PERENCANAAN AKTIVITAS DISTRIBUSI PRODUK UDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. ANGGARA CIPTA CITRA - SIDOARJO).

PERENCANAAN AKTIVITAS DISTRIBUSI PRODUK UDANG
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION
REQUIREMENT PLANNING (DRP)
(Studi Kasus Di PT. ANGGARA CIPTA CITRA - SIDOARJ O)

SKRIPSI

Oleh :
ERI IRMANSYAH
NPM. 0532010102

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat, taufik, hidayah dan inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Penelitian Tugas Akhir (Skripsi) dengan judul “Perencanaan Aktivitas
Distribusi

Produk

Udang

Dengan

Menggunkan

Metode

Distribution

Requirement Planning (DRP) di PT. ANGGARA CIPTA CITRA – SIDOARJO”
Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan kelulusan

Program Sarjana Strata 1 (S-1) di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Terselesaikannya Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini tentunya tak lepas
dari bantuan banyak pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Allah SWT karena atas ijin-NYA lah laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini bisa
terselesaikan tepat pada waktunya.
2. Orang Tua saya yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada saya.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Ir. Sutiyono, MT. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Ibu Ir. Yustina Ngatilah, MT selaku Dosen Pembimbing I.
7. Bapak Drs. Sartin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


8. Dosen Penguji Seminar 1 & 2 maupun Dosen Penguji Skripsi saya.
9. Bapak Ir. Eka Prasetya selaku pengawas perusahaan PT. ANGGARA
CIPTA CITRA – SIDOARJO yang telah meluangkan waktu, tenaga serta
ilmunya selama saya melaksanakan penelitian tugas akhir sehingga Laporan
Skripsi ini dapat selesai.
10. Seluruh teman-teman satu jurusan yang sering memberi tumpangan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman seangkatan khususnya Paralel B tahun 2005 dan semua pihak
yang telah membantu penyelesaian skripsi yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini tentunya masih
terdapat banyak kekurangan baik isi maupun penyajian. Oleh karena itu penulis
akan menerima segala saran dan kritik demi perbaikan Laporan ini di masa yang
akan datang.
Akhir kata semoga Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga Allah SWT
memberikan balasan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.


Surabaya, 20 Mei 2012

Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
Banyak perusahaan seringkali dihadapkan pada masalah yang berhubungan dengan
sistem distribusi. Masalah ini timbul karena konsumen berada pada lokasi yang terpisah
secara geografis, hal ini mengakibatkan pentingnya untuk menyimpan persediaan pada
beberapa lokasi sehingga dapat menimbulkan masalah pada manajemen dalam
mengkoordinasikan sistem distribusi dari bagian pemasaran, juga pada bagian produksi
yang akan menghasilkan produk terbaik. Untuk itu diperlukan adanya sistem distribusi yang
baik serta persediaan produk yang tepat agar tingkat kepuasan konsumen maupun
keuntungan perusahaan dapat terjaga.
PT. ANGGARA CIPTA CITRA - SIDOARJO merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang produksi udang beku dan memasok produknya ke Kota Surabaya, Kota Gresik,
Lamongan dan Situbondo. Perusahaan ini memiliki berbagai jenis produk yaitu Udang HO,

Udang PTO dan Udang PDTO. Sistem distribusi yang saat ini dijalankan oleh perusahaan
memiliki beberapa kelemahan yaitu belum ada suatu perencanaan dan penjadwalan aktivitas
distribusi produk yang terkoordinasi dengan baik, sehingga permintaan untuk semua
masing-masing jenis produk kurang terkontrol yang mengakibatkan terjadinya kekurangan
atau kelebihan persediaan untuk masing-masing distributor. Hal ini mengakibatkan biaya
distribusi cukup tinggi
Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan penelitian dengan metode
Distribution Requirement Planning (DRP) dengan harapan dapat dilakukan pendistribusian
produk dari perusahaan ke kota secara optimal. Distribution Requirement Planning adalah
suatu metode untuk menangani pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi
eselon. Tujuan dari Distribution Requirement Planning (DRP), yaitu melakukan
perencanaan aktivitas distribusi yang baik, sehingga keberhasilan dalam pemenuhan
permintaan pelanggan akan menjadi lebih optimal, kinerja penjualan meningkat dalam
memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sehingga biaya distribusi dapat
ditekan seminimun mungkin.
Hasil penelitian didapatkan Perencanaan Distribusi metode perusahaan, Total Cost
dari distribusi meliputi data permintaan produk, harga produk, biaya pemesanan, biaya
penyimpanan, biaya pengiriman, data lead time dengan metode DRP lebih kecil bila
dibandingkan dengan metode perusahaan. Total Cost (TC) dengan metode perusahaan
adalah sebesar Rp. 190.228.500,00. dan Total Cost dengan metode DRP adalah sebesar

Rp169.349.000,00 atau terjadi penurunan sebesar 10,98%.

Kata kunci

: Distribusi, Distribution Requirement Planning (DRP).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRACT

Many companies are often faced with problems related to the distribution system.
This problem arises because consumers are at geographically separate locations, this has
resulted in the need to keep inventory at multiple locations so that it can cause problems on
management in coordinating the distribution system from the marketing department, also on
the part of production that will produce the best products. It required a good distribution
system and supply the right products to the level of consumer satisfaction and company
profits can be maintained.
PT. ANGGARA CIPTA CITRA - SIDOARJO represent peripatetic company area
produce congelation prawn and its product supply to Surabaya, city of Gresik, Lamongan

and of Situbondo. This company have various product type that is Prawn of HO, Prawn of
PTO and Prawn of PDTO.

