PENERAPAN METODE CPS (CREATIVE PROBLEM SOLVING) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA (PTK di Kelas VII Semester II SMP Negeri 3 Kartasura Tahun Ajaran 2009/2010).

(1)

i SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Diajukan Oleh:

FARIDA PURWANINGSIH A 410 060 111

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin berkembang pesat dan canggih seiring dengan perkembangan arus globalisasi yang semakin hebat. Fenomena tersebut memunculkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan diantaranya adalah dibidang pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Selain itu pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu tinggi.

Pendidikan di Indonesia selalu mengalami penyempurnaan yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil pendidikan yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan yang ada, sehingga mampu menciptakan generasi penerus bangsa yang handal yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Perbaikan dan penyempurnaan ini meliputi perbaikan dalam sistem pendidikan ataupun hal yang langsung dikaitkan dengan praktek pembelajaran.


(3)

Pembelajaran merupakan jantung dari pendidikan dalam suatu instansi pendidikan yang bersifat kompleks dan dinamis, sehingga tenaga-tenaga pendidikan terutama guru perlu menerapkan strategi pembelajaran yang efektif yang diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang menarik, menyenangkan, dan bermakna. Sehingga peserta didik merasa termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa, agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan efektif.

Selama ini proses pembelajaran yang ditemui masih secara konvensional, seperti ekspositori, drill atau bahkan ceramah. Proses ini hanya menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan penyampaian tekstual semata daripada mengembangkan kemampuan belajar dan membangun individu. Kondisi seperti ini tidak akan menumbuhkembangkan aspek kemampuan dan aktivitas siswa seperti yang diharapkan. Akibatnya nilai-nilai yang didapat tidak seperti yang diharapkan, terutama pada mata pelajaran matematika. Pada mata pelajaaran matematika sebagian besar siswa masih mendapat nilai yang kurang memuaskan.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari tingkat SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas) hingga PT (Perguruan Tinggi). Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari jam pelajaran di sekolah, mata


(4)

pelajaran matematika mempunyai jam yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lain.

Sebagian besar siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar mereka pada mata pelajaran matematika masih kurang memuaskan. Masalah lain yang sering timbul adalah pada proses pembelajaran siswa hanya pasif mendengarkan guru menjelaskan materi. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Mereka masih enggan bertanya, mengemukakan pendapatnya, dan enggan mengerjakan soal di depan kelas kalau tidak ditunjuk oleh gurunya.

Berbagai permasalahan tersebut muncul karena kurangnya keaktifan dari diri siswa sendiri atau mungkin siswa jenuh dengan strategi yang dipakai oleh guru selama ini. Penggunaan model yang monoton dapat mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar matematika. Seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang bervariasi, yang bisa mengubah cara belajar siswa dari pasif menjadi aktif sehingga akan membuat siswa tertarik dan paham dengan apa yang diajarkan oleh guru.

Di SMP Negeri 3 Kartasura, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah. Rendahnya keaktifan siswa dapat dilihat dari masih kurangnya keberanian siswa mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dari guru, mengemukakan pendapatnya dan mengerjakan soal latihan di depan kelas. Rendahnya keaktifan siswa terjadi karena rendahnya motivasi siswa dalam belajar, penyebab utama rendahnya motivasi siswa karena


(5)

kurangnya variasi strategi pembelajaran yang tepat. Selama ini yang terjadi pembelajaran hanya berpusat pada guru, dan siswa tidak dilibatkan secara aktif sehingga siswa masih kurang dalam kemampuan kerjasama dan kurang percaya diri atas kemampuan diri sendiri.

Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan maka perlu diterapkan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

Menurut Karen (2004: 1), model Creative Problem Solving adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada ketrampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas. Ketika dihadapkan dengan situasi pertanyaan, siswa dapat melakukan ketrampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, ketrampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir.

Metode Creative Problem Solving merupakan salah satu metode alternatif yang dapat digunakan sehingga keaktifan siswa akan menjadi lebih baik. Penerapan metode Creative Problem Solving dalam pembelajaran matematika melibatkan siswa untuk dapat bersikap aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan sebuah metode pembelajaran.


(6)

Metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode Creative Problem Solving (CPS) yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, timbul beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Keberhasilan pembelajaran matematika tidak hanya ditentukan oleh kemampuan guru serta tercapainya tujuan pembelajaran melainkan keaktifan siswa juga mempengaruhi keberhasilan belajar matematika. 2. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih belum tampak.

Contohnya siswa kurang berani menjawab pertanyaan dari guru, mengajukan pertanyaan jika ada materi yang belum jelas atau mengemukakan pendapat jika pendapatnya berbeda. Siswa kurang aktif mengerjakan latihan-latihan dan kurang berani untuk mengerjakan soal di depan kelas sehingga menyebabkan hasil belajar matematika masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih dalam, maka dibutuhkan pembatasan masalah. Dalam hal ini permasalahan difokuskan pada kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.


(7)

Dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada:

1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Creative Problem Solving (CPS).

2. Keaktifan siswa dalam hal ini dikhususkan pada keberanian siswa bertanya, keberanian siswa menjawab pertanyaan, keberanian siswa mengemukakan pendapat dan keaktifan siswa mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh guru ke depan kelas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode Creative Problem Solving (CPS)?

2. Adakah peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode Creative Problem Solving (CPS)?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah penggunaan metode Creative Problem Solving (CPS) dapat meningkatkan keaktifan siswa. Jadi penelitian ini lebih khusus lagi memiliki tujuan sebagai berikut:


(8)

1. Untuk mengetahui adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode Creative Problem Solving (CPS).

2. Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode Creative Problem Solving (CPS).

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkat teoritis kepada pembaca dan guru dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar terhadap mata pelajaran matematika melalui metode Creative Problem Solving (CPS).

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langkah-langkah untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan metode Creative Problem Solving (CPS). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk guru, siswa dan sekolah.

a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membantu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika.

b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan mengenal model pembelajaran dalam rangka meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika.


(9)

c. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika.

d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran matematika melalui pendekatan Creative Problem Solving (CPS).


(1)

pelajaran matematika mempunyai jam yang lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lain.

Sebagian besar siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar mereka pada mata pelajaran matematika masih kurang memuaskan. Masalah lain yang sering timbul adalah pada proses pembelajaran siswa hanya pasif mendengarkan guru menjelaskan materi. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Mereka masih enggan bertanya, mengemukakan pendapatnya, dan enggan mengerjakan soal di depan kelas kalau tidak ditunjuk oleh gurunya.

Berbagai permasalahan tersebut muncul karena kurangnya keaktifan dari diri siswa sendiri atau mungkin siswa jenuh dengan strategi yang dipakai oleh guru selama ini. Penggunaan model yang monoton dapat mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar matematika. Seorang guru harus dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang bervariasi, yang bisa mengubah cara belajar siswa dari pasif menjadi aktif sehingga akan membuat siswa tertarik dan paham dengan apa yang diajarkan oleh guru.

Di SMP Negeri 3 Kartasura, keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah. Rendahnya keaktifan siswa dapat dilihat dari masih kurangnya keberanian siswa mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dari guru, mengemukakan pendapatnya dan mengerjakan soal latihan di depan kelas. Rendahnya keaktifan siswa terjadi karena rendahnya motivasi siswa dalam belajar, penyebab utama rendahnya motivasi siswa karena


(2)

kurangnya variasi strategi pembelajaran yang tepat. Selama ini yang terjadi pembelajaran hanya berpusat pada guru, dan siswa tidak dilibatkan secara aktif sehingga siswa masih kurang dalam kemampuan kerjasama dan kurang percaya diri atas kemampuan diri sendiri.

Untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan maka perlu diterapkan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

Menurut Karen (2004: 1), model Creative Problem Solving adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada ketrampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas. Ketika dihadapkan dengan situasi pertanyaan, siswa dapat melakukan ketrampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, ketrampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir.

Metode Creative Problem Solving merupakan salah satu metode alternatif yang dapat digunakan sehingga keaktifan siswa akan menjadi lebih baik. Penerapan metode Creative Problem Solving dalam pembelajaran matematika melibatkan siswa untuk dapat bersikap aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan sebuah metode pembelajaran.


(3)

Metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode Creative Problem Solving (CPS) yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, timbul beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Keberhasilan pembelajaran matematika tidak hanya ditentukan oleh kemampuan guru serta tercapainya tujuan pembelajaran melainkan keaktifan siswa juga mempengaruhi keberhasilan belajar matematika. 2. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih belum tampak.

Contohnya siswa kurang berani menjawab pertanyaan dari guru, mengajukan pertanyaan jika ada materi yang belum jelas atau mengemukakan pendapat jika pendapatnya berbeda. Siswa kurang aktif mengerjakan latihan-latihan dan kurang berani untuk mengerjakan soal di depan kelas sehingga menyebabkan hasil belajar matematika masih rendah.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih dalam, maka dibutuhkan pembatasan masalah. Dalam hal ini permasalahan difokuskan pada kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.


(4)

Dalam penelitian ini, masalah dibatasi pada:

1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Creative Problem Solving (CPS).

2. Keaktifan siswa dalam hal ini dikhususkan pada keberanian siswa bertanya, keberanian siswa menjawab pertanyaan, keberanian siswa mengemukakan pendapat dan keaktifan siswa mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh guru ke depan kelas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Adakah peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode Creative Problem Solving (CPS)?

2. Adakah peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode Creative Problem Solving (CPS)?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah penggunaan metode Creative Problem Solving (CPS) dapat meningkatkan keaktifan siswa. Jadi penelitian ini lebih khusus lagi memiliki tujuan sebagai berikut:


(5)

1. Untuk mengetahui adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode Creative Problem Solving (CPS).

2. Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui metode Creative Problem Solving (CPS).

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkat teoritis kepada pembaca dan guru dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar terhadap mata pelajaran matematika melalui metode Creative Problem Solving (CPS).

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa langkah-langkah untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan metode Creative Problem Solving (CPS). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk guru, siswa dan sekolah.

a. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membantu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika.

b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan mengenal model pembelajaran dalam rangka meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika.


(6)

c. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika.

d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran matematika melalui pendekatan Creative Problem Solving (CPS).


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MODIFIED JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 4 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 61

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Tamansiswa Telukbetung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 17 87

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Tamansiswa Telukbetung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 32 89

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Tamansiswa Telukbetung Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 10 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1Sekampung Udik Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 9 56

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 01 Pagelaran Tahun Ajaran 2014/1015)

3 19 59

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

0 0 6

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PROBLEM SOLVING SISWA KELAS VII SMP N 1 BOTODAYAAN RONGKOP GUNUNGKIDUL

0 0 8

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

0 2 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 KUNINGAN

0 1 20