenai Pepsodent Whitening Mengandung Perlite... 49

Tabel 4.6 Persepsi Responden Mengenai Pepsodent Perlindungan 12 jam... 50

Tabel 4.7 Persepsi Responden Mengenai Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Aroma yang Segar dan Nyaman di Mulut... 51

Tabel 4.8 Persepsi Responden Mengenai Pasta Gigi Pepsodent Memberikan Nafas yang Segar... 52

Tabel 4.9 Persepsi Responden Mengenai Pasta gigi Mengatasi Masalah pada Mulut... 52

Tabel 4.10 Persepsi Responden Mengenai Kemasan Pasta Gigi Pepsodent Tidak Mudah Rusak... 53 Tabel 4.11 Persepsi Responden Mengenai Tutup Kemasan Pasta Gigi Pepsodent


(7)

yang Mudah Dibuka... 54 Tabel 4.12 Persepsi Responden Mengenai Keterangan pada Kemasan Pasta Gigi

Pepsodent Tertulis Jelas... 54 Tabel 4.13 Persepsi Responden Mengenai Harga Pasta Gigi Pepsodent yang

Terjangkau)... 55 Tabel 4.14 Persepsi Responden Mengenai Harga Pasta Gigi Pepsodent Sesuai dengan Kualitasnya... 56 Tabel 4.15 Persepsi Responden Mengenai Merk Pasta Gigi Pepsodent sudah dikenal

baik... 56 Tabel 4.16 Persepsi Responden Mengenai Merk Pasta Gigi Pepsodent Mudah

Diingat... 57 Tabel 4.17 Persepsi Responden Mengenai Merk Pasta Gigi Pepsodent

Mencerminkan Kualitas yang Baik... 57 Tabel 4.18 Persepsi Responden Mengenai Pasta Gigi Pepsodent Mudah untuk

Diperoleh...58 Tabel 4.19 Persepsi Responden Mengenai Banyak Toko yang Menjual Pasta Gigi

Pepsodent... 59 Tabel 4.20 Persepsi Responden Mengenai Pasta Gigi Bervariasi Membuat Ingin

Mencoba... 59 Tabel 4.21 Pendapat Responden tentang Pasta Gigi Pepsodent Saluran Distribusi yang Baik... 60 Tabel 4.22 Pendapat Responden tentang Formula Khusus Pasta Gigi Pepsodent yang


(8)

Tabel 4.23 Pendapat Responden tentang Harga Pasta Gigi Pepsodent yang

Terjangkau dan Sesuai Dengan Kualitas Produknya... 62 Tabel 4.24 Pendapat Responden tentang Merk Pasta Gigi Memiliki Image Positif dan Dikenal Baik... 62 Tabel 4.25 Pendapat Responden tentang Pasta gigi Pepsodent Cocok Digunakan

oleh Semua Usia... 63 Tabel 4.27 Pendapat Responden tentang Kepuasan Terhadap Produk Pasta Gigi

Pepsodent... 64 Tabel 4.28 Pendapat Responden Tentang Iklan Pasta Gigi Pepsodent yang

Menarik... 64 Tabel 4.29 Pendapat Responden Tentang Niat Membeli Ulang Terhadap Produk Pasta Gigi Pepsodent……….. 65 Tabel 4.3.1 Hasil Perhitungan Menggunakan SPSS... 66


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Marketing Mix ... 12 Gambar 2.2 Tingkatan Produk ... 13 Gambar 2.3 Model of Buyer Behaviour ... 29


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring berjalannya waktu, dapat kita lihat pula adanya perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup sedikit banyak disebabkan oleh peningkatan kualitas hidup sehingga dalam melakukan pembelian, konsumen sekarang ini cenderung untuk menimbang#nimbang terlebih dahulu. Mereka akan memperhatikan kegunaan, bentuk, merk, dan sebagainya dari suatu produk yang mereka pilih.

Perubahan gaya hidup menyebabkan produk#produk di pasaran semakin beragam. Hal ini menimbulkan banyak macam produk yang bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar. Produk terus bertambah sedangkan pertumbuhan pangsa pasar tidak tumbuh sebesar produk itu sendiri. Semua perubahan yang terjadi menjadi peluang bagi para produsen untuk membuat produk yang mampu membuat konsumen tertarik, yang memenuhi keinginan konsumen dengan harga yang terjangkau.

Begitu pula dalam industri kebutuhan sehari#hari dalam hal ini produk pasta gigi, dimana pasta gigi merupakan salah satu produk yang dibutuhkan dan dipakai dalam kehidupan sehari#hari oleh setiap orang dari setiap lapisan masyarakat. Persaingan antar produsen pengusaha pasta gigi juga semakin meruncing baik antar produk lokal seperti pepsodent, ciptadent, close up, enzym, ditambah lagi dengan produk impor/ luar negeri seperti calgote, antiplaque, darlie, dan masih banyak lagi yang semakin menambah sengit persaingan.


(11)

Perubahan gaya hidup akan mengubah selera dan pola pembelian dari konsumen. Konsumen akan melakukan perbandingan antar merk, harga, kualitas, dan faktor#faktor lainnya.

Semua produsen baik lokal maupun luar berusaha keras memperebutkan pangsa pasar yang ada. Inovasi demi inovasi dilakukan oleh mereka untuk membujuk dan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, contohnya produsen pepsodent mengeluarkan berbagai jenis tipe pasta gigi pepsodent mulai dari pepsodent original, pepsodent herbal, pepsodent complete care, dan pepsodent plus whitening.

Untuk bertarung dengan close up, ciptadent, enzym, dan sebagainya, produsen pasta gigi pepsodent yaitu PT. Unilever Indonesia terus berusaha menjaring konsumen melalui pengembangan produk yang lebih ideal.

Dengan karakteristik yang unik dan jelas ditunjukkan untuk individu#individu yang satu dengan yang lainnya memiliki persepsi dan selera yang berbeda#beda, maka penulis tertarik meneliti salah satu produk pasta gigi lokal. Penulis mengadakan penelitian tentang hubungan atribut produk pasta gigi pepsodent dengan keputusan pembelian konsumen.

1.2 Identifikasi Masalah

Untuk menawarkan sebuah produk diperlukan konsep marketing yang berorientasi pada needs dan wants konsumen. Masalah yang timbul adalah kemiripan atribut yang ditawarkan di pasar. Berdasarkan hal#hal di atas, penulis mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:


(12)

2. Bagaimana hubungan antara atribut produk pasta gigi pepsodent dengan keputusan pembelian konsumen?

3. Seberapa besar pengaruh atribut produk pasta gigi pepsodent terhadap keputusan pembelian konsumen?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang sarjana lengkap pada Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Kristen Maranatha.

Sedangkan tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap atribut produk pasta gigi pepsodent.

2. Untuk mengetahui hubungan antara atribut produk pasta gigi pepsodent dengan keputusan pembelian konsumen.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk pasta gigi pepsodent terhadap keputusan pembelian konsumen.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan mengenai atribut#atribut pasta gigi pepsodent dan pengaruhnya terhadap proses pembuatan keputusan pembelian serta berbagai studi mengenai atribut produk berdasarkan ilmu yang telah diperoleh dalam proses perkuliahan.


(13)

2. Bagi perusahaan pasta gigi pepsodent, sebagai dasar atu input dalam evaluasi diri dan dalam upaya menentukan atribut#atribut produk yang berguna bagi konsumen untuk mempertahankan dan meningkatkan jumlah pembelinya. 3. Bagi peneliti lain, diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat sebagai referensi

penulisan dan menambah pengetahuan mengenai pemasaran khususnya dalam menghadapi permasalahan serupa.

