Survei Aktivitas Sabun Disinfektan "ML" Atas Selada Dibandingkan Dengan Fenol dan Dengan Menggunakan Kehadiran Bakteri Coliform Sebagai Indikator.

(1)

ABSTRAK

Survei Aktivitas Sabun Disinfektan “ML” atas Selada melalui Penentuan Koefisien Fenol dan dengan menggunakan Kehadiran Bakteri coliform sebagai

Indikator

Dicky Hizkia Sukmawidjaja

Pembimbing : Philips Onggowidjaja, S. Si, M. Si Fanny Rahardja, dr

Higiene sayuran dan buah-buahan segar yang buruk membawa konsumen kepada sabun cair disinfektan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kekuatan disinfeksi sabun disinfektan “ML”. Untuk mengetahui kekuatan disinfeksi tersebut dilakukan penghitungan Koefisien Fenol: yaitu nilai yang didapatkan dari perbandingan disinfektan tersebut dan kekuatan fenol, pada menit ke 5 dan 10, yang dirata-ratakan. Selain itu, telah dilakukan inetode pengenceran untuk mendapatkan berbagai konsentrasi ”ML”

.

dilanjutkan dengan pencucian selada, penanaman air bekas cucian selada pada agar MacConkey dan penghitungan koloni coliform yang tumbuh. Nilai Koefisien Fenol yang didapatkan kurang dari 1. Hal ini menunjukkan daya disinfeksi “ML” lebih lemah daripada fenol. Hasil pengenceran ‘ML” menunj ukan jumlah kuman coliform ineningkat pada pencucian dengan konsentrasi 0,5 % hingga konsentrasi 2 % kemudian menurun pada konsentrasi 4 % dan meningkat kembali pada konsentrasi 6 % Hal ini menunjukan “ML” sebagai pencuci.


(2)

Survey of Disinfectant Soap Activity of “ML” for Letuce by Determination of Phenol

oeff

icient and Using The Presence of Coliform Bacteria as Indicator

Dicky Hizkia Sukmawidjaja Tutors : Philips Onggowidjaja S. S i , SI

Fanny Rahardja dr

Poor higiene of fresh vegetables and fruits brought consumers to the use of disinfectant liquid soap. The research was performed to know the effectivity o f a disinfectant liquid soap, branded ”ML ”. Determination of phenol coenficient was done. Phenol coeficient value was obtained as averaged ratio

of

dilution

of

the disinfectant to dilution of phenol ratio afier 5 ’ and 10 exposures, Serial dilution was performed to get various concentration of “ML continued by fetuce washing Used water was inoculated into MacConkey agar plate. Coliform colonies were counted. The value of phenol coefficient was less than I . This result indicated that the disinfectant effectivity

of

“ML was lower than that

of

phenol. The increasing number of coliform in “ML ’’ concentrations from 0,5 % to 2 %, decreasing i n 4 % and increasing again in 6 %. Showed the “ML ’’ as washing agent.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PERNYATAAN MAHASISWA

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAS

DAFTAR TABEL

DAFTAR GRAFIK

DAFTAR BAGAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang

1 2 Identifikasi Masalah 1 3 Maksud dan Tujuan

1 4 Kegunaan Penelitian

1 5 . Kerangka Pemikiran

1.6 Metodologi

1.7 Lokasi dan Waktu

iv vi xi xii xiii xiv 1 1

2

2 3 3 3 4


(4)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bakteri

2.2. Sumber Bakteri

2.3. Bakteri Gram Negatif

2.4. Hubungan antara Ilmu Pengetahuan Mengenai Air dan

Bakteri Escherichia coli

2.5. Escherichia coli 2.5.1. Morfologi

2.5.2. Pertumbuhan dan Perbenihan

2.5.3. Struktur Dinding Sel 2.5.4. Struktur Antigen

2.5.5. Patogenitas

2.5.6. Patogenitas dan penyakit pada Manusia

2.6. Metode Penghitungan Sel

2.7. Kontrol Pertumbuhan Bakteri

2.8. Koefisien Fenol

2.9. Cara Hidup bersama Bakteri

BAB 3. BAHAN, PERALATAN DAN TATA KERJA

3.1 . Bahan Penelitian

3.2. Peralatan Penelitian dan Kegunaannya

3.3. Tata Kerja Penelitian

3 . 3 . I . Penentuan Koefisien Fenol

3.3.2. Pengaruh “ML” pada Berbagai Konsentrasi

7 8 8 8 9 9 10 11 11 11 12 13 14 14 15 16 16 18


(5)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 .Hasil Penentuan Koefisien Fenol

