WUJUD KESANTUNAN IMPERATIF DALAM INTERAKSI ANTARPEMUDA DI DUSUN SIDOREJO KABUPATEN SIMALUNGUN.

WUJUD KESANTUNAN IMPERATIF DALAM INTERAKSI
ANTARPEMUDA DI DUSUN SIDOREJO KABUPATEN
SIMALUNGUN
SKRIPSI

Dinyatakan telah Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

NOVI SRI TRISNAWATI
NIM 208212025

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmatNya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dengan ridha-Nya penulis dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Wujud Kesantunan Imperatif Dalam Interaksi
Antarpemuda Di Dusun Sidorejo Kabupaten Simalungun”, sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Sastra Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari selama menyelesaikan Skripsi ini banyak mengalami berbagai
hambatan dan kesulitan dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis dalam
menulis Skripsi. Penulis juga menyadari tidak akan dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik
dan tepat waktu tanpa bimbingan, saran, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd., Dosen Pembimbing Skripsi dan Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
4. S. Fahmy Dalimunthe, S.Sos., M.I.Kom., Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Dr. Wisman Hadi, S.Pd.,M.Hum., Ketua Program Studi Sastra Indonesia.
6. Drs. Basyaruddin, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Admisnitrasi Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
8. Kepala Desa, Dan Pegawai Tata Usaha Dusun Sidorejo.
9. Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Srianiyang telah membesarkan, mendidik, dan memotivasi

penulis dengan kasih sayang serta doa yang selalu menyertai penulis hingga terselesaikannya
perkuliahan dan Skripsi ini.
10. Adinda Okti Putri Pertiwi, Riski Muhammad Ikbal dan seluruh keluarga besar yang selalu
memberikan dukungan, doa dan semangat.
11. Teman-teman seperjuangan Rumiris Silalahi, Laksman Hasibuan, Frendy Ritonga, Yakup
Harepa, yang selalu memberi support dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi.

Kiranya seluruh perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan rahmat, hidayah dan limpahan rezeki di dunia dan akhirat. Penulis telah
berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian Skripsi ini, namun penulis menyadari
masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, karena itu penulis sangat
berterimakasih untuk setiap kritik dan saran yang diberikan demi kesempurnaan Skripsi ini.
Kiranya Skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca.
Amin.

Medan,

September 2015


Penulis,

Novi Sri Trisnawati
NIM 208212025

ABSTRAK
Novi Sri Trisnawati, NIM 208212025, Wujud Kesantunan Imperatif Dalam Interaksi
Antarpemuda Di Dusun Sidorejo Kabupaten Simalungun. Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Wujud Kesantunan Imperatif Antarpemuda Di
Dusun Sidorejo. Populasi penelitian ini adalah pemuda di Dusun Sidorejo yang berjumlah 62
orang dan yang menjadi subjekpenelitian sebanyak 26 orang. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif dengan tehnik rekam .
Dari hasil penelitian diperoleh wujud imperatif desakan, himbauan, persilaan, perintah, dan
permintaan berjumlah masing-masing 4 data tuturan dengan persentase 8,51%, wujud imperatif
bujukan berjumlah 3 data tuturan dengan persentase 6,38%, wujud imperatif larangan berjumlah
1 data tuturan dengan persentase 2,13%, dan wujud imperatif “ngelulu” berjumlah 2 data tuturan
dengan persentase 4,26%.
Penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk penelitian-penelitian
selanjutnya,diantaranya kesantunan berbahasa dilihatdari daerah asal atau etnis pemudanya.

Selain itu, dapat juga dilakukan penelitian yang asimetris antara pemuda dengan masyarakat
yang lebih tinggi, seperti pengurus dudusu, desa, atau, kecamatan.
Kata kunci: Kesantunan Imperatif, Interaksi, Antarpemuda.

