PERLINDUNGAN HUKUM PENGUNGSI VIETNAM DI PULAU GALANG KEPULAUAN RIAU PADA TAHUN 1979-1996 OLEH UNHCR (UNITED NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES) DITINJAU DARI KONVENSI WINA 1951 DAN UNDANG-UNDANG N.
ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM PENGUNGSI VIETNAM DI PULAU GALANG
KEPULAUAN RIAU PADA TAHUN 1979-1996 OLEH UNHCR (UNITED
NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES) DITINJAU DARI
KONVENSI WINA 1951 DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960
TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA
Ade Wira Yaksa
110110070167
Penelitian ini didasarkan pada status hak atas tanah yang diberikan
kepada para pengungsi Vietnam di mana dalam persoalannya mencari
tempat pengungsian ke daerah yang aman disebabkan adanya masalah
internal politik yang ada di negaranya. UNHCR (United Nation High
Commission for Refugees) sebagai badan PBB (Perserikatan Bangsa
Bangsa) untuk melindungi dan memberikan bantuan pengungsi meminta
persetujuan pemerintah Indonesia atas lahan yang ada di pulau Galang
sebagai lahan penampungan para pengungsi Vietnam dalam jangka waktu
yang sudah ditentukan. Tujuan penelitian untuk menjelaskan dan
menganalisis hak-hak para pengungsi Vietnam telah terpenuhi berdasrkan
konvensi Wina 1951 tentang pengungsi baik dari UNHCR maupun dari
negara penerima pengungsi Internasional yaitu Indonesia dan untuk
memberi gambaran mengenai status pengungsi Vietnam di pulau galang
berdasarkan prinsip ketentuan yang terdapat dalam UUPA dan hak
otonomi suatu daerah setelah lokasi tersebut ditutup oleh PBB secara
resmi pada tahun 1997.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif. Data yang
digunakan adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan
bahan hukum tersier. Analisis dalam penelitian ini adalah analisis yuridis
kualitatif.
Hasil dari penelitian ini, hak para pengungsi telah terpenuhi karena
dalam hukum Internasional moral dan etika dikaitkan pada kewajiban
subyek hukum Internasional dan mengenai hak atas tanah yang dapat
diberikan kepada pengungsi Vietnam di pulau Galang adalah hak pakai
publik dan tanah penampungan pengungsi setelah tahun 1996 kembali
menjadi tanah Negara.
iv
PERLINDUNGAN HUKUM PENGUNGSI VIETNAM DI PULAU GALANG
KEPULAUAN RIAU PADA TAHUN 1979-1996 OLEH UNHCR (UNITED
NATIONS HIGH COMMISSIONER FOR REFUGEES) DITINJAU DARI
KONVENSI WINA 1951 DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960
TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA
Ade Wira Yaksa
110110070167
Penelitian ini didasarkan pada status hak atas tanah yang diberikan
kepada para pengungsi Vietnam di mana dalam persoalannya mencari
tempat pengungsian ke daerah yang aman disebabkan adanya masalah
internal politik yang ada di negaranya. UNHCR (United Nation High
Commission for Refugees) sebagai badan PBB (Perserikatan Bangsa
Bangsa) untuk melindungi dan memberikan bantuan pengungsi meminta
persetujuan pemerintah Indonesia atas lahan yang ada di pulau Galang
sebagai lahan penampungan para pengungsi Vietnam dalam jangka waktu
yang sudah ditentukan. Tujuan penelitian untuk menjelaskan dan
menganalisis hak-hak para pengungsi Vietnam telah terpenuhi berdasrkan
konvensi Wina 1951 tentang pengungsi baik dari UNHCR maupun dari
negara penerima pengungsi Internasional yaitu Indonesia dan untuk
memberi gambaran mengenai status pengungsi Vietnam di pulau galang
berdasarkan prinsip ketentuan yang terdapat dalam UUPA dan hak
otonomi suatu daerah setelah lokasi tersebut ditutup oleh PBB secara
resmi pada tahun 1997.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif. Data yang
digunakan adalah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan
bahan hukum tersier. Analisis dalam penelitian ini adalah analisis yuridis
kualitatif.
Hasil dari penelitian ini, hak para pengungsi telah terpenuhi karena
dalam hukum Internasional moral dan etika dikaitkan pada kewajiban
subyek hukum Internasional dan mengenai hak atas tanah yang dapat
diberikan kepada pengungsi Vietnam di pulau Galang adalah hak pakai
publik dan tanah penampungan pengungsi setelah tahun 1996 kembali
menjadi tanah Negara.
iv