Peran Eritropoietin Pada Anemia (Studi Pustaka).

(1)

ABSTRAK

PERAN ERITROPOIETIN TERHADAP ANEMIA ( STUDI PUSTAKA)

Hana Setiawati Dhanisworo, 2006 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr. Pembimbing II : Surjadi Kurniawan, dr., M. Kes

Gejala anemia merupakan komplikasi tersering dari gagal ginjal kronik, colitis ulcerativa, karsinoma, rheumatoid arthritis, kelainan pulmonal, gangguan reaksi sumsum tulang, dan HIV/AIDS. Penelitian terbaru diduga pengaruh eritropoietin dengan anemia terlihat jelas dalam semua keadaan penyakit tersebut.

Hormon eritropoietin merupakan suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh ginjal, yang berfungsi untuk merangsang produksi sel darah merah. Eritropoietin rekombinan dapat menyembuhkan gejala-gejala anemia dari pasien dengan gagal ginjal kronik, colitis ulcerativa, karsinoma, rheumatoid arthritis, kelainan pulmonal, gangguan reaksi sumsum tulang, dan HIV/AIDS.

Karya Tulis Ilmiah ini terutama menekankan kepada peran eritropoietin dalam menurunkan gejala anemia pada semua penyakit tersebut.

Eritropoietin akan dikeluarkan ketika kadar hemoglobin dan hematokrit turun. Sebagian kelainan tersebut di atas dihubungkan dengan penurunan sekresi hormon eritropoietin. Kadar eritropoietin, walaupun di sekitar normal, memiliki hubungan dengan derajat anemia, mengindikasikan hubungannya dengan defisiensi eritropoietin terhadap anemia pada kelainan-kelainan kronis. Akibat gangguan sintesis eritropoietin pada sel-sel ginjal dapat diperkirakan karena penghambatan sitokin. Anemia yang disebabkan karena gangguan sintesis eritropoietin umumnya gagal bereaksi terhadap terapi zat besi. Berdasarkan penelitian pasien yang diobati dengan eritropoietin menunjukkan peningkatan.

Kata kunci: Eritropoietin, anemia


(2)

ABSTRACT

INFLUENCE OF ERYTHROPOIETIN TO THE ANEMIA’S SYMPTOMS

(A LITERATURE STUDY) Hana Setiawati Dhanisworo, 2006

Tutor I : Lisawati Sadeli, dr.

Tutor II : Surjadi Kurniawan, dr., M. Kes

Anemia’s symptoms is the most complicating disease from chronic renal failure, colitis ulcerative, carcinoma, rheumatoid arthritis, cardiovascular disease, pulmonal disease, bone marrow impairment reaction, and HIV/AIDS. The recent study presume erythropoietin influenced with anemia can be looks clearly with all that diseases.

Erythropoietin hormone is a glycoprotein which produce from kidney, the function from its hormone is to stimulate production of red cell. Erythropoietin recombinant can cured anemia’s symptom from patient with chronic renal failure, colitis ulcerative, carcinoma, rheumatoid arthritis, cardiovascular disease, pulmonal disease, bone marrow impairment, and HIV/AIDS.

Erythropoietin will increase when hemoglobin and hematocrit is reduced. A few of the diseases is related with decreasing of secretion erythropoietin hormone. Erythropoietin rate, when its normal, having a relation with anemia in chronic disease. Sintesis erythropoietin impairment in kidney’s cell can be detected. Cause sitokin impeded is result from iron therapy. Base on the study, patient in erythropoietic therapy shows increasing

Key words: Erythropoietin, anemia


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

PERNYATAAN MAHASISWA iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

PRAKATA vi

DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 2

1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan 2

1.3.1. Maksud Penulisan 2

1.3.2. Tujuan Penulisan 3

1.4. Manfaat Karya Tulis Ilmiah 3

1.4.1. Manfaat Akademis 3

1.4.2. Manfaat Praktis 3

1.5. Metodologi 3

1.6. Lokasi dan Waktu 3

1.6.1. Lokasi 3

1.6.2. Waktu 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Produksi sel Hemopoietik Embrio dan Fetus 6

2.2. Hemopoiesis Neonatus 7


(4)

ix

2.3.1. Perkembangan Sel Darah merah 8

2.3.2. Eritropoietin 9

2.3.3. Destruksi Sel Darah Merah 11 2.4. Kadar Hemoglobin dan Mekanisme Anemia 11 2.4.1. Kadar Hemoglobin Rata-Rata 11 2.4.2. Mekanisme Terjadinya Anemia 12 2.5. Macam-Macam Anemia yang berhubungan dengan Peran

Eritropoietin 13

2.5.1. Anemia pada Gagal Ginjal Kronik 13 2.5.2. Anemia pada Colitis Ulserativa 13

2.5.3. Anemia pada Karsinoma 14 2.5.4. Anemia pada Rheumatoid Arthritis 15

2.5.5. Anemia akibat Kelainan Pulmonal 16 2.5.6. Anemia akibat gangguan Reaksi Sumsum Tulang 16 2.5.7. Anemia akibat Infeksi HIV/AIDS 17

2.6. Polisitemia (Eritrositosis) 17

2.7. Peran Eritropoietin pada Anemia 20 2.6.1. Eritropoietin sebagai Therapeuetic Agent 21 2.6.2. Eritropoietin sebagai Doping 22 2.6.3. Cara pemberian Eritropoietin 23 2.6.4. Efek samping Eritropoietin 23 2.6.5. Tes yang berhubungan dengan Eritropoietin 24 2.6.6. Hal-hal yang perlu Diperhatikan pada pemberian preparat

Eritropoietin 25

2.6.7. Interaksi Eritropoietin 25 2.6.8. Cara Penyimpanan Preparat Eritropoietin 26

BAB III PEMBAHASAN 27

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 30


(5)

x

4.2. Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Eritropoietin merangsang proliferasi dan diferensiasi

progenitor eritroid menjadi retikulosit dan mencegah apoptosis 10 Gambar 2.2. Pada keadaan anemia, sel-sel darah merah berkurang sehingga

tekanan oksigen menurun dan merangsang pelepasan eritropoietin 10 Gambar 2.3. Eritropoietin merangsang reseptor eritropoietin, sel darah merah

dan tumor 15

Gambar 2.4. Mengobati anemia pada pasien dengan kemoterapi karsinoma 22


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Penyebab Polisitemia

19


(8)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Hana Setiawati Danisworo

Nomor Pokok Mahasiswa : 0210166

Tempat dan Tanggal Lahir : Cirebon, 28 April 1984

Alamat : JL. Sawahkurung 1 no. 4, Bandung

Riwayat Pendidikan :

• TK Saluyu, Cirebon, 1990 • SD Kristen I, Cirebon, 1996 • SMP Kristen I, Cirebon, 1999 • SMA Kristen I, Cirebon, 2002

• Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2002 - sekarang


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Macam-macam tipe anemia banyak dibicarakan. Namun jarang sekali eritropoietin dihubungkan dengan berbagai reaksi yang terjadi pada anemia, sebagai contoh peran eritropoietin pada pasien gagal ginjal kronis dengan anemia yang dipertahankan hidupnya dengan dialisis. Peran dialisis di sini hanya untuk mengeluarkan sisa penghancuran dari darah, tanpa adanya pengaruh terhadap sumber eritropoietin. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya anemia (Anonymous, 2005). Peran eritropoietin pada anemia juga ditemukan pada penderita polisitemia sekunder, colitis ulserativa, karsinoma, rheumatoid arthritis, kelainan pulmonal, gangguan sumsum tulang, infeksi HIV/AIDS. Pada penderita polisitemia sekunder kelainan yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh gangguan eritropoietin di mana kadar eritropoietin meninggi karena sekresi oleh sel-sel tumor ganas maupun jaringan ginjal normal yang terletak di sekitar kista ginjal atau tumor ganas di mana terjadi penekanan atau hipoksia (Jones, 1995). Pada pasien karsinoma terjadi anemia yang disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kemoterapi, pengobatan dengan radiasi, kehilangan darah dan defisiensi zat besi. Kemoterapi dan radiasi dapat membunuh sel karsinoma, tetapi juga dapat membunuh dan merusak se-sel yang sehat, termasuk sel darah darah merah. Karena toksisitasnya, kemoterapi dapat menekan sel darah merah pada sumsum tulang dan dapat mempengaruhi fungsi ginjal, sehingga mempengaruhi fungsi eritropoietin (Anonymous, 2005). Kelainan paru-paru obstruksi, infiltrasi pulmonal difus (fibrosa atau granulomatosa), kyphoscoliosis, dan emboli pulmonal multipel, mengawali terjadinya eritrositosis yang disebabkan oksigenasi inadekuat pada sirkulasi darah yang melalui paru-paru. Hal ini terjadi akibat menurunnya produksi eritropoietin pada kelainan yang disebutkan tadi yang disertai infeksi kronis (Means, 2004). Banyak hal yang menyebabkan terjadinya anemia pada pasien dengan rheumatoid arthritis. Penyebab utama adalah karena


(10)

2

adanya inflamasi. Jaringan yang mengalami inflamasi mensekresikan sedikit sitokin yang akan mempengaruhi pembentukan zat besi, sumsum tulang, dan pembentukan eritropoietin (Anonymous, 2005). Sumsum tulang normal mampu untuk meningkatkan sel darah merah 6-8 kali, untuk kompensasi terhadap reduksi eritrosit. Namun hal ini tidak dapat terjadi pada keadaan patologis. Gangguan terhadap penurunan kadar eritropoiesis dibagi dalam 3 keadaan: sekresi eritropoietin yang rendah, menurunnya respon sumsum tulang terhadap eritropoietin, dan eritropoiesis yang kekurangan zat besi (Means, 2004). Lebih dari 80% individu dengan diagnosa AIDS memiliki kelainan darah, yaitu anemia. Individu dengan HIV atau CD4 yang rendah, menderita anemia. Agar membuat pasien HIV/AIDS dengan anemia dapat bertahan, dapat diberikan preparat eritropoietin. Peran eritropoietin terhadap anemia sering terlewatkan sehingga diperlukan bahan penulisan yang dapat mengungkapkan pentingnya pengaruh eritropoietin terhadap anemia. Beberapa obat hasil rekombinan eritropoietin pun dapat menyebabkan anemia (Anonymous, 2005).

1.2.Identifikasi Masalah

Eritropoietin dipengaruhi anemia yang dapat diakibatkan beberapa faktor penyebab, antara lain karena kerusakan organ penghasil eritropoietin tersebut. Masalah yang dikemukakan:

Apa peran eritropoietin pada anemia?

1.3.Maksud dan Tujuan Penulisan

1.3.1.Maksud Penulisan

Maksud penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui hubungan eritropoietin dengan anemia.


(11)

3

1.3.2.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui apakah eritropoietin berperan terhadap anemia dan faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pembentukan eritropoietin.

1.4.Manfaat Karya tulis ilmiah

1.4.1. Manfaat akademis

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan tentang peran eritropoietin dan menumbuhkan minat baru terhadap penelitian tentang hubungan eritropoietin dengan anemia.

1.4.2. Manfaat praktis

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh eritropoietin terhadap anemia yang bermanfaat untuk mengatasi keadaan anemia yang disebabkan kelainan yang berhubungan dengan eritropoietin.

1.5.Metodologi

Studi pustaka

1.6.Lokasi dan Waktu


(12)

4

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan di perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

1.6.2.Waktu

Penelusuran kepustakaan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimulai bulan Februari 2005 sampai dengan bulan Desember 2005.


(13)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Anemia bukanlah suatu kelainan atau penyakit, tetapi merupakan kumpulan gejala yang menyertai suatu penyakit atau kelainan.

Eritropoietin dipengaruhi oleh keadaan hemoglobin, hematokrit, oksigen, dan sitokin inflamasi yang disebabkan oleh tumor necrosis factor dan interleukin 1. Terutama keadaan hipoksia yang akan menyebabkan ginjal mensekresi eritropoietin yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah.

Eritropoietin rekombinan dapat digunakan sebagai terapi terhadap anemia yang menyertai keadaan colitis ulserativa, karsinoma, rheumatoid arthritis, kelainan pulmonal, dan HIV/AIDS.

Bila eritropoietin digunakan sebagai doping, akan menyebabkan penebalan sel darah merah sehingga darah sulit melalui kapiler yang tipis sehingga menyebabkan perdarahan hidung. Masalah lebih berat akan timbul ketika tidur yang dapat menyebabkan serangan jantung karena denyut jantung yang melambat.

4.2. Saran

Pada pasien dengan kelainan yang disertai anemia yang mendapatkan terapi dengan preparat eritropoietin, perlu beberapa hal yang harus diperhatikan. Contohnya mengenai efek samping, interaksi obat, dan kelainan-kelainan khusus yang terdapat dalam diri pasien. Salah satunya adalah, pada pasien yang diberi preparat eritropoietin harus diberikan juga preparat tambahan zat besi.

Perlu penelitian lebih lanjut tentang peran eritropoietin terhadap anemia yang berhubungan dengan sitokin inflamasi.


(14)

31

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2002. http://www.drugdigest.org/DD/DVtl/uses/0,3915,234%7Cepo,00.

html. September 2005.

Anonymous. 2004. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003683.htm. September 2005.

Anonymous. 2005. http://en.wikipedia.org/wiki/erythropoietin. Oktober 2005.

Anonymous. 2005. http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/Biology/Pages/k/Kidne

y/Hormones.html. November 2005.

Christensen R.D. 2004. Anemias Unique to Pregnancy and the Perinatal Period. In Wintrobe’s: Clinical Hematology. 11th ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 1481

Cremieux P.Y, McKenzie S R. 2004. Benefits of Early hemoglobin Response to Epoetin alfa in Elderly Patients with Chemotherapy-Related Anemia. http://www.gcrweb.com/anemiapss/pharma/pharm-disease.htm. Oktober 2005. Dessypris E.N, Sawyer S.T. 2004. Erythropoiesis. In Wintrobe’s: Clinical Hematology. 11th ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 212

Gaspard K.J. 1998. Blood Cells and the Hematopoietic System. In Pathophysiology:

Concepts of Altered health States. 5th ed. Philadelphia: Lippincott-Raven publishers. p. 117-118

---. 1998. The Red Blood Cells and Alterations in Oxygen Transport. In Pathophysiology: Concepts of Altered health States. 5th ed. Philadelphia: Lippincott-Raven publishers. p. 134-137

Glader B. 2004. Anemia: General Aspects. In Wintrobe’s: Clinical Hematology.

11th

ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 947

Hord J.D, Lukens J.N. 1999. Anemias Unique to Infant and Young Children. In Wintrobe’s: Clinical Hematology. 10th ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 1520


(15)

32

Jones H. 1995. Catatan Kuliah Hematologi. Ed 5. Jakarta: EGC. Hal 15-24

Kiss J.E, Faruki H. 1995. Erythropoietin. http://path.upmc.edu/consult/rla/juli 1995. html. Oktober 2005.

Martindale. 2002.The Complete Drug Reference. http://www.cancerbacup.org.uk/

Treatments/Supportivetherapies/Eritropoietin.

Mastanduono J.J. 2004. Treating Anemia Associated with Chemotherapy.

http://www.uspharmacist.com/.../pix/Fea/anemiachart.Gif. Oktober 2005.

Means R T. 2004. Anemias Secondary to Chronic Disease and Systemic Disorders.

In Wintrobe’s: Clinical Hematology. 10th ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 1448-1453

---. 2004. Polycythemia: Erythrocytosis. In Wintrobe’s: Clinical Hematology. 10th

ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 1500-1502

SabaH.I. 2002. Anemia in Cancer Patients. http://www.moffitt.usf.edu/pubs/

ccjivsns/article.1.html. September 2005.

Segel G B. 1995. Hematology of the new born. In Williams: Hematology. 5th ed. New York: McGraw Hill. p. 57-60

Weir. 2005. http://www.medscape.com/vlewarticle/499076-print. Oktober 2005. Quesenberry P J. 1995. Hemopoietic stem cells, progenitor cells, and cytokines. In Williams: Hematology. 5th ed. New York: McGraw Hill. p. 215


(1)

2

adanya inflamasi. Jaringan yang mengalami inflamasi mensekresikan sedikit sitokin yang akan mempengaruhi pembentukan zat besi, sumsum tulang, dan pembentukan eritropoietin (Anonymous, 2005). Sumsum tulang normal mampu untuk meningkatkan sel darah merah 6-8 kali, untuk kompensasi terhadap reduksi eritrosit. Namun hal ini tidak dapat terjadi pada keadaan patologis. Gangguan terhadap penurunan kadar eritropoiesis dibagi dalam 3 keadaan: sekresi eritropoietin yang rendah, menurunnya respon sumsum tulang terhadap eritropoietin, dan eritropoiesis yang kekurangan zat besi (Means, 2004). Lebih dari 80% individu dengan diagnosa AIDS memiliki kelainan darah, yaitu anemia. Individu dengan HIV atau CD4 yang rendah, menderita anemia. Agar membuat pasien HIV/AIDS dengan anemia dapat bertahan, dapat diberikan preparat eritropoietin. Peran eritropoietin terhadap anemia sering terlewatkan sehingga diperlukan bahan penulisan yang dapat mengungkapkan pentingnya pengaruh eritropoietin terhadap anemia. Beberapa obat hasil rekombinan eritropoietin pun dapat menyebabkan anemia (Anonymous, 2005).

1.2.Identifikasi Masalah

Eritropoietin dipengaruhi anemia yang dapat diakibatkan beberapa faktor penyebab, antara lain karena kerusakan organ penghasil eritropoietin tersebut. Masalah yang dikemukakan:

Apa peran eritropoietin pada anemia?

1.3.Maksud dan Tujuan Penulisan

1.3.1.Maksud Penulisan

Maksud penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui hubungan eritropoietin dengan anemia.


(2)

1.3.2.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui apakah eritropoietin berperan terhadap anemia dan faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pembentukan eritropoietin.

1.4.Manfaat Karya tulis ilmiah

1.4.1. Manfaat akademis

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan tentang peran eritropoietin dan menumbuhkan minat baru terhadap penelitian tentang hubungan eritropoietin dengan anemia.

1.4.2. Manfaat praktis

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pengaruh eritropoietin terhadap anemia yang bermanfaat untuk mengatasi keadaan anemia yang disebabkan kelainan yang berhubungan dengan eritropoietin.

1.5.Metodologi

Studi pustaka

1.6.Lokasi dan Waktu


(3)

4

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan di perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

1.6.2.Waktu

Penelusuran kepustakaan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimulai bulan Februari 2005 sampai dengan bulan Desember 2005.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Anemia bukanlah suatu kelainan atau penyakit, tetapi merupakan kumpulan gejala yang menyertai suatu penyakit atau kelainan.

Eritropoietin dipengaruhi oleh keadaan hemoglobin, hematokrit, oksigen, dan sitokin inflamasi yang disebabkan oleh tumor necrosis factor dan interleukin 1. Terutama keadaan hipoksia yang akan menyebabkan ginjal mensekresi eritropoietin yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah.

Eritropoietin rekombinan dapat digunakan sebagai terapi terhadap anemia yang menyertai keadaan colitis ulserativa, karsinoma, rheumatoid arthritis, kelainan pulmonal, dan HIV/AIDS.

Bila eritropoietin digunakan sebagai doping, akan menyebabkan penebalan sel darah merah sehingga darah sulit melalui kapiler yang tipis sehingga menyebabkan perdarahan hidung. Masalah lebih berat akan timbul ketika tidur yang dapat menyebabkan serangan jantung karena denyut jantung yang melambat.

4.2. Saran

Pada pasien dengan kelainan yang disertai anemia yang mendapatkan terapi dengan preparat eritropoietin, perlu beberapa hal yang harus diperhatikan. Contohnya mengenai efek samping, interaksi obat, dan kelainan-kelainan khusus yang terdapat dalam diri pasien. Salah satunya adalah, pada pasien yang diberi preparat eritropoietin harus diberikan juga preparat tambahan zat besi.

Perlu penelitian lebih lanjut tentang peran eritropoietin terhadap anemia yang berhubungan dengan sitokin inflamasi.


(5)

31

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2002.

http://www.drugdigest.org/DD/DVtl/uses/0,3915,234%7Cepo,00. html. September 2005.

Anonymous. 2004. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003683.htm. September 2005.

Anonymous. 2005. http://en.wikipedia.org/wiki/erythropoietin. Oktober 2005.

Anonymous. 2005. http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/Biology/Pages/k/Kidne

y/Hormones.html. November 2005.

Christensen R.D. 2004. Anemias Unique to Pregnancy and the Perinatal Period. In Wintrobe’s: Clinical Hematology. 11th ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 1481

Cremieux P.Y, McKenzie S R. 2004. Benefits of Early hemoglobin Response to Epoetin alfa in Elderly Patients with Chemotherapy-Related Anemia. http://www.gcrweb.com/anemiapss/pharma/pharm-disease.htm. Oktober 2005. Dessypris E.N, Sawyer S.T. 2004. Erythropoiesis. In Wintrobe’s: Clinical

Hematology. 11th ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 212

Gaspard K.J. 1998. Blood Cells and the Hematopoietic System. In Pathophysiology:

Concepts of Altered health States. 5th ed. Philadelphia: Lippincott-Raven publishers. p. 117-118

---. 1998. The Red Blood Cells and Alterations in Oxygen Transport. In Pathophysiology: Concepts of Altered health States. 5th ed. Philadelphia: Lippincott-Raven publishers. p. 134-137

Glader B. 2004. Anemia: General Aspects. In Wintrobe’s: Clinical Hematology.

11th

ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 947

Hord J.D, Lukens J.N. 1999. Anemias Unique to Infant and Young Children. In Wintrobe’s: Clinical Hematology. 10thed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 1520


(6)

Jones H. 1995. Catatan Kuliah Hematologi. Ed 5. Jakarta: EGC. Hal 15-24

Kiss J.E, Faruki H. 1995. Erythropoietin. http://path.upmc.edu/consult/rla/juli 1995. html. Oktober 2005.

Martindale. 2002.The Complete Drug Reference.

http://www.cancerbacup.org.uk/

Treatments/Supportivetherapies/Eritropoietin.

Mastanduono J.J. 2004. Treating Anemia Associated with

Chemotherapy.

http://www.uspharmacist.com/.../pix/Fea/anemiachart.Gif. Oktober 2005.

Means R T. 2004. Anemias Secondary to Chronic Disease and Systemic Disorders.

In Wintrobe’s: Clinical Hematology. 10th ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 1448-1453

---. 2004. Polycythemia: Erythrocytosis. In Wintrobe’s: Clinical Hematology. 10th

ed. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Walkins. p. 1500-1502

SabaH.I. 2002. Anemia in Cancer Patients. http://www.moffitt.usf.edu/pubs/

ccjivsns/article.1.html. September 2005.

Segel G B. 1995. Hematology of the new born. In Williams: Hematology. 5th ed. New York: McGraw Hill. p. 57-60

Weir. 2005. http://www.medscape.com/vlewarticle/499076-print. Oktober 2005. Quesenberry P J. 1995. Hemopoietic stem cells, progenitor cells, and cytokines. In Williams: Hematology. 5th ed. New York: McGraw Hill. p. 215