Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Mengenai Tanaman Obat Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaraja Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor Tahun 2007.
ABSTRAK
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI TANAMAN OBAT KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAJA KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN
BOGOR TAHUN 2007
Eva Anastasia Segara, 2008. Pembimbing : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan salah satu alternatif pengobatan yang telah lama dilakukan oleh masyarakat Indonesia secara tradisional. Keberhasilan pemanfaatan TOGA ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dari setiap jenis tanaman yang berkhasiat obat terutama tanaman obat yang telah diteliti secara empiris. Selain itu juga dipengaruhi oleh cara penggunaan masing-masing tanaman obat untuk berbagai penyakit yang berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku masyarakat mengenai Tanaman Obat Keluarga di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Metode penelitian ini adalah deskriptif, dengan sampel sebanyak 392 responden yang diambil dengan teknik sampel acak sederhana. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara langsung kepada responden dan observasi terbuka. Instrument penelitian yang digunakan antara lain adalah kuesioner dan kamera.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa seluruh responden menyetujui pemakaian tanaman obat sebagai alternatif terapi, tetapi masih ada responden yang belum memanfaatkan TOGA untuk pengobatan sehari-hari.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja secara umum mengenai TOGA dan pemanfaatannya masih kurang, oleh sebab itu masih perlu ditingkatkan lagi melalui penyuluhan.
(2)
v
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF PEOPLE’S KNOWLEDGE AND BEHAVIOUR ABOUT FAMILY MEDICAL PLANTS IN PUBLIC HEALTH CENTRE (PUSKESMAS) SUKARAJA, KECAMATAN SUKARAJA, BOGOR , IN YEAR
2007
Eva Anastasia Segara, 2008. Guiding Lecturer: Dr. Felix Kasim, dr.,M.Kes
Family Medical Plants (TOGA) is one of many traditional medication that used for a long time in Indonesia. The successful of this family medical plants program very depends with people’s knowledge about every single plants that can used as herbal medicine, especially the one with empirical evidence. Beside of that, also depends with how people use that herbal medicine for each different case.
This research is intended to disclose the description of people’s knowledge and behaviour about family medical plants in public health centre Sukaraja, kecamatan Sukaraja, Bogor, in year 2007.
The present research deploy descriptive method, with 392 respondents as sample that selected with simple random sampling. Data collection is conducted trough guiding interview with respondent and direct observation. Instrument that used is questionnaire and camera for observation.
The data shows that all of respondents agree using herbal medicine for alternative medication, but there are respondents whose not used herbal medicine for daily medication.
The conclusions drawm from this research is people’s knowledge in Sukaraja public heath centre area is still undertarget, because of that we have to give these people more information abaout family medical plants (TOGA).
(3)
(4)
(5)
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL...i
LEMBAR PERSETUJUAN...ii
SURAT PERNYATAAN...iii
ABSTRAK...iv
ABSTRACT...v
PRAKATA...vi
DAFTAR ISI...viii
DAFTAR TABEL...xi
DAFTAR GAMBAR...xii
DAFTAR LAMPIRAN...xv
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1Latar Belakang Penelitian...1
1.2Identifikasi Masalah...3
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian...3