4.2 .Jumlah Bakteri Caliform y ang Tumbuh pada Berbagai

Konsentrasi "ML" BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN

5.1 . Kesimpulan

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENELITI

20

20

22

26

26

26

27 3 5


(6)

LAMPIRAN A GAMBAR CARA PENGENCERAN

KOEFISIEN FENOL ( FENOL ) 28

LAMPIRAN B GAMBAR CARA PENGENCERAN

KOEFISIEN FENOL ( “ML” ) 29

LAMPIRAN C FOTO HASIL PENANAMAN

DENGAN KOLONI 30

LAMPIRAN D GAMBAR PROSEDUR PERHITUNGAN

BIAKAN HIDUP DENGAN

MENGGUNAKAN PENGENCERAN

BERSERI ATAS SAMPEL 31

LAMPIRAN E GAMBAR DUA METODE UNTUK

MELAKUKAN PERHITUNGAN BIAKAN HIDUP

( PLA TE COUNT) 32

LAMPIRAN F TABEL JUMLAH KOLONT COLIFORM PADA BERBAGAI PENGENCERAN “ML”

(ULANGAN 1)

LAMPIRAN G TABEL JUMLAH KOLONI

COLIFORM

PADA BERBAGAI PENGENCERAN “ML”


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Penentuan Pengaruh Berbagai Konsentrasi "ML"

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Ulangan I Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Ulangan 2

Tabel 4.3.Nilai Koefisien Fenol dari "ML"

Tabel 4.4.Jumlah Bakteri

Coliform

/ ml Air Cucian pada Berbagai Konsentrasi "ML".

19

20

21

21

22


(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 .Jumlah Bakteri Coliform / ml Air Cucian pada


(9)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3 1 Bagan Kerja Penentuan Koefisien Fenol Bagan 3 2 Bagan Kerja Penentuan Pengaruh

Berbagai Konsetrasi “ML”

16

18


(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Sayuran dan buah-buahan segar merupakan sumber pemasukan gizi yang baik untuk memenuhi kebutuhan tubuli manusia. Selain mudah didapat, khususnya di negara sedang berkembang, harganya pun relatif lebih murah dibandingkan dengan bahan-bahan makanan olalian. Di samping menguntungkan, makan sayuran dan buah-buahan segar memiliki risiko tersebarnya penyakit menular.

Menurut Winarno (1 986), risiko penyerangan penyakit menular melalui sayuran dan buah-buahan segar memang ada, khususnya di daerah-daerah yang higienenya masih belum banyak mendapat perhatian. Sayur selada sering ditanain di pinggir selokan tempat air buangan mengalir atau tergenang dengan harapan mudah menyiraminya dengan air selokan tersebut. Karena tanaman selada disirami dengan air buangan tadi, berbagai bakteri penyakit tertimbun pada daun dan batangnya. Selain itu, selada jarang dimasak sebelum dikonsumsi, padahal pencucian saja sering tidak cukup untuk membebaskan selada dari bakteri.

Menurut para ahli di Universitas Retgers, bila penyiraman selada dengan air selokan tersebut dihentikan satu bulan sebelum panen, maka tidak ditemukan adanya kontaminasi (Winarno. 1956 ). Masalahnya adalah ketidaktahuan para pemanen selada tersebut mengenai higiene. Karena itu. tindakan disinfeksi terhadap berbagai macam sayuran dan buah-buahan mentah sangat diperlukan. Dalam hal ini telah banyak sekali dikeluarkan produk-produk anti-bakteri dalam bentuk cair maupun padat.

Sampai seberapa jauh masyarakat telah memikirkan dan mengetahui kemampuan disinfeksi dari suatu antibakteri adalah hal yang menarik untuk diteliti. Berkenaan dengan hal yang telah diuraikan di atas, penulis menyusun


(11)

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul:

Survei Aktivitas Sabun Disinfektan “ML” atas Selada dibandingkan dengan Fenol dan dengan menggunakan Kehadiran Bakteri Coliform sebagai lndikator

1 .2.Identifikasi Masalah

Menimbang latar belakang masalah, perlu menguji apakah produk antibakteri tertentu berfungsi sebagai sabun antibakteri seperti yang diklaim produsennya atau tidak. Apakah sabun “ML” memiliki daya disinfeksi ? Seberapa jauh efekti fit asny a ?

1.3.Maksud dan Tujuan

Penelitian ini bermaksud menguji klaim produsen, bahwa “ML“ adalah satu produk antibakteri untuk sayuran dan buah-buahan segar.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan :

I . Menentukan koefisien fenol “M L”.

