EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN PERMAKANAN BAGI LANJUT USIA SANGAT MISKIN DAN LANJUT USIA TERLANTAR ( Studi Kasus Di Karang Werdha Kelurahan Gunung Anyar Tambak Kota Surabaya ).
EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN PERMAKANAN
BAGI LANJ UT USIA SANGAT MISKIN
DAN LANJ UT USIA TERLANTAR
( Studi Kasus Di Karang Wer dha Kelur ahan Gunung Anyar Tambak Kota Surabaya )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyar atan Memper oleh Gelar Sarjana
Ilmu Administr asi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Disusun Oleh :
DEDDY CAHYO SATRIO PERDANA
NPM. 0941010022
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN PERMAKANAN
BAGI LANJ UT USIA SANGAT MISKIN
DAN LANJ UT USIA TERLANTAR
(Studi Kasus Di Karang Werdha Kelurahan Gunung Anyar Tambak
Kota Surabaya )
Disusun Oleh :
DEDDY CAHYO SATRIO PERDANA
NPM : 0941010022
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui :
Pembimbing,
Tukiman, S.Sos, M.Si
NIP. 196103231989031001
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasionl ”Veteran” J awa Timur
Dra.Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN PERMAKANAN
BAGI LANJ UT USIA SANGAT MISKIN
DAN LANJ UT USIA TERLANTAR
(Studi Kasus Di Karang Werdha Kelurahan Gunung Anyar Tambak
Kota Surabaya )
Disusun Oleh :
DEDDY CAHYO SATRIO PERDANA
NPM : 0941010022
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 21 J uli 2014
Dosen Pembimbing,
Tim Penguji :
1. Ketua,
Tukiman, S.Sos, M.Si
Dr. Lukman Arif, M.Si
NIP.196103231989031001
NIP.196411021994031001
2. Sekretaris,
Tukiman, S.Sos, M.Si
NIP.196103231989031001
3. Anggota,
Dra. Sri Wibawani, M.Si
NIP. 196704061994032001
Mengetahui :
DEKAN
Dra.Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
berkat dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Evaluasi Pr ogram Pemberian Per makanan Bagi Lanjut Usia Sangat Miskin
Dan Lanjut Usia Terlantar (Studi Kasus Di Karang Werdha Kelurahan Gunung
Anyar Tambak Kota Sur abaya)”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum program
studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTtimur.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak telah
mendapat bantuan, kerjasama dan sumbangan pemikiran, dan penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada Bapak Tukiman ,
S.Sos., M.Si sebagai dosen pembimbing utama. Tak lupa juga penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan sehingga
penyusunan skripsi ini diantaranya :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Lukman Arif, MSi, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Ibu Dra. Susi Harjati, M.Ap, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Yoyon selaku Pengurus Kepala Karang Werdha Kelurahan Gunung Anyar
Tambak Kota Surabaya.
5. Doa restu Ayah dan Ibu yang selalu memberikan motivasi dan arahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman – temanku yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dan semua
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 2009 Progdi Ilmu
Administrasi Negara, banyak terima kasih atas bantuannya.
7. Wanita yang selalu memotivasi dalam rasa malasku, My love Christina Loreta
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu ktitik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata
semoga dengan skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan khususnya bagi
penulis dan bagi Fakultas pada umunya serta para pembaca.
Surabaya, Juli 2014
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................
1
1.1. Latar Belakang ......................................................................
1
1.2. Perumusan masalah................................................................ 11
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 11
1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................. 11
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA ..................................................................... 13
2.1
Penelitian terdahulu ............................................................... 13
2.2
Landasan Teori ...................................................................... 16
2.2.1
Kebijakan Publik ............................................................... 16
2.2.1.1
Pengertian Kebijakan Publik ....................................... 16
2.2.1.2
Tahap-Tahap Kebijakan Publik ................................... 18
2.2.1.3
Sifat Kebijakan Publik ................................................ 20
2.2.2
Definisi Evaluasi Kebijakan Publik ................................... 21
2.2.2.1
Konsep Evaluasi Kebijakan Publik ............................. 21
2.2.2.2
Pendekatan Dalam Evaluasi Kebijakan Publik ............ 25
2.2.2.3
Tipe Evaluasi Kebijakan Publik .................................. 28
2.2.2.4
Kriteria Evaluasi Kebijakan Publik ............................. 30
2.2.3
Definisi Makanan ............................................................... 33
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3.1
Peranan Makanan ...................................................... 34
2.2.3.2
Pengertian Permakanan............................................... 35
2.2.4
Pengertian Lansia ............................................................... 35
2.2.4.1
Golongan Lansia......................................................... 36
2.2.4.2
Tipe Lansia ................................................................. 36
2.2.4.3
Hak dan Kewajiban Lansia ......................................... 37
2.5
Kerangkah Berfikir ............................................................ 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 40
3.1
Jenis Penelitian ..................................................................... 40
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 40
3.3
Fokus Penelitian .................................................................... 41
3.4
Sumber Data
3.5
Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 48
3.6
Teknik Analisa Data .............................................................. 50
..................................................................... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................
4.1
4.1.1
52
Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................... 52
Gambaran Umum Kelurahan Gunung Anyar
Tambak.................................................................................. 52
4.1.1.1 Komposisi Kependudukan..................................................... 62
4.1.2
Sejarah Kelahiran dan Tumbuh Kembang Karang
Werdha.................................................................................... 65
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.1.2.1 Visi dan Misi Karang Werdha Kelurahan Gunung
Anyar Tambak....................................................................... 66
4.2
Hasil Penelitian...................................................................... 73
4.3
Evaluasi Program Pemberian Permakanan Bagi
Lanjut Usia Sangat Miskin dan Lanjut Usia
Terlantar di Karang Werdha Kelurahan Gunung
Anyar Tambak...................................................................... 78
4.4
Pembahasan........................................................................... 86
BAB V PENUTUP............................................................................................. 93
5.1
Kesimpulan............................................................................ 93
5.2
Saran....................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRAKSI
DEDDY CAHYO SATRIO PERDANA, EVALUASI PROGRAM
PEMBERIAN PERMAKANAN BAGI LANJUT USIA SANGAT MISKIN DAN
LANJUT USIA TERLANTAR (STUDI KASUS DI KARANG WERDHA
KELURAHAN GUNUNG ANYAR TAMBAK KOTA SURABAYA)
Program pemberian permakanan merupakan salah satu wujud dari upaya
Pemerintah Kota Surabaya dalam pemenuhan kebutuhan dasar permakanan bagi
lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar. Program pemberian
permakanan hanya diselenggarakan di Kota Surabaya. Di Kota Surabaya program
pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar
telah dilaksanakan sejak tahun 2012.Salah satu wilayah yang melaksanakan
program pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia
terlantar adalah kelurahan Gunung Anyar Tambak Kota Surabaya. Pelaksanaan
program ini di awali dengan survey yang dilakukan Dinas Sosial untuk
menentukan lokasi. Setelah itu membentuk pengurus Karang Werdha sebagai
wadah untuk menampung kegiatan para lanjut usia. Selama ini penerima bantuan
telah mengikuti beberapa kegiatan yaitu senam bugar lansia, rekreasi dan
pemeriksaan kesehatan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan
untuk menggambarkan dan menjelaskan mengenai evaluasi hasil dari program
pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar.
Adapun subjek penelitian ini yaitu pelaksana yang terdiri dari staf Dinas Sosial,
Lurah, dan Pengurus Karang Werdha di Kelurahan Gunung anyar Tambak, serta
lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar sebagai penerima bantuan
program. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa dokumentasi,
observasi serta wawancara. Analisis data yang dilakukan dengan pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitiaan adalah : 1. Standar permakanan yang diberikan telah
efektif untuk unsur nasi,sayur,lauk dan buah. Tetapi porsi makanan dan kualitas
lauk,sayur dan buah belum efektif dan belum efisien dalam penyusunan menu
makanan. 2.Besaran Satuan permakanan sudah efektif dan efisien karena
Frekuensi pemberian permakanan sudah sesuai program permakanan yang
diberikan sebanyak satu kali per orang dengan harga Rp. 10.000,. Tetapi belum
dapat memberikan perlindungan dan pemeliharaan taraf kesejahteraan lanjut usia
sangat miskin dan lanjut usia terlantar karena kebutuhan lanjut usia adalah dua
kali makan dalam sehari sesuai standar yang ditetapkan oleh Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi LIPI. 3.Prosedur Penyelenggaran Permakanan sudah
berjalan dengan lancar dan efektif sesuai dengan pedomanan penyelenggaran
pemberian permakanan dan sudah efisien dalam pengelolahan permakanan yang
bekerja sama dengan pihak luar yaitu 2 katering secara bergiliran.
Kata Kunci : Evaluasi Kebijakan Publik, Program Pemberian Permakanan Bagi
Lanjut Usia Sangat Miskin dan Lanjut Usia Terlantar.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kunci keberhasilan kebijakan publik tergantung pada kinerja fungsi
manajemen yang ditentukan dari sinkronisasi dan sinergi elemennya.
Terdapat empat tahapan elemen fungsi manajemen yaitu penyusunan,
rencana kebijakan, penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan. Keempat tahapan tersebut merupakan bagian
yang saling terkait, saling melengkapi dan masing-masing memberi umpan
balik serta masukan kepada tahapan kebijakan yang lain, diantaranya adalah
jaminan sosial.
Undang-Undang
menyebutkan
Dasar
1945
dalam
Pasal
28
huruf
h
bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia juga menegaskan bahwa Pemerintah
berkewajiban memberikan pelayanan dan perlindungan sosial bagi lanjut
usia agar mereka dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang
wajar.
Mewujudkan
dan
memelihara
taraf kesejahteraan dapat pula
diartikan sebagai upaya untuk memperpanjang usia harapan hidup,
penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia agar dapat menikmati
taraf hidup yang wajar.
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
Alasan lain mengapa pada tahun 2020 ada kecenderungan jumlah
penduduk Lansia yang tinggal di perkotaan menjadi lebih banyak karena para
remaja yang saat ini sudah banyak mengarah menuju kota, mereka itu
nantinya sudah tidak tertarik kembali ke desa lagi, karena saudara, keluarga
dan bahkan teman-teman tidak banyak lagi yang berada di desa. Sumber
penghidupan dari pertanian sudah kurang menarik lagi bagi mereka, hal ini
juga karena pada umumnya penduduk desa yang pergi mencari penghidupan
di kota dan akhirnya menetap menjadi masyarakat kota, pada umumnya tidak
mempunyai lahan pertanian untuk digarap sebagai sumber penghidupan
keluarganya. Karena mereka sudah lama tinggal di kota kebanyakan mereka
menetap sampai usia tua. Dan seiring dengan itu banyak kita jumpai
paralansia-lansia yang terlantar dalam hidupnya dan tidak mempunyai
kesejahteraan dalam usia tuanya. Banyak sebab yang menjadikan
kesenjangan dalam hidup lansia itu karena tidak mempunyai keluarga atau
sanak family yang dekat dengan mereka dan mengurus mereka pada waktu
lansia tersebut.