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah...4
1.5Kerangka Pemikiran...4
1.6Metodologi...5
1.7Lokasi dan Waktu Penelitian...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6
2.1 Taman Obat Keluarga (TOGA)………..……..6
2.2 Efektivitas Proses Pemanfaatan Tanaman Obat...10
2.2.1 Introduksi...10
2.2.2 Memilih Bahan Baku yang Berkualitas...10
2.2.3 Pembersihan dan Sterilisasi...14
2.2.4 Persiapan dan Pengeringan ...15
(6)
ix
2.2.6 Pengemasan...16
2.2.7 Penyimpanan...16
2.3 Berbagai Jenis Tanaman Obat untuk TOGA...17
2.3.1 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)...17
2.3.2 Kemuning (Murraya paniculata)...18
2.3.3 Tapak dara (Catharanthus roseus) ...19
2.3.4 Beluntas (Pluchea indica)...21
2.3.5 Daun sendok (Plantago mayor) ...22
2.3.6 Sambiloto (Andrographis paniculata)...23
2.3.7 Sembung (Blumea balsamifera)...24
2.3.8 Sosor bebek (Kalanchoe pinnata)...25
2.3.9 Tempuyung (Sonchus arvensis)...26
2.3.10 Antanan (Cantella asiatica)...27
2.3.11 Saga (Abrus precatorius)...28
2.3.12 Salam (Eugenia polyantha)...29
2.3.13 Sirih (Pipe betle) ...29
2.3.14 Kumis kucing (Orthosiphon stamineus)...30
2.3.15 Sambang darah (Exoecaria cochinchinensis)...31
2.3.16 Brotowali (Tinospora crispa)...31
2.3.17 Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)...32
2.3.18 Jambu biji (Psidium guava)...33
2.3.19 Mengkudu (Morinda citrifolia)...34
2.3.20 Daun dewa (Gynura pseudochina)...35
2.3.21 Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)...36
2.3.22 Kunyit (Curcuma domestica)...37
2.3.23 Jahe (Zingiber officinale Rosc.)...38
2.3.24 Kencur (Kaemferia galanga)...38
2.3.25 Temulawak (Curcuma xanthoriza)...39
2.4 Prinsip Dasar Meracik Obat Herbal...40
2.4.1 Sifat dan cita rasa dari setiap tanaman...40
(7)
x
2.4.3 Menentukan formulasi ramuan...42
2.4.4 Jenis dan cara pembuatan obat herbal...43
2.4.5 Cara pemakaian obat herbal...47
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN...48
3.1 Jenis Penelitian...48
3.2 Rancangan Penelitian...48
3.3 Instrumen Penelitian...48
3.4 Pengumpulan Data...48
3.5 Populasi...49
3.6 Teknik Pengambilan Sampel...49
3.7 Analisis Data...50
3.8 Pengolahan dan Penyajian Data...50
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN...51
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...51
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan...……….…………53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….………66
5.1 Kesimpulan………..66
5.2 Saran……….67
DAFTAR PUSTAKA………..68
LAMPIRAN……….71
(8)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tingkat partisipasi masyarakat dalam perkembangan TOGA...9 Tabel 2.2
Jenis tanaman berdasarkan bagian yang digunakan...13 Tabel 2.3
Jenis tanaman berdasarkan sifatnya...41 Tabel 2.4
Efek farmakologi berbagai jenis tanaman obat...42 Tabel 4.1
Distribusi Umur Responden……….53 Tabel 4.2
Distribusi Jenis Kelamin Responden………...…53 Tabel 4.3
Distribusi Pendidikan Terakhir Responden……….54 Tabel 4.4
Distribusi Luas Pekarangan Rumah Responden……….54 Tabel 4.5
Distribusi Jumlah Tanaman Obat Yang Diketahui……….55 Tabel 4.6
Distribusi Jumlah Tanaman Obat Yang Ditanam di Pekarangan Rumah…55 Tabel 4.7
Distribusi Responden Yang Tahu Tentang Manfaat Masing-masing Jenis Tanaman Obat………56 Tabel 4.8
Distribusi Responden yang Setuju Pengobatan Dengan Tanaman Obat…..56 Tabel 4.9
Distribusi Pemakaian Tanaman Obat untuk Mengobati Panas………57 Tabel 4.10
(9)
xii Tabel 4.11
Distribusi Pemakaian Tanaman Obat untuk Mengobati Mencret………58 Tabel 4.12
Distribusi PemakaianTanaman Obat untuk Mengobati Saluran Kencing…...59 Tabel 4.13
Distribusi Pemakaian Tanaman Obat untuk Mengobati Pegal Linu…….….60 Tabel 4.14
Distribusi Pemakaian Tanaman Obat untuk Mengobati Sariawan……….…60 Tabel 4.15
Distribusi Pemakaian Tanaman Obat untuk Mengobati Hipertensi…….….61 Tabel 4.16
