Rapor Merah Kependudukan.

h;:"~
1\

0

'> ;",-

1

--.~..

[8
~'17

(~'.

OJan

~~p~~

2

18

Pikiran Rakyat
Senin
3
19

0

(l:)

0

Selasa
5

6

20


7
22

21

-O.P;b-OM-;;,-()Ap,

0

Rabu

0

Kamis

8
23

9


10
24

Jl'mat
11

25

.

12
26

()MCi---C)-JII~Jh~,,(;O-A~:__

0

Sabtu
13
27


Minggu
14

28

15
29

~
31

-(55:/1 -l)-Oki-T5iio-;--(}D~~-.._

JVI~~~J:8~
Kependud~~~
Oleh SOEROSO DASAR

-


---

-

Penelitian Prof. Ascobat Gani
ERTUMBUHAN pendari Universitas' Indonesia
duduk saat ini dapat dimengungkapkan Provinsi DKI
kategorikan pada kondiJakarta berhasil melaksanakan
si lampu merah karena masih
program KB 9-engan menunda
berada pada kisaran 1,3%. Di1,8juta kelahiran. Apabila kelaprediksi,' sepuluh tahun lagi
hiran ini terjadi, untuk kebupenduduk Indonesia beljumlah
tuhan kesehatan dasar serta
385 juta bila Keluarga Berencapendidikan
dasar, pemerintah
na (KB) tidak terus digenjot.
DKI Jakarta harus mengeluarAngka yang sangat luar biasa
kan dana triliunan rupiah. Deuntuk bisa mengendalikannya.
ngan penundaan kelahiran itu,
Tidaklah terlalu berlebihan

pemerintah
DKI Jakarta mengapabila Sugiri Syarief (Kepala
hemat dana 6,8 trilliun rupiah
BKKBN)berteriak hampir selusetelah dikurangi anggaran unruh indikator kependudukan
tuk program KB sejak 1990memiliki rapor merah. Kelja
2000. Berapa banyak dana
menurunkan laju pertumbuhan
yang dapat dihemat ~eluruh Inpenduduk adalah kelja bersadonesia dengan keberhasilan
ma. Tidak bisa dibayangkan
program KB selama ini?
apabila negeri tercinta akan
DiperI9-rakan,
pada
mengalami peristiwa dahsyat,
~-,---saat yang
':'!!~baby boom (ledakan penduduk) jilid ke-2. Indonesia bukan tidak mungkin akan menjadi negara peringkat ke-3
jumlah penduduk terbesar di
dunia. Namun, bicara kualitas,
tentu sepakat kita geleng kepala. Kalau ledakan penduduk kedua teljadi, yang men anti di
depan sudah jelas, kemunduran total bagi pembangunan dan

kesejahteraan rakyat.
Banyak pengambil keputusan yang duduk pada manajemen puncak, baik di departemen teknis, provinsi, ataupun
di kabupaten/kota cenderung
keliru menilai program KB.
sarna, Indonesia sudah menunProgram lebih disoroti pada asda 80 juta angka kelahiran. Di
pek gebyar program itu sendiri,
sinilah kita melihat cost benefit
serta dinilai menghamburprogram KB secara ekonomis,
hamburkan dana. Pola poor seyang sangat mengagumkan dan
perti ini lebih mengutamakan
mampu menghemat triliunan
pembangunan fisik yang hasilrupiah. Jawa Barat dengan
nya jelas terlihat. Pandangan
asumsi penduduk lima kali DKI
seperti itu perlulah diluruskan
Jakarta, selama lima tahun tekembali. Karena hakikatnya,
lab terjadi efisiensi dana 35 triprogram KB tidak dapat disejaliun rupiah lebih. Kalaulah
jarkan dan dibandingkan deAPBD Jabar setahunnya lima
ngan projek-projek fisik laintriliun rupiah, penghematan
nya, seperti bendungan, jalan,

program KB telah menghemat
dan gedung. Program KB adasetiap tahunnya sama besarnya
lah investasi yang hasilnya
dengan APBD Jabar. Betapa
akan terbaca dan terjawab di
~"dahsy'at~ya Pl?gram in~tuk
kemudian
hari.
- .. --.-...........-

P

m

16
30

K lip i n 9 Hum QsUn

menunjang program pembangunan. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi pemerintah

untuk menunda dan memper-'
lambat program. Bahkan, dengan merujuk hasil kajian ini,
pemerintah harus mempercepat pelaksanaan program, dengan dukungan penuh.
Efesiensi anggaran pemerintah untuk program pembangunan bila ditinjau dari keberhasilan program KB sangat luar biasa. Dilfuat dari aspek cost
benefit program, KB adalah investasi sumber daya man usia.
Manusia sebagai pembilang
dan pembagi, merupakan sentral dari pembangunannasional. !>engan kuantitas yang ideal, sebagai pembagi dia akan
memberikan kontribusi yang
tinggi. Sedangkan dengan kualitas yang produktif, dia akan
mendorong laju pertumbuhan
GNP. Guna memperlambat
pel1ambahan penduduk dengan cepat di Indonesia, diperlukan usaba besar-besaran dan
kerja keras. Karena program
KB bukan sekadar untuk kesejahteraan umat manusia sekarang, tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Setiap pertambahan penduduk, tidak peduli dia ada di mana, akan menambah be&amya tekanan atas
sumber daya tanah, air bersih,
dan energi yang terdapat di dunia.
Kacamata atau dimensi moral dan ekonomi, pengertian altruisme saat ini, bukanlah ba-

p Q~ 2009-----


gaimana caranya mentransfer
uang kepada kaum duafa sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan. Atau yang kaya
membayar pajak, di mana dana
pajak tersebut pada akhirnya
akan menjadi hak orang miskin
dalam proses pembangunan.
Pemberian dana zakat ataupun
pajak melalui konsep altruisme
yang dikaitkan dengan program KB adalah apabila seseorang menahan diri untuk berkonsumsi seeara berlebihan,
tentu ada yang kekurangan.
Kalaulah satu keluarga mempunyai jumlah anak yang banyak, konsekuensinya
akan
menggunakan sumber daya
yang tinggi. Setiap ada orang
yang mengambil lebih, tentu
ada yang kekurangan.
Dengan program KB, egoisme ekonomi, dan egoisme manusia yang lebih beradab dapat
diwujudkan dan dikendalikan
secara nyata. Egoisme manusia
yang merasa mampu dan kaya,

sehingga "besaran keluarga" relatif dikesampingkan merupakan bentuk-bentuk egoisme baru di zaman modern. Konsep
seperti ini harus dihilangkan.
Karena distribusi dari potensi
bumi lebih layak dinikmati seeara relatif merata. Mari kita
bagi rata sinar matahari. Gaya
hidup "merampas" hak orang
lain dengan pola keluarga besar
hendaknya mulai dihindari.
Kearifan hidup di bumi melalui
pola kebersamaan adalah pola
hidup manusia yang beradab
dan mempertahankan eksistensi lingkungan serta bumi.
Teori ekonomi mengatakan,
kesejahteraan
suatu negara
adalah bagaimana negara tersebut mampu meningkatkan
pendapatan per kapita masyarakatnya. Walaupun teori ini
sering diperdebatkan, karena
yang paling tepat adalah pendapatan per kapita yang dihubungkan dengan produktivitas
per kapita. Untuk meningkatkan produktivitas tersebut, input yang sangat strategis bagaimana kualitas penduduk
atau SDM dapat ditingkatkan.
Peningkatan SDM ini tidak sekadar dilihat untuk meningkatkan produktivitas, melainkan
untuk mengejar sasaran pembangunan yang telah ditargetkan. Jawaban yang paling strategis ~ arif adalah untuk meningkatkan
pembangunan,
pembenahan SDM perlu dilakukan. Melalui jalur inilah modal manusia atau human capital dapat melanjutkan pembangunan yang lebih merata di
masa mendatang. Pembangunan yang berkelanjutan, tidak
hanya tergantung bagaimana
mengelola sumber daya alam
yang ada, tetapi juga bagaimana mengelola SDM-nya yang
lebih berkualitas.
Dilihat secara periodik, per-

---

tumbuhan angkatan kerja secara nasional berkisar 3%-5% setiap tahunnya (supply side). Sedangkan bila dilihat pertumbuhan ekonomi nasional setiap
tahunnya, sekitar 5%-6% (demand side). Pertumbuhan ekonomi nasional itu juga didorong laju pertumbuhan sektor
keuangan dan perbankan yang
relatif sedikit menyerap tenaga
kerja. Menurut literatur (Lyn
Squire), pertumbuhan kesempatan kerja sangat bergantung
pada pertumbuhan output agregat dan pertumbuhan produktivitas rata-rata tenaga kerja. Secara makro, ada keeenderungan "tarik-menarik" dalam
upaya meneari pekerjaan di
sektor tertentu sehingga fenomena ini membuktikan mobilitas tenaga kerja haruslah diantisipasi secara bijak. Pada tataran mikro, perangkat yang langsung terkait dengan masalah
tenaga kerja belum menunjukkan suatu sinergi untuk pembangunan
ketenagakerjaan
yang bertanggung jawab.
Namun, pengembangan dan
pembangunan ketenagakerjaan, idealnya dilakukan melalui
pendekatan dari sisi penawaran. Karena pertumbuhan penaWaran yang tinggi, tidak mungkin proses pembangunan yang
dipaeu dengan eepat akan
mampu mengatasinya. Pembangunan ketenagakerjaan dari
sisi penawaran adalah dengan
menekan laju pertumbuhan
angkatan kerja. Penekanan laju
pertumbuhan angkatan kerja
ini tentu jawabannya adalah
program KB. Sisi penawaran
tenaga kerja (supply side), belakangan ini semakin mengkhawatirkan.
Implikasinya
akan terjadi ekses tenaga kerja
yang melebihi kapasitas yang
diperlukan oleh sektor lapangan usaha. Pada konteks ini, betapa strategisnya program KB
untuk menyeimbangkan antara
supply side dan demand side
pembangunan ketenagakerjaan
di negeri ini.
Tinjauan terhadap kualitas
SDM, terutama dari aspek kesehatan, relatif masih memprihatinkan. Berdasarkan penilaian UNDP, kualitas SDM
Indonesia yang diukur melalui
indeks pembangunan manusia
(human development index),
Indonesia mempunyai peringkat memprihatinkan,
yakni
112 dari 175 negara di tahun
2003.
Dengan penduduk yang besar sjlat ini, Indonesia eenderung. akan menghadapi persoalan kemiskinan, kekurangan
gizi, dan kesehatan. Anak-anak
yang didera kemiskinan, melarat karena kekurangan gizi protein pada masa pertumbuhannya menjadi fenomena yang
memprihatinkan kita.
Kemiskinan cenderung mele-

mahkan kualitas hidilp m!musia. Rumusnya adalah, apabila
kualitas hidup turun, akan diperparah dengan besaran keluarga yang tidak terkendali.
Yang sangat mengkhawatirkan
adalah dengan mahalnya harga
parigan karena krisis sedang
terjadi, dalam waktu yang eukup lama, semakin memperburuk kualitas hidup manusia.
Oleh karena itu, human capital
stock bangsa Indonesia, akan
mewariskan martusia yang lemah, miskin, dan kekurangan
gizL Hal ini sangat mustahil
akan mampu mengantarkan
bangsa ini ke pintu gerbang kemakmuran kelak. Lingkaran
yang tidak berujung pangkal
seperti pendapatan rendah, pangan yang mahal dan sulit,
jumlah keluarga yang besar,
sempitnya kesempatan kerja,
pengangguran,
kemiskinan,
mata rantai ini harus diputus.
Salah satu cara paling efektif
adalah dengan program KB.
Keluarga keeil yang bahagia
dan sejahtera, berkat program
KB, eenderung katahanan hidupnya serta kesehatannya relatif meningkat. Tanda-tanda
klinis akan dapat dibedakan,
dengan status sosial yang sarna,
keluarga keeil yang mengikuti
KB dengan keluarga yang tidak
mengikuti KB. IQ anak-anak
dari keluarga keeil dan mengikuti KBjauh lebih baik dibandingkan dengan anak anak dari keluarga besar. Derajat kesehatannya, secara langsung akan
membentuk keeerdasan seorang anak. Lantas kenapa progam ini tidak kita paeu dengan
eepat?***

Penulis, peneliti senior bidang kependudukan Unpad.