1.5 Kerangka Pemikiran

Manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal sehat, memiliki keinginan (wants) dan kebutuhan (needs) yang beraneka ragam dibandingkan makhluk hidup lainnya. Kotler mendefinisikan keinginan (Kotler, Armstrong, 2001:7) sebagai:

Mendefinisikan kebutuhan (Kotler, Armstrong, 2001:6) sebagai:

Dewasa ini seiring dengan perkembangan jaman, terjadi perubahan dalam memasarkan dan menjual produk dari yang berorientasi pada profit sekarang beralih kepada consumer satisfaction. Dahulu selling concept sekarang beralih pada marketing concept. Dimana dalam selling concept/ konsep penjualan hanya mencakup memproduksi dan menjual tanpa memperhatikan kepuasan konsumen. Sekarang konsep pemasaran/ marketing concept memegang peranan penting karena memperhatikan kepuasan konsumen, memperhatikan kebutuhan pelanggan, baru setelah itu memproduksi barang.


(14)

Dalam bukunya, Kotler menjelaskan marketing concept (Kotler, 2000:18#19) sebagai berikut:

Dalam bukunya, Kotler mengemukakan orientasi/ target dari marketing concept (Kotler, 2000:19):

Marketing concept

!

" # "

$ %

!

Hasil dari marketing concept adalah profit yang diperoleh dari kepuasan konsumen/ costumer satisfaction. Kepuasan konsumen akan menyebabkan kesetiaan konsumen pada produk tersebut.

Kepuasan konsumen memiliki kontribusi yang besar terhadap kelangsungan produk tersebut, oleh karena itu para produsen harus mengetahui perilaku dari konsumennya. Kesalahan mempersepsikan perilaku konsumen akan berpengaruh terhadap profit perusahaan dan juga kesetiaan konsumen.

Supaya produsen mampu bertahan dalam persaingan yang ketat, maka harus digunakan strategi bersaing yang mampu membedakan produsen satu dengan produsen


(15)

lainnya, yaitu differentiation. Produsen harus memiliki kreatifitas yang tinggi dan juga harus melakukan inovasi secara terus menerus sebagai dasar dari differentiation. Kotler mendefinisikannya (Kotler, 2000:287) sebagai

&

' '

Produk dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristiknya yaitu durability, tangibilty, dan use (consumer of industrial) (Kotler 2000:397). Produk pasta gigi termasuk dalam klasifikasi yang kedua yaitu klasifikasi berdasarkan penggunaan (use) bagi consumer, yaitu sebagai barang convinience goods.

Kotler mendefinisikan convinience goods (Kotler 2000:397) sebagai:

! (

) $*

)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pasta gigi merupakan produk yang sering dibeli oleh konsumen dengan usaha yang kecil, jadi memiliki sifat low involvement yang merupakan salah satu sifat dari involvement theory selain high involvement.

Involvement theory menurut Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanux (2000:183) adalah:

+ )

*

Low involvement theory menyatakan bahwa keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tidak terlalu penting karena pembelian sering dilakukan dan bersifat rutin. Konsumen hanya mengumpulkan sedikit informasi karena resiko produk kecil.


(16)

Pasta gigi merupakan produk yang membutuhkan keterlibatan konsumen yang rendah, walaupun begitu konsumen harus tetap memperhatikan atribut#atribut yang terdapat dalam pasta gigi tersebut agar konsumen merasa puas dan dapat melakukan pembelian ulang. Untuk mengetahui atribut#atribut tersebut, konsumen harus melalui tahap#tahap dalam proses pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut (Kotler 2000:178):

, %

Konsumen menyadari adanya suatu masalah akan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi. Kebutuhan terjadi karena adanya perbedaan yang aktual dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan bisa disebabkan oleh rangsangan dari luar maupun dari dalam.

- #

Konsumen berusaha mencari informasi sebanyak#banyaknya mengenai produk yang berhubungan dengan kebutuhan yang ada. Informasi bisa diperoleh dari sumber pribadi, sumber komersil, sumber publik, maupun pengalaman dari konsumen tersebut. Untuk produk dengan low involvement dibutuhkan pencarian informasi terutama bagi konsumen yang baru pertama kali membeli.

. $

Konsumen membentuk penilaian atas produk tersebut berdasarkan kesadaran dan rasio. Produk dengan gabungan atribut yang paling sesuai dengan kebutuhan konsumen yang akan dipilih. Hal yang terjadi adalah sebagai berikut:

# Konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan. # Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.


(17)

# Konsumen memandang produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda#beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuaskan kebutuhan tersebut.

Consumer behaviour menurut Leon G. Sciffman dan Leslie Lazar Kanux (1991:6) adalah:

!

) * )

Consumer behaviour menurut Philip Kotler (2000:160) adalah:

! )

*

Atribut produk memiliki peranan yang penting dalam proses evaluasi pembelian dan proses keputusan pembelian. Melalui atribut, konsumen dapat menentukan produk apa yang sesuai dan tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Pemasar harus mampu menyajikan atribut#atribut apa saja yang sesuai dengan kebutuhan konsumen tersebut.

Atribut produk harus menjadi suatu daya tarik bagi konsumen. Atribut merupakan suatu variabel yang sangat berpengaruh dalam evaluasi pembelian baik untuk barang yang high involvement maupun low involvement (terutama untuk konsumen yang baru pertama kali membeli). Berikut ini adalah definisi atribut menurut Guiltinan dan Paul (1994:96):

+

Definisi atribut produk menurut James F. Engel (1996): +


(18)

Paul Peter dan Jerry C. Otson dalam bukunya consumer behaviour (1999:384) menyatakan bahwa:

% /

) *

Atribut yang dicari oleh konsumen adalah atribut yang dapat memberikan benefits bagi dirinya.

Definisi benefits menurut John C. Moven (1995:286) adalah: 0

Atribut merupakan bagian dari produk itu, Suatu produk tidak akan lengkap tanpa adanya atribut#atribut. Atribut merupakan suatu keistimewaan yang tidak dapat diperoleh konsumen dari produk lain.

Seorang konsumen akan menilai produk dengan cara mereka sendiri. Mereka akan memilih produk berdasarkan atribut yang dimiliki produk tersebut dan persepsi atribut produk berbeda#beda antara satu pelanggan dengan pelanggan lainnya.

Perusahaan yang paling dapat mengkomunikasikan dirinya dengan pelanggan dan memahami para pelanggannya akan menjadi perusahaan yang paling mudah untuk meraih keuntungan jangka panjang. Dengan mengetahui sikap konsumen terhadap atribut produk yang dipasarkan oleh suatu perusahaan, produsen dapat mengetahui atribut apa dari suatu produk yang perlu dipertahankan atau yang perlu diperbaiki di pasaran.

Pada proses evaluasi alternatif, peran atribut produk sangat penting bagi produk tersebut. Atribut produk yang dapat menarik konsumen selanjutnya akan menghasilkan


(19)

tingkat kepuasan yang tinggi dan dapat menciptakan keputusan pembelian konsumen akan produk tersebut.

Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui persepsi konsumen terhadap atribut# atribut produk dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Variabel X yang diteliti adalah persepsi konsumen pada atribut#atribut produk pasta gigi pepsodent sedangkan variabel Y adalah keputusan pembelian konsumen. Penulis dapat menarik hipotesis yaitu ada hubungan antara persepsi konsumen akan atribut#atribut pasta gigi pepsodent dengan keputusan pembelian konsumen.


(20)

BAB V

KESIMPSLAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan data hasil kuesioner, dapat disimpulkan bahwa atribut#atribut pasta gigi Pepsodent yang menarik bagi konsumen adalah:

• Pasta gigi yang mengandung daun sirih, lidah buaya, jeruk nipis (pepsodent herbal)

• Pasta gigi yang mengandung maximum fluoride, triclosan, zinc citrate (pepsodent complete care)

• Pasta gigi yang mengandung perlite (pepsodent whitening)

• Pasta gigi yang mengandung flouride dan kalsium (pepsodent perlindungan 12 jam)

• Pasta gigi pepsodent memiliki aroma yang segar dan nyaman di mulut

• Pasta gigi pepsodent memberikan nafas yang segar

• Pasta gigi pepsodent dapat mengatasi masalah pada mulut (contoh: bau mulut, sariawan,gigi berlubang, mencegah plak, radang gusi & karang gigi, dsb)]

• Kemasan pasta gigi pepsodent tidak mudah rusak

• Tutup kemasan pasta gigi pepsodent mudah dibuka

• Keterangan pada kemasan pasta gigi pepsodent cukup jelas

• Kemasan pasta gigi pepsodent mudah dikenali dan menarik

• Harga pasta gigi pepsodent cukup terjangkau


(21)