Distribusi Pemakaian Tanaman Obat untuk Mengobati Asam Urat dan Rematik………..……..62 Tabel 4.17
Distribusi Cara Meramu Tanaman Obat………63 Tabel 4.18
Distribusi Alasan Menggunakan Tanaman Obat………..63 Tabel 4.19
Distribusi Cara Mendapatkan Tanaman Obat……….…….64 Tabel 4.20
Distribusi Responden Yang Merasakan Manfaat Dari Penggunaan Tanaman Obat………..64 Tabel 4.21
Distribusi Tindakan Responden Yang Merasakan Tidak Ada Perubahan Setelah Menggunakan Tanaman Obat……….65
(10)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Medicinal Herbs Garden...7
Gambar 2.2 Benjamin Rush Medicinal Herb Garden………..……7
Gambar 2.3 Proses pembersihan dan sterilisasi...14
Gambar 2.4 Proses pengeringan...15
Gambar 2.5 Kembang Sepatu...18
Gambar 2.6 Kemuning...19
Gambar 2.7 Tapak Dara...20
Gambar 2.8 Beluntas...21
Gambar 2.9 Daun Sendok...22
Gambar 2.10 Daun Sendok...23
Gambar 2.11 Sambiloto...24
Gambar 2.12 Sambiloto...24
Gambar 2.13 Sembung...25
Gambar 2.14 Sosor Bebek...26
Gambar 2.15 Tempuyung...27
Gambar 2.16 Antanan...28
Gambar 2.17 Daun Saga...28
Gambar 2.18 Daun Salam...29
Gambar 2.19 Daun Sirih...30
Gambar 2.20 Kumis Kucing...30
Gambar 2.21 Sambang Darah...31
Gambar 2.22 Brotowali ...32
Gambar 2.23 Belimbing Wuluh...33
Gambar 2.24 Jambu Biji...34
Gambar 2.25 Mengkudu...33
Gambar 2.26 Daun Dewa...35
Gambar 2.27 Daun Dewa...36
Gambar 2.28 Jeruk Nipis...36
(11)
xiv
Gambar 2.30 Jahe...38
Gambar 2.31 Kencur...39
Gambar 2.32 Temulawak...40
Gambar 4.1 Puskesmas Sukaraja……….………..52
(12)
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner……….71
(13)
71
Lampiran 1
KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT MENGENAI TANAMAN OBAT KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIKEAS KECAMATAN CIKEAS KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2007
I. DATA UMUM 1. Nama Responden : 2. Umur Responden : 3. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki b. Perempuan
4. Pendidikan terakhir : a. SD
b. SMP c. SMU
d. Perguruan Tinggi / Akademi 5. Luas pekarangan rumah :
a. Tidak ada b. < 2m2 c. 2 – 6 m2 d. > 6 m2
II. DATA KHUSUS
6. Berapakah jumlah tanaman obat yang Bapak/Ibu ketahui? a. <5
(14)
72
c. >10
7. Berapakah jumlah tanaman obat yang Bapak /Ibu tanam di rumah? a. <5
b. 5-10 c. 10-25 d. >25
8. Apakah Bapak/Ibu tahu manfaat masing-masing tanaman obat tersebut?
a. tahu b. tidak tahu
9. Apakah Bapak/Ibu setuju cara pengobatan dengan menggunakan tanaman obat?
a. setuju b. tidak setuju
10. Tanaman obat apa yang paling sering Bapak/ Ibu gunakan untuk mengobati panas?
a. Sosor bebek b. Daun sembung c. Daun sirih
11. Tanaman obat apa yang paling sering Bapak/ Ibu gunakan untuk mengobati batuk?
a. Jeruk nipis b. Daun sembung c. Daun saga d. Kembang sepatu
12. Tanaman obat apa yang paling sering Bapak/ Ibu gunakan untuk mengobati mencret?
a. Daun sembung b. Daun jambu biji c. Kunyit
d. Sambiloto
13. Tanaman obat apa yang paling sering Bapak/ Ibu gunakan untuk mengobati saluran kencing?
a. Kumis kucing b. Tempuyung
(15)
73
c. Daun sendok
14. Tanaman obat apa yang paling sering Bapak/ Ibu gunakan untuk mengobati pegal linu?
a. Jahe b. Kencur c. Temulawak d. Kemuning
16. Tanaman obat apa yang paling sering Bapak/ Ibu gunakan untuk mengobati sariawan?
a. Daun sirih b. Saga
c. Kembang sepatu
17. Tanaman obat apa yang paling sering Bapak/ Ibu gunakan untuk mengobati gejala hipertensi ?
a. Daun sambiloto b. Antanan c. Daun Dewa d. Belimbing wuluh e. Mengkudu f. Tapak dara
18. Tanaman obat apa yang paling sering Bapak/ Ibu gunakan untuk mengobati asam urat dan rematik ?
a. Sambiloto b. Daun sembung c. Kumis kucing
19. Bagaimana cara yang paling sering Bapak/ Ibu gunakan untuk meramu tanaman obat ?
a. direbus b. ditumbuk
c. dimakan langsung
(16)
74
a. murah
b. mudah didapatkan c. tradisi
d. aman
21. Darimana Bapak/ Ibu mendapatkan tanaman obat tersebut ? a. menanam sendiri
b. membeli
c. mendapatkan dari orang lain
22. Apakah Bapak/ Ibu merasakan manfaat setelah mengkonsumsi tanaman obat tersebut?
a. ya b. Tidak
23. Bila tidak ada perubahan, apa yang Bapak/ Ibu lakukan? a. Ke dokter / BP Swasta
b. Puskesmas
(17)
75
Lampiran 2
MORFOLOGI TUMBUHAN
(Wijayakusuma,Hembing.2000.Ensiklopedia Milenium Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia.Jakarta:Prestasi Insan Indonesia. Halaman 5)
(18)
76
(Wijayakusuma,Hembing.2000.Ensiklopedia Milenium Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia.Jakarta:Prestasi Insan Indonesia. Halaman 6)
(19)
77
(Wijayakusuma,Hembing.2000.Ensiklopedia Milenium Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia.Jakarta:Prestasi Insan Indonesia. Halaman 7)
(20)
78
RIWAYAT HIDUP
1. UMUM
Nama : Eva Anastasia Segara
Nomor Pokok Mahasiswa : 0410078
Tempat dan tanggal lahir : Bogor, 18 November 1985
Alamat : Jalan Babakan Jeruk Indah I/5 Bandung
2. PENDIDIKAN
Tahun 1992 lulus TK Mardi Yuana 2 Bondongan, Bogor Tahun 1998 lulus SD Mardi Yuana 2 Bondongan, Bogor Tahun 2001 lulus SMP Mardi Yuana 2 Bondongan, Bogor Tahun 2004 lulus SMU Negeri 1, Bogor
(21)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sejak ribuan tahun yang lalu, obat dan pengobatan tradisional telah ada di Indonesia, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat- obatan modernnya dikenal masyarakat. Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tanaman berkhasiat obat merupakan pengobatan yang dimanfaatkan dan diakui oleh masyarakat, yang menandai kesadaran untuk kembali ke alam (back to nature) adalah untuk mencapai kesehatan yang optimal dan untuk mengobati berbagai penyakit secara alami ( Prof.H.M.Hembing Wijayakusuma, 2000 )
Indonesia yang selama ini dikenal sebagai negara agraris diberkahi Tuhan dengan kesuburan tanah dan iklim yang memungkinkan berbagai varietas tanaman tumbuh subur. Begitu pula dengan jenis-jenis tanaman yang selama ini dikenal secara luas memiliki khasiat sebagai obat. Negara ini memiliki ribuan jenis tanaman obat terbesar kedua setelah Brazil, namun hingga saat ini potensi tanaman obat di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal, baru sekitar 238 jenis yang telah dimanfaatkan ( Pikiran Rakyat, Jakarta 2007 ).
Pengetahuan mengenai pemanfaatan berbagai jenis tanaman yang berkhasiat sebagai obat untuk menjaga kesehatan atau bahkan untuk mengobati penyakit ini merupakan warisan nenek moyang kita yang sejak jaman dahulu telah banyak dimanfaatkan jauh sebelum pengobatan medis modern. Dari berbagai varietas tanaman obat tersebut, banyak yang digunakan secara turun temurun dan khasiatnya diyakini secara empiris, namun banyak juga yang telah diuji baik secara pre klinis maupun klinis, dan telah disebarkan secara luas sebagai obat fitofarmaka atau jamu.
Menurut Prof. Dr. Usman S.F.Tambunan, untuk menentukan khasiat obat tradisional diperlukan uji klinis, sebab dari segi farmakodinamik dan farmakokinetik, obat treadisional sangat sulit ditelusuri. Dari segi
(22)
2
Universitas Kristen Maranatha farmakodinamik, obat tradisional terdiri atas berbagai campuran bahan, sehingga sangat sulit menelusuri zat apa yang sebenarnya berkhasiat menyembuhkan suatu penyakit. Adapun dari segi farmakokinetik, sulit untuk mengetahui bagaimana penyerapan obat tradisional di dalam tubuh serta efek apa yang mungkin ditimbulkan.
Tanaman obat yang digunakan secara tradisional ini diyakini memiliki banyak manfaat, selain itu juga memberikan efek samping yang lebih sedikit. Tanaman obat ini juga bisa bermanfaat untuk mencegah bahkan meringankan gejala dari berbagai jenis penyakit seperti rematik, penyakit kulit, tekanan darah tinggi dan rendah hingga diabetes yang sampai saat ini Ilmu kedokteran modernpun masih belum mengetahui secara pasti sebab dan cara penyembuhannya ( dr Frans Tshai , Kompas 2000 ).
Kesulitan ekonomi yang melanda Indonesia juga semakin memberikan alasan bagi masyarakat untuk kembali memanfaatkan tanaman yang telah disediakan alam untuk berbagai pengobatan, karena sebagaimana telah diketahui, harga tanaman obat ini umumnya lebih terjangkau dan mudah didapatkan sehingga dapat dipergunakan secara luas. Penanaman berbagai tumbuhan obat ini juga dapat berguna sebagai taman yang dapat membuat pekarangan rumah menjadi lebih asri dan nyaman.