2. Mengetahui sifat kerja ”ML” pada beberapa inacain konsentrasi dengan


(12)

1.4.Kegunaan Penelitian

Bagi produsen, penelitian ini berguna sebagai inasukan untuk melakukan perbaikan dan perubahan dalam pembuatan produk sabun antibakteri.

Bagi konsumen, sebagai infonnasi untuk mengetahui cara mencegah akibat -akibat kontaminasi bakteri pada sayuran dan buah-buahan segar.

Ragi para mahasiswa kedokteran pada umumnya, sebagai masukan untuk penelitian di masa yang akan datang.

1 . 5 . Kerangka Pemikiran

Sayuran dan buah-buahan segar memiliki peluang besar untuk terkontaminasi oleh berbagai bibit penyakit. Keberadaan produk pencuci yang berdaya disinfeksi diharapkan dapat mengurangi akibat-akibat kontaminasi pada makanan segar tersebut. Berdasarkan kedua hal tersebut, disusun hipotesis : “ M L ” berfungsi sebagai sabun disinfektan untuk sayuran dan buah-buahan segaar.

1 .6.Metodologi

Percobaan ini bersifat survei eksperimental dan terdiri atas 2 tahap, yaitu

Penelitian Koefisien Fenol (Soemamo, 1987) untuk mengetahui efekti fi tas ” ML” sebagai disin fek tan.

Pengeticeran “ML” dengan akuades stenl pada berbagai tingkat pengenceran untuk mengetahui sifat kerja “ML“ pada berbagai pengenceran, dilanjutkan dengan penanaman air cucian sayuran selada


(13)

1.7.Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. mulai semester 6 - semester 7 ( 2001 ).


(14)

BAB 5

KESIMPULAN DAN S A R A N

5.1

.

Kesimpulan

1 .“ML” memiliki sifat disinfeksi yang lebih lemah daripada fenol. 2. ”ML” cenderung memiliki sifat sebagai pencuci daripada disinfektan.

5.2 Saran

1. Produsen, perlu mencantumkan jumlah konsentrasi yang diperlukan untuk pencucian.

2. Konsumen, setelah melakukan pencucian dengan “ML”, sebaiknya membilas cucian dengan

air

bersih.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Alcamo,E. 1994. Fundamental of Microbiology. 4th ed. New York : The Benyamin /

Cummings Publishing Company, Inc.

Atlas, R. M. 1997. Principles of Microbiologi. Louisville, Kentucky: Wm C Brow

Publishers.

Brock. 1978. Basic Microbiologu with Application. New Jersey : Inc. Jawetz, Melnick, Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Jay, J. 1992. Modern Food Microbiology. Wayne State University

.

Kay, D. & Frickers, C. 1997. Coliforms and

E.

Coli. Cambridge : Athenaeum Press Ltd.

Mitchell, R. 1972. Water of Microbiology. New York : Inc.

Staf Pengajar Kedokteran UI. 1993. Microbiology Kedokteran. Binarupa Aksara Winarno, F. 1986. Air untuk Industri Pangan.. Gramedia Jakarta

Sonennwirth, A. C. 1970. Gradwohl 's Clinical Laboratory Methods and Diagnosis.

St Louis : The CV Mosby Company. Internet- 1

www . ces. u ga. edu/pubcd/B 927. html

Internet-2

693 .htm


(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Sayuran dan buah-buahan segar merupakan sumber pemasukan gizi yang baik untuk memenuhi kebutuhan tubuli manusia. Selain mudah didapat, khususnya di negara sedang berkembang, harganya pun relatif lebih murah dibandingkan dengan bahan-bahan makanan olalian. Di samping menguntungkan, makan sayuran dan buah-buahan segar memiliki risiko tersebarnya penyakit menular.

Menurut Winarno (1 986), risiko penyerangan penyakit menular melalui sayuran dan buah-buahan segar memang ada, khususnya di daerah-daerah yang higienenya masih belum banyak mendapat perhatian. Sayur selada sering ditanain di pinggir selokan tempat air buangan mengalir atau tergenang dengan harapan mudah menyiraminya dengan air selokan tersebut. Karena tanaman selada disirami dengan air buangan tadi, berbagai bakteri penyakit tertimbun pada daun dan batangnya. Selain itu, selada jarang dimasak sebelum dikonsumsi, padahal pencucian saja sering tidak cukup untuk membebaskan selada dari bakteri.

Menurut para ahli di Universitas Retgers, bila penyiraman selada dengan air selokan tersebut dihentikan satu bulan sebelum panen, maka tidak ditemukan adanya kontaminasi (Winarno. 1956 ). Masalahnya adalah ketidaktahuan para pemanen selada tersebut mengenai higiene. Karena itu. tindakan disinfeksi terhadap berbagai macam sayuran dan buah-buahan mentah sangat diperlukan. Dalam hal ini telah banyak sekali dikeluarkan produk-produk anti-bakteri dalam bentuk cair maupun padat.

Sampai seberapa jauh masyarakat telah memikirkan dan mengetahui kemampuan disinfeksi dari suatu antibakteri adalah hal yang menarik untuk diteliti. Berkenaan dengan hal yang telah diuraikan di atas, penulis menyusun


(2)

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul:

Survei Aktivitas Sabun Disinfektan “ML” atas Selada dibandingkan dengan Fenol dan dengan menggunakan Kehadiran Bakteri Coliform sebagai lndikator

1 .2.Identifikasi Masalah

Menimbang latar belakang masalah, perlu menguji apakah produk antibakteri tertentu berfungsi sebagai sabun antibakteri seperti yang diklaim produsennya atau tidak. Apakah sabun “ML” memiliki daya disinfeksi ? Seberapa jauh efekti fit asny a ?

1.3.Maksud dan Tujuan

Penelitian ini bermaksud menguji klaim produsen, bahwa “ML“ adalah satu produk antibakteri untuk sayuran dan buah-buahan segar.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan :

I . Menentukan koefisien fenol “M L”.

2. Mengetahui sifat kerja ”ML” pada beberapa inacain konsentrasi dengan parameter jumlah bakteri

coliform.


(3)

1.4.Kegunaan Penelitian

Bagi produsen, penelitian ini berguna sebagai inasukan untuk melakukan perbaikan dan perubahan dalam pembuatan produk sabun antibakteri.

Bagi konsumen, sebagai infonnasi untuk mengetahui cara mencegah akibat -akibat kontaminasi bakteri pada sayuran dan buah-buahan segar.

Ragi para mahasiswa kedokteran pada umumnya, sebagai masukan untuk penelitian di masa yang akan datang.

1 . 5 . Kerangka Pemikiran

Sayuran dan buah-buahan segar memiliki peluang besar untuk terkontaminasi oleh berbagai bibit penyakit. Keberadaan produk pencuci yang berdaya disinfeksi diharapkan dapat mengurangi akibat-akibat kontaminasi pada makanan segar tersebut. Berdasarkan kedua hal tersebut, disusun hipotesis : “ M L ” berfungsi sebagai sabun disinfektan untuk sayuran dan buah-buahan segaar.

1 .6.Metodologi

Percobaan ini bersifat survei eksperimental dan terdiri atas 2 tahap, yaitu Penelitian Koefisien Fenol (Soemamo, 1987) untuk mengetahui efekti fi tas ” ML” sebagai disin fek tan.

Pengeticeran “ML” dengan akuades stenl pada berbagai tingkat pengenceran untuk mengetahui sifat kerja “ML“ pada berbagai pengenceran, dilanjutkan dengan penanaman air cucian sayuran selada


(4)

1.7.Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. mulai semester 6 - semester 7 ( 2001 ).


(5)

BAB 5

KESIMPULAN DAN S A R A N

5.1

.

Kesimpulan

1 .“ML” memiliki sifat disinfeksi yang lebih lemah daripada fenol. 2. ”ML” cenderung memiliki sifat sebagai pencuci daripada disinfektan.

5.2 Saran

1. Produsen, perlu mencantumkan jumlah konsentrasi yang diperlukan untuk pencucian.

2. Konsumen, setelah melakukan pencucian dengan “ML”, sebaiknya membilas cucian dengan

air

bersih.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Alcamo,E. 1994. Fundamental of Microbiology. 4th ed. New York : The Benyamin / Cummings Publishing Company, Inc.

Atlas, R. M. 1997. Principles of Microbiologi. Louisville, Kentucky: Wm C Brow Publishers.

Brock. 1978. Basic Microbiologu with Application. New Jersey : Inc. Jawetz, Melnick, Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Jay, J. 1992. Modern Food Microbiology. Wayne State University

.

Kay, D. & Frickers, C. 1997. Coliforms and

E.

Coli. Cambridge : Athenaeum Press Ltd.

Mitchell, R. 1972. Water of Microbiology. New York : Inc.

Staf Pengajar Kedokteran UI. 1993. Microbiology Kedokteran. Binarupa Aksara Winarno, F. 1986. Air untuk Industri Pangan.. Gramedia Jakarta

Sonennwirth, A. C. 1970. Gradwohl 's Clinical Laboratory Methods and Diagnosis. St Louis : The CV Mosby Company.

Internet- 1

www . ces. u ga. edu/pubcd/B 927. html

Internet-2

693 .htm