• Merk pasta gigi pepsodent sudah dikenal baik • Merk pasta gigi pepsodent mudah untuk diingat

• Merk pasta gigi pepsodent mencerminkan kualitas yang baik. • Pasta gigi pepsodent mudah untuk diperoleh

• Terdapat banyak toko yang menjual pasta gigi pepsodent (dari warung sampai hypermarket)

2. Setelah melakukan analisis kuantitatif atas data kuesioner yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa atribut#atribut yang melekat pada pasta gigi pepsodent memiliki korelasi sangat lemah terhadap keputusan membeli konsumen. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman sebesar –0,167, artinya terdapat hubungan yang sangat lemah dan negatif antara variabel atribut dengan variabel keputusan pembelian. Maka semakin bagus atribut#atribut pada pasta gigi pepsodent, tidak akan memotivasi konsumen untuk membeli pasta gigi pepsodent. Begitu juga sebaliknya.

3. Hasil dari koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 2,79% artinya sebesar 2,79% peningkatan keputusan pembelian konsumen ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap atribut#atribut produknya.

Sedangkan sisanya 97,21% dipengaruhi oleh variabel#variabel yang tidak diteliti oleh penulis. Variabel#variabel lainnya yang tidak diteliti misalnya kualitas pelayanan, para pesaing, dan sebagainya.


(22)

5.2 Saran

1. Pasta gigi pepsodent telah mampu memberikan kepuasan kepada konsumen dan mampu diterima oleh konsumen. Untuk itu, Perusahaan Unilever sebaiknya memperbanyak iklan untuk mempertahankan citra produk dan konsumennya agar konsumennya tidak beralih ke produk lain. Keunggulan atribut#atribut yang kini dimiliki pasta gigi pepsodent telah cukup baik.

2. Mengingat bahwa hubungan antara atribut#atribut pasta gigi pepsodent dengan keputusan membeli adalah sangat lemah, hal ini terjadi karena image pasta gigi pepsodent telah sangat dikenal oleh konsumen dan positif dalam benak konsumen sehingga atribut tidak terlalu mempengaruhi keputusan pembelian. Maka sebaiknya perusahaan terus mempertahankan image pasta gigi pepsodent dan terus menanamkan posisi produknya yang positif pada konsumen secara terus#menerus agar konsumennya tidak beralih ke merk lain.

3. Seiring perkembangan jaman, teknologi akan terus berkembang, tentu saja keinginan konsumen pun akan makin meningkat, untuk itu Perusahaan Unilever selaku produsen pasta gigi Pepsodent juga harus bisa mengikutinya dalam bentuk menjaga kualitas produknya, terus berinovasi dan memperhatikan semua faktor pada atribut#atribut produk pasta gigi.


(23)

DAFTAR PSSTAKA

1. Burnett, John J, 1993, Promotion Management, Boston: Houghton Mifflin. 2. Engel, James F, D Blackwell, Pauw.W.Miniard, 1995, Edisi ke 8, Consumer Behaviour, Florida: The Dryden Press.

3. Guiltinan, J.P & Gordon W Paul, 1994, Edisi ke 5, Marketing Management, New Jersey: Mc Graw#Hill.

4. Kotler, Philip & Gary Amstrong, 2001, Edisi ke 9, Principle of Marketing, New Jersey: Prentice Hall.

5. Kotler, Philip, 2000, Edisi ke 10, Marketing Management, New Jersey: Prentice Hall. 6. Kotler, Philip, 2003, Edisi ke 11. Marketing Management, Upple Saddle River, New Jersey: Prentice Hall.

7. Moven, J.C, 1995, Consumer Behaviour, Edisi ke 4, New Jersey: Prentice Hall. 8. Peter, J.P & Jerry C. Olson, 1999, Edisi ke 5 Consumer Behaviour & Marketing Strategy.

9. Pride & Ferrel, 1987, Edisi ke 5, Marketing: Basic Concept & Decision. Boston. Naughton. Mifftin.

10. Schiffman, L.G & Leslie Lazar Kanux, 1991, Consumer Behaviour, Edisi ke 6, New York: Prentice Hall.

11. Sidney, Siegel, 1986, Edisi ke 5, Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu#ilmu Sosial, (Zanzawi Suyuti & Landung Simatupang, Penterjemah), Jakarta.

12. Umar, Husein, 1998, Edisi ke 1, Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta. 13. Warta Ekonomi no. 45/ th xi/ 27 Maret 2000.


(1)

Paul Peter dan Jerry C. Otson dalam bukunya consumer behaviour (1999:384) menyatakan bahwa:

% /

) *

Atribut yang dicari oleh konsumen adalah atribut yang dapat memberikan benefits bagi dirinya.

Definisi benefits menurut John C. Moven (1995:286) adalah: 0

Atribut merupakan bagian dari produk itu, Suatu produk tidak akan lengkap tanpa adanya atribut#atribut. Atribut merupakan suatu keistimewaan yang tidak dapat diperoleh konsumen dari produk lain.

Seorang konsumen akan menilai produk dengan cara mereka sendiri. Mereka akan memilih produk berdasarkan atribut yang dimiliki produk tersebut dan persepsi atribut produk berbeda#beda antara satu pelanggan dengan pelanggan lainnya.

Perusahaan yang paling dapat mengkomunikasikan dirinya dengan pelanggan dan memahami para pelanggannya akan menjadi perusahaan yang paling mudah untuk meraih keuntungan jangka panjang. Dengan mengetahui sikap konsumen terhadap atribut produk yang dipasarkan oleh suatu perusahaan, produsen dapat mengetahui atribut apa dari suatu produk yang perlu dipertahankan atau yang perlu diperbaiki di pasaran.

Pada proses evaluasi alternatif, peran atribut produk sangat penting bagi produk tersebut. Atribut produk yang dapat menarik konsumen selanjutnya akan menghasilkan


(2)

tingkat kepuasan yang tinggi dan dapat menciptakan keputusan pembelian konsumen akan produk tersebut.

Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui persepsi konsumen terhadap atribut# atribut produk dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Variabel X yang diteliti adalah persepsi konsumen pada atribut#atribut produk pasta gigi pepsodent sedangkan variabel Y adalah keputusan pembelian konsumen. Penulis dapat menarik hipotesis yaitu ada hubungan antara persepsi konsumen akan atribut#atribut pasta gigi pepsodent dengan keputusan pembelian konsumen.


(3)

BAB V

KESIMPSLAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan data hasil kuesioner, dapat disimpulkan bahwa atribut#atribut pasta gigi Pepsodent yang menarik bagi konsumen adalah:

• Pasta gigi yang mengandung daun sirih, lidah buaya, jeruk nipis (pepsodent herbal)

• Pasta gigi yang mengandung maximum fluoride, triclosan, zinc citrate (pepsodent complete care)

• Pasta gigi yang mengandung perlite (pepsodent whitening)

• Pasta gigi yang mengandung flouride dan kalsium (pepsodent perlindungan 12 jam)

• Pasta gigi pepsodent memiliki aroma yang segar dan nyaman di mulut • Pasta gigi pepsodent memberikan nafas yang segar

• Pasta gigi pepsodent dapat mengatasi masalah pada mulut (contoh: bau mulut, sariawan,gigi berlubang, mencegah plak, radang gusi & karang gigi, dsb)] • Kemasan pasta gigi pepsodent tidak mudah rusak

• Tutup kemasan pasta gigi pepsodent mudah dibuka

• Keterangan pada kemasan pasta gigi pepsodent cukup jelas • Kemasan pasta gigi pepsodent mudah dikenali dan menarik • Harga pasta gigi pepsodent cukup terjangkau


(4)

• Merk pasta gigi pepsodent sudah dikenal baik

• Merk pasta gigi pepsodent mudah untuk diingat

• Merk pasta gigi pepsodent mencerminkan kualitas yang baik.