Inti pembangunan kesehatan dasar adalah pemberdayaan masyarakat,jadi bagaimana memberi pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat supaya ia memelihara dan menjaga kesehatannya, dengan memanfaatkan potensi diri dan lingkungannya (Putu Oka Sukanta, Kompas 2000 ). Pemerintah pun semakin menyadari pentingnya pengembangan pemanfaatan tanaman obat yang terutama ada di lingkungan sekitar masyarakat itu sendiri. Sejak beberapa tahun yang lalu, pemerintah telah membentuk Sentra Pengembangan dan Penerapan Obat Tradisional ( Sentra P3T ) yang saat ini sudah ada di 12 propinsi. Selanjutnya pemerintah tingkat daerah mulai mengenalkan program Tanaman Obat Keluarga yang dikembangkan oleh puskesmas-puskesmas di masing-masing wilayah kerjanya.
(23)
3
Universitas Kristen Maranatha Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan ( Wikipedia Indonesia, 2006 ). Program ini selain bertujuan untuk pengobatan keluarga, diharapkan juga dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual ( Wikipedia Indonesia, 2006 ).
Pemerintah juga, melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan telah mengusahakan pengembangan pengetahuan dan pemasyarakatan Tanaman Obat Keluarga ini melalui berbagai penelitian. Hingga saat ini telah diketahui beberapa tanaman obat unggulan yang bermanfaat dan telah umum digunakan, yaitu kunyit, temu lawak, jati belanda, buah mengkudu, daun salam, cabai jawa, sambiloto, jahe merah, daun jambu biji ( Badan POM, 2004 ).
I.2 Identifikasi Masalah
Tanaman obat apa sajakah yang umum digunakan di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja daerah Kabupaten Bogor dan apa saja kegunaan tanaman obat tersebut.
I.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian :
Memperkenalkan lebih dalam berbagai jenis tamaman obat. Tujuan penelitian :
Untuk mendapatkan gambaran pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja daerah Kabupaten Bogor mengenai tanaman obat yang umum digunakan dan kegunaan masing-masing tanaman obat tersebut.
(24)
4
Universitas Kristen Maranatha
I.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis : meningkatkan pengetahuan tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
Manfaat praktis : memberikan informasi secara lebih mendalam kepada masyarakat, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja daerah kabupaten Bogor mengenai Tanaman Obat Keluarga dan berbagai manfaatnya.
I.5 Kerangka Pemikiran
Potensi tumbuhan sebagai tanaman yang berkhasiat sebagai obat memang telah lama dikenal manusia. Di dunia, tokoh fitoterapi Yunani dan Persia seperti Hipocrates dan Ibnu Sinna yang hidup ribuan tahun lalu, telah mengenal pengobatan penyakit dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Secara kimiawi, tumbuhan dianggap sebagai penghasil senyawa organik yang jenis dan jumlahnya hampir tidak terhingga ( Logo Medika, Oktober 1996 ).
Herbal medicine adalah salah satu ilmu terkuno di bidang kedokteran (David Winston, RH (AHG) ). Pengobatan tradisional menggunakan tanaman obat sebagai salah satu bentuk herbal medicine kini telah semakin banyak digunakan di masyarakat umum. Tanaman obat, baik yang dikenal secara empiris maupun telah diuji secara klinis atau pre-klinis memiliki berbagai khasiat dan secara turun-temurun dimanfaatkan masyarakat untuk merawat kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit ( Kompas, 2006 ).Ini karena tumbuhan sebagai sumber nabati terbukti mempunyai khasiat yang mujarab, tidak mempunyai efek samping dan bahannya pun mudah didapat. Bahkan dipercaya kalau tumbuh-tumbuhan justru dapat menetralisir efek sampingan dari zat-zat aktif yang membahayakan didalam tubuh ( Ir. Dwi Anggraini, Suara Merdeka 2002 ).
Sebagai Negara yang memiliki banyak sumber tanaman obat tersebut, Direktur Lembaga Eijkman Prof Sangkot Marzuki, PhD mengatakan, Indonesia juga dapat berkompetisi dalam membuat bakalan obat. Pengembangan obat yang paling riil bagi Indonesia, jelasnya, adalah pengembangan obat tradisional hingga
(25)
5
Universitas Kristen Maranatha memiliki jaminan kualitas (quality assurance) yang lebih baik dan membuat standar sumbernya. Indonesia dapat melakukan itu karena biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah dibandingkan dengan obat modern ( Kompas, 2005 ). Pengobatan tradisional kembali banyak dibicarakan ketika krisis ekonomi melanda Indonesia. Sebabnya bukan hanya karena meningkatnya apresiasi pengobatan tradisional, tetapi juga karena harga bahan baku obat modern meroket akibat terpuruknya nilai rupiah ( Wisdom of The Elders, Robert Jastrow).
Oleh karena itu, pemanfaatan dan pengenalan tanaman obat keluarga pada masyarakat luas amat penting baik bagi ilmu pengobatan itu sendiri maupun bagi perekonomian keluarga.
I.6 Metodologi
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah secara deskriptif observasional. Populasi yang diteliti adalah kepala keluarga atau pengganti kepala keluarga di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja, Kabupaten Bogor. Teknik sampling dengan sampel acak sederhana. Metode pengumpulan data dilakukan secara wawancara langsung kepada responden dan observasi terbuka. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain adalah kuesioner dan kamera untuk observasi.
I.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Cikeas dan desa Sukaraja pada wilayah kerja Puskesmas Sukaraja daerah Kabupaten Bogor pada bulan Juli 2007.
(26)
66 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
TamanObat Keluarga (TOGA) adalah sarana untuk mendekatkan pemakaian
tanaman obat yang khasiatnya telah diketahui sebagai alternatif terapi. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja, yaitu di Desa Cikeas dan Desa Sukaraja, didapatkan kesimpulan bahwa :
1. Tingkat pendidikan dan umur responden memiliki pengaruh dalam
gambaran pengetahuan mengenai TOGA. Dimana pada responden dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, pengetahuan mengenai TOGA lebih banyak. Sedangkan pada responden yang berumur > 30 tahun, pada umumnya juga memiliki pengetahuan mengenai TOGA yang lebih baik.
2. Seluruh responden menyetujui pemakaian tanaman obat sebagai obat
alternatif untuk terapi, namun tidak semua dari responden tersebut menggunakan TOGA untuk pengobatan sehari-hari.
3. Di Desa Sukaraja, pengetahuan responden mengenai TOGA, baik
mengenai jenis dan kegunaan masing-masing tanaman obat, serta cara pemakaiannya secara umum cukup baik. Akan tetapi, di Desa Cikeas pengetahuan responden mengenai TOGA masih kurang
4. Secara umum tingkat partisipasi masyarakat mengenai pemanfaatan
TOGA menurut Departemen Kesehatan RI di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja ini berada pada tingkatan perkembangan madya, dimana jumlah kepala keluarga (KK) yang memiliki TOGA 30 – 60 % dan jenis tanaman yang ditanam per KK 5– 25 jenis. Sedangkan jumlah KK yang memanfaatkan TOGA berada pada tingkatan purnama, yakni > 50 %.
(27)
67
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Sukaraja, sebaiknya diadakan penyuluhan tentang pengobatan dengan menggunakan tanaman obat untuk alternatif terapi.
2. Penggunaan tanaman obat sebaiknya tidak sembarangan, melainkan
melalui konsultasi dengan tenaga medis terlebih dahulu.
3. Pembudidayaan TOGA yang dilakukan di wilayah ini dapat ditingkatkan
dengan menggunakan rumah model yang membudidayakan TOGA misalnya di puskesmas ataupun di rumah tokoh-tokoh masyarakat.
(28)
68 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
A, Humaini. 2006. TOGA untuk kesehatan. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0004/12/iptek/peng22.htm. 10 Mei 2007.
Ardi Kaptiningsih, Atikah, Baidarsyah, Bastari, Erna Tresnaningsih, John Mokoginta, dkk. 1997. Arrif pedoman manajemen peran serta masyarakat. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 62-63.
Benjamin Rush Medicinal Herb Garden. 1996. http://www.pacscl.org/flowershow/images/collegegarden1.jpg&imgrefurl. 2 November 2007.
Brotowali. http://images.search.yahoo.com/search/images/view?back= id=06f9f5741f5997a8&ei=UTF-8. 2 November 2007.
Dalimartha, Setiawan. 1999. Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Trubus Agriwijaya. Halaman 18-21, 36-40, 50-56, 73-77, 115-119, 120-125,
139-144, 146-149, 158-161.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1993. Tanaman obat keluarga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Halaman 23-24, 42-43, 61-66, 75-76, 80-82, 89-97, 105-108, 113-115.
