EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DINNING TABLE DAN BEDSIDE TABLE DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA CV SOLO ETHNIC FURNITURE
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
DINNING TABLE DAN BEDSIDE TABLE DENGAN
METODE JOB ORDER COSTING PADA CV SOLO ETHNIC FURNITURE
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh :
SABRINA MASITANOVA S.M NIM F 3307103
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
commit to user
ii
ABSTRACT
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DINNING TABLE DAN BEDSIDE TABLE DENGAN METODE JOB ORDER
COSTING PADA CV SOLO ETHNIC FURNITURE Sabrina Masitanova Sri Mumpuni
F 3307103
CV Solo Ethnic Furniture is one of manufacturing company engaged in the furniture business. Some examples of products are Dinning Table and Bedside table. In the calculation of the cost of production, in CV Solo Ethnic Furniture method is Job order costing. The method of calculation used for CV Solo Ethnic Furniture, received orders-based production. Determining the cost of goods into one of the key strategies the company to get the maximum benefit, so the company can compete with other companies and efforts going concern.
The purpose of this research is to find out more about how to determine the cost of goods a dinning table and beside table with the production method of job order costing done by CV Solo Ethnic Furniture. The steps of this research is done by comparing between theory and reality in the field, and then analyzed as a whole based on the data available. Data collection techniques used are observation, documentation, and interviews. Types of data used include the primary data and secondary data.
The conclusion of research shows that there are advantage and disadvantage. The advantage is that the determination of raw material cost and direct labor cost has been appropriate. The efficiency of raw material cost the company has done is consistent with the theory of controlling cost, the company notes failed and defect product as value-added. The presence of raw material supply helps the production continuity. Meanwhile the disadvantage is that the factory overhead costing is less appropriate, because the factory overhead cost tariff used is only based on the company policy.
Based of this research, the writer finds the disadvantage of company in calculating prepaid the factory overhead cost that is only based on the company policy’s tariff. For that reason, the writer recommends the company to use prepaid factory overhead cost with appraised of raw material and direct labor cost that using on the last year.
Keywords: Determain, cost of good, job order costing, dinning table, bedside table, factory overhead cost
(3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(4)
commit to user
(5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v MOTTO
”Sesungguhnya Allah akan selalu meridhoi hamba-Nya yang selalu taat pada-Nya”
”Garis hidup manusia ada ditangan yang Kuasa, tapi manusia bisa merubahnya selama dia mau berusaha menjadi yang lebih baik”
”Kegagalan bukanlah awal dari ambang kehancuran, melainkan awal dari kesuksesan yang tertunda”
(6)
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan karya kecil ini kepada mereka yang telah membuat hidup ini berwarna dan berarti
1. Allah SWT yang telah menciptakan aku dan selalu menuntun setiap langkah hidupku. 2. Mama (Alm) dan Papa yang selalu support
aku.
3. Kakak- kakakku dan keponakanku tercinta.
(7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik Tugas Akhir dengan judul “EVALUASI
PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DINNING TABLE DAN
BEDSIDE TABLE DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA CV
SOLO ETHNIC FURNITURE”. Maksud dari penulisan Tugas Akhir ini ditujukan
untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari proses penyusunan Tugas Akhir ini dapat berjalan dengan lancar tentunya karena bantuan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
2. Ibu Sri Murni, S.E., M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi D III Akuntansi.
3. Bapak Nurmadi Harsa Sumarta., SE., M.Si, Ak., selaku pembimbing
akademik penulis.
4. Ibu Ninuk Retnowati, SE., Ak., selaku dosen pembimbing penyusunan tugas akhir penulis dari awal hingga akhir penulisan.
(8)
commit to user
viii
5. Seluruh dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Almamaterku yang telah memberiku kesempatan untuk belajar dan mencapai
kesuksesan.
7. Bapak Rojik Chunador, SE dan Bapak Solikhin, SE selaku pemimpin
perusahaan, mbak Ria dan seluruh karyawan CV Solo Ethnic Furniture yang
telah membantu membimbing penulis selama magang dan menyusun Tugas Akhir ini.
8. Mama (Alm) dan Papa tercinta yang selalu support aku dan berkorban segalanya untukku, aku akan berusaha menjadi anak yang membanggakan untuk kalian, semoga mama bahagia di sisi Allah SWT.
9. Kakak- kakakku tercinta (Rommel&Dewi, Never&Rossi, Refka&Vera) thankz support n nasehat2nya. Buat keponakanku yang lucu2 (Frida, Oci, Ara, Ifa, dan Izan) I love U all….^^
10. Buat Nenek dan kakekku tercinta, ‘n especially my big family Tirtodiningrat, terima kasih atas doa dan dukungannya buat penulis slama ini.
11. Buat sohib2qyu (Anita, Weecha, Tiara, Ghaniy, Faridz, Nenny, cemua na duech…….) thanks ya supportnya slama ini, luph u all friends… : )
12. Teman2ku seperjuangan (Jojo n friends, Puteri, Imme, Nur, Rika, de el el) thankz buat kerja samanya slama ini yah, serta semua pihak yang telah membantu dan penulis tidak bisa sebutkan satu per satu.
(9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
Akhirnya penulis sadar sepenuhnya akan kekurangan yang dimiliki penulis, dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan selanjutnya. Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi pembaca pada umumnya dan Mahasiswa Fakultas Ekonomi pada khususnya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Surakarta, 2010
(10)
commit to user
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
ABSTRACT ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
MOTTO v
PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB
I. PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1
1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan 1
2. Struktur Organisasi 4
3. Proses Produksi 9
4. Pemasaran dan Penjualan 11
B. Latar Belakang Masalah 12
C. Perumusan Masalah 15
(11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
E. Manfaat Penelitian 16
II. PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Biaya dan Akuntansi Biaya 17
2. Pengertian Biaya Produksi Barang 20
3. Unsur- unsur Biaya Produksi 20
4. Metode Pengumpulan Biaya Produksi Barang 22
5. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik 24
6. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik 25
7. Kartu Harga Pokok Pesanan 28
B. Pembahasan
1. Penghitungan Harga Pokok Pesanan menurut Perusahaan 29
2. Evaluasi Penghitungan HPP Menurut Penulis 37
3. Perbandingan Penghitungan Harga Pokok Pesanan Menurut
Perusahaan dengan Penulis 45
III. TEMUAN
A. Kelebihan 50
B. Kelemahan 51
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan 52
(12)
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
II.1 Penghitungan Biaya Bahan Baku oleh Perusahaan 31
II.2 Penghitungan BTKL Dinning Table oleh Perusahaan 32
II.3 Penghitungan BTKL Bedside Table oleh Perusahaan 33
II.4 Biaya Overhead Pabrik untuk Dinning Table 34
II.5 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik untuk Dinning Table 34
II.6 Biaya Overhead Pabrik untuk Bedside Table 35
II.7 Pembebanan BOP untuk Bedside Table 35
II.8 Penghitungan HPP Oleh Perusahaan 36
II.9 Taksiran Biaya Overhead Pabrik Tahun 2009 40
II.10 Taksiran Biaya Bahan Baku Tahun 2009 41
II.11 Taksiran Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2009 41
II.12 Pembebanan BOP Menurut Penulis 42
II.13 Penghitungan HPP Menurut Penulis 43
II.14 Selisih BOP 44
II.15 Perbandingan HPP Dinning Table Oleh Perusahaan dan Penulis 46
(13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
I.1 Struktur Organisasi 5
I.2 Proses Produksi 10
II.1 Kartu Harga Pokok Pesanan 29
II.2 Kartu HPP untuk Dinning Table 48
(14)
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Pernyataan Penulisan Tugas Akhir.
2. Surat Keterangan telah melakukan observasi dan penelitian dari CV Solo
Ethnic Furniture.
3. Laporan Biaya Produksi Dinning Table dari CV Solo Ethnic Furniture. 4. Laporan Biaya Produksi Bedside Table dari CV Solo Ethnic Furniture.
5. Laporan Biaya Bahan Baku Selama Tahun 2009.
6. Laporan Biaya Tenaga Kerja Langsung Selama Tahun 2009.
(15)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
EVALUASI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DINNING TABLE DAN BEDSIDE TABLE DENGAN METODE JOB ORDER
COSTING PADA CV SOLO ETHNIC FURNITURE Sabrina Masitanova Sri Mumpuni
F 3307103
CV Solo Ethnic Furniture is one of manufacturing company engaged in the furniture business. Some examples of products are Dinning Table and Bedside table. In the calculation of the cost of production, in CV Solo Ethnic Furniture method is Job order costing. The method of calculation used for CV Solo Ethnic Furniture, received orders-based production. Determining the cost of goods into one of the key strategies the company to get the maximum benefit, so the company can compete with other companies and efforts going concern.
The purpose of this research is to find out more about how to determine the cost of goods a dinning table and beside table with the production method of job order costing done by CV Solo Ethnic Furniture. The steps of this research is done by comparing between theory and reality in the field, and then analyzed as a whole based on the data available. Data collection techniques used are observation, documentation, and interviews. Types of data used include the primary data and secondary data.
The conclusion of research shows that there are advantage and disadvantage. The advantage is that the determination of raw material cost and direct labor cost has been appropriate. The efficiency of raw material cost the company has done is consistent with the theory of controlling cost, the company notes failed and defect product as value-added. The presence of raw material supply helps the production continuity. Meanwhile the disadvantage is that the factory overhead costing is less appropriate, because the factory overhead cost tariff used is only based on the company policy.
Based of this research, the writer finds the disadvantage of company in calculating prepaid the factory overhead cost that is only based on the company policy’s tariff. For that reason, the writer recommends the company to use prepaid factory overhead cost with appraised of raw material and direct labor cost that using on the last year.
Keywords: Determain, cost of good, job order costing, dinning table, bedside table, factory overhead cost
(16)
commit to user ABSTRAK
EVALUASI KETEPATAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI
DINNING TABLE DAN BEDSIDE TABLE DENGAN METODE JOB
ORDER COSTING PADA CV SOLO ETHNIC FURNITURE
Sabrina Masitanova Sri Mumpuni F3307103
CV Solo Ethnic Furniture adalah salah satu perusahaan manufaktur yang usahanya bergerak dibidang mebel. Beberapa contoh hasil produknya adalah
dinning table dan bedside table. Dalam menghitung biaya produksi, CV Solo
Ethnic Furniture menggunakan metode harga pokok pesanan. Metode
penghitungan tersebut digunakan CV Solo Ethnic Furniture, karena produksinya didasarkan pada pesanan yang diterima. Penentuan harga pokok produksi merupakan salah satu kunci perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau laba yang maksimal, maka perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan yang lain dan usahanya dapat beroperasi dalam jangka yang panjang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih bagaimana penentuan harga pokok produksi dinning table dan bedside table dengan metode harga pokok pesanan yang dikerjakan oleh CV Solo Ethnic Furniture. Langkah dari penelitian ini yaitu dengan membandingkan antara teori dan realita yang ada dibidangnya, dan menganalisanya berdasarkan pada data yang tersedia. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, dokumen, dan wawancara. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Kesimpulan dari penelitian menunjukan adanya beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah pada penentuan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang sudah tepat. Efisiensi dari biaya bahan baku telah dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan teori pengendalian biaya, perusahaan telah mencatat produk gagal dan cacat sebagai produk yang bernilai tambah. Adanya persediaan bahan baku membantu kelangsungan proses produksi. Sementara kelemahannya terletak pada penentuan biaya overhead pabrik yang kurang tepat, hal ini karena tarif penentuan biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada kebijakan perusahaan saja.
Berdasarkan penelitian tersebut, penulis menemukan kelemahan pada perusahaan dalam penghitungan biaya overhead pabrik dibebankan di muka yang hanya didasarkan pada tarif kebijakan perusahaan saja. Untuk itu, maka penulis
menyarankan agar perusahaan menentukan biaya overhead pabrik dibebankan di
muka dengan cara menggunakan taksiran biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan pada tahun sebelumnya.
Kata Kunci: Penentuan, harga pokok produksi, harga pokok pesanan, dinning
(17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan
CV Solo Ethnic Furniture merupakan perusahaan yang bergerak dibidang furniture (meubel). CV Solo Ethnic Furniture didirikan pada tahun 2003. Semula perusahaan yang berlokasi di Klegen, Malangjiwan, Colomadu ini hanya sebagai perusahaan distributor hasil produk meubel dari perusahaan lain. Tetapi pada tahun 2007, CV Solo Ethnic Furniture sudah mulai mengembangkan bisnisnya dengan menghasilkan produk meubel sendiri hingga menjualnya ke buyer
yang telah menjadi pelanggan tetap mereka.
Dalam hal pemasaran, CV Solo Ethnic Furniture tidak hanya berorientasi di dalam negeri saja / lokal, tetapi juga sudah menembus sampai ke pasar luar negeri, seperti: Amerika, Polandia, Taiwan, Singapore, dan Prancis. Kegiatan produksi CV Solo Ethnic Furniture
hanya didasarkan pada pesanan dari para buyer mereka. Jadi perusahaan akan melakukan kegiatan produksi apabila telah mendapat pesanan dari buyer.
CV Solo Ethnic Furniture didirikan oleh Bp Akhmad Rowamus
Solikhin, SE, dan telah mendapat ijin pendirian badan berbentuk persekutuan komanditer (CV) oleh notaris dengan SIUP Nomor:
(18)
commit to user
517/12/PM/II/2003 dan dengan NPWP Nomor: 02.304.248.4-526.000 atas nama CV Solo Ethnic Furniture. Modal awal perusahaan ini berasal dari modal pribadi milik Bp Akhmad Rowamus Solikhin, SE yang sekaligus berperan sebagai pemimpin perusahaan. Dari tahun ke tahun perusahaan ini mengalami kemajuan pesat dalam usahanya, dan mendapat respon baik dari masyarakat sekitar.
2. Lokasi Perusahaan
Awalnya CV Solo Ethnic Furniture berlokasi di Jl. RM SAID No 242 Manahan, Solo, sebagai kantor sekaligus sebagai tempat produksi dan juga showroom. Karena beberapa alasan, pada tahun 2009 lokasi perusahaan pindah di Klegen, Malangjiwan, Colomadu yang juga sebagai tempat produksi dan kantor. Alasan CV Solo Ethnic
Furniture mengambil lokasi disana jika dipandang dari beberapa segi
sebagai berikut : a. Daerah
Di sekitar perusahaan lingkungannya sangat aman dan letaknya cukup strategis karena terletak di perbatasan kota. Lingkungannya juga kondusif, sehingga mendukung jalannya proses produksi.
b. Bahan Baku
Letak perusahaan cukup strategis untuk mendapat bahan baku dan bahan pembantu, serta melakukan service kayu seperti
(19)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pengovenan sebelum produksi, yang biasa dilakukan di daerah Boyolali.
c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja pabrik banyak yang bertempat tinggal di
sekitar pabrik. Dengan demikian, dapat membantu
mempermudah para tenaga kerja untuk menjangkau area tempat kerjanya.
d. Transportasi
Karena letaknya cukup strategis, hal ini memungkinkan kemudahan transportasi yang digunakan baik buyer maupun para tenaga kerja untuk menjangkau lokasi perusahaan.
e. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan cukup nyaman, karena mendapat respon baik dari masyarakat sekitar. Selain itu, dengan adanya perusahaan dapat membantu menyerap tenaga kerja atau membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran.
3. Misi dan Tujuan Perusahaan
CV Solo Ethnic Furniture merupakan perusahaan yang bergerak dibidang meubel yang bergaya etnik dan minimalis dengan aksesoris yang artistic yang sangat lekat dengan unsure ciri khas budaya Indonesia. Selain itu, bahan baku yang digunakan adalah kayu jati
(20)
commit to user
kebun dan kayu mahoni yang merupakan hasil alam asli Indonesia. Misi perusahaan ini sendiri adalah untuk ikut serta dalam melestarikan salah satu hasil seni budaya Indonesia yang artistic dibidang furniture. Sedangkan tujuan perusahaan ini adalah untuk mengenalkan produk
meubel yang menerapkan ciri khas budaya Indonesia kepada negara
lain guna memajukan seni dan perekonomian negara.
4. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan CV Solo Ethnic Furniture
Struktur organisasi merupakan masalah yang sangat penting bagi pemimpin dalam pembagian tugas dan pekerjaannya. Selain itu, juga menunjukan perwujudan hubungan antara fungsi, wewenang dan tanggung jawab antara yang satu dengan yang lainnya. Pembagian
tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada CV Solo Ethnic Furniture
(21)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Gambar I.1 Struktur Organisasi
Deskripsi Jabatan :
a. Direktur
1) Memimpin perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.
2) Mengambil keputusan dan kebijakan mengenai hal- hal yang terjadi dalam perusahaan.
Direktur
Wakil Direktur
Manajer Operasional
QC Drawer Admin &
Keuangan
Bag. Logistik Bag.
Produksi
(22)
commit to user
b. Wakil Direktur
1) Membantu dan mendampingi direktur dalam menangani dan menjalankan tugas yang telah ditetapkan perusahaan serta bertanggung jawab atas jalannya roda perekonomian perusahaan.
c. Manajer Operasional
1) Menguasai Planning Penjualan / selling Produk dengan mempertimbangkan Pembiayaan produk dan kualitas produk. 2) Mencari peluang pasar / order / tren market yang berkembang
pada saat ini.
3) Bersama dengan bagian administrasi dan keuangan untuk
melakukan negosiasi dengan supplier untuk pembayaran
system tempo.
4) Menjaga komunikasi dan kekompakan antar pegawai yang ada
dibawahnya.
5) Menginformasikan ke accounting gaji yang tepat untuk semua pegawai di unit produksi.
6) Memotivasi pegawai di unit operasional untuk bekerja dengan baik dan disiplin.
d. Drawer
1) Menciptakan desain baru untuk produk perusahaan.
2) Merealisasikan desain produk pesanan sesuai dengan
(23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3) Menentukan ukuran-ukuran baik untuk bahan maupun produk yang akan diolah sesuai desain yang telah ditentukan.
4) Menentukan jenis kayu dan bahan penolong yang akan
digunakan untuk produksi suatu jenis produk yang akan dibuat. 5) Mengarahkan bagian produksi untuk membuat pola desain
yang sesuai dengan yang telah ditentukan.
e. Administrasi dan Keuangan
1) Membuat Neraca dan R/L setiap bulan untuk disajikan ke Pemimpin Perusahaan.
2) Membuat estimasi anggaran yang dibutuhkan setiap order
pekerjaan yang diperoleh dan yang akan diperoleh, kebutuhan anggaran disampaikan ke Pemimpin Perusahaan.
