PENDAHULUAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Riil (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks Lq-45 Dan Jii Periode 2004-2013).

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan sangat penting karena digunakan oleh para pihak untuk menilai dan membuat prediksi perkembangan perusahaan. Para pihak eksternal perusahaan seperti calon investor, investor, kreditor, dan lain-lain yang berkepentingan perlu banyak mempertimbangkan banyak hal di dalam mengambil keputusan untuk investasi dan meminjamkan dana ke suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi perusahaan yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan baik pihak internal dan eksternal terhadap perusahaan.

Perusahaan sebagai korporasi telah memisahkan secara tegas

antara pemilik perusahaan dengan manajemen. Manajemen dianggap sebagai agent dan pemilik dianggap sebagai principal yang biasanya

mendelegasikan wewenangnya kepada pihak manajemen (agent). Agency

theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan


(2)

profitabilitas yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupaun kontrak kompensasi (Jao dan Pagalung, 2011).

Principal tidak memiliki informasi yang cukup terhadap kinerja agent karena principal tidak dapat memonitor aktivitas agen sehari-hari untuk memastikan bahwa agent bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham, sedangkan agent memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang menyebakan terjadinya kesenjangan informasi yang dimiliki antara principal dan agent (asimetri informasi). Asimetri informasi yang terjadi antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu demi memperoleh keuntungan pribadi (Ujiyantho, et.al, 2007).

Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Adanya asimetri informasi akan mendorong manajer untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer. Asimetri informasi inilah yang kemudian menjadi pemicu munculnya praktik manajemen laba di perusahaan. Asimetri informasi ini dapat


(3)

dikurangi dengan cara transparansi dalam penyampaian laporan keuangan terhadap principal.

Menurut Demsey da Laber (1993), serta Crutchley dan Hansen (1989), shareholder dispersion atau penyebaran pemegang saham juga berperan dalam masalah keagenan. Pemegang saham yang semakin menyebar kurang efektif dalam monitoring dan sulit untuk melakukan kontrol terhadap perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Akibatnya masalah keagenan muncul terutama karena adanya informasi yang asimetri. Sebaliknya pemegang saham yang semakin terkonsentrasi pada satu atau beberapa pemegang saham saja akan mempermudah kontrol terhadap kebijakan yang diambil pengelola perusahaan sehingga dapat

mengurangi asymmetric information dan mengurangi masalah keagenan.

Para peneliti telah menemukan bahwa asimetri informasi dapat mempengaruhi manajemen laba. Putra, dkk (2014) meneliti pengaruh Asimetri informasi terhadap praktek manajemen laba pada perusahaan manufaktur di BEI. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa asimetri Informasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap praktek manajemen laba.

Salah satu parameter penting dalam sebuah laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah Laba (Widyaningdyah, 2001). Laba merupakan salah satu komponen yang


(4)

penting di dalam laporan keuangan dimana laba di pergunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Laba yang disajikan mungkin tidak mencerminkan realitas ekonomi, tetapi lebih karena keingingan manajemen untuk memperlihatkan sedemikian rupa sehingga kinerjanya dapat terlihat baik.

Laba menjadi tolok ukur kinerja perusahaan sehingga memotivasi tindakan manajemen laba pada suatu perusahaan. Laba berfungsi untuk mengukur efektivitas bersih dari sebuah usaha bisnis (Wahyu, 2011). Laba juga menjamin pasokan modal dimasa depan untuk inovasi dan perluasan usaha (Pearce, et.al., dalam Wahyu 2011).

Berdasarkan kenyataan yang ada, seringkali perhatian pengguna laporan keuangan hanya ditujukan kepada informasi laba, tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut dihasilkan. Hal ini mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan beberapa tindakan yang disebut manajemen laba (earning management) atau manipulasi laba (earnings manipulation). Earnings management (manajeman laba) merupakan campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan perusahaan bagi eksternal guna mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri atau perusahaannya sendiri (Saputro dan Setiawati, 2002).


(5)

Untuk mendeteksi ada tidaknya manajamen laba, banyak peneliti yang menggunakan seperti manipulasi laba riil dan manajemen akrual maka pengukuran atas akrual adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Total akrual adalah selisih antara laba dan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Total akrual dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: (1) bagian akrual yang memang sewajarnya ada dalam proses penyusunan laporan keuangan, disebut normal accruals atau non discretionary accruals, dan (2) bagian akrual yang merupakan manipulasi data akuntansi yang disebut dengan abnormal accruals atau discretionary accruals (Utami, 2005).

Gunny (2005) mengelompokkan manajemen laba dalam tiga kategori yaitu: akuntansi yang curang (meliputi pemilihan akuntansi yang melanggar prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum), manajemen akrual, dan manajemen laba riil. Manajemen laba riil terjadi ketika manajer melakukan tindakan yang menyimpang dari praktik operasi normal perusahaan untuk meningkatkan laba yang dilaporkan misalnya melalui tiga aktivitas manajemen laba riil.

Roychowdhury (2006) yang secara langsung menguji manajemen laba nyata melalui aktivitas riil yang dikonsentrasikan pada aktivitas investasi. Manajemen memanipulasi aktivitas riil untuk menghindari kerugian pada laporan keuangan tahunan perusahaan.


(6)

Pengukuran manajemen laba dalam penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen laba riil. Pemilihan model pendekatan ini karena menurut Roychowdhury (2006) dalam Ferdawati (2009) bahwa (1) manipulasi akrual kemungkinan besar akan menarik perhatian auditor atau regulatory scrutiny dibanding dengan keputusan - keputusan riil, seperti yang dihubungkan dengan penetapan harga dan produksi; (2)

dalam pendekatan manajemen laba jika hanya menggunakan pada

manipulasi akrual saja membawa risiko. Dengan menggunakan manajemen laba akrual, jika target laba yang diinginkan tidak tercapai maka manajer dianggap tidak mempunyai kinerja yang baik sehingga kesempatan mendapatkan kompensasi akan hilang atau bahkan bisa berujung pada pemecatan manajer. Oleh karena itu, melakukan manipulasi melalui aktivitas riil merupakan jalan aman untuk mencapai target laba karena bisa dilakukan sepanjang periode operasi perusahaan, sehingga kemungkinan kurangnya laba sesuai target bisa ditiadakan. Roychowdhury (2006) dalam Ferdawati (2009) menemukan bukti bahwa perusahaan menggunakan berbagai macam cara manajemen laba riil sebagai acuan pelaporan keuangan untuk menghindari pelaporan kerugian tahunan, hasil penelitiannya menemukan bahwa para manajer menyediakan tiga cara untuk tindakan manajemen laba riil yaitu dengan memberikan diskon-diskon harga untuk menaikkan penjualan sementara, melakukan produksi secara besar-besaran untuk menurunkan


(7)

harga barang yang terjual dan mengurangi kebijakan pengeluaran untuk memperbaiki margin yang dilaporkan.

Menurut penelitian sebelumnya faktor-faktor yang

mempengaruhi manajemen laba riil antara lain yaitu Leverage. Leverage yang digunakan dalam penelitian ini merupakan rasio antara total hutang dengan total aset. Semakin besar rasio leverage berarti semakin tinggi utang perusahaan. Ditinjau dari rasio hutang atau debt equity ratio, penelitian Dechow, et.al (1996) dalam Widyaningdyah (2001) menemukan bahwa motivasi perusahaan melakukan manajemen laba adalah untuk memenuhi kebutuhan pendanaan eksternal dan memenuhi perjanjian hutang. Salah satu alternatif sumber dana perusahaan selain menjual saham di pasar modal adalah melalui sumber dana eksternal berupa hutang. Perusahaan akan berusaha memenuhi perjanjian hutang agar memperoleh penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang.

Dan faktor lainnya yang mempengaruhi manajemen laba riil adalah Profitabilitas. Efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pengoperasian aktiva yang dimiliki menjadi tolok ukur kinerja perusahaan yang dapat pula memotivasi tindakan manajemen laba pada suatu perusahaan. Laba berfungsi untuk mengukur efektivitas bersih dari sebuah usaha bisnis (Wahyu, 2011). Laba juga menjamin pasokan modal


(8)

dimasa depan untuk inovasi dan perluasan usaha (Pearce, et.al., dalam Wahyu 2011). Semakin besar Return on Assets (ROA) sebagai rasio profitabilitas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. sehingga akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor.

Semakin tinggi rasio yang diperoleh maka semakin efisien aset manajemen perusahaan. Sehingga ROA memotivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba, dapat dikatakan pula ROA berpengaruh positif terhadap manajemen laba, seperti halnya dalam penelitian IGuna dan Herawati (2010), Widyastuti (2009), yang menyatakan ROA berpengaruh positif signifikan terhadap tindakan manajemen laba. Berbeda dengan hasil penelitian Wahyu (2011) yang menyatakan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap tindakan manajemen laba. Berbeda pula hasil penelitian Senja (2012) yang menyatakan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan manajemen laba.

Menurut uraian-uraian diatas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba,maka penulis tertarik untuk meneliti


(9)

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi manajemen laba terutama dalam manajemen laba riil. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba riil berupa asimetri informasi, leverage dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Indeks LQ-45 dan Indeks JII. Dengan periode waktu yang digunakan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013.

Perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII merupakan perusahaan-perusahaan yang berkapitalisasi besar dan berkinerja unggul. Indeks LQ-45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham yang terpilih di dalam Indeks LQ-45 berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan ( setiap awal bulan februari dan agustus).

Sedangkan Indeks JII merupakan indeks yang ada Di Bursa Efek Indonesia yang setiap periodenya terdiri dari 30 saham yang memenuhi kriteria syariah dimana seperti indeks lainnya yang juga terikat dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah maupun Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan ditambah dengan aturan syariah. Sehingga penelitian mengenai pengaruh asimetri informasi,leverage dan profitabilitas pada Indeks LQ-45 dan Indeks JII menarik untuk dibahas.


(10)

Dengan demikian penelitian empiris ini untuk menganalisis Pe garuh Asi etri I for asi, Leverage dan Profitabiltas terhadap Manajemen Laba Riil (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Indeks LQ-45 dan JII periode 2004- ) .

B. Rumusan Masalah

Dari uraian pembahasan diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap manajemen laba riil

pada perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam Indeks

LQ-45 dan Indeks JII ?

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba riil pada

perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh asimetri informasi, profitabilitas dan leverage terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam


(11)

Indeks LQ-45 dan Indeks JII. Sedangkan secara spesifik tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa asimetri informasi

berpengaruh terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa leverage berpengaruh

terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public

yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII.

3. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh

terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public

yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII.

b. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam pasar modal, sebagai berikut :

1. Bagi investor, sebagai bahan masukan sebelum melakukan

investasinya di pasar modal, untuk tidak semata-mata tidak terfokus pada data-data akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaannya , tetapi juga faktor lain baik yang dipublikasikan maupun yang tidak.


(12)

2. Bagi masyarakat secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran mengenai peranan dan praktik manajemen laba dengan pendekatan manajemen laba riil.

3. Bagi ilmu pengetahuan, khususnya akuntansi keuangan, hasil

penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menjelaskan

secara empiris pengaruh asimetri informasi, leverage dan

profitabilitas terhadap manajemen laba dengan pendekatan manajemen laba riil.


(1)

harga barang yang terjual dan mengurangi kebijakan pengeluaran untuk memperbaiki margin yang dilaporkan.

Menurut penelitian sebelumnya faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba riil antara lain yaitu Leverage. Leverage yang digunakan dalam penelitian ini merupakan rasio antara total hutang dengan total aset. Semakin besar rasio leverage berarti semakin tinggi utang perusahaan. Ditinjau dari rasio hutang atau debt equity ratio, penelitian Dechow, et.al (1996) dalam Widyaningdyah (2001) menemukan bahwa motivasi perusahaan melakukan manajemen laba adalah untuk memenuhi kebutuhan pendanaan eksternal dan memenuhi perjanjian hutang. Salah satu alternatif sumber dana perusahaan selain menjual saham di pasar modal adalah melalui sumber dana eksternal berupa hutang. Perusahaan akan berusaha memenuhi perjanjian hutang agar memperoleh penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang.

Dan faktor lainnya yang mempengaruhi manajemen laba riil adalah Profitabilitas. Efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pengoperasian aktiva yang dimiliki menjadi tolok ukur kinerja perusahaan yang dapat pula memotivasi tindakan manajemen laba pada suatu perusahaan. Laba berfungsi untuk mengukur efektivitas bersih dari sebuah usaha bisnis (Wahyu, 2011). Laba juga menjamin pasokan modal


(2)

dimasa depan untuk inovasi dan perluasan usaha (Pearce, et.al., dalam Wahyu 2011). Semakin besar Return on Assets (ROA) sebagai rasio profitabilitas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. sehingga akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor.

Semakin tinggi rasio yang diperoleh maka semakin efisien aset manajemen perusahaan. Sehingga ROA memotivasi manajemen untuk melakukan manajemen laba, dapat dikatakan pula ROA berpengaruh positif terhadap manajemen laba, seperti halnya dalam penelitian IGuna dan Herawati (2010), Widyastuti (2009), yang menyatakan ROA berpengaruh positif signifikan terhadap tindakan manajemen laba. Berbeda dengan hasil penelitian Wahyu (2011) yang menyatakan ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap tindakan manajemen laba. Berbeda pula hasil penelitian Senja (2012) yang menyatakan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan manajemen laba.

Menurut uraian-uraian diatas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba,maka penulis tertarik untuk meneliti


(3)

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi manajemen laba terutama dalam manajemen laba riil. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba riil berupa asimetri informasi, leverage dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Indeks LQ-45 dan Indeks JII. Dengan periode waktu yang digunakan dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2013.

Perusahaan-perusahaan yang tergabung di dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII merupakan perusahaan-perusahaan yang berkapitalisasi besar dan berkinerja unggul. Indeks LQ-45 hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham yang terpilih di dalam Indeks LQ-45 berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan ( setiap awal bulan februari dan agustus).

Sedangkan Indeks JII merupakan indeks yang ada Di Bursa Efek Indonesia yang setiap periodenya terdiri dari 30 saham yang memenuhi kriteria syariah dimana seperti indeks lainnya yang juga terikat dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah maupun Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan ditambah dengan aturan syariah. Sehingga penelitian mengenai pengaruh asimetri informasi,leverage dan profitabilitas pada Indeks LQ-45 dan Indeks JII menarik untuk dibahas.


(4)

Dengan demikian penelitian empiris ini untuk menganalisis Pe garuh Asi etri I for asi, Leverage dan Profitabiltas terhadap Manajemen Laba Riil (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks LQ-45 dan JII periode 2004- ) .

B. Rumusan Masalah

Dari uraian pembahasan diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah asimetri informasi berpengaruh terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII ?

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh asimetri informasi, profitabilitas dan leverage terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam


(5)

Indeks LQ-45 dan Indeks JII. Sedangkan secara spesifik tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa asimetri informasi berpengaruh terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII.

2. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa leverage berpengaruh terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII.

3. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba riil pada perusahaan manufaktur go public yang tergabung dalam Indeks LQ-45 dan Indeks JII.

b. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam pasar modal, sebagai berikut :

1. Bagi investor, sebagai bahan masukan sebelum melakukan investasinya di pasar modal, untuk tidak semata-mata tidak terfokus pada data-data akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaannya , tetapi juga faktor lain baik yang dipublikasikan maupun yang tidak.


(6)

2. Bagi masyarakat secara umum, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran mengenai peranan dan praktik manajemen laba dengan pendekatan manajemen laba riil.

3. Bagi ilmu pengetahuan, khususnya akuntansi keuangan, hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menjelaskan secara empiris pengaruh asimetri informasi, leverage dan profitabilitas terhadap manajemen laba dengan pendekatan manajemen laba riil.


Dokumen yang terkait

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage dan Profitabilitas terhadap Manajemen Laba Riil pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia

1 16 15

PENDAHULUAN Pengaruh Manajemen Laba, Pengungkapan Modal Intelektual, Asimetri Informasi Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Cost Of Equity Capital (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks Jii Dan Lq 45 Selama Tahun 2004-2015).

1 3 10

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Riil (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks Lq-45 Dan Jii P

0 1 18

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Riil (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks Lq-45 Dan Jii Periode 2004-2013).

0 1 7

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP MANAJEMEN LABA RIIL Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Riil (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Indeks Lq-45 Dan Jii P

0 1 18

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

Analisis hubungan leverage dan profitabilitas terhadap manajemen laba : studi empiris pada perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45 periode 2009-2010.

0 1 119

Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba dan Manipulasi Aktivitas Riil (Studi pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEI).

0 0 6

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58