Pemerintah Kota Surabaya bersama Dinas Sosial Kota Surabaya
membuat kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
para lanjut usia di Surabaya melalui Program Pemberian Permakanan Bagi
Lanjut Usia Sangat Miskin Dan Lanjut Usia Terlantar yang pelaksanaannya
berpedoman pada Peraturan Walikota Surabaya No 15 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pemberian Permakanan Bagi Lanjut Usia Sangat
Miskin Dan Lanjut Usia Terlantar. Tujuan dari program pemberian
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar adalah
untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa permakanan bagi lanjut usia sangat
miskin dan lanjut usia terlantar. Hal menarik dari program pemberian
permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar ini
merupakan satu-satunya program di Indonesia yang hanya ada di Surabaya.
Pemerintah Kota Surabaya bersama Dinas Sosial Kota Surabaya memberikan
pelayanan terhadap PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial)
dengan memberikan permakanan dari kelompok PMKS (Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial) Lansia Terlantar dan Sangat Miskin warga
Surabaya dimana data PMKS diperoleh dari data base Dinas Sosial dan
BAPEMAS Kota Surabaya.
Dalam pelaksanannya melibatkan karang werda di kelurahan seSurabaya dengan dipandu oleh TKSK (Tenaga Kerja Sukarela Kecamatan)
tiap-tiap Kecamatan se-Surabaya.Pelaksanaan permakanan lansia terlantar
dan sangat miskin dilaksanakan mulai pada bulan November 2012.
Sejalan dengan perkembangan masalah dan kebutuhan lanjut usia
dipandang perlu adanya suatu upaya yang dapat memberikan perlindungan
bagi mereka untuk dapat mewujudkan dan memelihara taraf kesejahteraan
sosialnya.
Sebagai upaya
penduduk lanjut usia,
perlindungan
Pemerintah
dan jaminan kesejahteraan bagi
Kota
Surabaya
mengembangkan
program pemberian permakanan untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa
permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar. Guna
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
menjamin efektivitas pelaksanaan operasional dan tertib administrasi
penyelenggaraan pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan
lanjut usia terlantar, perlu ditetapkan Pedoman Penyelenggaraan Pemberian
Permakanan bagi Lanjut Usia Sangat Miskin dan Lanjut Usia Terlantar.
Penduduk Lanjut Usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60
(enam puluh) tahun keatas.
Penduduk Lanjut Usia Sangat Miskin adalah penduduk yang telah
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas yang tergolong sangat miskin
dan tercatat dalam Database Keluarga Miskin yang dimiliki oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat
dan
Keluarga
Berencana
Kota Surabaya
dan/atau berdasarkan hasil temuan/verifikasi Lurah dan Camat di lapangan
sesuai dengan kriteria lanjut usia sangat miskin yang ditentukan oleh
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya.
Penduduk
Lanjut
Usia
Terlantar adalah penduduk
yang telah
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas, tidak mempunyai bekal
hidup, pekerjaan, penghasilan bahkan tidak mempunyai sanak saudara yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak dan tercatat dalam
Database Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang dimiliki oleh
Dinas Sosial Kota Surabaya dan/atau berdasarkan hasil temuan/verifikasi
Lurah dan Camat di lapangan sesuai dengan kriteria lanjut usia terlantar
yang ditentukan oleh Dinas Sosial Kota Surabaya.
Permakanan adalah makanan yang diberikan kepada lanjut usia
sangat miskin dan lanjut usia terlantar sebanyak 1 (satu) kali dalam sehari.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
Harga satu paket pemberian permakanan senilai Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu
rupiah) per orang per hari.
Penduduk Surabaya pada Januari 2013 sekitar 1.986 orang lansia
miskin dan terlantar ada sekitar 10% dari penduduk di Surabaya, sehingga
pemerintah Kota Surabaya membentuk Karang Werdha sebagai wadah untuk
menampung kegiatan para lanjut usia, sedangkan yang melaksanakan
pemberian permakanan bagi lanjut usia adalah Kader Karang Werdha.
Beberapa hal yang menjadi perhatian dan prioritas pemerintah Kota
Surabaya untuk Karang Werdha atau lanjut usia di Surabaya salah satunya
adalah program pemberian makanan setiap hari kepada lansia yang diberikan
kepada Karang werdha di tingkat Kelurahan untuk di distribusikan kepada
para lansia miskin dan terlantar di Surabaya.
Kondisi Karang werdha yang sampai saat ini eksistensinya masih
belum beroperasi sebagai mana mestinya karena dalam program pemberian
permakanan ini pihak Karang Wedha melibatkan jasa catering untuk
membantu pelaksanaan program pemberian permakanan bagi lansia tersebut.
Untuk Kelurahan Gunung Anyar Tambak penerima permakanan
untuk lansia terlantar dan sangat miskin berjumlah 32 orang dan besaran
rupiah permakanan kota Surabaya sebesar Rp. 10.000,- perhari. Untuk
konteks ini pihak lansia merasakan dibantu oleh pemerintah guna
mensejahterahkan hidupnya yang berguna, berkualiatas dan mandiri di usia
tuanya. Namun dari hasil tersebut berdasarkan observasi yang dilakukan
pada 1 Mei 2014 banyak para lansia yang mesarakan akan kurangnya jatah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
bantuan permakanan tersebut sebab dalam jumlah rupiah pemerintah hanya
memberikan uang makan sebesar Rp 10.000,00,- padahal lansia sendiri setiap
harinya memerlukan makan minimal 2x sehari untuk menunjang kesehatan
gizi pada tubuhnya. (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi LIPI, 1989).
Makanan sehat adalah mengenai cara memilih makanan yang
seimbang, dan merasakan yang terbaik secara fisik serta mental bagi diri
lansia (Arisman,dkk, 2004). Syarat makanan sehat untuk lansia adalah :
1.
Mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan yang terdiri
dari zat tenaga, zat pembangu, zat pengatur.
2.
Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh lansia adalah 50% dari
hidrat orang, yang merupakan hidrat orang yang komplek (sayuran,
kacang-kacangan, dan biji-bijian).
3.
Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yaitu 25-30% dari total kalori.
4.
Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan lansia yaitu 810% dari total kalori (Nugroho, 2000).
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi LIPI, 1989 untuk pola
makanan sehat bagi lanjut usia yaitu kalori 2100, protein 85 gram,
karbohidrat 325 gram, lemak 40 gram.
1.
Pagi : 1 gelas susu + gula, roti isi telur (1 butir telur), 1 potong buah (100
gram) dan selanjutnya pemberian 1 gelas sari buah ditambah kue pada
jam 10.00 WIB.
2.
Siang : 10 sendok makan nasi (200 gram) 1 potong besar ikan / daging /
ayam (100 gram), 1 mangkuk sayur (100 gram), 1 potong buah (100
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
gram) dan selanjutnya pemberian 1 gelas bubur kacang hijau (50 gram
kacang hijau + air santan sekucupnya) pada jam 16.00 WIB.
3.
Malam : 10 sendok makan nasi (700 gram), 1 potong / ikan / daging / dan
selanjutnya pemberian satu gelas susu menjelang tidur (Arisman, 2004).
Menu adalah susunan hidangan yang disediakan pada waktu makan.
Makanan sehat untuk lansia adalah memilih makanan seimbang dan
merasakan teknik secara fisik serta mental bagi diri lansia atau susunan
hidangan yang mengandung cukup unsur gizi yang dibutuhkan lanjut usia
(Notoadmodjo, 2003).
Berdasarkan hasil observasi di Kelurahan Gunung Anyar Tambak
penerima permakanan untuk lansia terlantar 31 orang dan sangat miskin 1
orang berjumlah 32 orang lanjut usia yang merupakan Kelurahan paling
sedikit jumlah lanjut usia sangat miskin dibandingkan dengan kelurahankelurahan lain di Kota Surabaya dan besaran rupiah yang diterima dari
program permakanan kota Surabaya sebesar Rp. 10.000,- perhari.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
Tabel 1.1
J umlah penerima manfaat program pemberian per makanan bagi lanjut usia
sangat miskin dan lanjut usia terlantar di Kota Surabaya
Kelurahan
Kategori Lanjut Usia
Sangat Miskin
Ter lantar
22
17
Kelurahan
Mojo
Kelurahan
6
Barata
Kelurahan Pucang
19
Sewu
Kelurahan
29
Gubeng
Kelurahan
1
Gunung Anyar
Tambak
Kelurahan
20
Kertajaya
Sumber : Arsip Dinas Sosial Kota Surabaya 2013
Total
39
30
36
1
20
30
59
31
32
5
25
Dalam Undang-Undang nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia pemerintah memberikan dorongan untuk memperdayakan dan
meningkatkan kesejahteraan lanjut usia. Upaya pemenuhan kebutuhan lanjut
usia yang dapat dilakukan untuk menjamin tercapainya kesejahteraan lanjut
usia, meliputi : Pemenuhan Kebutuh Fisik ( Pangan, Sandang, Papan ). Dalam
pemenuhan kebutuhan Pangan, Sandang, Papan bagi lanjut usia disesuaikan
dengan keadaan lanjut usia yaitu kesehatan, kemudahan, keamanan dan
kenyamanan.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia, meliputi:
a.
Pelayanan
keagamaan
dan
mental
spiritual,
antara
lain
adalahpembangunan sarana ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
lanjut usia.
b.
Pelayanan
kesehatan
penyembuhan
dilaksanakan
(kuratif),
melalui
diperluas
pada
peningkatan
bidang
upaya
pelayanan
geriatrik/gerontologik.
c.
Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam
melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus.
d.
Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini
pelayanan administrasi pemberintahan, adalah untuk memperoleh Kartu
Tanda Penduduk seumur hidup, memperoleh pelayanan kesehatan pada
sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya
untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak,
pembelian tiket untuk tempat rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus,
penyediaan
loket
khusus,
penyediaan
kartu
wisata
khusus,
mendahulukan para lanjut usia. Selain itu juga diatur dalam penyediaan
aksesibilitas lanjut usia pada bangunan umum, jalan umum, pertamanan
dan tempat rekreasi, angkutan umum. Ketentuan mengenai pemberian
kemudahan dalam melakukan perjalanan diatur lebih lanjut oleh Menteri
sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui
Program Pemberian Permakanan Bagi Lanjut Usia Sangat Miskin Dan Lanjut
Usia Terlantar tersebut, buakanlah suatu hal yang berarti tanpa adanya
keberlanjutan yang pasti. Hal ini mengingatkan bahwa suatu kebijakan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
bukanlah sesuatu yang berarti jika kebijakan tersebut hanya berhenti pada
tahap pembuatan (formulasi) kebijakan tanpa adanya keberlanjutan dalam
upaya pelaksanaan kebijakan. Artinya bahwa kebijakan tersebut hanya
sekedar ada tanpa adanya upaya untuk melaksanakan kebijakan tersebut.