Distribution system of PT. ANGGARA CIPTA CITRA -

SIDOARJO which is in this time run by company have some weakness.. Among them are
frequent delays in product shipments for an order.
With the problems, a study conducted by the method of Distribution Requirements
Planning (DRP) can be done in the hope of the company's product distribution to the city
optimally. Distribution Requirements Planning is a method to handle the procurement of
supplies within an echelon distribution network. The purpose of the Distribution
Requirements Planning (DRP), which is doing a good distribution of planning activities, so
that the success in meeting customer demand will be more optimal, improved sales
performance in fulfilling orders in a timely and appropriate amount so that distribution costs
could be reduced seminimun possible.
Results obtained Planning Distribution Research company method, the Total Cost of
distribution data meliputu product demand, product price, booking fees, storage fees,
shipping costs, lead time data with DRP method is smaller when compared with the
methods of the company. Total Cost (TC) with the method the company is at
Rp.190.228.500,00 and Total Cost with DRP method is Rp 169.349.000,00 . So there is the

difference between the total cost companies a total cost of 10,98% DRP method.

Key words: Distribution, Distribution Requirements Planning (DRP).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
ABSTRAKSI...................................................................................................... xi
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah.... ..................................................................... 2
1.4 Asumsi ....................................................................................... 3
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................. 4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Distribusi .................................................................................... 6
2.1.1 Distribution Requirment Planning (DRP) ........................ 7
2.1.2 Konsep Distribution Requirement Planning .................... 9
2.1.3 Fungsi Distribution Requirement Planning...................... 10
2.1.4 Sistem Distribusi Dorong (Push) dan Tarik (Pull) ............ 12

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2 Distribusi Persediaan .................................................................. 15

2.2.1 Penyebab dan Fungsi Persediaan ..................................... 16
2.2.2 Jenis Persediaan .............................................................. 17
2.2.3 Biaya-Biaya Dalam Sistem Persediaan ............................ 18
2.2.4 Ukuran Lot dan Persediaan Pengaman............................. 19
2.2.5 Sistem Persediaan Demand Independent ......................... 23
2.2.5.1 Sistem Economic Order Quantity (EOQ)
Single Item........................................................ 23
2.2.5.2 Economic Order Quantity (EOQ) Multi Item .... 26
2.3 Peramalan (Forecasting)............................................................. 28
2.3.1 Meramal Horison Waktu ................................................. 29
2.3.2 Macam-Macam Peramalan .............................................. 29
2.3.3 Analisis Deret Waktu (Time Series)................................. 31
2.3.4 Metode-Metode Peramalan Yang Digunakan Dalam
Time Series ...................................................................... 34
2.3.5 Ukuran Akurasi Hasil Peramalan..................................... 39
2.3.6 Verifikasi Dan Pengendalian Peramalan .......................... 41
2.3.7 MRC (Moving Range Chart) ........................................... 42
2.3.8 Uji Kondisi Diluar Kendali.............................................. 43
2.4 Penelitian Terdahulu ................................................................... 44
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 47
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ........................... 47
3.2.1 Identifikasi Variabel ....................................................... 47

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2.2 Definisi Operasional Variabel ......................................... 48
3.3 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah ................................... 49
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 58
3.5 Metode Pengolahan Data ........................................................... 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data ..................................................................... 61
4.1.1 Data Permintaan Bulanan Produk Pada Bulan Januari –
Maret 2012 ...................................................................... 61
4.1.2 Data Inventory On Hand ................................................. 64
4.1.3 Lead Time ....................................................................... 65
4.1.4 Biaya Pengiriman ............................................................ 65
4.1.5 Biaya Penyimpanan ......................................................... 66
4.2 Pengolahan Data ........................................................................ 68
4.2.1 Perhitungan Biaya Ditribusi Metode Perusahaan ............. 69
4.2.2 Perhitungan Biaya Ditribusi Dengan Metode DRP .......... 70
4.2.2.1 Menghitung EOQ dan SS.................................. 70
4.2.2.2 Menghitung Economic Order Quantity (EOQ) .. 70
4.2.2.3 Menghitung Safety Stock (SS) ........................... 71
4.2.3 Perencanaan Distribusi Metode DRP Tahun 2011 ........... 73
4.2.4 Membuat Diagram Pencar Data Permintaan Januari –
Maret 2012 ...................................................................... 78
4.2.4.1 Menghitung Mean Square Error (MSE) ............ 79
4.2.4.2 Uji Verifikasi dengan Moving Range Chart ...... 79
4.2.4.3 Menentukan Peramalan Demand Bulanan ......... 80

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.4.4 Menghitung EOQ dan SS.................................. 81
4.2.4.4.1 Menghitung Economic Order
Quantity...........................................82
4.2.4.4.2 Menghitung Safety Stock...................83
4.2.5 Perencanaan Distribusi Metode DRP Periode April……...84
4.2.5.1 Pembuatan Total Kebutuhan Seluruh
Produk.............................................. 88
4.3 Analisa dan Pembahasan............................................................ 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 98
5.2 Saran ......................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu
ketat, meskipun dalam tingkat distributor. Dalam memenangkan persaingan
tersebut perusahan menggunakan berbagai cara diantaranya meningkatkan
kepuasan pelanggan melalui produk berkualitas, ketepatan waktu pengiriman, dan
efisiensi biaya. Konsumen akan merasa puas terhadap pelayanan distributor, jika
produk tersebut tiba tepat waktu, tepat jumlah, tepat jenis dan tepat mutu. Hal ini
mengakibatkan kebijakan untuk pengendalian persediaan produk pada suatu
lokasi

tertentu

sangat

penting

dilakukan

oleh

manajemen

dalam

mengkoordinasikan penjadwalan dan perencanaan distribusi dari bagian
pemasaran sehingga keuntungan perusahaan tetap stabil.
PT. Anggara Cipta Citra adalah suatu perusahaan yang memanfaatkan
hasil – hasil laut terutama dalam hal ini udang. Udang merupakan salah satu
komoditas primadona dibidang perikanan dan diharapkan dapat meningkatkan
devisa negara dimasa yang akan datang. Sistem distribusi yang dijalankan PT.
Anggara Cipta Citra saat ini adalah dengan mendistribusikan produk pada masingmasing distributor yaitu Surabaya, Gresik, Lamongan dan Situbondo. Di dalam
perusahaan ini belum terdapat adanya suatu perencanaan dan penjadwalan
aktivitas distribusi produk yang terkoordinasi dengan baik, sehingga permintaan
untuk semua jenis produk yang datang pada waktu, jumlah, dan tempat yang
berlainan

untuk

masing-masing

jenis

produk

kurang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

terkontrol

yang

mengakibatkan terjadinya kelebihan persediaan produk untuk masing-masing
distributor rata-rata sebesar 2455 MC untuk bulan Desember 2010. Berdasarkan
alasan inilah perusahaan menginginkan suatu perencanaan dan penjadwalan
aktivitas distribusi yang baik.
Dengan adanya masalah tersebut, maka dilakukan perencanaan dan
penjadwalan distribusi dengan metode Distribution Requirement Planning (DRP).
DRP adalah sistem perencanaan kebutuhan distribusi yang bertujuan untuk
merencanakan berapa jumlah kebutuhan yang diperlukan dalam sekali pengiriman
sehingga tidak melampaui kemampuan kapasitas yang ada di perusahaan.
Diharapkan dengan adanya perencanaan distribusi yang baik, keberhasilan
pemenuhan permintaan pelanggan akan menjadi lebih optimal, kinerja penjualan
meningkat dalam memenuhi order dengan tepat waktu dan tepat jumlah sehingga
biaya distribusi dapat ditekan seminimun mungkin.

1.2 Per umusan Masalah
Permasalahan yang akan diamati dalam penelitian ini adalah :
”Bagaimana merencanakan aktivitas distribusi produk udang sesuai
dengan permintaan di masing-masing daerah distribusi sehingga menghasilkan
biaya distribusi yang minimum di PT. Anggara Cipta Citra - Sidoarjo?”

1.3 Batasan Masalah
Dengan tanpa mengurangi maksud dan tujuan penelitian serta untuk
menyederhanakan penelitian, maka penulis melakukan pembatasan masalah yaitu
sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.

Produk yang diteliti ada 3 jenis yaitu Udang HO, Udang PTO, dan Udang
PDTO

2.

Proses produksi tidak dibahas secara khusus dalam penulisan skripsi ini.

3.

Biaya produksi untuk masing-masing produk tidak dibahas.

4.

Terdapat 4 kota tujuan distribusi yaitu Surabaya, Gresik, Lamongan dan
Situbondo.

5.

Data yang diolah adalah data permintaan yang didapatkan dari perusahaan
mulai bulan Januari 2011 sampai dengan Maret 2012.

6.

Angkutan

yang

dipergunakan

yaitu

truk

Thermoking

(kontainer

berpendingin), kondisi selalu ada saat diperlukan untuk pengiriman produk.

1.4 Asumsi
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut :
1.

Tidak diijinkan adanya back order.

2.

Service Level masing-masing distributor sebesar 90 %.

3.

Kapasitas penyimpanan produk gudang cukup tersedia.

4.

Transaksi perusahaan berjalan lancar.

5.

Biaya simpan dan biaya distribusi dianggap konstan.

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian mengenai perencanaan distribusi adalah:
1.

Untuk merencanakan penjadwalan aktivitas pendistribusian produk udang

2.

Untuk menentukan total biaya distribusi yang minimum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
a.

Bagi Perusahaan:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi
perusahan mengenai perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi yang
tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan tepat waktu.

b.

Bagi Universitas :
1. Memberikan Informasi mengenai metode Distribution Requirement
Planning (DRP).
2. Menambah koleksi perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Surabaya.

c.

Bagi Penulis :
Menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan dalam Teknik Industri
khususnya dalam bidang perencanaan dan penjadwalan aktivitas distribusi
untuk memecahkan permasalahan dalam dunia nyata.

1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan adalah :
BAB I

PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan, asumsi,
tujuan, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori dasar yang membahas masalah
distribusi yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dimana nantinya tinjauan pustaka ini akan dijadikan sebagai acuan
kerangka berfikir didalam menyelesaiakan pemasalahan yang ada, baik
dalam melakukan pengolahan data maupun dalam menginterpretasikan
hasil yang diperoleh dari pengolahan data.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi suatu alur atau kerangka kerja yang terstruktur dan sistematis
yang merupakan suatu proses dimana terdiri dari tahap-tahap yang
saling terkait satu sama lainnya atau dalam artian hasil dari suatu tahap
akan menjadi masukan bagi tahap berikutnya.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan seluruh data yang dihasilkan dari
perencanaan distribusi, dengan menggunakan metode Distribution
Requirement Planning (DRP), kemudian dianalisa mengenai alternatif
solusi-slusi yang diharapkan dapat menjawab permasalahanyang dikaji.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari perencanaan distribusi
yang telah dilakukan sehingga dapat memberikan suatu masukan bagi
pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Distr ibusi
Distribusi adalah bagian yang bertangung jawab terhadap perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendaliaan aliran material dari produsen ke konsumen
dengan suatu keuntungan. Pergerakan / aliran material ini terdiri dari pasokan
yang merupakan pergerakkan dan penyimpanan bahan mentah dari pemasok ke
pabrikan, dan distribusi yang mempunyai pergerakkan barang jadi dari pabrik ke
pelanggan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Pemasok