3) Memantau kas fisik perusahaan.
4) Membuat packing list / invoice untuk ditagihkan pihak pemasaran.
f. Bagian Logistik
1) Membuat data / laporan stock Persediaan Kayu, Bahan Pembantu, Bahan Finishing, Accessories dan Bahan Packing. 2) Mempersiapkan peralatan kerja yang akan digunakan.
3) Mencatat keluar masuk peralatan dari gudang.
4) Pembelian bahan- bahan yang dibutuhkan untuk proses
produksi.
(24)
commit to user
g. Bagian Produksi
1) Menguasai barang / order yang akan diproduksi.
2) Mempersiapkan hal- hal yang dibutuhkan selama proses
produksi.
3) Mengetahui dan menguasai jenis dan kualitas kayu.
4) Mengetahui dan menguasai kualitas pekerjaan (Pembahanan,
cutting, assembling / kontruksi dan finishing).
5) Menyiapkan / membuat data tiap hari, (stock komponen, stock
barang jadi dan limbah hasil produksinya) koordinasi dengan bagian logistic.
6) Bisa menjaga dan mengamankan asset- asset perusahaan (Bahan baku, bahan pembantu, limbah kayu sisa hasil produksi).
7) Membantu proses input data ke Bagian Keuangan / kantor
untuk pendataan pembayaran tenaga borongan (Bag.
Assembling, Finishing, dan Packing).
8) Bertanggung jawab dengan “ Kecepatan dan Kualitas Produk “
yang sedang dilakukan dalam proses produksinya.
h. Quality Control (QC)
1) Melakukan pemeriksaan atas kualitas barang baik bahan yang masih mentah maupun bahan yang telah menjadi produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan.
(25)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
5. Produksi
Bahan yang digunakan untuk melakukan proses produksi adalah a. Bahan Baku
Berupa bahan mentah yang berwujud kayu jati kebun yang akan diproses menjadi barang- barang furniture berupa dinning table,
bedside table, lamp table, dan lain- lain.
b. Bahan Penolong
Bahan penolong yang digunakan di CV Solo Ethnic Furniture
meliputi: siku besi, sekrup, taket, ensel, teak block, hanger bolt.
6. Alat Produksi
Alat- alat produksi yang digunakan untuk proses produksi pada CV Solo Ethnic Furniture antara lain:
a. Gergaji : sircle saw, gergaji lendang
b. Hand Planner : pasah tangan, pasah duduk
c. Bor
d. Jointer
e. Propile
7. Proses Produksi
Karena CV Solo Ethnic Furniture adalah perusahaan
manufaktur, maka kegiatan perusahaan pun berkaitan dengan suatu proses produksi yang berupa hasil meubel. Sehingga untuk menjaga
(26)
commit to user
kualitas produk yang dihasilkan, maka perusahaan harus fokus dari sejak proses produksi itu dimulai. Berikut adalah langkah- langkah proses produksi:
Gambar I.2 Bagan Proses Produksi
Deskripsi proses :
a. Komponen, yaitu pembentukan atau pemotongan kayu sesuai dengan
pola yang telah ditentukan.
b. Perakitan, yaitu merakit atau menyatukan komponen- komponen yang telah di sesuaikan dengan pola hingga membentuk satu jenis produk yang ditentukan.
Komponen
Perakitan
Finishing Amplas
(27)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c. Revisi, yaitu mengecek ulang kualitas barang produksi yang sudah jadi sebelum proses finishing.
d. Finishing Amplas, yaitu mengamplas permukaan kayu yang telah
diproses agar lebih rapi dan halus.
8. Hasil Produksi
CV Solo Ethnic Furniture merupakan perusahaan yang bergerak dibidang furniture, maka produk- produk yang dihasilkan antara lain:
a. Dinning Table
b. Bedside Table
c. Lamp Table
d. Chair
e. Coffee Table, dll.
9. Pemasaran dan Penjualan
Untuk pemasaran, CV Solo Ethnic Furniture mempromosikan hasil produk meubelnya melalui website: www.soloethnic.com dan atau dapat mengunjungi langsung ke showroomnya di Jl. RM SAID No 242 Manahan, Solo, Central Java untuk melihat koleksi produk- produk yang telah tersedia. Sedangkan untuk penjualan, calon buyer
dapat melakukan pemesanan terlebih dahulu melalui e-mail:
[email protected] atau [email protected] atau juga dapat langsung memesan ke office sekaligus showroom di alamat yang telah
(28)
commit to user
tersebut. Untuk desain produk bisa dibuat sesuai desain yang diinginkan oleh buyer. Jadi buyer dapat menentukan sendiri desain dan ukuran yang diinginkan. Dan untuk masalah harga, biasanya disesuaikan dengan produk pesanan dan biaya produksi pesanan.
B. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini perkembangan dunia usaha semakin luas. Kompetisi pasar pun semakin ketat. Untuk itu setiap perusahaan harus bisa menyiasatinya, salah satunya dengan menentukan harga jual produknya. Harga jual produk harus ditentukan dengan tepat dan kompetitif. Penentuan harga jual produk yang tepat dipengaruhi oleh penentuan harga pokok produksi yang tepat pula.
Harga pokok produksi yang ditentukan secara tidak tepat akan mempengaruhi ketidaktepatan penentuan harga jual atau harga pesanan. Ketidaktepatan penentuan harga pesanan dapat diartikan harga jual yang ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Jika harga jual ditetapkan terlalu tinggi akan merugikan perusahaan, karena dapat mengurangi kemampuan perusahaan bersaing dengan perusahaan yang sejenis. Sedangkan harga jual yang ditetapkan terlalu rendah akan merugikan perusahaan karena kemungkinan harga jual yang ditetapkan tidak mampu menutup biaya produksi yang dikeluarkan.
Harga pokok produksi merupakan penjumlahan dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi lainnya (biaya
(29)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
overhead pabrik) yang diserap oleh setiap unit atau produk yang
dihasilkan. Penentuan harga pokok produksi digunakan sebagai dasar atau elemen di dalam penentuan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Ada dua metode penentuan harga pokok produksi yang biasa digunakan oleh perusahaan, yaitu process costing (harga pokok proses)
dan job order costing (harga pokok pesanan). Metode harga pokok proses
biasanya digunakan oleh perusahaan manufaktur yang berproduksi secara massa, yaitu dilakukan secara terus- menerus dengan hasil produk yang sama. Sedangkan harga pokok pesanan biasanya dilakukan oleh perusahaan manufaktur yang berproduksi secara berkala atau berdasarkan pada pesanan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan.
Metode harga pokok proses yaitu menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode bersangkutan. Perhitungan ini biasa dilakukan setiap akhir periode akuntansi (akhir bulan). Sedangkan dalam harga pokok pesanan, cara penghitungan dilakukan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi.
CV Solo Ethnic Furniture adalah salah satu perusahaan manufaktur yang usahanya bergerak dibidang meubel. Dalam menghitung harga pokok
(30)
commit to user
produksi, CV Solo Ethnic Furniture menggunakan metode Job Order
Costing. Penggunaan metode tersebut digunakan karena CV Solo Ethnic
Furniture berproduksi berdasarkan pesanan yang diterima.
Selama ini CV Solo Ethnic Furniture telah melakukan pengumpulan dan penghitungan biaya bahan baku. Pengumpulan dan penghitungan biaya bahan baku dilakukan berdasarkan kuantitas yang digunakan untuk masing- masing order dengan harga satuan baku. Penghitungan biaya tenaga kerja dilakukan berdasarkan tarif upah per hari yang ditetapkan oleh perusahaan. Sedangkan untuk biaya overhead pabrik, CV Solo Ethnic
Furniture menggunakan tarif sebesar 10 % dari biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung ysng digunakan untuk tiap pesanan.
Cara pembebanan biaya overhead pabrik yang dilakukan oleh CV Solo Ethnic Furniture yaitu didasarkan pada suatu tarif pembebanan yang belum dihitung berdasarkan analisis dan penghitungan yang tepat. Tarif sebesar 10 % hanya didasarkan pada kebijakan perusahaan saja dan ditetapkan untuk tiap pesanan. Hal ini memungkinkan terjadinya ketidaktepatan dalam penghitungan biaya overhead pabrik yang dapat mempengaruhi ketepatan dalam penentuan harga pokok produksi.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ EVALUASI PENENTUAN
HARGA POKOK PRODUKSI DINNING TABLE DAN BEDSIDE TABLE
DENGAN METODE JOB ORDER COSTING PADA CV SOLO ETHNIC
(31)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
C. Perumusan Masalah
Penyusunan tugas akhir ini agar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan, maka perlu dirumuskan permasalahannya. Perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penghitungan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja yang dilakukan serta bagaimana pembebanan biaya overhead pabrik yang ditentukan oleh CV Solo Ethnic Furniture pada pesanan Dinning Table
dan Bedside Table?
2. Bagaimana akumulasi dan penentuan harga pokok pesanan berdasarkan
penghitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead
pabrik pada pesanan Dinning Table dan Bedside Table?