Pada dasarnya rencana adalah 20% dari keberhasilan, implementasi adalah
60% sisanya, dan 20% sisanya adalah bagaimana kita mengendalikan
implementasi (Nugroho ; 2012:681).
Penduduk
yang
telah
lanjut
usia
merupakan
unsur
dari
masyarakat yang memiliki resiko tinggi mendapatkan masalah kesehatan
baik fisik, mental dan sosial. Penduduk lanjut usia pada umumnya akan
mengalami penurunan kemampuan seperti penurunan kemampuan fisik,
emosional, mobilitas, berinteraksi sosial, tingkat kesehatan dan lain-lain.
Sehingga tidak semua lanjut usia dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara layak dan hidupnya bergantung pada bantuan keluarga atau orang
lain.
Karang Werdha adalah wadah untuk menampung kegiatan para lanjut
usia. Kader Karang Werdha adalah unsur dari Karang Werdha yang
melaksanakan pemberian permakanan bagi lanjut usia. Berdasarkan hal
tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
gambaran “Evaluasi Program Pemberian Permakanan Lanjut Usia Sangat
Miskin dan Lanjut Usia Terlantar Kelurahan Gunung Anyar Tambak di Kota
Surabaya”.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan observasi di lapangan dan latar belakang masalah yang
telah diuraikan diatas, maka dapat diasumsikan banyaknya para lanjut usia
sangat miskin dan terlantar di perkotaan Surabaya yang masih banyak yang
berkomentar atau mengeluh tentang kurangnya pemberian jatah makanan
yang diberikan pihak pemerintah melalui Dinas Sosial yang di tangani oleh
kader Karang Werdha. Maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut : “ Bagaimana Evaluasi Program Pemberian Permakanan
bagi Lanjut Usia Sangat Miskin dan Lanjut Usia Terlantar di Kota Surabaya
Kelurahan Gunung Anyar Tambak sudah merasakan tercukupi atas jatah
pemberian makanan dalam hidupnya yang diperoleh dari program pemberian
permakanan bagi lansia di kota Surabaya?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : “
Untuk mengevaluasi apakah para lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia
terlantar diKelurahan Gunung Anyar Tambak sudah merasakan tercukupi
atas jatah pemberian makanan yang diperoleh dari program pemberian
permakanan dari Pemerintah Kota Surabaya”.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi Dinas Sosial Kota Surabaya dan
Karang Werdha Kelurahan
Gunung Anyar Tambak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat meberikan sumbangan
pemikiran dan saran bagi Dinas Sosial Kota Surabaya dan
Karang
Werdha Kelurahan Gunung Anyar Tambak, sebagai bahan pertimbangan
dalam merealisasikan program pemberian permakanan bagi lansia.
2. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sebagai bahan studi perbandingan bagi mahasiswa yang mengkaji
mengenai
topik
Evaluasi
Program
Penyelenggaraan
Pemberian
Permakanan Lanjut Usia Kelurahan Gunung Anyar Tambak di Kota
Surabaya serta sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lainnya.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan manfaat bagi penulis
dalam mengkaji pengetahuan atau teori yang diperoleh dibangku
perkuliahan program studi Ilmu Administrasi Negara serta untuk belajar
dalam menganalisis kebutuhan serta kelayakan program pemerintah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan
penelitian ini, yaitu:
1. Rinda Wahyuni, Vani, Vol 3 No. 2 (2012). Universitas Negeri Surabaya
dalam penelitiannya yang berjudul “KESEHATAN, KESEJAHTERAAN
SOSIAL DAN PEANGGULANAGAN BENCANA, KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA SEJAHTERAH BAGI LANJUT USIA.” Tujuan
diadakannya penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis
pelayanan pembanguanan kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia di RW
VI Kelurahan PohkecikKecamatan Dlanggu Kota Mojokerto. Dalam
penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pelayanan pembangunan kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia
dapat dilihat dari beberapa indikator antaralain: a. Tangibles (penampakan
fisik) menunjukan bahwa sudah mampu menciptakan kenyamanan bagi
para lansia, b. Reliability (kemampuan) yang dimiliki penyedia layanan
juga menunjukkan sudah cukup bagus, c. Responsiveness (daya tanggap)
yang ditunjukkan penyedia layanan juga cukup baik, d. Assurance
(kesopanan dan keramahan) sudah sangat baik, e. Empathy (perhatian)
dimana pedulian yang sangat besar telah diberikan kepada lanjut usia.
13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
2. Hilda, Fauzia Akmal, Vol 9 No. 1, Februari 2012, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan dalam penelitiannya yang berjudul “PERBEDAAN ASUPAN
ENERGI, PROTEIN, AKTIFITAS FISIK DAN STATUS GIZI ANTARA
LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI
SENAM BUGAR LANSIA.” Tujuan diadakannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui senam bugar lansia merupakan bentuk olahraga yang
gerakannya mudah diikuti oleh lansia untuk meningkatkan status
kesehatan dan kebugaran jasmani. Dan menganalisis perbedaan asupan
energi, protein, aktivitas fisik dan status gizi antara lansia yang mengukuti
dan tidak mengikuti senam bugar lansia. Medode penelitian ini melakukan
pendekatan cross sectional. Subyek adalah 30 lansia rawat jalan di Di
Instalasi Geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang yang telah memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi, dibagi secara merata menjadi 2 kelompok,
yaitu lansia yang mengikuti dan tidak mengukiti senam bugar lansia,
Analisis data menggunakan uji Independent T Test dan Mann Whitney U
dengan program SPSS for windows versi 17.0. Dari hasil tersebut terdapat
perbedaan bermakna pada aktivitas fisik ( p=0,045) dan status gizi
(p=0,004) kedua kelompok subyek. Namun, tidak terdapat perbedaan
bermakna pada asupan energi (p=0,2378) dan protein (p=0,110). Dari
kesimpulan penelitian ini adalah Aktivitas fisik dan status gizi pada
kelompok yang mengikuti dan tidak mengikuti senam bugar lansia berdeda
secara bermakna, Namun asupan energi dan protein antara kedua
kelompok subyek tidak berbeda.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
3. Juniardi, Frans, 2011., Universitas Sumatera Utara dalam penelitiannya
yang
berjudul
“FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
RENDAHNYA KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI
PUSKESMAS
BATANG
KABUPATEN DAIRI.”
BERUH
KECAMATAN
SIDIKALANG
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor apa yang mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia ke
posyandu lansia di Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang
Kabupaten Dairi. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ada
beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kunjungan lansia ke
posyandu lansia. Faktor-faktor tersebut yaitu pengetahuan lansia, jarak
rumah dengan lokasi posyandu, sarana dan prasarana yang kurang
memadai, kurangnya informasi tentang posyandu lansia, ekonomi dan
penghasilan, kurangnya dukungan keluarga, sikap dan perilaku lansia yang
tertutup, dan adanya fasilitas lain yang diberikan pemerintah.
Penelitian yang dilakukan saat ini mempunyai perbedaan dengan
penelitian yang terdahulu. Perbedaannya yaitu terletak pada obyek penelitian
yang berbeda, serta adanya perbedaan waktu dan tempat penelitian.
Kemudian penelitian sekarang mengambil judul “ Evaluasi Program
Pemberian Permakanan Lanjut Usia sangat miskin dan Lanjut Usia terlantar
di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Kota Surabaya “
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.2 Landasan Teori
Didalam cara berfikir secara ilmiah, teori sangat dibutuhkan sekali
sebagai tolak ukur berfikir maupun bertindak karena teori merupakan suatu
kebenaran yang sudah dibuktikan kebenarannya, walaupun mempunyai
keterbatasan waktu dan tempat. Adapun tujuan landasan teori adalah untuk
memberikan suaty landasan berpikir pada penulis dalam usaha untuk mencari
kebenaran yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, dimana
hasilnya belum mampu digunakan pegangan dalam hubungannya dengan
masalah yang dihadapi. Untuk itulah dalam bab ini penulis ketegahkan teoriteori yang berhubungan dengan masalah-maslah sebagai berikut :
2.2.1 Kebijakan Publik
2.2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, masyarakat sebagai
kelompok sosial dalam suatu negara memerlukan adanya sebuah interaksi
antara pemimpin dengan kelompok masyarakatnya. Interaksi antara
kelompok masyarakat dengan pemimpin suatu negara harus berlandaskan
atas kemakmuran masyarakat dan cita-cita bangsa negara . Pemerintah dan
masyarakat memiliki peran masing-masing dalam mewujudkan tujuan dari
terbentuknya suatu negara.
Peran pemerintah dalam mewujudkan cita-cita bangsa negara yaitu
dengan memberikan dan merumuskan suatu peraturan-peraturan yang
nantinya akan diimplementasikan pada kehidupan masyarakat, hal ini
bertujuan untuk memberikan makna perubahaan bagi kehidupan sehingga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
lebih tertata dan terarah. Aturan yang diberikan pemerintah untuk
masyarakat, tentunya akan membawa dampak positif maupun negatif.
Positif hal ini bermakna perubahan, dan negatif dalam hal ini membawa
sebuah pertentangan yang berisikan tidak setujunya sebagian masyarakat
terhadap suatu aturan yang dikeluarkan pemerintah.
Aturan-aturan yang diberikan pemerintah, tentunya beriisikan
sebuah kebijakan yang terlebih dahulu di rumuskan, dan nantinya dapat di
implementasikan pada masyarakat atau publik, sehingga harapan akan
tujuan dari kebijakan tersebut dapat terlaksana.
Konsep kebijakan publik menurut Eston dalam Tangkilisan (2003 :
1) yaitu pengalokasian nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang
keberadaanya mengikat. Sehingga cukup pemerintah yang dapat
melakukan suatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut
merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang
merupakan bentuk dari pengalokasian nilai kepada masyarakat.
Menurut Fredericson dan Hart dalam Tangkilisan (2003 : 19)
mengatakan, kebijakan adalah “ suatu tindakan yang mengarah pada
tujuan yang diusulkan oleh seorang, kelompok, atau pemerintah dalam
lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan
tertentu sambil mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau
mewujudkan sasaran yang diinginkan.
Menurut Leaster dan Stewart dalam Winarno (2004 : 29)
mengatakan, kebijakan publik adalah “proses atau serangkaian keputusan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
atau aktivitas pemerintah yang didesain untuk mengatasi masalah publik ,
apakah hal itu riil ataukah masih direncanakan .
