KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X DI SMA BERBUDI KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN Kesiapsiagaan Siswa Kelas X Di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X DI SMA BERBUDI
KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN
DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh:
MIA SOFIYANI
A 610 100 080
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ABSTRAK
KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X DI SMA BERBUDI
KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN
DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI
Mia Sofiyani, A 610 100 080
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa
kelas X tentang bencana gempa bumi dan kesiapsiagaan siswa dalam
menghadapi bencana gempa bumi. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian,
maka penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung
data kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Berbudi di Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket, dokumentasi, observasi. Teknik analisis yang digunakan
adalah metode deskriptif kuantitatif, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat
analisis menggunakan metode Product Moment untuk uji validitas, metode
Conbrach Alpha untuk reabilitas, Kolmogrov Smirnov untuk uji normalitas,dan
Pearson Correlation untuk uji Korelasi.
Hasil Pemahaman siswa kelas X SMA Berbudi Gantiwarno tentang
bencana dapat diketahui melalui dinamika berfikir ORID (Objective, Reflektif,
Interpretatif, dan Decision). Dinilai dari aspek sensitivitas dalam merespon
bencana gempa bumi, cara merefleksi bencana gempa bumi, kesadaran untuk
mengurangi bencana gempa bumi dan tindakan menghindari yang dilakukan saat
terjadi bencana gempa bumi. Berdasarkan hasil analisa menggunakan parameter
dari indeks kesiapsiagaan menujukan bahwa siswa kelas X SMA Berbudi
Gantiwarno termasuk katagori kurang siap dalam menghadapi bencana gempa
bumi, karena dari perhitungan mendapatkan nilai 45 yang termasuk dalam
katagori 40 – 54 yaitu kurang siap. Hasil Kesiapsiagaan dengan RPP dan nilai
Kompetensi Dasar siswa tidak mempunyai hubungan.
Kata kunci : Bencana, Pemahaman, dan Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
pada beberapa sarana pendidikan,
PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan wilayah
yang mempunyai seismik paling aktif
di muka bumi ini. Keadaan ini
disebabkan karena Indonesia berada
pada tiga lempeng tektonik dunia
yaitu Hindia-Australia di Selatan,
Pasifik di sebelah Barat, dan lempeng
Asia Tenggara di sebelah Utara.
Indonesia juga merupakan jalur The
Pasicif Ring of Fire (Cincin Api
Pasifik),
yang
merupakan
jalur
fasilitas sosial, perkampungan, dan
infrastruktur lain. Di Jawa Tengah
kerusakan dan korban jiwa terparah
terjadi di Kabupaten Klaten. Korban
yang meninggal 1.045 orang dan
korban
luka-luka
18.127
orang.
Kerusakan (rumah penduduk) yang
rata dengan tanah 29.988 unit, rusak
berat 62.979 unit, dan rusak ringan
98.552 unit (Akhmad Muktaf Haifani,
2008).
Buruknya
rangkaian gunung api aktif di dunia.
sebuah
manajemen
Di Indonesia gempa besar dan kecil
penanganan bencana alam rupanya
banyak
timur
sampai juga dikalangan negara lain.
sepanjang jalur pertemuan lempeng
Bantuan Pemerintah Italia di angkut
Jawa-Banda, sesar mendatar di Irian
dua pesawat. Seluruh bahan bantuan
Jaya, dan Maluku (Sukendar Asikin,
dikemas dalam kotak kayu. Diangkut
1974).
menggunakan Sembilan truk, bantuan
terjadi
di
Kabupaten
bagian
Klaten
secara
tersebut berupa bahan pangan dan
astronomis terletak diantara 110o 26'
minuman, tenda, obat-obatan, selimut,
o
o
14'' BT-110 47' 51'' BT dan 7 32'
serta bahan pendukung bangunan.
19'' LS-7o 48
35'' LS. Kabupaten
Lokasi yang dituju adalah Kecamatan
Klaten terdiri dari 26 kecamatan,
Gantiwarno dan Kecamatan Wedi.
terbagi
Kecamatan
atas
391
desa
dan
10
kelurahan, dengan luas 65.556 ha.
Kabupaten
Klaten
merupakan
provinsi Jawa Tengah yang berada
paling selatan. Gempa Yogyakarta
tahun 2006 mengakibatkan kerusakan
Gantiwarno
terdapat
korban meninggal 308 jiwa, luka-luka
9136 orang, rumah roboh 10616 unit,
dan
rumah
Sedangkan
rusak
di
1873
unit.
Kecamatan
Wedi
terdata korban meninggal 319 jiwa,
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
1
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
2799 luka-luka, 4409 rumah rusak.
Gantiwarno dalam menghadapi
Sebanyak 22 Kecamatan di Klaten
bencana gempa bumi.
mengalami hal yang serupa, meski
tidak
separah
kedua
LANDASAN TEORI
Kecamatan
tersebut (Republika kamis, 1 Juni
2006).
Bencana menurut International
Strategi
For
Disaster
Reduction
(ISDR) merupakan suatu gangguan
SMA Berbudi merupakan salah
serius terhadap keberfungsian suatu
satu lokasi objek penelitian yang
masyarakat, sehingga menyebabkan
terletak di Desa Jabung, Kecamatan
kerugian yang meluas pada kehidupan
Gantiwarno, Kabupaten Klaten, dan
manusia dari segi materi, ekonomi
Provinsi
atau
Jawa
Tengah.
Peneliti
lingkungan
dan
melampaui
mengharapkan agar sekolah dapat
kemampuan
meningkatkan
kesiapsiagaan,
bersangkutan untuk mengatasi dengan
sehingga dapat mengurangi risiko
menggunakan sumber daya mereka
yang ditimbulkan akibat terjadinya
sendiri
gempa bumi. Penelitian mengambil
Menurut Masyhur Irsyam (2005),
judul “KESIAPSIAGAAN SISWA
macam-macam gempa bumi antara
KELAS X DI SMA BERBUDI
lain:
KECAMATAN
GANTIWARNO
KABUPATEN KLATEN DALAM
MENGHADAPI
BENCANA
GEMPA BUMI”.
Tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah :
1. Mengetahui
kelas
X
Gantiwarno
pemahaman
di
siswa
SMA
Berbudi
tentang
bencana
gempa bumi.
2. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan
siswa kelas X di SMA Berbudi
masyarakat
(Joko
yang
Christanto,
2011).
1) Gempa bumi runtuhan merupakan
gempa yang terjadi baik di atas
maupun
di
bawah
permukaan
tanah. Contohnya: tanah longsor,
salju longsor, batu jatuhan.
2) Gempa
bumi
vulkanik
merupakan
gempa
disebabkan
oleh
yang
kegiatan
gunung berapi baik sebelum
maupun
pada
saat
meletus
gunung api tersebut.
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
2
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
3) Gempa
bumi
tektonik
mengantisipasi suatu bencana untuk
yang
memastikan bahwa tindakan yang
terjadinya
dilakukan dapat dilaksanakan secara
pergeseran kulit bumi yang
tepat dan efektif pada saat dan setelah
umumnya terjadi patahan kulit
terjadi bencana. Upaya-upaya yang
bumi.
dapat
merupakan
gempa
disebabkan
oleh
Menurut Jumali, ddk, (2008)
Hakekat
pendidikan
dilakukan
kesiapsiagaan
pada
ini
tahapan
diantaranya
merupakan
mempersiapkan diri untuk melakukan
kegiatan formal yang melibatkan
pertolongan pertama setelah terjadi
guru, murid, kurikulum, evaluasi,
bencana,
administrasi yang secara simultan
koordinasi dalam kondisi tanggap
memproses peserta didik menjadi
darurat, serta bagaimana melakukan
lebih bertambah pengetahuan, skill,
evakuasi dari daerah yang terkena
dan nilai kepribadiannya dalam suatu
bencana ke daerah yang aman.
keteraturan kalender akedimik.
Pemahaman siswa tentang bencana,
diawali dengan upaya memahami
siswa
secara
pengetahuan
dasar
kemampuan
mengkaji
kognitif:
bencana,
potensi
bencana, dan tindakan/decision dalam
merespon bencana. Keutuhan dalam
berpikir untuk memahami bencana
melalui
dinamika
berpikir
dan
bertindak dalam ORID (Objective,
Reflektive,
Interpretatif,
dan
Decision).
dilakukan
Pengelolaan bencana merupakan ilmu
pengetahuan yang terkait dengan
upaya untuk mengurangi risiko, yang
meliputi
tindakan
persiapan,
dukungan, dan membangun kembali
masyarakat saat bencana terjadi.
METODE PENELITIAN
Metode yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif
kuantitatif,
yang
sebelumnya dilakukan uji prasyarat
analisis
menggunakan
metode
Product Moment untuk uji validitas,
Kesiapsiagaan adalah tindakan
yang
melakukan
Menurut Krishna, dkk, (2008)
Menurut Jufriadi, dkk, (2012)
kondisi
bagaimana
dalam
rangka
metode
Conbrach
Alpha
umtuk
reliabilitas, Kolmogrov Smirnov untuk
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
3
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
uji normalitas, Pearson Correlation
dipelajari
untuk uji hubungan kesiapsiagaan dan
kesimpulannya (Sugiyono, 2011).
nilai Kompetensi Dasar siswa dalam
pembelajaran.
kemudian
ditarik
Populasi yang diambil dalam
siswa
penelitian ini adalah seluruh siswa
bumi
kelas X di SMA Berbudi Gantiwarno
menggunakan dinamika berpikir dan
yang meliputi, 15 siswa perempuan
bertindak
dan
tentang
Pemahaman
dan
bencana
dalam
gempa
ORID
yaitu:
5
siswa
laki-laki.
Secara
Objective, Reflefktive, Interpretatif,
keseluruhan jumlah populasi yang ada
dan Decision (Akhmad Jufriadi, dkk,
adalah 20 siswa.
2012).
Kesiapsiagaan
siswa
menggunakan 5 parameter
yaitu:
pengetahuan dan sikap, kebijakan dan
panduan, rencana tanggap darurat,
sistem peringatan dini, dan mobilisasi
sumber
data
daya.Teknik
pengumpulan
menggunakan
dokumentasi,
dan
angket,
observasi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Variabel dalam penelitian ini
terdiri
dari
beberapa
variabel
berdasarkan tujuan penelitian.
1) Pemahaman
siswa
tentang
bencana gempa bumi.
2) Kesiapsiagaan
menghadapi
siswa
dalam
bencana
gempa
bumi.
Teknik analisis data penelitian ini
Berbudi Gantiwarno yang terletak di
menggunakan
Jln. Raya Gaswangi, Keluran Jabung,
kuantitatif
Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten
memberikan
Klaten. Peneliti mengambil daerah
pembahasan dalam penelitian ini.
penelitian tersebut karena Kecamatan
Untuk mengetahui pemahaman siswa
Gantiwarno termasuk daerah rawan
kelas X di SMA Berbudi tentang
terhadap bencana gempa bumi.
bencana
gempa
dinamika
berpikir
Populasi
generalisasi
obyek/subyek
adalah
yang
yang
wilayah
terdiri
atas:
mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk
metode
digunakan
deskripsi
bumi.
dan
deskriptif
untuk
atau
Melalui
bertindak
dalam ORID (Objective, Reflektive,
Interpretatif, dan Decision). Indikator
tersebut diungkap dengan pertanyaanpertanyaan:
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
4
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
1. Sejauh mana tingkat sensivitas
siswa dalam merespon bencana
siswa dalam kajian ini dikategorikan
menjadi lima, sebagai berikut :
melalui sensorinya (O).
Tabel 3.4 Nilai Indeks
2. Sejauh mana tingkat reflektif
siswa
dalam
pengalaman
atau
Kesiapsiagaan
menghayati
bencana
mereka
reaksi
internal
siswa/persepsi (membandingkan
dengan kondisi sebelum dan
sesudah
Katagori
2
65-79
Siap
3
55-64
40-54
Hampir
siap
Kurang siap
terjadi
bencana
4
dan
mungkin
5
ketakutan,
pengalaman positif siswa (R).
3. Sejauh mana kesadaran realitas
yang
No. Nilai
indeks
1
80-100
dialami
siswa,
membutuhkan
ini
kemampuan
interpretatif siswa (I).
Sangat siap
Kurang
Belum siap
dari 40 (039)
Sumber: Jan Sopaheluwakan,
dkk, 2006.
Skor
maksimum
parameter
diperoleh dari jumlah pertanyaan
4. Dengan tahap-tahap pikiran dan
dalam
parameter
yang
indeks
respon yang dialami pada a-c
(masing-masing pertanyaan memiliki
tersebut, kemudian siswa akan
skor tertinggi). Penentuan nilai indeks
membangun komitmen untuk
setiap
menghadapi
menggunakan rumus:
adaptasi
bencana
terhadap
dan
parameter
dihitung
berbagai
perubahan yang dialami oleh
masing-masing siswa sebagai
Total skor riil parameter
100
Skor maksimum parameter
PEMBAHASAN
Indeks
keputusan pribadi (D).
5
Lokasi SMA Berbudi terletak di
parameter yaitu: pengetahuan dan
Jl. Raya Gaswangi Desa Jabung
sikap,
panduan,
Kecamatan Gantiwarno Kabupaten
sistem
Klaten Provinsi Jawa Tengah. SMA
Kesiapsiagaan
kebijakan
rencana
peringatan
tanggap
dini,
siswa
ada
dan
darurat,
dan
mobilisasi
sumber daya. Tingkat kesiapsiagaan
Berbudi
Gantiwarno
merupakan
sekolah kepemilikan yayasan.
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
5
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
Struktur
organisasi
didalam
b.Siswa harus menjadi makhluk
sekolah terdiri dari kepala sekolah
sosial yang bersedia menolong
yang bernama Drs. Priyo Utomo M.
bahkan ketika terjadi bencana
Pd serta data pendidik yang berjumlah
gempa bumi.
18 guru dan 8 tenaga administrasi.
Pemahaman siswa kelas X di SMA
Berbudi
Kecamatan
Gantiwarno
Kabupaten Klaten tentang bencana
Secara
menjadi
umum
responden
siswa
gempa bumi
a. Reaksi
internal
setelah
yang
penelitian
2. Cara merefleksi peristiwa bencana
terjadi
siswa
bencana
gempa bumi.
ini
b. Mengidentifikasi hal yang
sudah pernah mengetahui tentang
menyebabkan siswa merasa
kejadian bencana gempa bumi, karena
takut
SMA Berbudi berada di Kecamatan
bencana gempa bumi.
Gantiwarno yang memiliki potensi
terjadi
bencana
gempa
bumi.
Pemahaman siswa tentang bencana
3. Membangun
berpikir ORID jawaban pernyataan
bumi.
dari kuesioner dapat disimpulkan
b. Siswa
untuk
bencana
harus
gempa
memahami
bahwa bencana gempa bumi
1. Sensitivitas
dalam
merespon
bencana gempa bumi
Berbudi
Kecamatan
memiliki
tidak
dapat
diprediksi
sehingga perlu mewaspadai
merupakan
salah satu sekolah yang berada
di
kesadaran
a. Siswa perlu belajar dari
peristiwa
a. SMA
terjadi
mengurangi resiko bencana
gempa bumi berdasarkan dinamika
sebagai berikut:
setelah
Gantiwarno
potensi
terjadi
kejadian
bencana
gempa
bumi.
4. Tindakan yang dilakukan saat
terjadi bencana gempa bumi
bencana gempa bumi sehingga
a. Mencari tempat yang aman.
perlu
b. Mengikuti
pemahaman
menumbuhkan
siswa
bencana gempabumi.
tentang
petunjuk
yang
ada.
c. Pentingnya
pendidikan
tentang bencana bagi siswa.
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
6
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
Kesiapsiagaan
berdasarkan
dalam katagori 40 – 54 yaitu kurang
sikap,
siap. Hal tersebut ditinjau dari aspek
rencana
pengetahuan dan sikap, kebijakan dan
tanggap darurat, sistem peringatan
panduan, rencana tanggap darurat,
dini, mobilisasi sumber daya.
sistem peringatan dini, dan mobilitas
Aspek
pengetahuan
kebijakan
dan
dan
panduan,
Berdasarkan rumus perhitungan
sumber daya. Fasilitas dan prasarana
untuk menentukan kalsifikasi siaga
dalam
bencana siswa Kelas X SMA Berbudi
bencana gempa bumi masih belum
Gantiwarno menggunakan total dari 5
terpenuhi salah satunya yaitu tidak
variabel dibagi skor maksimal di kali
adanya jalur evakuasi bencana di
100
setelah dilakukan perhitungan
SMA Berbudi Gantiwarno. Pihak
rata- rata maka di kalsifikasikan
sekolah tidak rutin menyelenggarakan
berdasarkan
kegiatan simulasi bencana gempa
nilai
indeks
kesiapsiagaann yang bersumber dari
buku (Jan Sopaheluwakan, dkk, 2006)
yaitu:
kesiapsiagaan
menghadapi
bumi bagi para siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Indeks
Total skor riil parameter
100
Skor maksimum parameter
1. Pemahaman
tentang
bencana
gempa bumi
a. Pada tahap Objective, gempa
Indeks =
X 100 = 45
Berdasarkan
bumi
hasil
analisa
membuat
sekolah
aktivitas
berhenti
total,
menggunakan parameter dari indeks
pernyataan
kesiapsiagaan
dari
(Jan
terjadi
Sopaheluwakan,
dkk,
2006)
infrastruktur
sekolah
dan
menujukan bahwa siswa kelas X
faktor-faktor
lain
yang
SMA Berbudi Gantiwarno termasuk
mendorong
dalam katagori kurang siap dalam
kegiatan
menghadapi bencana gempa bumi,
mengajar.
Gempa
bumi
karena
mendorong
siswa
untuk
dari
perhitungan
diatas
mendapatkan nilai 45 yang termasuk
saling
tersebut
apabila
bisa
rusaknya
terhambatnya
proses
belajar
tolong-menolong,
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
7
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
pernyataan
tersebut
merupakan dampak positif
dari
terjadinya
bencana
siswa
dalam
menghadapi
bencana gempa bumi.
c. Pada
Interpretatif,
tahap
gempa bumi. Siswa belum
gempa bumi dapat membuat
sadar akan bahaya terjadinya
malas untuk bangkit kembali,
gempa
pernyataan
bumi
dan
penyelamatan
terjadi
cara
diri
gempa
pernyataan
tersebut
ketika
menunjukkan dampak negatif
bumi,
dari terjadinya bencana gempa
tersebut
bumi
karena
merupakan
menunjukkan bahwa siswa
tindakan putus asa. Gempa
kelas
bumi
X
SMA
Berbudi
mengingatkan
kita
Gantiwarno masih kurang
semua
siaga
bencana, pernyataan tersebut
dalam
menghadapi
bencana gempa bumi.
b. Pada
pernyataan
bahwa
waspada
menunjukkan motivasi siswa
Reflektif,
tahap
untuk
merasa
sedih karena gempa bumi
dapat menimbulkan banyak
untuk
kesiapsiagaan
mengantisipasi
terjadinya
bencana gempa bumi.
d. Pada
Decision,
tahap
korban, merasa takut apabila
pernyataan bahwa ikut dalam
gempa
menyelamatkan barang-barang
bumi
terjadi,
dan
merasa takut karena tidak bisa
penting
di
menyelamatkan
gempa
bumi
gempa
diri
bumi
Menunjukkan
ketika
terjadi.
menyiapkan
bahwa
pengungsian
sekolah
ketika
terjadi,
ikut
tempat
saat
terjadi
pengetahuan dan sikap siswa
gempa bumi, dan pendidikan
kelas
tentang bencana perlu segera
X
SMA
Gantiwarno
Berbudi
dalam
diberikan.
Menunjukkan
menghadapi bencana gempa
rencana
bumi
ditingkatkan.
Karena tersedianya rencana
Karena hal tersebut dapat
siswa untuk keadaan darurat,
mempengaruhi kesiapsiagaan
tersedianya
perlu
tanggap
darurat.
rencana
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
8
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
pertolongan
pertama,
tersedianya
rencana
penyelamatan,
dan
pengamanan sekolah.
Berbudi
diharapkan
menyediakan jalur evakuasi
bencana
serta
denah
petunjuknya diterapkan pada
2. Kesiapsiagaan siswa kelas X di
SMA
1. Sekolah
Kecamatan
setiap tangga dan beberapa
tempat
yang bisa
dilihat
Gantiwarno Kabupaten Klaten
siswa, guru, maupun staff
termasuk dalam siswa kurang
dan karyawan. Karena jalur
siap dalam menghadapi bencana
evakuasi digunakan untuk
gempa bumi, dengan perolehan
kesiapan dalam menghadapi
nilai indeks kesiapsiagaan 45
bencana gempa bumi.
sehingga masuk dalam katagori
2. Sekolah
diharapkan
40-54 yaitu kurang siap. Dari
menetapkan
hasil perolehan nilai tersebut
tentang
siswa kelas X SMA Berbudi
sistematik
dan
sesuai
Gantiwarno
indikator
kebijakan
yang
mempunyai
kebijakan
bencana
secara
karakteristik dalam menghadapi
dirumuskan
bencana gempa bumi masih
konsorsium
kurang
bencana
sehingga
guru
memiliki
pedoman
pasti
siap.
Kesiapsiagaan
dalam
menghadapi
gempa
bumi
kompetensi
bencana
dan
nilai
dasar
siswa
dalam
dalam
sekolah
siaga
upaya
penanggulangan bencana.
mengenai materi gempa bumi
menghasilkan tidak mempunyai
korelasi (hubungan).
B. Saran
Berdasarkan
dan
implikasi,
kesimpulan
maka
dapat
diberikan saran bagi pihak-pihak
yang terkait sebagai berikut:
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
9
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Klaten Dalam Angka 2005. Klaten: BAPEDA.
Asikin, Sukendar. 1974. Geologi Struktur Indonesia. Bandung: Geologi Institut
Teknologi Bandung.
Irsyam, Masyhur. 2005. Pengantar Rekayasa Gempa. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Jufriadi, Akhmad dkk. 2012. Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Di
Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang Sebagai Upaya
Pendidikan Mitigasi Bencana. Malang: Universitas Brawijaya.
Jumali,
dkk. 2008. Landasan Pendidikan.
Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta:
Universitas
Muktaf, Haifani Akhmad. 2008. Manajemen Resiko Bencana Gempa Bumi.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir.
Republika. Mei 2006. “ Kami Masih Trauma”, hal 8.
.Juni 2006. “Jalan ke Gantiwarno dan Wedi Macet Total SiangMalam”, hal 9.
Sadulloh, Uyoh. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: ALFABETA.
Sopaheluwakan Jan, dkk. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami. Jakarta: LIPI
UNESCO.
Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: ALFABETA.
S.Pribadi, Krishna dkk. 2008. Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga
Bencana. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
10
KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN
DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
Disusun Oleh:
MIA SOFIYANI
A 610 100 080
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ABSTRAK
KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X DI SMA BERBUDI
KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN
DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI
Mia Sofiyani, A 610 100 080
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa
kelas X tentang bencana gempa bumi dan kesiapsiagaan siswa dalam
menghadapi bencana gempa bumi. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian,
maka penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung
data kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Berbudi di Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten. Teknik pengumpulan data
menggunakan angket, dokumentasi, observasi. Teknik analisis yang digunakan
adalah metode deskriptif kuantitatif, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat
analisis menggunakan metode Product Moment untuk uji validitas, metode
Conbrach Alpha untuk reabilitas, Kolmogrov Smirnov untuk uji normalitas,dan
Pearson Correlation untuk uji Korelasi.
Hasil Pemahaman siswa kelas X SMA Berbudi Gantiwarno tentang
bencana dapat diketahui melalui dinamika berfikir ORID (Objective, Reflektif,
Interpretatif, dan Decision). Dinilai dari aspek sensitivitas dalam merespon
bencana gempa bumi, cara merefleksi bencana gempa bumi, kesadaran untuk
mengurangi bencana gempa bumi dan tindakan menghindari yang dilakukan saat
terjadi bencana gempa bumi. Berdasarkan hasil analisa menggunakan parameter
dari indeks kesiapsiagaan menujukan bahwa siswa kelas X SMA Berbudi
Gantiwarno termasuk katagori kurang siap dalam menghadapi bencana gempa
bumi, karena dari perhitungan mendapatkan nilai 45 yang termasuk dalam
katagori 40 – 54 yaitu kurang siap. Hasil Kesiapsiagaan dengan RPP dan nilai
Kompetensi Dasar siswa tidak mempunyai hubungan.
Kata kunci : Bencana, Pemahaman, dan Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
pada beberapa sarana pendidikan,
PENDAHULUAN
Indonesia
merupakan wilayah
yang mempunyai seismik paling aktif
di muka bumi ini. Keadaan ini
disebabkan karena Indonesia berada
pada tiga lempeng tektonik dunia
yaitu Hindia-Australia di Selatan,
Pasifik di sebelah Barat, dan lempeng
Asia Tenggara di sebelah Utara.
Indonesia juga merupakan jalur The
Pasicif Ring of Fire (Cincin Api
Pasifik),
yang
merupakan
jalur
fasilitas sosial, perkampungan, dan
infrastruktur lain. Di Jawa Tengah
kerusakan dan korban jiwa terparah
terjadi di Kabupaten Klaten. Korban
yang meninggal 1.045 orang dan
korban
luka-luka
18.127
orang.
Kerusakan (rumah penduduk) yang
rata dengan tanah 29.988 unit, rusak
berat 62.979 unit, dan rusak ringan
98.552 unit (Akhmad Muktaf Haifani,
2008).
Buruknya
rangkaian gunung api aktif di dunia.
sebuah
manajemen
Di Indonesia gempa besar dan kecil
penanganan bencana alam rupanya
banyak
timur
sampai juga dikalangan negara lain.
sepanjang jalur pertemuan lempeng
Bantuan Pemerintah Italia di angkut
Jawa-Banda, sesar mendatar di Irian
dua pesawat. Seluruh bahan bantuan
Jaya, dan Maluku (Sukendar Asikin,
dikemas dalam kotak kayu. Diangkut
1974).
menggunakan Sembilan truk, bantuan
terjadi
di
Kabupaten
bagian
Klaten
secara
tersebut berupa bahan pangan dan
astronomis terletak diantara 110o 26'
minuman, tenda, obat-obatan, selimut,
o
o
14'' BT-110 47' 51'' BT dan 7 32'
serta bahan pendukung bangunan.
19'' LS-7o 48
35'' LS. Kabupaten
Lokasi yang dituju adalah Kecamatan
Klaten terdiri dari 26 kecamatan,
Gantiwarno dan Kecamatan Wedi.
terbagi
Kecamatan
atas
391
desa
dan
10
kelurahan, dengan luas 65.556 ha.
Kabupaten
Klaten
merupakan
provinsi Jawa Tengah yang berada
paling selatan. Gempa Yogyakarta
tahun 2006 mengakibatkan kerusakan
Gantiwarno
terdapat
korban meninggal 308 jiwa, luka-luka
9136 orang, rumah roboh 10616 unit,
dan
rumah
Sedangkan
rusak
di
1873
unit.
Kecamatan
Wedi
terdata korban meninggal 319 jiwa,
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
1
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
2799 luka-luka, 4409 rumah rusak.
Gantiwarno dalam menghadapi
Sebanyak 22 Kecamatan di Klaten
bencana gempa bumi.
mengalami hal yang serupa, meski
tidak
separah
kedua
LANDASAN TEORI
Kecamatan
tersebut (Republika kamis, 1 Juni
2006).
Bencana menurut International
Strategi
For
Disaster
Reduction
(ISDR) merupakan suatu gangguan
SMA Berbudi merupakan salah
serius terhadap keberfungsian suatu
satu lokasi objek penelitian yang
masyarakat, sehingga menyebabkan
terletak di Desa Jabung, Kecamatan
kerugian yang meluas pada kehidupan
Gantiwarno, Kabupaten Klaten, dan
manusia dari segi materi, ekonomi
Provinsi
atau
Jawa
Tengah.
Peneliti
lingkungan
dan
melampaui
mengharapkan agar sekolah dapat
kemampuan
meningkatkan
kesiapsiagaan,
bersangkutan untuk mengatasi dengan
sehingga dapat mengurangi risiko
menggunakan sumber daya mereka
yang ditimbulkan akibat terjadinya
sendiri
gempa bumi. Penelitian mengambil
Menurut Masyhur Irsyam (2005),
judul “KESIAPSIAGAAN SISWA
macam-macam gempa bumi antara
KELAS X DI SMA BERBUDI
lain:
KECAMATAN
GANTIWARNO
KABUPATEN KLATEN DALAM
MENGHADAPI
BENCANA
GEMPA BUMI”.
Tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah :
1. Mengetahui
kelas
X
Gantiwarno
pemahaman
di
siswa
SMA
Berbudi
tentang
bencana
gempa bumi.
2. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan
siswa kelas X di SMA Berbudi
masyarakat
(Joko
yang
Christanto,
2011).
1) Gempa bumi runtuhan merupakan
gempa yang terjadi baik di atas
maupun
di
bawah
permukaan
tanah. Contohnya: tanah longsor,
salju longsor, batu jatuhan.
2) Gempa
bumi
vulkanik
merupakan
gempa
disebabkan
oleh
yang
kegiatan
gunung berapi baik sebelum
maupun
pada
saat
meletus
gunung api tersebut.
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
2
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
3) Gempa
bumi
tektonik
mengantisipasi suatu bencana untuk
yang
memastikan bahwa tindakan yang
terjadinya
dilakukan dapat dilaksanakan secara
pergeseran kulit bumi yang
tepat dan efektif pada saat dan setelah
umumnya terjadi patahan kulit
terjadi bencana. Upaya-upaya yang
bumi.
dapat
merupakan
gempa
disebabkan
oleh
Menurut Jumali, ddk, (2008)
Hakekat
pendidikan
dilakukan
kesiapsiagaan
pada
ini
tahapan
diantaranya
merupakan
mempersiapkan diri untuk melakukan
kegiatan formal yang melibatkan
pertolongan pertama setelah terjadi
guru, murid, kurikulum, evaluasi,
bencana,
administrasi yang secara simultan
koordinasi dalam kondisi tanggap
memproses peserta didik menjadi
darurat, serta bagaimana melakukan
lebih bertambah pengetahuan, skill,
evakuasi dari daerah yang terkena
dan nilai kepribadiannya dalam suatu
bencana ke daerah yang aman.
keteraturan kalender akedimik.
Pemahaman siswa tentang bencana,
diawali dengan upaya memahami
siswa
secara
pengetahuan
dasar
kemampuan
mengkaji
kognitif:
bencana,
potensi
bencana, dan tindakan/decision dalam
merespon bencana. Keutuhan dalam
berpikir untuk memahami bencana
melalui
dinamika
berpikir
dan
bertindak dalam ORID (Objective,
Reflektive,
Interpretatif,
dan
Decision).
dilakukan
Pengelolaan bencana merupakan ilmu
pengetahuan yang terkait dengan
upaya untuk mengurangi risiko, yang
meliputi
tindakan
persiapan,
dukungan, dan membangun kembali
masyarakat saat bencana terjadi.
METODE PENELITIAN
Metode yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif
kuantitatif,
yang
sebelumnya dilakukan uji prasyarat
analisis
menggunakan
metode
Product Moment untuk uji validitas,
Kesiapsiagaan adalah tindakan
yang
melakukan
Menurut Krishna, dkk, (2008)
Menurut Jufriadi, dkk, (2012)
kondisi
bagaimana
dalam
rangka
metode
Conbrach
Alpha
umtuk
reliabilitas, Kolmogrov Smirnov untuk
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
3
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
uji normalitas, Pearson Correlation
dipelajari
untuk uji hubungan kesiapsiagaan dan
kesimpulannya (Sugiyono, 2011).
nilai Kompetensi Dasar siswa dalam
pembelajaran.
kemudian
ditarik
Populasi yang diambil dalam
siswa
penelitian ini adalah seluruh siswa
bumi
kelas X di SMA Berbudi Gantiwarno
menggunakan dinamika berpikir dan
yang meliputi, 15 siswa perempuan
bertindak
dan
tentang
Pemahaman
dan
bencana
dalam
gempa
ORID
yaitu:
5
siswa
laki-laki.
Secara
Objective, Reflefktive, Interpretatif,
keseluruhan jumlah populasi yang ada
dan Decision (Akhmad Jufriadi, dkk,
adalah 20 siswa.
2012).
Kesiapsiagaan
siswa
menggunakan 5 parameter
yaitu:
pengetahuan dan sikap, kebijakan dan
panduan, rencana tanggap darurat,
sistem peringatan dini, dan mobilisasi
sumber
data
daya.Teknik
pengumpulan
menggunakan
dokumentasi,
dan
angket,
observasi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Variabel dalam penelitian ini
terdiri
dari
beberapa
variabel
berdasarkan tujuan penelitian.
1) Pemahaman
siswa
tentang
bencana gempa bumi.
2) Kesiapsiagaan
menghadapi
siswa
dalam
bencana
gempa
bumi.
Teknik analisis data penelitian ini
Berbudi Gantiwarno yang terletak di
menggunakan
Jln. Raya Gaswangi, Keluran Jabung,
kuantitatif
Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten
memberikan
Klaten. Peneliti mengambil daerah
pembahasan dalam penelitian ini.
penelitian tersebut karena Kecamatan
Untuk mengetahui pemahaman siswa
Gantiwarno termasuk daerah rawan
kelas X di SMA Berbudi tentang
terhadap bencana gempa bumi.
bencana
gempa
dinamika
berpikir
Populasi
generalisasi
obyek/subyek
adalah
yang
yang
wilayah
terdiri
atas:
mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk
metode
digunakan
deskripsi
bumi.
dan
deskriptif
untuk
atau
Melalui
bertindak
dalam ORID (Objective, Reflektive,
Interpretatif, dan Decision). Indikator
tersebut diungkap dengan pertanyaanpertanyaan:
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
4
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
1. Sejauh mana tingkat sensivitas
siswa dalam merespon bencana
siswa dalam kajian ini dikategorikan
menjadi lima, sebagai berikut :
melalui sensorinya (O).
Tabel 3.4 Nilai Indeks
2. Sejauh mana tingkat reflektif
siswa
dalam
pengalaman
atau
Kesiapsiagaan
menghayati
bencana
mereka
reaksi
internal
siswa/persepsi (membandingkan
dengan kondisi sebelum dan
sesudah
Katagori
2
65-79
Siap
3
55-64
40-54
Hampir
siap
Kurang siap
terjadi
bencana
4
dan
mungkin
5
ketakutan,
pengalaman positif siswa (R).
3. Sejauh mana kesadaran realitas
yang
No. Nilai
indeks
1
80-100
dialami
siswa,
membutuhkan
ini
kemampuan
interpretatif siswa (I).
Sangat siap
Kurang
Belum siap
dari 40 (039)
Sumber: Jan Sopaheluwakan,
dkk, 2006.
Skor
maksimum
parameter
diperoleh dari jumlah pertanyaan
4. Dengan tahap-tahap pikiran dan
dalam
parameter
yang
indeks
respon yang dialami pada a-c
(masing-masing pertanyaan memiliki
tersebut, kemudian siswa akan
skor tertinggi). Penentuan nilai indeks
membangun komitmen untuk
setiap
menghadapi
menggunakan rumus:
adaptasi
bencana
terhadap
dan
parameter
dihitung
berbagai
perubahan yang dialami oleh
masing-masing siswa sebagai
Total skor riil parameter
100
Skor maksimum parameter
PEMBAHASAN
Indeks
keputusan pribadi (D).
5
Lokasi SMA Berbudi terletak di
parameter yaitu: pengetahuan dan
Jl. Raya Gaswangi Desa Jabung
sikap,
panduan,
Kecamatan Gantiwarno Kabupaten
sistem
Klaten Provinsi Jawa Tengah. SMA
Kesiapsiagaan
kebijakan
rencana
peringatan
tanggap
dini,
siswa
ada
dan
darurat,
dan
mobilisasi
sumber daya. Tingkat kesiapsiagaan
Berbudi
Gantiwarno
merupakan
sekolah kepemilikan yayasan.
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
5
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
Struktur
organisasi
didalam
b.Siswa harus menjadi makhluk
sekolah terdiri dari kepala sekolah
sosial yang bersedia menolong
yang bernama Drs. Priyo Utomo M.
bahkan ketika terjadi bencana
Pd serta data pendidik yang berjumlah
gempa bumi.
18 guru dan 8 tenaga administrasi.
Pemahaman siswa kelas X di SMA
Berbudi
Kecamatan
Gantiwarno
Kabupaten Klaten tentang bencana
Secara
menjadi
umum
responden
siswa
gempa bumi
a. Reaksi
internal
setelah
yang
penelitian
2. Cara merefleksi peristiwa bencana
terjadi
siswa
bencana
gempa bumi.
ini
b. Mengidentifikasi hal yang
sudah pernah mengetahui tentang
menyebabkan siswa merasa
kejadian bencana gempa bumi, karena
takut
SMA Berbudi berada di Kecamatan
bencana gempa bumi.
Gantiwarno yang memiliki potensi
terjadi
bencana
gempa
bumi.
Pemahaman siswa tentang bencana
3. Membangun
berpikir ORID jawaban pernyataan
bumi.
dari kuesioner dapat disimpulkan
b. Siswa
untuk
bencana
harus
gempa
memahami
bahwa bencana gempa bumi
1. Sensitivitas
dalam
merespon
bencana gempa bumi
Berbudi
Kecamatan
memiliki
tidak
dapat
diprediksi
sehingga perlu mewaspadai
merupakan
salah satu sekolah yang berada
di
kesadaran
a. Siswa perlu belajar dari
peristiwa
a. SMA
terjadi
mengurangi resiko bencana
gempa bumi berdasarkan dinamika
sebagai berikut:
setelah
Gantiwarno
potensi
terjadi
kejadian
bencana
gempa
bumi.
4. Tindakan yang dilakukan saat
terjadi bencana gempa bumi
bencana gempa bumi sehingga
a. Mencari tempat yang aman.
perlu
b. Mengikuti
pemahaman
menumbuhkan
siswa
bencana gempabumi.
tentang
petunjuk
yang
ada.
c. Pentingnya
pendidikan
tentang bencana bagi siswa.
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
6
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
Kesiapsiagaan
berdasarkan
dalam katagori 40 – 54 yaitu kurang
sikap,
siap. Hal tersebut ditinjau dari aspek
rencana
pengetahuan dan sikap, kebijakan dan
tanggap darurat, sistem peringatan
panduan, rencana tanggap darurat,
dini, mobilisasi sumber daya.
sistem peringatan dini, dan mobilitas
Aspek
pengetahuan
kebijakan
dan
dan
panduan,
Berdasarkan rumus perhitungan
sumber daya. Fasilitas dan prasarana
untuk menentukan kalsifikasi siaga
dalam
bencana siswa Kelas X SMA Berbudi
bencana gempa bumi masih belum
Gantiwarno menggunakan total dari 5
terpenuhi salah satunya yaitu tidak
variabel dibagi skor maksimal di kali
adanya jalur evakuasi bencana di
100
setelah dilakukan perhitungan
SMA Berbudi Gantiwarno. Pihak
rata- rata maka di kalsifikasikan
sekolah tidak rutin menyelenggarakan
berdasarkan
kegiatan simulasi bencana gempa
nilai
indeks
kesiapsiagaann yang bersumber dari
buku (Jan Sopaheluwakan, dkk, 2006)
yaitu:
kesiapsiagaan
menghadapi
bumi bagi para siswa.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Indeks
Total skor riil parameter
100
Skor maksimum parameter
1. Pemahaman
tentang
bencana
gempa bumi
a. Pada tahap Objective, gempa
Indeks =
X 100 = 45
Berdasarkan
bumi
hasil
analisa
membuat
sekolah
aktivitas
berhenti
total,
menggunakan parameter dari indeks
pernyataan
kesiapsiagaan
dari
(Jan
terjadi
Sopaheluwakan,
dkk,
2006)
infrastruktur
sekolah
dan
menujukan bahwa siswa kelas X
faktor-faktor
lain
yang
SMA Berbudi Gantiwarno termasuk
mendorong
dalam katagori kurang siap dalam
kegiatan
menghadapi bencana gempa bumi,
mengajar.
Gempa
bumi
karena
mendorong
siswa
untuk
dari
perhitungan
diatas
mendapatkan nilai 45 yang termasuk
saling
tersebut
apabila
bisa
rusaknya
terhambatnya
proses
belajar
tolong-menolong,
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
7
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
pernyataan
tersebut
merupakan dampak positif
dari
terjadinya
bencana
siswa
dalam
menghadapi
bencana gempa bumi.
c. Pada
Interpretatif,
tahap
gempa bumi. Siswa belum
gempa bumi dapat membuat
sadar akan bahaya terjadinya
malas untuk bangkit kembali,
gempa
pernyataan
bumi
dan
penyelamatan
terjadi
cara
diri
gempa
pernyataan
tersebut
ketika
menunjukkan dampak negatif
bumi,
dari terjadinya bencana gempa
tersebut
bumi
karena
merupakan
menunjukkan bahwa siswa
tindakan putus asa. Gempa
kelas
bumi
X
SMA
Berbudi
mengingatkan
kita
Gantiwarno masih kurang
semua
siaga
bencana, pernyataan tersebut
dalam
menghadapi
bencana gempa bumi.
b. Pada
pernyataan
bahwa
waspada
menunjukkan motivasi siswa
Reflektif,
tahap
untuk
merasa
sedih karena gempa bumi
dapat menimbulkan banyak
untuk
kesiapsiagaan
mengantisipasi
terjadinya
bencana gempa bumi.
d. Pada
Decision,
tahap
korban, merasa takut apabila
pernyataan bahwa ikut dalam
gempa
menyelamatkan barang-barang
bumi
terjadi,
dan
merasa takut karena tidak bisa
penting
di
menyelamatkan
gempa
bumi
gempa
diri
bumi
Menunjukkan
ketika
terjadi.
menyiapkan
bahwa
pengungsian
sekolah
ketika
terjadi,
ikut
tempat
saat
terjadi
pengetahuan dan sikap siswa
gempa bumi, dan pendidikan
kelas
tentang bencana perlu segera
X
SMA
Gantiwarno
Berbudi
dalam
diberikan.
Menunjukkan
menghadapi bencana gempa
rencana
bumi
ditingkatkan.
Karena tersedianya rencana
Karena hal tersebut dapat
siswa untuk keadaan darurat,
mempengaruhi kesiapsiagaan
tersedianya
perlu
tanggap
darurat.
rencana
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
8
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
pertolongan
pertama,
tersedianya
rencana
penyelamatan,
dan
pengamanan sekolah.
Berbudi
diharapkan
menyediakan jalur evakuasi
bencana
serta
denah
petunjuknya diterapkan pada
2. Kesiapsiagaan siswa kelas X di
SMA
1. Sekolah
Kecamatan
setiap tangga dan beberapa
tempat
yang bisa
dilihat
Gantiwarno Kabupaten Klaten
siswa, guru, maupun staff
termasuk dalam siswa kurang
dan karyawan. Karena jalur
siap dalam menghadapi bencana
evakuasi digunakan untuk
gempa bumi, dengan perolehan
kesiapan dalam menghadapi
nilai indeks kesiapsiagaan 45
bencana gempa bumi.
sehingga masuk dalam katagori
2. Sekolah
diharapkan
40-54 yaitu kurang siap. Dari
menetapkan
hasil perolehan nilai tersebut
tentang
siswa kelas X SMA Berbudi
sistematik
dan
sesuai
Gantiwarno
indikator
kebijakan
yang
mempunyai
kebijakan
bencana
secara
karakteristik dalam menghadapi
dirumuskan
bencana gempa bumi masih
konsorsium
kurang
bencana
sehingga
guru
memiliki
pedoman
pasti
siap.
Kesiapsiagaan
dalam
menghadapi
gempa
bumi
kompetensi
bencana
dan
nilai
dasar
siswa
dalam
dalam
sekolah
siaga
upaya
penanggulangan bencana.
mengenai materi gempa bumi
menghasilkan tidak mempunyai
korelasi (hubungan).
B. Saran
Berdasarkan
dan
implikasi,
kesimpulan
maka
dapat
diberikan saran bagi pihak-pihak
yang terkait sebagai berikut:
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
9
Kesiapsiagaan Siswa kelas X di SMA Berbudi Kecamatan Gantiwarno
Kabupaten Klaten Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Klaten Dalam Angka 2005. Klaten: BAPEDA.
Asikin, Sukendar. 1974. Geologi Struktur Indonesia. Bandung: Geologi Institut
Teknologi Bandung.
Irsyam, Masyhur. 2005. Pengantar Rekayasa Gempa. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Jufriadi, Akhmad dkk. 2012. Sosialisasi Pengurangan Resiko Bencana Di
Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang Sebagai Upaya
Pendidikan Mitigasi Bencana. Malang: Universitas Brawijaya.
Jumali,
dkk. 2008. Landasan Pendidikan.
Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta:
Universitas
Muktaf, Haifani Akhmad. 2008. Manajemen Resiko Bencana Gempa Bumi.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir.
Republika. Mei 2006. “ Kami Masih Trauma”, hal 8.
.Juni 2006. “Jalan ke Gantiwarno dan Wedi Macet Total SiangMalam”, hal 9.
Sadulloh, Uyoh. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: ALFABETA.
Sopaheluwakan Jan, dkk. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam
Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi & Tsunami. Jakarta: LIPI
UNESCO.
Sugiyono.2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: ALFABETA.
S.Pribadi, Krishna dkk. 2008. Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga
Bencana. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Mia Sofiyani, Pendidikan Geografi 2010, FKIP UMS
10