Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya Menarik Minat Anak Muda

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.

TRANSKRIP WAWANCARA
 Transkrip Wawancara dengan Errol Jonathans sebagai CEO SUARA SURABAYA
MEDIA
 Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto sebagai On Air Manager Radio
Suara Surabaya
 Transkrip Wawancara dengan Eddy Prastyo Sebagai New Media Manager Radio
Suara Surabaya
 Transkrip Wawancara dengan Rizal Sebagai Program Manager Radio Zenith Salatiga

2.

FOTO PENELITIAN

TRANSKRIP WAWANCARA

Transkrip Wawancara dengan Errol Jonathans (CEO Suara Surabaya Media)
Hari, tanggal


: Kamis, 9 Juni 2016

Jam

: 10:00 WIB

Tempat

: Kantor Radio Suara Surabaya
(Jl. Wonokitri Besar 40 C Surabaya 60256)

Alasan Radio Suara Surabaya memilih menjadi Radio dengan format news atau
informasi?

Diawali pada tahun 1983 era FM pertama di Indonesia. Pada jaman itu radio dominan
AM, kemudian pendiri Suara Surabaya melihat bahwa radio kebanyakan pada jaman
itu disajikan untuk segmen anak muda sehingga isinya semua hiburan , games, kuis ,
request.Para pendiri Radio suara Surabaya kemudian melihat kalau ikut masuk dalam
segmen anak muda pada saat itu, maka persaingannya akan luar biasa. Karena Radio

Suara Surabaya adalah radio swasta maka income dari iklan, apabila Radio Suara
Surabaya ikut masuk kekelompok anak muda ini maka ibarat kue, kue iklan yang
diperebutkan itu banyak kalo dibagi rata kita dapetnya kecil-kecil. Lalu pada waktu itu
father founder berpikir kenapa nggak mengambil segmen yang juga potensial dan iklan
itu bakal besar. Diamatilah waktu itu ternyata belum ada radio untuk orang dewasa,
pada jaman itu. Kebanyakan radio itu general jadi segmennya mulai dari yang muda
sampai yang tua tapi dominan itu radio anak muda apalagi FM yang awal itu merasa ini
radionya anak muda. Kita masuklah ke yang dewasa sehingga apa yang terjadi, kue
iklan untuk dewasa yang besar ini, oleh Radio Suara Surabaya makan sendiri untuk
jangka waktu yang cukup lama. Seingat saya sekitar 10 tahunan baru muncul
kompetiter dan dari awal Radio Suara Surabaya memainkan informasi sebagai
pendekatan ke kelompok dewasa , karena kelompok dewasa sudah tidak membutuhkan
lagi yang request, games, dsb. Mereka membutuhkan yang lebih educated, lebih
informative, maka kemasan Radio Suara Surabaya dari awal seperti itu format kita
langsung masuk ke format news. Nah dari segmen ini produk iklan untuk segmen ini
juga banyak, bahkan kalau menurut saya mereka lebih penting kenapa karena yang

punya duit kan mereka, kalo yang muda – muda kan masih minta duit orang tua jadi
decision makers untuk membeli produk yang diiklankan itu kelompok dewasa ini lebih
cepat. Mereka memikirkan untuk mereka sendiri dan untuk keluarganya kebutuhannya

apa , sehingga itu yang menjadi strategi dari Radio Suara Surabaya kenapa dari awal
kenapa kita ngga main ke anak muda.

Bagaimana cara Radio Suara Surabaya agar bisa tetap bertahan ditengah
banyaknya persaingan antar media termasuk radio itu sendiri?

Radio Suara Surabaya harus jelas pada sisi segmentasi , segmen dewasa dan dewasa
muda. Usia 25-45 tahun, mereka yang memiliki pendidikan minimal pendidikan tinggi.
Kalangan menengah – atas. Secara psikografi mereka orang dalam kategori information
seeker (pencari informasi). Harus jelas dulu sasarannya kesiapa. Untuk mencapai
sasaran itu, mendekatinya dengan format, Format yang dipilih format station atau
format radio, news dan interaktif (basis) meskipun tajam pada news dan interaktif tetap
lagu menjadi bagian dari kebutuhan , berdasar survey bahwa pendengar Radio Suara
Surabaya dengan segmentasi tersebut tetap membutuhkan lagu. Dalam konteks
persaingan, strategi persaingan yang terbaik adalah memahami siapa sebetulnya target
konsumen kita bukan dalam patokan demografi seperti umur,pendidikan, profesi,
tingkat ekonomi, sosial dll. Tetapi Radio Suara Surabaya harus tahu persis sebetulnya
kebutuhan mereka mendengarkan Radio Suara Surabaya itu apa. Apa yang membuat
mereka ingin mendengarkan Radio Suara Surabaya tidak dengan radio lain atau
membutuhkan apa hingga mereka mau akses ke Radio Suara Surabaya.


Cara kita bersaing, jadi bersaing tidak memikirkan bersaing dengan koran mana radio
mana atau televisi mana, karna kita harus bersaing dengan diri kita sendiri. Yang paling
jadi masalah dari radio yang selama ini saya amati adalah radio sulit untuk mengubah
dirinya, karena dari dulu gitu terus modelnya. Radio lupa pendengar sudah ganti atau
ada potensi pendengar baru yang tidak bisa disajikan dengan cara lama atau dengan
model produk lama. Karena itu yang paling sulit dalam mengelola sebuah media
adalah apakah dia mampu mengaktualkan dirinya dari setiap jaman, dari setiap
generasi. Kalau saya hanya memikirkan radio pesaing atau media pesaing yang lainnya
maka saya tidak melakukan perubahan apa apa di dalam. Dan kebanyakan kalau kita
amati mungkin anda juga bisa mengamati di Magelang, Salatiga dimana mana radionya

yang tidak berubah, maka pendengarnya pergi karena sudah tidak cocok, nah itu yang
menjadi persoalan yang terbesar. Persaingan itu bukan persaingan dengan media lain
tetapi bersaing dengan generasi pendengar. Itu strategi Radio Suara Surabaya yang itu
berimplikasi internal , orang-orangku kan harus diubah mindsetnya. Bayangkan
penyiarku yang sudah 20 tahun, 15 tahun, dia ngga boleh siaran sekarang dengan cara
lama dia.kecuali kamu pensiun berhenti sekarang karna kamu udah ngga cocok untuk
generasi kedepan. Jadi harus menyesuaikan ,isi kepalamu ini harus diperkaya terus dan
kamu harus paham style yang sekarang. Harus menyesuaikan dengan konsumen kita


Strategi yang dilakukan Radio Suara Surabaya untuk mengetahui keinginan
pendengar?

Radio Suara Surabaya harus banyak melakukan riset. Terutama adalah audience riset.
Ini adalah strategi besar yang dilakukan oleh koorporasi

Radio Suara Surabaya.

Berikutnya lagi yang paling konkrit yang bisa Radio Suara Surabaya lakukan adalah
kita mau bikin apa mau memproduksi apa berdasarkan riset tadi kemudian memahami
untuk mencapai segmen yang seperti ini, maka saya harus bikin produk apa.
Filosofinya adalah bikin apa yang seharusnya kita bikin, jangan bikin apa yang kita
bisa. Kalo bikin yang kita bisa jangan jangan bikin yang gitu-gitu terus akhirnya
menjadi konvesional. Tetapi apa yang harusnya kita bikin karna generasi ini berubah
terus. Sehingga kemudian strategi programming di radio menyesuaikan dengan
strategi-strategi ini.Maka produksi siarannya kita buat yang bisa dinikmati oleh the next
generation atau incoming consumer Radio Suara Surabaya

Bagaimana pendekatan Radio Suara Surabaya dengan pendengar?


Yang pertama pendekatan kepada existing listeners atau exsisting consumers kita yang
katakanlah sudah lebih dewasa. Lalu kita juga mesti punya pendekatan untuk yang
muda. Kemudian Radio Suara Surabaya mengikat kedua kelompok besar ini dengan
satu sajian yang kemudian kita sebut dengan informasi dan konsep interaktifnya,
terutama informasi yang paling mengikat pertama persoalan traffic di Surabaya. 2
generasi atau 2 kelompok besar ini sama sama membutuhkan informasi traffic, yang
kedua informasi kota. Apa yang terjadi di kota termasuk isu-isu kantibmas. Isu-isu

lokal yang kemudian menjadi pengikat tetapi secara spesifik tetap menggarap 2
kelompok besar ini. Kita kepengen bahwa yang muda itu juga tertarik dengerin
persoalan orang-orang yang lebih dewasa tetapi orang-orang dewasa juga tertarik
dengan berita atau persoalan anak-anak muda.

Bagaimana cara Radio Suara Surabaya “mengubah dirinya” sebagai sebuah
media harus bisa mengikuti perkembangan dari setiap jaman dan generasi?

yang pertama upgrade SDM. SDM harus terus menerus di refresh , harus
dilatih,diingatkan kembali ya dibekali dengan isu-isu yang lebih mutakhir .Kemudian
langkah yang kita lakukan juga setelah SDM itu adalah sinergi dengan teknologi dan itu

kemudian siaran Radio Suara Surabaya harus banyak melakukan konvergensi entah itu
dengan internet atau dengan media sosial. Dan kemudian kita harus bisa menampilkan
wajah Suara Surabaya itu yang sebenarnya radio itu dalam berbagai macam format
medium kalo di konvergensikan dengan internet, tampilannya itu menjadi seperti apa.
Bahkan kemudian siaran sendiri sekarang sudah harus banyak memperhatikan apa
yang terjadi di facebook, twitter, dan website Radio Suara Surabaya. Jadi kita harus
melakukan konvergensi itu dimana misalnya pendengar radio juga akses internet dan
media sosial , generasi yang lebih nyaman dengan media sosial dan di internet itu juga
tidak keberatan dengerin radio, tarik menariknya itu kita mesti bikin sehingga
bagaimana menggarap isu ini secara integrative. Karna anak muda sudah based on
gadget semua kemudian sudah basisnya sudah new media maka kita harus menguasai
new media ini yang bisa diintregasikan dengan radio yang saya istilahkan sebagai
mainstream media bukan konvensional. Itu langkah-langkah besar yang kita lakukan.
Secara produk Radio Suara Surabaya sekarang sudah punya e100 di facebook, e100ss
di twitter lalu Suara Surabaya.net dan ini benar-benar diperhatikan betul bagaimana ini
juga bisa di cross di media-media yang lain. Jadi kadang ada satu isu, kita garapnya
sama-sama. Tetapi dengan pendekatan yang harus sesuai dengan karakterisitik masingmasing mediumnya.

Problematik empirik menurut Errol Jonathans selaku CEO Radio Suara
Surabaya mengkhawatirkan kehilangan generasi pendengar sehingga memiliki


strategi untuk menarik minat kaum muda sebagai calon pendengar Radio Suara
Surabaya?

Filosofi yang saya terapkan dalam konteks konsumen, saya sekarang mengistilahkan
konsumen bukan lagi pendengar karena ada yang mengakses ke new media. Kalau mau
lebih didetailkan yaitu pendengar dan pengakses Suara Surabaya. Itu bagi saya adalah
keniscayaan kita harus berganti generasi konsumen terutama itu keniscayaan. Karena
saya menganut faham kita mau jadi gerbong kereta api atau mau jadi stasiunnya. Kalau
saya jadi gerbong kereta api maka gerbong kita ini tahun 1983. Maka Radio Suara
Surabaya akan menua bersama sama dengan segmen ini. Terus didoain rame-rame
karena sudah mau berangkat semua meninggal udah berati kita ikut mati karna
pendengarku tambah lama tambah tua yang tak pelihara. Saya berpikir kita harus
menjadi stasiun kereta apinya. Nah stasiun kereta api ini menjadi antisipator untuk
kereta api jaman , jaman 1980,1990, 2000, 2010, 2020 dan seterusnya. Kalau yang di
jaman 1980 kan kereta apinya masih kuno stasiunnya kayak begini tapi ketika eranya
kereta api modern seperti kereta api peluru kayak di jepang kan tidak bisa dengan
model stasiun lama. Stasiunnya yang harus di upgrade menyesuaikan dengan teknologi
kereta api, jadi sama artinya Radio Suara Surabaya lah yang harus berubah terus
menerus dari waktu ke waktu. Sebagai stationnya. Lalu kita melayani setiap kereta api

dari jaman baru termasuk penumpang dari jaman baru termasuk penumpang dari jaman
baru. Filosofinya menjadi gerbong kereta api atau menjadi stasiun kereta api, Radio
Suara Surabaya memilih kita harus menjadi stasiun kereta apinya. Yang saya pikirkan
adalah Kehilangan pendengar konsumen lama sudah menjadi sebuah keniscayaan .
tetapi berusaha untuk menggabungkan kedua kelompok besar ini dalam satu benang
merah yang semaksimal mungkin keduanya bertahan lama.

Bagaimana konsep anak muda menurut Errol Jonathans?

Konsep anak muda yang serius yang ,have fun, yang masih mencari jati diri dsb. Kalau
dari segi umur yang sedang kuliah dan sudah setengah perjalanan kuliahnya,karena
mereka sudah lebih dewasa, sudah tidak ke SMAnya. Ada juga anak muda yang
dibawah 20 tahunan tapi psikologinya lebih matang, itu menjadi target saya juga. Jadi
poinnya saya akan melayani anak muda yang itu sebenarnya sudah berpikir serius
tentang diri mereka bukan anak muda yang hura-hura. Karena kalau melayani anak

muda yang hura-hura, jatuhnya akan ke radio remaja dan saya melayani yang anak
muda. Untuk umurnya 20-25 tahun. Sudah harus mengenalkan, secondary Radio Suara
Surabaya adalah 20-25 dan 45 keatas, bagi anak muda penting bagi saya minimal
mungkin mereka tidak suka mendengarkan Radio Suara Surabaya, kok lagunya miskin

sekali, dsb. Sangat tidak fun mendengarkan Radio Suara Surabaya, ada beberapa yang
mengatakan terpaksa mendengarkan Radio Suara Surabaya kalau ada macet. Setelah itu
mereka matikan ganti radio lain ngga masalah. Saya malah bilang ke mereka kalau
kamu sudah fanatic mendengarkan Radio Suara Surabaya , kamu kelainan jiwa berarti
ada yang tidak beres dengan otakmu, kamu mesti periksa karena kamu lebih tua dari
umurmu. Tapi kalau kamu lebih senang dengan radio remaja ya karna memang itu
umurmu. Tapi mereka tahu, kalau butuh sesuatu yang lebih informative kemana harus
mencari. Karena itu saya mulai mengenalkan ini lo Radio Suara Surabaya.

Apa saja yang menjadi program Radio Suara Surabaya untuk anak muda?

Informasi universal dalam program Radio Radio Suara Surabaya yaitu mempelajari
sebetulnya setiap orang umur berapapun butuh apa sebenernya, kalau mau dengerin
Radio Suara Surabaya tu butuh apanya, maka kita mencari-cari dari riset-riset segala
macam dan mempelajari habit dari orang bahwa informasi yang paling ideal itu di radio
itu apa. Kemudian secara lebih spesifik saya harus mulai masuk kepada programprogram yang fokus. Kalau misalnya saya mau nembak ke konsumen yang lebih muda
maka berarti saya harus punya program yang dedicated untuk itu. Didedikasikan
memang untuk anak muda. Maka kemudian salah satu ikon yang paling dikenal oleh
Radio Suara Surabaya saat ini adalah Muda Tapi Luar Biasa (MTLB)


Selain lewat strategi programming untuk anak muda, strategi lain dari Radio
Suara Surabaya untuk menarik minat anak muda?

Radio Suara Surabaya pernah membuat Tur edukasi untuk anak SMP dan orang tua
tidak boleh ikut tapi sudah lama dan sudah tidak dilakukan lagi karna anak-anak
sekarang sudah beda. Sebenernya itu adalah strategi pendekatan kepada orangtuanya.
Tapi itu adalah bagian dari pengenalan tentang Suara Surabaya. Jadi minimal di top of
mind mereka itu ketika ditanya “tau suara surabaya” “tau” “dengerin” “enggak” nggak
papa. Makannya lalu di Suara Surabaya ada banyak kunjungan anak TK, kita terima.

Anak TK – kelompok profesi. Penting menerima kunjungan dari anak TK kalau
gurunya sampe memutuskan untuk kunjungan ke SS berati ada something, minimal dari
sisi gurunya. Kemudian menyebarkan informasi atau knowledge kepada anak yang
lebih muda, ini lo Suara Surabaya, apasih asiknya jadi penyiar. Kadang anak muda
terutama yang bermobil mereka akan sebel karna ketika di mobil orang tuanya hanya
mendengarkan SS untuk mendapatkan informasi di jalan. Tapi mereka jadi tau ada
namanya Radio Suara Surabaya. Saya misalnya pas ngajar di kuliah kuliah tamudi
Surabaya terutama untuk semester 1 saya tau ini pasti SMA banget, Saya selalu
bertanya “siapa yang tau Suara Surabaya” banyak yang jawab tau, siapa yang
mendengarkan tinggal sedikit, tau SS darimana saya mulai gali, banyak macam
jawaban ada yang terpaksa dengerin,soalnya semobil sama orang tua, atau di rumah
papa mama dengerin Suara Surabaya terus lama lama terbiasa. Sebenernya ini bagianbagian untuk menebar benih. Panennya nanti, tetapi brand awarennes sudah harus
diberikan dari awal. Sehingga saya tidak keberatan ketika saya diminta berbicara
kepada anak kelas 3 SMA yang mau masuk kuliah supaya mereka sudah punya pilihan
mau masuk ke jurusan apa fakultas apa. Lalu dikenalkan beberapa pengenalan profesi
diantaranya adalah profesi media, entah itu jurnalis atau broadcaster dsb. Saya menjadi
pembicara tentang dunia media massa dunia radio,dunia jurnalis, broadcaster

Itu

menjadi sarana bagi saya untuk mulai membangun bibit-bibit benih-benih menarik
calon pendengar. Saya mulai menceritakan pengalaman-pengalaman saya, keasikan
menjadi orang media seperti apa, siapa bilang orang media tidak bisa hidup, tidak bisa
menjadi profesi, mesti belajar apa mesti punya kompetensi apa.

Radio Suara Surabaya itu harus ngomong sesuatu yang akan terjadi kedepan dan orang
belum bicara itu sekarang. 2 tahun sebelum terjadinya MEA, Radio Suara Surabaya
sudah ngomongin itu tetapi banyak orang yang belum care. Jadi Radio Suara Surabaya
harus antisipatif. Kita mesti pintar-pintar menganalisa, membaca gejala jaman tandatanda jaman apa yang akan terjadi 5 tahun kedepan 10 tahun kedepan, kota ini bakal
kayak apa kehidupan masyarakatnya kayak apa. Interaksi dengan dunia luar itu kayak
apa globalisasi implementasinya yang sekarang itu kayak gimana

dan mengikuti

perilaku baru ini setengah mati terutama untuk generasi tua seperti saya begini. Saya
harus tau, tim saya mesti ngerti. Tugas saya adalah mengingatkan mereka tentang ini
terus walaupun secara technically, saya sudah tidak menguasai lagi. Radio Suara
Surabaya kalau tidak ada disitu, game over. Makannya media yang bagus itu adalah

kalau dia mampu menjadi trendsetter, bukan followers. Media ini akan menciptakan
followers-followers.

Bagaimana pendapat Errol Jonathans tentang konsep radio yang sangat
berkaitan erat dengan lagu?

Dalam paradigma saya, radio bukan lagu. Harkat radio yang terbesar dan juga dalam
sejarah sudah dibuktikan adalah bahwa informasi adalah yang bisa mengangkat harkat
radio karna di era dulu perang dunia kedua radio menjadi sumber informasi untuk
peristiwa besar dan sampai hari ini radio masih digunakan untuk informasi yang
sifatnya strategis, karena radio murah, radio sekarang sangat gampang diakses tidak
perlu pakai pesawat radio tapi cukup dengan gadget, mau terrestrial, streaming atau
pakai aplikasi semua bisa jadi sekarang dengan radio jadi lebih mudah. Dimanapun
kapanpun siapapun memudahkan radio hari ini, kemudian apa yang bisa membuat radio
menjadi penting adalah informasi. Potensi terbesar radio bukan di lagu terutama untuk
sekarang, disini tempat orang bisa curhat, orang bisa meminta bantuan orang lain, orang
bisa membangun network, bisa membangun gerakan. Kalau bicara menggunakan text,
limited. Karakteristik radio ini yang menjadi kekuatannya. Kenapa Radio Suara
Surabaya menjadi sukses karena Radio Suara Surabaya menjadi lembaga sosial bukan
lagi radio dalam pengertian yang sempit radio yang identik dengan lagu. Sehingga
sangat disayangkan jika radio hanya digunakan untuk lagu. Radio Suara Surabaya harus
menampilkan what happening di dalam kehidupan masyakat.

Apa saja strategi spesifik Radio Suara Surabaya menarik minat anak muda?

Saya menganjurkan kepada teman-teman tidak cukup dengan riset. Bisa saja secara
formal kita melakukan dengan riset tetapi saya meminta semua orang di Radio Suara
Surabaya terutama yang sangat terkait dengan produksi, marketing, be there! gaul,
datanglah ketempat target orang-orang muda ini biasa ngumpul biasa keliatan. Kadang
mereka punya event saya bilang “be there” datanglah kesana liat, pelajari karakternya,
apa yang biasa diomongin, gimana tingkah lakunya kita mesti paham situasinya. Semua
aktifitas mereka, mereka nongkrong di kafe, mereka buka ipad pasti selalu mencari
kafe yang pake wifi. Perilaku seperti itu tidak ada di generasi saya, jadi kita mesti
disana, bukan cuma dari riset. Ketika ada event untuk anak muda , bazaar anak muda

pertunjukan music untuk anak muda amati perilaku mereka lifestyle mereka, busana
mereka gaya hidupnya kayak apa pasti very different. Termasuk saya sudah berani
menyimpulkan orang tua seumur saya tidak boleh sakit hati terhadap perilaku kelakuan
mereka

yang sekarang ,dalam paradigm kita,dulu diajarkan unggah-ungguh, anak

sekarang tidak ada yang unggah-ungguhnya seperti referensi saya, tapi apakah itu
mereka jadi kurang ajar, jangan jangan nggak juga, cuma kita aja yang perilakunya
ngga sama. Buat mereka mungkin itu praktis dan tidak bertele-tele. Perilaku anak muda
sekarang yang mesti kita pelajari “be there”. Penyiar-penyiarku yang top yang senior
anaknya sudah remaja semua mereka juga harus tau. Jadikan anak-anakmu sebagai
laboratorium, pelajari. Jadi konsepnya bukan “just to know tapi you have to be there”,
sayapun melakukan itu. Saya cari center-center anak muda itu dimana sekali-kali saya
nongkrong terutama Surabaya barat itu paling banyak. Mungkin buat saya itu hedonis
tapi buat mereka itu adalah cara hidup mereka. Narsisme itu saya harus belajar, saya
harus bisa terima itu bukan dengan sinisme, problemnya orang tua itu penuh sinisme.
Saya ngga bisa, ini konsumenku kalau saya ingin SS longlife saya harus tau mereka,
lalu harus memikirkan supaya mereka happy bisa narsis di SS itu kayak gimana pake
sarana apa. Secara spesifik semua orang di SS saya minta pada level apapun pahami ini.
Upayakan kita datang kesana sendiri, kita harus punya inisiatif, selain secara formal
dengan riset, kalau riset hanya keluar analisa dan angka. Tapi saya bilang kita bisa tau
persis nggak kayak gimana wujudnya. Jadi misal di Surabaya ada pameran indie
clothing, datanglah kesana apa maksudnya indie clothing itu. Perusahaan tidak akan
memfasilitasi tapi harus inisiatif pribadi karna nanti ukurannya gampang kok, kamu
gaul atau enggak gitu aja kamu cocok untuk Radio Suara Surabaya masa depan atau
tidak. Saya bilang, kamu tidak perlu untuk mengubah kepribadianmu tau-tau
perilakumu aneh sepulang dari sana jadi aneh buat saya karna tidak sesuai umurmu
bergaya seperti anak muda itu anda tidak perlu menjadi seperti itu. Kita adalah actor,
actor itu sekali kali diberi peran antagonis tapi kan saya tidak perlu mengubah karakter
dan kepribadian saya menjadi seperti yang seperti yang saya perankan. Sama halnya
dengan broadcaster media begitu, pelaku media juga sama buat saya.

Media apa saja yang digunakan Radio Suara Surabaya untuk menarik calon
pendengar baru khususnya anak muda?

Media yang digunakan adalah Radio itu sendiri, website, free magazine, media sosial
seperti twitter dan facebook. Untuk media sosial lain seperti instagram belum karna
Radio Suara Surabaya belum menemukan formula yang cocok untuk radio seperti apa.
Radio Suara Surabaya tidak perlu menjadi yang pertama, tetapi ketika Radio Suara
Surabaya menggunakan Facebook atau Twitter keliatan konvergensinya dengan radio
dan tu yang tidak ada di Facebook dan twitter lain. Saya juga ingin instagram kita akan
masuk tetapi belum karna kita mesti menemukan formula yang pas dalam konteks
konvergensi. Karna saya juga tetep mempertahankan media cetak karna free
magazinenya Radio Suara Surabaya juga banyak yang butuh, ngga semua orang
nyaman melihat layar kecil seperti di gadget. Keunggulannya utama magazine tidak
perlu charging battery. Jadi kalau membicarakan soal mainstream media itu berati
radio dan majalah. Untuk media baru berati website. Media yang lebih baru lagi berati
media sosial. Buat kita punya media ini bukan berati semua berdiri sendiri tetapi harus
diintegrasikan, harus di konvergensikan karna sangat disayangkan jika berdiri sendiri
padahal kalau bisa dijadikan satu luar biasa walaupun nanti disamapikan dengan angle
yang berbeda dan tampilannya harus berbeda sesuai dengan karakteristik medianya.

Efek media apa saja yang diharapkan agar Radio Suara Surabaya tetap
terpercaya oleh pendengar?

Efek media yang saya harapkan itu Radio Suara Surabaya tetap terpercaya kemudian
Radio Suara Surabaya menjadi kebutuhan menjadi bagian dari kehidupan mereka. Anak
anak mudapun juga harus memiliki perasaan yang sama . Radio Suara Surabaya tidak
lagi menjadi bagian dari kehidupan mereka berarti Radio Suara Surabaya gagal ,
walaupun tidak sepanjang hari mendengarkan Radio Suara Surabaya tapi mereka tahu
ketika butuh sesuatu informasi mereka harus aksesnya di Radio Suara Surabaya. Seperti
anda ingin apa anda tahu harus kemana. Radio Suara Surabaya harus pada posisi yang
disitu butuh pertolongan, informasi telepon Radio Suara Surabaya.

Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap Radio Suara Surabaya?

Bagi saya keniscayaan radio itu sangat dipengaruhi oleh teknologi . Untuk anak muda
karena kehidupan anak muda juga based on technology maka otomatis radio
terdampak, radio juga harus menyesuaikan dengan platform teknologi yang dipakai

anak muda . Bahkan sebetulnya kehidupan semua manusia jaman sekarang itu based on
technology . Kalau kita tidak mau menggunakan teknologi berati kita akan hidup di
masa lampau. Perkembangan teknologinya berpengaruh dan itu akan mengubah tata
cara orang berkomunikasi dan berinformasi

Saya tidak mau terlalu menggebu radio mengikuti perkembangan jaman kalau hanya
mengikuti trendnya tidak ada gunanya. Tetapi yang esensial buat saya adalah radio
harus masuk kesana karna itulah cara generasi baru cara masyarakat sekarang
mengakses radio. Kalau hanya mengikuti trend teknologi belum tentu usefull tetapi
yang saya harus ikuti masyarakat ada di platform teknologi yang mana sekarang. Yang
untuk itu radio harus kesana juga. Orang mulai berinteraktif dengan Radio Suara
Surabaya lewat media sosial, kirim gambar. Jangan memusuhi teknologi baru, Jangan
menganggap teknologi baru sebagai ancaman. Sekarang bagaimana caranya agar anak
muda tidak keberatan mendengarkan audionya di radio ketika anak muda jaman
sekarang lebih asik pada gadget dan internet, karena gambar dan teks yang disukai anak
muda sering tidak cukup menjelaskan. Di teks dan gambar tidak ada emosi. Emosi ada
di suara. Saya mempelajari riset-riset yang terbaru tentang gadget secanggihnya gadget
mayoritas tetap dipakai untuk ngomong. Tetap untuk nelpon dan tidak semua nyaman
dengan teks kenapa karena emosi dalam suara tidak dapat tergantikan dengan teks dan
gambar tapi teks dan gambar bisa melengkapi suara. Maka perkembangan teknologi
saat ini buat saya secara poistif thinking mari kita lihat opportunitynya, mengancam ?
jelas mengancam karena ada hal yang tidak ada di radio yang kita bisa dapatkan di
gadget ini. Karena karakter medianya. Ini radio bukan media bergambar, jadi jangan
bersaing dengan gambar. Tapi bagaimana gambar itu menjadi bagian dari audio kita.
Jadi citizen journalism Radio Suara Surabaya saat ini bukan hanya berbicara tapi ketika
ada kejadian mengirimkan gambar dan sudah menjadi habit saat ini sehingga
membantu tim di siaran dan penyiar juga bisa mengomentari gambar yang dikirim oleh
konsumen Radio Suara Surabaya. Ini yang dimaksud dengan konvergensi.

Kekuatan radio tidak bisa dikalahkan dengan yang media lain. Tapi jangan radio secara
bodoh bersaing dengan televisi karena ingin menjelaskan gambar secara jelas-jelasnya
malah jadi ngga jelas gambar yang paling enak ya liat ditelevisi. Tapi bagi orang yang
sedang driving tidak ada kesempatan menonton TV. Tapi dengan radio orang bisa
mendengarkan radio dengan melakukan kegiatan lain tanpa harus stay. Dengan

kekurangan radio yang hanya sekali dengar, seiring perkembangan teknologi sekarang
di Radio Suara Surabaya ada radio on demand , kita bisa dengar lagi di website SS.
Teknologi hanya alat. Radio Suara Surabaya harus masuk di alat itu kalau mau eksis.
Itu semua ongkos jelas itu ongkos makannya bisnisnya mesti bagus. Jadi yang
dilakukan oleh Radio Suara Surabaya itu very complicated dibandingkan Radio yang
lainnya. Dan ini berpengaruh pada kualitas orang ada beberapa orang yang susah
berubah dia lebih asik di radio , SDM saya.
Jika kita hanya mengikuti teknologi saja kadang tidak sesuai dengan kebutuhan. Karna
teknologi kadang menawarkan sesuatu yang kadang publik tidak pake. Kadang terlalu
cepat teknologinya kan lebih cepat dari publik ketika publik belum in disitu kita sudah
main disitu kan sia-sia .Jadi buat saya poinnya kadang kita harus adaptif dengan
teknologi yang implementatif di publik.

Transkrip Wawancara dengan Iman Dwihartanto (On Air Manager Radio
Suara Surabaya)
Hari, tanggal

: Kamis, 9 Juni 2016

Jam

: 13:00 WIB

Tempat

: Kantor Radio Suara Surabaya
(Jl. Wonokitri Besar 40 C Surabaya 60256)

Apa saja Program Radio Suara Surabaya?

Program Radio yang utama di Radio Suara Surabaya adalah kelana kota adalah sebuah
program mata acara, program interaktif yang juga melibatkan dan mengundang
keterlibatan pendengar lewat telpon, lewat social media lewat SMS dan segala
macamnya yang kita kelola setiap hari selama 24 jam, tapi dalam perjalanan siaran
Suara Surabaya keseharian 24 jam kita juga menyelenggarakan program lain. Program
utama yang lain adalah Jazz Traffic yang masih dominan karena frekuensi siarannya
setiap hari senin sampai kamis pukul 10-12 malam, program Jazz Traffic ini masih
dipertahankan karena merupakan cikal bakal identitas Radio Suara Surabaya selain
program kelana kota. Pada prinsipnya nama program apapun di Radio Suara Surabaya
bahkan talkshow pariwara yang namanya traffic report tetap masuk di Suara Surabaya
dan menjadi handalan, karena dari hitungan terakhir masih sekitar 80% telepon yang
masuk ke Suara Surabaya sangat erat hubungannya dengan lalu lintas sisanya
pelayanan masyarakat , pelayanan public dan isu-isu yang lain-lain. Sehingga kita
mengelola atau memberikan porsi dimanapun programnya apapun programnya tetap
melakukan report traffic.Selain itu ada program-program regular yang disiarkan secara
weekly. Perbedaan Kelana kota dan Jazz Traffic lebih pada konten materinya Kelana
kota lagu-lagu pop barat dan Indonesia sementara di Jazz Traffic lagu Jazz.

Apa saja strategi programming Radio Suara Surabaya untuk anak muda?

Menyikapi perkembangan teknologi , Radio Suara Surabaya sebagai sebuah radio yang
peduli terhadap perkembangan teknologi komunikasi itu mau tidak mau harus
mengikuti perkembangan dan trend yang ada. Piranti yang lazim dan pada umumnya
dipakai oleh anak muda kita pakai, misalnya Sosial media, twitter, Facebook,

Whatsapp, sms, telepon. Strategi untuk masuk ke dunia anak muda atau menarik
perhatian anak muda dari segi pemograman, kita menampilkan materi yang ringan
misalnya info musik, juga menyajikan musik yang update. Dari perspective
programming pendekatan paling gampang untuk menarik perhatian anak muda atau
incoming generation adalah lewat musik. Lewat peminatan anak muda kita buatkan
program connected generation dan Muda Tapi Luar Biasa. Program itu kita buat
berlandaskan dari sebuah telaah hasrat

orang untuk tampil narsis selfie, jadi kita

berikan wadah kepada mereka untuk tampil , memunculkan kelompok mereka,
komunitas mereka, atau karya mereka dalam sebuah acara connected generation dan
muda tapi luar biasa.

Dari kacamata programmer siaran atau program untuk anak muda

ini dibuat

dikreasikan khusus dan tidak setiap hari jadi topik yang diangkat juga harus spesifik
berbeda dengan program siarann Suara Surabaya yang lainnya seperti kelana kota.
Muda tapi luar bisa dan Connected Generation sangat topical dan khusus. Connected
Generation topiknya bisa tentang kumpulan orang , hobi, karya. MTLB lebih spesifik
lagi karna usianya sudah di patok muda 20 tahunan – 35 tahun kebawah. MTLB sosok
berprestasi dalam hal apapun misal kesenian, olahraga, disiplin ilmu, iptek atau riset
dan sebagainya. Kita berangkat dengan menggunakan istilah the voice to the voiceless
beri suara pada mereka yang ingin bersuara

Selain dari segi programming, anak muda kita kenalin dulu tentang Radio Suara
Surabaya. Mau tidak mau diakui dari sejumlah kunjungan ke beberapa kampus kalau
kita bertanya siapa yang sering mendengarkan Suara Surabaya itu sangat kurang dari
20%. Stretegi spesifik seperti apa ya kita mau nggak mau eksis di mereka kadang kita
ganggu kenyamanan mereka dengan info-info seputar mereka dari sisi hobi dan
sebagainya. Satu diantaranya menghadirkan sebuah kegiatan non air kampung
perubahan sekaligus mengenalkan brand Suara Surabaya itu ada. Harus melakukan
inovasi lewat program dan juga konten disiaran merupakan senjata paling penting
dalam suguhan mata acara . Menghadirkan info yang umum menjadi kepentingan anak
muda seperti teknologi, trend gaya hidup dilingkungan muda seperti makanan, sampai
tempat hang out kita ekspos, aktifitas mereka kita buat kita tarik ke siaran.

Apa pengaruh media sosial terhadap strategi Radio Suara Surabaya menarik
minat anak muda?

Keberadaan internet adalah sebuah keberadaaan yang mau tidak mau kita harus ada dan
dari sisi produk, internet sebagai sebuah outlet alternative untuk mereka yang tidak
mendengarkan radio, sebagai suplemen komplementer. Pararel bersama sama kita treet
konsumen yang diradio seperti apa yang di netizen seperti apa. Seperti dan E100 di
Facebook dan Twitter dan Youth SS fm yang memang menggunakan bahasa yang agak
anak muda, lebih muda lebih alay. Kita buatkan acara kita buatkan program untuk anak
muda agar bisa tampil. Karna sederhana prinsipnya Radio Suara Surabaya kalo dari sisi
kacamata siaran kami berusaha sesuatu yang mungkin ideal banget ya, kami berusaha
memberikan suara kepada yang tidak bisa bersuara. The voice to the voiceless. Karna
di Radio Suara Surabaya menggunakan ranah publik kita harus memperlakukan mereka
sebagai orang yang layak ditampilkan. Mungkin ini yang dimaksud idelalisme.

Transkrip Wawancara dengan Eddy Prastyo (New Media Manager Radio
Suara Surabaya)
Hari, tanggal

: Kamis, 9 Juni 2016

Jam

: 15:00 WIB

Tempat

: Kantor Radio Suara Surabaya
(Jl. Wonokitri Besar 40 C Surabaya 60256)

Apa Alasan Radio harus berkonvergensi dengan media sosial?

Alasan radio harus berkonvergensi dengan media sosial, untuk meningkatkan
pendengar radio, radio mendapatkan nilai tambah, menarik perhatian non-listener,
karena cara masyarakat berkomunikasi sudah berubah, dan meningkatkan pemasukan
iklan dari beragam media. Radio, web, dan media sosial harus saling mendukung satu
sama lain. Penyebaran informasi disesuaikan dengan karakter masing-masing
mediumnya.

Transkrip Wawancara dengan Rizal (Program Manager Radio Zenith Salatiga)
Hari, tanggal

: Sabtu 26 Septermber 2015

Jam

: 13:00 WIB

Tempat

: Kantor Radio Zenith Salatiga
(Jl. Osamaliki no 29 Salatiga)

Bagaimana antusias anak muda jaman sekarang terhadap Radio menurut Rizal?

Setiap radio membutuhkan pendengar untuk keberlangsungan eksistensinya. Terdapat
pendengar yang bermacam-macam jenisnya. Ada yang disebut pendengar aktif dan
pasif. Pendengar aktif dan pasif berkaitan erat dengan aktivitas mereka dalam
mendengarkan radio. Terdapat juga pendengar heterogen, loyal sampai kepada
pendengar kritis. Pendengar radiopun dari semua kalangan dari kalangan muda
sampai tua. Tapi seiring perkembangan jaman, anak muda jaman sekarang terhadap
media radio kurang antusias. Antusias anak muda jaman dulu dan sekarang berbeda.
Bagaimana antusias anak muda di salatiga terhadap Radio Zenith Salatiga?
Dulu sebagai bentuk antusias dengan radio, pendengar termasuk anak muda pasti
datang ke studio radio untuk kirim salam atau request lagu dengan kertas request.
Sekarang seiring perkembangan teknologi banyak media yang bisa mereka gunakan.
Seperti SMS, FB, Twitter untuk kirim salam atau request lagu, sehingga membuat
anak muda jarang bahkan hampir tidak pernah ke studio Radio Zenith. Antusias
pendengar aktif anak muda saat ini masih kalah dengan pendengar pasif. Ini
berdasarkan data member pendengar Radio Zenith. Dari sejumlah member yang sudah
terdaftar hanya sekitar 40-50% yang aktif. Anak muda jaman sekarang sebagian besar
akan lebih menyukai radio yang menyajikan acara-acara menarik dan dikemas dengan
gaya anak muda jaman sekarang diantaranya menyajikan lagu-lagu yang update.
Seperti contoh di Radio Zenith ketika ada program acara lagu-lagu nostalgia era 70an
sangat sedikit pendengar anak muda yang mengirimkan SMS atau request lagu.
Sedangkan ketika program acara dengan lagu – lagu update banyak sekali bahkan
sampai ratusan SMS dan bergabung di acara tersebut dari kirim salam sampai request
lagu.

Penulis bersama Errol Jonathans
(CEO Radio Suara Surabaya)

Penulis bersama Iman Dwihartanto
(On Air Manager Radio Suara Surabaya)