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Tujuan penelitian ................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II Kerangka Teoretis, Kerangka Konseptual,
dan Pertanyaan Penelitian .............................................................. 8

A. Kerangka Teoretis ............................................................................... 8
1. Pragmatik......................................................................................... 8
2. Kesantunan Berbahasa .................................................................... 8
3. Prinsip Sopan Santun....................................................................... 14
4. Prinsip Kesantunan Berbahasa ........................................................ 17
5. Penyebab Ketidaksantunan.............................................................. 21
6. Imperatif..................................................................................21
7. Wujud Pragmatik Imperatif........................................................24
8. Kesantunan Imperatif ...................................................................... 28
B. Kerangka Konseptual ........................................................................... 37
C. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 40
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 40
1. Lokasi Penelitian ............................................................................. 40
2. Waktu Penelitian ............................................................................. 40
B. Sumber Data dan Subjek Penelitian ..................................................... 40
1. Sumber Data .................................................................................... 40
2. SubjekPenelitian .............................................................................. 40
C. Metode Penelitian ................................................................................ 41

D. Metode Analisis Data ........................................................................... 43
E. Metode Penyajian Hasil Analisis Data.............................................44
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 45
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 45
1. Wujud Pragmatik Imperatif Nonstruktural...................................... 46
2. Klasifikasi Kesantunan Imperatif Nonstruktural...........................58
B. Makna Dasar Pragmatik Imperatif Nonstruktura
l Dilihat Dari Tingkat Ilmu .................................................................. 73
C. Strategi Kesantunan Imperatif Nonstruktural
Dilihat Dari Tingkat Ilmu…………………………………………… 85
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 94
A. Simpulan .............................................................................................. 94
B. Saran ..................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 97
LAMPIRAN.................................................................................................... 98

DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1 Rincian Subjek Penelitian ............................................................. 41
TABEL 2 Wujud Pragmatik Imperatif ............................................................ 46

TABEL 3 Klasifikasi Kesantunan Imperatif Nonstruktural........................... 58
TABEL 4 Wujud Kesantunan Imperatif Nonstruktural................................. 71

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Klasifikasi Kesantunan Imperatif Nonstruktural ..................... 58

Lampiran 2

Wujud Kesantunan Imperatif Nonstruktural ............................ 71

i

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat
untuk menunjukkan identitas masyarakat pemakai bahasa. Masyarakat tutur
merupakan masyarakat yang timbul karena rapatnya komunikasi atau integrasi
simbolis, dengan tetap menghormati kemampuan komunikatif penuturnya tanpa
mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan. Interaksi
masyarakat tutur pesantren (kiai, santri, guru (ustadz/ustadzah), pengurus pondok
dan

lain-lain)

selalu

dilandasi

oleh

norma-norma

pesantren.


Dalam

berkomunikasi, norma-norma itu tampak dari perilaku verbal maupun perilaku
nonverbalnya. Perilaku verbal dalam fungsi imperatif misalnya, terlihat pada
bagaimana penutur mengungkapkan perintah, keharusan, atau larangan melakukan
sesuatu kepada mitra tutur. Sedangkan perilaku nonverbal tampak dari gerak gerik
fisik yang menyertainya. Norma sosiokultural menghendaki agar manusia
bersikap santun Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia,
yaitu sebagai media komunikasi.

Bahasa selalu mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan
dan perubahan itu terjadi karena adanya perubahan sosial, ekonomi, dan budaya.
Perkembangan bahasa yang cukup pesat terjadi pada bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi. Kontak pada bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan

1

2

lainnya dapat menyebabkan suatu bahasa terpengaruh oleh bahasa yang lain.

Proses saling mempengaruhi antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain
tidak dapat dihindarkan. Bahasa sebagai bagian integral kebudayaan tidak dapat
lepas dari masalah di atas. Saling mempengaruhi antarbahasa pasti terjadi,
misalnya kosakata bahasa yang bersangkutan, mengingat kosakata itu memiliki
sifat terbuka. Menurut Weinrich (dalam Chaer dan Agustina 1995:159) kontak
bahasa merupakan peristiwa pemakaian dua bahasa oleh penutur yang sama
secara bergantian. Dari kontak bahasa itu terjadi transfer atau pemindahan unsur
bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain yang mencakup semua tataran.

Melalui bahasa manusia dapat menyampaikan ide, informasi, dan pesan
kepada orang lain. Komunikasi merupakan komunikasi dua arah antara
pembicara. Salah satu tujuan orang berkomunikasi adalah menyampaikan pesan
atau saran kepada si pembicara. Pesan atau saran inilah yang akan ditanggapi oleh
lawan sipembicara. Untuk menghindari ancaman terhadap si pembicara, perlu
digunakan kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa bertujuan untuk
menghindari konflik antara si pelaku pembicara. Kesantunan berbahasa sangat
diperlukan dalam segala jenis komunikasi. Baik itu komunikasi lisan dan tulisan.
Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama
oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi persyaratan
yang disepakati oleh perilaku sosial. Oleh karena itu, kesantunan ini biasa disebut

“tatakrama” (Sibarani, 2004:170).

