PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTUAN PROGRAM FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBANTUAN PROGRAM FLASH UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan dalam Pendidikan Matematika

Oleh:

MUALDIN SINURAT
NIM: 8126172024

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

ABSTRAK
Mualdin Sinurat. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbantuan

Program Flash untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa
SMP. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengembangkan media pembelajaran
matematika berbantuan program Flash yang dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa dengan menerapkan strategi student active learning, (2)
mengetahui tingkat validitas media pembelajaran matematika dengan program Flash
yang menerapkan strategi student active learning dan (3) mengetahui keefektifan dan
kepraktisan media pembelajaran yang dikembangkan pada mata pelajaran matematika
materi Transformasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Putri
Cahaya Medan sebanyak 42 orang dan objek penelitian ini adalah untuk kualitas
media pembelajaran dari segi validitas, kepraktisan dan keefektifan untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Instrumen yang digunakan
terdiri dari lembar validasi oleh ahli materi dan ahli media, lembar observasi aktivitas
siswa, angket respons siswa serta tes kemampuan komunikasi matematik. Hasil
penilaian para ahli terhadap media diperoleh bahwa persentase rata-rata penilaian ahli
materi terhadap kualitas media adalah 96,12% kategori “sangat baik” dengan tingkat
validitas 0,8156, ahli media (ahli desain dan perangkat lunak) 94,79% dengan tingkat
validitas 0,7332 serta hasil ujicoba kelompok kecil 97,31% dengan tingkat validitas
0,72002 yang menyatakan bahwa media memadai dan layak digunakan. Dari hasil
ujicoba lapangan diperoleh tingkat ketuntasan belajar siswa adalah 88,10% dengan

peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa dalam kategori “tinggi” yang
ditunjukkan oleh N-gain = 0,785, respon positif siswa terhadap media “sangat baik”
dengan persentase 81,72% serta persentase kadar aktivitas siswa pada proses
pembelajaran adalah memenuhi waktu ideal.
Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa: media
pembelajaran matematika berbantuan program flash dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa dan kualitas media adalah baik yaitu memenuhi kriteria
valid, praktis dan efektif.
Kata Kunci: Media pembelajaran, program flash, komunikasi matematik

i

ABSTRACT
Mualdin Sinurat. The developing of mathematics Learning Media by using
Flash program to improve the Mathematics Communication Skills of junior high
school students. Thesis : Postgraduate, Medan State University, 2015.
The aims of this study are : (1) to develop mathematics learning media by using
Flash Program that can improve the students mathematics communication skills by
applying the student active learning strategies. (2) to determine the validity of
mathematics media learning with Flash Program by applying student active learning

strategies and (3) to determine the effectiveness, practicality, the simplicity of the
media learning those are developed in mathematics especially in Transformation
material. The subjects in this study were the first grade of Putri Cahaya Medan junior
high school that were consisted of 42 students and the object of the study was the
qualities of the learning media from the validity, the effectiveness, practicality, to
improve the students mathematics communication skills. The instruments that were
used in this study consisted of the validation sheets that were taken from the material
experts and media specialists, the observation sheets of the students’ activities, the
students’ questionnaire responses, and the sheets of the also the Mathematics
Communication Skills test.
The expert assessment results to the media, they found that the percentage of the
average assessment of the experts to the quality of the media is about 96.12%, the
category is "very good", the validity of 0,8156, media experts (expert design and
software) 94,79%, the validity level is 0,7332 and the trial results of the small group
are 97,31%, the validity level is 0,72002, it means that the media is adequate and
suitable to use. From the field trials results, the level of the students mastery learning
is 88.10%, with Increasing of the students mathematics communication skills in a
"high" category that is showed by N - gain = 0,785, the positive responses of
students to the media were "very good" with the percentage of 81.72% and the
percentage of activity levels students in the learning process is to meet the ideal time.

Based on the data above, it can be concluded that: the mathematics learning media by
using Flash programs can improve the students' mathematics communication skill and
the quality of the media is good that meets the valid criteria, practical and effective.
Keywords: learning media, flash program, mathematical communication

ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang senantiasa
menganugerahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini yang
berjudul

“Pengembangan

Media

Pembelajaran

Matematika


Berbantuan

Program Flash untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik
Siswa SMP”.
Penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dorongan serta
saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terimakasih setulus hati kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M. Pd, selaku Direktur Pascasarjana
Unimed
2. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika
sekaligus sebagai Pembimbing I
3. Bapak Dr. W. Rajagukguk, M.Pd, selaku Pembimbing II
4. Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd, Bapak Dr. E. Elvis Napitupulu, MS dan
Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd sebagai Narasumber yang telah memberikan
masukan demi penyelesaian tesis ini
5. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Matematika
6. Seluruh Dosen Pascasarjana Unimed Prodi Pendidikan Matematika
7. Bapak Dapot Tua Manullang, SE, M.Pd selaku staf Prodi Matematika
8. Para Validator yang telah membantu penyelesaian tesis ini.


iii

9. Istri tercinta Lasni Br Sitanggang dan Anak-anak tersayang Zeffri FFS, Yolanda
CMS, Aldi FPS dan Aldo FPS yang setia mendampingi dan memotivasi penulis
hingga penyelesaian tesis ini
10. Ayahanda B.Sinurat dan Ibunda M Br Sitanggang (Alm), Ibu Mertua N Br
Nainggolan serta semua keluarga penulis
11. Pengurus Yayasan Seri Amal Medan yang telah memberi dukungan materil
maupun moril bagi penulis
12. Kepala SMP Putri Cahaya serta semua Dewan Guru, Pegawai dan Siswa
SMP Putri Cahaya Medan
13. Seluruh teman-teman Mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan Matematika
Kelas B-2 angkatan 2012 khususnya Syahlan, Ernilis, Winda dan Kina yang telah
memberi motivasi dan dukungan dalam penyelesaian tesis ini
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan proposal tesis ini,
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Tesis ini masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan dan penyempurnaan penulisan tesis ini. Akhir kata
semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Maret 2015
Penulis,

Mualdin Sinurat
8126172024
iv

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK........................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ......................................................................................

iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ..

v


DAFTAR TABEL ...........................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xiii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................


12

1.3 Pembatasan Masalah ...............................................…........... ...

13

1.4 Rumusan Masalah ................................................……...............

13

1.5 Tujuan Penelitian……. .......................................………............

14

1.6 Manfaat Penelitian …….....................................………............

14

1.7 Defenisi Operasional …………………..…………………….....


15

BAB II. KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Kajian Teoritis...............….................................................….....

17

2.1.1 Pengertian Kemampuan Komunikasi………….................

17

2.1.2 Kemampuan Komunikasi Matematik ................................

19

2.1.3 Media Pembelajaran………………...................................

21

2.1.4 Media Pembelajaran Interaktif...........................................


27

2.1.5 Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif
Mata Pelajaran Matemtika .....….……...............................

30

2.1.6 Belajar dan Pembelajaran .................................................

45

2.1.7 Student Active Learning....................................................

47

v

2.1.8 Hakikat Mata Pelajaran Matematika.................................... 49
2.2 Penelitian yang Relevan ...............................................................

50

2.3 Kerangka Berpikir .........................................................................

57

2.4 Pertanyaan Penelitian .................................................................... 61
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 58
3.2 Model Pengembangan .................................................................... 58
3.3 Prosedur Pengembangan ................................................................ 59
3.3.1 Desain Uji Coba ................................................................... 61
3.3.2 Subjek Uji Coba .................................................................. 61
3.3.3 Pelaksanaan Uji Coba .............................................. ..........

62

3.3.4 Jenis Data ...........................................................................

63

3.3.5 Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 64
3.3.6 Teknik Analisis Data ........................................................... 73
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Media Pembelajaran............. 80
4.1.1 Penelitian Pendahuluan...............................................

80

4.1.2. Pembuatan Desain Software............................................... 86
4.1.3 Pengumpulan Bahan ........................................................... 88
4.1.4 Review dan Ujicoba Produk................................................. 89
4.2 Hasil Ujicoba..................................................................................

91

4.2.1 Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa........................ 91
4.2.2 Validitas Media Pembelajaran Matematika........................ 93
4.2.3 Keefektifan dan Kepraktisan Media Pembelajaran
Matematika........................................................................ 100

vi

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian............................................................ 115
4.3.1 Media Pembelajaran Matematika Berbantuan
Program Flash Dapat Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa.......................116
4.3.2 Tingkat Validitas Media Pembelajaran Matematika yang
Dikembangkan Berbantuan Program Flash...................... 117
4.3.3 Keefektifan dan Kepraktisan Media
Pembelajaran Berbantuan Flash......................................... 122
BAB.V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan........................................................................... 138
5.2 Implikasi............................................................................... 140
5.3. Saran..................................................................................... 141
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 142
LAMPIRAN ...................................................................................................... 145

vii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1

Pola Jawaban Siswa tentang Kemampuan Komunikasi
matematik……............................................…………………….. 3

Gambar 2.1

Prosedur Pengembangan Borg & Gall ………….........…….........31

Gambar 2.2

Model Pengembangan Desain Instructional
Dick & Carey ......……………………..…………………........... 36

Gambar 3.1

Bagan Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran
Interaktif Perpaduan Model Borg dan Gall dengan
Dick dan Carey.............................................................................. 60

Gambar 4.1

Pelaksanaan Tahap Ujicoba Pengembangan
Media Pembelajaran Matematika..................................................90

Gambar 4.2

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa.............92

Gambar 4.3

Diagram Batang Penilaian Kualitas Media
Pembelajaran Matematika Oleh Ahli Materi..................................96

Gambar 4.4

Diagram Batang Penilaian Kualitas Media
Pembelajaran Matematika Oleh Ahli Media................................100

Gambar 4.5

Diagram Batang Penilaian Kualitas Media
Pembelajaran Matematika Pada Ujicoba Kelompok Kecil ........105

Gambar 4.6

Diagram Batang Persentase Rata-rata Aktivitas
Siswa Pada Pembelajaran Ujicoba Lapangan...............................108

Gambar 4.7

Diagram Batang Persentase Rata-rata Aktivitas
Siswa Pada Pembelajaran Ujicoba Lapangan...............................111

Gambar 4.8

Gambar Rekapitulasi Jumlah Pilihan Siswa Untuk

xi

Tiap Butir Soal.............................................................................113
Gambar 4.9

Diagram Ketuntasan Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa Pada Postes .....................................................115

Gambar 4. 10 Jawaban Siswa Terhadap Soal Postes Nomor 1.......................... 126
Gambar 4. 11 Jawaban Siswa Untuk Butir Soal Postes Nomor 2.......................127
Gambar 4. 12 Jawaban Siswa Untuk Soal Postes Nomor 4................................128
Gambar 4. 13 Jawaban Siswa Terhadap Soal Postes Nomor 5...........................129
Gambar 4. 14 Jawaban Siswa Terhadap Soal Postes Nomor 6...........................130
Gambar. 4. 15 Contoh penyelesaian LAS -01 Soal No. 4...................................132
Gambar. 4.16 Contoh penyelesaian LAS -02 Soal No.2.....................................132
Gambar. 4.17 Contoh penyelesaian LAS -02 Soal No.3.....................................133
Gambar. 4.18 Contoh penyelesaian LAS -04 Soal No.4.....................................133
Gambar 4.19 Contoh penyelesaian LAS -05 Soal No.2.....................................134
Gambar. 4.20 Contoh penyelesaian LAS -01 Soal No.2......................................134
Gambar. 4.21 Contoh penyelesaian LAS -03 Soal No.7....................................135
Gambar. 4.22 Contoh penyelesaian LAS -04 Soal No.5....................................135

xii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I. Instrumen Penelitian ..................................................... ................ 145
1. Angket Analisis Kebutuhan .........................................…......... 146
2. Angket Penilaian dan Tanggapan Ahli Materi Pelajaran
Matematika .......………….…..............................................…....149
3. Angket Penilaian dan Tanggapan Ahli Media
Pembelajaran ..................................…………………………... 152
4. Angket Uji Coba lapangan untuk siswa (kelompok
Kecil)……. ………………………....................................…..... 156
5. Angket Uji Coba lapangan untuk siswa.…........................…..... 159
Lampiran II: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.............................................. 161
Lampiran III: Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa............................................. 243
Lampiran IV: Perhitungan Data Hasil Penelitian.............................................. 246
Lampiran V: Naskah Media Pembelajaran…………………………………… 299
Lampiran VI: Dokumen Penelitian ................................................................... 348
1. Penetapan Dosen Pembimbing Tesis
2. Undangan Seminar Proposal
3. Pengantar Izin Penelitian dari Pascasarjana
4. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari Sekolah
5. Riwayat Hidup Peneliti

xiii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Memasuki abad ke-21 sekarang ini pendidikan Indonesia mengalami

pergeseran paradigma dari behavioristik ke konstruktivistik. Menyikapi perubahan ini,
guru bukan hanya sekedar mengajar (transfer of knowledge) melainkan harus
menjadi manajer belajar. Hal ini mengandung arti, setiap guru diharapkan mampu
mengintergrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan
pembelajaran, menciptakan kondisi belajar yang menantang kreativitas dan aktivitas
siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia, multimetode, dan berbagai
sumber belajar agar mencapaui tujuan pembelajaran yang diharapkan, (Rusman,
2013:35). Pendapat ini menegaskan bahwa guru memiliki tugas dan tanggung jawab
secara optimal mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik yang
ditandai dengan tingginya keaktifan siswa. Keaktifan siswa yang dimaksud adalah
keterlibatan siswa dalam melaksanakan aktifitas mulai dari pembahasan konsep,
proses penemuan solusi hingga penarikan kesimpulan atas konsep yang dipelajari.
Dengan tingginya keaktifan siswa maka dalam pembelajaran akan terjadi komunikasi
multi arah sehingga proses pembelajaran tidak didominasi oleh guru melainkan guru
hanya sebagai fasilitator.
Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara maksimal juga akan
meningkatkan kemampuan matematik siswa termasuk kemampuan komunikasi
matematik. Pentingnya peningkatan kemampuan komunikasi matematik karena
komunikasi dapat membantu pembelajaran siswa tentang konsep matematika.
1

2

Turmudi (2008:73) mengatakan bahwa aspek komunikasi dan penalaran menjadi
aspek penting dalam pembelajaran matematika karena komunikasi melatih siswa
untuk dapat mengkomunikasikan gagasannya, baik komunikasi lisan maupun
komunikasi tulis. Jadi komunikasi adalah bagian yang esensial dari pendidikan
matematika.
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Rusman (2013:3) mengatakan bahwa
proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar
terlaksana secara efektif dan efisien. Oleh karena itu guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran hendaknya membuat perencanaan yang baik tentang perangkat
pembelajaran yang akan digunakan seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Buku Siswa, Buku Guru, Lembar Kerja Siswa, Instrumen
Penilaian maupun Media Pembelajaran. Pada kenyataan dalam melaksanakan proses
pembelajaran, pada umumnya guru kurang mempersiapkan perangkat pembelajaran
tersebut dengan sebaik-baiknya. Kalaupun perangkat pembelajarannya ada mungkin
tidak lengkap atau hasil copy paste dari bahan orang lain. Disamping itu sering
terjadi penggunaan perangkat pembelajaran yang tidak sesuai dengan kondisi
sekolah, karakteristik siswa serta desain perangkat yang tidak sesuai dengan model
pembelajaran yang digunakan. Hal ini akan menghambat pencapaian tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Sebagai contoh dalam pembelajaran cenderung
abstrak dan dengan metode ceramah sehingga konsep matematika sulit dipahami,
akibatnya kemampuan matematik siswa tidak terbangun dengan baik sehingga
prestasi belajar menjadi rendah.

3

Hal ini terlihat pada contoh kasus yang ditemukan peneliti dalam mengajarkan
materi transformasi di kelas VII SMP Putri Cahaya Medan, ketika diberikan soal
yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi yaitu: Sebuah bak air berbentuk
balok dengan ukuran bagian dalamnya panjang = 1,5m, lebar = 0,5m dan tinggi = 1
m. Jika panjang dan lebar bak tersebut diperpanjang 20% dari semula sedangkan
tingginya bertambah 30%, tentukanlah volum bak tersebut saat ini.
Dari hasil jawaban 40 orang siswa, terdapat 32 orang yang menjawab salah,
dengan pola jawaban yang tidak terdeskripsi dalam bentuk gambar balok yang
mengalami dilatasi untuk ukuran panjang, lebar dan tingginya sehingga siswa
tersebut tidak dapat menyelesaikannya dengan konsep dilatasi (gbr 1.1.i dan ii).
Sedangkan 4 orang siswa menjawab dengan menghitung volum balok lalu dikalikan
dengan persentase 20 % dan 30 % (gbr.1.1 iii). Selanjutnya terdapat 4 orang yang
mampu mendeskripsikan dalam bentuk gambar balok dan menyelesaikan dengan
menggunakan konsep dilatasi denggan benar (gbr.1.1. iv).

(i)

( ii )

( iii )

( iv )

Gambar 1.1 Pola Jawaban Siswa Tentang Kemampuan Komunikasi

4

Dari kasus di atas, peneliti menyimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi
saat ini adalah bahwa siswa tidak mampu mengkomunikasikan maksud dari masalah.
Hal ini dikarenakan siswa terpaku dengan angka-angka, sehingga bila suatu
permasalahan matematika yang disajikan berupa masalah yang berbentuk simbol atau
analisis yang mendalam maka siswa tidak mampu menyelesaiakannya. Dalam hal ini
kemampuan komunikasi matematik siswa masih sangat perlu ditingkatkan. Oleh
karena itu dalam penyajian materi geometri (transformasi) tersebut membutuhkan
media visual bahkan audio-visual agar lebih menarik dan pesan yang akan
disampaikan mudah dipahami oleh siswa.
Kenyataan juga menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika di kelas
VII SMP Putri Cahaya pada tahun ajaran 2012/2013 sebesar 68.37 dan masih di
bawah KKM

mata pelajaran 70,00. Ini menggambarkan kualitas pembelajaran

matematika belum menerapkan perangkat pembelajaran secara optimal sehingga
perlu dikaji faktor penyebab dan alternatif untuk mengatasinya.
Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah biasanya hanya menekankan pada
transformasi informasi faktual, guru cenderung menuliskan definisi atau teorema
beserta buktinya di papan tulis dilanjutkan contoh penerapan teorema tersebut dalam
penyelesaian soal, siswa mencatat apa yang dijelaskan guru dan contoh penyelesaian
soal yang ditulis. Selain itu, guru menuliskan soal-soal di papan tulis dan siswa
diminta mengerjakan, serta guru meminta siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya
di papan tulis. Dengan kata lain proses pembelajaran selama ini masih terbatas pada
penjelasan konsep yang abstrak melalui ceramah dan ilustrasi melalui gambar di
papan tulis.

5

Dari pengamatan di SMP Putri Cahaya Medan masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika, siswa kurang berminat,
kurang termotivasi saat proses pembelajaran, siswa pasif hanya mendengarkan
informasi guru tanpa mau bertanya kesulitan yang dihadapi, siswa kurang berlatih
mengerjakan soal-soal pemecahan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari
(masalah kontekstual), akibatnya kemampuan memecahkan masalah siswa lemah
sehingga hasil belajar siswa rendah. Faktor yang mengakibatkan hasil belajar peserta
didik rendah, diantaranya perilaku-perilaku negatif siswa dalam belajar matematika
yang memungkinkan siswa tidak bergairah dalam belajar matematika. Proses
pembelajaran masih berpusat pada guru, sebagian guru masih menggunakan
pembelajaran konvensional (ceramah, mencatat, mengerjakan soal), guru belum
menggunakan metode dan media yang tepat. Selama proses pembelajaran guru
kurang variatif dalam menyampaikan materi, jarang diskusi kelompok atau
menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa. Hal ini diduga
menjadi faktor yang menyebabkan motivasi belajar siswa kurang sehingga hasil
belajar siswa rendah.
Berdasarkan pengalaman penulis (sebagai kepala sekolah) dalam melakukan
supervisi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar guru khususnya guru
matematika, permasalahan yang sering muncul berkenaan dengan penggunaan media
pembelajaran, yakni ketersediaan dan pemanfaatan. Media pembelajaran, masih
sangat kurang sehingga guru menggunakan media secara minimal. Media yang sering
digunakan adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat
kabar, dan sebagainya), dan didukung dengan alat bantu sederhana yang masih tetap

6

digunakan seperti papan tulis dan kapur atau white board dan spidol. Sedangkan
media audio dan visual (kaset audio, siaran TV/Radio, video/film), dan media
elektronik (komputer, internet) masih belum secara intensif dimanfaatkan.
Hal ini juga diperkuat dari hasil wawancara dengan beberapa orang pengawas
se-subrayon 07 (Normalyah,dkk) yang melakukan supervisi pembelajaran dibeberapa
sekolah yang menjadi binaannya, mengatakan bahwa: “guru matematika di sub rayon
07 pada umumnya masih menggunakan model pembelajaran konvensional dan jarang
menggunakan media pembelajaran”. Ketika ditanya alasannya adalah sulitnya
membuat media, tidak punya waktu, biaya mahal dan kurang menguasai teknologi
dan komputer.
Matematika sebagai ilmu dasar merupakan objek yang bersifat abstrak. Adanya
sifat abstrak ini dapat mengakibatkan siswa sulit memahami materi pelajaran
matematika. Untuk membantu siswa dapat memahami konsep-konsep abstrak dalam
pembelajaran matematika perlu dibantu dengan alat peraga menggunakan bendabenda konkrit atau media pembelajaran lainnya. Guru tidak cukup hanya memiliki
pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan
memilih dan menggunakan serta mengusahakan (membuat ataupun mengembangkan)
media itu dengan baik, (Rusman,2013:55).
Dalam proses pembelajaran, hadirnya media sangat diperlukan, sebab
mempunyai peranan besar

yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan

pembelajaran. Hal ini karena belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan halhal yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya
belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan

7

berada dibalik realitas, Sutikno (2013:106). Penggunaan media atau alat bantu
disadari oleh banyak praktisi pendidikan sangat membantu aktivitas proses
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama membantu peningkatan
prestasi belajar siswa, Munadi (2013:2). Di dalam pendidikan abad ke-21, guru
sebagai seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang
dapat mengintegrasikan

dan menciptakan kondisi belajar yang kondusif, yaitu

suasana belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang
pada siswa untuk berfikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan
mengelaborasi kemampuannya melalui berbagai media dan sumber belajar,
(Rusman,2013:34). Akan tetapi dalam implementasinya tidak banyak guru
memanfaatkannya, bahkan penggunaan metode ceramah monoton masih cukup
populer dikalangan guru dalam proses pembelajarannya.
Pemilihan dan penggunaan media

yang tepat dalam pembelajaran harus

memperhatikan karakteristik peserta didik. Menurut Piaget (Amri, 2013:21) setiap
anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan
lingkungannya (teori kognitif). Piaget membagi perkembangan berpikir anak kedalam
tahap-tahap

sebagai

berikut:

usia

0-2

tahun

(sensorimotor),

2-7

tahun

(praoperasional), 7-11 tahun (operasi konkret) dan usia 11-15 tahun (operasi formal).
Berpikir operasi formal yang dimaksud adalah bahwa anak usia remaja mampu
memahami konsep-konsep abstrak dalam batas-batas tertentu dimana pada usia ini
remaja mendekati efisiensi intelektual yang maksimal, akan tetapi karena kurangnya
pengalaman

sehingga

membatasi

pengetahuan

dan

kecakapannya

untuk

memanfaatkan apa yang diketahui. Hal ini menyebabkan mereka kadangkala

8

mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami konsep-konsep abstrak dan
mungkin tidak mampu dipahami sepenuhnya. Upaya mengatasi keterbatasan
pengamatan dan interaksi langsung siswa dengan objek ataupun konsep-konsep
abstrak itu dapat dilakukan dengan menggunakan media dalam pembelajaran. Sesuai
dengan kerucut pengalaman Dale (dalam Rusman , 2013:165), kurang lebih 80%
hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya 15 % diperoleh
melalui indera dengar, dan 5% lagi dari indera yang lainnya.
Kemajuan teknologi dewasa ini memberi motivasi bagi guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran melalui media pembelajaran. Salah satu jenis
media pembelajaran yang mutakhir yaitu komputer yang dapat digunakan untuk
menyampaikan bahan pembelajaran secara interaktif dan dapat mempermudah
pembelajaran karena didukung oleh berbagai aspek: suara, video, animasi, teks, dan
grafiks. Belajar berbantuan

multimedia membuat siswa terlibat dan lebih aktif

belajarnya, membuat komunikasi lebih efektif, memfasilitasi forum, dan menambah
minat dan motivasi belajar. Namun sampai saat ini masih banyak guru yang kurang
memberi perhatian terhadap media pembelajaran ini sehingga perlu penyadaran bagi
guru untuk melakukan pengembangan dan penggunaan media pembelajaran dalam
rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas karena media pembelajaran
memberi kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran.
Pengembangan media pembelajaran perlu dilakukan oleh guru/pendidik untuk
mengatasi kekurangan dan keterbatasan persediaan media yang ada. Disamping itu,
media yang dikembangkan sendiri oleh guru/pendidik dapat menghindari ketidaktepatan (mismatch) karena dirancang sesuai kebutuhan, potensi sumber daya dan