3. Bagaimana penentuan harga jual atau harga pesanan yang ditentukan CV Solo Ethnic Furniture berdasarkan penghitungan dan penentuan harga pokok pesanan per unit pada pesanan Dinning Table dan Bedside
Table.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui penghitungan biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, maupun cara pembebanan biaya overhead
pabrik oleh CV Solo Ethnic Furniture pada pesanan Dinning Table dan
(32)
commit to user
2. Mengetahui dan mengevaluasi cara penghitungan dan penetapan harga
pokok pesanan berdasarkan hasil pengumpulan dan penghitungan elemen biaya produksi yang dilakukan oleh CV Solo Ethnic Furniture
pada pesanan Dinning Table dan Bedside Table.
3. Mengetahui dan mengevaluasi cara penentuan harga jual berdasarkan informasi harga pokok pesanan yang ditetapkan kepada pemesan oleh CV Solo Ethnic Furniture pada pesanan Dinning Table dan Bedside
Table.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan perusahaan sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang bermanfaat bagi perusahaan, khususnya dalam penentuan harga pokok produksi dengan
menggunakan metode Job Order Costing.
2. Bagi Pembaca
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan bahan referensi mengenai penentuan harga pokok produksi dengan metode
(33)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17 BAB II PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Biaya dan Akuntansi Biaya
Menurut Baridwan (1997), biaya adalah aliran keluar pemakaian lain aktiva atau timbulnya utang ( atau kombinasi keduanya ) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
Menurut Supriyono (1999), biaya didefinisikan sebagai
pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Dengan kata lain, biaya adalah harga perolehan barang atau jasa yang diperlukan oleh organisasi lain.
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya (Supriyono, 1999).
Menurut Mulyadi (2009), akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara- cara tertentu, serta penafsiran terhadap objek akuntansi biaya pada biaya. Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu penentuan biaya produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus.
(34)
commit to user
Akuntansi biaya membantu manajemen dalam masalah klasifikasi biaya, yaitu proses pengelompokan biaya ke dalam kelompok tertentu menurut persamaan yang ada untuk memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajemen.
Tujuan pokok akuntansi biaya menurut Hongren et al. (1998) adalah:
a. Pengendalian biaya.
Perusahaan melakukan pengendalian biaya dengan cara melakukan evaluasi atas kegiatan manajemen perusahaan. Manajemen
perusahaan berusaha memaksimumkan output yang dihasilkan
perusahaan dengan biaya yang serendah mungkin.
b. Penetapan biaya produksi barang yang dihasilkan perusahaan. Hal ini merupakan tujuan utama dalam akuntansi biaya. Perusahaan harus mengetahui biaya produksi barang dari barang yang dihasilkan untuk mengetahui nilai persediaan harga jual dan profitabilitas perusahaan.
c. Penetapan biaya produksi barang untuk keseluruhan rantai aktivitas perusahaan yang akan digunakan dalam rangka penetuan harga dan bauran produk.
Tujuan dari klasifikasi biaya antara lain: a. Perencanaan laba melalui penganggaran.
(35)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c. Penilaian laba tahunan atau berkala termasuk penilaian persediaan.
d. Membantu dalam menetapkan harga jual dan kebijaksanaan harga.
Ada beberapa keputusan penting dalam pemasaran yang dapat mempengaruhi informasi biaya per unit. Beberapa keputusan- keputusan penting tersebut antara lain:
a. Penentuan harga jual produk
Penghitungan biaya produksi per unit membantu perusahaan dalam menetapkan harga jual. Harga ini harus lebih tinggi karena untuk menutup biaya produksi barang, pembayaran biaya pemasaran, administrasi, dan dalam pemberian laba.
b. Mengatasi persaingan
Jika suatu produk dijual dengan harga yang lebih rendah oleh pesaing maka rincian informasi biaya per unit dapat digunakan secara efektif untuk menentukan masalah yang dapat diatasi dengan penurunan harga jual atau eliminasi barang.
c. Penawaran
Dalam hal ini penting untuk penetapan harga dengan cara kontrak atau tender. Suatu analisis biaya produksi per unit yang berhubungan dengan proses produksi satu produk tertentu penting dalam menentukan harga penawaran.
(36)
commit to user
d. Memperkirakan keuntungan
Manajemen dapat menentukan jumlah laba untuk masing- masing produk dan kemungkinan mengeliminasi produk yang kurang menguntungkan dengan informasi biaya per unit.
2. Pengertian Biaya Produksi Barang
Menurut Hanggana (2008) biaya produksi adalah semua biaya yang digunakan untuk membuat satu unit barang jadi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Menurut Supriyono (1999) biaya produksi adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk kas yang dibayarkan atau nilai aktiva lainnya yang diserahkan atau dikorbankan atau hutang yang timbul, atau tambahan modal dalam rangka pembelian barang dan jasa yang diperlukan perusahaan, baik pada masa lalu (biaya yang telah terjadi) maupun pada masa yang akan datang (biaya yang akan terjadi).
3. Unsur- unsur Biaya Produksi
Ada beberapa jenis biaya yang menjadi unsur dalam biaya produksi yaitu:
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku menurut Hanggana (2008) adalah bahan yang menempel menjadi satu dengan barang jadi yang mempunyai nilai relatif tinggi dibanding nilai bahan yang lain dalam pembuatan
(37)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
suatu barang jadi. Menurut Supriyono (1999) bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya atau merupakan integral pada produk tertentu.
Bahan baku yang digunakan oleh CV Solo Ethnic Furniture adalah kayu jati kebun.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut Mulyadi (2009) biaya tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam
memproduksi produk. CV Solo Ethnic Furniture menggolongkan
tenaga kerjanya menjadi 3 yaitu:
1) Tenaga kerja harian yaitu tenaga kerja yang mendapat upah atas dasar jam kerja harian.
2) Tenaga kerja borongan yaitu tenaga kerja yang mendapat upah atas dasar banyaknya produk pesanan yang dikerjakan.
3) Tenaga kerja tetap yaitu tenaga kerja yang mempunyai gaji tetap setiap bulannya.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Menurut Hanggana (2008) biaya overhead pabrik dapat dibebankan secara langsung dan
(38)
commit to user
tidak langsung. Dibebankan secara langsung apabila perusahaan menggunakan metode process costing dan dibebankan secara tidak langsung apabila menggunakan metode joborder costing.
4. Metode Pengumpulan Biaya Produksi Barang
Menurut Hanggana (2008) sistem atau metode pengumpulan biaya produksi ada dua, yaitu metode process costing dan metode job order costing.
a. Metode Process Costing
Menurut Hanggana (2008) syarat utama perusahaan dapat menggunakan metode harga pokok proses adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan memproduksi hanya satu jenis barang atau jasa yang
mempunyai spesifikasi yang sama.
2) Manajemen perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis barang atau jasa dapat menerima anggapan bahwa barang atau jasa sesungguhnnya berspesifikasi berbeda dianggap sama. Karakteristik metode harga pokok proses adalah sebagai berikut: 1) Biaya produksi dihitung berdasarkan periode tertentu (umumnya
satu bulan)
2) Biaya produksi ditentukan pada akhir periode tertentu
3) Biaya per unit produk dihitung dengan cara membagi biaya produksi selesai periode dengan jumlah unit produk selesai dalam periode yang bersangkutan.
(39)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
b. Metode Job Order Costing
Menurut Hanggana (2008) syarat utama perusahaan dapat menggunakan metode harga pokok pesanan:
1) Perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis barang yang mempunyai spesifikasi yang berbeda, dan mampu memisahkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung ke masing-masing spesifikasi barang sesuai job.
2) Manajemen perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis barang dapat menerima anggapan bahwa manajemen perusahaan yang sesungguhnya tidak dapat memisahkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung ke setiap job, dianggap dapat memisahkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung ke setiap barang job tersebut.
Karakteristik metode harga pokok pesanan adalah sebagai berikut ini:
1) Biaya produksi dihitung untuk setiap produk pesanan.
2) Penentuan biaya setiap produk pesanan dilakukan setelah produksi tersebut selesai dikerjakan.
3) Biaya per unit produk pesanan dihitung dengan cara membagi biaya produksi pesanan dengan jumlah unit produk pesanan yang bersangkutan.
(40)
commit to user 5. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Menurut Mulyadi (2009) beberapa dasar pembebanan BOP yang dipakai adalah:
a. Satuan Produksi
Tarif BOP didasarkan pada satuan produk yang dihitung dengan rumus seperti berikut:
Taksiran BOP Tarif BOP =
Taksiran jumlah satuan produk yang dihasilkan
b. Biaya Bahan Baku
Metode ini digunakan jika BOP yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku. Tarif BOP dihitung dengan rumus seperti berikut: Taksiran BOP
Tarif BOP = x 100% Taksiran biaya bahanbaku yang dipakai
c. Biaya tenaga kerja langsung
Tarif BOP yang digunakan biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan prosentase tertentu dari biaya tenaga kerja langsung dihitung dengan rumus seperti berikut:
Taksiran BOP
Tarif BOP = x 100%
Taksiran biaya tenaga kerja langsung
(41)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
d. Jam tenaga kerja langsung
Metode ini digunakan apabila BOP mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk, rumus penghitungan adalah seperti berikut:
Taksiran BOP
Tarif BOP = x 100%
Taksiran jam tenaga kerja langsung e. Jam mesin
Metode ini digunakan jika BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin, maka dasar yang digunakan adalah jam mesin. Rumusnya adalah seperti berikut:
Taksiran BOP
Tarif BOP = x 100% Taksiran jam kerja mesin
6. Pencatatan biaya overhead pabrik
Menurut Mulyadi ( 2009 ) tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan di muka kemudian digunakan untuk membebankan biaya
overhead pabrik kepada produk yang diproduksi. Perusahaan yang
menggunakan metode full costing di dalam penentuan harga pokok
produksinya akan dibebani biaya overhead pabrik dengan
menggunakan tarif biaya overhead pabrik variabel dan tarif biaya
overhead pabrik tetap. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
(42)
commit to user Jurnal 8 :
Barang Dalam Proses – BOP xxx
BOP yang dibebankan xxx
Untuk biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
dikumpulkan dan dicatat dalam rekening kontrol Biaya Overhead
Pabrik Sesungguhnya, kemudian dibandingkan dengan biaya overhead
pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Jurnal untuk mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut :
Jurnal 9 :
BOP Sesungguhnya xxx
Akumulasi Dep Mesin xxx
Akumulasi Dep Gedung xxx
Persekot …. xxx
Persediaan … xxx
Selisih yang terjadi antara biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan
biaya overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan
(over/underapplied factory overhead cost). Selisih biaya overhead
pabrik tersebut perlu dibuat dua jurnal sebagai berikut :
a. Jurnal untuk menutup rekening Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
(43)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Jurnal 10
Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
b. Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik. Jurnal 11
Selisih BOP xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Jika saldo selisih pembebanan biaya overhead pabrik disebabkan karena ketidakefisienan pabrik atau kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening Harga Pokok Penjualan. Jurnal untuk mencatat selisih pembebanan biaya overhead pabrik tersebut adalah :
Harga pokok penjualan xxx
Selisih Biaya Overhead Pabrik xxx
Jika saldo selisih disebabkan karena kesalahan dalam penghitungan tarif biaya overhead pabrik, atau keadaan-keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi maka selisih tersebut dibagi rata ke dalam rekening Persediaan Produk dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok. Jurnal untuk mencatat selisih pembebanan biaya overhead pabrik adalah :
Persediaan Produk dalam Proses xxx
(44)
commit to user
Harga Pokok Penjualan xxx
Selisih Biaya Overhead Pabrik xxx
Penyajian Selisih BOP dalam Laporan Rugi Laba
Hasil penjualan Rp xxx
Hasil pokok penjualan Rp xxx
Ditambah:
Selisih biaya overhead pabrik xxx + (-)
xxx +(-)
Laba Bruto Rp xxx
7. Kartu Harga Pokok Pesanan
Menurut Mulyadi (2009) kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode harga pokok pesanan. Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi langsung terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi tidak langsung dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung dicatat dalam kartu harga pokok berdasarkan tarif tertentu. Contoh kartu harga pokok pesanan adalah seperti gambar II.1 berikut:
(45)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
CV SOLO ETHNIC FURNITURE
KARTU HARGA POKOK PESANAN
Nomor Pesanan : SPK ….
Pemesan : …..
Jenis Produk : …..
Jumlah Pesanan : …..
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja
Langsung BOP Jumla h Pesana n Ukur an Keterang an Total
(Rp) Keterangan Total
Total (Rp)
Gambar II.1 Kartu Harga Pokok Pesanan ….
B. Pembahasan
1. Penghitungan Harga Pokok Produksi Dinning Table dan Bedside
Table berdasarkan Metode Job Order Costing pada CV Solo Ethnic
Furniture Menurut Perusahaan.
CV Solo Ethnic Furniture adalah perusahaan meubel yang sistem produksinya berdasarkan pesanan dari pelanggan, jadi dalam pengumpulan biaya produksi CV Solo Ethnic Furniture menggunakan sistem job order costing. Penentuan harga pokok pesanan barang
(46)
commit to user
pesanan yang dilakukan perusahaan harus benar- benar tepat saat perusahaan menerima pesanan dari pelanggan. Penghitungan harga pokok pesanan barang meliputi penghitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Setiap pesanan mempunyai karakteristik yang berbeda antara pesanan yang satu dengan pesanan yang lain. Hal ini menyebabkan perbedaan besarnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada tiap pesanan. Dalam penelitian ini penulis mengambil dua contoh produk yaitu: Dinning Table dan Bedside Table, dan berikut penghitungan harga pokok pesanan untuk kedua produk tersebut:
a. Penghitungan Biaya Bahan Baku
Penghitungan biaya bahan baku pada perusahaan meubel CV Solo Ethnic Furniture ditentukan dengan mengalikan jumlah bahan yang dipakai dengan harga pokok bahan. Penghitungan biaya bahan baku untuk masing-masing pesanan dapat disajikan dalam tabel berikut:
(47)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel II. 1 Biaya Bahan Baku
Untuk Pesanan Dinning Table dan Bedside Table
Jenis Kuantitas
(m3) (a)
Biaya Bahan Baku (Rp) (b) Total Biaya (Rp) (c) Biaya per unit (Rp) (d)
Harga Beli TKL Angk
pemb
gergaji Oven
Kayu Dinning Table (100 unit) Bedside Table (90 unit) 9.2 4.5 6.000.000 6.000.000 140.000 70.000 150.000 60.000 170.000 105.000 3350.000 125.000 62.652.000 28.620.000 626.520 318.000
Sumber: Data CV Solo Ethnic Furniture
Tabel II.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah biaya bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi pesanan dinning table
sejumlah 100 unit adalah Rp 62.652.000,- yang artinya setiap unit pesanan dinning table memerlukan biaya bahan baku sebesar
Rp 626.520,-. Sedangkan untuk memproduksi bedside table
sejumlah 90 unit adalah Rp 28.620.000,- yang artinya setiap unit pesanan bedside table memerlukan biaya bahan baku sebesar Rp 318.000,-.
b. Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Penghitungan biaya tenaga kerja langsung yang dilakukan oleh CV Solo Ethnic Furniture yaitu berdasarkan biaya tenaga kerja sesungguhnya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang terlibat langsung dengan proses produksi yang meliputi bagian komponen, perakitan (assembling), revisi, finishing amplas. Penghitungan biaya tenaga kerja oleh CV Solo Ethnic Furniture dilakukan yaitu dengan
(48)
commit to user
cara mengalikan jumlah tenaga kerja dengan tarif upah borongan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Penghitungan biaya tenaga kerja langsung untuk masing- masing pesanan dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel II.2
Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk Pesanan Dinning Table
(100 unit)
Bagian Karyawan Upah
Borongan (Rp)
(a)
Jumlah Unit
(b)
Total BTK (Rp) (c)=(a)x(b)
BTK Per unit
(Rp) (d)
Komponen 2 30.000 *) 1.440.000 14.400
Perakitan 6 67.500 100 6.750.000 67.500
Revisi 3 30.000 *) 2.160.000 21.600
Finishing
Amplas
6 30.000 100 3.000.000 30.000
Total Biaya Tenaga Kerja langsung 13.350.000 133.500
Sumber : Data CV Solo Ethnic Furniture
*) Untuk tarif biaya tenaga kerja langsung, total BTK dihitung berdasarkan tarif per hari dikali dengan jumlah hari aktif kerja (24 hari).
Tabel II.2 di atas menunjukan bahwa jumlah biaya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi pesanan dinning table
sejumlah 100 unit adalah Rp 13.350.000,- yang artinya setiap unit pesanan dinning table memerlukan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 133.500,-.
(49)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel II.3
Biaya Tenaga Kerja Langsung Untuk Pesanan Bedside Table
(90 unit)
Bagian Karyawan Upah
Borongan (Rp) (a) Jumlah Unit (b) Total BTK (Rp) (c)=(a)x(b) BTK Per unit (Rp) (d)
Komponen 2 30.000 *) 1.440.000 16.000
Perakitan 6 30.000 90 2.700.000 30.000
Revisi 3 30.000 *) 2.160.000 24.000
Finishing
Amplas
6 21.000 90 1.890.000 21.000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung 8.190.000 91.000
Sumber: Data CV Solo Ethnic Furniture
*) Untuk tarif biaya tenaga kerja langsung, total BTK dihitung berdasarkan tarif per hari dikali dengan jumlah hari kerja (24 hari).
Tabel II.3 di atas menunjukan bahwa jumlah biaya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk memproduksi pesanan bedside table
sejumlah 90 unit adalah Rp 8.190.000,- yang artinya setiap unit pesanan bedside table memerlukan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 91.000,-.
c. Penghitungan Biaya Overhead Pabrik
Penghitungan biaya overhead pabrik pada CV Solo Ethnic
Furniture adalah dengan cara membebankan biaya berdasarkan 10 %
atas biaya bahan baku dan tenaga kerja atas tiap pesanan. Tarif 10 % biaya hanya didasarkan pada kebijakan perusahaan saja. Penghitungan BOP dapat disajikan dalam tabel berikut:
(50)
commit to user Table II.4 Biaya Overhead Pabrik Untuk Pesanan Dinning Table
(100 unit)
Jenis Biaya Biaya per unit
(Rp)
Total Biaya (Rp)
Alteco 3.375 337.500
Fox 3.375 337.500
PU 27.000 2.700.000
Siku Besi 20.000 2.000.000
Taket 11.000 1.100.000
Sekrup 5.000 500.000
Hanger Bolt 10.000 1.000.000
BOP lain 152.200 15.220.000
Total BOP 23.195.000
Sumber: Data CV Solo Ethnic Furniture
Tabel II.5
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Untuk Pesanan Dinning Table
(100 unit) Tarif BOP (a) Dasar Pembebanan (Rp) (b) Jumlah (Rp) (c)= (a)x(b) BOP (Rp) (d)
10 % 99.197.000 9.919.700 99.197
Total Biaya Overhead Pabrik 9.919.700 99.197
Sumber: Data CV Solo Ethnic Furniture
Dari tabel II.5 dapat diketahui bahwa besarnya biaya overhead
pabrik yang dibebankan untuk pesanan 100 unit dinning table adalah Rp 9.919.700,- yang berarti untuk tiap unitnya dibebankan BOP sebesar Rp 99.197,-.
(51)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel II.6 Biaya Overhead Pabrik Untuk Pesanan Bedside Table
(90 unit)
Jenis Biaya Biaya per unit
(Rp)
Total Biaya (Rp)
Alteco 1.500 135.000
Fox 1.500 135.000
PU 12.000 1.080.000
Taket 8.000 720.000
Sekrup 6.000 540.000
Ensel 6.000 540.000
Teak Block 50.000 4.500.000
BOP Lain 12.000 1.080.000
Total BOP 8.730.000
Sumber: Data CV Solo Ethnic Furniture
Tabel II.7
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Untuk Pesanan Bedside Table
(90 unit) Tarif BOP (a) Dasar Pembebanan (Rp) (b) Jumlah (Rp) (c)= (a)x(b) BOP (Rp) (d)
10 % 45.540.000 4.554.000 50.600
Total Biaya Overhead Pabrik 4.554.000 50.600
Sumber: Data CV Solo Ethnic Furniture
Dari tabel II.7 dapat diketahui bahwa besarnya biaya overhead
pabrik yang dibebankan untuk 90 unit pesanan bedside table adalah Rp 4.554.000,- yang berarti bahwa untuk tiap unitnya dibebankan BOP sebesar Rp 50.600,-.
(52)
commit to user
d. Penghitungan Harga Pokok Pesanan
Setelah semua unsur biaya produksi ditentukan, maka harga pokok pesanan untuk masing- masing pesanan dapat ditentukan seperti dalam tabel berikut:
Tabel II.8
Penghitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Pesanan Dinning Table dan Bedside Table
Jenis Biaya Jenis Pesanan Total
(Rp)
Dinning Table
(100 unit)
Bedside Table
(90 unit)
Bahan Baku 62.652.000 28.620.000 91.272.000
Tenaga Kerja Langsung
13.350.000 8.190.000 21.540.000
Biaya Overhead
Pabrik
9.919.700 4.554.000 14.473.700
Total Biaya Produksi
85.921.700 41.364.000 127.285.700
Harga Pokok Pesanan Per Unit
859.217 459.600 1.318.817
Tingkat
Keuntungan 15%
128.882.55 68.940 197.822.55
Harga Jual Per Unit
988.099.55 528.540 -
Sumber: Data CV Solo Ethnic Furniture
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa untuk pesanan 100 unit
dinning table membutuhkan biaya bahan baku sebesar
Rp.62.652.000,- , biaya tenaga kerja langsung Rp 13.350.000,- , BOP sebesar Rp 9.919.700,- , sehingga total harga pokok pesanan adalah Rp 85.921.700,- atau sebesar Rp 859.217,- setiap unitnya. Sedangkan untuk 90 unit bedside table membutuhkan biaya bahan baku adalah sebesar Rp 28.620.000,- , biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 8.190.000,- , BOP sebesar Rp 4.554.000,- , sehingga total
(53)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
harga pokok pesanan adalah Rp 41.364.000,- atau sebesar Rp 459.600,- setiap unitnya.
Dalam penjualan atas produk- produk yang dihasilkan, CV Solo Ethnic Furniture mempunyai kebijakan bahwa dalam setiap harga jual yang ditentukan harus mampu mencapai tingkat keuntungan yang diharapkan sebesar 15 % dari harga pokok pesanannya. Atas dasar kebijakan tersebut maka harga jual untuk pesanan dinning table adalah Rp 988.099.55,- dan harga jual untuk pesanan bedside table adalah Rp 528.540,-.
2. Evaluasi Penghitungan HPP Dinning Table dan Bedside Table
Menurut Penulis
a. Penghitungan Biaya Bahan Baku
Dalam menentukan biaya atas pemakaian bahan baku untuk mengerjakan pesanan Dinning Table dan Bedside Table yaitu dengan mengalikan kuantitas bahan baku dengan harga bahan baku yang digunakan masing- masing pesanan. Menurut hasil penghitungan yang dilakukan oleh penulis, untuk pesanan dinning table biaya bahan baku yang digunakan adalah sebesar Rp 62.652.000,- untuk pesanan 100 unit sehingga setiap unit pesanan memerlukan biaya bahan baku sebesar Rp 626.520,-. Sedangkan untuk pesanan bedside
table sebesar Rp 28.620.000,- untuk 90 unit, sehingga setiap unit
(54)
commit to user
b. Penghitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Dalam menentukan biaya tenaga kerja langsung untuk mengerjakan pesanan Dinning Table dan Bedside Table dapat dihitung dengan mengalikan jumlah unit yang dikerjakan dengan tarif upah borongan. Menurut hasil penghitungan yang dilakukan oleh penulis, biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi pesanan 100 unit dinning table adalah Rp 13.350.000,-, yang artinya setiap unit pesanan dinning table
memerlukan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp133.500,-.
Sedangkan untuk pesanan bedside table sejumlah 90 unit
memerlukan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 8.190.000,-, yang artinya setiap unit pesanan bedside table memerlukan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 91.000,-.
c. Penghitungan Biaya Overhead Pabrik
CV Solo Ethnic Furniture menggunakan biaya overhead pabrik
sesungguhnya untuk menghitung biaya overhead pabrik pada
masing- masing pesanan yang dikerjakan. Menurut penulis cara yang digunakan kurang tepat, karena biaya overhead pabrik yang dibebankan perusahaan hanya biaya overhead pabrik yang mudah dihubungkan dengan produk yang dihasilkan dan dikeluarkan selama proses produksi. Selain biaya yang berhubungan dengan produk, perusahaan juga harus memperhitungkan biaya listrik yang digunakan dan biaya penyusutan aktiva tetap. Cara yang dilakukan
(55)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
perusahaan dalam penghitungan biaya overhead pabrik
menyebabkan biaya overhead pabrik dibebankan terlalu besar atau terlalu kecil.
Untuk dapat menentukan biaya sebuah pesanan menurut
Mulyadi (2009), biaya overhead pabrik harus dibebankan
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka, perusahaan dapat menggunakan salah satu cara penentuan tarif di muka seperti yang dijelaskan dilandasan teori sebelumnya. Perusahaan harus dapat menentukan tarif biaya overhead pabrik di muka secara tepat, agar harga pokok pesanan yang dibebankan untuk masing- masing pesanan juga menjadi tepat. Menurut penulis seharusnya CV Solo
Ethnic Furniture menggunakan tarif yang ditentukan di muka
dengan dasar pembebanan penentuan biaya bahan baku. Untuk dapat menggunakan dasar pembebanan ini, informasi yang dibutuhkan adalah biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi pada tahun 2009 dan pemakaian biaya bahan baku pada tahun 2009 serta biaya tenaga kerja langsung yang terjadi dalam periode yang sama. Berikut ini adalah data pemakaian biaya overhead pabrik, biaya bahan baku , dan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan selama tahun 2009.
(56)
commit to user Tabel II.9
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Pada Tahun 2009
No Jenis- jenis Biaya Jumlah
1. Bahan Penolong:
Plat Siku Cekatil H&I Sekrup Hanger Bolt Lem PU Amplas Methanol Serlak Ongker Paku Tembak Engsel 18.240.000 17.496.000 6.508.500 7.200.000 3.792.000 27.840.000 10.080.000 7.651.200 6.216.600 960.000 4.230.000 5.940.000
2. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung:
Staff
Karyawan packing
72.000.000 10.320.000
3. Biaya Listrik, Air, dan Telepon 14.574.000
4. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan 7.200.000
5. Biaya Penyusutan Pabrik 9.000.000
6. Pajak Bumi dan Bangunan 294.000
Total Biaya Overhead Pabrik 229.542.500
Sumber: Data CV Solo Ethnic Furniture
Berdasarkan perhitungan pada tabel II.9 dapat diketahui bahwa biaya overhead pabrik CV Solo Ethnic Furniture pada tahun 2009 adalah sebesar Rp 229.542.500,-.
(57)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel II.10
Biaya Bahan Baku (Kayu Jati) Pada Tahun 2009
Periode Kuantitas
(m3) Harga Per Satuan (Rp) Total (Rp)
Januari 24,33 9.600.000 233.587.200
Februari 12,17 9.850.000 119.901.100
Maret 11,04 10.000.000 110.364.000
April 13,09 10.200.000 133.481.300
Mei 12,89 10.250.000 132.143.000
Juni 7,7 10.500.000 80.892.000
Juli 8,94 10.800.000 96.565.200
Agustus 17,43 11.000.000 191.713.100
September 9,49 11.200.000 106.344.000
Oktober 7,23 11.500.000 83.133.500
November 27,12 11.850.000 321.372.000
Desember 26,74 12.000.000 320.880.000
Total Biaya Bahan Baku 1.930.376.400
Sumber: Data CV Solo Ethnic Furniture
Pada tabel II.7 di atas menunjukkan bahwa total pemakaian bahan baku pada tahun 2009 adalah Rp 1.930.376.400,-.
Tabel II.11
Biaya Tenaga Kerja Langsung Pada Tahun 2009
Bagian Jumlah
(Rp)
Pembahanan & servis bahan 20.160.000
Komponen 17.280.000
Perakitan 162.000.000
Revisi 25.920.000
Finishing Amplas 117.360.000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung 342.720.000
(58)
commit to user
Penentuan tarif BOP dibebankan dimuka dapat dihitung sebagai berikut:
Tarif BOP = Taksiran BOP
x 100% Taksiran Biaya Produksi yang dipakai
Tarif BOP = 229.542.500
x 100% 2.273.096.400
= 10.09 %
Tabel II.12
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik
Untuk Pesanan Dinning Table dan Bedside Table
Jenis Pesanan Tarif
BOP (a) Dasar Pembebanan (Rp) (b) Jumlah (Rp) (c)= (a)x(b) BOP (Rp) (d) Dinning Table (100 unit)
10.09% 99.197.000 10.008.977.3 100.089.77
Bedside Table
(90 unit)
10.09% 45.540.000 4.594.986 51.055.4
Total Biaya Overhead Pabrik 14.603.963.3 151.145.17
Sumber: Data olahan penulis
Tabel II.12 menunjukkan bahwa besarnya biaya overhead
pabrik yang dibebankan untuk pesanan dinning table setiap unit adalah Rp 100.089.77,- , sedangkan untuk pesanan bedside table
setiap unit adalah Rp 51.055.4,-.
d. Penghitungan Harga Pokok Pesanan
Setelah unsur- unsur harga pokok pesanan dihitung dan tarif biaya overhead pabrik ditentukan di muka, maka harga pokok pesanan untuk masing- masing produk dapat dihitung sebagai
(59)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
berikut:
Tabel II.13
Penghitungan Harga Pokok Pesanan Untuk Pesanan Dinning Table dan Bedside Table
Jenis Biaya Jenis Pesanan Total
(Rp)
Dinning Table
(100 unit)
Bedside Table
(90 unit)
Bahan Baku 62.652.000 28.620.000 91.272.000
Tenaga Kerja Langsung
13.350.000 8.190.000 21.540.000
BOP Dibebankan 10.008.977.3 4.594.986 14.603.963.3
Total Biaya Produksi 86.010.977.3 41.404.986 131.114.987
Harga Pokok Pesanan Per Unit
860.109.77 460.055.4 1.320.165.17
Sumber: Data olahan penulis
Tabel II.13 di atas menunjukkan bahwa total biaya produksi untuk pesanan 100 unit dinning table adalah Rp 86.010.977.3,- dengan biaya per unit sebesar Rp 860.109.77,-. Sedangkan total biaya produksi untuk pesanan 90 unit bedside table adalah Rp 41.404.986 dengan biaya per unit sebesar Rp 460.055.4,-.
e. Penghitungan Selisih Biaya Overhead Pabrik
Penghitungan biaya overhead pabrik berdasarkan pengeluaran kas yang sesungguhnya, yang dapat dilihat pada tabel II.5 dan penghitungan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif pembebanan kepada produk atas dasar biaya bahan baku sesuai Tabel II.8 terdapat selisih. Selisih biaya overhead pabrik dapat dilihat pada tabel berikut:
(60)
commit to user Tabel II.14
Selisih Biaya Overhead Pabrik Dinning Table dan Bedside Table
Jenis Pesanan BOP
sesungguhnya
BOP Dibebankan
Selisih BOP
Dinning Table
(100 unit)
9.919.700 10.008.977.3 89.277.3
Bedside Table
(90 unit)
4.554.000 4.594.986 40.986
Total Selisih BOP 48.291.3
Sumber: Data olahan penulis
Tabel II.14 menunjukkan bahwa biaya overhead pabrik lebih kecil dari biaya overhead pabrik dibebankan, sehingga terjadi kelebihan BOP dibebankan. Untuk dinning table (100 unit) terjadi selisih BOP lebih dibebankan yaitu Rp 89.277.3, sedangkan untuk bedside table (90 unit) terjadi selisih BOP lebih dibebankan Rp 40.986,-
Sesuai pernyataan Mulyadi (2009 ) BOP yang lebih dibebankan tersebut setiap akhir bulan dipindahkan dari rekening BOP sesungguhnya ke rekening Selisih BOP. Rekening Selisih BOP dicantumkan di neraca sebagai beban yang ditangguhkan karena selisih BOP yang terjadi dalam bulan tertentu akan diimbangi dengan selisih BOP bulan berikutnya.
Menurut penulis, selisih tersebut terjadi karena ketidakefisienan pabrik atau kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal.
Kapasitas normal merupakan kemampuan perusahaan untuk
memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang ( Mulyadi 2009 ).
(61)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
CV Solo Ethnic Furniture kemungkinan memproduksi produk jadi di bawah kapasitas normal, sehingga biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dibandingkan biaya overhead pabrik yang dibebankan. Selisih BOP tersebut kemudian harus diperlakukan sebagai pengurang rekening Harga Pokok Penjualan setiap akhir tahun, seperti penyajian selisih BOP dalam laporan laba rugi berikut ini.
Hasil Penjualan xxx
Harga pokok penjualan xxx
Dikurangi:
Selisih BOP 48.291.3 -
xxx +
Laba Bruto xxx
3. Perbandingan Penghitungan Harga Pokok Pesanan Menurut Perusahaan dengan Penulis
Setelah melakukan penghitungan harga pokok pesanan untuk pesanan dinning table dan bedside table baik oleh perusahaan maupun penulis, terdapat perbedaan hasil penghitungan antara kedua pihak. Perbedaan tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut:
(62)
commit to user Tabel II.15
Perbandingan Penghitungan Harga Pokok Pesanan Menurut Perusahaan dan Penulis
Untuk Pesanan Dinning Table
Jenis Biaya Dinning Table (100 unit) Selisih
(Rp) Perusahaan
(Rp)
Penulis (Rp)
Bahan Baku 62.652.000 62.652.000 -
TKL 13.350.000 13.350.000 -
BOP Dibebankan 9.919.700 10.008.977.3 89.277.3
Total Biaya Produksi 85.921.700 86.010.977.3 40.986
Harga Pokok
Pesanan Per Unit (a)
859.217 860.109.77 892.77
Harga Jual 988.099.55 988.099.55 -
Selisih (b) 128.882.55 127.989.78 892.77
Prosentase (b/a x 100 %)
15% 14.8% 0.2%
Sumber: Data CV Solo Ethnic Furniture
Tabel II.15 di atas menunjukkan bahwa terdapat selisih penghitungan harga pokok pesanan untuk pesanan dinning table
sebanyak 100 unit sebesar Rp 89.277.3, yang artinya menimbulkan selisih harga pokok per unit sebesar Rp 892.77,-. Selisih ini menyebabkan perbedaan penetapan HPP per unit dan persentase tingkat keuntungan masing- masing produk. Jika HPP yang ditentukan CV Solo Ethnic lebih kecil daripada penghitungan yang dilakukan oleh penulis, maka persentase keuntungan yang dicatac CV Solo Ethnic lebih besar daripada yang seharusnya terjadi. Penghitungan yang telah penulis lakukan dengan harga jual yang telah ditentukan oleh perusahaan , maka tingkat laba yang dicapai sebesar 14.8%, yang artinya bahwa perusahaan belum mampu mencapai profit sesuai yang diharapkan yaitu sebesar 15 %.
(63)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel II.16
Perbandingan Penghitungan Harga Pokok Pesanan Menurut Perusahaan dan Penulis
Untuk Pesanan Bedside Table
Jenis Biaya BedsideTable (90 unit) Selisih
Perusahaan (Rp)
Penulis (Rp)
Bahan Baku 28.620.000 28.620.000 -
TKL 8.190.000 8.190.000 -
BOP dibebankan 4.554.000 4.594.986 40.986
Total Biaya Produksi 41.364.000 41.404.986 40.986
Harga Pokok
Pesanan Per Unit (a)
459.600 460.055.4 455.4
Harga Jual 528.540 528.540 -
Selisih (b) 68.940 68.484.6 455.4
Prosentase (b/a x 100%)
15% 14.8% 0.2%
Sumber: Data CV Solo Ethnic Furniture
Tabel II.16 di atas menunjukkan bahwa terdapat selisih penghitungan harga pokok pesanan untuk pesanan bedside table
sebanyak 90 unit sebesar Rp 40.986,- , yang artinya menimbulkan selisih harga pokok per unit sebesar Rp 455.4,-. Selisih ini menyebabkan perbedaan penetapan HPP per unit dan persentase tingkat keuntungan masing- masing produk. Jika HPP yang ditentukan CV Solo Ethnic lebih kecil daripada penghitungan yang dilakukan oleh penulis, maka persentase keuntungan yang dicatat CV Solo Ethnic lebih besar daripada yang seharusnya terjadi. Penghitungan yang telah penulis lakukan dengan harga jual yang telah ditentukan oleh perusahaan , maka tingkat laba yang dicapai sebesar 14.8%, yang artinya bahwa perusahaan belum mampu mencapai profit sesuai dengan yang diharapkan sebesar 15 %.
(64)
commit to user a. Kartu Harga Pokok Pesanan
Kartu harga pokok pesanan digunakan sebagai pengumpulan biaya produksi untuk tiap-tiap pesanan. Kartu harga pokok pesanan dibuat berdasarkan dokumen-dokumen pendukung yang timbul dari kegiatan produksi. Berikut merupakan kartu harga pokok pesanan
untuk Dinning Table yang telah selesai diproduksi dengan
pembebanan biaya overhead pabrik dengan dasar persentase biaya bahan baku.
Gambar II.2 Kartu Harga Pokok Pesanan Dinning Table
CV SOLO ETHNIC FURNITURE
KARTU HARGA POKOK PESANAN
Nomor Pesanan : SPK
Pemesan : LIEM
Jenis Produk : DINNING TABLE
Jumlah Pesanan : 100 UNIT
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja
Langsung
BOP Jumlah
Pesanan Ukuran Keterangan Total (Rp) Keterangan Total
Total (Rp) 100 UNIT 150x90x 74 Kayu Jati 9.2 m3
62.652.000 Komponen 1.440.000 Tarif 10 % dari BBB, BTKL,B Lain2 9.919.700 Jumlah
Pesanan Ukuran Keterangan Total (Rp)
Perakitan 6.750.000
Revisi 2.160.000
Finishing
Amplas
3.000.000
Jumlah 62.652.000 Jumlah 13.350.000
Total Biaya Produk : Rp 85.921.700
Biaya Bahan Baku : Rp 62.652.000
Biaya Tenaga Kerja : Rp 13.350.000 Biaya Overhead Pabrik : Rp 9.919.700 Harga pokok per unit : Rp 859.217
(65)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Gambar II.3 Kartu Harga Pokok Pesanan Bedside Table
CV SOLO ETHNIC FURNITURE
KARTU HARGA POKOK PESANAN
Nomor Pesanan : SPK
Pemesan : CYRIL
Jenis Produk : BEDSIDE TABLE
Jumlah Pesanan : 90 UNIT
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja
Langsung
BOP Jumlah
Pesanan Ukuran Keterangan Total (Rp) Keterangan Total
Total (Rp) 90 UNIT 150x90x 74 Kayu Jati 4.5 m3
28.620.000 Komponen 1.440.000 Tarif 10
% dari BBB, BTKL,B Lain2 4.554.000
Perakitan 2.700.000
Revisi 2.160.000
Finishing
Amplas
1.890.000
Jumlah 28.620.000 Jumlah 8.190.000
Total Biaya Produk : Rp 41.364.000
Biaya Bahan Baku : Rp 28.620.000
Biaya Tenaga Kerja : Rp 8.190.000
Biaya Overhead Pabrik : Rp 4.554.000
(1)
commit to user a. Kartu Harga Pokok Pesanan
Kartu harga pokok pesanan digunakan sebagai pengumpulan biaya produksi untuk tiap-tiap pesanan. Kartu harga pokok pesanan dibuat berdasarkan dokumen-dokumen pendukung yang timbul dari kegiatan produksi. Berikut merupakan kartu harga pokok pesanan
untuk Dinning Table yang telah selesai diproduksi dengan
pembebanan biaya overhead pabrik dengan dasar persentase biaya bahan baku.
Gambar II.2 Kartu Harga Pokok Pesanan Dinning Table
CV SOLO ETHNIC FURNITURE
KARTU HARGA POKOK PESANAN
Nomor Pesanan : SPK
Pemesan : LIEM
Jenis Produk : DINNING TABLE
Jumlah Pesanan : 100 UNIT
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja
Langsung
BOP Jumlah
Pesanan Ukuran Keterangan Total (Rp) Keterangan Total
Total (Rp) 100 UNIT 150x90x 74 Kayu Jati 9.2 m3
62.652.000 Komponen 1.440.000 Tarif 10 % dari BBB, BTKL,B Lain2 9.919.700 Jumlah
Pesanan Ukuran Keterangan Total (Rp)
Perakitan 6.750.000
Revisi 2.160.000
Finishing
Amplas
3.000.000
Jumlah 62.652.000 Jumlah 13.350.000
Total Biaya Produk : Rp 85.921.700
Biaya Bahan Baku : Rp 62.652.000
Biaya Tenaga Kerja : Rp 13.350.000 Biaya Overhead Pabrik : Rp 9.919.700 Harga pokok per unit : Rp 859.217
(2)
commit to user Gambar II.3 Kartu Harga Pokok Pesanan Bedside Table
CV SOLO ETHNIC FURNITURE
KARTU HARGA POKOK PESANAN
Nomor Pesanan : SPK
Pemesan : CYRIL
Jenis Produk : BEDSIDE TABLE
Jumlah Pesanan : 90 UNIT
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja
Langsung
BOP Jumlah
Pesanan Ukuran Keterangan Total (Rp) Keterangan Total
Total (Rp) 90
UNIT
150x90x 74
Kayu Jati 4.5 m3
28.620.000 Komponen 1.440.000 Tarif 10
% dari BBB, BTKL,B Lain2 4.554.000
Perakitan 2.700.000
Revisi 2.160.000
Finishing
Amplas
1.890.000
Jumlah 28.620.000 Jumlah 8.190.000
Total Biaya Produk : Rp 41.364.000
Biaya Bahan Baku : Rp 28.620.000
Biaya Tenaga Kerja : Rp 8.190.000
Biaya Overhead Pabrik : Rp 4.554.000
(3)
commit to user
BAB III TEMUAN
Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan oleh penulis atas penghitungan harga pokok pesanan per unit untuk pesanan dinning table dan
bedside table pada CV Solo Ethnic Furniture, penulis menemukan beberapa
kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.
A. KELEBIHAN
Dari hasil penyajian data dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa kelebihan dalam penentuan harga pokok pesanan barang dengan metode job order costing yang dilakukan oleh CV Solo Ethnic
Furniture adalah berikut:
1. Cara pengumpulan dan penghitungan biaya bahan baku yang dilakukan oleh CV Solo Ethnic Furniture untuk pesanan 100 unit dinning table dan 90 unit bedside table sudah tepat. Biaya bahan baku dihitung dengan cara mengalikan jumlah kuantitas bahan baku yang digunakan dengan harga perolehan bahan baku yang dibutuhkan untuk masing- masing pesanan. 2. Cara pengumpulan dan penghitungan biaya tenaga kerja langsung yang
dilakukan oleh CV Solo Ethnic Furniture untuk 100 unit dinning table dan 90 unit bedside table sudah tepat. Biaya tenaga kerja langsung dihitung dengan cara mengalikan jumlah karyawan dengan jumlah pesanan yang dikerjakan dan tarif borongan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
(4)
commit to user
3. CV Solo Ethnic Furniture telah melakukan penghitungan harga pokok pesanan barang untuk masing- masing pesanan yang dikerjakan dan menggunakan harga pokok pesanan tersebut sebagai dasar dalam penentuan harga jual barang yang dipesan oleh pembeli.
B. KELEMAHAN
Penghitungan harga pokok pesanan yang dilakukan oleh CV Solo Ethnic
Furniture selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kelemahan.
Kelemahan CV Solo Ethnic Furniture dalam menentukan harga pokok
pesanan barang antara lain:
1. Cara pembebanan biaya overhead pabrik yang dilakukan oleh CV Solo
Ethnic Furniture tidak sesuai, karena perusahaan yang produksinya
berdasarkan pesanan seharusnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka (Mulyadi 2009: 196-197). Oleh karena itu, penulis menggunakan tarif biaya overhead
pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya produksi untuk masing- masing produk. Penentuan tarif biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya produksi tersebut mengakibatkan penetapan harga pokok produksi yang berubah dan menyebabkan selisih BOP.
2. CV Solo Ethnic Furniture belum menyusun kartu harga pokok pesanan untuk tiap pesanan yang dikerjakan. Hal ini mengakibatkan perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menetukkan harga pokok produksi jika menerima pesanan lain yang sejenis maupun yang berbeda dilain waktu.
(5)
commit to user
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan di CV Solo Ethnic
Furniture mengenai penentuan harga pokok pesanan barang dengan metode
job order costing, penulis dapat menyimpulkan pengklasifikasian unsur- unsur
biaya produksi sudah tepat karena sudah menggunakan metode pengumpulan
job order costing. Unsur- unsur biaya produksi yang dihitung dalam
penentuan harga pokok produksi oleh CV Solo Ethnic Furniture adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran atau rekomendasi untuk CV Solo Ethnic Furniture agar penentuan harga pokok pesanan menjadi lebih tepat yaitu:
1. Seharusnya pembebanan biaya overhead pabrik dilakukan dengan
menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka dan dengan penghitungan yang tepat. Hal ini karena pembebanan biaya
overhead pabrik sangat mempengaruhi penentuan harga pokok pesanan
pada pesanan yang dikerjakan. Agar pembebanan biaya overhead pabrik menjadi lebih tepat, maka sebaiknya perusahaan menghitungnya dengan menggunakan dasar biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead
(6)
commit to user
pabrik sesungguhnya dari periode sebelumnya yang dapat dijadikan taksiran biaya tahun berikutnya sebagai dasar penentuan tarif biaya
overhead pabrik.
2. CV Solo Ethnic Furniture sebaiknya membuat kartu harga pokok pesanan untuk tiap pesanan yang dikerjakan. Kartu harga pokok pesanan tersebut dapat digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap pesanan produk yang telah selesai diproduksi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan harga jual yang akan ditetapkan dan juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan ketika menerima pesanan yang sama atau mempunyai karakteristik yang sama.