PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Minat Belajar Anak Berkebutuhan Khusus Di SD Al-Firdaus Surakarta.

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT
BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DI SD AL-FIRDAUS SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Oleh:
IPUNG NOVIANTO
A 510100130

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

BIODATA

Nama Penulis


: IPUNG NOVIANTO

Program Studi

: Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas

: FKIP

Universitas

: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Alamat Email

: Ipunk_b@ymail.com

Nomor Telepon


: 085728989580

UNIVERSITASMUIIAMMADIYAH SURAK-ARTA
FAKULTASKEGURUANDAN ILMU PENDIDIKAN
L A. YaniTromolPosI Pabelan,
KadasuraTelp.(0271)71417.Iax:715448
Suakarta57102
Wetsiter http://wB ums.ac.idEmail:utnsfaums.ac.id

SURATPERSETUJUAN
ARTIKEL PUBLIK,{SIILMIAH
Yangbe.tardatangandibawahini pembimbingskripsi/tugas
akhir:
Nama

: Drs.Muhroii"S. E.. M. Si

MPiNIK


Telahmembaca
danmencermati
naskahartikelpublikasiilmiah,yangmerupakan
ringkasan
skripsitugasakhirdarimahasisua
Nama

: IpungNovianto

NIM

: A 510100130

ProgramStudi

: Pendidikan
GuruSekolahDasar

Judulskripsi


: PENGARUH MOTMSI

OR{NG TUA TERE-A.DAP

MINAT BELAJAR ANAK BERI(EBUTUHAN KHUSUS DI
SD AI-FIR-DAUS SURAKARTA
Naskahartikeltersebut.layakdandapatdisetrjuiuntukdipublikasikan.
Demikianpersetujuan
ini dibuat,semogadapatdipergunakan
sepe.luoya.

Surakarta,
29 Januari2014
Pembimbing

NIK. 231

UNIVERSITASMUIIAMMADIYAH SURA.I(ARTA
FAKULTASKEGURUANDAN ILMU PENDIDIK-AN
Jl A. Ydi Tronol Pos I Pabelan,Ka.-tasuraTeL!.(0271) 71,117.! axr 715448Surakana57102

lrnaii: lrnsaAqlEa!.id
WebsiterI11p/$4{.1!!E4!d

SUR{T I(f,TERANGAN
SURAT PI,RNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAII
Bismillahirohmanirohim
\ angbenanda
ini.saya.
tangan
dibawah
Nama
: IpungNovianto
NIM
: A 510100130
Fal'ultas/Jurusan
: FKTPPendidikan
GuruSekolahDasar
Jenis
: Skipsi
Judul

: PENCARUITMOTryASI ORANG TUA TERIIADAP
IVIINAT BtrLAJAR ANAK BERI(f,BUTUE{N KEUSUS DI
SD AL-FIRDAUS SURAKARTA
Denganini sayamenyatakan
bah\rasayamenyetujujuntuk:
1. Memberikanhak bebasroyalti kepadaperpustakaan
UMS ataspenulisankarya
ilmu pengetahuan
ilmiahsaya,demipengembangan
mengelola
2. Memberikanhak menyimpan,mengalih$ediakan/mengalihformatkan,
akademiskepadaperyustakaan
LMS,
dalambentuksoftcopyuntukkepentingan
nama saya
tanpa perlu memintaijin dari saya selamatetap mencantumkan
penulis/pencipta.
sebagai
3. Bersediadan menjaminuntuk menanggungsecarapribadi tanpa melibatkan
pihak perpustakaanLMS, dari semuabentuk tuntutan hukum yang timbul atas

pelanggaran
hakcjptadalamkaryailmiahini
dan semogadapat
Demikian pernyataanini saya buat dengan sesungguhnya
digunakansebagaimana
mestinya.
Su.ala.ta,2q Januaii2014

A 510100130

ABSTRAK
PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT
BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DI SD AL-FIRDAUS SURAKARTA
Ipung Novianto, A510100130, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014, 82 halaman
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh motivasi orangtua
terhadap minat belajar anak berkebutuhan khusus. Populasi penelitian ini adalah
106 anak berkebutuhan khusus di SD Al-Firdaus Surakarta dengan sampel

penelitian adalah 34 anak berkebutuhan khusus di SD Al-Firdaus Surakarta.
Variabel bebas (�) adalah motivasi orangtua dan variabel terikat (Y) adalah minat
belajar anak berkebutuhan khusus. Metode pengumpulan data yang digunakan:
angket, observasi, dan dokumentasi. Penilaian angket dalam penelitian ini
menggunakan skala likert. Uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji
validitas item dengan menggunakan rumus product moment angka kasar
sedangkan untuk uji reliabilitas menggunakan rumus alpha. Pengujian prasyarat
analisis menggunakan uji normalitas dan uji linieritas. Metode analisis
menggunakan regresi linear sederhana. Hasil analisis regresi memperoleh
persamaan garis regresi Y= 30,973 + 0,311 X. Hasil analisis data uji t diperoleh
nilai thitung (1,738) < ttabel (2,037). Oleh karena thitung berada pada daerah Ho diterima
maka motivasi orangtua tidak berpengaruh terhadap minat belajar anak
berkebutuhan khusus di SD Al Firdaus Surakarta. Kesimpulan penelitian ini
adalah: motivasi orangtua tidak mempunyai pengaruh terhadap minat belajar anak
berkebutuhan khusus di SD Al Firdaus Surakarta.
Kata kunci : motivasi orang tua, minat belajar anak berkebutuhan khusus

A. PENDAHULUAN
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan
dengan anak-anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus di definisikan

sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk
mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna (Hallahan
dan Kauffman, 2003: 12). Anak-anak berkebutuhan khusus ini tidak memiliki
ciri-ciri perkembangan psikis ataupun fisik dengan rata-rata anak seusianya.
Namun meskipun berbeda, ada juga anak-anak berkebutuhan khusus
menunjukan ketidakmampuan emosi, mental, atau fisiknya pada lingkungan
sosial.
Proses pengolahan ilmu di otak anak-anak berkebutuhan khusus itu
relatif kurang. Pada awal kehidupan sel-sel otak mulanya sedikit, ketika usia
6 tahun, sel-sel otak mulai bertambah, hingga akhirnya pada usia 14 tahun
dapat berkembang lebih pesat. Anak berkebutuhan khusus hanya tertuju pada
satu pusat perhatian (topik menarik) dalam proses otak. Yang berinteligensi
tinggi akan menghadapi kesulitan dalam pembelajaran normal, suka merasa
bosan dan cenderung main-main sendiri. Sedangkan yang inteligensinya
rendah akan kesulitan dalam memahami materi pembelajaran dan kerap
membutuhkan banyak pengulangan dalam membahas suatu pembelajaran
(Santoso, 2008: 37).
Ketika belajar, Anak berkebutuhan khusus kerap melakukan
kesalahan sensory memory karena memori mereka hanya pendek sekali
jaraknya, mudah lupa, fakta tersimpan tetapi tidak dalam satu kerangka


konteks yang terjadi. Anak-anak berkebutuhan khusus sebenarnya bisa
memberi respon terhadap sesuatu dalam pembelajaran, tetapi mereka sulit
menghadapi situasi baru. Dalam perihal Interaksi Sosial Anak-Anak
Berkebutuhan Khusus kurang kontak mata, represif, sulit berinteraksi baik
dengan teman-teman maupun para guru, tak bisa berempati, memahami
maksud orang lain, interaksi, kesulitan menyampaikan keinginan, takut dan
cenderung menghindari orang lain dan sulit memahami isyarat verbalnonverbal.
Anak-anak berkebutuhan khusus kerap kali kurang tangkas dan
keseimbangan dalam perihal gerak motorik kasar, sedangkan dalam gerak
motorik halus. Anak-anak berkebutuhan khusus kerap kurang terampil dan
terkordinir dalam melaksanakan salah satu tugas. Ada beberapa jenis
penanganan anak berkebutuhan khusus yang bisa dipraktikan baik pihak
orang tua maupun pihak-pihak lainnya agar anak berkebutuhan khusus ini
dapat mengembangkan kemampuannya dalam belajar dan berinteraksi dengan
lingkungan sosial di sekitarnya. Dua metode pembelajaran yang khusus
diberikan pada anak berkebutuhan khusus ini adalah metode pembelajaran
dengan

berbagai aktivitas


berat

(untuk membantu

mengoptimalkan

kemampuan anak dan perilaku anak) dan bekali anak berkebutuhan khusus
dengan teknologi informasi dan keterampilan.
Adapun beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam
mendidik anak berkebutuhan khusus, seperti prinsip motivasi, prinsip latar/
kompleks,

prinisp

keterarahan,

prinsip

hubungan

sosial,

prinsip

individualisasi, prinsip belajar sambil bekerja, prinsip pemecahan masalah,
dan prinsip menemukan. Amin (2004: 22) menjelaskan bahwa anak
tunagrahita ringan anak yang mengalami hambatan intelektualnya meskipun
kecerdasan dan adaptasi serta sosialnya terhambat, namun mereka
mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang pengajaran
akademik, penyesuaian sosial dan berkembang bekerja. Beberapa hal yang
harus dikuasai anak tunagrahita dalam motivasi belajar yaitu ketekunan
belajar, keuletan dalam belajar, minat/perhatian dalam belajar, tidak bosan
belajar, belajar dan senang belajar. Berdasarkan keterbatasan tersebut maka
diperlukan pelayanan pendidikan khusus untuk mengembangkan motivasi
anak. Di Indonesia, perkembangan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus dan pendidikan khusus lainnya, mengalami perkembangan yang
cukup pesat dalam dua dasa warsa terakhir. Dengan lahirnya Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989 yang kemudian disempurnakan
menjadi UU No.20/ 2003, pendidikan luar biasa tidak saja diselenggarakan
melalui

sistem

persekolahan

khusus

(SLB),

namun

juga

dapat

diselenggarakan secara inklusif di sekolah reguler pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
Motivasi berarti dorongan atau daya penggerak untuk melakukan
suatu kegiatan. Motivasi merupakan keadaan pribadi seseorang yang
mendorong individu untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu untuk
mencapai suatu tujuan. Hasibuan (2003: 41) mengatakan bahwa motivasi
merupakan semangat atau dorongan yang dapat mempengaruhi prestasi

seseorang. Jadi yang dimaksud dengan motivasi orang tua disini adalah
dorongan belajar yang diberikan orang tua kepada putra-putrinya atau peserta
didik yang dapat berupa a) pemberian pujian; b) pemberian hadiah; c)
pemberian pengarahan atau komentar; d) pengawasan terhadap kegiatan
belajar; e) penciptaan belajar yang memadai; f) pemberian kesempatan untuk
berkelompok dan g) pemberian gambaran tentang masa depan yang dicitacitakan.
Motivasi yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus berbedabeda tergantung pada kelainan yang dialaminya. Hal ini dilakukan karena
setiap kelainan memerlukan motivasi dalam bentuk yang berbeda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar yang dimiliki ABK
mengalami fluktuatif tergantung dengan faktor yang mempengaruhinya. Anak
berkebutuhan khusus memiliki kebutuhan-kebutuhan yang terpenuhi dan
setelahnya akan memunculkan motivasi belajar. Anak memerlukan motivasi
berupa dorongan agar mereka terus belajar dan terus mampu dan mau untuk
melakukan terapi agar mereka tetap bias beradaptasi dengan baik dengan
orang lain di sekitarnya. Harters (2003: 44) mengkaji antar motivasi anak
normal dengan motivasi anak yang terbelakang mental terhadap penguasaan
tugas. Sepanjang anak terbelakang mental bersama dengan anak normal maka
anak terbelakang mental tersebut akan dimanipulasi dikuasai lingkungan
mereka oleh anak yang normal. Hal ini disebabkan karena motivasi anak
terbelakang untuk menguasai tugas-tugas sosial lebih rendah ketimbang
dengan motivasi anak normal untuk menguasai tugas-tugas sosial.

Sepanjang sejarah menunjukkan bahwa anak terbelakang mental
sering gagal melakukan suatu tugas dari pada anak normal. Anak terbelakang
mental secara umum kurang memiliki motivasi untuk sukses dan kurang
percaya diri dalam berbuat sehingga sering mengalami kegagalan dalam
hidup yang sering dialami oleh anak yang terbelakang mental, juga menjadi
faktor penghambat bagi munculnya motivasi untuk hidup pada diri anak yang
terbelakang mental.Namun pada umumnya anak terbelakang mental yang
hidup di lingkungan masyarakat yang familiar dan bersikap sosial yang
positif terhadap anak yang terbelakang mental, akan dapat menumbuh
kembangkan motivasi hidup kepada diri anak. Oleh karena itu, sangat
diharapkan pada semua pihak, khususnya pihak orang tua, anggota keluarga
seisi rumah, pihak sekolah, dan masyarakat harus dapat menerima keberadaan
anak terbelakang mental dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat agar
anak memiliki motivasi dan rasa percaya diri untuk menjalani hidup dengan
penuh kemandirian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dalam hal ini
Gilbert Highest berpendapat sebagaimana dikutip Jalahudin (2004: 77) bahwa
“Kebiasaan yang dimiliki anak sebagaian besar terbentuk oleh pendidikan
keluarga, sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan kembali tidur, anakanak menerima pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga.”Maka
dari itulah Peranan orangtua sangat penting dalam hal ini untuk dapat
membantu dan memotivasi anaknya, bukan membiarkan anaknya terpuruk
anak atas kekurangan yang terdapat pada dirinya, dan membiarkan anaknya
berkembang dengan bimbingan orang lain.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Firdaus Surakarta. Waktu yang
diperlukan oleh peneliti untuk melaksanakan penelitian ini direncanakan
mulai awal bulan Oktober 2013 sampai bulan Desember 2013. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah 109 anak berkebutuhan khusus di SD Al-Firdaus Surakarta dengan
sampel penelitian adalah 34 anak berkebutuhan khusus di SD Al-Firdaus
Surakarta.
Pada penelitian kuantitatif ini terdapat dua variabel, yaitu variabel
bebas (�) adalah motivasi orang tua dan variabel terikat (Y) adalah minat
belajar anak berkebutuhan khusus. Penilaian angket dalam penelitian ini
menggunakan Skala Likert untuk memungkinkan responden menjawab dalam
tingkat jawaban yang nantinya akan menunjukkan atribut-atribut apa yang
menjadi pertimbangan motivasi orangtua terhadap minat belajar anak
berkebutuhan khusus.
Ada beberapa metode pengumpulan data yang diperlukan untuk
memperoleh data dalam penelitian ini, antara lain: angket, observasi, dan
dokumentasi. Untuk mengukur keabsahan instrumen penelitian dibutuhkan
uji validitas dan reabilitas. Uji validitas instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji validitas item dengan menggunakan rumus product
moment angka kasar, yaitu :

√{ ∑







}{ ∑





}

sedangkan untuk uji reabilitas menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :
(Suharsimi Arikunto, 2006: 196)
(

)



Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji Linieritas. Adapun uji normalitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji normalitas dengan metode Lilifors. Uji normalitas
dengan metode Lilifors digunakan apabila datanya tidak dalam distribusi
frekuensi data bergolong. Sedangkan uji lineritas digunakan untuk
mengetahui hubungan fungsional antar X dan Y. Metode analisis data yang
digunakan adalah regresi linear sederhana. Analisis regresi digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara veriabel X terhadap variabel Y.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa Motivasi orangtua tidak
berpengaruh terhadap minat belajar anak berkebutuhan khusus. Hal ini dapat
dilihat dari persamaan hasil regresi linier sederhana sebagai berikut :
Y = 30,973 + 0,311 X
Berdasarkan persamaan hasil dari analisis regresi sederhana diketahui
bahwa motivasi orang tua (a) bernilai sebesar 30,973, dan minat belajar anak
berkebutuhan khusus (b) sebesar 0,311, sehingga dapat dikatakan bahwa
Motivasi orangtua anak tidak berpengaruh terhadap minat belajar anak
berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus perlu mendapatkan
perlakuan khusus agar mampu meningkatkan minat dalam belajar tidak hanya

motivasi yang dibutuhkan tetapi ada hal-hal lain yang juga perlu diperhatikan.
Hal ini sependapat dengan Alimin Z. dkk (2013: 67) dalam penyelenggaraan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang dapat mempengaruhi minat
belajar anak berkebutuhan khusus yaitu : Prinsip kasih sayang, keterpaduan
dan keserasian dalam pembelajaran, pengembangan minat dan bakat anak,
kemampuan anak, model pembelajaran yang diterapkan guru, orientasi
pembelajaran bertitik tolak pada anak (child centre learning). Penelitian
sebelumnya yang membahas mengenai sikap guru terhadap inklusi adalah
Berry (2006) yang menemukan bahwa kelas inklusi yang efektif bersumber
dari keyakinan yang dimiliki guru mengenai kepercayaan dan perlindungan
dalam memperbaiki prestasi akademik anak. Selain motivasi orang tua dalam
hal ini Slameto (2010: 54) berpendapat bahwa ada tiga faktor intern yang
dapat mempengaruhi minat belajar, yakni faktor jasmani, faktor psikologis
dan faktor kelelahan.
Hasil uji hipotesis yaitu “Motivasi orangtua berpengaruh terhadap
minat belajar anak berkebutuhan khusus di SD Al Firdaus Surakarta”.
Berdasarkan persamaan regresi linear sederhana arah pengaruh ditunjukkan
oleh nilai persamaan regresi Y= 30,973 + 0,311 X yang berarti motivasi orang
tua tidak berpengaruh terhadap minat belajar anak berkebutuhan khusus.
Perhitungan hasil uji t regresi memperoleh t hitung variabel motivasi orangtua
(X) sebesar thitung (1,738) < ttabel (2,037) pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan
hasil di atas menunjukkan bahwa berarti motivasi orangtua tidak mempunyai

pengaruh terhadap minat belajar anak berkebutuhan khusus di SD Al Firdaus
Surakarta

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data maka peneliti dapat menyimpulkan
sebagai berikut ini :
1.

Hasil analisis regresi linier tunggal diperoleh dari persamaan Y= 30,973
+ 0,311 X. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa motivasi orang tua
(a) bernilai sebesar 30,973, dan minat belajar anak berkebutuhan khusus
(b) sebesar 0,311.

2.

Hasil analisis uji t diperoleh nilai thitung (1,738)

<

ttabel (2,037), hal ini

menunjukan motivasi orang tua tidak mempunyai terhadap minat belajar
anak berkebutuhan khusus di SD Al Firdaus Surakarta.

DAFTAR PUSAKA
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Slaneto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya , Jakarta : PT.
Bina Aksara
Sudjana Nana, Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung :
Sinar Baru Algensindo.
Alimin, Z. Dkk. 2013, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jurusan
Pendidikan Khusus, FIP UPI
Riduwan. 2007, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung:
Alfabeta
Malayu, Hasibuan. 2003. Organisasi dan Motivasi, Jakarta : Bumi Aksara
Uno, H. Hamzah B. 2010, Teori motivasi & pengukurannya: analisis di bidang
pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2013, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D . Bandung:
Alfabeta.
Berry, R. A. W. (2006). Inclusion, Power, and Community: Teachers and
Students Interpret The Language of Community in an Inclusion
Classroom. American Educational Research Journal.