9

kondisi lingkungan masing-masing. Bahkan lebih dari pada itu, juga dapat
meningkatkan kreativitas dan kemampuan inovasi para pendidik sehingga dihasilkan
profesionalitas pendidik, (Asyhar, 2012:94).
Pengembangan media ini dapat dilakukan dengan menggunakan program flash
dengan alasan bahwa flash merupakan program aplikasi yang dapat digunakan untuk
mendesain animasi gerak, animasi bentuk, perubahan dan transparansi warna, animasi
logo, animasi form, persentasi multimedia, game, kuis interaktif, simulasi/visualisasi
serta dapat dikonversi dan di-publish ke dalam beberapa tipe seperti *.swf, *.html,
*.gif, *.jpg, *.exe, dan *.mov.
Hasil riset BAVA (British Audio Visual Aids) memaparkan bahwa hasil
pembelajaran yang tidak menggunakan media hanya terserap 13% dari keseluruhan
materi yang telah diberikan. Dengan mengunakan media pembelajaran perolehan
bahan ajar yang terserap dapat ditingkatkan sampai 86%. Pentingnya penggunaan
media juga diungkapkan Rusman (2013: 140) menyatakan bahwa dalam proses
pembelajaran, media memegang peranan penting untuk mencapai tujuan belajar. Hal
ini dipertegas dari pendapat Arsyad (2013:11) yang mengatakan penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran itu.
Muhtaron (2010) dalam penelitiannya tentang pengaruh penggunaan Compact
Disc of Math (CD-M) sebagai media pembelajaran matematika terhadap hasil belajar
siswa juga menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan media lebih tinggi dari pada yang tidak diajar dengan media.

10

Berbagai hasil penelitian lain menunjukkan bahwa pengembangan media
pembelajaran memberikan peningkatan terhadap kualitas pembelajaran matematika.
Mega, F.V (2010) dalam penelitiannya tentang Pengembangan Media Pembelajaran
Geometri Ruang Berbasis Multimedia untuk siswa SMP Kelas VIII menyimpulkan
bahwa media pembelajaran berbasis multimedia mampu menumbuhkan motivasi
belajar matematika siswa. Hal ini juga didukung hasil penelitian Basmalah, Y.N
(2013) dalam penelitian tentang pengembangan media pembelajaran matematika
berbasis multimedia interaktif menggunakan software swish max dengan pendekatan
matematika relaistik menyimpulkan bahwa media pembelajaran yang dihasilkan
berdampak baik pada prestasi belajar siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengadakan analisis kebutuhan di SMP
Putri Cahaya Medan tentang pentingnya pengembangan media pembelajaran. Hasil
wawancara terhadap guru matematika di SMP Putri Cahaya Medan yaitu Bapak Dodi
Sijabat, S.Pd dan Bapak Yoakin Sinaga, S.Pd tentang pengajaran materi transformasi,
mereka mengatakan sebaiknya menggunakan media pembelajaran karena materi
tersebut membutuhkan visualisasi dalam pemahaman konsep. Hal ini tidak jauh beda
dalam pengajaran materi geometri lainnya. Dengan demikian diharapkan nantinya
siswa lebih mudah mengerti dan memahai materi tersebut sehingga dapat
menyelesaikan soal dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan
transformasi. Adapun media yang dibutuhkan dalam pembelajaran ini adalah media
pembelajaran interaktif atau audio-visual.
Dari hasil angket yang diisi oleh 20 guru di SMP Putri Cahaya Medan
menunjukkan bahwa 100%

dari guru-guru tersebut membutuhkan media

11

pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran

dengan alasan agar proses

pembelajaran lebih menarik, siswa dapat lebih aktif dan pembelajaran berjalan lebih
efektif. Secara khusus dari hasil wawancara terhadap guru matematika ketika ditanya
media interaktif bagaimana yang dibutuhkan? Mereka mengatakan bahwa media
interaktif yang dibutuhkan adalah media pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
secara aktif. Media pembelajaran interaktif yang tersedia sekarang ini cenderung
mahal dan pada umumnya kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Media yang ada sekarang, guru yang aktif menggunakan medianya sedangkan siswa
menonton saja. Mereka mengaku kesulitan memperoleh media pembelajaran yang
efektif dan mampu memberikan pembelajaran siswa aktif untuk pelajaran Matematika
di sekolah. Sedangkan dari hasil angket yang disebar kepada 80 orang siswa yang
diambil sebagai sampel, 100 % siswa menyatakan membutuhkan media pembelajaran
interaktif yang dapat mereka jadikan sebagai sarana pembelajaran secara bersama
dalam kelas ataupun individual. Dengan alasan pada umumnya merasa jenuh dengan
pola pembelajaran sekarang karena kurang menarik dan membosankan sehingga tidak
tertarik terhadap pelajaran matematika.
Berdasarkan

analisis

kebutuhan

tersebut,

dalam

penyampaian

materi

matematika dibutuhkan media pembelajaran interaktif dengan strategi

yang

menekankan keaktifan siswa sehingga pembelajaran yang terjadi berpusat pada siswa.
Media yang dapat dipilih dalam proses belajar ini adalah media pembelajaran berupa
CD interaktif yang menyajikan animasi, gambar grafis, teks dan audio sehingga dapat
membangkitkan motivasi siswa dalam mempelajari konsep Transformasi. Dari uraian
di atas, penggunaan media pembelajaran matematika sangat penting untuk

12

meningkatkan motivasi belajar, keaktifan,

serta

hasil belajar siswa. Media

pembelajaran yang efektif sesuai dengan kebutuhan dapat diperoleh melalui
pengembangan. SMP Putri Cahaya Medan sudah memiliki sarana dan prasarana
seperti: ruang laboratorium komputer, jaringan internet dengan fasilitas wifi, setiap
kelas sudah dilengkapi dengan LCD Projektor, tetapi guru belum memberdayakan
sarana dan prasarana tersebut secara maksimal. Hal ini mendorong keinginan peneliti
untuk mengembangkan media pembelajaran matematika kelas VII pokok bahasan
Transformasi berbasis teknologi menggunakan Flash dengan strategi student active
learning (pembelajaran siswa aktif).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika cenderung monoton dan kurang menarik.
2. Sulitnya guru dalam membuat media pembelajaran matematika yang menarik
dan meningkatkan keaktifan siswa.
3. Pada umumnya guru

melaksanakan pembelajaran matematika tidak

menggunakan media pembelajaran.
4. Media yang digunakan masih tergolong sederhana.
5. Siswa tidak dapat memvisualisasikan dengan mudah materi yang diperoleh.
6. Siswa menghadapi kendala dalam memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan

memahami

pokok

persoalan

dalam

merancang

model

matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

13

7. Pengajaran materi geometri termasuk transformasi yang berisikan objek
abstrak cenderung dilakukan tanpa menggunakan media yang sesuai untuk
memperjelas pemahaman materi.
8. Pembelajaran matematika masih cenderung menerapkan pembelajaran yang
berpusat pada guru.
9. Kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi transformasi masih
rendah.
1.3 Pembatasan Masalah
Batasan masalah pada pengembangan media pembelajaran geometri bangun
datar dengan menggunakan program Flash pada materi Transformasi untuk SMP
kelas VII dengan ruang lingkup dari pengembangan ini adalah:
1. Materi pelajaran yang dikembangkan hanya meliputi kompetensi dasar
Transformasi pada kelas VII SMP.
2. Media pembelajaran yang dikembangkan hanya dalam bentuk media
pembelajaran berbantuan program Flash dengan menerapkan strategi
Student Active Learning.
3. Analisis kebutuhan hanya dilakukan di SMP Putri Cahaya Medan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah media pembelajaran matematika yang dikembangkan berbantuan
program Flash dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik
siswa?

14

2. Bagaimana tingkat validitas media pembelajaran matematika yang
dikembangkan

berbantuan program Flash menerapkan strategi student

active learning?
3. Apakah media pembelajaran yang dikembangkan berbantuan program flash
pada mata pelajaran matematika materi Transformasi efektif dan praktis?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk:
1. Mengembangkan media pembelajaran matematika berbantuan program
Flash yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa
dengan menerapkan strategi student active learning.
2. Mengetahui tingkat validitas media pembelajaran matematika dengan
program Flash yang menerapkan strategi student active learning.
4. Mengetahui keefektifan dan kepraktisan media pembelajaran yang
dikembangkan pada mata pelajaran matematika materi Transformasi.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari hasil temuan-temuan
yang merupakan masukan bagi pembaharuan kegiatan pembelajaran yang dapat
memberikan suasana baru dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini antara lain:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat disajikan lebih menarik sehingga
siswa lebih termotivasi untuk belajar.
2. Media pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sarana utama
maupun pendamping dalam penyampaian materi Transformasi.

15

3. Bagi

peneliti,

dapat

menjadikan

sebagai

bahan

masukan

dalam

pengembangan media pembelajaran matematika lebih lanjut ke tingkat yang
lebih tinggi.
4. Media pembelajaran yang dihasilkan diharapkan dapat memberi kontribusi
yang positif dalam dunia pendidikan.
1.7 Defenisi Operasional
Defenisi operasional dalam pengembangan ini adalah:
1. Media Pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk
memotivasi siswa dalam belajar, memperjelas informasi/pesan pembelajaran,
memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting, memberi variasi pembelajaran
serta memperjelas struktur pembelajaran.
2. Kemampuan komunikasi matematik adalah kemampuan siswa membaca wacana
matematika dengan pemahaman, mampu mengembangkan bahasa dan simbol
matematika sehingga dapat mengkomunikasikan secara lisan ataupun tulisan,
mampu menggambarkan secara visual dan merefleksikan gambar atau diagram ke
dalam ide matematika, mampu merumuskan dan memecahkan masalah melalui
proses mendengar, mempresentasi dan diskusi.
3. Perangkat Lunak Flash adalah program aplikasi yang dapat digunakan untuk
mendesain animasi gerak, animasi bentuk, perubahan dan transparansi warna,
anim

asi logo, animasi form, persentasi multimedia, game, kuis interaktif,

simulasi/visualisasi serta dapat dikonversi dan di-publish ke dalam beberapa tipe
seperti *.swf, *.html, *.gif, *.jpg, *.exe, dan *.mov. Program aplikasi yang

