Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya Menarik Minat Anak Muda T1 362012053 BAB II

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1Penelitian Sebelumnya

Penelitian terdahulu yang ditulis oleh Istiqomah – Komunikasi, Universitas Airlangga (2015) dengan judul Peran Editor dan Gatekeeper dalam Jurnalisme Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Tujuan penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan informasi-informasi tentang peran editor dan gatekeeper dalam jurnalisme Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Juga untuk menyelesaikan alur penyeleksian materi siaran di Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa Radio Merdeka FM dan Suara Surabaya sebagai radio berformat berita yang dominasi siarannya adalah menyiarkan berita atau informasi mengadakan satu peran yaitu editor dan gatekeeper. Editor untuk Radio Merdeka FM dan gatekeeper untuk Radio Suara Surabaya.

Peran editor di Radio Merdeka FM digunakan untuk menjaga konsistensi format dan gatekeeper di Radio Suara Surabaya digunakan untuk menjaga kredibilitas. Sekali pun garda terakhir tetap dipegang oleh penyiar yang menyiarkan berita atau informasi, namun fungsi kontrol tetap lebih efektif jika diperankan oleh satu posisi khusus seperti editor dan gatekeeper. Hal ini berlaku tidak hanya untuk radio dengan format berita, melainkan untuk radio dengan format hiburan sekali pun. Sebab salah satu karakteristik radio yang selintas dan tidak bisa diulang, menjadi salah satu faktor pentingnya peranan editor dan gatekeeper ini. Paling tidak fungsi editor dan gatekeeper tetap ada di radio dengan format apa pun, meskipun tidak dengan peran dan nama yang berbeda seperti yang ada di Radio Merdeka FM dan Suara Surabaya

Jika tujuan penelitian sebelumnya menggambarkan atau mendeskripsikan informasi-informasi tentang peran editor dan gatekeeper dalam jurnalisme Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Juga untuk


(2)

menyelesaikan alur penyeleksian materi siaran di Radio Merdeka FM dan Radio Suara Surabaya. Penelitian yang peneliti lakukan ini yang membedakan lebih fokus hanya ke Radio Suara Surabaya dan setiap bagian dari Radio Suara Surabaya memiliki perannya masing-masing untuk menarik minat dan mempertahankan calon pendengar Radio Suara Surabaya, sesuai dengan strategi yang Radio Suara Surabaya miliki. Penelitian yang peneliti lakukan ini lebih menekankan bagaimana Radio Suara Surabaya sebagai radio dengan format berita yang dominasi siarannya adalah menyiarkan berita atau informasi yang memang tidak bersegmen khusus untuk kaum muda, memiliki strategi komunikasi untuk menarik calon pendengar khususnya kaum muda.

1.2Kerangka Pikir

1.2.1 Pengertian Media Massa

Media massa adalah sejumlah besar peralatan mekanik yang dikenal sebagai alat-alat komunikasi (Wiryanto, 2004:2). Semua orang membutuhkan media massa untuk mengekspresikan ide-ide mereka ke khalayak luas. Tanpa media massa, gagasan Anda hanya akan sampai ke orang-orang di sekitar Anda dan orang-orang yang Anda kirimi surat (Vivian, 2008:5). Media massa yang dikenal oleh banyak orang adalah media cetak, seperti koran, majalah, dan lain-lain serta media elektronik seperti televisi dan radio. Memilih media komunikasi harus mempertimbangkan karakteristik isi dan tujuan isi pesan yang ingin disampaikan, dan jenis media yang dimiliki oleh khalayak. Isi pesan adalah kemasan pesan untuk komunitas tertentu. Untuk masyarakat luas, pesan sebaiknya disalurkan melalui media massa misalnya surat kabar atau televisi, dan untuk komunitas tertentu digunakan media selebaran atau saluran komunikasi kelompok (Prayudha, 2013:120).


(3)

1.2.2 Radio Siaran Sebagai Media Massa

Sebagai Media Massa, penyampaian pesan melalui radio dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan. Keuntungan radio siaran bagi komunikan sifatnya yang santai. Karena sifatnya auditori, untuk didengarkan, lebih mudah orang menyampaikan pesan dalam bentuk acara yang menarik. Penyajian hal yang menarik dalam rangka penyampaian suatu pesan penting karena publik sifatnya selektif. Begitu banyak pilihan diantara banyaknya media komunikasi dan banyaknya pilihan program acara disekian banyak media. Oleh karena itu musik dalam radio memegang peranan yang sangat penting. Diantara banyak acara musik, pesan-pesan disampaikan kepada para pendengar.