3

Kesantunan berbahasa tercermin dalam tatacara berkomunikasi lewat
tanda verbal atau tatacara berbahasa. Ketika berkomunikasi, kita tunduk pada
norma-norma budaya, tidak hanya sekedar menyampaikan ide yang kita pikirkan.
Tatacara berbahasa harus sesuai dengan unsur-unsur budaya yang ada dalam
masyarakat

tempat

hidup

dan

dipergunakannya

suatu

bahasa

dalam

berkomunikasi. Apabila tatacara berbahasa seseorang tidak sesuai dengan normanorma budaya, maka ia akan mendapatkan nilai negatif, misalnya dituduh sebagai
orang yang sombong, angkuh, tak acuh, egois, tidak beradat, bahkan tidak
berbudaya (Sibarani, 2004:170).

Fraser (dalam Kaswanti 1994:48) mendefenisikan kesantunan merupakan
property atau bagian yang ditunjukkan dengan ujaran dan di dalam hal ini
menurut pendapat si pendengar, si penutur tidak melampaui hak-haknya atau
mengingkari memenuhi kewajibannya. Maksudnya adalah bahwa si penutur
memerintah mitra tutur sesuai dengan kemampuan mitra tutur tersebut, apabila
tidak sesuai dengan kemampuan mitra tutur maka tuturan tersebut tidak santun.

Ulasan Fraser terhadap kesantunan berbahasa yaitu pertama, kesantunan
itu adalah property atau bagian dari ujaran, jadi tidak hanya ujaran itu sendiri.
Kedua, pendapat pendengarlah yang menentukan apakah kesantunan itu
merupakan ujaran. Ketiga, kesantunan itu dikaitkan dengan hak dan kewajiban
penyerta interaksi. Artinya, apakah sebuah ujaran terdengar santun atau tidak
diukur berdasarkan (1) apakah si penutur tidak melampaui haknya kepada lawan
bicaranya; maksudnya adalah bahwa penutur jika memerintah atau menyuruh

4

mitra tutur harus sesuai dengan kemampuan mitra tutur dan (2) apakah si penutur
memenuhi kewajibanya kepada lawan bicaranya; maksudnya adalah si penutur
memenuhi kewajibannya kepada mitra tutur.

Cara bertutur santri dalam mengungkapkan tuturan bermakna imperatif
dengan menerapkan prinsip kesantunan sebagai refleksi dari tindak kesantunan
berbahasa. Cara bertutur ini dilakukan oleh seorang santri atau sekelompok santri
dalam menyikapi aturan/norma yang ada di Pondok Pesantren Darulsalam
Karanganyar Siantar Simalungun. Hal ini dilakukan demi terjaganya etika,
keramahan hubungan, dan keseimbangan sosial di lingkungan Pondok Pesantren
Darulsalam Karanganyar Siantar Simalungun.

Rahardi (2005:71) menyatakan bahwa kalimat imperatif mengadung
maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu
sebagaimana diinginkan si penutur. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia itu kompleks dan bervariasi. Bahasa
Indonesia juga membicarakan tentang wujud kesantunan imperatif. Rahardi
(2005:87) mengatakan wujud kesantunan imperatif mencakup dua macam hal,
yaitu; (1) wujud formal imperatif atau struktural dan (2) wujud pragmatik
imperatif atau nonstruktural.
Wujud formal imperatif adalah realisasi maksud imperatif bahasa
Indonesia menurut ciri struktural atau ciri formalnya. Rahardi (2005:88)
menunjukkan tiga ciri mendasar yang dimiliki satuan lingual dalam bahasa
Indonesia, yakni (1). Menggunakan intonasi keras, (2). Kata kerja yang digunakan

5

lazimya kata kerja dasar, (3). Mempergunakan partikel pengeras –lah. Secara
formal, tuturan imperatif meliputi dua macam wujud yaitu imperatif aktif dan
imperatif pasif.