16

digunakan dalam pengembangan media pembbelajaran ini adalah Program Adobe
Flash C.S 8.
4. Pembelajaran Siswa Aktif (Student Active Learning) adalah pembelajaran yang
menuntut keaktifan dan partisipasi siswa seoptimal mungkin, sehingga mampu
mengubah tingkah laku siswa secara lebih efektif dan efisien dalam mempelajari
suatu konsep, membangun pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
5. Validitas Media Pembelajaran adalah tingkat kevalidan media yang diukur melalui
penilaian para ahli dan responden.
6. Kepraktisan Media Pembelajaran adalah tingkat kepraktisan media dalam
penyampaian materi pembelajaran yang diukur melalui kelayakan penggunaan
oleh penilaian ahli dan dapat diterapkan pada kenyataannya.
7. Keefektifan Media Pembelajaran adalah tingkat efektifitas media dalam
penyampaian materi pembelajaran yang diukur melalui respon positif siswa, dan
ketuntasan belajar siswa secara klasikal.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I & Deni, D. (2013). Teknologi Pendidikan, Bandung: Rosda Karya
Amri, S. (2013). Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013, Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Ansari, I.B. (2009). Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, Banda Aceh:
Yayasan Pena
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2013). Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2008). Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Asmin. (2012). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik
dan Modern. Medan: Larispa Indonesia.
Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta:
Referensi
Basmalah, Y.N. (2013), Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Berbasis Multimedia Interaktif Menggunakan Soft Ware Swish Max dengan
Pendekatan Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Luas dan Volume
Bangun Ruang Sisi Datar, Skripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Program
Studi Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Borg, W. & V Gall, M.D. (2005). Educational Research. An Introduction (7th ed).
New York & London: Longman.
Daryanto. (2013), Inovasi Pembelajran Efektif, Bandung : Yrama Widya
Dick, W. & Carey L. (2005), The Systematic Design of Instruction,Second
Edition, London-England: Scott, Foresman and Company
Dimyati, M. (2009), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, O. (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Johnson. (2012), Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif pada Mata
Pelajaran Matematika, Tesis tidak diterbitkan, Medan: Program Studi
Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Lestari, R. (2013), Pengembangan Media Pembelajaran Pembelahan Sel dengan
Menggunakan Macromedia Flash untuk Kelas XII SMA, Tesis tidak

142

143

diterbitkan, Medan: Program Studi
Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Magister

Pendidikan

Biologi

Mega, F.V. (2010), Pengembangan Media Pembelajaran Geometri Ruang
Berbasis Multimedia pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Untuk Siswa
SMP kelas VIII, Sikripsi tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fakultas MIPA
Universitas Negeri Yogyakarta.
Miarso, Y. (2004), Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada
Media.
Muhtaron. (2010), Pengaruh Penggunaan Compact Disc of Math (CD-M)
sebagai Media Pembelajaran Matematika terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas X SMA Negeri 2 Mranggen, Jurnal Aksioma, (OnLine), Vol.1,
No.1/Maret 2010, ISSN: 2086-2725
Munadi, Y. (2013), Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta:
Referensi
NCTM. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics.
Virginia: NCTM, Inc.
NCTM, (2000). Principles and Standarts for School Mathematics, Reston: NCTM
Peraturan Menteri No. 22 tahun 2006 tentang standart isi untuk satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
Putri, I.P. (2012), Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif pada Mata
Pelajaran Fisika Siswa Kelas IX MTsN 3 Medan, Tesis tidak diterbitkan,
Medan: Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas
Negeri Medan
Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang kurikulum SMP-MTs
Rusman. (2013a), Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer
Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21, Bandung: Alfabeta
Rusman. (2013b), Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sadiman, A.S. (2009), Media Pendidikan:Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sinaga, B. (2013), Matematika SMP/MTs Kelas VII, Medan: Bina Media Perintis.
Sinaga, B. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan
Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3). Medan: Universitas Negeri
Medan (Laporan Hasil Penelitian Hibah Bersaing).

144

Sitiatava, R.P. (2013), Desain
Sains,Yogjakarta: Diva Press.

Belajar

Mengajar

Kreatif

Berbasis

Slameto, (1991), Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sugiyono, (2013), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta
Suriasumantri, J.S. (1988). Filsafat Ilmu, Jakarta: Sinar Harapan
Sutikno, S. (2013), Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam Mewujudkan
Pembelajaran yang Berhasil, Lombok: Holistica
Tim Redaksi Fokusmedia,(2006), Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional,Bandung: Fokusmedia.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Turmudi, (2008), Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika,
Jakarta: Leuser Cita Pustaka