Daya pikat untuk melancarkan pesan ini sangat penting dalam proses komunikasi terutama melalui media massa karena salah satu kelemahan radio yang “sekilas dengar”. Pesan yang disampaikan kepada khalayak hanya sekilas saja, begitu terdengar begitu hilang. Arus balik (feedback) belum tentu saat itu juga. Pendengar yang ingin memperoleh penjelasan lebih jauh tidak bisa meminta kepada penyiar untuk mengulangi lagi. Karena kelemahan itulah maka radio siaran banyak dipelajari dan diteliti untuk mencari teknik-teknik yang dapat mengatasi kelemahan tersebut sehingga komunikasi melalui radio siaran lebih efektif. (Effendy, 1990)

1.2.3 Pendengar Radio

Pendengar yang benar-benar loyal terhadap sebuah stasiun penyiaran radio akan cenderung melakukan pilihan sesuai dengan kebutuhan, keinginan, serta selera mereka masing-masing. Tetapi bisa saja, bila pendengar tersebut hanya loyal pada satu acara di stasiun radio tersebut. Oleh karena itu batasan pendengar radio dibedakan berdasarkan suka atau tidak suka pada program siaran yang ditawarkan oleh stasiun penyiaran radio. Dengan demikian, setiap penyiaran radio


(4)

memiliki segmen-segmen pendengar yang bisa diidentifikasikan dengan mudah.

Menurut Sam B. Vitt (Prayudha, 2013:8) dalam bukunya “Used Of

Broadcast Media” bahwa berdasarkan kelompok pendengarnya, radio

dapat diklasifikasikan 1) Talk Program and News : menyajikan acara mendiskusikan topik. Kadang-kadang mewawancarai seorang tokoh, pendengar, pelawak, atau artis dan menyiarkan berita-berita tertentu. 2) Music, Sport, News: menyajikan musik-musik populer, melaporkan siaran berbagai pertandingan olahraga, reportase berita. Pendegar umumnya berusia 35 tahun dan lebih berpendidikan. 3) Ethnic : Penyiaran radio menyajikan siaran kedaerahan seperti kesenian reog,wayang, atau sandiwara daerah serta lagu – lagu daerah. 4) Contemporary: Contemprary dibedakan atas adult contemporary dan contemporary hit radio. Contemporary hit sangat efektif bagi anak-anak muda karena berhubungan dengan siaran tangga lagu, walaupun lagu pada tiga sampai lima tahun lalu bisa dikatakan tetap dikenang dari tahun ke tahun. Adult Contemporary ditujukan untuk segmen 25-44 tahun meskipun usia 45-54 tahun yang lebih menyukai format musik ini. Karena usia 25-54 tahun merupakan segmen yang potensial setelah pemasang iklan, karena stasiun penyiaran radio yang menggunakan format musik adult contemporary merasa bahwa format musik jenis ini akan memberikan keuntungan didalam bersaing. Adult contemporary menjadi posisi yang paling disukai diantara berbagai jenis musik.

1.2.4 Anak Muda

Menurut Hurlock remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini tidak mempunyai tempat


(5)

yang jelas karena sudah bukan termasuk golongan anak tapi juga belum memasuki masa dewasa. Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari masa remaja adalah peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi memasuki masa dewasa. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 22 tahun. Rentang waktu usia remaja biasanya dibedakan atas tiga yaitu 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18-22 tahun masa remaja akhir.1

1.2.5 Program Radio

Stasiun penyiaran radio komersial dalam upaya mengotimalkan pendapatannya berawal dari target dan perolehan pendengar. Jika dicapai dengan baik maka para pengiklan akan mencari dan pasang iklan di radio tersebut. Pengiklan menjadikan dasar data pendengar untuk melakukan promosi dan membeli slot waktu penyiaran radio tersebut. Tujuan Program dari sebuah stasiun penyiaran radio komersial adalah menyiarkan sesuatu yang bisa menarik perhatian pendengar, kemudian bisa “dijual” kepada para pengiklan. Jika Program tidak menarik akan sedikit pengiklan yang berminat, akibatnya semakin sedikit pemasukan yang diterima oleh stasiun penyiaran radio tersebut.

Jadi bagaimana sebuah radio bisa membuat program menarik dan mendapatkan pendengar. Hal ini merupakan aspek yang sangat penting dalam konsep “Radio Programming” dan setara dengan pengembangan format. Misalnya, sebuah penyiaran radio komersial yang berhasil akan menarik dan meraih kelompok pendengar yang spesifik, dari konsep programmingnya upaya upaya yang dilakukan harus memenuhi keinginan yang diharapkan oleh para pendengarnya.

1

belajarpsikologi.com/pengertian-remaja-menurut-para-ahli diunduh pada tanggal 28 September 2015 pukul 15.00.


(6)

Bagi pengelola peyiaran radio dalam menentukan program penyiaran radio harus memastikan terlebih dahulu positioning yang hendak dicapai.

Positioning adalah upaya agar pendengar yang akan kita raih sesuai dengan citra yang kita kehendaki. Radio Positioning dijalankan lembaga penyiaran radio untuk menciptakan suatu image tertentu di benak pendengar. Tetapi pendengar bisa menciptakan image yang berbeda dengan yang dikehendaki oleh radio tersebut. Oleh karena itu radio harus menyampaikan suatu pesan yang sama yang membentuk image radio tersebut. Salah satu upayanya adalah membuat format acara yang diudarakan kepada pendengar, sehingga antara positioning dan format akan membentuk citra stasiun penyiaran. (Prayudha, 2013:23).

1.2.6 Program Radio Untuk Anak Muda

Secara global positioning Radio untuk anak muda berusia 14-24 tahun yang memiliki rasa ingn tahu tinggi terhadap isu dan tren terbaru. Dengan pertimbangan itu maka tema yang diangkat dalam program on-air dan off-air banyak membahas soal aktifitas dan isu yang berkembang dalam kalangan anak muda. Target pendengar radio anak muda adalah anak muda peka terhadap kemajuan teknologi dan gadget serta pengguna internet dengan intesitas tinggi. 2

2

Hasil Wawancara dengan Rizal sebagai Program Manager di Radio Zenith Salatiga pada tanggal 26 september 2015.


(7)

Bagan 1. Ilustrasi Elemen Program Radio Sumber : (Prayudha, 2013 : 24)

1.2.7 Pengertian Strategi Komunikasi

Dalam penelitian ini menggunakan strategi komunikasi untuk mengetahui bagaimana cara Radio Suara Surabaya mampu menarik minat calon pendengar khususnya kaum muda. Menurut Effendy strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Harold D. Lasswell menyatakan, cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan ”Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”

1.2.7.1 Komponen Strategi Komunikasi

Untuk strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Lasswell tersebut;

1. Who? (Siapakah komunikatornya)

Radio Programming

Segmen Khalayak Format Siaran

Geografi

Jadwal Siaran

Demografi Psikografi Geografi Demografi Psikografi


(8)

2. Says what? (pesan apa yang dinyatakannya)

3. In which channel? (media apa yang digunakannya) 4. To whom? (siapa komunikannya)

5. With what effect? (efek apa yang diharapkan)

1.2.7.2 Ruang Lingkup Strategi Komunikasi

Menurut Quinn agar suatu strategi dapat efektif dilaksanakan dalam sebauh program, maka ia harus mencakup beberapa hal:3

1. Objektif yang jelas dan menentukan semua ikhtiar diarahkan untuk mencapai pemahaman yang jelas, menentukan dan bisa mencapai keseluruhan tujuan. Tujuan tersebut tidak perlu dibuat secara tertulis namun yang penting bisa dipahami dan menentukan.

2. Memelihara inisiatif. Strategi inisiatif menjaga kebebasan bertindak dan memperkaya komitmen. Strategi mesti menentukan langkah dan menetapkan tindakan terhadap peristiwa, bukannya bereaksi terhadap satu peristiwa.

3. Konsentrasi, dengan memusatkan kekuatan yang besar untuk waktu dan tempat yang menentukan.

4. Fleksibilitas. Strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi penyangga dan dimensi untuk fleksibilitas dan maneuver. 5. Kepemimpinan yang memilki komitmen dan terkoordinasi.

Strategi hendaknya memberikan kepemimpinan yang memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan pokok.

6. Kejujuran. Strategi itu hendaknya dipersiapkan untuk memanfaatkan kerahasiaan dan kecerdasan untuk menyerang lawan pada saat yang tidak terduga.

3

http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-pengertian-dan.html diunduh pada tanggal 28 september pukul 14.30


(9)

7. Keamanan. Strategi itu mesti mengamankan seluruh organisasi dan semua operasi penting organisasi.

Menurut R Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett menyatakan, tujuan sentral komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:4

1. To secure understanding (komunikan mengerti akan pesan yang diterimanya)

2. To establish acceptance (penerimaan pesan oleh komunikan itu kemudian dibina)

3. To motivate action (kegiatan dimotivasikan)

1.2.7.3Faktor Pendukung Strategi Komunikasi

Menurut Effendy menyusun strategi komunikasi harus memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat. Berikut ini sebagian komponen komunikasi dan faktor pendukung serta penghambat pada setiap komponen tersebut:

1. Mengenali sasaran komunikasi 2. Faktor situasi dan kondisi 3. Pemilihan media komunikasi

4. Pengkajian tujuan pesan komunikasi 5. Peranan komunikator dalam komunikasi 6. Daya tarik sumber dan kredibilitas sumber

Empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menyusun strategi komunikasi:

4

http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasi-pengertian-dan.html diunduh pada tanggal 28 September 2015 pukul 14.30


(10)

a) Mengenal khalayak. Khalayak itu aktif sehingga antara komunikator dengan komunikan bukan saja tejadi saling hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi.

b) Menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi kalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian. Awal efektivitas dalam komunikasi ialah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan.

c) Menetapkan metode, dalam hal ini metode penyampaian, yang dapat dilihat dari dua aspek: menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isinya. Menurut cara pelaksanaannya, dapat diwujudkan dalam dua bentuk yaitu, metode redundancy (repetition) dan canalizing. Sedangkan yang kedua menurut bentuk isinya dikenal metode-metode : informatif, persuasif , edukatif , kursif. Metode redundancy adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang-ulang pesan pada khalayak. Metode canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian secara perlahan-lahan merubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki. Metode informatif, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan, penerangan, berita, dan sebagai nya. Metode persuasif yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik piki ran maupun perasaannya. Metode edukatif, memberikan sesuatu idea kepada khalayak berdasarkan fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang di inginkan. Metode kursif, mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa tanpa memberi kesempatan berpikir untuk meneri ma gagasan-gagasan yang dilontarkan, dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, intimidasi dan biasanya di belakangnya berdiri kekuatan tangguh.


(11)

d) Pemilihan media komunikasi. Kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang disampaikan dan teknik yang dipergunakan, karena masing-masing medium mempunyai kelemahan-kelemahannya tersendiri sebagai alat.

2.2.8 Strategi Program

2.2.8.1 Perencanaan Program

Sebagaimana dikemukakan Pringle Star dan rekannya dalam Morisson, (2008:274) mengenai perencanaan program bahwa : Program planning involves the development of short-, medium-, and long range plans to permit the station to attain its programming and financial objectives.Ini berarti bahwa perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya.Pada pengelolaan program stasiun radio komersial, pengelola program berupaya mengidentifikasi audien mereka yang spesifik dan menyiarkan program kepada audien yang spesifik itu sepanjang siarannya. Pada stasiun radio, perencaaan program mencakup pemilihan format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan audien yang terdapat pada suatu segmen audien berdasarkan demografi tertentu. Perencanaan program radio juga mencakup mencari penyiar yang memiliki kepribadian dan gaya yang sesuai dengan format yang sudah dipilih stasiun berasangkutan.

Perencanaan program biasanya menjadi tanggung jawab manajer puncak pada stasiun penyiaran, yang utama manajer program dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran dan juga manajer umum. Hal ini disebabkan program merupakan unsur yang sangat penting untuk menarik audien. Faktor bahwa pemasang iklan lebih mencari atau memprioritaskan segmen audien tertentu daripada segmen audien lainnya juga menjadi hal yang menentukan sehingga aspek ini harus diputuskan


(12)

oleh manajemen puncak. Dalam merencanakan dan memilih program, bagian program biasanya akan berkonsultasi dengan bagian pemasaran (sales-marketing). Hal ini mutlak dilakukan karena bagian pemasaranlah yang akan memasarkan prgram bersangkutan kepada para pemasang iklan. Dalam hal ini bagian program dan pemasaran harus bekerja sama dengan baik. Kerjasama yang baik antara kedua bagian itu akan menciptakan hasil yang kerja yang efektif dan menguntungkan perusahaan. Jika tidak bisa bekerjasama makan akan menghadapi masalah yang besar.

Bagian program “memiliki” pemirsa,sedangkan bagian pemasaran “menjual” pemirsa itu kepada pemasang iklan. Dalam menjalankan tugasnya bagian program harus mampu melakukan penelitian (riset) terhadap selera audien sebelum membuat suatu program. Pengelola program siaran yang baik harus mengetahui apa yang menarik untuk kelompok-kelompok yang berbeda-beda dikalangan masyarakat. (Morisson, 2008:275)

2.2.8.2 Analisis dan Strategi Program

Perencanaan program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program yang akan ditawarkan kepada pasar audien. Dengan demikian audien adalah pasar karenanya setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki. Dalam strategi pemasaran berdasarkan analisis situasi mengenai kondisi pasar audien yang dihadapi stasiun penyiaran beserta kondisi program yang tersedia. Media penyiaran mencoba memahami pasar audien yang mencakup segmentasi audien dan tingka persaingan yang ada. Menurut George E. Belch & Michael A. Belch dalam Morisson, (2008:278) analisis situasi terdiri dari Analisi peluang dan Analis kompetitif. Analisis peluang. Analisis yang cermat terhadap pasar audien akan memberikan peluang bagi setiap penayangan program untuk diterima para penonton dan pendengar. Peluang pasar program (program market


(13)

opportunities) adalah wilayah dimana terdapat kecenderungan permintaan terhadap program tertentu yang menguntungkan, dimana stasiun penyiaran percaya kebutuhan dari audien tertentu terhadap jenis program tertentu yang terpuaskan dan dimana stasiun dapat bersaing secara efektif. Analisis Kompetitif. Dalam mempersiapkan strategi dan rencana program, pengelola program harus melakukan analisis secara cermat terhadap persaingan stasiun penyiaran dan persaingan program yang ada pada suatu segmen pasar audien. Suatu persaingan terdiri atas persaingan langsung ( termasuk persaingan diantara sejumlah program yang dimiliki sendiri) dan persaingan tidak langsung, misalnya oleh media non penyiaran.

Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategi program adalah meneliti keuntungan kompetitif, yaitu suatu hal khusus yang dimiliki atau dilakukan stasiun penyiaran yang memberikan keunggulan dibidang kompetitor. Contoh keuntungan kompetitif ini misalnya antara lain adalah kemampuan stasiun penyiaran untuk memproduksi program berkualitas dengan ongkos rendah sehingga harga program menjadi murah. Pengelola program juga harus selalu memperhatikan situasi kompetitif yang selalu berubah. Program dari stasiun kompetitor dapat memberikan dampak bagi strategi program sendiri, sehingga program stasiun pesaing terhadap strategi program sendiri juga sangat penting untuk diperhatikan.

Dalam hal persaingan , suatu stasiun radio akan berkompetisi secara langsung dengan stasiun lainnya untuk mendapatkan perhatian audien yang memiliki ciri demografis yang sama (umur, jenis kelamin, pendididan dan lain-lain) Hal ini disebabkan karena radio hanya melayani satu segmen audien saja sepanjang hari siarannya yang biasanya ditentukan dari kriteria demografisnya.

Berdasarkan pada pemahaman penulis pada uraian di atas, menjelaskan bahwa radio sebagai media massa memiliki batasan pendengar radio dibedakan berdasarkan suka atau tidak suka pada program siaran yang ditawarkan oleh stasiun penyiaran radio. Dengan demikian,


(14)

setiap penyiaran radio memiliki segmen-segmen pendengar yang bisa diidentifikasikan dengan mudah. Pendengar radio dari semua usia, dari yang muda sampai yang tua. Sebuah radio harus bisa membuat program menarik dan mendapatkan pendengar. Hal ini merupakan aspek yang sangat penting dalam konsep “Radio Programming” dan setara dengan pengembangan format. Seperti penelitian yang peneliti lakukan terhadap Radio Suara Surabaya sebagai radio dengan format berita yang dominasi siarannya adalah menyiarkan berita atau informasi yang memang tidak bersegmen khusus untuk kaum muda harus memiliki strategi komunikasi dan strategi program untuk menarik calon pendengar khususnya kaum muda. Berikut gambaran penulis yang di gambarkan dalam kerangka pikir seperti berikut


(15)

Bagan 2. Kerangka Pikir

Radio

Pendengar Radio

Anak Muda

Strategi Komunikasi Program Radio

Program Radio Untuk Anak Muda Media Massa


(16)

1.3Kerangka Konsep

1.3.1 Radio Suara Surabaya

Radio Suara Surabaya atau yang lebih dikenal dengan Radio SS adalah bagian dari Suara Surabaya Media yang pertama kali mengudara pada 11 Juni 1983. Lokasi Radio Suara Surabaya di Jalan Wonokitri Besar No. 40 C Surabaya. Suara Surabaya sebagai radio berformat berita yang dominasi siarannya adalah menyiarkan berita atau informasi. Target segmen pendengar Radio Suara Surabaya rentan usia 22 sampai 45 tahun. Program Utama Radio Suara Surabaya adalah program Kelana Kota, yang menyajikan informasi tentang Surabaya dari dan untuk pendengar, program ini disiarkan 24

non-stop. Dalam Program kelana kota ini setiap informasi dan pengemasannya

secara variasi dengan sedikit lagu. Seperti Berita, Interview, Talkshow Interaktif, dan News Insert. Dalam Kelana Kota juga diisi Talk Show Interaktif.

Program Lain Radio Suara Surabaya dari hari senin pukul 12.00 siang adalah Program Healty Life Style. Program ini dengan talk show interaktif non pariwara. Sedangkan Senin pukul 21.00 malam adalah program Klinik Psikologi. Selasa pukul 21.00 Connected Generation (Komunitas Anak-Anak Muda). Rabu pukul 21.00 Program Muda Tapi Luar Biasa (Anak Muda Berprestasi). Hari Kamis pukul 21.00 Program Lazuardi (Diskusi Topik Spiritual, Agama , Nilai, Idealis). Hari Jumat Program Prospective pukul 08.00 -09.30 Talk Show interaktif tentang Bisnis, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan). Hari Sabtu Program Inspirasi Solusi.

Selain Talk Show Non Pariwara, ada juga Talk Show Pariwara. Untuk acara Talk Show Pariwara dari hari senin pukul 15.00 dan 19.00 sedangkan

selasa sampai minggu pukul 12.00, 15.00 dan 19.00 . Selain Acara Talk Show

juga ada acara Memoralibia yaitu lagu – lagu nostalgia setiap hari Jumat dan Minggu pukul 19.00-22.00. Ada juga Acara Jazz Traffic (Full Music Jazz) hari senin – kamis pukul 22.00-24.00 . Program Variety Show (Diskusi dengan narasumber tentang isu-isu , jarring opini publik) Hari Senin – Jumat pukul 06.00 – 09.00. Program Siaran Radio Suara Surabaya Khusus untuk


(17)

anak muda adalah Connected Generation (Komunitas Anak-Anak Muda) dan Program Muda Tapi Luar Biasa (Anak Muda Berprestasi).

Sejak awal Radio Suara Surabaya menerapkan format siaran jurnalisme radio dan menjadi jajaran radio swasta pertama di Indonesia yang berkonsep radio informasi, di tengah-tengah dominasi radio musik dan sandiwara radio. Sampai sekarang, Radio Suara Surabaya mematenkan dirinya sebagai radio yang berfilosofi “News-Interaktif-Solutif”. Di mana news artinya fokus pada produksi informasi, interaktif bermakna pola komunikasi yang multi arah. Sedangkan solutif berorientasi dampak siaran yang wajib bermanfaat.5 Salah satu strategi komunikasi Radio Suara Surabaya menarik minat anak muda untuk mendengarkan Radio Suara Surabaya adalah dengan membuat program khusus anak muda diantaranya Connected Generation (Komunitas Anak-Anak Muda) dan Program Muda Tapi Luar Biasa (Anak Muda Berprestasi).

Bagan 3. Kerangka Konsep

5

Wawancara bersama Iman Dwihartanto Sebagai On Air Manager di Radio Suara Surabaya pada tanggal 9 Juni 2016.

Radio Suara Surabaya

Pendengar Radio Suara Surabaya

Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya Program Radio Suara Surabaya


(1)

oleh manajemen puncak. Dalam merencanakan dan memilih program, bagian program biasanya akan berkonsultasi dengan bagian pemasaran (sales-marketing). Hal ini mutlak dilakukan karena bagian pemasaranlah yang akan memasarkan prgram bersangkutan kepada para pemasang iklan. Dalam hal ini bagian program dan pemasaran harus bekerja sama dengan baik. Kerjasama yang baik antara kedua bagian itu akan menciptakan hasil yang kerja yang efektif dan menguntungkan perusahaan. Jika tidak bisa bekerjasama makan akan menghadapi masalah yang besar.

Bagian program “memiliki” pemirsa,sedangkan bagian pemasaran “menjual” pemirsa itu kepada pemasang iklan. Dalam menjalankan tugasnya bagian program harus mampu melakukan penelitian (riset) terhadap selera audien sebelum membuat suatu program. Pengelola program siaran yang baik harus mengetahui apa yang menarik untuk kelompok-kelompok yang berbeda-beda dikalangan masyarakat. (Morisson, 2008:275)

2.2.8.2 Analisis dan Strategi Program

Perencanaan program pada dasarnya bertujuan memproduksi atau membeli program yang akan ditawarkan kepada pasar audien. Dengan demikian audien adalah pasar karenanya setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki. Dalam strategi pemasaran berdasarkan analisis situasi mengenai kondisi pasar audien yang dihadapi stasiun penyiaran beserta kondisi program yang tersedia. Media penyiaran mencoba memahami pasar audien yang mencakup segmentasi audien dan tingka persaingan yang ada. Menurut George E. Belch & Michael A. Belch dalam Morisson, (2008:278) analisis situasi terdiri dari Analisi peluang dan Analis kompetitif. Analisis peluang. Analisis yang cermat terhadap pasar audien akan memberikan peluang bagi setiap penayangan program untuk diterima para penonton dan pendengar. Peluang pasar program (program market


(2)

opportunities) adalah wilayah dimana terdapat kecenderungan permintaan terhadap program tertentu yang menguntungkan, dimana stasiun penyiaran percaya kebutuhan dari audien tertentu terhadap jenis program tertentu yang terpuaskan dan dimana stasiun dapat bersaing secara efektif. Analisis Kompetitif. Dalam mempersiapkan strategi dan rencana program, pengelola program harus melakukan analisis secara cermat terhadap persaingan stasiun penyiaran dan persaingan program yang ada pada suatu segmen pasar audien. Suatu persaingan terdiri atas persaingan langsung ( termasuk persaingan diantara sejumlah program yang dimiliki sendiri) dan persaingan tidak langsung, misalnya oleh media non penyiaran.

Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategi program adalah meneliti keuntungan kompetitif, yaitu suatu hal khusus yang dimiliki atau dilakukan stasiun penyiaran yang memberikan keunggulan dibidang kompetitor. Contoh keuntungan kompetitif ini misalnya antara lain adalah kemampuan stasiun penyiaran untuk memproduksi program berkualitas dengan ongkos rendah sehingga harga program menjadi murah. Pengelola program juga harus selalu memperhatikan situasi kompetitif yang selalu berubah. Program dari stasiun kompetitor dapat memberikan dampak bagi strategi program sendiri, sehingga program stasiun pesaing terhadap strategi program sendiri juga sangat penting untuk diperhatikan.

Dalam hal persaingan , suatu stasiun radio akan berkompetisi secara langsung dengan stasiun lainnya untuk mendapatkan perhatian audien yang memiliki ciri demografis yang sama (umur, jenis kelamin, pendididan dan lain-lain) Hal ini disebabkan karena radio hanya melayani satu segmen audien saja sepanjang hari siarannya yang biasanya ditentukan dari kriteria demografisnya.

Berdasarkan pada pemahaman penulis pada uraian di atas, menjelaskan bahwa radio sebagai media massa memiliki batasan pendengar radio dibedakan berdasarkan suka atau tidak suka pada program siaran yang ditawarkan oleh stasiun penyiaran radio. Dengan demikian,


(3)

setiap penyiaran radio memiliki segmen-segmen pendengar yang bisa diidentifikasikan dengan mudah. Pendengar radio dari semua usia, dari yang muda sampai yang tua. Sebuah radio harus bisa membuat program menarik dan mendapatkan pendengar. Hal ini merupakan aspek yang sangat penting dalam konsep “Radio Programming” dan setara dengan pengembangan format. Seperti penelitian yang peneliti lakukan terhadap Radio Suara Surabaya sebagai radio dengan format berita yang dominasi siarannya adalah menyiarkan berita atau informasi yang memang tidak bersegmen khusus untuk kaum muda harus memiliki strategi komunikasi dan strategi program untuk menarik calon pendengar khususnya kaum muda. Berikut gambaran penulis yang di gambarkan dalam kerangka pikir seperti berikut


(4)

Bagan 2. Kerangka Pikir Radio

Pendengar Radio

Anak Muda

Strategi Komunikasi Program Radio

Program Radio Untuk Anak Muda Media Massa


(5)

1.3Kerangka Konsep

1.3.1 Radio Suara Surabaya

Radio Suara Surabaya atau yang lebih dikenal dengan Radio SS adalah bagian dari Suara Surabaya Media yang pertama kali mengudara pada 11 Juni 1983. Lokasi Radio Suara Surabaya di Jalan Wonokitri Besar No. 40 C Surabaya. Suara Surabaya sebagai radio berformat berita yang dominasi siarannya adalah menyiarkan berita atau informasi. Target segmen pendengar Radio Suara Surabaya rentan usia 22 sampai 45 tahun. Program Utama Radio Suara Surabaya adalah program Kelana Kota, yang menyajikan informasi tentang Surabaya dari dan untuk pendengar, program ini disiarkan 24 non-stop. Dalam Program kelana kota ini setiap informasi dan pengemasannya secara variasi dengan sedikit lagu. Seperti Berita, Interview, Talkshow Interaktif, dan News Insert. Dalam Kelana Kota juga diisi Talk Show Interaktif.

Program Lain Radio Suara Surabaya dari hari senin pukul 12.00 siang adalah Program Healty Life Style. Program ini dengan talk show interaktif non pariwara. Sedangkan Senin pukul 21.00 malam adalah program Klinik Psikologi. Selasa pukul 21.00 Connected Generation (Komunitas Anak-Anak Muda). Rabu pukul 21.00 Program Muda Tapi Luar Biasa (Anak Muda Berprestasi). Hari Kamis pukul 21.00 Program Lazuardi (Diskusi Topik Spiritual, Agama , Nilai, Idealis). Hari Jumat Program Prospective pukul 08.00 -09.30 Talk Show interaktif tentang Bisnis, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan). Hari Sabtu Program Inspirasi Solusi.

Selain Talk Show Non Pariwara, ada juga Talk Show Pariwara. Untuk acara Talk Show Pariwara dari hari senin pukul 15.00 dan 19.00 sedangkan selasa sampai minggu pukul 12.00, 15.00 dan 19.00 . Selain Acara Talk Show juga ada acara Memoralibia yaitu lagu – lagu nostalgia setiap hari Jumat dan Minggu pukul 19.00-22.00. Ada juga Acara Jazz Traffic (Full Music Jazz) hari senin – kamis pukul 22.00-24.00 . Program Variety Show (Diskusi dengan narasumber tentang isu-isu , jarring opini publik) Hari Senin – Jumat pukul 06.00 – 09.00. Program Siaran Radio Suara Surabaya Khusus untuk


(6)

anak muda adalah Connected Generation (Komunitas Anak-Anak Muda) dan Program Muda Tapi Luar Biasa (Anak Muda Berprestasi).

Sejak awal Radio Suara Surabaya menerapkan format siaran jurnalisme radio dan menjadi jajaran radio swasta pertama di Indonesia yang berkonsep radio informasi, di tengah-tengah dominasi radio musik dan sandiwara radio. Sampai sekarang, Radio Suara Surabaya mematenkan dirinya sebagai radio yang berfilosofi “News-Interaktif-Solutif”. Di mana news artinya fokus pada produksi informasi, interaktif bermakna pola komunikasi yang multi arah. Sedangkan solutif berorientasi dampak siaran yang wajib bermanfaat.5 Salah satu strategi komunikasi Radio Suara Surabaya menarik minat anak muda untuk mendengarkan Radio Suara Surabaya adalah dengan membuat program khusus anak muda diantaranya Connected Generation (Komunitas Anak-Anak Muda) dan Program Muda Tapi Luar Biasa (Anak Muda Berprestasi).

Bagan 3. Kerangka Konsep

5

Wawancara bersama Iman Dwihartanto Sebagai On Air Manager di Radio Suara Surabaya pada tanggal 9 Juni 2016.

Radio Suara Surabaya

Pendengar Radio Suara Surabaya

Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya Program Radio Suara Surabaya


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya Menarik Minat Anak Muda T1 362012053 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya Menarik Minat Anak Muda T1 362012053 BAB IV

1 6 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya Menarik Minat Anak Muda T1 362012053 BAB V

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya Menarik Minat Anak Muda T1 362012053 BAB VI

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya Menarik Minat Anak Muda

0 1 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Radio Suara Surabaya Menarik Minat Anak Muda

0 0 20

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konvergensi Media di Radio Sonora Semarang T1 BAB II

0 2 8

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Facebook E100 Suara Surabaya sebagai Ruang Publik: Analisis Isi Kualitatif terhadap Postingan Akun Facebook E100 Milik Radio Suara Surabaya T1 BAB VI

0 0 2

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Facebook E100 Suara Surabaya sebagai Ruang Publik: Analisis Isi Kualitatif terhadap Postingan Akun Facebook E100 Milik Radio Suara Surabaya T1 BAB V

0 8 53

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Facebook E100 Suara Surabaya sebagai Ruang Publik: Analisis Isi Kualitatif terhadap Postingan Akun Facebook E100 Milik Radio Suara Surabaya T1 BAB II

0 1 7