Pabrik

Sistem Distribusi

Pelanggan

Gambar 2.1 Sistem Logistik
( Biegel, J.E, 2001)
Distribusi sangatlah penting, sebab pada umumnya pemasok pabrikan, dan
pelanggan yang potensial tersebar luas secara geografis dengan meluasnya pasar,
tentunya akan diikuti dengan peningkatan volume produksi, maka biaya
pembelian atau biaya produksi akan berkurang, sehingga akan meningkatkan
keuntungan perusahaan untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan sistem
distribusi yang baik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi adalah saluran
distribusi, jenis pasar yang akan dilayani, karakteristik produk, jenis transportasi
yang digunakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.1

Distribution Requirement Planning (DRP)
Istilah DRP memiliki dua pengertian yang berbeda, yaitu :
Distribution Requirement Planning adalah berfungsi menentukan

kebutuhan-kebutuhan untuk mengisi kembali inventori pada distribution center.
Sedangkan

Distribution

Resource

Planning

merupakan

perluasan

dari

distribution requirement planning yang mencakup lebih dari sekadar sistem
perencanaan dan pengendalian pengisian kembali inventori, tetapi ditambah
dengan perencanaan dan pengendalian dari sumber-sumber yang terkait dalam
sistem distribusi seperti : warehouse space, tenaga kerja, uang, fasilitas
transportasi dan warehousing. Termasuk di sini adalah keterkaitan dari
replenishment system ke financial system dan penggunaan simulasi sebagai alat
untuk meningkatkan performansi sistem. (Gasperz, Vincent, 2004, hal 300-301)
Distribution Requirement Planning aplikasi dari logika Material
Requirement Planning (MRP) pada persediaan. Bill of Material (BOM) pada
MRP diganti dengan Bill of Distribution (BOD) pada Distrbution Requirement
Planning. Distribution Requirement Planning menggunakan logika Time Phased
Order Point (TPOP) untuk menentukan pengadaan kebutuhan pada jaringan.
(Richard J. Tersine 2003, hal 432)
Tabel 2.1 Persamaan MRP dan DRP
Persamaan :

1.
2.
3.
4.
5.

Menggunakan cara perhitungan matematis yang sama.
Mempunyai matriks komponen perhitungan yang sama.
Membedakan Independent demand dan dependent demand.
Metode berlaku untuk dependent demand.
Keduannya menggunakan cara pemesanan berdasarkan rentang
waktu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 2.2 Perbedaan MRP dan DRP
Per bedaan :

MRP
Untuk kegiatan manufakturing.
Menghitung kebutuhan tiap
komponen.
Cocok untuk pabrik jenis rakitan.
Biasanya untuk bahan baku/
penolong.
MRP adalah proses dari atas, yaitu
dari Master Production Schedule
ke kebutuhan tiap komponen.
Semua kebutuhan komponen
bersifat dependent.

DRP
Untuk kegiatan distribusi.
Menghitung kebutuhan barang
untuk tiap pusat distribusi.
Cocok untuk sistem distribusi
bertingkat.
Biasanya untuk barang jadi/
komoditas.
DRP adalah proses dari bawah,
yaitu dari kebutuhan Retail ke
Distritibution Center dan
Warehouse Center.
Kebutuhan Retail bersifat
Independent, sedangkan
kebutuhan DC dan WC bersifat
Dependent.

(Indrajit, Eko & Djokopranoto, Richardus, (2003), Grasindo- Jakarta. hal 249).

(James H. Green, PhD, 2nd , Mc. Grow-Hill, Inc., 2004, hal. 222).
Gambar 2.2 Perbedaan MRP dan DRP
Pada gambar 2.2. diperlihatkan perbedaan struktur dari MRP dan DRP.
Pada gambar (a) terlihat struktur produk (BOM) yaitu produk terdiri dari 3
komponen. Untuk MRP, langkah awalnya adalah melakukan perencanaan (JIP)
untuk kemudian tiap-tiap komponen dapat dijadwalkan kebutunannya.
Sedangkan pada gambar (b) merupakan struktur distribusi (BOD) terlihat
1 sumber penawaran (SS) terdiri dari 3 pusat distribusi (DC). Pada DRP, langkah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

awalnya adalah membuat perencanaan permintaan dari masing-masing pusat
distribusi untuk kemudian sumber penawaran melakukan eksekusi berupa
pemenuhan kebutuhan tiap-tipa pusat distribusi.
Distribution Requirement Planning didasarkan pada peramalan kebutuhan
pada level terendah dalam jaringan tersebut yang akan menentukan kebutuhan
persediaan pada level yang lebih tinggi.

2.1.2

Konsep Distribution Requirement Planning (DRP)
Distribution Requirement Planning adalah suatu metode untuk menangani

pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi multi eselon. Metode ini
menggunakan demand

independent, dimana dilakukan peramalan untuk

memenuhi struktur pengadaannya. Berapapun banyaknya level yang ada dalam
jaringan distribusi, semuanya merupakan variabel yang dependent kecuali level
yang langsung memenuhi consumer.
Distribution Requiremeni Planning lebih menekankan pada aktivitas
pengendalian dari pada kegiatan pemesanan. DRP mengantisipasi kebutuhan
mendatang dengan perencanaan pada setiap level pada jaringan distribusi. Metode
ini dapat memprediksi masalah-masalah sebelum masalah-masalah tersebut benarbenar terjadi memberikan titik pandang terhadap jaringan distribusi.
Logika dasar DRP adalah sebagai berikut :
1. Gross Requirement /Forecast Demand diperoleh dari hasil forecasting.
2. Dari hasil peramalan distribusi lokal, hitung Time Phased Net Requirement.
Net Requirement tersebut mengidentifikasikan kapan level persediaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

(Scheduled Receipt - Projected On Hand Periode sebelumnya) dipenuhi oleh
Gross Requirement. Untuk sebuah periode :
Net Requirement = (Gross Requirement + Safety Stock) – (Schedule Receipt
+ Projected On Hand Periode sebelumnya). Nilai Net Requirement yang
dicatat (recorded) adalah nilai yang bernilai positif.
3. Setelah itu dihasilkan sebuah Planned Order Receipt sejumlah Net
Requirement tersebut (ukuran lot tertentu) pada periode tersebut.
4. Ditentukan hari dimana harus melakukan pemesanan tersebut (Planned
Order Release) dengan mengurangkan hari terjadwalnya Planned Order
Receipt dengan Lead Time.
5. Di hitung Projected On Hand pada periode tersebut:
Projected On Hand = (Projected On Hand Periode sebelumnya + Schedule
Receipt + Planned Order Receipt) - (Gross Requirement).
6. Besarnya Planned Order Release menjadi Gross Requirement pada periode
yang sama untuk level berikutnya dari jaringan distribusi.
Sumber : (Richard J. Tersine, 1994, hal 465)

2.1.3

Fungsi Distribution Requirement Planning (DRP).
Distribution Requirement Planning sangat berperan baik untuk sistem

distribusi manufaktur yang integrasi maupun sistem distribusi murni. Dengan
kebutuhan persediaan time phasing pada tiap level dalam jaringan distribusi, DRP
memiliki kemampuan untuk memprediksi suatu problem benar-benar terjadi.
Sistem Distribution Requirement Planning

bekerja berdasarkan penjadwalan

yang telah dibuat untuk permintaan di masa yang akan datang sehingga mampu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

mengantisipasi perencanaan masa depan dengan perencanaan yang lebih dini pada
setiap level distribusi. Untuk organisasi manufaktur, yang memproduksi untuk
memenuhi persediaan serta untuk dijual melalui jaringan distribusinya sendiri.
Performansi dapat ditingkatkan dengan mengintegrasikan sistem MRP dan DRP
sekaligus.
Kebutuhan

E fisiensi
M PS

D is tribusi

DRP

MD C

RD C

LDC

Perencanaan P roduksi
Produksi

LDC

Komponen

LD C

Komponen

K omponen

MRP

S ub
Assembly

Komponen

Komponen

(Richard J. Tersine, Fourth, Elsevler Science Publishing Co., Inc., hal. 465)
Gambar 2.3. Integrasi Distribusi dan Manufaktur.
Kedua sistem tersebut digabungkan melalui Master Distribution Schedulle
(MDS). Dimana DRP akan menyatukan jumlah permintaan yang harus dipenuhi
berdasarkan ramalan, yang akan dijadikan sebagai input untuk MDS. Dan
selanjutnya proyeksi kebutuhan produk jadi dari Master Production Schedulle
(MPS) menjadi input bagi MRP, yang akan menghitung kebutuhan komponen dan
sub assembly yang harus dipenuhi seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3.
Keterangan :
MPS = Master Production Schedulle
MDC = Master Distribution Center
RDC = Regional Distribution Center

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LDC

= Lower Distribution Center

Perencanaan horizon Distribution Requirement Planning seharusnya
sekurang-kurangnya sama dengan lead time kumulatif. Penjadwalan ulang dan
jaringan dilakukan secara periodik, biasanya sekurang-kurangnya sekali
seminggu. Menurut Green 1987, keuntungan yang didapat dari penerapan metode
DRP adalah :
1.

Dapat

dikenali

saling

ketergantungan

persediaan

distribusi

dan

manufaktur.
2.

Sebuah jaringan distribusi yang lengkap dapat disusun, yang memberikan
gambaran yang jelas dari atas maupun dari bawah jaringan.

3.

DRP menyusun kerangka kerja untuk pengendalian logistik total dari
distribusi ke manufaktur untuk pembelian.

4.

DRP menyediakan masukan untuk perencanaan penjadwalan distrbusi dari
sumbcr penawaran ke titik distribusi.

2.1.4

Sistem Distr ibusi Dorong (push) dan Tar ik (pull)
Dalam distribusi "dorong", PDU menentukan apa dan berapa yang perlu

didistribusikan dan di kirim ke PDR atau PDL, sedangkan dalam sistem distribusi
"tarik", masing-masing pusat distribusi pada tingkat bawah menentukan apa yang
diperlukan dan itu yang dipesan ke PDU Untuk dikirim. (Indrajit, Eko &
Djokopranoto, Richardus, (2003), Grasindo- Jakarta. hal 246)
Ada dua (2) perbedaan penting bila kita berbicara tentang penimbunan
persediaan, yaitu sistem Pull dan sistem Push. Kedua sistem ini dapat
didefinisikan sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1) Sistem Tarik (Pull)
Adalah suatu sistem di mana operasi (produksi, pengadaan, pemindahan
material, distribusi, produk, dan sebagainya) terjadi sebagai respon atas tanda
atau isyarat yang diberikan oleh pemakai pada eselon yang lebih rendah dari
sistem (distribusi). Tujuan sistem ini adalah untuk membeli, menerima,
memindahkan, membuat dengan tepat apa yang dibutuhkan, dan agar tidak
terjadi penyimpanan atas item yang tidak dibutuhkan.
2) Sistem Dorong(Push)
Adalah suatu sistem dimana operasi-operasi di atas terjadi sebagai respon atas
jadwal yang telah dibuat sebelumnya tanpa harus mempertimbangkan status
nyata dari operasi tersebut. Tujuan seperti ini adalah untuk menjaga
konsistensi jadwal yang telah dibuat.
Walaupun sistem pull lebih tua namun, sampai saat ini masih tetap
diaplikasikan secara luas. Pusat distribusi meramalkan permintaan pada kawasan
geografi yang dilayani, menentukan kapan dan berapa banyak yang harus
memesan, dan meminta pengiriman dari gudang pusat pemasok sebagai layaknya
pemasok lepas. Pesanan dikeluarkan tanpa mempertimbangkan persediaan atau
kebutuhan pusat distribusi yang lain. Gudang pusat tidak akan menerima
informasi baik tentang tingkat persediaan maupun permintaan pada pusat
distribusi. Gudang pusat akan memperlakukan permintaan-permintaan dari pusat
distribusi seperti layaknya permintaan kustomer. Dari data-data permintaan inilah
nantinya gudang pusat akan menentukan rencana pengiriman maupun persediaan
pengamanan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Sistem Pull ini bisa dioperasikan secara manual dan tidak membutuhkan
banyak telekomunikasi karena pertukaran informasi dari gudang pusat ke pusat
distribusi memang tidak banyak. Namun pada sistem ini akan terjadi amplifikasi
permintaan kustomer pada pusat distribusi sebelum sampai pada gudang pusat.
Lebih dari itu, pusat-pusat distribusi biasanya memesan untuk kebutuhan beberapa
minggu sehingga cukup ekonomis dipandang dari biaya transportasi. Hal ini
mengakibatkan pada saat-saat tertentu tidak ada permintaan dari pusat distribusi
ke gudang pusat dan pada saat-saat yang lain mungkin permintaan dari beberapa
pusat distribusi akan datang sekaligus sehingga gudang pusat harus menyiapkan
persediaan pengamanan yang cukup besar dan tetap akan menghadapi
kemungkinan kekurangan stok.
Pada sistem Push, keputusan-keputusan pengiriman ditentukan pada
eselon yang lebih tinggi. Informasi yang berkaitan dengan permintaan dan tingkat
persediaan pada eselon yang lebih rendah harus seringkali dikirim ke eselon yang
lebih tinggi. Ini berarti bahwa keputusan pengiriman eselon yang lebih rendah
dibuat pada eselon yang lebih rendah. Lebih dari itu, pada sistem Push ini harus
dilakukan peramalan pada eselon yang lebih tinggi sehinggga kuantitas dan waktu
pengiriman bisa direncanakan pada suatu periode perencanaan tertentu.
Sistem Push ini layak digunakan bila transmisi dan pemrosesan data
dalam volume yang besar bisa dilakukan dengan relatif mudah. Perusahaanperusahaan yang memiliki ratusan pusat distribusi harus mengendalikan sistem
distribusinya dengan telekomunikasi dan sistem komputer.
Salah satu keunggulan sistem Push adalah pengurangan persediaan pada
gudang pusat karena MPS dan pengiriman bisa diselaraskan. Jumlah yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

direncanakan dikirim akan segera dikirim begitu proses produksinya selesai.
Sistem Push hanya akan memberikan keunggulan apabila perusahaan bisa
membuat produk berdasarkan ramalan permintaan yang akurat. Perusahaan yang
tidak bisa membuat ramalan permintaan yang akurat dan rasional tidak akan bisa
berharap lebih banyak untuk memperoleh kelebihan dari sistem Push
dibandingkan dengan sistem Pull. (Nasution, Arman Hakim, 2003, hal 466-468)

2.2 Distr ibusi Per sediaan
Persediaan merupakan semua barang dan bahan yang dipakai dalam proses
produksi dan distribusi perusahaan. Jadi distribusi persediaan adalah suatu
aktifitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proses produksi dan
distribusi perusahaan dari produsen hingga sampai ke konsumen untuk
memperoleh suatu keuntungan.
Distribusi sangatlah penting, sebab pada umumnya pemasok pabrikan, dan
pelanggan yang potensial tersebar luas secara geografis dengan meluasnya pasar,
tentunya akan diikuti dengan peningkatan volume produksi, maka biaya
pembelian atau biaya produksi akan berkurang, sehingga akan meningkatkan
keuntungan perusahaan untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan sistem
distribusi yang baik. Beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi adalah
saluran distribusi, jenis pasar yang akan dilayani, karakteristik produk, jenis
transportasi yang digunakan.
Distribusi persediaan adalah suatu aktifitas perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian proses produksi dan distribusi perusahaan dari produsen hingga
sampai ke konsumen untuk memperoleh suatu keuntungan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Distribusi persediaan sangatlah penting, sebab pada umumnya pemasok
pabrikan, dan pelanggan yang potensial tersebar luas secara geografis dengan
meluasnya pasar, tentunya akan diikuti dengan peningkatan volume produksi,
maka biaya pembelian atau biaya produksi akan berkurang, sehingga akan
meningkatkan keuntungan perusahaan untuk mendukung hal tersebut dibutuhkan
sistem distribusi yang baik.

2.2.1

Penyebab dan Fungsi Per sediaan
Persediaan merupakan suatu hal yang tak terhindarkan. Penyebab timbulnya

persediaan adalah sebagai berikut (Baroto,Teguh. Hal 52):
1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan.
2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian.
3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan
besar dari kenaikan harga di masa mendatang.
Beberapa fungsi persediaan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi independensi
2. Fungsi ekonomis
3. Fungsi antisipasi
4. Fungsi fleksibilitas
Persediaan mempunyai beberapa fungsi dalam memenuhi kebutuhan,
diantaranya adalah sebagai berikut (Sofyan Assauri, 1993, hal. 219) :
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan
yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dikembalikan.
3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga
dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus
produksi.
5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
6. Memberikan pelayanan (service) kepada langganan dengan sebaik-baiknya,
dimana keinginan langanan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau
memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut.
7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan
atau penjualannya.

2.2.2

J enis Per sediaan
Persediaan dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu:

a. Persediaan bahan baku (raw materials stock) yaitu persediaan dari barangbarang yang digunakan dalam proses produksi, dimana barang tersebut
diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari supplier yang
menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya.
b. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process)
yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap proses yang kemudian
diproses kembali menjadi barang jadi.
c. Persediaan barang-barang pembantu atau perlengkapan (supplier stock) yaitu
persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

membantu menghasilkan produk tetapi tidak merupakan bagian komponen
dari barang jadi.
d. Persediaan komponen produk (components stock) yaitu persediaan barangbarang yang terdiri dari komponen-komponen diterima dari perusahaan lain,
yang dapat secara langsung di-assembling dengan komponen lain, tanpa
melalui proses produksi sebelumnya
e. Persediaan barang jadi (finished good stock) yaitu persediaan barang-barang
yang telah selesai diproses dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau
perusahaan lain.

2.2.3

Biaya-biaya Dalam Sistem Per sediaan
Tujuan dari adanya pengaturan persediaan adalah untuk menentukan

bahan baku dan barang jadi pada jumlah yang tepat, waktu yang tepat, dan biaya
rendah, untuk itu ada empat parameter yang perlu diperhatikan :
1. Biaya Pembelian (purchasing cost)
Biaya pembelian adalah biaya yang keluarkan untuk membeli barang.
Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli dan
harga satuan. Biaya pembelian manjadi faktor penting ketika harga yang
tergantung pada ukuran pembelian. Situasi ini akan diistilahkan sebagai
quantity discount atau price break, dimana harga barang perunit akan turun
bila jumlah barang yang dibeli meningkat. Dalam kebanyakan teori
persediaan, komponen biaya pembelian ini tidak dimasukkan kedalam total
biaya sistem persediaan karena diasumsikan bahwa harga barang per unit
tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dibeli sehingga komponen biaya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

pembelian untuk periode waktu tertentu (misalnya 1tahun) konstan akan hal
ini tidak akan mempengaruhi jawaban optimal tentang berapa banyak barang
yang harus disimpan.
2. Biaya Pengadaan (procurement cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis sesuai asal usul barang, yaitu
biaya pemesanan (Ordering Cost) bila barang yang diperlukan diperlukan
diperoleh dari pihak luar (Supplier) dan biaya pembuatan (Setup Cost) bila
barang diperoleh dengan memproduksi sendiri.
3. Biaya Pemesanan (ordering cost)
Biaya

pemesanan

adalah

semua

pengeluaran

yang

timbul

untuk

mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya menentukan
pemasok (Supplier), pengetikan pesanan, pengiriman pesanan, biaya
pengangkutan, biaya pengiriman dan seterusnya. Biaya ini di asumsikan
konstan untuk setiap kali pesan.
4. Biaya Penyimpanan (holding cost/carrying cost)
Biaya penyimpanan yaitu semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan
barang atau biaya yang diperlukan untuk mengadakan dan memelihara
persediaan.

2.2.4

Ukuran Lot Dan Per sediaan Pengaman
Ukuran lot adalah jumlah minimum pesanan, yang didasarkan atas

ketentuan pemasok. Hal ini hanya sebagian yang benar karena sebetulnya ukuran
lot ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : (Indrajit, Eko & Djokopranoto,
Richardus, (2003), Grasindo- Jakarta. hal 246)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.

Ketentuan pemasok

2.

Perhitungan ekonomis (EOQ)

3.

Frekuensi pengiriman

4.

Ukuran kontainer pengiriman

5.

Total ukuran berat (tonase) atau volume (m3)
Dalam hal persediaan pengaman, perlu diperhatikan bahwa pengadaan

persediaan pengaman ini berbeda antara sistem distribusi satu tingkat atau tunggal
dengan sistem distribusi multitingkat. Dalam distribusi multitingkat, harus
dihindari adanya duplikasi penimbunan persediaan pengaman.
Teknik- teknik penentuan ukuran lot diantaranya adalah sebagai berikut:
1.

Economic Order Quantity ( EOQ ).

2.

Lot for Lot ( LFL ).

3.

Fixed Order Interval ( FOI)

4.

Period Order Quantity ( POQ ).

5.

Least Uni Cost.

6.

Least Total Cost.

7.

Part Period Balancing.

8.

Wagner Within Algoritma.

9.

Fixed Period Requirement.
Ukuran lot tidak didasarkan pada minimasi biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan, bila biaya penyimpanan tidak didefinisikan baik secara marginal
maupun incremental.
Bahwa untuk menetapkan biaya kehabisan persediaan adalah sangat sulit,
kalau tidak dapat dikatakan hampir tidak mungkin. Misalnya dalam suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

perusahaan manufaktur didapatkan situasi seperti berikut ini. Karena sering kali
harga komponen suku cadang tidak dijual secara individual, maka nilai nyata
dalam proses produksi sulit ditentukan. Apabila karena terjadi kehabisan
persediaan, lalu hal ini menyebabkan timbulnya kendala atau berhentinya suatu
proses produksi, maka nilai kerugiannya juga sangat sulit dihitung. Di samping itu
tidak realistis bila, biaya karena kehabisan persediaan sebanyak dua buah suku
cadang tertentu sama dengan dua kali biaya karena kehabisan persediaan
sebanyak dua buah suku cadang tertentu sama dengan dua kali biaya karena
kehabisan persediaan sebuah suku cadang bukan merupakan suatu konstanta. Oleh
karena itu ada pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu dengan menggunakan
konsep tingkat layanan (service level).
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Apabila suatu perusahaan
menetapkan layanan sebesar 95%, berarti perusahaan tersebut bersedia
menanggung kemungkinan kehabisan persediaan sebesar 5%, dan seterusnya.
Untuk itu, berapa jumlah persediaan pengaman yang diperlukan? Untuk
menghitungnya diperlukan data mengenai :
1. Berapa tingkat layanan yang dikehendaki ?
2. Berapa pemakaian rata-rata selama waktu pemesanan?
3. Berapa deviasi standar pemakain selama waktu pemesanan tersebut?
4. Berapa faktor pengaman untuk tiap-tiap tingkat layanan tersebut?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 2. 3. Formulasi Titik Reorder berdasarkan Distribusi Normal Standart
Titik Reorder

Tingkat Service Level

DL + 3,09α D L

99,90%

DL + 2,58α D L

99,50%

DL + 2,33α D L

99%

DL + 1,96α D L

97,50%

DL + 1,64α D L

95%

DL + 1,28α D L

90%

DL + 1,04α D L

85%

DL + 0,85α D L

80%

DL + 0,67α D L

75%

(Richard J. Tersine. 3rd, Elsevler Science Publishing Co., Jnc., 2008. hal. 214)
Tabel di atas menunjukkan hubungan antara tingkat pelayanan dengan
reorder point. Misal kita menggunakan tingkat pelayanan 95 %, maka untuk
menghitung safety stock kita menggunakan rumus reorder point DL + 1,64α D L ,
dan begitu seterusnya.
Perhitungan

untuk

mencari

persediaan

pengaman

dapat

dengan

menggunakan deviasi standar, atau dapat langsung dengan menggunakan MAD.
Perlu dicatat bahwa perhitungan persediaan pengaman dengan menggunakan
rumus standar deviasi ada kekurangan, yaitu perhitungan standar deviasi
menyangkut perhitungan perkalian, pangkat, akar, dan cukup rumit. Untuk lebih
mempermudah dalam perhitungan dapat digunakan rumus MAD (mean absolute
debviation). Formulasi MAD adalah :
Persediaan Pengaman = MAD X Faktor Pengaman

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Keterangan :
- MAD

= pemakain barang selama waktu pemesan.

- Faktor Pengaman

= faktor keaman yang dihitung untuk MAD, yang
besarnya

2.2.5

tergantung dari tingkat layanan.

Sistem Persediaan Demand Independent : Model Deterministik
Dalam sistem persediaan demand independent model deterministik terdiri

dari sistem economic order quantity (EOQ) single item dan economic order
quantity (EOQ) multi item.

2.2.5.1 Sistem Economic Order Quantity (EOQ) Single Item
Ukuran dari sebuah order yang meminimumkan total biaya persediaan
dikenai sebagai Economic Order Quantity (EOQ). Model persediaan klasik dari
EOQ dapat dilihat pada gambar 2.1., dimana Q adalah ukuran order.

Richard J. Tersine, 2004, 4 th, hal 93.
Gambar 2.4. Model Persediaan Klasik
Dimana :
Q

= Ukuran lot

Q/2

= Rata - rata persediaan

B

= Titik order kembali

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ac

= ce

= Interval antar order

ab

= cd

= ef

= lead time

Model persedian yang paling sederhana ini memakai asumsi-asumsi
sebagai berikut:
1.

Hanya satu item produk yang diperhitungkan.

2.

Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui.

3.

Produk yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia.

4.

Lead Time bersifat konstan.

5.

Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat
digunakan.

6.

Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan
(strorage).

7.

Tidak ada quantity discount.
Dengan tidak mengijinkan stock out, total biaya persediaan digambarkan

pada Gambar 2.2. dan formulasinya adalah:
Total Biaya Annual = B Pembelian + B Pemesahan + B Penyimpanan

TC(Q ) = RP +

CR HQ
+
Q
2

Dimana:
R

= Permintaaan tahunan dalam unit

P

= Biaya pembelian dari sebuah item

C

= Biaya pemesanan tiap kali pesan

H - PF

= Biaya penyimpanan per unit per tahun

Q

= Ukuran lot atau besarnya order dalam unit

F

= Fraksi biaya penyimpanan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Untuk mendapatkan ukuran lot dengan biaya minimum (EOQ), diturunkan
total biaya annual terhadap ukuran lot (Q) dan semakin mendekati hasil nol.

dTC H CR
= − 2 =0
dQ
2 Q
Sehingga didapat formulasi EOQ

Q* =

2CR
=
H

2CR
PF

Setelah EOQ diketahui, dapat ditentukan ekspektasi jumlah order m :
m=

R
=
Q*

HR
2C

Rata-rata tenggang waktu antar order T, formulasinya :

T=

1 Q*
=
=
m m

2C
HR

Titik pemesanan kembali (reorder point) didapatkan dengan menentukan
demand yang akan terjadi selama priode Lead Time. Jika Lead Time L dinyatakan
dalam bulan, formulasi titik order :
B=

RL
12

Jika Lead Time dinyatakan dalam minggu, formulasinya :
B=

RL
52

Total biaya minimum didapatkan dengan mens

Dokumen yang terkait

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Dengan Menggunakan Distribution Requirement Planning (DRP) di PT. Tirta Sibayakindo

18 161 124

Perencanaan Penjadwalan Distribusi Produk dengan Metode Distribution Requirement Planning (DRP) di Perusahaan Multi Jaya.

3 20 20

PERENCANAAN PEMESANAN DAN PENJADWALAN AKTIVITAS DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) DI PT. INDRAMUKTI SEGARA.

2 3 126

PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK PAVING DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di UD. DUA SAUDARA - Surabaya.

6 13 101

PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. Mitra Mandiri Perkasa – Sidoarjo).

1 6 100

PERENCANAAN DAN PENJADWALAN DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. Tjakrindo Mas – Gresik).

1 3 135

PERENCANAAN AKTIVITAS DISTRIBUSI PRODUK PAVING DAN CANSTIN DENGAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT SENTRA USAHA PRIMA-MOJOSARI).

7 30 113

PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK PAVING DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di UD. “DUA SAUDARA” – Surabaya)

0 1 19

PERENCANAAN DISTRIBUSI PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. Mitra Mandiri Perkasa – Sidoarjo)

1 3 17

PERENCANAAN AKTIVITAS DISTRIBUSI PRODUK UDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISTRIBUTION REQUIREMENT PLANNING (DRP) (Studi Kasus Di PT. ANGGARA CIPTA CITRA - SIDOARJO)

0 0 14