• Pasta gigi pepsodent mudah untuk diperoleh

• Terdapat banyak toko yang menjual pasta gigi pepsodent (dari warung sampai hypermarket)

2. Setelah melakukan analisis kuantitatif atas data kuesioner yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan bahwa atribut#atribut yang melekat pada pasta gigi pepsodent memiliki korelasi sangat lemah terhadap keputusan membeli konsumen. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman sebesar –0,167, artinya terdapat hubungan yang sangat lemah dan negatif antara variabel atribut dengan variabel keputusan pembelian. Maka semakin bagus atribut#atribut pada pasta gigi pepsodent, tidak akan memotivasi konsumen untuk membeli pasta gigi pepsodent. Begitu juga sebaliknya.

3. Hasil dari koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 2,79% artinya sebesar 2,79% peningkatan keputusan pembelian konsumen ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap atribut#atribut produknya.

Sedangkan sisanya 97,21% dipengaruhi oleh variabel#variabel yang tidak diteliti oleh penulis. Variabel#variabel lainnya yang tidak diteliti misalnya kualitas pelayanan, para pesaing, dan sebagainya.


(5)

5.2 Saran

1. Pasta gigi pepsodent telah mampu memberikan kepuasan kepada konsumen dan mampu diterima oleh konsumen. Untuk itu, Perusahaan Unilever sebaiknya memperbanyak iklan untuk mempertahankan citra produk dan konsumennya agar konsumennya tidak beralih ke produk lain. Keunggulan atribut#atribut yang kini dimiliki pasta gigi pepsodent telah cukup baik.

2. Mengingat bahwa hubungan antara atribut#atribut pasta gigi pepsodent dengan keputusan membeli adalah sangat lemah, hal ini terjadi karena image pasta gigi pepsodent telah sangat dikenal oleh konsumen dan positif dalam benak konsumen sehingga atribut tidak terlalu mempengaruhi keputusan pembelian. Maka sebaiknya perusahaan terus mempertahankan image pasta gigi pepsodent dan terus menanamkan posisi produknya yang positif pada konsumen secara terus#menerus agar konsumennya tidak beralih ke merk lain.

3. Seiring perkembangan jaman, teknologi akan terus berkembang, tentu saja keinginan konsumen pun akan makin meningkat, untuk itu Perusahaan Unilever selaku produsen pasta gigi Pepsodent juga harus bisa mengikutinya dalam bentuk menjaga kualitas produknya, terus berinovasi dan memperhatikan semua faktor pada atribut#atribut produk pasta gigi.


(6)

DAFTAR PSSTAKA

1. Burnett, John J, 1993, Promotion Management, Boston: Houghton Mifflin. 2. Engel, James F, D Blackwell, Pauw.W.Miniard, 1995, Edisi ke 8, Consumer Behaviour, Florida: The Dryden Press.

3. Guiltinan, J.P & Gordon W Paul, 1994, Edisi ke 5, Marketing Management, New Jersey: Mc Graw#Hill.

4. Kotler, Philip & Gary Amstrong, 2001, Edisi ke 9, Principle of Marketing, New Jersey: Prentice Hall.

5. Kotler, Philip, 2000, Edisi ke 10, Marketing Management, New Jersey: Prentice Hall. 6. Kotler, Philip, 2003, Edisi ke 11. Marketing Management, Upple Saddle River, New Jersey: Prentice Hall.

7. Moven, J.C, 1995, Consumer Behaviour, Edisi ke 4, New Jersey: Prentice Hall. 8. Peter, J.P & Jerry C. Olson, 1999, Edisi ke 5 Consumer Behaviour & Marketing Strategy.

9. Pride & Ferrel, 1987, Edisi ke 5, Marketing: Basic Concept & Decision. Boston. Naughton. Mifftin.

10. Schiffman, L.G & Leslie Lazar Kanux, 1991, Consumer Behaviour, Edisi ke 6, New York: Prentice Hall.

11. Sidney, Siegel, 1986, Edisi ke 5, Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu#ilmu Sosial, (Zanzawi Suyuti & Landung Simatupang, Penterjemah), Jakarta.

12. Umar, Husein, 1998, Edisi ke 1, Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta. 13. Warta Ekonomi no. 45/ th xi/ 27 Maret 2000.