Perbandingan Efek Minyak Lavender (Lavandula Officinalis L.), Minyak Mawar (Rosa Damascena M), dan Minyak Rosemary (Rosmarinus Officinalis L) Sebagai Repelen Nyamuk Aedes Aegypti Betina Dewasa.

(1)

iv ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEK MINYAK LAVENDER (Lavandula Officinalis L), MINYAK MAWAR (Rosa Damascena M),

DAN MINYAK ROSEMARY (Rosmarinus Officinalis L)

SEBAGAI REPELEN NYAMUK AEDES AEGYPTI BETINA DEWASA

Katrin Fitria Hendranata., 2008, Pembimbing I : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang banyak mengakibatkan kematian. Repelen mencegah terjadinya cucukan nyamuk, sehingga dapat mencegah penularan DBD. Pada umumnya repelen sintetik mempunyai banyak efek samping, sehingga perlu dicari repelen alami yang aman dan efektif, diantaranya minyak lavender, mawar, dan rosemary.

Tujuan penelitian mengetahui perbandingan potensi dari minyak lavender, mawar, dan rosemary sebagai repelen nyamuk Aedes aegypti betina dewasa.

Metode penelitian bersifat prospektif experimental sungguhan, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Hewan coba nyamuk Aedes aegypti sebanyak 750 ekor dibagi 5 perlakuan(r=5) yaitu minyak lavender, mawar, rosemary, kontrol,dan DEET 12.5%. Data yang diukur jumlah nyamuk yang yang pindah dari sisi yang diberi perlakuan. Sedangkan yang dianalisis adalah persentasenya, menggunakan ANOVA satu arah, dilanjutkan dengan Tukey HSD, α = 0,05 menggunakan program SPSS 13.0.

Hasil penelitian jumlah nyamuk yang pindah dari sisi yang diberi perlakuan minyak lavender (89.33%), minyak mawar (92.67%), dan minyak rosemary (94.00%) berbeda sangat signifikan (p<0.01) dengan kontrol (8.67%). Potensi minyak mawar dan minyak rosemary tidak berbeda (p>0.05) dengan DEET 12.5% (94.67%), sedangkan minyak lavender berbeda dengan DEET 12.5% (p<0.05).

Kesimpulan minyak lavender, minyak mawar, minyak rosemary efektif sebagai repelen, dan minyak mawar dan minyak rosemary memiliki potensi yang sama dengan DEET 12.5%.


(2)

ABSTRACT

THE COMPARISON EFFECT OF LAVENDER OIL (Lavandula officinalis L), ROSE OIL (Rosa damascena M), AND ROSEMARY OIL (Rosmarinus officinalis

L) AS ADULT Aedes Aegypti FEMALE MOSQUITO’S REPELLENT

Katrin Fitria Hendranata, 2008, 1st Tutor : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes 2nd Tutor : Rosnaeni, dra., Apt.

Dengue fever is one of the health problems in Indonesia that caused many people death. Repellent prevents mosquito bites, which prevent the transmitted disease due to happen. Usually, synthetic repellent has many side effects, which needed a lot of researches for searching save and effective natural repellent, which are lavender oil, rose oil, and rosemary oil.

The aimed of this research is to know the comparison effect of lavender oil, rose oil, and rosemary oil as mosquito repellent.

The method of this research is real prospective experimental laboratory study and comparative. Using 750 Aedes aegypti mosquitos as sample, which divided into 5 different treatment repeated 5 times, which given lavender oil, rose oil, rosemary oil, aquadest (control), and DEET 12.5%. Observed data were taken is the number of mosquitoes which moved from the treated glass box. The analyzed data is the presentation, using one way analysis of variance (ANOVA) followed by Tukey HSD with α = 0,05, using SPSS 13.0 program.

The results showed that lavender oil (89.33%), rose oil (92.67%), and rosemary oil (94.00%) had significant difference (p<0.01) compared with control (8.67%). The potency of rose oil and rosemary oil are non significant (p>0.05) with DEET 12.5%, whereas lavender oil is significant with DEET 12.5% (p<0.05).

The conclusions of research is lavender oil, rose oil, and rosemary oil effective as repellent, and rose oil and rosemary oil have the same potency with DEET 12.5%


(3)

viii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN i

SURAT PERNYATAAN ...iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT v KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ...xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 3

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah 4

1.4.1 Manfaat Akademis 4

1.4.2 Manfaat Praktis 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran 4

1.5.2 Hipotesis 5

1.6 Metodologi 6

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyamuk 7


(4)

2.1.2 Morfologi dan Siklus Hidup 8

2.1.3 Perilaku Nyamuk Dewasa Betina 9

2.2 Aedes aegypti sebagai Vektor Penyakit 10

2.2.1 Demam Berdarah Dengue 10

2.2.2 Demam Chikungunya 12

2.3 Stimuli yang Menarik Nyamuk 13

2.4 Repelen 14

2.4.2 Mekanisme Kerja Repelen 14

2.5 DEET (N,N-diethyl-3-methylbenzamide)... 15

2.5.2 Efek Samping DEET 16

2.6 Penggunaan Minyak Atsiri sebagai Repelen 16

2.7 Lavender 17

2.7.1 Taksonomi lavender 18

2.7.2 Minyak Lavender (Oleum Lavandulae) 18

2.7.3 Kandungan kimia dan Manfaat 19

2.8 Mawar 19

2.8.1 Taksonomi mawar 19

2.8.2 Minyak mawar (Oleum Rosarum) 20

2.8.3 Kandungan kimia dan manfaat 20

2.9 Rosemary 21

2.9.1 Taksonomi rosemary 21

2.9.2 Minyak Rosemary (Oleum Rosmarini ) 21

2.9.3 Kandungan Kimia dan Manfaat 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan 23

3.2 Persiapan Penelitian 23

3.2.1 Persiapan hewan coba 23


(5)

x

3.3 Metodologi Penelitian 24

3.4 Variabel Penelitian 24

3.5 Prosedur Kerja 25

3.6 Kriteria Uji 25

3.6.1 Hipotesis Statistik 25

3.6.2 Kriteria Uji 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Penelitian 27

4.2 Hasil Penelitian 28

4.3 Pengujian hipotesis penelitian 32

4.4 Kesimpulan 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 35

DAFTAR PUSTAKA 37

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Telur, larva, pupa, nyamuk Aedes aegypti dan Penelitian ... 41

Lampiran 2 : Analisis Data : Homogenitas dan ANOVA ... 42

Lampiran 3 : Analisis Data : Post Hoc Tests... 43

Lampiran 4 : Analisis Data : Tukey HSD ... 44


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Jumlah nyamuk yang pindah dari sisi yang diberi perlakuan dengan minyak

lavender, minyak mawar, minyak rosemary, DEET 12,5%, dan akuades 28 Tabel 4.2 Jumlah nyamuk yang pindah dari sisi yang diberi perlakuan 29 Tabel 4.3 ANOVA satu arah persentase jumlah nyamuk yang pindah 29 Tabel 4.4 Uji Tukey HSD persentase nyamuk yang pindah dari sisi yang diberi


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes aegypti 8

Gambar 2.2 Siklus hidup nyamuk Aedes aegypti 8

Gambar 2.3 Struktur Molekul DEET 15

Gambar 2.4 Bunga Lavender (Lavandula officinalis L) 17

Gambar 2.5 Bunga Mawar (Rosa damascena M) 19


(8)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 4.1 Perbandingan persentase nyamuk yang pindah dari sisi yang diberi

perlakuan dengan akuades 31

Grafik 4.2 Perbandingan persentase nyamuk yang pindah dari sisi yang diberi


(9)

41


(10)

42

Lampiran 2 : Analisis Data : Homogenitas dan ANOVA

Oneway

Descriptives Persentase nyamuk pindah K

5 89.3333 2.78887 1.24722 85.8705 92.7962 86.67 93.33

5 92.6667 2.78887 1.24722 89.2038 96.1295 90.00 96.67

5 94.0000 2.78887 1.24722 90.5372 97.4628 90.00 96.67

5 8.6667 2.98142 1.33333 4.9647 12.3686 6.67 13.33

5 94.6667 1.82574 .81650 92.3997 96.9336 93.33 96.67

25 75.8667 34.43028 6.88606 61.6545 90.0788 6.67 96.67

M. Lavender M. Mawar M. Rosemary Kontrol Pembanding Total N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for Mean

Mini mum

Maxi mum

Test of Homogeneity of Variances Persentase nyamuk pindah K

.264 4 20 .898

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Persentase nyamuk pindah K

28308.44 4 7077.111 995.219 .000

142.222 20 7.111

28450.67 24

Between Groups Within Groups Total

Sum of


(11)

43

Lampiran 3 : Analisis Data : Post Hoc Tests

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons Dependent Variable: Persentase nyamuk pindah K

Tukey HSD

-3.33333 1.68655 .312 -8.3801 1.7135

-4.66667 1.68655 .079 -9.7135 .3801

80.66667* 1.68655 .000 75.6199 85.7135

-5.33333* 1.68655 .035 -10.3801 -.2865

3.33333 1.68655 .312 -1.7135 8.3801

-1.33333 1.68655 .930 -6.3801 3.7135

84.00000* 1.68655 .000 78.9532 89.0468

-2.00000 1.68655 .759 -7.0468 3.0468

4.66667 1.68655 .079 -.3801 9.7135

1.33333 1.68655 .930 -3.7135 6.3801

85.33333* 1.68655 .000 80.2865 90.3801

-.66667 1.68655 .994 -5.7135 4.3801

-80.66667* 1.68655 .000 -85.7135 -75.6199

-84.00000* 1.68655 .000 -89.0468 -78.9532

-85.33333* 1.68655 .000 -90.3801 -80.2865

-86.00000* 1.68655 .000 -91.0468 -80.9532

5.33333* 1.68655 .035 .2865 10.3801

2.00000 1.68655 .759 -3.0468 7.0468

.66667 1.68655 .994 -4.3801 5.7135

86.00000* 1.68655 .000 80.9532 91.0468

(J) Kelompok Perlakuan M. Mawar M. Rosemary Kontrol Pembanding M. Lavender M. Rosemary Kontrol Pembanding M. Lavender M. Mawar Kontrol Pembanding M. Lavender M. Mawar M. Rosemary Pembanding M. Lavender M. Mawar M. Rosemary Kontrol (I) Kelompok Perlakuan M. Lavender M. Mawar M. Rosemary Kontrol Pembanding Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level. *.


(12)

44

Lampiran 4 : Analisis Data : Tukey HSD

Homogeneous Subsets

Persentase Nyamuk pindah

Tukey HSDa

5 8.6667

5 89.3333

5 92.6667 92.6667

5 94.0000 94.0000

5 94.6667

1.000 .079 .759

Kelompok Perlakuan Kontrol M. Lavender M. Mawar M. Rosemary Pembanding Sig.

N 1 2 3

Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000. a. Means plots Pembanding Kontrol M. Rosemary M. Mawar M. Lavender Kelompok Perlakuan 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00 M ea n o f persenpindah


(13)

45

RIWAYAT HIDUP

Nama : Katrin Fitria Hendranata

Nomor Pokok Mahasiswa : 0510012

Tempat dan tanggal lahir : Bandung, 5 Juni 1987

Alamat : Jl. Terusan Babakan Jeruk IV / 37A Bandung Riwayat Pendidikan :

1. 1999 lulus SDK Paulus I, Bandung

2. 2002 lulus SMPK BPK Penabur I, Bandung 3. 2005 lulus SMAK BPK Penabur I, Bandung

4. 2005 Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu dari penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang (I Wayan, 2008). DBD di Indonesia merupakan masalah yang klasik karena kejadiannya hampir dapat dipastikan setiap tahun, khususnya pada awal musim penghujan (Kardinan, 2007).

Kantor regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Asia Tenggara memperkirakan setiap tahun terdapat sekitar 50-100 juta kasus demam dengue (DD) dan tidak kurang dari 500.000 kasus DBD memerlukan perawatan di rumah sakit. Dalam kurun waktu 10-25 tahun ini, DBD merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara (Stefanus, 2007).

Jumlah kasus demam berdarah di Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara menempati urutan ke-2 setelah Thailand. Insidensinya untuk setiap 100.000 penduduk terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain angka kejadiaan yang cenderung meningkat, penyebarannya juga semakin meluas. Saat ini seluruh provinsi telah melaporkan kejadian penyakit ini (Eka, 2007).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia mencatat pada tahun 2007, jumlah penderita DBD di seluruh Indonesia mencapai 24.349 orang dengan jumlah korban meninggal sebanyak 372 orang. Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat pertama dari 5.644 kasus DBD jumlah korban meninggal sebanyak 91 orang (Siswono, 2007). Kasus DBD pada awal tahun 2008 juga masih menunjukkan peningkatan. Sampai bulan Februari 2008 sudah mencapai 174 korban dan 14 diantaranya meninggal (Miftachul, 2008).


(15)

2

Kasus DBD sebenarnya dapat diantisipasi dengan memutus siklus perkembangan

nyamuk Aedes aegypti, dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan. Pemerintah juga telah mengupayakan pencegahan kasus demam berdarah dengan program 3 M Plus yaitu menguras, menutup, dan menimbun serta melakukan beberapa usaha tambahan seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida,memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dan menggunakan repelen (Agam, 2007).

Repelen yang tersedia di pasaran Indonesia masih sedikit dan umumnya mengandung bahan sintetik yaitu DEET (N,N-diethyl-m-toluamide). Pemakaian kronis DEET dapat menyebabkan penurunan permeabilitas sawar darah otak, menimbulkan gangguan sensorik dan motorik, serta dapat menimbulkan kerusakan neurologis (Neuroscience, 2002).

Penggunaan repelen sintetik secara terus-menerus menimbulkan banyak efek samping membahayakan sehingga banyak dilakukan penelitian repelen alami yang diharapkan mempunyai efek samping yang minimal. Repelen alami berasal dari tanaman yang mengandung minyak atsiri (volatile oil/essential oil) antara lain lavender (Lavandula officinalis L), rosemary (Rosmarinus officinalis L), dan mawar (Rosa damascena M) (Fradin,1998;Cox,2005). Minyak atsiri ini memiliki bau yang khas sesuai dengan tanaman asalnya, hal ini yang menyebabkan minyak atsiri ini berefek sebagai repelen (Didik,2004).

Tanaman lavender, mawar, dan rosemary umumnya dikenal masyarakat sebagai tanaman hias, sekaligus dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk. Minyak atsiri yang diperoleh dari tanaman lavender, mawar, dan rosemary, berturut-turut disebut minyak lavender (oleum lavandulae), minyak mawar (oleum rosarum), dan minyak rosemary (oleum rosmarini) (Martindale, 1982).

Di bidang industri, minyak lavender, minyak rosemary, dan minyak mawar digunakan untuk zat tambahan (corrigen) dalam produk kosmetik seperti bedak,


(16)

3

parfum, sabun. Minyak lavender telah digunakan dalam berbagai produk repelen, insektisida seperti obat nyamuk spray, bakar, dan lain-lain. Minyak mawar banyak digunakan sebagai corrigen dalam produk-produk farmasi seperti lotion.

Berdasarkan hal-hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian membandingkan potensi repelen minyak lavender, minyak mawar, dan minyak rosemary terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa.

1.2Identifikasi Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan efek repelen antara minyak lavender, minyak mawar, dan minyak rosemary dibandingkan dengan kontrol terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa.

2. Bagaimana potensi repelen minyak lavender terhadap nyamuk Aedes aegypti dibandingkan dengan DEET 12.5%.

3. Bagaimana potensi repelen minyak mawar terhadap nyamuk Aedes aegypti dibandingkan dengan DEET 12.5%.

4. Bagaimana potensi repelen minyak rosemary terhadap nyamuk Aedes aegypti dibandingkan dengan DEET 12.5%.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud : Untuk mengetahui potensi repelen alami yang berasal dari tanaman yang mengandung minyak atsiri..

Tujuan : 1. Untuk mengetahui efek repelen dari minyak lavender, minyak mawar, dan minyak rosemary terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa. 2. Untuk mengetahui perbandingan potensi repelen dari minyak lavender,

minyak mawar, dan minyak rosemary sebagai repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa.


(17)

4

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan referensi tanaman obat, khususnya lavender, mawar, dan rosemary sebagai repelen nyamuk Aedes aegypti.

1.4.2 Manfaat Praktis

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat mengenai lavender, mawar, dan rosemary sebagai repelen alami.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Nyamuk menggunakan indera visual, termal, olfaktorial dan gustatorial untuk mencari tuan rumahnya. Organ olfaktorial, yaitu suatu chemosensory signal transduction yang merupakan reseptor bau pada nyamuk Aedes aegypti kemungkinan adalah yang paling penting untuk dapat mengenali manusia (Fradin,1998).

Penggunaan repelen dapat mempengaruhi reseptor-reseptor yang ada di antena nyamuk, yang biasa digunakan untuk mendeteksi produk-produk metabolisme dari tuan rumahnya seperti asam laktat dan karbon dioksida dan dapat menutupi bau dari kulit manusia sehingga nyamuk tidak dapat mendeteksi keberadaan tuan rumahnya (NCAP, 2005).

Minyak lavender mengandung minyak atsiri 3% antara lain linalyl acetate (30-60%), 1,8-cineole (10%), linalool, 3-octanone, a-pinene, camphor, nerol, borneol,


(18)

5

terpinen-4-ol and lavendulyl acetate (Herbs2000, 2007; Esoteric oils, 2008). Komponen linalool dan camphor memiliki efek sebagai repelen (Cox, 2005).

Minyak mawar mengandung minyak atsiri 2% antara lain citronellol, geraniol, nerol, linalool, phenyl ethyl alcohol, , α-pinene, β-pinene, α-terpinene, limonene, p-cymene, camphene, β-caryophyllene, citronellyl acetate, geranyl acetate, neryl acetate, eugenol, methyl eugenol, rose oxide, α-damascenone, β-damascenone, benzaldehyde, benzyl alcohol (Wikipedia, 2006). Komponen linalool, geraniol, citronellol memiliki efek sebagai repelen (Cox, 2005).

Minyak rosemary mengandung minyak atsiri 1-2,5% antara lain borneol, camphene, camphor, dan cineole (Herbs2000, 2007).

Minyak lavender, minyak mawar, dan minyak rosemary mempunyai bau yang khas, sehingga apabila digunakan sebagai repelen akan mempengaruhi reseptor nyamuk dalam mengenali bau manusia, dengan demikian nyamuk akan menghindar dan tidak mencucuk manusia.

1.5.2 Hipotesis

1. Terdapat perbedaan efek repelen dari minyak lavender, minyak mawar, minyak rosemary terhadap nyamuk Aedes aegypti dibandingkan dengan kontrol.

2. Potensi repelen minyak lavender terhadap nyamuk Aedes aegypti setara dengan DEET 12.5%.

3. Potensi repelen minyak mawar terhadap nyamuk Aedes aegypti setara dengan DEET 12.5%.

4. Potensi repelen minyak rosemary terhadap nyamuk Aedes aegypti setara dengan DEET 12.5%.


(19)

6

1.6Metodologi Penelitian

Desain Penelitian : prospektif experimental sungguhan, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif.

Metode Penelitian : diadopsi dari penelitian Joel Coats dan Chris Peterson, dengan rancangan one side test (Loney,2005). Data yang diukur adalah jumlah nyamuk yang pindah dari sisi yang diberi perlakuan. Data yang dianalisis adalah persentase jumlah nyamuk yang pindah dari sisi yang diberi perlakuan. Analisis data menggunakan uji ANOVA satu arah, yang apabila ada perbedaan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0,05 tingkat kemaknaan berdasarkan nilai p < α.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian :

Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Bandung

Waktu penelitian :


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan efek repelen dari minyak lavender, minyak mawar, minyak rosemary dibandingkan dengan kontrol terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa.

2. Potensi repelen minyak lavender terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa. tidak setara dengan DEET 12.5%.

3. Potensi repelen minyak mawar terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa. setara dengan DEET 12.5%.

4. Potensi repelen minyak rosemary terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa. setara dengan DEET 12.5%.

Kesimpulan khusus :

Potensi repelen minyak rosemary setara dengan minyak mawar, sedangkan minyak lavender paling lemah diantara ketiga minyak tersebut.

5.1 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, sehingga masih perlu dilakukan penelitian selanjutnya, diantaranya :

1. Penelitian potensi repelen minyak lavender, minyak mawar, dan minyak rosemary dengan uji lengan voluntir atau menggunakan mencit dalam kandang nyamuk.

2. Penelitian mengenai efek samping dari minyak lavender, minyak mawar, dan minyak rosemary terhadap kulit jika digunakan setiap hari.


(21)

36

3. Penelitian perbandingan potensi repelen dari camphor dengan linalool terhadap nyamuk Aedes aegypti.

4. Penelitian potensi repelen minyak lavender, minyak mawar, dan minyak rosemary terhadap nyamuk Culex.

5. Penelitian bahan-bahan tambahan yang dapat mengurangi bau camphor yang terdapat dalam minyak rosemary yang kurang disukai oleh masyarakat tanpa mengurangi efek repelennya.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Agam Rosyidi. 2007. Demam berdarah dan chikungunya. http://rosyidi.com/demam- berdarah-dan-chikungunya. 5 Mei 2008.

Agus Kardinan. 2007. Potensi selasih sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Littri 13(2) : 30-42.

Aromatics International. 2006. Rosemary, lavender, and rose. http://www.aromaticsinternational.com/aromatherapy-essentialoil/lavender +rose+rosemary.

Brown, Harold W. 1983. Dasar Parasitologi Klinis. Jakarta : PT Gramedia.Hal 419, 421, 425.

CDC.2005. Dengue fever. http://www.cdc.gov/ncidod/dvbid/Chikungunya/CH_ FactSheet.html. 4 Juli 2008.

Christman, 2004. Rosemarinus officinalis. http://www.floridata.com/ref/R/ rose_ off.cfm 10 September 2008.

Cox, Caroline. 2005. Plant-based Mosquito Repellents: Making A Careful Choice. Journal of Pesticide Reform 25(3) : 6-7.

Didik Gunawan, Sri Mulyani.2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Edisi 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 106,107.

eHow. 2007. How to use rosemary oil as insect repellent. http://www.ehow.com/how_ 2164039_use-rosemary-oil-as-insect.html. 8 September 2008.

Eka Noneng. 2007. Kit diagnostik untuk pemeriksaan antibodi dengue. http://indri.net/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=16. 5 Mei 2008.

EsotericOils. 2007. Rosemary. http://www.essentialoils.co.za/essential-oil/ rosemary.htm. 5 Mei 2008


(23)

38

Fradin, MS. 1998. Mosquito and Mosquito Repellents : A Clinician’s Guide. Annals of Internal Medicine. 128:931-940.

Grimes, John. 2007. How insect repellent works. www.ideacosmo.com/insect-repellent.html. 17 Juli 2008.

Herbs2000. 2007. Rosemary rosmarinus officinalis. http://www.herbs2000.com/ herbs/herbs_rosemary.htm. 5 Mei 2008.

________.2007. Lavender lavandula officinalis. http://www.herbs2000.com/herbs/ herbs_lavender.htm. 5 Mei 2008.

Herry Garna, Heda Melinda Nataprawira, Sri Endah Rahayuningsih. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-3. Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RS Hasan Sadikin. Hal 247

I Wayan Supartha. 2008. Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse)(Diptera: Culicidae) dalam Makalah Pertemuan Ilmiah Dies Natalis 2008. Bali : Fakultas Udayana Fakultas Pertanian. Hal 1,9.

Joma. 2007. Bumi makin panas, nyamuk pun jadi ganas. http://www.mosquitorepellant.com. 3 Juli 2008.

Loney, Dennis. 2005. Mosquito repellent. http://www.chemistry.org/portal/a/c/s/l/_ feature_ent.html?id=4acf6768ce1b1d5f2944fd8fe800100. 4 Juli 2008.

Martindale. 1982. The Extra Pharmacopoeia. 28th Ed. London : The Pharmaceutical Press. Page 677, 682

Miftachul Ansori. 2008. Penanganan KLB demam berdarah, Jombang perlu Perda. http://suarawarga.info/home. 5 Mei 2008.

NCAP.,2005. Repellent Factsheet DEET. Journal Of Pesticide Reform 2005. 25(3):10-14.


(24)

39

Neuroscience. 2002. DEET: Still the best mosquito repellent. http://www.homs.com/pdf/Neuroscience for Kids - Deet and Mosquitoes.pdf. 2 Mei 2008.

Pfaf. 2007. Plant for A Future. http://www.pfaf.org/database plants.php?Rosmarinus+officinalis. 8 September 2008.

Pitts, Charles. 2000. Mosquito Biology and Control. Pennsylvania : Agricultural Research and Cooperative Extension. Page 3,4.

Prabuseenivasan Seenivasan, Manickkam Jayakumar, Savarimuthu Ignacimuthu.2006. In vitro antibacterial activity of some plant essential oils. BMC Complement Altern Medicine 6: 39.

Siswono. 2007. Tiga bulan lagi KLB demam berdarah habis. www.gizi.net/tigablnlg.htm. 5 Mei 2008.

Soedarto. 1995. Entomologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal 59-62.

Srisasi Gandahusada, Herry D Ilahude, Wita Pribadi. 1992. Parasitologi Kedokteran. Edisi 2. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal 185 187 198 199

Stefanus Lawuyan.2007. Pembasmian penyakit demam berdarah dengue. http:/www.freewebtown.com/cakmoki/library/document/moki/stefbd.pdf. 5 Mei 2008.

Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan. Demam Berdarah Dengue dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. 2006. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.h 1709-1713.

T.H. Rampengan, I.R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta : EGC. Hal 135-143.

Uni Biologie.2006. Aedes aegypti. http:// www.biologie.uni-regensburg.de/aedes.gif. 8 September 2008.


(25)

40

Warren KS, Mahmod AAF. 2007. Tropical and geographical medicine. http://www.indo.com/forums/view.php?page=1&&board=30&&topic=244&&qu ote=705#forum_body. 1 Mei 2008.

Wikipedia. 2005. DEET. http://en.wikipedia.org/wiki/DEET. 23 September 2008.

_________. Aedes aegypti. 2007. http://en.wikipedia.org/wiki/Aedes. 5 Mei 2008.

_________. Lavender. 2007. http://en.wikipedia.org/wiki/Lavender. 5 Mei 2008

_________. Rose Oil. 2007. http://en.wikipedia.org/wiki/Rose_oil. 5 Mei 2008

Windholz, Martha. 1983. The Merck Index. 10th Ed. New Jersey : Merck&Co.Inc. page 5221, 8183.

Word Press. 2006. Stadium of aedes aegypti. http://neeladri.files.wordpress.com/ 2006/10/aedes-aegypti.gif. 5 Mei 2008


(1)

35

1. Terdapat perbedaan efek repelen dari minyak lavender, minyak mawar, minyak rosemary dibandingkan dengan kontrol terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa.

2. Potensi repelen minyak lavender terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa. tidak setara dengan DEET 12.5%.

3. Potensi repelen minyak mawar terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa. setara dengan DEET 12.5%.

4. Potensi repelen minyak rosemary terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dewasa. setara dengan DEET 12.5%.

Kesimpulan khusus :

Potensi repelen minyak rosemary setara dengan minyak mawar, sedangkan minyak lavender paling lemah diantara ketiga minyak tersebut.

5.1 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, sehingga masih perlu dilakukan penelitian selanjutnya, diantaranya :

1. Penelitian potensi repelen minyak lavender, minyak mawar, dan minyak rosemary dengan uji lengan voluntir atau menggunakan mencit dalam kandang nyamuk.

2. Penelitian mengenai efek samping dari minyak lavender, minyak mawar, dan minyak rosemary terhadap kulit jika digunakan setiap hari.


(2)

36

3. Penelitian perbandingan potensi repelen dari camphor dengan linalool terhadap nyamuk Aedes aegypti.

4. Penelitian potensi repelen minyak lavender, minyak mawar, dan minyak rosemary terhadap nyamuk Culex.

5. Penelitian bahan-bahan tambahan yang dapat mengurangi bau camphor yang terdapat dalam minyak rosemary yang kurang disukai oleh masyarakat tanpa mengurangi efek repelennya.


(3)

37

Agus Kardinan. 2007. Potensi selasih sebagai repellent terhadap nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Littri 13(2) : 30-42.

Aromatics International. 2006. Rosemary, lavender, and rose. http://www.aromaticsinternational.com/aromatherapy-essentialoil/lavender +rose+rosemary.

Brown, Harold W. 1983. Dasar Parasitologi Klinis. Jakarta : PT Gramedia.Hal 419, 421, 425.

CDC.2005. Dengue fever. http://www.cdc.gov/ncidod/dvbid/Chikungunya/CH_ FactSheet.html. 4 Juli 2008.

Christman, 2004. Rosemarinus officinalis. http://www.floridata.com/ref/R/ rose_ off.cfm 10 September 2008.

Cox, Caroline. 2005. Plant-based Mosquito Repellents: Making A Careful Choice. Journal of Pesticide Reform 25(3) : 6-7.

Didik Gunawan, Sri Mulyani.2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Edisi 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 106,107.

eHow. 2007. How to use rosemary oil as insect repellent. http://www.ehow.com/how_ 2164039_use-rosemary-oil-as-insect.html. 8 September 2008.

Eka Noneng. 2007. Kit diagnostik untuk pemeriksaan antibodi dengue. http://indri.net/index.php?option=com_content&task=view&id=33&Itemid=16. 5 Mei 2008.

EsotericOils. 2007. Rosemary. http://www.essentialoils.co.za/essential-oil/ rosemary.htm. 5 Mei 2008


(4)

38

Fradin, MS. 1998. Mosquito and Mosquito Repellents : A Clinician’s Guide. Annals of Internal Medicine. 128:931-940.

Grimes, John. 2007. How insect repellent works. www.ideacosmo.com/insect-repellent.html. 17 Juli 2008.

Herbs2000. 2007. Rosemary rosmarinus officinalis. http://www.herbs2000.com/ herbs/herbs_rosemary.htm. 5 Mei 2008.

________.2007. Lavender lavandula officinalis. http://www.herbs2000.com/herbs/ herbs_lavender.htm. 5 Mei 2008.

Herry Garna, Heda Melinda Nataprawira, Sri Endah Rahayuningsih. 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-3. Bandung : Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RS Hasan Sadikin. Hal 247

I Wayan Supartha. 2008. Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse)(Diptera: Culicidae) dalam Makalah Pertemuan Ilmiah Dies Natalis 2008. Bali : Fakultas Udayana Fakultas Pertanian. Hal 1,9.

Joma. 2007. Bumi makin panas, nyamuk pun jadi ganas. http://www.mosquitorepellant.com. 3 Juli 2008.

Loney, Dennis. 2005. Mosquito repellent. http://www.chemistry.org/portal/a/c/s/l/_ feature_ent.html?id=4acf6768ce1b1d5f2944fd8fe800100. 4 Juli 2008.

Martindale. 1982. The Extra Pharmacopoeia. 28th Ed. London : The Pharmaceutical Press. Page 677, 682

Miftachul Ansori. 2008. Penanganan KLB demam berdarah, Jombang perlu Perda. http://suarawarga.info/home. 5 Mei 2008.

NCAP.,2005. Repellent Factsheet DEET. Journal Of Pesticide Reform 2005. 25(3):10-14.


(5)

Neuroscience. 2002. DEET: Still the best mosquito repellent. http://www.homs.com/pdf/Neuroscience for Kids - Deet and Mosquitoes.pdf. 2 Mei 2008.

Pfaf. 2007. Plant for A Future. http://www.pfaf.org/database plants.php?Rosmarinus+officinalis. 8 September 2008.

Pitts, Charles. 2000. Mosquito Biology and Control. Pennsylvania : Agricultural Research and Cooperative Extension. Page 3,4.

Prabuseenivasan Seenivasan, Manickkam Jayakumar, Savarimuthu Ignacimuthu.2006. In vitro antibacterial activity of some plant essential oils. BMC Complement Altern Medicine 6: 39.

Siswono. 2007. Tiga bulan lagi KLB demam berdarah habis. www.gizi.net/tigablnlg.htm. 5 Mei 2008.

Soedarto. 1995. Entomologi Kedokteran. Jakarta : EGC. Hal 59-62.

Srisasi Gandahusada, Herry D Ilahude, Wita Pribadi. 1992. Parasitologi Kedokteran. Edisi 2. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal 185 187 198 199

Stefanus Lawuyan.2007. Pembasmian penyakit demam berdarah dengue. http:/www.freewebtown.com/cakmoki/library/document/moki/stefbd.pdf. 5 Mei 2008.

Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan. Demam Berdarah Dengue dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. 2006. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.h 1709-1713.

T.H. Rampengan, I.R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta : EGC. Hal 135-143.

Uni Biologie.2006. Aedes aegypti. http:// www.biologie.uni-regensburg.de/aedes.gif. 8 September 2008.


(6)

40

Warren KS, Mahmod AAF. 2007. Tropical and geographical medicine. http://www.indo.com/forums/view.php?page=1&&board=30&&topic=244&&qu ote=705#forum_body. 1 Mei 2008.

Wikipedia. 2005. DEET. http://en.wikipedia.org/wiki/DEET. 23 September 2008.

_________. Aedes aegypti. 2007. http://en.wikipedia.org/wiki/Aedes. 5 Mei 2008.

_________. Lavender. 2007. http://en.wikipedia.org/wiki/Lavender. 5 Mei 2008

_________. Rose Oil. 2007. http://en.wikipedia.org/wiki/Rose_oil. 5 Mei 2008

Windholz, Martha. 1983. The Merck Index. 10th Ed. New Jersey : Merck&Co.Inc. page 5221, 8183.

Word Press. 2006. Stadium of aedes aegypti. http://neeladri.files.wordpress.com/ 2006/10/aedes-aegypti.gif. 5 Mei 2008