PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak Berkebutuhan Khusus Di Sdlb Negeri Colomadu Tahun 2014/2015.

(1)

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DI SDLB NEGERI COLOMADU TAHUN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Sarjana S-1

DisusunOleh :

RINA PUSPITA A510110123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015


(2)

(3)

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUATERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DI SDLB NEGERI COLOMADU

Rina Puspita, A510110123, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2015

.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Colomadu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini meliputianak yang memiliki kebutuhan khusus yang berasal dari SDLB Negeri Colomadu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi sederhana dan uji t dengan didahului uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas.Berdasarkan hasil analisis data regresi sederhana diperoleh nilai determinasi (R2) sebesar 0,153 yang menunjukkan bahwa variabel motivasi orang tua berpengaruh positif terhadap prestasi belajar sebesar 15,3%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.Sedangkan hasil perhitungan uji t dengan taraf signifikansi sebesar 5% diperoleh t hitung > t tabelyakni 2,256 > 2,045. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Colomadu.


(4)

A. Pendahuluan

Dalam Kehidupan sehari-hari di masyarakat, istilah anak luar biasa yang kini disebut anak yang berkebutuhan khusus masih disalahtafsirkan, yaitu anak luar biasa selalu selalu diartikan anak yang berkemampuan unggul atau berprestasi yang luar biasa. Padahal pengertian anak luar biasa juga mengacu kepada pengertian yaitu anak yang mengalami kelainan ketunaan, baik pada satu macam kelainan maupun lebih dari satu jenis kelainan. Anak berkebutuhan khusus, adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis karakteristiknya, yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya. Keadaan inilah yang menuntut pemahaman terhadap hakikat anak berkebutuhan khusus. Keragaman anak berkebutuhan khusus terkadang menyulitkan guru dalam upaya menemu kenali jenis dan pemberian layanan pendidikan yang sesuai. Namun apabila guru telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hakikat anak berkebutuhan khusus, maka mereka akan dapat memenuhi kebutuhan anak.

Selain masyarakat yag masih keliru dalam menafsirkan pengertian anak luar biasa, juga sebagian mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) pada khususnya terkadang masih keliru dalam menafsirkan pengertian anak luar biasa, dalam memahami klasifikasi anak luar biasa, faktor penyebab anak menjadi anak luar biasa dan karakteristik dari masing-masing jenis anak yang mengalami keluariasaan.

Dalam dunia pendidikan luar biasa seorang anal diartikan sebagai anak yang luar biasa jika anak tersebut membutuhkan perhatian khusus dan layanan pendidikan yang bersifat khusus oleh guru pendidik atau pembimbing khusus yang berlatarbelakang disiplin ilmu pendidikan luar biasa atau disiplin ilmu lainnya yang relevan dan memiliki sertifikasi ke jasmani, faktor wenangan dalam mengajar, mendidik, membimbing dan melatih anak luar biasa.


(5)

Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak dialami oleh orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan yang dimiliki mereka yang disebut luar biasa dapat berupa kelainan dalam segi fisik, psikis, sosial, dan moral. Kelainan dari segi fisik dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang tidak memiliki kaki sebelah kiri, matanya buta seelah, dan sejenisnya. Kelainan dari segi psikis atau aspek kejiwaan (psikologis), misalya orang yang menderita keterbelakangan mental akibat dari intelegensi yang dimiliki di bawah normal. Kelainan dari segi fisik dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang tidak memiliki kaki sebelah kiri, matanya buta sebelah, dan sejenisnya

Istilah Anak Berkebutuhan Khusus tersebut bukan berarti menggantikan istilah anak penyandang cacat atau Anak Luar Biasa tetapi menggunakan sudut pandang yang lebih luas dan positif terhadap anak didik atau yang memiliki kebutuhan yang beragam. Pendapat james dalam astati (2003) bahwa anak-anak yang termasuk kategori berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa (anak berkekurangan dan atau anak berkemampuan luar biasa), anak yang tidak pernah sekolah, anak yang tidak teratur sekolah, anak yang drop out, anak yang sakit-sakitan, anak pekerja usia muda, anak yatim piatu dan anak jalanan. Kebutuhan khusus mungkin disebabkan kelainan secara bawaan atau dimiliki kemudian yang di sebabkan masalah kebutuhan khusus dan pendidikan khusus lainnya, mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam dua dasa warsa terakhir.

Semua pihak diharapkan, khususnya pihak orang tua, anggota keluarga seisi rumah, pihak sekolah, dan masyarakat harus dapat menerima keberadaan anak terbelakang mental dilingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat agar anak memiliki motivasi dan rasa percaya diri untuk menjalani kehidupan dengan penuh kemnadirian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.