Handayani, Lestari. 2002. Pemanfaatan obat tradisional untuk kesehatan usila. http://www.tempo.co.id/medika/arsip/112002/hor-2. 3 Mei 2007.
Hart, Jacqueline A. 2000. Herbal medicine. http://www.umm.edu/altmed/articles/herbal-medicine-000351.htm. 8 Mei 2007.
Jambu biji.
http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.iptek.net.id/ind/pd_tano bat/gambar/jambubij.jpg. 31 Oktober 2007.
(29)
69
Universitas Kristen Maranatha
Jeruk nipis. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=131. 2 November 2007.
Mahendra, B. 2006. Panduan meracik herbal. Jakarta : Penebar Swadaya. Halaman 5-31, 47-49, 56-70.
Medicinal Herbs Garden. 2005. http://www.pacscl.org/flowershow/college_garden.html&h=356&w=534&sz= 89&hl=id&start=3. 30 Oktober 2007.
Mengkudu.http://images.google.co.id/images?svnum=10&um=1&hl=id&q=meng kudu&btnG=Cari+Gambar. 2 November 2007.
Muhlisah, Fauziah. 1995. Taman obat keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya. Halaman 8-14, 17-18, 34-42, 55-57, 65-71, 74-76, 89-91.
Redaksi AgroMedia. 2007. Memanfaatkan pekarangan untuk taman obat
keluarga. Jakarta : PT AgroMedia Pustaka. Halaman 1-7, 9, 36,41, 48, 49, 54,
63, 67.
Sianturi . 2002. Potensi tanaman obat belum digarap optimal.
Suharmiati, Herti Maryani. 2003. Khasiat dan manfaat daun dewa dan sambung
nyawa. Jakarta : PT AgroMedia Pustaka. Halaman 1, 5, 10.
Tanaman obat keluarga. http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_obat_keluarga. 3 Mei 2007.
Tukiman. 2006. Penggunaan obat tradisional. http://www.batan.go.id/bkhh/BagianHumas/KlippingBerita/Klipping2006/Pen ggunaanObatTradisionalMinim_Kompas_23Agust06.htm. 9 Mei 2007.
(30)
70
Universitas Kristen Maranatha
Wijayakusuma, Hembing. 2000. Ensiklopedia milenium tumbuhan berkhasiat
obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Prestasi Insan Indonesia. Halaman 1-3, 5-17,
(1)
5
Universitas Kristen Maranatha memiliki jaminan kualitas (quality assurance) yang lebih baik dan membuat standar sumbernya. Indonesia dapat melakukan itu karena biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah dibandingkan dengan obat modern ( Kompas, 2005 ). Pengobatan tradisional kembali banyak dibicarakan ketika krisis ekonomi melanda Indonesia. Sebabnya bukan hanya karena meningkatnya apresiasi pengobatan tradisional, tetapi juga karena harga bahan baku obat modern meroket akibat terpuruknya nilai rupiah ( Wisdom of The Elders, Robert Jastrow).
Oleh karena itu, pemanfaatan dan pengenalan tanaman obat keluarga pada masyarakat luas amat penting baik bagi ilmu pengobatan itu sendiri maupun bagi perekonomian keluarga.
I.6 Metodologi
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah secara deskriptif observasional. Populasi yang diteliti adalah kepala keluarga atau pengganti kepala keluarga di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja, Kabupaten Bogor. Teknik sampling dengan sampel acak sederhana. Metode pengumpulan data dilakukan secara wawancara langsung kepada responden dan observasi terbuka. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain adalah kuesioner dan kamera untuk observasi.
I.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Cikeas dan desa Sukaraja pada wilayah kerja Puskesmas Sukaraja daerah Kabupaten Bogor pada bulan Juli 2007.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Taman Obat Keluarga (TOGA) adalah sarana untuk mendekatkan pemakaian tanaman obat yang khasiatnya telah diketahui sebagai alternatif terapi. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja, yaitu di Desa Cikeas dan Desa Sukaraja, didapatkan kesimpulan bahwa :
1. Tingkat pendidikan dan umur responden memiliki pengaruh dalam gambaran pengetahuan mengenai TOGA. Dimana pada responden dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, pengetahuan mengenai TOGA lebih banyak. Sedangkan pada responden yang berumur > 30 tahun, pada umumnya juga memiliki pengetahuan mengenai TOGA yang lebih baik.
2. Seluruh responden menyetujui pemakaian tanaman obat sebagai obat alternatif untuk terapi, namun tidak semua dari responden tersebut menggunakan TOGA untuk pengobatan sehari-hari.