Wujud pragmatik imperatif adalah realisasi maksud imperatif menurut
makna pragmatiknya. Makna tersebut dekat hubungannya dengan konteks situasi
tutur yang melatarbelakangi munculnya tuturan imperatif itu. Konteks mencakup
banyak hal, seperti lingkungan tutur, nada tutur, peserta tutur, dan aspek-aspek
konteks situasi tutur lain. Oleh karena itu, wujud imperatif pragmatik dalam
bahasa Indonesia itu dapat berupa tuturan yang bermacam-macam sejauh di
dalamnya terkandung makna pragmatik imperatif. Secara pragmatik, terdapat
tujuh belas macam tuturan imperatif yaitu: pragmatik imperatif perintah,
pragmatik imperatif suruhan, pragmatik imperatif permintaan, pragmatik imperatif
permohonan, pragmatik imperatif desakan, pragmatik imperatif bujukan,
pragmatik imperatif imbauan, pragmatik imperatif persilaan, pragmatik imperatif
ajakan, pragmatik imperatif permintaan izin, pragmatik imperatif mengizinkan,
pragmatik imperatif larangan, pragmatik imperatif harapan, pragmati imperatif
umpatan, pragmatik imperatif ucapan selamat, pragmatik imperatif anjuran,
pragmatik imperatif ngelulu.

Hal penting yang berkenaan dengan keberhasilan pengaturan interaksi
sosial melalui bahasa adalah strategi-strategi yang mempertimbangkan status
penutur dan mitra tutur. Keberhasilan penggunaan strategi-strategi ini
menciptakan

suasana

kesantunan

yang

memungkinkan

transaksi

sosial

6

berlangsung tanpa mempermalukan penutur dan mitra tutur (Ismari, 1995: 35).
Pada komunitas ini terjadi interaksi minimal dan pemeliharaan maksimal pada
bahasa dan kebudayaan.

Berdasarkan fenomena diatas penulis beranggapan bahwa penelitian
mengenai kesantunan imperatif antarpemuda di Dusun Sidorejo sangat menarik
dan perlu untuk dilakukan.

B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah penelitian ini, maka masalah yang
dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Gambaran kesantunan imperatif yang digunakan dalam interaksi
antarpemuda di Dusun Sidorejo Kabupaten Simalungun dilihat dari tingkat
ilmu.
2. Penyimpangan-penyimpangan prinsip kesantunan yang diucapkan oleh
interaksi antarpemuda Dusun Sidorejo Kabupaten Simalungun.

C. Pembatasan Masalah

Mengacu pada fenomena yang telah dikemukakan di atas, maka perlu
dirumuskan masalah agar penelitian ini terarah dan mengena pada tujuan. Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kesantunan imperatif dalam
interaksi antarpemuda Dusun Sidorejo ?

7

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah gambaran kesantunan tuturan imperatif bahasa yang
digunakan dalam interaksi antarpemuda di Dusun Sidorejo ?
2. Apa saja faktor atau hal yang menyebabkan sebuah pertuturan menjadi
tidak santun ?
E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran kesantunan berbahasa dalam interaksi antarpemuda di
Dusun Sidorejo Kabupaten Simalungun
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan kesantunan imperatif dalam interaksi
antarpemuda Dusun Sidorejo meliputi wujud pemakaian kesantunan imperatif,
makna dasar pragmatik imperatif, dan strategi kesantunan imperatif dalam
interaksi antarsantri dilihat dari tingkat ilmu dan status kelembagaan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah memberikan
sumbangan untuk perkembangan teori-teori pragmatik dan juga untuk membantu
penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kesantunan berbahasa,
khususnya kesantunan imperatif.

86

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Leonie. 1995. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Cetakan Pertama
Jakarta: PT RinekaCipta.
Brown, Gillian.1996. Analisis Wacana. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Umum.
Chaer, Abdul.2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: RinekaCipta. .

Chaer, Abdul.2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia . Cetakan ketiga.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. (Terjemahan Oka &Setyadi).
Inggris: Logman Group.

Moelong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.
Remaja RosdaKarya.
Mukhtar. 2009. Bimbingan skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah. Cetakan Kedua.
Jakarta: GP Press.
Nur, H.Bahdin Tanjung. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Cetakan Pertama.
Jakarta: Prenada Media.
Pranowo. 2009. Berbahasasecarasantun. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Rahardi, Kunjana. 2008. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga

Sumadiria,
ASHaris.2006.BahasaJurnalistik.CetakanPertama.
RemajaRosdakarya.

Bandung:

PT.

Zaenuddin, HM. 2007. The Journalist. CetakanPertama. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher