KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 3 GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN DALAM MENGHADAPI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 3 Gantiwarno Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

1

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 3 GANTIWARNO
KABUPATEN KLATEN DALAM MENGHADAPI
BENCANA GEMPA BUMI

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1
Pendidikan Geografi

Diajukan Oleh :
DWI AGUSTINA
A610100077

Kepada
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2014


2

3

1

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 3 GANTIWARNO
KABUPATEN KLATEN
DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI
Oleh :
Dwi Agustina
A610100077 Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Telp 085 700 010 980, E-mail: Goestyn23@gmail.com
2014
ABSTRAK
Kecamatan Gantiwarno di Kabupaten Klaten adalah salah satu
wilayah yang mengalami kerusakan cukup parah akibat genpa bumi yang
terjadi 27 Mei 2006 dengan episentrum di selatan Yogyakarta. Sehingga
di perlukan kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana gempa bumi

sebagaimana yang dilakukan di sekolah SMP N 3 Gantiwarno di Teluk,
Kelurahan Kragilan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten.
Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Gantiwarno dengan judul
“Kesiapsiagaan Siswa SMP N 3 Gantiwarno, Kabupaten Klaten Dalam
Menghadapi Bencana Gempa Bumi”. Penelitian ini bertujuan (1)
Mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa SMP 3 Gantiwarno, Kabupaten
Klaten, dalam menghadapi bencana gempa bumi. (2) Mengetahui
hubungan tingkat kelas terhadap kesiapsiagaan siswa SMP N 3
Gantiwarno dalam menghadapi bencana gempa bumi.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan metode diskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
angket, teknik dokumentasi, dan teknik observasi. Teknik analis data yang
di gunakan adalah tingkat indeks kesiapsiagaan dengan katagori sangat
siap, siap, hampir siap, kurang siap, kurang siap, dan belum siap dan
teknik chi square serta analisis korelasi .
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (1) Tingkat
kesiapsiagaan siswa SMP N 3 Gantiwarno, Kabupaten Klaten dalam
menghadapi bencana gempa bumi termasuk dalam kategori kurang siap,
dengan perolehan niali prosentase 52,99% (Skala 100). (2) Melalui
analisis crostabs teknik chisquare diperoleh hasil tidak ada hubungan

antara tingkat kelas dengan kesiapsiagaan, untuk mengetahui keabsahan
antara kedua variabel yaitu tingkat kelas dengan kesiapsiagaan siswa
maka dilakukan kembali uji dengan menggunakan korelasi spearman
Rank hasil menunjukkan adanya hubungan positif yang sangat signifikan
dari kedua variabel, masing-masing memiliki korelasi yang cukup kuat
antara tingkat kelas dengan kesiapsiagaan siswa SMP N 3 Gantiwarno
dalam menghadapi gempa bumi.
Kata kunci: Kesiapsiagaan siswa, dan bencana gempa bumi.

2

Krishna, dkk (2008) menjelaskan

PENDAHULUAN
Secara

geografis,

posisi


Indonesia yang dikelilingi oleh ring of
fire dan dikepung oleh tiga lempeng
utama (Eurasia, Indo-Australia dan
Pasifik), lempeng eura-asia di bagian
utara, lempeng indo-australia di bagian
selatan, lempeng samudera pasifik di
bagian timur yang mengakibatkan
adanya

jalur

rangkaian

gempa

gunung

bumi

api


aktif

dan
di

sepanjang pulau Sumatera, pulau Jawa,
Bali dan Nusa Tenggara sejajar dengan
penunjaman kedua lempeng. (Krishna,
2008) sehingga membuat Indonesia
memiliki potensi bencana alam..
Undang – Undang Penanggulangan
Bencana

No

24

Tahun


menjelasakan pengertian
merupakan

suatu

2007
bencana

peristiwa

atau

rangkaian peristiwa yang mengancam
dan

mengganggu

penghidupan

kehidupan


masyarakat

dan
yang

disebapkan baik oleh faktor alam dan
atau faktor non alam maupun faktor
manusia

sehingga

mengakibatkan

timbulnya korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.

bahwa bencana merupakan peristiwa
atau


rangakaian

mengancam

peristiwa

dan

kehidupan

dan

yang

mengganggu
penghidupan

masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam dan atau faktor manusia

sehingga

mengakibatkan timbulnya

korban jiwa, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, maupun dampak
psikologis.
Bencana alam senantiasa menjadi
ancaman besar diberbagai
termasuk

Indonesia,

salah

negara
satu

ancaman bencana yang terjadi di
indonesia adalah bencana gempa bumi.

Bencana gempa bumi di golongokan
menjadi tiga diantaranya gempa bumi
tektonik, gempa bumi vulkanik, dan
gempa bumi runtuhan.
Kabupaten Klaten terdiri dari 26
kecamatan, terbagi atas 391 desa dan
10 kelurahan, dengan luas 65.556 ha.
Kabupaten Klaten merupakan bagian
provinsi Jawa Tengah yang berada
paling

selatan.

Secara

astronomis

Kabupaten Klaten terletak diantara
110°26'14"BT - 110°47'51"BT dan
7°32'19"LS - 7°48'33"LS. Kabupaten


3

Klaten memiliki ketinggian antara 100

Klaten pada tanggal 27 Mei 2006

– 400 m diatas permukaan laut.

kurang lebih pukul 05.50 WIB selama

Kabupaten

merupakan

57 detik dengan kekuatan 5,9 skala

persilangan antara dua kota budaya

Ritcher. Gempa bumi tersebut terjadi

yaitu kota Solo dan kota Yogyakarta,

akibat adanya tahanan geser antar blok

dengan batas administrasi sebagai

sesar (patahan) terlampaui oleh gaya

berikut:

berbatasan

kompresi yang semakin meningkat.

dengan Kabupaten Boyolali, sebelah

Kompresi berasal dari tumbukan 2

selatan berbatasan dengan Kabupaten

lempeng tektonik (lempeng samudra

Gunung Kidul (DIY), sebelah barat

Hindia-Asutralia

berbatasan dengan Sleman (DIY),

Benua Eurasia), akibatnya blok-blok

sebelah

dengan

sesar pada batuan tersier yang sudah

Kabupaten Sukoharjo (Klaten dalam

lama terbentuk menjadi aktif kembali,

Angka 2005).

saling menekan dan bergeser. Dampak

Klaten

sebelah

timur

utara

berbatasan

dengan

lempeng

Kabupaten Klaten merupakan salah

gempa bumi menurut Kepala Dinas

satu kabupaten yang rawan bencana

Pendidikan dan Kebudayaan (PDK)

Mulai dari bahaya tanah longsor di

Klaten, Djoko Sutrisno mengatakan

kawasan selatan, banjir, gempa bumi,

kematian

angin ribut sampai letusan gunung

kerusakan gedung sekolahan paling

merapi.

merupakan

banyak terjadi di tiga kecamatan yang

bencana yang terjadi karena adanya

paling parah mengalami kerusakan di

getaran

serta

Klaten yaitu di Kecamatan Wedi,

gelombang-

Gantiwarno dan Prambanan. Akibat

gelombang seismik dari sumber gempa

gempa bumi tersebut tercatat 55 guru

yang ada didalam lapisan kulit bumi.

dan 256 siswa tewas, 75 gedung

Bencana

dapat

sekolahan roboh dan 298 lainnya rusak

mengakibatkan adanya korban jiwa,

berat, 5 bangunan pesantren roboh dan

rusaknya infrastruktur, hilangnya harta

13

benda dan gangguan psikologi.

(http://news.detik.com/read/2006/06/1

Gempa

yang

disebabkan

Kejadian

bumi

dirasakan
oleh

gempa

gempa

bumi

bumi

besar

melanda Yogyakarta dan Kabupaten

guru

lainnya

dan

siswa

rusak

serta

berat

0/155149/613400/10/55-guru-256siswa-tewas-akibat-gempa-di-

4

klaten,diakses tanggal 19 Oktober

masyarakat dan peserta didik masih

2013).

rentan terhadap bencana. Maka dari itu

Sekolah

merupakan

lingkungan

pentingnya

pendidikan

dalam

artifisial yang sengaja diciptakan untuk

kesiapsiagaan menghadapi bencana.

membina anak-anak ke arah tujuan

Sekolah berfungsi sebagai

tempat

tertentu, khususnya untuk memberikan

mendidik

secara

kemapuan dan ketrampilan sebagai

pengetahuan

bekal kehidupannya di kemudian hari

Sehingga dapat

(Sunarto,

juga

yang mampu bersaing menghadapi

memiliki ancaman bagi siswa ketika

tantangan jaman. Hal tersebut juga

terjadi gempa bumi terlebih jika

berlaku terhadap kesiapsiagaan dalam

bangunan sekolah roboh, maka akan

bencana

mendatangkan

berperaan

dalam

siswa.Terlebih bencana gempa bumi

kepribadian

yang

tidak dapat diprediksi kapan terjadinya

kesiapsiagaan siswa dalam bencana

karena itu merupakan pekerjaan yang

gempa

sulit. Gempa bumi datang secara tiba-

berfungsi

tiba dengan syarat masih berada pada

mengembangkan budaya siap siaga

zona gempa bumi. Maka, pemahaman

bencana gempa bumi.

2002).

Sekolah

korban

jiwa

bagi

dan kesiapsiagaan terhadap bencana
gempa

bumi

perlu

dimiliki

oleh

siswa

baik

maupun

tikah

laku.

melahirkan siswa

gempa

bumi.

bumi.

membentuk
mencerminkan

Sehingga

sebagai

Sekolah

tempat

sekolah
untuk

Fokus utama dalam pengajaran
kebencanaan di sekolah atau institusi

siswa.Sehingga dampak buruk yang

pendidikan

diakibatkan oleh bencana itu sendiri

mengenai bencana itu sendiri serta

dapat diminimalisir.

wawasan dan pengetahuan mengenai

Banyaknya kerugian dan korban
akibat bencana gempa bumi karena
masyarakat

siap

dalam

pemahaman

menghadapi

bencana.

dalam

Oleh karena itu peneliti ingin

menghadapi bencana. Kesiapsiagaan

mengajukan penelitian dengan judul

untuk menghadapi bencana ini penting

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 3

disosialisasikan

GANTIWARNO,

bahkan

kurang

kesiapsiagaan

adalah

kepada

peserta

masyarakat

didik,

karena

KABUPATEN

5

KLATEN, DALAM MENGHADAPI

Tsanawiyah (MTs), atau bentuk

BENCANA GEMPA BUMI.

lain yang sederajat.

Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui:

melalui

1. Mengetahui

tingkat

kesiapsiagaan

Pelaksanaan pendidikan dilakukan

siswa

SMP

3

pembentukan

jenjang

pendidikan.

Berdasarkan

SISDIKNAS

2003

UU

menjelaskan

Gantiwarno, Kabupaten Klaten,

Jenjang pendidikan adalah tahapan

dalam

pendidikan

menghadapi

bencana

gempa bumi.
2. Mengetahui
kelas

berdasarkan
hubungan tingkat

terhadap

kesiapsiagaan

yang

ditetapkan

tingkat

perkembangan

peserta

didik,

dicapai,

dan

tujuan

yang

kemampuan

akan
yang

siswa SMP N 3 Gantiwarno

dikembangkan.

dalam

disebabkan bahwa sekolah itu sebagai

menghadapi

bencana

gempa bumi.

Hal

tersebut

lembaga pelaksana pendidikan yang
bersifat pendidikan formal. Pendidikan
formal merupakan jalur pendidikan

LANDASAN TEORI
Undang- undang sistem pendidikan

yang terstruktur dan berjenjang yang

nasional (UU SINDIKNAS 2003 )

terdiri

pasal 17 ayat 1 dan ayat 2 menjelaskan

pendidikan menengah, dan pendidikan

tentang :

tinggi (UU SISDIKNAS tahun 2003).

a. Pendidikan

dasar

merupakan

jenjang

pendidikan

melandasi

jenjang

Sekolah

pendidikan

pendidikan

dasar,

menengah

yang

(SMP/MTS) terdapat jenjang kelas

pendidikan

yang meliputi jenjang kelas VII, kelas

menengah.
b. Pendidikan

Dalam

atas

VIII dan kelas IX.
dasar

(SD)

Menurut Jumali, 2008 Hakekat

dan

peserta didik dipandang sebagai wadah

Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau

yang harus diisi dengan pengetahuaan,

bentuk lain yang sederajat serta

dan keterampilan. Pada dasarnya siswa

Sekolah

juga

(SMP)

Dasar

berbentuk

Menengah
dan

Pertama
Madrasah

termasuk

manusia

sehingga

memiliki suatu cipta, rasa, dan karsa.
Siswa

juga

memiliki

suatu

6

kerakteristik
siswa

tersendiri.

Undang – Undang Penanggulangan

Karakterisk

merupakan suatu keseluruhan

Bencana

No

24

Tahun

kelakuan, dan kemampuan yang ada

menjelasakan pengertian

pada

merupakan

siswa

sebagai

hasil

dari

suatu

2007
bencana

peristiwa

atau

pembawaan dan lingkungan sosialnya

rangkaian peristiwa yang mengancam

sehingga menentukan pola aktifitas

dan

dalam

penghidupan

meraih

aktifitas.

Dalam

mengganggu

kehidupan

masyarakat

dan
yang

karekteristik siswa ini ada beberapa hal

disebapkan baik oleh faktor alam dan

yang perlu di perhatikan (Sardiman,

atau faktor non alam maupun faktor

2011) dalam

manusia

buku Interaksi

dan

sehingga

mengakibatkan

motivasi belajar mengajar antara lain:

timbulnya korban jiwa, kerusakan

1) Karakteristik atau keadaan yang

lingkungan, kerugian harta benda, dan

berkenaan dengan kemampuan

dampak psikologis.
Bencana

awal

Seperti

kemampuan

Strategi

menurut

For

International

Disaster

Reduction

intelektual, kemampuan berfikir,

(ISDR) merupakan suatu gangguan

mengucapkan hal – hal yang

serius terhadap keberfungsian suatu
masyarakat, sehingga menyebabkan

berkaitan

dengan

aspek

psikomotor, dan lain – lain.

manusia dari segi materi, ekonomi atau

2) Karateristik yang berhubungan
dengan latar belakang dan status
sosial.

lingkungan

dan

kemampuan

masyarakat

yang

bersangkutan untuk mengatasi dengan

yang

berkenaan

sendiri (Joko Christanto, 2011).
Jenis –jenis bencana

perbedaan-perbedaan
a. Bencana

kepribadian

melampaui

menggunakan sumber daya mereka

3) Karakteristik
dengan

kerugian yang meluas pada kehidupan

seperti

alam:

bencana

yang

sikap,
diakibatkan oleh peristiwa atau

perasaan, minat, dan lain-lain.
serangkaian

peristiwa

yang

disebabkan oleh alam, antara lain

7

berupa

gempa

gunung

bumi,

tsunami,

meletus,

banjir,

bencana yang berkembang saat ini,
peningkatan kesiapsiagaan merupakan
salah satu elemen penting dari kegiatan

kekeringan, angin topan, dan tanah

pengurangan resiko yang bersifat pro-

longsor.

aktif, sebelum terjadinya bencana. (Jan

b. Bencana non alam: bencana yang

Sopaheluwakan, dkk, 2006).

Ada beberapa aspek di dalam

diakibatkan oleh peristiwa atau

menentukan

rangkaian peristiwa non alam yang

kesiapsiagaan bencana menurut buku

antara lain berupa gagal teknologi,
gagal modernisasi, epidemik dan

sosial:

bencana

yang

diakibatkan oleh manusia yang
meliputi

konflik

sosial

antara

kelompok atau antar komunitas
masyarakat,

dan

teror

(Joko

Kesiapsiagaan merupakan tindakan
dilakukan

dalam

rangka

mengantisipasi suatu

bencana untuk

memastikan

tindakan

dilakukan

bahwa

dapat

LIPI UNESCO/ISDR,2006 di jelaskan
ada 5 aspek antaralain:
a. Pengetahuan dan sikap terhadap

b. Kebijakan dan panduan
c. Rencana untuk keadaan darurat
bencana
d. Sistem peringatan bencana
e. Kemampuan

untuk

memobilisasi sumberdaya
Dalam

penelitian

kesiapsiagaan

siswa dalam menghadapi bencana

Christanto, 2011)

yang

parameter

risiko bencana

wabah penyakit.
c. Bencana

suatu

dilaksanakan

yang
secara

gempa bumi mengambil ke lima aspek
tersebut.

METODE PENELIAN
Pendekatan yang di gunakan dalam

tepat dan efektif pada saat dan setelah

peneitian

terjadi bencana. Krishna,dkk (2008)

kuantitatif dengan metode diskriptif.

ini

adalah

pendekatan

Kesiapsiagaan merupakan salah satu

Penelitian ini dilakukan di SMP N 3

bagian dari proses manajemen bencana

Gantiwarno, Kabupaten Klaten selama

dan

didalam

konsep

pengelolaan

8

enam bulan, yaitu: September sampai

pendidikan siswa SMP yaitu kelas 7, 8,

Februari 2014.

dan 9. Variabel terikat

Populasi

dalam

penelitian

(Y) dalam

ini

penelitian ini adalah kesiapsiagaan

seluruh siswa SMP N 3 Gantiwarno,

siswa SMP 3 Gantiwarno dalam

Kabupaten Klaten yang berjumlah 399

menghadapi bencana gempa bumi.

siswa.Sampel yang diambil dalam

Metode Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan rumus

penelitian ini menggunakan teknik

solvin

angket

dengan

perolah

sampel

tertutup,

sejumlah 80 siswa dari 399 siswa.

dokumentasi.

Teknik sampling menggunakan teknik

Teknik

sampling

Proportionete

Stratified

Random Sampling. Sampling dalam
penelitian

ini

berhubungan

bersrtata
dengan

karena

observasi,

analisa

data

dan

yang

digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.Analisis

tingkat

kesiapsiagaan

jenjang

berdasarkan variabel bebas untuk

pendidikan SMP yang terdiri dari kelas

mengetahui tingkat kesiapsiagaan

7, 8, dan 9. Maka dari jenjang kelas

siswa dalam menghadapi bencana

berdasarkan

gempa bumi berdasar nilai indeks

sampling

tersebut

di

sajikan sebagai berikut :

kesiapsiagaan Lippi Unesco

140
 80 =
399

Kelas 7 =

28,07

untuk

dibulatkan 28

Kelas 8 =

mengunakan

variabel

ini

=

23,45

1. Kesiapsiagaan Siswa
Kesiapsiagaan siswa SMP N 3

penelitian
bebas

adalah

dengan

PEMBAHASAN

ini
dan

variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian

kelas

hubungan

28,47

dibulatkan 23
dalam

mengetahui

kesiapsiagaan

dibulatkan 29

Variabel

Crasstabs chi square

tingkat

142
 80
399
=

117
 80
Kelas 9 = 399

2.Analisis

jenjang

Gantiwarno berdasarkan analisis dari
indeks kesiapsiagaan bencana dari
LIPI-UNESCO (2006) dikatagorikan
masih dalam kategori kurang siap.

9

perhitungan

analisis

indeks

kesipasiagaan menggunakan rumus :

Hasil

tabel

klasifikasi

diatas

menujukan kesiapsiagaan siswa kelas
X SMA MTA Surakarta memiliki nilai

Total skor riil parameter
 100
Indeks 
Skor maksimum parameter

rata – rata 60,55 yang dikatagorikan ke
skala

indeks

kesiapsiagaan

Lippi

UNESCO yaitu 40–54 masuk dalam
Maka berdasarkan rumus indeks
kesiapsiapsiagaan

maka

hasil

katagori kurang siap atau kurang siaga.
Maka tingkat kesiapsiagaan siswa

penelitian kesiapsiagaan siswa yang

SMP

terlampir di dapatkan hasil sebagai

masih kurang siap dalam menghadapi

berikut:

bencana gempa bumi.

3

Gantiwarno

dikatagorikan

2. Hubungan antara tingkat kelas

Total skor riil parameter
 100
Indeks 
Skor maksimum parameter
2035
Indeks 
 100
3840

hasil

dikatagorikan

dalam

perhitungan
tabel

indeks

kesiapsiagaan bencana sebagai berikut.
Tabel

4.14

.

Hasil

penelitian

bahwa tidak adanya hubungan antara

Nilai

Hal tersebut dapat dilihat dari analisis
teknik chi square sebagai berikut:
Table 4.9 : Chi-Square Tests
Asymp.

Indeks

D Sig. (2-

Kesiapsiagaan
No.

Nilai

Value

Kategori

Indeks

Pearson Chi-

1.

80-100

Sangat Siap

Square

2.

65-79

Siap

Likelihood

3.

55-64

Hampir Siap

Ratio

4.

40-54

Kurang Siap

N of Valid

Belum Siap

Cases

5.

Kurang
dari

menunjukan

tingkat kelas dengan kesiapsiagaan.

= 52,99
Kemudian

dengan kesiapsiagaan.

40

(0-39)
Sumber: buku lippi UNESCO (2006)

f

sided)

4.686(a) 8

.791

4.883

.770

8

80

a 6 cells (40.0%) have expected count
less than 5. The minimum expected
count is 2.88.

10

kesiapsiagaan

melalui

uji

Chi

Square, dimana diperoleh nilai x

2

hitung 4.686 dengan nilai signifikasi
(Asymp. Sig. (2-sided) ) sebesar 0.791.

korelasi

spearman

rank

dengan

menggunakan SPSS 15.0 for windows.
Tabel korelasi tingkat kelas dengan kesiapsiagaan
Correlations
Tingk Kesiapsia
at
gaan

Dari tabel diatas ketahui bahwa nilai χ2
hitung 4.686 dan nilai χ2 tabel untuk

Spearman's Tingkat
rho

Correlation
Coefficient

nilai signifikasi 10% dan nilai df 8

Sig. (2-tailed)

adalah 13, 362, dengan demikian nilai

N

hubungannya
dengan

bahwa

tidak

ada

antara

tingkat

kelas

kesiapsiagaan.

Dengan

demikian makna dari hasil kuesioner
tersebut

adalah

bahwa

ciri-ciri

kesiapsiagaan siswa tidak dipengaruhi
oleh

tingkat

didasari

kelas.

dengan

kesiapsiagaan

Hal

hasil

tersebut
kuesioner

siswa

berdasarkan

tingkat kelas VII, kelas VIII dan kelas
IX

yang

telah

kesiapsiagaan

diuji

dalam

crosstab

menghadapi

bencana.
Berdasarkan

analisis

Crosstab

(tabulasi silang) yang telah diuji chi
square

atau

kemudian

chi

kuadrat

untuk

tersebut

mengetahui

keabsahan antara kedua variabel yaitu
tingkat kelas dengan kesiapsiagaan
siswa maka dilakukan kembali uji
dengan

menggunakan

korelasi

spearman Rank. Adapun hasil uji

.021

.

.854

80

80

.021

1.000

.854

.

80

80

Kesiapsiag Correlation
aan
Coefficient

x2 hitung > x2 tabel maka dapat di
simpulkan

1.000

Sig. (2-tailed)
N

Sumber : Analisis 2014
Berdasarkan tabel korelasi pada
tabel 4.22 antara tingkat kelas dengan
kesiapsiagaa

siswa

Gantiwarno

menghasilkan

0,021,

taraf

pada

SMP

N

angka

kesalahan

diperoleh

harga

0,220.

diperoleh

nilai

koefisien

3

5%

Sehingga
korelasi

tingkat kelas dengan kesiapsiagaan
siswa SMP N 3 Gantiwarno dalam
menghadapi gempa bumi, r = 0,021 <
rtabel 0,220, p = 0,000 (p < 0,01), Hasil
ini menunjukkan ada hubungan positif
yang sangat signifikan dari kedua
variabel independen dengan variabel
dependen,

dengan

masing-masing

memiliki korelasi yang cukup kuat
antara

tingkat

kesiapsiagaan

siswa

kelas
SMP

dengan
N

3

11

Gantiwarno dalam menghadapi gempa

hubungan antara variabel Tingkat

bumi

kelas dengan kesiapsiagaan siswa
SMP N 3 Gantiwarno Berdasarkan
analisis korelasi diperoleh nilai r =

KESIMPULAN
Dari
pembahasan

hasil
maka

penelitian
dapat

dan
diambil

0,021 < rtabel 0,220, p = 0,000 (p <
0,01)

dengan

nilai

probabilitas

kesimpulan sebagai berikut:

0,832 > 0,05 yang menunjukkan ada

1. Tingkat kesiapsiagaan siswa SMP N

hubungan

positif

3 Gantiwarno masuk dalam kategori

signifikan

dari

siswa yang kurang siap atau kurang

independen

siaga dalam menghadapi bencana

dependen, dengan masing-masing

gempa bumi, dengan perolehan nilai

memiliki korelasi yang cukup kuat

indeks

antara

sehingga

kesiapsiagaan
berdasarkan

52,99%
indek

yang
kedua

variabel

dengan

tingkat

sangat

variabel

kelas

dengan

kesiapsiagaan siswa SMP N 3

kesiapsiagaan masuk dalam nilai

Gantiwarno

indek antara 40-54 yaitu termasuk

gempa bumi..

dalam

menghadapi

dalam kategor kurang siap atau
kurang siaga dalam menghadapi
bencana gempa bumi.
2. Hubungan Tingkat kelas dengan
kesiapsiagaan siswa SMP N 3
Gantiwarno Berdasarkan analisis
crasstabs dengan teknik Chi Squre
di peroleh suatu kesimpulan dari
hasil pengujian keterkaitan kedua
variuabel yaitu hubungan tingkat
kelas dengan kesiapsiagaan siswa
tidak memiliki hubungan antara ke
dua aspek tersebut akan tetapi
setelah di uji denga menggunakan
korelasi spearman Rank terdapat

SARAN
1. Bagi Siswa atau Responden
Siswa SMP N 3 Gantiwarno di
harapkan mampu meningkatkan
pola

berfikir

untuk

kesiapsiagaan

meningkat

dalam

bencana

gempa bumi agar siswa dapat
selalu

tanggap

darurat

dan

terhindar dari bencana gempa bumi
2. Bagi Sekolah
Sekolah yang bergerak di bidang
pendidikan di harapkan

mampu

meningkatkan ilmu pengtahuan di

12

bidang

pengelolaan

bencana,

sesudah

penilitian

penelitian

membuat jalur evakuasi disekolah

dilapangan segeralah di kerjakan

supaya siswa siap siaga sehingga

hasil penelitian yang di dapat

dapat meminamalisir ketika terjadi

jangan

bencana gempa bumi.

menyusun hasil penelitian untuk

3. Bagi peneliti yang akan datang

menunda

selajutnya

dalam penelitian ini dari proses

maksimal

penyusunan

sampai

penyusunan akhir, terutama ketika

menunda

itu di harapkan bagi penelitian

Banyak kekurangan dan kelemahan

awal



mendapatkan

hasil

13

DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2006. Klaten Dalam Angka 2005. Klaten: BAPEDA.
Christanto, Joko. 2011. Gempa Bumi, kerusan lingkungan , kebijakan dan strategi
pengelolaan.yogyakarta :LIBERTY YOGYAKARTA
Detik

News.Com 2006 55 Guru, 256 Siswa tewas akibat gempa.
http://news.detik.com/read/2006/06/10/155149/613400/10/55-guru-256siswa-tewas-akibat-gempa-di-klaten, diakses tanggal 19 Oktober 2013

Jumali, dkk. 2008. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University
Press
Sardiman. 1996. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Sopaheluwakan Jan, dkk. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami. Jakarta: LIPI
UNESCO.
Sunarto,dkk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Pribadi,Krishna, dkk. 2008. Buku Pegangan Guru Pendidikan SiagaBencana.
Bandung:Pusat Mitigasi Bencana- Institut Tehnologi Bandung
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional.diakses 24 Oktober 2013. 18.00 WIB
http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003Sisdiknas.pdf
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.Diakses 18 Oktober 2013. 20:24 WIB dari
BNPB http://www.bnpb.go.id/website/file/publikasi/41.pdf

Dokumen yang terkait

KESIAPSIAGAAN SISWA SMP N 3 GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN DALAM MENGHADAPI Kesiapsiagaan Siswa SMP N 3 Gantiwarno Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 1 16

PENDAHULUAN Kesiapsiagaan Siswa SMP N 3 Gantiwarno Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 2 9

KESIAPSIAGAAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 WEDI KLATEN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI Kesiapsiagaan Siswa SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 2 18

KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 1 GANTIWARNO KECAMATAN Kesiapsiagaan Siswa Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi Di SMP N 1 Gantiwarno Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten.

0 2 15

PENDAHULUAN Kesiapsiagaan Siswa Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi Di SMP N 1 Gantiwarno Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten.

0 2 7

KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 1 GANTIWARNO KECAMATAN Kesiapsiagaan Siswa Dalam Menghadapi Bencana Gempabumi Di SMP N 1 Gantiwarno Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten.

0 1 13

PENDAHULUAN Peran Simulasi Bencana Terhadap Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di MTs Negeri Gantiwarno Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten.

0 2 8

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X DI SMA BERBUDI KECAMATAN GANTIWARNOKABUPATEN KLATEN Kesiapsiagaan Siswa Kelas X Di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 1 18

PENDAHULUAN Kesiapsiagaan Siswa Kelas X Di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 1 8

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X DI SMA BERBUDI KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN Kesiapsiagaan Siswa Kelas X Di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.

0 2 14