Menurut James Anderson dalam Agustino (1984:3) kebijakan
publik adalah serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud/ tujuan
tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok
aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang
diperhatikan.
Sedangkan menurut Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt dalam
Agustino (1973:265), kebijakan publik adalah sebagai keputusan tetap
yang dicirikan dengan konsisten dan pengulangan tingkahlaku dari mereka
yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa
kebijakan publik adalah suatu aktivitas pemerintah yang merupakan
keputusan pemerintah untuk memecahkan suatu permasalahan publik baik
secara langsung maupun lembaga yang berpengaruh pada kehidupan
masyarakat.
2.2.1.2 Tahap – Tahap Kebijakan Publik
Menurut Dunn dalam Tangkilisan (2003 : 8 ) tahap-tahap kebijakan
dibagi menjadi :
1. Penetapan agenda kebijakan (agenda setting )
Tahap pertama penetapan agenda kebijakan adalah menentukan
masalah publik yang akan dipecahkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
2. Formulasi kebijakan (policy setting )
Mengidentifikasikan kemungkinan kebijakan yang dapat digunakan
melalui prosedur forcasting untuk memecahkan masalah yang
didalamnya terkandung konsekuensi dari setiap pilihan kebijakan yang
akan dipilih
3. Adopsi kebijakan (policy adoption)
Tahap adopsi kebijakan merupakan tahap untuk menentukan pilihan
kebijakan melalui dukungan para stakeholders atau pelaku yang
terlibat.
4. Isi Kebijakan (policy Implementation)
Implementasi berkaitan denganberbagai kegiatan yangdiarahkan untuk
merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksecutif mengatur
cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan
kebijakan yang telah diseleksi.
5. Evaluasi kebijakan (policy assesment)
Tahap akhir dari proses pembuatan kebijakan adalah penilaian
terhadap kebijakan yang telah diambil dan dilakukan. Dalam penelitian
ini semua proses implementasi dinilai apakah telah sesuai dengan yang
telah ditentukan atau direncanakan dalam program kebijakan tersebut
sesuai dengan ukuran-ukuran (kriteria-kriteria) yang telah ditentukan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
2.2.1.3 Sifat Kebijakan Publik
Menurut Agustino (2006 : 9 ) sifat kebijakan publik sebagai bagian
dari suatu kegiatan dapat dimengerti secara baik bila dibagi-bagi dalam
beberapa kategori yaitu:
a. Policy Demands atau Permintaan Kebijakan
Merupakan permintaan atau kebutuhan atau klaim yang dibuat oleh
warga masyarakat secara pribadi atau kelompok dengan resmi dalam
sistem politik , oleh karena adanya masalah yang mereka rasakan.
b. Policy Decision atau Putusan Kebijakan.
Adalah putusan yang dibuat oleh pejabat public yang memerintahkan
untuk memberi arahan pada kegiatan-kegiatan kebijakan.
c. Policy Statement atau Pernyataan Kebijakan
Adalah ungkapan secara formal atau artikulasi dari keputusan politik
yang telah ditetapkan.
d. Policy Output atau Hasil kebijakan
Adalah perwujudan nyata dari kebijakan publik atau sesuatu yangs
esungguhnya dikerjakan menurut keputusan dan pernyataan kebijakan.
e. Policy Outcome atau Akibat dari kebijakan
Adalah konsekuensi kebijakan yang diterima masyarakat,baik yang
diinginkan atau yang tidak diinginkan, yang berasal dari apa yang
dikerjakan atau yang tidak dikerjakan oleh pemerintah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
2.2.2 Definisi Evaluasi Kebijakan Publik
2.2.2.1 Konsep Evaluasi Kebijakan Publik
Evaluasi kebijakan publik merupakan salah satu tahapan dan proses
kebijakan publik. Evaluasi kebijakan publik rnerupakan suatu proses untuk
menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat membuahkan hasil
yaitu dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan
dan kebijakan publik yang telah ditentukan (Muhadjir dalam Widodo,
2009:112).
Anderson dalam Pandji (2008) mengemukakan bahwa Evaluasi
adalah the appraisal of assesstment of policy including its content
implement ation and impact (penilaian atau pengukuran kebijakan
termasuk isi, implementasi dan dampaknya).
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Jones (1984) dalam Pandji
(2008), evaluasi kebijakan adalah “fudging the merit of government
processes and program” bahwa evaluasi kebijakan adalah penilaian
terhadap kemampuan pemerintah dalam proses dan programnya. Secara
singkat Widodo (2007:111) menjelaskan bahwa evaluasi kebijakan
merupakan
kegiatan
untuk
melihat
keberhasilan
dan
kegagalan
pelaksanaan suatu kebijakan publik.
William M. Dunn ( 2003: 603) mendefinisikan evaluasi dapat
disamakan dengan penalcsiran (appraLsai), pemberian angka (ratting) dan
penilaian
(assesment),
kata-kata
yang
menyatakan
usaha
untuk
menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dan pendapat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan merupakan
kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan dan sejauh mana
tujuan kebijakan dapat tercapai. Terkait dengan hal tersebut Subarsono
mengemukakan beberapa tujuan dalam evaluasi yang dapat dirinci sebagai
beniküt:
a.
Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka
dapat diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.
b. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga
dapat diketahui berapa biaya dan marjaat dan suatu kebijakan.
c.
Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan mengukur
berapa besar dan kualitas pengeluaran dan suatu kebijakan.
d. Mengukur dampak suatu kebijakan. Dalam hal ini, evaluasi digunakan
untuk melihat dampak positif maupun negatif dari suatu kebijakan.
e.
Mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
terjadi dalam pelaksanaan suatu program.
f.
Sebagai masukan untuk kebijakan yang akan datang agar kebijakan
yang dihasilkan dapat lebih baik.
Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat pula digunakan sebagai
sarana untuk memberikan rekomendasi dalam membuat kebijakan maupun
perbaikan program di masa depan. Altematif rekomendasi yang telah
dikerriukakan oleh Weiss dalam Widodo (2007:116) antara lain:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
a.
Kebijakan perlu diteruskan atau dihentikan
b. Kebijakan perlu dirumuskan, namun juga perlu diperbaiki baik dalam
prosedur maupun penerapannya.
c.
Perlunya menambah atau mengembangkan strategi dan teknik
program-program khusus.
d. Perlunya menerapkan kebijakan program serupa di tempat lain.
e.
Perlunya mengalokasikan sumber daya langka di antara program yang
saling berkompetitif.
f.
Perlunya menolak atau menerima teori atau pendekatan kebijakan
program.
Berdasarkan tujuan dan rekomendasi kebijakan yang telah
disebutkan di atas, maka evaluasi memiliki fungsi dalam analisis
kebijakan, (Dunn 1999:609) antara lain sebagai berikut:
a.
Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai
kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik.
b. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap
nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.
c.
Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi rnetode-metode analisis
kebijakan lairinya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.
Evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian terhadap data dan
informasi, serta faktor yang ikut menentukan terjadinya masalah. Dengan
penilaian itu, maka dapat diperkirakan atau ditentukan langkah-langkah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
yang perlu dilakukan untuk menanggulangi dan mengatasi kejadian kejadian yang nantinya dapat muncul dalam suatu penilaian. Terkait
dengan hal tersebut, maka Soenarko (2000;135) mengemukakan bahwa
terdapat empat macam kegiatan dalam evaluasi, yaitu:
a.
Spesifikasi dan data dari informasi-informasi yang akan dinilai.
b. Pengukuran dengan ukuran tertentu terhadap data-data dari informasi
yang dikumpulkan.
c.
Analisa terhadap data-data dari informasi dengan memperhatikan
adanya
perbedaan-perbedaan
dan
kesamannya,
sehingga
menghasilkan kesimpulan yang benar.
d. Pengajuan rekomendasi dengan kekuatan kebenaran analitis, yaitu
secara ilmiah dan rasional.
Edward dalam Riant (2008:477) menyatakan bahwa terdapat enam
langkah yang harus dilakukan dalam evaluasi kebijakañ, yaitu:
a.
Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi
b. Analisis terhadap masalah
c.
Deskripsi dan standarisasi kegiatan
d. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi
e.
Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari
kegiatan tersebut atau karena penyebab lain
f.
Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
2.2.2.2 Pendekatan dalam Evaluasi Kebijakan Publik
Dalam melakukan evaluasi kebijakan, bukan hanya menentukan
tipe evaluasi namun juga menentukan pendekatan-pendekatan apa yang
akan digunakan dalam melakukan evaluasi. Berikut ini merupakan tiga
pendekatan evaluasi menurut Dunn (1999: 612):
a.
Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation)
Merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang dapat dipercaya mengenai hasil
kebijakan. Asumsi dan pendekatan ini yaitu bahwa ukuran tentang
manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang dapat terbukti sendiri (Self
evident). Pendekatan semu menerapkan beberapa metode seperti
kuesioner, teknik statistik atau random sampling untuk menjelaskan
hasil dari suatu kebijakan. Bentuk-bentuk utama dari pendekatan ini
antara lain eksperimentasi sosial, akuntansi sistem sosial, pemeriksaan
sosial, dan sintesis penelitian dan praktik.
b. Evaluasi Formal (Formal Evaluation)
Merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai
hasil suatu kebijakan. Namun hasil tersebut didasarkan atas tujuan
yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan. Asumsi dan pendekan
ini yaitu bahwa tujuan dan target yang telah diumumkan secara formal
merupakan ukuran yang tepat untuk rnanfaat atau nilai kebijakan
program. Berbagai metode yang digunakan dalam pendekatan formal
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
yaitu Undang-Undang, dokumen-dokumen program dan wawancara
dengan pembuat kebijakan untuk mengidentifikasi, mendefinisikan
serta menspesifikasi tujuan dan target kebijakan.
Dalam pendekatan formal terdapat dua tipe untuk memahami
evaluasi lebih lanjut yaitu:
a.
Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang digunakan untuk memantau
pencapaian tujuan dan target formal setelah suatu kebijakan atau
program diterapkan untuk jangka waktu tertentu.
b. Evaluasi formatif meliputi usaha-usaha untuk secara terus menerus
memantau pencapaian tujuan-tujuan dan target formal.
c.
Evaluasi Keputusan Teoritis (Decision Theoriric Evaluation)
Merupakan suatu pendekatan yang menggunakan met
BAGI LANJ UT USIA SANGAT MISKIN
DAN LANJ UT USIA TERLANTAR
( Studi Kasus Di Karang Wer dha Kelur ahan Gunung Anyar Tambak Kota Surabaya )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyar atan Memper oleh Gelar Sarjana
Ilmu Administr asi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Disusun Oleh :
DEDDY CAHYO SATRIO PERDANA
NPM. 0941010022
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN PERMAKANAN
BAGI LANJ UT USIA SANGAT MISKIN
DAN LANJ UT USIA TERLANTAR
(Studi Kasus Di Karang Werdha Kelurahan Gunung Anyar Tambak
Kota Surabaya )
Disusun Oleh :
DEDDY CAHYO SATRIO PERDANA
NPM : 0941010022
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui :
Pembimbing,
Tukiman, S.Sos, M.Si
NIP. 196103231989031001
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasionl ”Veteran” J awa Timur
Dra.Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
EVALUASI PROGRAM PEMBERIAN PERMAKANAN
BAGI LANJ UT USIA SANGAT MISKIN
DAN LANJ UT USIA TERLANTAR
(Studi Kasus Di Karang Werdha Kelurahan Gunung Anyar Tambak
Kota Surabaya )
Disusun Oleh :
DEDDY CAHYO SATRIO PERDANA
NPM : 0941010022
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 21 J uli 2014
Dosen Pembimbing,
Tim Penguji :
1. Ketua,
Tukiman, S.Sos, M.Si
Dr. Lukman Arif, M.Si
NIP.196103231989031001
NIP.196411021994031001
2. Sekretaris,
Tukiman, S.Sos, M.Si
NIP.196103231989031001
3. Anggota,
Dra. Sri Wibawani, M.Si
NIP. 196704061994032001
Mengetahui :
DEKAN
Dra.Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
berkat dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Evaluasi Pr ogram Pemberian Per makanan Bagi Lanjut Usia Sangat Miskin
Dan Lanjut Usia Terlantar (Studi Kasus Di Karang Werdha Kelurahan Gunung
Anyar Tambak Kota Sur abaya)”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum program
studi Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTtimur.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak telah
mendapat bantuan, kerjasama dan sumbangan pemikiran, dan penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada Bapak Tukiman ,
S.Sos., M.Si sebagai dosen pembimbing utama. Tak lupa juga penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan sehingga
penyusunan skripsi ini diantaranya :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Lukman Arif, MSi, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Ibu Dra. Susi Harjati, M.Ap, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Yoyon selaku Pengurus Kepala Karang Werdha Kelurahan Gunung Anyar
Tambak Kota Surabaya.
5. Doa restu Ayah dan Ibu yang selalu memberikan motivasi dan arahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Teman – temanku yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dan semua
mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 2009 Progdi Ilmu
Administrasi Negara, banyak terima kasih atas bantuannya.
7. Wanita yang selalu memotivasi dalam rasa malasku, My love Christina Loreta
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu ktitik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata
semoga dengan skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan khususnya bagi
penulis dan bagi Fakultas pada umunya serta para pembaca.
Surabaya, Juli 2014
Penulis
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................
1
1.1. Latar Belakang ......................................................................
1
1.2. Perumusan masalah................................................................ 11
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 11
1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................. 11
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA ..................................................................... 13
2.1
Penelitian terdahulu ............................................................... 13
2.2
Landasan Teori ...................................................................... 16
2.2.1
Kebijakan Publik ............................................................... 16
2.2.1.1
Pengertian Kebijakan Publik ....................................... 16
2.2.1.2
Tahap-Tahap Kebijakan Publik ................................... 18
2.2.1.3
Sifat Kebijakan Publik ................................................ 20
2.2.2
Definisi Evaluasi Kebijakan Publik ................................... 21
2.2.2.1
Konsep Evaluasi Kebijakan Publik ............................. 21
2.2.2.2
Pendekatan Dalam Evaluasi Kebijakan Publik ............ 25
2.2.2.3
Tipe Evaluasi Kebijakan Publik .................................. 28
2.2.2.4
Kriteria Evaluasi Kebijakan Publik ............................. 30
2.2.3
Definisi Makanan ............................................................... 33
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3.1
Peranan Makanan ...................................................... 34
2.2.3.2
Pengertian Permakanan............................................... 35
2.2.4
Pengertian Lansia ............................................................... 35
2.2.4.1
Golongan Lansia......................................................... 36
2.2.4.2
Tipe Lansia ................................................................. 36
2.2.4.3
Hak dan Kewajiban Lansia ......................................... 37
2.5
Kerangkah Berfikir ............................................................ 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 40
3.1
Jenis Penelitian ..................................................................... 40
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 40
3.3
Fokus Penelitian .................................................................... 41
3.4
Sumber Data
3.5
Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 48
3.6
Teknik Analisa Data .............................................................. 50
..................................................................... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................
4.1
4.1.1
52
Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................... 52
Gambaran Umum Kelurahan Gunung Anyar
Tambak.................................................................................. 52
4.1.1.1 Komposisi Kependudukan..................................................... 62
4.1.2
Sejarah Kelahiran dan Tumbuh Kembang Karang
Werdha.................................................................................... 65
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.1.2.1 Visi dan Misi Karang Werdha Kelurahan Gunung
Anyar Tambak....................................................................... 66
4.2
Hasil Penelitian...................................................................... 73
4.3
Evaluasi Program Pemberian Permakanan Bagi
Lanjut Usia Sangat Miskin dan Lanjut Usia
Terlantar di Karang Werdha Kelurahan Gunung
Anyar Tambak...................................................................... 78
4.4
Pembahasan........................................................................... 86
BAB V PENUTUP............................................................................................. 93
5.1
Kesimpulan............................................................................ 93
5.2
Saran....................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ABSTRAKSI
DEDDY CAHYO SATRIO PERDANA, EVALUASI PROGRAM
PEMBERIAN PERMAKANAN BAGI LANJUT USIA SANGAT MISKIN DAN
LANJUT USIA TERLANTAR (STUDI KASUS DI KARANG WERDHA
KELURAHAN GUNUNG ANYAR TAMBAK KOTA SURABAYA)
Program pemberian permakanan merupakan salah satu wujud dari upaya
Pemerintah Kota Surabaya dalam pemenuhan kebutuhan dasar permakanan bagi
lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar. Program pemberian
permakanan hanya diselenggarakan di Kota Surabaya. Di Kota Surabaya program
pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar
telah dilaksanakan sejak tahun 2012.Salah satu wilayah yang melaksanakan
program pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia
terlantar adalah kelurahan Gunung Anyar Tambak Kota Surabaya. Pelaksanaan
program ini di awali dengan survey yang dilakukan Dinas Sosial untuk
menentukan lokasi. Setelah itu membentuk pengurus Karang Werdha sebagai
wadah untuk menampung kegiatan para lanjut usia. Selama ini penerima bantuan
telah mengikuti beberapa kegiatan yaitu senam bugar lansia, rekreasi dan
pemeriksaan kesehatan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan
untuk menggambarkan dan menjelaskan mengenai evaluasi hasil dari program
pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar.
Adapun subjek penelitian ini yaitu pelaksana yang terdiri dari staf Dinas Sosial,
Lurah, dan Pengurus Karang Werdha di Kelurahan Gunung anyar Tambak, serta
lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar sebagai penerima bantuan
program. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa dokumentasi,
observasi serta wawancara. Analisis data yang dilakukan dengan pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitiaan adalah : 1. Standar permakanan yang diberikan telah
efektif untuk unsur nasi,sayur,lauk dan buah. Tetapi porsi makanan dan kualitas
lauk,sayur dan buah belum efektif dan belum efisien dalam penyusunan menu
makanan. 2.Besaran Satuan permakanan sudah efektif dan efisien karena
Frekuensi pemberian permakanan sudah sesuai program permakanan yang
diberikan sebanyak satu kali per orang dengan harga Rp. 10.000,. Tetapi belum
dapat memberikan perlindungan dan pemeliharaan taraf kesejahteraan lanjut usia
sangat miskin dan lanjut usia terlantar karena kebutuhan lanjut usia adalah dua
kali makan dalam sehari sesuai standar yang ditetapkan oleh Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi LIPI. 3.Prosedur Penyelenggaran Permakanan sudah
berjalan dengan lancar dan efektif sesuai dengan pedomanan penyelenggaran
pemberian permakanan dan sudah efisien dalam pengelolahan permakanan yang
bekerja sama dengan pihak luar yaitu 2 katering secara bergiliran.
Kata Kunci : Evaluasi Kebijakan Publik, Program Pemberian Permakanan Bagi
Lanjut Usia Sangat Miskin dan Lanjut Usia Terlantar.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kunci keberhasilan kebijakan publik tergantung pada kinerja fungsi
manajemen yang ditentukan dari sinkronisasi dan sinergi elemennya.
Terdapat empat tahapan elemen fungsi manajemen yaitu penyusunan,
rencana kebijakan, penetapan rencana, pengendalian pelaksanaan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan. Keempat tahapan tersebut merupakan bagian
yang saling terkait, saling melengkapi dan masing-masing memberi umpan
balik serta masukan kepada tahapan kebijakan yang lain, diantaranya adalah
jaminan sosial.
Undang-Undang
menyebutkan
Dasar
1945
dalam
Pasal
28
huruf
h
bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia juga menegaskan bahwa Pemerintah
berkewajiban memberikan pelayanan dan perlindungan sosial bagi lanjut
usia agar mereka dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang
wajar.
Mewujudkan
dan
memelihara
taraf kesejahteraan dapat pula
diartikan sebagai upaya untuk memperpanjang usia harapan hidup,
penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia agar dapat menikmati
taraf hidup yang wajar.
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
Alasan lain mengapa pada tahun 2020 ada kecenderungan jumlah
penduduk Lansia yang tinggal di perkotaan menjadi lebih banyak karena para
remaja yang saat ini sudah banyak mengarah menuju kota, mereka itu
nantinya sudah tidak tertarik kembali ke desa lagi, karena saudara, keluarga
dan bahkan teman-teman tidak banyak lagi yang berada di desa. Sumber
penghidupan dari pertanian sudah kurang menarik lagi bagi mereka, hal ini
juga karena pada umumnya penduduk desa yang pergi mencari penghidupan
di kota dan akhirnya menetap menjadi masyarakat kota, pada umumnya tidak
mempunyai lahan pertanian untuk digarap sebagai sumber penghidupan
keluarganya. Karena mereka sudah lama tinggal di kota kebanyakan mereka
menetap sampai usia tua. Dan seiring dengan itu banyak kita jumpai
paralansia-lansia yang terlantar dalam hidupnya dan tidak mempunyai
kesejahteraan dalam usia tuanya. Banyak sebab yang menjadikan
kesenjangan dalam hidup lansia itu karena tidak mempunyai keluarga atau
sanak family yang dekat dengan mereka dan mengurus mereka pada waktu
lansia tersebut.
Pemerintah Kota Surabaya bersama Dinas Sosial Kota Surabaya
membuat kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
para lanjut usia di Surabaya melalui Program Pemberian Permakanan Bagi
Lanjut Usia Sangat Miskin Dan Lanjut Usia Terlantar yang pelaksanaannya
berpedoman pada Peraturan Walikota Surabaya No 15 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pemberian Permakanan Bagi Lanjut Usia Sangat
Miskin Dan Lanjut Usia Terlantar. Tujuan dari program pemberian
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar adalah
untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa permakanan bagi lanjut usia sangat
miskin dan lanjut usia terlantar. Hal menarik dari program pemberian
permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar ini
merupakan satu-satunya program di Indonesia yang hanya ada di Surabaya.
Pemerintah Kota Surabaya bersama Dinas Sosial Kota Surabaya memberikan
pelayanan terhadap PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial)
dengan memberikan permakanan dari kelompok PMKS (Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial) Lansia Terlantar dan Sangat Miskin warga
Surabaya dimana data PMKS diperoleh dari data base Dinas Sosial dan
BAPEMAS Kota Surabaya.
Dalam pelaksanannya melibatkan karang werda di kelurahan seSurabaya dengan dipandu oleh TKSK (Tenaga Kerja Sukarela Kecamatan)
tiap-tiap Kecamatan se-Surabaya.Pelaksanaan permakanan lansia terlantar
dan sangat miskin dilaksanakan mulai pada bulan November 2012.
Sejalan dengan perkembangan masalah dan kebutuhan lanjut usia
dipandang perlu adanya suatu upaya yang dapat memberikan perlindungan
bagi mereka untuk dapat mewujudkan dan memelihara taraf kesejahteraan
sosialnya.
Sebagai upaya
penduduk lanjut usia,
perlindungan
Pemerintah
dan jaminan kesejahteraan bagi
Kota
Surabaya
mengembangkan
program pemberian permakanan untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa
permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia terlantar. Guna
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
menjamin efektivitas pelaksanaan operasional dan tertib administrasi
penyelenggaraan pemberian permakanan bagi lanjut usia sangat miskin dan
lanjut usia terlantar, perlu ditetapkan Pedoman Penyelenggaraan Pemberian
Permakanan bagi Lanjut Usia Sangat Miskin dan Lanjut Usia Terlantar.
Penduduk Lanjut Usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60
(enam puluh) tahun keatas.
Penduduk Lanjut Usia Sangat Miskin adalah penduduk yang telah
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas yang tergolong sangat miskin
dan tercatat dalam Database Keluarga Miskin yang dimiliki oleh Badan
Pemberdayaan Masyarakat
dan
Keluarga
Berencana
Kota Surabaya
dan/atau berdasarkan hasil temuan/verifikasi Lurah dan Camat di lapangan
sesuai dengan kriteria lanjut usia sangat miskin yang ditentukan oleh
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana Kota Surabaya.
Penduduk
Lanjut
Usia
Terlantar adalah penduduk
yang telah
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas, tidak mempunyai bekal
hidup, pekerjaan, penghasilan bahkan tidak mempunyai sanak saudara yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak dan tercatat dalam
Database Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang dimiliki oleh
Dinas Sosial Kota Surabaya dan/atau berdasarkan hasil temuan/verifikasi
Lurah dan Camat di lapangan sesuai dengan kriteria lanjut usia terlantar
yang ditentukan oleh Dinas Sosial Kota Surabaya.
Permakanan adalah makanan yang diberikan kepada lanjut usia
sangat miskin dan lanjut usia terlantar sebanyak 1 (satu) kali dalam sehari.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
Harga satu paket pemberian permakanan senilai Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu
rupiah) per orang per hari.
Penduduk Surabaya pada Januari 2013 sekitar 1.986 orang lansia
miskin dan terlantar ada sekitar 10% dari penduduk di Surabaya, sehingga
pemerintah Kota Surabaya membentuk Karang Werdha sebagai wadah untuk
menampung kegiatan para lanjut usia, sedangkan yang melaksanakan
pemberian permakanan bagi lanjut usia adalah Kader Karang Werdha.
Beberapa hal yang menjadi perhatian dan prioritas pemerintah Kota
Surabaya untuk Karang Werdha atau lanjut usia di Surabaya salah satunya
adalah program pemberian makanan setiap hari kepada lansia yang diberikan
kepada Karang werdha di tingkat Kelurahan untuk di distribusikan kepada
para lansia miskin dan terlantar di Surabaya.
Kondisi Karang werdha yang sampai saat ini eksistensinya masih
belum beroperasi sebagai mana mestinya karena dalam program pemberian
permakanan ini pihak Karang Wedha melibatkan jasa catering untuk
membantu pelaksanaan program pemberian permakanan bagi lansia tersebut.
Untuk Kelurahan Gunung Anyar Tambak penerima permakanan
untuk lansia terlantar dan sangat miskin berjumlah 32 orang dan besaran
rupiah permakanan kota Surabaya sebesar Rp. 10.000,- perhari. Untuk
konteks ini pihak lansia merasakan dibantu oleh pemerintah guna
mensejahterahkan hidupnya yang berguna, berkualiatas dan mandiri di usia
tuanya. Namun dari hasil tersebut berdasarkan observasi yang dilakukan
pada 1 Mei 2014 banyak para lansia yang mesarakan akan kurangnya jatah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
bantuan permakanan tersebut sebab dalam jumlah rupiah pemerintah hanya
memberikan uang makan sebesar Rp 10.000,00,- padahal lansia sendiri setiap
harinya memerlukan makan minimal 2x sehari untuk menunjang kesehatan
gizi pada tubuhnya. (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi LIPI, 1989).
Makanan sehat adalah mengenai cara memilih makanan yang
seimbang, dan merasakan yang terbaik secara fisik serta mental bagi diri
lansia (Arisman,dkk, 2004). Syarat makanan sehat untuk lansia adalah :
1.
Mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan yang terdiri
dari zat tenaga, zat pembangu, zat pengatur.
2.
Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh lansia adalah 50% dari
hidrat orang, yang merupakan hidrat orang yang komplek (sayuran,
kacang-kacangan, dan biji-bijian).
3.
Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yaitu 25-30% dari total kalori.
4.
Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan lansia yaitu 810% dari total kalori (Nugroho, 2000).
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi LIPI, 1989 untuk pola
makanan sehat bagi lanjut usia yaitu kalori 2100, protein 85 gram,
karbohidrat 325 gram, lemak 40 gram.
1.
Pagi : 1 gelas susu + gula, roti isi telur (1 butir telur), 1 potong buah (100
gram) dan selanjutnya pemberian 1 gelas sari buah ditambah kue pada
jam 10.00 WIB.
2.
Siang : 10 sendok makan nasi (200 gram) 1 potong besar ikan / daging /
ayam (100 gram), 1 mangkuk sayur (100 gram), 1 potong buah (100
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
gram) dan selanjutnya pemberian 1 gelas bubur kacang hijau (50 gram
kacang hijau + air santan sekucupnya) pada jam 16.00 WIB.
3.
Malam : 10 sendok makan nasi (700 gram), 1 potong / ikan / daging / dan
selanjutnya pemberian satu gelas susu menjelang tidur (Arisman, 2004).
Menu adalah susunan hidangan yang disediakan pada waktu makan.
Makanan sehat untuk lansia adalah memilih makanan seimbang dan
merasakan teknik secara fisik serta mental bagi diri lansia atau susunan
hidangan yang mengandung cukup unsur gizi yang dibutuhkan lanjut usia
(Notoadmodjo, 2003).
Berdasarkan hasil observasi di Kelurahan Gunung Anyar Tambak
penerima permakanan untuk lansia terlantar 31 orang dan sangat miskin 1
orang berjumlah 32 orang lanjut usia yang merupakan Kelurahan paling
sedikit jumlah lanjut usia sangat miskin dibandingkan dengan kelurahankelurahan lain di Kota Surabaya dan besaran rupiah yang diterima dari
program permakanan kota Surabaya sebesar Rp. 10.000,- perhari.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
Tabel 1.1
J umlah penerima manfaat program pemberian per makanan bagi lanjut usia
sangat miskin dan lanjut usia terlantar di Kota Surabaya
Kelurahan
Kategori Lanjut Usia
Sangat Miskin
Ter lantar
22
17
Kelurahan
Mojo
Kelurahan
6
Barata
Kelurahan Pucang
19
Sewu
Kelurahan
29
Gubeng
Kelurahan
1
Gunung Anyar
Tambak
Kelurahan
20
Kertajaya
Sumber : Arsip Dinas Sosial Kota Surabaya 2013
Total
39
30
36
1
20
30
59
31
32
5
25
Dalam Undang-Undang nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan
lanjut usia pemerintah memberikan dorongan untuk memperdayakan dan
meningkatkan kesejahteraan lanjut usia. Upaya pemenuhan kebutuhan lanjut
usia yang dapat dilakukan untuk menjamin tercapainya kesejahteraan lanjut
usia, meliputi : Pemenuhan Kebutuh Fisik ( Pangan, Sandang, Papan ). Dalam
pemenuhan kebutuhan Pangan, Sandang, Papan bagi lanjut usia disesuaikan
dengan keadaan lanjut usia yaitu kesehatan, kemudahan, keamanan dan
kenyamanan.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia, meliputi:
a.
Pelayanan
keagamaan
dan
mental
spiritual,
antara
lain
adalahpembangunan sarana ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
lanjut usia.
b.
Pelayanan
kesehatan
penyembuhan
dilaksanakan
(kuratif),
melalui
diperluas
pada
peningkatan
bidang
upaya
pelayanan
geriatrik/gerontologik.
c.
Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam
melakukan perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus.
d.
Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini
pelayanan administrasi pemberintahan, adalah untuk memperoleh Kartu
Tanda Penduduk seumur hidup, memperoleh pelayanan kesehatan pada
sarana kesehatan milik pemerintah, pelayanan dan keringanan biaya
untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi, pembayaran pajak,
pembelian tiket untuk tempat rekreasi, penyediaan tempat duduk khusus,
penyediaan
loket
khusus,
penyediaan
kartu
wisata
khusus,
mendahulukan para lanjut usia. Selain itu juga diatur dalam penyediaan
aksesibilitas lanjut usia pada bangunan umum, jalan umum, pertamanan
dan tempat rekreasi, angkutan umum. Ketentuan mengenai pemberian
kemudahan dalam melakukan perjalanan diatur lebih lanjut oleh Menteri
sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui
Program Pemberian Permakanan Bagi Lanjut Usia Sangat Miskin Dan Lanjut
Usia Terlantar tersebut, buakanlah suatu hal yang berarti tanpa adanya
keberlanjutan yang pasti. Hal ini mengingatkan bahwa suatu kebijakan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
bukanlah sesuatu yang berarti jika kebijakan tersebut hanya berhenti pada
tahap pembuatan (formulasi) kebijakan tanpa adanya keberlanjutan dalam
upaya pelaksanaan kebijakan. Artinya bahwa kebijakan tersebut hanya
sekedar ada tanpa adanya upaya untuk melaksanakan kebijakan tersebut.
Pada dasarnya rencana adalah 20% dari keberhasilan, implementasi adalah
60% sisanya, dan 20% sisanya adalah bagaimana kita mengendalikan
implementasi (Nugroho ; 2012:681).
Penduduk
yang
telah
lanjut
usia
merupakan
unsur
dari
masyarakat yang memiliki resiko tinggi mendapatkan masalah kesehatan
baik fisik, mental dan sosial. Penduduk lanjut usia pada umumnya akan
mengalami penurunan kemampuan seperti penurunan kemampuan fisik,
emosional, mobilitas, berinteraksi sosial, tingkat kesehatan dan lain-lain.
Sehingga tidak semua lanjut usia dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara layak dan hidupnya bergantung pada bantuan keluarga atau orang
lain.
Karang Werdha adalah wadah untuk menampung kegiatan para lanjut
usia. Kader Karang Werdha adalah unsur dari Karang Werdha yang
melaksanakan pemberian permakanan bagi lanjut usia. Berdasarkan hal
tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
gambaran “Evaluasi Program Pemberian Permakanan Lanjut Usia Sangat
Miskin dan Lanjut Usia Terlantar Kelurahan Gunung Anyar Tambak di Kota
Surabaya”.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan observasi di lapangan dan latar belakang masalah yang
telah diuraikan diatas, maka dapat diasumsikan banyaknya para lanjut usia
sangat miskin dan terlantar di perkotaan Surabaya yang masih banyak yang
berkomentar atau mengeluh tentang kurangnya pemberian jatah makanan
yang diberikan pihak pemerintah melalui Dinas Sosial yang di tangani oleh
kader Karang Werdha. Maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian
sebagai berikut : “ Bagaimana Evaluasi Program Pemberian Permakanan
bagi Lanjut Usia Sangat Miskin dan Lanjut Usia Terlantar di Kota Surabaya
Kelurahan Gunung Anyar Tambak sudah merasakan tercukupi atas jatah
pemberian makanan dalam hidupnya yang diperoleh dari program pemberian
permakanan bagi lansia di kota Surabaya?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : “
Untuk mengevaluasi apakah para lanjut usia sangat miskin dan lanjut usia
terlantar diKelurahan Gunung Anyar Tambak sudah merasakan tercukupi
atas jatah pemberian makanan yang diperoleh dari program pemberian
permakanan dari Pemerintah Kota Surabaya”.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi Dinas Sosial Kota Surabaya dan
Karang Werdha Kelurahan
Gunung Anyar Tambak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat meberikan sumbangan
pemikiran dan saran bagi Dinas Sosial Kota Surabaya dan
Karang
Werdha Kelurahan Gunung Anyar Tambak, sebagai bahan pertimbangan
dalam merealisasikan program pemberian permakanan bagi lansia.
2. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sebagai bahan studi perbandingan bagi mahasiswa yang mengkaji
mengenai
topik
Evaluasi
Program
Penyelenggaraan
Pemberian
Permakanan Lanjut Usia Kelurahan Gunung Anyar Tambak di Kota
Surabaya serta sebagai bahan referensi bagi mahasiswa lainnya.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan manfaat bagi penulis
dalam mengkaji pengetahuan atau teori yang diperoleh dibangku
perkuliahan program studi Ilmu Administrasi Negara serta untuk belajar
dalam menganalisis kebutuhan serta kelayakan program pemerintah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan
penelitian ini, yaitu:
1. Rinda Wahyuni, Vani, Vol 3 No. 2 (2012). Universitas Negeri Surabaya
dalam penelitiannya yang berjudul “KESEHATAN, KESEJAHTERAAN
SOSIAL DAN PEANGGULANAGAN BENCANA, KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA SEJAHTERAH BAGI LANJUT USIA.” Tujuan
diadakannya penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan menganalisis
pelayanan pembanguanan kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia di RW
VI Kelurahan PohkecikKecamatan Dlanggu Kota Mojokerto. Dalam
penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pelayanan pembangunan kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia
dapat dilihat dari beberapa indikator antaralain: a. Tangibles (penampakan
fisik) menunjukan bahwa sudah mampu menciptakan kenyamanan bagi
para lansia, b. Reliability (kemampuan) yang dimiliki penyedia layanan
juga menunjukkan sudah cukup bagus, c. Responsiveness (daya tanggap)
yang ditunjukkan penyedia layanan juga cukup baik, d. Assurance
(kesopanan dan keramahan) sudah sangat baik, e. Empathy (perhatian)
dimana pedulian yang sangat besar telah diberikan kepada lanjut usia.
13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
2. Hilda, Fauzia Akmal, Vol 9 No. 1, Februari 2012, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan dalam penelitiannya yang berjudul “PERBEDAAN ASUPAN
ENERGI, PROTEIN, AKTIFITAS FISIK DAN STATUS GIZI ANTARA
LANJUT USIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI
SENAM BUGAR LANSIA.” Tujuan diadakannya penelitian ini adalah
untuk mengetahui senam bugar lansia merupakan bentuk olahraga yang
gerakannya mudah diikuti oleh lansia untuk meningkatkan status
kesehatan dan kebugaran jasmani. Dan menganalisis perbedaan asupan
energi, protein, aktivitas fisik dan status gizi antara lansia yang mengukuti
dan tidak mengikuti senam bugar lansia. Medode penelitian ini melakukan
pendekatan cross sectional. Subyek adalah 30 lansia rawat jalan di Di
Instalasi Geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang yang telah memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi, dibagi secara merata menjadi 2 kelompok,
yaitu lansia yang mengikuti dan tidak mengukiti senam bugar lansia,
Analisis data menggunakan uji Independent T Test dan Mann Whitney U
dengan program SPSS for windows versi 17.0. Dari hasil tersebut terdapat
perbedaan bermakna pada aktivitas fisik ( p=0,045) dan status gizi
(p=0,004) kedua kelompok subyek. Namun, tidak terdapat perbedaan
bermakna pada asupan energi (p=0,2378) dan protein (p=0,110). Dari
kesimpulan penelitian ini adalah Aktivitas fisik dan status gizi pada
kelompok yang mengikuti dan tidak mengikuti senam bugar lansia berdeda
secara bermakna, Namun asupan energi dan protein antara kedua
kelompok subyek tidak berbeda.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
3. Juniardi, Frans, 2011., Universitas Sumatera Utara dalam penelitiannya
yang
berjudul
“FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
RENDAHNYA KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU LANSIA DI
PUSKESMAS
BATANG
KABUPATEN DAIRI.”
BERUH
KECAMATAN
SIDIKALANG
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor apa yang mempengaruhi rendahnya kunjungan lansia ke
posyandu lansia di Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang
Kabupaten Dairi. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ada
beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kunjungan lansia ke
posyandu lansia. Faktor-faktor tersebut yaitu pengetahuan lansia, jarak
rumah dengan lokasi posyandu, sarana dan prasarana yang kurang
memadai, kurangnya informasi tentang posyandu lansia, ekonomi dan
penghasilan, kurangnya dukungan keluarga, sikap dan perilaku lansia yang
tertutup, dan adanya fasilitas lain yang diberikan pemerintah.
Penelitian yang dilakukan saat ini mempunyai perbedaan dengan
penelitian yang terdahulu. Perbedaannya yaitu terletak pada obyek penelitian
yang berbeda, serta adanya perbedaan waktu dan tempat penelitian.
Kemudian penelitian sekarang mengambil judul “ Evaluasi Program
Pemberian Permakanan Lanjut Usia sangat miskin dan Lanjut Usia terlantar
di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Kota Surabaya “
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.2 Landasan Teori
Didalam cara berfikir secara ilmiah, teori sangat dibutuhkan sekali
sebagai tolak ukur berfikir maupun bertindak karena teori merupakan suatu
kebenaran yang sudah dibuktikan kebenarannya, walaupun mempunyai
keterbatasan waktu dan tempat. Adapun tujuan landasan teori adalah untuk
memberikan suaty landasan berpikir pada penulis dalam usaha untuk mencari
kebenaran yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, dimana
hasilnya belum mampu digunakan pegangan dalam hubungannya dengan
masalah yang dihadapi. Untuk itulah dalam bab ini penulis ketegahkan teoriteori yang berhubungan dengan masalah-maslah sebagai berikut :
2.2.1 Kebijakan Publik
2.2.1.1 Pengertian Kebijakan Publik
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, masyarakat sebagai
kelompok sosial dalam suatu negara memerlukan adanya sebuah interaksi
antara pemimpin dengan kelompok masyarakatnya. Interaksi antara
kelompok masyarakat dengan pemimpin suatu negara harus berlandaskan
atas kemakmuran masyarakat dan cita-cita bangsa negara . Pemerintah dan
masyarakat memiliki peran masing-masing dalam mewujudkan tujuan dari
terbentuknya suatu negara.
Peran pemerintah dalam mewujudkan cita-cita bangsa negara yaitu
dengan memberikan dan merumuskan suatu peraturan-peraturan yang
nantinya akan diimplementasikan pada kehidupan masyarakat, hal ini
bertujuan untuk memberikan makna perubahaan bagi kehidupan sehingga
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
lebih tertata dan terarah. Aturan yang diberikan pemerintah untuk
masyarakat, tentunya akan membawa dampak positif maupun negatif.
Positif hal ini bermakna perubahan, dan negatif dalam hal ini membawa
sebuah pertentangan yang berisikan tidak setujunya sebagian masyarakat
terhadap suatu aturan yang dikeluarkan pemerintah.
Aturan-aturan yang diberikan pemerintah, tentunya beriisikan
sebuah kebijakan yang terlebih dahulu di rumuskan, dan nantinya dapat di
implementasikan pada masyarakat atau publik, sehingga harapan akan
tujuan dari kebijakan tersebut dapat terlaksana.
Konsep kebijakan publik menurut Eston dalam Tangkilisan (2003 :
1) yaitu pengalokasian nilai kekuasaan untuk seluruh masyarakat yang
keberadaanya mengikat. Sehingga cukup pemerintah yang dapat
melakukan suatu tindakan kepada masyarakat dan tindakan tersebut
merupakan bentuk dari sesuatu yang dipilih oleh pemerintah yang
merupakan bentuk dari pengalokasian nilai kepada masyarakat.
Menurut Fredericson dan Hart dalam Tangkilisan (2003 : 19)
mengatakan, kebijakan adalah “ suatu tindakan yang mengarah pada
tujuan yang diusulkan oleh seorang, kelompok, atau pemerintah dalam
lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan
tertentu sambil mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau
mewujudkan sasaran yang diinginkan.
Menurut Leaster dan Stewart dalam Winarno (2004 : 29)
mengatakan, kebijakan publik adalah “proses atau serangkaian keputusan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
atau aktivitas pemerintah yang didesain untuk mengatasi masalah publik ,
apakah hal itu riil ataukah masih direncanakan .
Menurut James Anderson dalam Agustino (1984:3) kebijakan
publik adalah serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud/ tujuan
tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok
aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang
diperhatikan.
Sedangkan menurut Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt dalam
Agustino (1973:265), kebijakan publik adalah sebagai keputusan tetap
yang dicirikan dengan konsisten dan pengulangan tingkahlaku dari mereka
yang membuat dan dari mereka yang mematuhi keputusan tersebut.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan, bahwa
kebijakan publik adalah suatu aktivitas pemerintah yang merupakan
keputusan pemerintah untuk memecahkan suatu permasalahan publik baik
secara langsung maupun lembaga yang berpengaruh pada kehidupan
masyarakat.
2.2.1.2 Tahap – Tahap Kebijakan Publik
Menurut Dunn dalam Tangkilisan (2003 : 8 ) tahap-tahap kebijakan
dibagi menjadi :
1. Penetapan agenda kebijakan (agenda setting )
Tahap pertama penetapan agenda kebijakan adalah menentukan
masalah publik yang akan dipecahkan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
2. Formulasi kebijakan (policy setting )
Mengidentifikasikan kemungkinan kebijakan yang dapat digunakan
melalui prosedur forcasting untuk memecahkan masalah yang
didalamnya terkandung konsekuensi dari setiap pilihan kebijakan yang
akan dipilih
3. Adopsi kebijakan (policy adoption)
Tahap adopsi kebijakan merupakan tahap untuk menentukan pilihan
kebijakan melalui dukungan para stakeholders atau pelaku yang
terlibat.
4. Isi Kebijakan (policy Implementation)
Implementasi berkaitan denganberbagai kegiatan yangdiarahkan untuk
merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksecutif mengatur
cara untuk mengorganisir, menginterpretasikan dan menerapkan
kebijakan yang telah diseleksi.
5. Evaluasi kebijakan (policy assesment)
Tahap akhir dari proses pembuatan kebijakan adalah penilaian
terhadap kebijakan yang telah diambil dan dilakukan. Dalam penelitian
ini semua proses implementasi dinilai apakah telah sesuai dengan yang
telah ditentukan atau direncanakan dalam program kebijakan tersebut
sesuai dengan ukuran-ukuran (kriteria-kriteria) yang telah ditentukan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
2.2.1.3 Sifat Kebijakan Publik
Menurut Agustino (2006 : 9 ) sifat kebijakan publik sebagai bagian
dari suatu kegiatan dapat dimengerti secara baik bila dibagi-bagi dalam
beberapa kategori yaitu:
a. Policy Demands atau Permintaan Kebijakan
Merupakan permintaan atau kebutuhan atau klaim yang dibuat oleh
warga masyarakat secara pribadi atau kelompok dengan resmi dalam
sistem politik , oleh karena adanya masalah yang mereka rasakan.
b. Policy Decision atau Putusan Kebijakan.
Adalah putusan yang dibuat oleh pejabat public yang memerintahkan
untuk memberi arahan pada kegiatan-kegiatan kebijakan.
c. Policy Statement atau Pernyataan Kebijakan
Adalah ungkapan secara formal atau artikulasi dari keputusan politik
yang telah ditetapkan.
d. Policy Output atau Hasil kebijakan
Adalah perwujudan nyata dari kebijakan publik atau sesuatu yangs
esungguhnya dikerjakan menurut keputusan dan pernyataan kebijakan.
e. Policy Outcome atau Akibat dari kebijakan
Adalah konsekuensi kebijakan yang diterima masyarakat,baik yang
diinginkan atau yang tidak diinginkan, yang berasal dari apa yang
dikerjakan atau yang tidak dikerjakan oleh pemerintah.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
2.2.2 Definisi Evaluasi Kebijakan Publik
2.2.2.1 Konsep Evaluasi Kebijakan Publik
Evaluasi kebijakan publik merupakan salah satu tahapan dan proses
kebijakan publik. Evaluasi kebijakan publik rnerupakan suatu proses untuk
menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat membuahkan hasil
yaitu dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan
dan kebijakan publik yang telah ditentukan (Muhadjir dalam Widodo,
2009:112).
Anderson dalam Pandji (2008) mengemukakan bahwa Evaluasi
adalah the appraisal of assesstment of policy including its content
implement ation and impact (penilaian atau pengukuran kebijakan
termasuk isi, implementasi dan dampaknya).
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Jones (1984) dalam Pandji
(2008), evaluasi kebijakan adalah “fudging the merit of government
processes and program” bahwa evaluasi kebijakan adalah penilaian
terhadap kemampuan pemerintah dalam proses dan programnya. Secara
singkat Widodo (2007:111) menjelaskan bahwa evaluasi kebijakan
merupakan
kegiatan
untuk
melihat
keberhasilan
dan
kegagalan
pelaksanaan suatu kebijakan publik.
William M. Dunn ( 2003: 603) mendefinisikan evaluasi dapat
disamakan dengan penalcsiran (appraLsai), pemberian angka (ratting) dan
penilaian
(assesment),
kata-kata
yang
menyatakan
usaha
untuk
menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dan pendapat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan merupakan
kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan dan sejauh mana
tujuan kebijakan dapat tercapai. Terkait dengan hal tersebut Subarsono
mengemukakan beberapa tujuan dalam evaluasi yang dapat dirinci sebagai
beniküt:
a.
Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka
dapat diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.
b. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga
dapat diketahui berapa biaya dan marjaat dan suatu kebijakan.
c.
Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan mengukur
berapa besar dan kualitas pengeluaran dan suatu kebijakan.
d. Mengukur dampak suatu kebijakan. Dalam hal ini, evaluasi digunakan
untuk melihat dampak positif maupun negatif dari suatu kebijakan.
e.
Mengetahui adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin
terjadi dalam pelaksanaan suatu program.
f.
Sebagai masukan untuk kebijakan yang akan datang agar kebijakan
yang dihasilkan dapat lebih baik.
Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat pula digunakan sebagai
sarana untuk memberikan rekomendasi dalam membuat kebijakan maupun
perbaikan program di masa depan. Altematif rekomendasi yang telah
dikerriukakan oleh Weiss dalam Widodo (2007:116) antara lain:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
a.
Kebijakan perlu diteruskan atau dihentikan
b. Kebijakan perlu dirumuskan, namun juga perlu diperbaiki baik dalam
prosedur maupun penerapannya.
c.
Perlunya menambah atau mengembangkan strategi dan teknik
program-program khusus.
d. Perlunya menerapkan kebijakan program serupa di tempat lain.
e.
Perlunya mengalokasikan sumber daya langka di antara program yang
saling berkompetitif.
f.
Perlunya menolak atau menerima teori atau pendekatan kebijakan
program.
Berdasarkan tujuan dan rekomendasi kebijakan yang telah
disebutkan di atas, maka evaluasi memiliki fungsi dalam analisis
kebijakan, (Dunn 1999:609) antara lain sebagai berikut:
a.
Evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai
kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan
kesempatan telah dapat dicapai melalui tindakan publik.
b. Evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap
nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target.
c.
Evaluasi memberi sumbangan pada aplikasi rnetode-metode analisis
kebijakan lairinya, termasuk perumusan masalah dan rekomendasi.
Evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian terhadap data dan
informasi, serta faktor yang ikut menentukan terjadinya masalah. Dengan
penilaian itu, maka dapat diperkirakan atau ditentukan langkah-langkah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
yang perlu dilakukan untuk menanggulangi dan mengatasi kejadian kejadian yang nantinya dapat muncul dalam suatu penilaian. Terkait
dengan hal tersebut, maka Soenarko (2000;135) mengemukakan bahwa
terdapat empat macam kegiatan dalam evaluasi, yaitu:
a.
Spesifikasi dan data dari informasi-informasi yang akan dinilai.
b. Pengukuran dengan ukuran tertentu terhadap data-data dari informasi
yang dikumpulkan.
c.
Analisa terhadap data-data dari informasi dengan memperhatikan
adanya
perbedaan-perbedaan
dan
kesamannya,
sehingga
menghasilkan kesimpulan yang benar.
d. Pengajuan rekomendasi dengan kekuatan kebenaran analitis, yaitu
secara ilmiah dan rasional.
Edward dalam Riant (2008:477) menyatakan bahwa terdapat enam
langkah yang harus dilakukan dalam evaluasi kebijakañ, yaitu:
a.
Mengidentifikasi tujuan program yang akan dievaluasi
b. Analisis terhadap masalah
c.
Deskripsi dan standarisasi kegiatan
d. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi
e.
Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari
kegiatan tersebut atau karena penyebab lain
f.
Beberapa indikator untuk menentukan keberadaan suatu dampak
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
2.2.2.2 Pendekatan dalam Evaluasi Kebijakan Publik
Dalam melakukan evaluasi kebijakan, bukan hanya menentukan
tipe evaluasi namun juga menentukan pendekatan-pendekatan apa yang
akan digunakan dalam melakukan evaluasi. Berikut ini merupakan tiga
pendekatan evaluasi menurut Dunn (1999: 612):
a.
Evaluasi Semu (Pseudo Evaluation)
Merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang dapat dipercaya mengenai hasil
kebijakan. Asumsi dan pendekatan ini yaitu bahwa ukuran tentang
manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang dapat terbukti sendiri (Self
evident). Pendekatan semu menerapkan beberapa metode seperti
kuesioner, teknik statistik atau random sampling untuk menjelaskan
hasil dari suatu kebijakan. Bentuk-bentuk utama dari pendekatan ini
antara lain eksperimentasi sosial, akuntansi sistem sosial, pemeriksaan
sosial, dan sintesis penelitian dan praktik.
b. Evaluasi Formal (Formal Evaluation)
Merupakan pendekatan yang menggunakan metode deskriptif untuk
menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai
hasil suatu kebijakan. Namun hasil tersebut didasarkan atas tujuan
yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan. Asumsi dan pendekan
ini yaitu bahwa tujuan dan target yang telah diumumkan secara formal
merupakan ukuran yang tepat untuk rnanfaat atau nilai kebijakan
program. Berbagai metode yang digunakan dalam pendekatan formal
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
yaitu Undang-Undang, dokumen-dokumen program dan wawancara
dengan pembuat kebijakan untuk mengidentifikasi, mendefinisikan
serta menspesifikasi tujuan dan target kebijakan.
Dalam pendekatan formal terdapat dua tipe untuk memahami
evaluasi lebih lanjut yaitu:
a.
Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang digunakan untuk memantau
pencapaian tujuan dan target formal setelah suatu kebijakan atau
program diterapkan untuk jangka waktu tertentu.
b. Evaluasi formatif meliputi usaha-usaha untuk secara terus menerus
memantau pencapaian tujuan-tujuan dan target formal.
c.
Evaluasi Keputusan Teoritis (Decision Theoriric Evaluation)
Merupakan suatu pendekatan yang menggunakan met