SUDARNOTO ABDUL HAKIM

===

ABIM
PERGUMULAN ISLAM-POLITIK DI
MALAYSIA KONTEMPORER

Sudarnoto Abdul Hakim

UHAMKA PRESS

\

ABIM
PmlGUMULAN ISLAM-POUTlK DI
MALAYSIA KONrEMPQRER

sudarnoto Abdul Hakim

ISBN 978-602-8019-14-9

Cetakan Pertama, Juni 2009

Desain cover I setting, Nur Shodiqin

Hak dpta dilindungi Undang-undang

Diterbitkan oleh:
UHAMKA PRESS
}1. Limau II, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12130
Te1p. 021-"7208177 ext. 122
e-mail: uhamka_press@yahoo.com

Cd jl!t

¥MpMl

KATA PENGANTAR

p・ョセ

menyampaikan rasa syukur ke hadirat. Allah


i karena pada akhimya. buku ini bisa terselesaikan. Buku ini

:semula adalah disertasi yang penulis ajukan di Sekolah
,Pascasarjana
Universitas
Islam
Negeri
(DIN)
Syarifhidayatullah Jakarta. Penerbitan buku ini bermula dari
. sebuah kesadaran masih begitu terbatasnya literatur tentang
Malaysia yang tersedia sebagai bahan rujukan khususnya bagi
mahasiswa di Indonesia. Tentu saja ini berdasarkan kepada
pengalaman pribadi penulis ketika penulis harus puIang pergi
Indonesia-Malaysia untuk keperluan riset disertasi.
Ketertarikan . penulis untuk melakukan kajian tentang
Malaysia secara agak Iebih serius sebetuInya muncul di
Montreal saat menempuh studi strata dua (52) di The Institute
of Islamic Studies, McGill University (Kanada) antara tahun
1990-1992. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Howard Federspiel

penulis melakukan riset tentang Sastra PoIitik di Malaysia dan
Indonesia. Banyak hal baru yang penulis temukan dan pelajari
melalui riset ini. Atas dorongan Prof: Federspiel dan aIm.
Nurcholish Madjid (Cak Nur), yang ウ。セエ
itu menjadi mentor
!'

v

·

(

J



,

A:


セQfNBMBNM

セ」、「。

18 dW ZII.1tJCWl セケエGゥウイ・カュu
pefl'llll£ll;
B Gセ B
ili
lanJ'ut
kaJ'ian
tentang
1 h
meng m. h ang .

untuk

Malaysia. ,Dua
guru penulis itulah yang telah ikut berjasa memberikan
perspektif yang sangat berharga tentang dinamika dan

pergumulan Islam dan umat Islam di Asia Tenggara dan
khususnya di Malaysia. Berbagai riset paper di McGill
University inilah yang menjadi modal awal bagi keperluan
disertasi penulis yang saat ini, setelah dilakukan pembacaan
ulang untuk keperluan penerbitan, anda baca.
Melalui penerbitan ini penulis berharap agar ke depan
Malaysian Studies, meskipun terlalu spesi£ik, deng an
perguruan tinggi sebagai basis, misalnya, mengalami
perkembangan yang berarti. Tentu saja penulis sang at
menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna. Karena itu
penulis sangat berharap catatan atau kritik dan komentar para
sarjana sehingga kajian-kajian khususnya tentang Malaysia di
Indonesia menjadi semakin kuat. Sehubungan dengan itu
penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya kepada Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dan Prof. Dr.
Badri Yatim, MA, yang pada waktu itu menjadi promotor dan
co-promotor penulis. Di tengah kesibukan tugas masingmasing mereka senantiasa mengingatkan penulis untuk
menyelesaikan tugas akademik ini dan membaca, memeriksa
dan memberikan komentar terhadap berbagai topik dari
naskah awal tuIisan ini. Mereka berdua jugalah yang telah
mengijinkan penulis meninggalkan tugas sehari-hari di

fセオャエ。ウ
Adab dan Humaniora UIN Syarifhidayatullah Jakarta
セ。ゥォ
selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik pada waktu
ltu maupun sebagai dosen untuk melakukan riset di Malaysia
selama beberapa waktu. Dr. Alvitra Salam dan D S afii
An
.
r. y
war Juga telah memberikan catatan dan komentar yang
vi

i

sangat kritis. Penulis sangat beruntung dan memperoleh
kehormatan atas kesediaan mereka berdua untuk membaca
dan mengkritisi naskah ini.
Penghargaan juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr.
Bahtiar Effendy, MA, Prof. Dr. Suwito, MA, Prof. Dr. HM.
Yunan Yusuf, MA, Prof. Dr. Fathurrahman Djamil M.A, Prof.

Dr. M. Dien Syamsuddin, MA yang secara tulus sering
mendorong untuk merampungkan riset tentang ABIM ini. Hal
yang sarna juga dilakukan oleh Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer,
MA yang pada waktu itu menjabat Wakil Direktur Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta, Firman
Noor dan pak Husni Thoyar, MA. Karena itu penulis
berkewajiban menyampaikan terima kasihnya yang tulus
kepada mereka.
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat atau Mas Kom, yang
pada saat naskah ini ditulis menjabat sebagai Direktur
Pascasarjana UIN Syarifhidayatullah Jakarta, dan semua
asistennya waktu itu, Dr. Fuad JabaIi, MA dan Prof. Dr. M.
Thibb Raya, MA serta Dr. Yusuf Rahman MA, pengelola
program Interdisciplinary Islamic Studies (lIS), juga diantara
mereka yang telah berjasa memberikan semangat kepada
penulis untuk merampungkan naskah ini. Dorongan,
kemudahan dan araban yang diberikan kepada penulis sangat
terasa manfaatnya. Karena itulah penulis juga ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
mereka semua.

Selanjutnya penulis juga ingin menyampaikan
penghargaan dan terima kasih kepada aIm. Prof. Dr. Qodri A.
Azizy, MA (Mas Qodri), Direktur Perguruan Tinggi Islam
Departemen Agama RI pada waktu itu, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti sandwich
vii

program se1ama satu bulan pada tahun 2002 di iョエセ。 ゥッ セ
Islamic University Malaysia (IIUM). Program sandWIch ; :
merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi pen
an
untuk lebih memperkaya bahan-bahan yang penulis butuhk
saan
yang diperoleh dati perpustakaan Universiti Kebang
Malaysia (UKM), Universiti Malaya (UM), IIUM d:;
Perpustakaan Arsip Nasional di Kuala Lumpur. Pa a
kesempatan itu juga penulis, dibantu oleh Prof. Dr. sッセ
M.
Solihin (supervisor penulis selama mengikuti ウ。ョ、セ」ィIL
1den

berhasil mewawancarai Dr. Siddiq Fadhil, mantan Pres
ABIM setelah Anwar Ibrahim, di kantomya. jセ。
mere:
semua sangat terasa manfaatnya bagi penyelesatan ョセォ
penulis dan karena
itulah penulis
berkewaJlban

menyampaikan penghargaan kepada mereka.
Difasilitasi oleh The Australia Indonesia Institute (AU)
penulis berkesempatan mengikuti program pertukaraJ\
pemimpin muslim Australia-Indonesia tahun 2004 sela11\a
empat minggu. Pada kesempatan itulah penulis dipertetnukaJ\
dan mengadakan pembicaraan dengan Dr. Abdul RahiJl\ GallS,
orang dekat Anwar Ibrahim yang saat tiset ini berlangsU1\g I
。、セ
Chief Executive Officer (CEO) Muslim Community Co-- \
operative Australia (MCCA) di Melbourne, pada tanggal 18
Maret
di kantomya. Meskipun Abdul Rahim GaUS tidak \1

: : : a . berbagai informasi penting tentang ABIM
. paikan
saat
pembicaraan
dengan
pen
dimuatJ dicantumkan dalam naskah ini akan tetapi ー・イエ jャ|uセ
dengan mantan aktivis ABIM ini telah memberikan perspektU
ii'

TP セ

Y: セi

::gセ。ョァ エ
berharga. Hal yang sama juga penulis 、。ー エォセ
a
23 M r. John Funston, Malaysianist, di Canberra pada tangg
I,
a

aret 2004. Penulis tentu saja berhutang budi kepad Qセ

11)'r,

iセ',!'
\

セj|

\
Iii-

viii

;i\1
1/

r'i,

\'

¥

mereka berdua dan karena itu terima kasih penulis sampaikan
dengan suka cita.
Dalam kunjungan ke Kuala Lumpur Agustus 2006
penulis berkesempatan bertemu dengan salah seorang mantan
aktivis ABIM, Md Sidclin Ahmad Ishak, Ph.D eli kantomya
Universiti Malaya. Meskipun singkat akan tetapi perjumpaan
ini telah memberikan informasi yang sangat berharga bagi
kebutuhan naskah ini. Karena itu penulis berkewajiban
menyampaikan ueapan terima kasih kepada Sideline
Perjumpaan ini mustahil bisa terjadi tanpa usaha tulus dari
Dody, mantan wartawan TV 7 yang saat itu sedang
menyelesaikan program 52 di Universiti Malaya. Bahkan Dody
dan istri (Melati) juga telah mengijinkan penulis untuk tinggal
di apartemen bersama mereka selama penulis membum
berbagai informasi eli Kuala Lumpur. Sehubungan dengan itu
terima kasih yang tidal< terhingga juga penuIis sampaikan
kepada Dody, Melati dan keluarga.
Dukungan dan dorongan dati keluarga besar penulis
juga sangat terasa. Bapak dan ibu penulis, H. Zaini Ibrohim
dan Hj. Syamehah, adalah orang pertama yang menyentuh
dan mendidik penulis sejak keeil dengan kasih sayang dan
kesabaran. Bekal yang sangat berarti untuk mengarungi
kehidupan yang mereka berikan kepada penulis dan doa restu
mereka merupakan dorongan kuat untuk penyelesaian
seluruh tugas akademis penulis. Motivasi juga penulis peroleh
dati semua adik kandung (Agus, Katrin, Udin dan Yuli). H.
Muchtar Silin dan H.Rusley Silin, dua abang ipar penulis, yang
sering dengan antusias melakukan diskusi dengan penulis
tentang berbagai hal termasuk isu-isu politik eli Malaysia ikut
menggairahkan penulis untuk terus menggali berbagai
informasi yang penuIis butuhkan.
ix

MセN]

nturi
Enerji yang tak henti-hentinya penulis terUna te ;
dari istrltercinta, Ora. Nuraina Silin, dan semua anak pend b;
Farah Nurul Hikam Agustina (Farah), Ahmad Muarih A a
(Abi), Sarah Hikmatinuri (Sarah) dan Muhammad j。ョオセ aa I
Avisena Ganuar). Begitu juga ponakan, Muhauunad syaf . I
(Syafaat), yang seringkali menemani penulis untuk berbar I
keperluan. Merekalah yang setiap hari berada di saJl\P g I
I
penulis dengan penuh pengertian dan kesabaran yang セオ。イ
biasa mendorong penulis untuk menyelesaikan peket)aall I
keilmuan ini. Tanpa pengertian yang baik dan kesabaran yallg I
luar biasa enerji ini hampir mustahil bisa penulis rasakal\- I
ua I
Penulis tidak mampu membalas budi baik mereka setn ,
I
hanya Allahlah Yang Maha Tahu ganjaran dan buah yang
I
mereka rasakan kelak. Penulis hanya menyampaikan doa I
semoga semua upaya ini merupakan ibadah yang tulus dan I
bangall
ョ。セ
memberikan manfaat yang besar bagi perketn
tunya I
ilmu pengetahuan, peradaban kemanusiaan dan ten
I
Islam, amine
'
Terakhir, terima kasih

a
aikan kepad

ーセ
ウセー
a
セ b. .
yang telah bersedia menerbitkan naskah ini. 1'anP ·
e aikan hati Mas Edy naskah ini tidal< akan terbit dl
Lセ
semoga bermanfaat.
u1is

Penulis

Sudarnoto Abdul

I
I
I
I
I
I
I
I
I

aaldntlI
I
I

x

I
I
I
I
I

BAGIAN KELIMA

KESIMPULAN

i
lllen ABIM' yang muncul pada tanggal 6 Agustus 1971, telah
ョ。ォエ セ Zァ N ウ
dirinya sebagai sebuah gerakan Islam yang
a
1970
engesankan berbagai kalangan terutam pada taboo
sebu:' dan 1980an. Secara keagamaan ABIM tampil sebagai
Isl
gerakan dakwah Islamiyah yang berjuang menjeIaskan
Ulltuksecara
rasional dan atraktif sekaligus mendorong umat
cun
an
berdas melakukan perubahan mendasar kehidupan deng
kep arkan kepada prinsip-prinsip Islam. Islam, dalam
llleUercay
u . aan ABIM, merupakan ajaran yang menyeluruh,
perkp ti Din dan Daulah yang kompatibel dengan
bangan modem Sebagaimana yang banyak diurai,
L。セa⦅ャ|j
oleh Maududi atau sejumlah pemikir dari Ikhwan,
lllew
.dan juga Bang Imad, tokoh-tokoh yang banyak
Pen arnai ABIM, kerangka pemahaman ABIM diawali dengan
selllp'
egasannya bahwa Islam bukanIah agama dalam pengertian
It. Islam adalah ai-Din yang mencakup seluruh aspek
301

lttis:

£

r:
I
I

kehidupan yang meliputi pengaturan hubungan antara
manusia dengan sang Khaliq, manusia dengan manusia
lainnya dan manusia dengan alam secara keseluruhan. ai-Din
disamping meliputi akidah, ibadat, juga aspek-aspek sosial,
ekonomi dan politik. Dengan demikian implementasi syariah
atan hukum Islam sebagai pedoman untuk mengatur
kehidupan adalah pilihan yang paling tepat. Berdasarkan
kepada perspektif ini ABIM menegaskan perlunya komitmen
untuk membangun kehidupan sosial, ekonomi dan politik
dengan dilandasi oleh perspektif Islam. Islam progresif yang
ditawarkan ABIM ini dirasakan sebagai sebuah cara pandang
baru dalam konteks Malaysia sepanjang ia mengkampanyekan
perubahan mendasar dalam sektor sosial, ekonomi dan politik
dan menawarkan jalan tengah dati dua kecenderungan yang
selama ini saling bertentangan yaitu ideologi Islamisme kental
yang direpresentasikan oleh PAS dan ideologi Melayuisme
yang ditawarkan UMNO. Islamisme PAS mendesak
ditegakkan negara dan syariat Islam formal sementara
Melayuisme menawarkan nasionalisme dan negarajpemerintahan sekular.
Tawaran Islam progresif dan moderat ABIM ini tidak
terlalu mudah dilakukan antara lain karena, dalam tingkat
tertentu, di mata penganut ideologi Islamisme ABIM tetap
dinilai tidal< memiliki komitmen yang kuat terhadap cita-cita
Islam karena penolakannya terhadap gagasan negara Islam
versi PAS. Sementara bagi penganut mazhab Melayuisme
Islam progresif ABIM dinilai justru akan merusak cita-cita
membela nasib kaum Melayu yang dalam waktu panjang telah
tersisihkan secara ekonomi karena penolakan ABIM terhadap
ide racial loyalty dan pandangannya bahwa Melayuisme berarti
302

nasionaIisme sempit yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip

Islam.

Bagi ABIM syariah harus ditafsirkan dan dipahami
secara kontekstuaI dan karena itu rumusan-rumusan Fiqih
I