Agen Karsinogenik dan Interaksi Selulernya.

ABSTRAK

AGEN KARSINOGENIK

Ronald Leonardo, 2003.

DAN INTERAKSI

SELULERNY A

Pembimbing I : Hanna Ratnawati, dr. M.Kes.
Pembimbing n : David Gunawan, dr.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan industri di berbagai
bidang mengakibatkan semakin banyaknya zat-zat yang bersifat karsinogenik
(pencetus kanker). Kanker merupakan penyakit genetik yang ditandai oleh
pertumbuhan sel atau jaringan abnormal dan tidak terkontrol, serta tidak berguna
bagi tubuh. Kanker sendiri sebagian besar dicetuskan oleh faktor-faktor
lingkungan, yaitu agen-agen karsinogenik, antara lain: agen fisik seperti sinar UV;
agen kimia; serta virus onkogenik.
Perubahan sel-sel normal menjadi neoplasma merupakan suatu proses dinamik

dan melalui beberapa langkah, yaitu melalui proses inisiasi, promosi dan
transformasi ke arah keganasan. Proses inisiasi seringkali terjadi karena stimulasi
dari agen karsinogenik terhadap dua jenis gen yaitu proto-onkogen, suatu
preskursor gen-gen kanker dan tumor gen supresor. Agen-agen karsinogenik dapat
menyebabkan mutasi pada kedua kelompok gen tersebut dan hal ini dapat
menyebabkan aktivasi faktor-faktor pertumbuhan yang akhirnya terjadi
transformasi ke arah keganasan meskipun stimulus dari agen karsinogenik
tersebut telah dihentikan.
Dengan mengetahui berbagai macam agen-agen karsinogenik serta kemudian
dapat menghindari pemaparan agen-agen tersebut, diharapkan dapat menurunkan
angka insidensi terjadinya kanker di masyarakat.

IV

ABSTRACT
CARCINOGENIC AGENTS AND THEIR CELLULAR INTERACTION

Ronald Leonardo,

2003.


Tutor I : Hanna Ratnawati, dr. MKes.
Tutor II : David Gunawan, dr.

As a result in industrial development, many substances had been found as
carcinogenic agents. Cancer isfundamentally a genetic disease with the ability to
proliferate abnormally. Environmental factor which is known as carcinogenic
agents play a role in many stages of the neoplastic process. These carcinogenic
agents can be divided into three groups, they are chemical agents; physical
agents such as radiation; and oncogenic viral,
Tumor progression occurred in a multistep process. These steps including
initiation events; promotion; and malignant transformation. The initiation step
frequently caused by carcinogenic agents, influence two group of genes, the
proto-oncogenes and tumor supressor genes. Carcinogenic agents can cause
mutations in these genes; and this will cause abnormal activation promoting cell
growth in the absence of external stimuli and leads to malignant transformation.
If we could recognize these carcinogenic agents and avoid these trigger
factors, we could decrease the cancer incidence.

v


DAFfAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNY AT AAN

ABSTRAK ...
ABSTRACT ...
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI... .~.
DAFTAR GAMBAR

iv
v
vi
vii
ix

BAB I


PENDAHULU AN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah...
1.3. " Maksud dan Tujuan
1.4. Metodologi Penelitian
1.5. Lokasi dan Waktu

I
I
3
3
3
3

BAB II

TINJAUAN PUST AKA
11.1. Defmisi...
11.1.1. Karakteristik Sel Kanker
11.1.2. Metastasis...

11.1.3. KiasifIkasi
11.2. Tanda Sel yang Mengalami Transfonnasi
11.2.1. Perubahan Sifat Pertumbuhan
11.2.2. Perubahan Morfologi
1l.2.3. Perubahan Kariotipe
11.2.4. Perubahan Antigenik
11.2.5. Perubahan Metabolik
11.2.6. Perubahan Pennukaan dan Membran Sel
11.3. Faktor Penyebab...
11.3.1. Karsinogen Kimia
11.3.1.1. Agen Yang Bekerja Langsung
11.3.1.2. Agen Yang Bekerja Tidak Langsung
11.3.1.3. Mekanisme Kerja Karsinogen Kimia
II.3.2. Karsinogenesis Radiasi
11.3.3. Virus Onkogenik
11.3.3.1. Virus RNA
11.3.3.2. Virus DNA
11.3.3.3. Mekanisme Karsinogenesis Virus
11.3.3.4. Hubungan Virus Onkogenik dan
Kanker pada Manusia

11.3.4. Karsinogen Lain
11.4. Peristiwa Seluler dan Molekuler pada Karsinogenesis
11.4.1. Kelainan Genetik pada Tumor

vii

4
4
5
7
10
l0
11
12
13
13
15
16
17
19'

21
21
26
30
33
34
35
36
38
39
40
41

viii

1l.4.2. Gen Tumor Supressor
1l.4.3. Onkogen
1l.4.3.1. Abnormalitas Ekspresi Onkogen
Dalam Tumor
II.4.3.2. Interaksi Karsinogen dengan Onkogen

dan Gen Tumor Supresor

43
47
49
50

BAB III

PEMBAHASAN

52

BABIV

KESIMPULAN DAN SARAN

54

DAFTAR PUSTAKA...

RlWAYAT IDDUP PENYUSUN

55
56

DAFfAR GAMBAR
halaman

2.1. Diagram pertumbuhan neoplasmajinak dan ganas

6

2.2. Langkah-Iangkah terjadinya metastasis

9

2.3. Jalur perubahan prokarsinogen kimiawi menjadi karsinogen aktif

24


2.4. Inisiasi, promosi, dan menetap

28

2.5. Retrovirus menginduksi transformasi kanker

37

2.6. Onkogen dan gen tumor supressor

44

2.7. Peranan p53 dalam sel dengan DNA yang rusak

46

2.8. Skema patogenese neoplasma

51


ix

BABI
PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang

Penyakit kanker adalah sebuah fenomena baru di dalam masyarakat modem
saat ini. Seiring dengan perkembangan jaman dan pesatnya pembangunan di
segala sektor mengakibatkan

meningkatnya

pencemaran

zat-zat yang dapat

menimbulkan kanker. Zat-zat karsinogen ini dapat berasal dari radiasi-ionisasi,
pemaparan bahan-bahan

kimia dan atau virus, dan lain-lain. Perbedaan sifat

keganasan atau jenis kanker yang ditimbulkan berbeda di tiap-tiap negara, seperti
contohnya

negara-negara

maju dengan negara berkembang,

dimana

sektor

perindustrian negara berkembang belum sedominan di negara maju.
Di Amerika, kanker menempati urutan kedua penyebab kematian setelah
penyakit jantung.

Di Jepang

insidensi terjadinya

kanker payudara

rendah,

dibandingkan di Belanda yang menempati urutan tertinggi. Perbedaan insidensi
bermacam-macam

kanker antara penduduk Jepang, penduduk Amerika, dan

penduduk Jepang yang beremigrasi ke Amerika semakin menunjukkan bahwa
faktor lingkungan yang berperan sebagai pencetus kanker. Insidensi kanker yang
terjadi pada orang Jepang yang lahir dan dibesarkan di Amerika mengarah ke
&ekuensi insidensi yang dialami oleh orang-orang Amerika sendiri. (Edlin, 1984).
Di Indonesia, ftekuensi relatif kanker tidak sarna di beberapa daerah, yang
banyak ditemukan adalah karsinoma serviks uteri, karsinoma hepatoseluler,
karsinoma payudara, karsinoma pam, dan leukemia. Penyakit kanker lain yang
agak sering ditemukan adalah karsinoma kulit, karsinoma ovarium, karsinoma
nasofaring, dan limfoma malignum. (de Jong, 1997)
Penelitian terhadap para pekerja industri menunjukkan perbedaan jenis kanker
yang diderita. Para pekerja yang setiap hari terpapar bahan-bahan karsinogen
tertentu, kemungkinan untuk menderita kanker karena bahan-bahan karsinogen

1

2

tersebut sangat besar sekali. Contohnya, para pekerja yang terlibat dalam industri
asbes, ditemukan adanya mesothelioma,

suatu kanker pam-pam yang jarang

terjadi di masyarakat. Lain halnya pada para pekerja di pabrik PVC (Poly Vinyl
Chlorida) plastik. Dalam tubuh mereka ditemukan adanya angiosarkoma, sebuah
bentuk lain dari kanker hati yangjarang. (Edlin, 1984)
Gaya hidup dan kebiasaan pun dapat memieu terjadinya kanker. Orang yang
terlalu banyak mengkonsumsi kolesterol, menghisap rokok, berjemur di bawah
terik matahari,

melakukan

therapy hormon, mengkonsumsi

makanan

yang

mengandung zat-zat additif, dan lain-lain dapat meningkatkan resiko terjadinya
kanker.
Kanker sendiri bersifat 'species-spesific',

yang berarti tidak dapat ditularkan.

Orang tidak akan terkena kanker karena memakan tumbuhan yang terkena tumor,
atau individu lain yang mengidap tumor. Dalam percobaan laboratorium, kanker
bisa di'pindah'kan

dari satu hewan percobaan ke hewan pereobaan lain dengan

spesies yang sarna atau kadang dengan spesies atau genus yang berbeda. Tetapi
proses ini melibatkan ribuan atau jutaan sel tumor yang ditanamkan ke dalam
tubuh hewan percobaan.
Seperti telah disebutkan di atas, bahwa faktor lingkungan berperan sebagai
peneetus kanker, berarti kita pun dapat meneegahnya. Beberapa kanker yang
masih tinggi kejadiannya di dunia, seperti karsinoma kolon, karsinoma payudara,
karsinoma prostat, dan karsinoma nasofaring belum dikenal eara peneegahannya.
Tetapi keganasan lain, seperti karsinoma pam, karsinoma buli-buli, karsinoma
hepatoseluler dapat dieegah dengan menghentikan kebiasaan merokok, vaksinasi
hepatitis B seeara teratur, dan eara-eara lainnya. Dengan mengetahui seeara dini
bahan-bahan karsinogenik yang dapat menimbulkan kanker, dan menghindari
pemakaian, pengolahan, dan pemaparan bahan-bahan tersebut. Kita juga dapat
menerapkan eara hidup sehat, diet makanan yang baik, olahraga yang eukup, dan
gaya hidup preventif yang dapat menumnkan resiko kita terkena kanker. Hal
inilah yang menggugah saya untuk membuat studi pustaka ini karena "Meneegah
lebih baik daripada mengobati".

3

I. 2. Identifikasi Masalah

ยท

Bahan-bahan

/ agen-agen apakah yang dapat menginduksi terjadinya

kanker.

.

Bagaimana perubahan seluler pada proses karsinogenesis.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dad studi pustaka ini adalah untuk mengetahui bahan-bahan dan
faktor apa saja yang dapat mencetuskan terjadinya kanker.
Tujuan dad studi pustaka ini adalah untuk menambah wawasan bagi orangorang mengenai bahan-bahan dan faktor-faktor yang berperan sebagai pencetus
kanker sehingga dapat menghindari bahan-bahan karsinogenik tersebut

I. 4.Metodologi Penelitian

Studi Pustaka

I. 5.Lokasi dan Waktu

Kampus Universitas Kristen Maranatha
Mulai dad bulan Mei 2003 sampai dengan bulan Juli 2003.

BAB IV
KESIMPULAN

DAN SARAN

IV. 1. Kesimpulan

Karsinogen ialah bahan atau pun agen eksogen maupun endogen yang dapat
bertindak

selaku

pengaruh

jejas

peruQahan transformasi

neoplasi

atau

keganasan.
Agen (penyebab) kanker terdiri dari (I) Zat kimia yang mekanismenya
mengubah sel-sel normal menjadi sel neoplasma melalui proses (a) inisiasi
(pencetus), (b) promotion (pemacuan); (2) Karsinogen Radiasi. Energi radiasi
yang menyebabkan

kanker dapat dibagi menjadi: sinar ultraviolet, radiasi

ionisasi; (3) Virus. Virus yang dapat menginduksi terjadinya kanker dapat
dibagi menjadi 2 go longan, yaitu virus RNA, dan virus DNA.
Terdapat dua mekanisme genetik yang berperan pada pertumbuhan tumor,
yitu tidak aktifuya gen resesif inhibitor (tumor supressor) dan meningkatnya
ekspresi gen dominan stimulator (onkogen).

IV. 2. Saran
Setelah mengetahui bermacam-macam agaen-agen karsinogenik, masyarakat
dapat menghindari pemaparan dari agen-agen tersebut.

54

DAFfAR PUSTAKA

Alberts. B., Johnson. A, Lewis.J, Raff. M, Roberts. K, Walter. P. 2002. Molecular
Biology of the Cell. 4th ed. New York, USA: GS Garland Science. p. 13131320, 1333-1336.
Alcamo, I. Edward. 1994. Fundamentals of Microbiology. 4th ed. New York,
USA: Benjamin/Cummings Publish. Compo Inc. p. 344-349.

Cotran R.S., Kumar V., Collins T. 1999. Pathologic Basis of Disease. 6th
ed.Philadelphia: W.B. Saunders Co. p. 260-325.
Edlin, Gordon. 1984. Genetic Principles: Human & Social Consequences.
California: Jones & Bartlett Publishing Inc. p. 161-169.
Elseth G.D., Baumgardner K.D. 1984. Genetics. Massachuseth: Addison Wesley
Publishing Company. p. 413-419.

Flint S.J., Enquist L.W., Krug R.M., Racaniello V.R., Skalka A.M. 2000.
Principles of Virology. Washington D. C.: ASM Press. p.553-557, 562-564.
Goldberg.B, Diamond W.J., Couden W.L. 1997. Definitive Guide to Cancer.
Tiburon, CA: Future Medicine Publ. Inc. p. 550-552, 561-562, 582-586
Lewin, Benjamin. 1997. GENES VI. New York: Oxford University Press. p. 11311149.
Madigan M.T., Martinko J.M., Parker J. 2000. Biology of Microorganism. 9th eel.
USA: Prentice Hall International Inc. p. 269-270.
MaxsonlDaugherty. 1985. Genetics: A Human Perspective. Iowa: Wm. C. Brown
Publishing. p. 298, 300, 306-308.
Robbins & Kumar. 1995. Bu/cu Ajar Patologi L 4th ed.. Jakarta: EGC. p. 203-236.

Underwood J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistemik. 2nd ed. Jakarta: EGC. p.
257-304.

55