3. Di Desa Sukaraja, pengetahuan responden mengenai TOGA, baik mengenai jenis dan kegunaan masing-masing tanaman obat, serta cara pemakaiannya secara umum cukup baik. Akan tetapi, di Desa Cikeas pengetahuan responden mengenai TOGA masih kurang
4. Secara umum tingkat partisipasi masyarakat mengenai pemanfaatan TOGA menurut Departemen Kesehatan RI di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja ini berada pada tingkatan perkembangan madya, dimana jumlah kepala keluarga (KK) yang memiliki TOGA 30 – 60 % dan jenis tanaman yang ditanam per KK 5– 25 jenis. Sedangkan jumlah KK yang
(3)
67
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
1. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukaraja, sebaiknya diadakan penyuluhan tentang pengobatan dengan menggunakan tanaman obat untuk alternatif terapi.
2. Penggunaan tanaman obat sebaiknya tidak sembarangan, melainkan melalui konsultasi dengan tenaga medis terlebih dahulu.
3. Pembudidayaan TOGA yang dilakukan di wilayah ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan rumah model yang membudidayakan TOGA misalnya di puskesmas ataupun di rumah tokoh-tokoh masyarakat.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
A, Humaini. 2006. TOGA untuk kesehatan.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0004/12/iptek/peng22.htm. 10 Mei 2007.
Ardi Kaptiningsih, Atikah, Baidarsyah, Bastari, Erna Tresnaningsih, John
Mokoginta, dkk. 1997. Arrif pedoman manajemen peran serta masyarakat.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 62-63.
Benjamin Rush Medicinal Herb Garden. 1996.
http://www.pacscl.org/flowershow/images/collegegarden1.jpg&imgrefurl. 2
November 2007.
Brotowali. http://images.search.yahoo.com/search/images/view?back=
id=06f9f5741f5997a8&ei=UTF-8. 2 November 2007.
Dalimartha, Setiawan. 1999. Atlas tumbuhan obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Trubus Agriwijaya. Halaman 18-21, 36-40, 50-56, 73-77, 115-119, 120-125,
139-144, 146-149, 158-161.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1993. Tanaman obat keluarga.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Halaman 23-24, 42-43, 61-66, 75-76, 80-82, 89-97, 105-108, 113-115.
Handayani, Lestari. 2002. Pemanfaatan obat tradisional untuk kesehatan usila.
http://www.tempo.co.id/medika/arsip/112002/hor-2. 3 Mei 2007.
Hart, Jacqueline A. 2000. Herbal medicine.
http://www.umm.edu/altmed/articles/herbal-medicine-000351.htm. 8 Mei
2007.
Jambu biji.
(5)
69
Universitas Kristen Maranatha
Jeruk nipis. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=131. 2
November 2007.
Mahendra, B. 2006. Panduan meracik herbal. Jakarta : Penebar Swadaya.
Halaman 5-31, 47-49, 56-70.
Medicinal Herbs Garden. 2005.
http://www.pacscl.org/flowershow/college_garden.html&h=356&w=534&sz= 89&hl=id&start=3. 30 Oktober 2007.
Mengkudu.http://images.google.co.id/images?svnum=10&um=1&hl=id&q=meng kudu&btnG=Cari+Gambar. 2 November 2007.
Muhlisah, Fauziah. 1995. Taman obat keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya.
Halaman 8-14, 17-18, 34-42, 55-57, 65-71, 74-76, 89-91.
Redaksi AgroMedia. 2007. Memanfaatkan pekarangan untuk taman obat
keluarga. Jakarta : PT AgroMedia Pustaka. Halaman 1-7, 9, 36,41, 48, 49, 54,
63, 67.
Sianturi . 2002. Potensi tanaman obat belum digarap optimal.
Suharmiati, Herti Maryani. 2003. Khasiat dan manfaat daun dewa dan sambung
nyawa. Jakarta : PT AgroMedia Pustaka. Halaman 1, 5, 10.
Tanaman obat keluarga. http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_obat_keluarga. 3 Mei 2007.
Tukiman. 2006. Penggunaan obat tradisional.
http://www.batan.go.id/bkhh/BagianHumas/KlippingBerita/Klipping2006/Pen ggunaanObatTradisionalMinim_Kompas_23Agust06.htm. 9 Mei 2007.
(6)
70
Wijayakusuma, Hembing. 2000. Ensiklopedia milenium tumbuhan berkhasiat
obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Prestasi Insan Indonesia. Halaman 1-3, 5-17,