(6)

Dalam hal ini Gilbert Highest berpendapat sebagaimana dikutip Jalahudin (2004: 77) bahwa “Kebiasaan yang dimiliki anak sebagian besar terbentuk oleh pendidikan keluarga, sejak dari bangun tidur hingga ke saat akan kembali tidur, anak-anak menerima pengaruh dan pendidikan dari lingkungan keluarga.” Maka dari itulah peranan orang tua sangat penting dalam hal ini untuk dapat membantu dan memotivasi anaknya, bukan membiarkan anaknya terpuruk atas kekurangan yang terdapat pada dirinya, dan membiarkan anaknya berkembang dengan bimbingan orang lain.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Orang tua terhadap Prestasi Belajar Anak Berkebutuhan Khusus di SDLB Negeri Colomadu

Tahun 2014/2015”

B. MetodePenelitian

Penelitian ialah suatu cara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah dan untuk menembus batas- batas ketidaktahuan manusia (Ridwan, 2013: 42). Penelitian dapat dibagi dalam beberapa kategori. Menurut Sugiyono (2013:13) menurut jenis dan analisis datanya penelitian terbagi menjadi metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. . Penelitian kuantitatif menekankan analisis data numerical (angka) yang diolah dengan teknik data statistik (Syaifuddin Azwar dalam Rubino Rubiyanto, 2013: 53). Penelitian ini dilakukan dengan sengaja untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel yaitu motivasi orang tua sebagai variabel bebas (X) dan prestasi belajar sebagai variabel terikat (Y).

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SDLB Negeri Colomadu. Populasi dalam penelitian ini anak berkebutuhan khusus yang berasal dari SDLB Negeri Colomadu .Penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni variable bebas dan variable terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu sedangkan variable terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data pokok dalam


(7)

penelitian ini adalah kuisioner atau angket sedangkan teknik pengumpulan data bantu menggunakan dokumentasi dan wawancara.

Observasi, untuk mengumpulkan data, penulis melakukan pengamatan langsung dilapangan, dengan memperhatikan objek yang menjadi bahan penelitian sambil mencatat masalah yang sesuai dengan pembahasan skripsi. Kuesioner (angket) adalah cara mengumpulkan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden secara tertulis pula Rubino Rubiyanto (2013: 87). Sedangkan menurut Hadi Sabari Y (2010: 372) angket meruapakan alat pengumpul data yang berupa daftar pertanyaan. Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis (Suharsimi Arikunto (2006:158). Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang orang tua dan siswa kelas tinggi di SD sekelurahan Gunungtumpeng.

Wawancara adalah pengadministrasian angket secara lisan dan langsung (Hamid Darmadi, 2011:158). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil. Wawancara dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face). Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan orang tua siswa dan guru kelas yang berkenaan dengan motivasi siswa dan prestasi belajar.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan uji t, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu ujinormalitas denganmetode Lilliefors dan uji linieritas.

Sebelum pengujian hipotesis, data yang digunakan harus dilakukan pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas dan linieritas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan pengujian normalitas data hasil motivasi orang tua dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Adapun rincian hasil pengujian normalitas.


(8)

Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji

Kolmogorov Smirnov. Dari perhitungan yang dilakukan dengan

menggunakan rumus Liliefors didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4 Rangkuman Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Motivasi

Orang tua .112 30 .200

*

.967 30 .463

Prestasi

Belajar .130 30 .200

*

.960 30 .310

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

(Data Diolah 2015 )

Dari hasil Tabel pada kolom Kolmogorov-smirnov (Liliefors) didapat nilai Sig untuk motivasi orang tua 0,200 dan untuk prestasi belajar anak juga didapatkan hasil sebesar 0,200. Karena signifikasi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. Hal ini berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linieritas hubungan antara veriabel bebas dan variabel terikat. Data dapat dikatakan linier apabila penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:


(9)

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Linieritas Variabel yang

diukur

N Harga F kesimpulan

Fhitung Ftabel

XY 30 0,17 1,736 Linier

(Data Diolah 2015 )

Dari uji linieritaspola asuh single parent terhadap motivasi belajar siswa Fhitung sebesar 0,17. Harga dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikasi 5% menjadi 0,17 > 0,05 , maka regresi antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa merupakan hubungan linier atau berupa garis lurus. Artinya semakin baik motivasi orang tua semakin meningkat prestasi belajar siswa.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Analisis uji hipotesis diperlukan untuk mengetahui dan membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang kita ajukan. Dalam penelitian ini metode statistik yang digunakan adalah dengan rumus

analisis regresi sederhana. Berdasarkan analisis regresi diperoleh rangkuman sebagai berikut:

Hasil Analisis Regresi Sederhana dan Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 61,398 8,930 6,875 0,000

Motivasi

orang tua 0,256 0,113 0,392 2,257 0,032 a. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut: Y = 61,39 + 0,256 X. Adapun interpretasi dari persamaan regresi tersebut adalah:


(10)

a. a =61,398, berarti bahwa jika motivasi orang tuadianggap 0 atau tidak ada, maka motivasi belajar siswa hanya sebesar 0,256 .

b. b = 61,398, berarti jika skor motivasi orang tua meningkat satu poin maka prestasi belajar siswa akan meningkat sebesat 0,256 (dengan asumsi variabel motivasi orang tuadianggap konstan).

Selain itu, berdasarkan Tabel diatas hasil uji hipotesis (uji t) pada table ke lima dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

H0: artinya tidak terdapat pengaruh antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

H1: artinya terdapat pengaruh antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

a. Hipotesis statistik H0 : µA = µB H1 : µA µB b. thitung = 2,256

ttabel = 2,045 c. Statistik uji

2 n n 1)S (n 1)S (n S dengan n 1 n 1 S Χ Χ t 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1               

d. Daerah kritik

DK = thitung 2,257 > t table 2,045 e. Keputusan uji

H0 ditolak

Artinya bahwa terdapat pengaruh antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

2. Pembahasan

Dari keseluruhan analisis data menunjukkan bahwa hipotesis pada taraf signifikansi 5% bahwa hipotesis diterima sehingga ada pengaruh antara motivasi orang tua terhadap prestasi


(11)

belajar. Pada taraf signifikasi 5% diperoleh thitung = 2,257, sedangkan ttabel = 2,045.. Jadi thitung > ttabel yang artinya thitung signifikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2012) yang berjudul “Hubungan antara motivasi belajar dan dukungan orang tua terhadap prestasi belajar siswa” dengan diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,430 > 2,368 sehingga H0 ditolak. Maka hal ini membuktikan bahwa motivasi belajar dan dukungan orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis tersebut membuktikan bahwa taraf signifikasi 5% menunjukkan bahwa adanya kesesuaian, dengan hipotesis yang diajukan penulis yaitu “Ada pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar SDLB Negeri Colomadu” diterima kebenarannya. Data hasil dari analisis data diperoleh nilai determinasi (R2) sebesar 0,153 yang menunjukkan bahwa variabel motivasi orang tua berpengaruh positif terhadap prestasi belajar sebesar 15,3 %, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

Syaiful Bahri Djamarah (2004: 29) )mengemukakan bahwa “Orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga”. Orang tua adalah kunci utama keberhasilan anak. Orang tualah yang pertama kali dipahami anak sebagai orang yang memiliki kemampuan yang luar biasa diluar dirinya. Seorang anak yang masih dalam usia sekolah, tentu saja mereka sangat membutuhkan perhatian yang lebih dari orang tuanya agar nantinya mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas, terampil dan tercapai cita-citanya.

Untuk membantu dalam belajar, banyak hal yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain, mengontrol, memberi petunjuk dan bimbingan, memberi motivasi belajar. Motivasi dari orang tua yang sangat dibutuhkan anak karena dengan motivasi ini akan timbul kegairahan belajar.


(12)

D. Simpulan

Berdasarkan analisa data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan taraf signifikansi sebesar 5%, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Terdapat pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Colomadu. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan dimana t hitung berada di daerah kritik sebesar 2,257 dan t table sebesar 2,045. Dengan tingkat pengaruhnya sebesar 15,3 %. Maka H0 ditolak dan HA diterima.


(13)

DaftarPustaka

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Djamariah. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta

: Rineka Cipta

Rubianto, Rubino. 2013. Penelitian Pendidikan. Surakarta: BP- FKIP UMS

Sabari Y, Hadi. 2010. Metodologi Penelitian: Wilayah Kontenporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta


(1)

Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dari perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan rumus Liliefors didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4 Rangkuman Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Motivasi

Orang tua .112 30 .200

*

.967 30 .463

Prestasi

Belajar .130 30 .200

*

.960 30 .310

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

(Data Diolah 2015 )

Dari hasil Tabel pada kolom Kolmogorov-smirnov (Liliefors) didapat nilai Sig untuk motivasi orang tua 0,200 dan untuk prestasi belajar anak juga didapatkan hasil sebesar 0,200. Karena signifikasi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. Hal ini berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linieritas hubungan antara veriabel bebas dan variabel terikat. Data dapat dikatakan linier apabila penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:


(2)

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Linieritas Variabel yang

diukur

N Harga F kesimpulan

Fhitung Ftabel

XY 30 0,17 1,736 Linier

(Data Diolah 2015 )

Dari uji linieritaspola asuh single parent terhadap motivasi belajar siswa Fhitung sebesar 0,17. Harga dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikasi 5% menjadi 0,17 > 0,05 , maka regresi antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa merupakan hubungan linier atau berupa garis lurus. Artinya semakin baik motivasi orang tua semakin meningkat prestasi belajar siswa.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian

Analisis uji hipotesis diperlukan untuk mengetahui dan membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang kita ajukan. Dalam penelitian ini metode statistik yang digunakan adalah dengan rumus analisis regresi sederhana. Berdasarkan analisis regresi diperoleh rangkuman sebagai berikut:

Hasil Analisis Regresi Sederhana dan Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 61,398 8,930 6,875 0,000

Motivasi

orang tua 0,256 0,113 0,392 2,257 0,032

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut: Y = 61,39 + 0,256 X. Adapun interpretasi dari persamaan regresi tersebut adalah:


(3)

a. a =61,398, berarti bahwa jika motivasi orang tua dianggap 0 atau tidak ada, maka motivasi belajar siswa hanya sebesar 0,256 .

b. b = 61,398, berarti jika skor motivasi orang tua meningkat satu poin maka prestasi belajar siswa akan meningkat sebesat 0,256 (dengan asumsi variabel motivasi orang tua dianggap konstan).

Selain itu, berdasarkan Tabel diatas hasil uji hipotesis (uji t) pada table ke lima dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

H0: artinya tidak terdapat pengaruh antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

H1: artinya terdapat pengaruh antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

a. Hipotesis statistik H0 : µA = µB H1 : µA µB b. thitung = 2,256

ttabel = 2,045 c. Statistik uji

2 n n 1)S (n 1)S (n S dengan n 1 n 1 S Χ Χ t 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1               

d. Daerah kritik

DK = thitung 2,257 > t table 2,045 e. Keputusan uji

H0 ditolak

Artinya bahwa terdapat pengaruh antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.

2. Pembahasan

Dari keseluruhan analisis data menunjukkan bahwa hipotesis pada taraf signifikansi 5% bahwa hipotesis diterima sehingga ada pengaruh antara motivasi orang tua terhadap prestasi


(4)

belajar. Pada taraf signifikasi 5% diperoleh thitung = 2,257, sedangkan ttabel = 2,045.. Jadi thitung > ttabel yang artinya thitung signifikan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2012) yang berjudul “Hubungan antara motivasi belajar dan dukungan orang tua terhadap prestasi belajar siswa” dengan diperoleh t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 2,430 > 2,368 sehingga H0 ditolak. Maka hal ini membuktikan bahwa motivasi belajar dan dukungan orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis tersebut membuktikan bahwa taraf signifikasi 5% menunjukkan bahwa adanya kesesuaian, dengan hipotesis yang diajukan penulis yaitu “Ada pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar SDLB Negeri Colomadu” diterima kebenarannya. Data hasil dari analisis data diperoleh nilai determinasi (R2) sebesar 0,153 yang menunjukkan bahwa variabel motivasi orang tua berpengaruh positif terhadap prestasi belajar sebesar 15,3 %, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

Syaiful Bahri Djamarah (2004: 29) )mengemukakan bahwa “Orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga”. Orang tua adalah kunci utama keberhasilan anak. Orang tualah yang pertama kali dipahami anak sebagai orang yang memiliki kemampuan yang luar biasa diluar dirinya. Seorang anak yang masih dalam usia sekolah, tentu saja mereka sangat membutuhkan perhatian yang lebih dari orang tuanya agar nantinya mereka tumbuh menjadi anak yang cerdas, terampil dan tercapai cita-citanya.

Untuk membantu dalam belajar, banyak hal yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain, mengontrol, memberi petunjuk dan bimbingan, memberi motivasi belajar. Motivasi dari orang tua yang sangat dibutuhkan anak karena dengan motivasi ini akan timbul kegairahan belajar.


(5)

D. Simpulan

Berdasarkan analisa data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan taraf signifikansi sebesar 5%, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Terdapat pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Colomadu. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan dimana t hitung berada di daerah kritik sebesar 2,257 dan t table sebesar 2,045. Dengan tingkat pengaruhnya sebesar 15,3 %. Maka H0 ditolak dan HA diterima.


(6)

DaftarPustaka

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Djamariah. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta

Rubianto, Rubino. 2013. Penelitian Pendidikan. Surakarta: BP- FKIP UMS Sabari Y, Hadi. 2010. Metodologi Penelitian: Wilayah Kontenporer. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta